Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT N O

Bimabet
sepurane ngerr abah tas muncul, @Pemancingmimpi oalah ngo NO yo tibakno, iku onok opo kog ribut2 masalah iwak, neng kene ki akeh iwak, onok iwak tempe, iwak tahu, iwak endok, iwak krupuk, onok iwak peyek pisan wenak wes, dicampur dadi Sego Pecel 😬
O No bangun kolam yo, 3 petak ukuran 3 ping 4, ojok jeruh2 kui, cukup 1m utowo 1,25 wae, banyune mili toh, cukup iku, 1000 bibit yo cukup, ngene ature polae, pas nebar benih, umur 3 ulan, dadi rancak, engkok pas ketok mboh 2 ulan 3 ulan, gedhene kan onok sing ra podo, kudu dipisahno, lebokno kolam sijine, ngono sakteruse, panen biasane umur 8 9 ulan, diatur pola ngono, lek banyune mili, tingkat uripe 90 persen wapik iku, biasane 85 % sampai 90%, tergantung ngrawate, ngene2 abah duwe kolam onok Nila, Gurame, ambek Lele, Gurame nila wajib banyune mili, lek gak mili,iso gak dadi, lele bedo, tuku bibit neng endi, wapiik iku nang blitar kono, lumayan, itungane sakkatong isi 1000, regone tergantung umure, sawah ukurane bedo2 sak petak onok sing ukuran ru utowo are, duduk meteran, ileng2en kuwi, neng nang kuto yo meteran, opo maneng kaplingan, wkkkkwkkk, parine gawe varietas opo? Gawe serang,mamberamo,bengawan opo pari gogo? Pupuk e gawe opo pisan, Tsp,Za,urea opo Phosnka, iku seh anorganik kabeh, biasane organik kudu titik dicampur anorganik, biasane 30% lah,organik wae ra nutut by produksine, soale rego gabah kering giling murah, saiki ngisore 5000 - 6000, coba No kongkon bangun selep gabah, untunge ra karu2an, kulite utowo sekeme iso gawe ngobong boto, katule iso gawe tambah pakan pitik, berase didol, untunge tikel 3 😂😂😂, yowes abah tak macul disik ngerr @Pemancingmimpi , kuwi dienteni Ki @Hiukali ambek @Bajulkesupento hehehe
Analisah moe kuwi lho @areke nggawe wong ra sido ngopyok kopi...ngguyu teruus ra ketulungan...
 
N O



BAB 03
PASAR SAPI


Pasar sapi adalah pasar khusus untuk jual sapi sesuai dengan namanya. Tapi sebenarnya tak cuma sapi yang dijual disana. Ada kambing ayam dan sebagainya.

Intinya sebenarnya pasar hewan, bukan pasar sapi semata, namun entah kenapa disebutnya pasar sapi.
Hari ini aku membawa seekor sapiku untuk dijual di pasar ini.

Lumayan ramai orang2 datang dan melihat2 sapiku cuma entah kenapa tak ada yang menawar. Selidik punya selidik karena aku menawarkannya dengan harga tinggi…

Sebenarnya ga tinggi2 banget, sesuailah dengan bobotnya yang mendekati 350 kg ini…
Cuma, sepertinya uang yang dipunyai orang2 tak ada yang sanggup membelinya, dan hampir saja aku pulang seandainya tak ada yang menawar sapiku…

"Mas, gini saja mas, aku beli sapinya 25 juta lah gimana ? Jangan 28 lah"

"Mmm baik lah pak, itung2 daripada pulang ga bawa duit…."

"Baik mas…
Ini uangnya coba hitung dulu mas"

"Baik pak sebentar saya hitung dulu"

Lumayan lama aku menghitung uang hingga akhirnya,

"Ok pak sudah pas pak…."

"Ok mas, saya bawa sapinya ya mas"

"Monggo pak…"


***


Semudah itulah menjual sapi di kecamatan yang jaraknya sekitar 10 km dari tempatku tinggal…

Sapi ditimbang dan dapat pemeriksaan, kemudian dapat semacam sertipikat yang menyatakan sapi telah diperiksa dan dinyatakan sehat dengan berat sekian kilogram…

Pembeli melihat sapi dan surat hasil pemeriksaan tadi kemudian menawar…
Kalau cocok deal jadilah..
Kalau belum cocok ya menunggu pembeli lainnya…
Tak ada harga patokan…
Semua diatur secara sederhana selama ok kedua belah pihak jadilah ternsaksi…

Kadang pembeli tak mwndapatkan sapi sesuai keinginan kadang sebaliknya dan terpaksa membawa balik sapinya pulang…

Sesederhana itulah…
Cuma ada hal aneh pada pembeliku…
Seolah dia menyeringai kepada ku…
Entah mengapa rasanya dada ini rasanya ga pas waktu pulang, cuma ya karena sudah selesai transaksi dan urusan semuanya beres termasuk bayar2 biaya retribusi yang seolah sewa lahan memajang sapi dan biaya pemeriksaan, pulanglah aku…

Dan benar saja…
Di tikungan sepi tampak 3 orang menghalangi jalan motorku…
Benar saja, pantas perasaanku ga enak..
Ternyata pembeli tadi sengaja membeli sapiku agar dapat merampok uangku yang diperoleh darinya…
Ga mungkin aku bilang ga bawa duit khan ?

Terus terang aku merasa tertantang sedikit takut ada lah…
Cuma rasanya agak bersemangat mencoba apa yang aku pelajari selama ini saja…
Lha gimana lagi, ga pernah dicoba kemana2 ilmuku dari kakek…


***


"Ada apa pak ya ?"

"Ha ha ha, sini mas, serahkan saja uangmu dan lekas pulang, aku malas bunuh orang sekarang…
Cepaattt!!!!"

"Mmmm lha gimana pak ? Coba memang bisa bunuh saya gitu pak ? Palingan cuma kili2 saya bisanya ha ha ha"

"Kurang ajar…… hiaatttt"

Si bapak tadi mengayunkan goloknya seolah mau membelah tubuhku…
Tapi entah kenapa gerakannya dimataku seolah lambat dan kurang tenaga…
Dengan mudah aku hindari dan aku dorong tubuhnya ke samping…

Namun betapa kagetnya aku kala tubuh bapak itu laksana terbang melayang jatuh di atas pohon terangkut di dahan yang tingginya 3 meteran itu…

Jelas aku melongo lah…
Itu si bapak tadi cuma aku dorong sedikit seolah ga mengeluarkan tenaga…
Coba kalau aku pukul ya….?

Kedua teman si bapak jelas kaget dan agak ngeperlah, cuma karena berdua dan akhirnya mereka saling kedip lalu melompat menyerang bersama…

Lagi2 dimataku gerakan mereka seolah sangatlah lambat…
Begitu lambatnya dalam pandangan mataku sehingga lagi2 dengan mudah aku menyelisip diantara mereka dan mwndorong mereka ke arah si bapak yang tersangkut di pohon…

Lagi2 aku dibuat kaget kala kedua orang itu seolah terbang tersangkut diatas pohon yang sama dengan si bapak. Dan saking beratnya beban hingga dahannya patah dan ketiga bapak2 tadi jatuh bergedebuman…

Kraaakkkk buuujmmm bluuukkkk
"Wadaaaoowwww…"
"Cuk bangkeanku rasane cuklek iki…"
"Aasuuuuuuu kiriiik"

"Ha ha ha gimana pak? Jadi mau ambil uang saya ?"

"Aaampun masss kapok aku mas…. Kaburrr"

Masih dengan terpincang2 ketiga bapak tadi kabur sambil seolah menyeret2 kakinya dan tangannya memegangi pinggangnya…

"Ha ha ha lha kok lari pak….. Ha ha ha"

Aku tertawa bukan soal jumawa, tapi saking senangnya dan saking lucunya kejadian tadi…
Benar2 tak terbayang olehku bisa ada kejadian macam itu…
Aku yang tadinya tak yakin dengan kekuatanku mulai merasa yakin akan kehebatan ilmu yang diturunkan oleh kakek…

Aku masih tertawa terbahak2 dan kemudian berhenti tertawa kala kulihat ada ibu dan seorang anak yang berbaju kumal seolah ditinggal pergi bapak2 yang berusaha merampokku tadi…

Ibu dan anak tadi yang berbaju kumal dan kelihatan lecek bajunya dan wajahnya itu kemudian merangkak dan menyembah kepadaku…

"Duuuh tuan, tolonglah kami tuan…
Bawalah kami pergi dari gerombolan Pitak yang telah merenggut nyawa suamiku tuan…
Tolong lah tuan…"

"Ibu kenapa kok bisa ikut gerombolan itu ? Apa tak ada orang baik yang menolongmu ?"

"Duuh tuan mereka suka membunuh orang, tak ada yang berani pada mereka tuan"

Kulihat mereka kemudian menangis tersedu sedu…
Mengenaskan sekali…
Tanpa banyak pikir kemudian aku ajak mereka ke rumahku…

Namun sebelum itu aku mampir ke pasar di kecamatan yang banyak ada toko2 untuk membelikan baju buat si ibundan anaknya…
Entah karena saking senangnya bisa mengetes ilmuku atau karena habis menjual sapi ku…

Aku belikan mereka masing2 4 potong baju berikut dalemannya…
2 potong baju tidur juga…
Kain dan handuk serta peralatan mandi mereka…

Setelah itu aku ajak kerumahku…
Kusuruh mereka segera mandi dan mengganti pakaian. Kubuatkan makanan dan entah kenapa hatiku terasa trenyuh melihat betapa lahapnya mereka makan.

Siang itu…
Nasi sebakul dan lauk2nya yang biasanya buatku makan untuk sampai menjelang malam habis tandas tak bersisa…
Bahkan kalau seandainya masih ada nasi dan lauk seolah mereka akan makan terus…

Tak terasa air mataku menetes di pipi…
Teringat masa kecilku dulu yang untuk makan saja susahnya minta ampun sampai akhirnya pak Sumarna memungutku untuk ikut bersamanya…


***

Rasa senasib dengan si anak kecil yang malang itulah yang akhirnya membuatku berbicara dengan si ibu tadi…

"Bu… Kalau ibu benar2 tak punya tempat bernaung lagi, saya persilahkan ibu tinggal disini, membantu2 saya di rumah ini. Sesangkan adek ini biarlah nanti sekolah biar jadi anak yang pintar dan berguna bagi keluarganya kelak…"

"Duuuh tuan, terima kasih sekali tuaan…
Terima kasih… huuu huuu huu….."

"Sudahlah bu, hidup ini harusnya saling tolong menolong, mari bu saya tunjukkan kamar tempat ibu dan adek kecil ini…
Silahkan istirahat dulu bu, jangan berfikiran aneh2 dulu, yang penting disini ibu aman…
Silahkan istirahat dulu di dalam…"

Aku mengantar si Ibu ke kamar yang sejatinya adalah kamar tamu, bila ada tamu. Namun sampai saat ini memang belum pernah ada tamu tinggal di rumahku…
Jadinya aku pikir biarlah si ibu gunakan dulu.


***

Luar biasa…
Tadi rasanya masih siang si ibu masuk kedalam kamar beserta anaknya…
Hingga tengah malam ini mereka berdua masih tidur…
Terdengar dengkuran halus dikamar tanda keduanya masih terlelap…

Akhirnya akupun memilih untuk beristirahat saja…
Biarlah besok pagi aku berbicara dengan si ibu dan anaknya…

Pagi2 benar aku terbiasa bangun…
Begitu keluar kamar, sungguh kaget aku melihat si ibu tadi sudah di dapur memasak nasi…
Air kopi masih mengepul di meja makan ada goreng singkong di sana juga masih mengepul…

"Tuan… silahkan kopinya diminum, tadi saya melihat ada pohon singkong, saya rabut satu buat digoreng sebagai teman kopi tuan…"

"Aah ibu kenapa repot2 ? Ini masih pagi buta…
Istirahat ibu apa sudah cukup ?"

"Duh tuan, terima kasih memperhatikan kami, kami sudah cukup istirahat, cuma si Bara masih tertidur, kasihan sudah lama dia kurang istirahat tuan…"

"Hmmmm ga papa bu, nanti siangan kita ke pak RT ya bu, setidaknya kalau ibu tinggal disini ya harus laporlah… Sekalian mencari sekolah untuk si Bara bu"

"Duuh terima kasih tuan…
Saya akan berusaha membantu pekerjaan rumah disini setidaknya agar tuan terbantu dengan kehadiran kami tuan…."

"Baiklah bu… Terima kasih kopi dan singkongnya ya bu…"

"Mangga tuan…."

Pagi itu sambil minum kopi aku berbincang santai dengan si ibu yang ternyata bernama Suryani itu dan anaknya ternyata bernama bagus Bara Karsa Sanjaya.

Nama yang luar biasa indah…
Tak seperti namaku…
Ha ha ha…


***

"Pak RT, begini pak, kemaren saya bertemu ibu ini dalam kesulitan, kemudian adek ini juga sepertinya sangat menderita hidupnya….

Oleh karena itu saya berniat membawa ibu ini ke rumah saya dan adek Bara untuk membantu saya, lumayan biar saya ada yang bantu2 pak RT. Sekaligus saya ingin adek Bara bisa sekolah lagi. Kalau boleh saya minta bantuan bapak mencarikan sekolah buat Bara, saya yang akan menanggung biayanya"

"Duuh Suryani… Sanjaya kemana Yani ?"

"Eh pak RT kenal ibu ini ?"

"Ini adalah Istri Sanjaya nak No… orang yang dulunya punya sawah dan pekarangan yang kamu beli dan tempati sekarang"

"Jagad gonjang ganjing…. Ada juga cerita macam itu pak RT…?"

"Sanjaya dibunuh atau setidaknya mati gara2 gerombolan Pitak yang menjerumuskan dia dan keluarganya ke lembah nista pak RT… hiks hiks hiks… Berbulan2 kami jadi bulan2an gerombolan itu pak RT sampai kemaren akhirnya tuan ini menolong kami pak RT… hiks hiks huuu huuuu"

"Duh Suryani, malang betul nasibmu, mana orangtuamu sudah meninggal pula… "

"Dduuuhhh Suryani…. Kamu pulang nak ?"

"Hiks hiks huuu huuu ibu RT huuu huuu"

Pagi itu jadilah akhirnya acaranya tangis2an. Ternyata Suryani dan Sanjaya termasuk tetangga yang baik sehingga mereka juga akrab…
Setelah menjual pekarangan dan sawahnya mereka tinggal bersama orang tua Suryani…
Tapi ternyata gerombolan si Pitak masih saja membayangi hidup mereka dan kemudian akhirnya sempat memalak Sanjaya hingga akhirnya Sanjaya mati ngenes dalam penderitaan
Suryani dan anaknya mereka bawa….

Kedua orang tua Suryani telah tiada setelah berbulan2 nelangsa memikirkan nasib anak dan menantu serta cucu kesayangan mereka…

Mereka akhirnya meninggal setelah dirampok habis2an oleh gerombolan si pitak dan mengetahui penderitaan anaknya…
Mereka meninggal tanpa mewariskan apa2 lagi…

Cerita yang luar biasa biadapnya dari gerombolan si Pitak sehingga rasa2nya aku menyesal melepaskan mereka kemaren…
Ada rasa bersalah juga telah melepaskan mereka dan tekad akan membasmi mereka bila bertemu lagi…


***

Akhirnya lewat tengah hari kami pulang setelah menemui guru dan kepala sekolah tempat Bara sekolah…

Ada dispensasi agar Bara sekolah langsung pada kelas yang lama, ntah kenapa ketinggalan setahun sekolah bagi guru2nya bukan masalah.
Katanya sih karena kecerdasan Bara yang luar biasa menyebabkan dirinya dianggap bisa langsung balik bersama teman2 sekelasnya dulu…

Seragam sekolah ternyata disediakan juga oleh guru2 dan kepala sekolahnya yang bersimpati akan nasib di Bara yang malang…
Sehingga aku hanya membelikan tas sekolah buku2 dan alat2 tulis yang khusus aku pilihkan yang terbaik agar Bara memiliki semangat sekklah yang membara.

Entah kenapa, melihat Bara seolah melihat diriku dulu yang tidak sempat sekolah atau mungkin sempat sekolah sebentar, terbukti aku bisa baca dan tulis dengan baik…


***

Semenjak itu hidupku berubah dan berbeda sama sekali…
Aku yang biasa sendirian dirumah selama 3 tahun ini tiba2 mempunyai teman hidup seorang ibu dan anak lelakinya yang semakin hari semakin pintar dan sehat…

Anak lelaki yang luar biasa semangatnya…
Anak lelaki yang sangat cerdas dan rajin…

Setidaknya urusan pekarangan dan rumah, Suryani dan anaknya Bara bisa diandalkan..
Sehingga aku bisa lebih fokus mengurus sawah dan kebon di tempat yang agak jauh…

Hasil pertanianku sungguh sangat baiknya…
Hasil kebonku juga…
Aku lebih bisa mengembangkan usahaku lagi…
Rencanaku untuk membuat workshop macam milik pak Sumarna mulai menggelitik hatiku…
Setidaknya saat ini aku sudah bisa fokus kesana…

Terus terang saja, aku meniru pak Sumarna dalam menerapkan sistem penghargaan bagi pembantu2nya untuk menggaji Suryani dan Bara…

Setiap pekerjaan yang mereka kerjakan untukku aku hitung dengan cermat dan aku berikan penghargaan berupa gaji kepada Suryani dan Bara…

Khusus kepada Bara aku selalu menyempatkan diri untuk berpesan kepadanya…

"Bara, kamu anak lelaki, jangan gampang menyerah dan terus berusaha, ini adalah gajimu membantuku. Rajinlah bekerja dan belajar, simpan uangmu baik2 tabung siapa tahu aku atau ibumu mati besok, kamu harus bisa berusaha sendiri. Ingat baik2 pesanku ya Bara…."

Aku memang tak membiasakan memberi uang saku padanya….

"Aku ga mau memberikan uang saku, biarlah kamu belajar mencari uangmu sendiri selagi kecil agar kamu terbiasa bekerja untuk mendapatkan apa2 yang kamu ingin beli…

Jangan biasakan dirimu minta2 selagi kamu bisa mencari uang sendiri, ingat itu Bara…."

Lagi2 aku menerapkan cara2 pak Sumarna dulu menyemangatiku berusaha….

Tabungan Suryani dan anaknya Bara aku arahkan untuk dibelikan kambing dulu yang mereka pelihara sambil memelihara sapi2 dan kambing2ku…

Sengaja aku ajari mereka untuk mandiri ke depannya bukan dengan meminta2 tolong tetapi dengan cara2 yang sangat bijak sesuai ajaran Pak Sumarna kepadaku…

Bukan apa, aku sangat memuja Pak Sumarna, bagaimanapun juga beliau adalah penolong sekaligus guru untuk hidup dan berkehidupan yang bermartabat…

Setiap panen tiba, dan berhasil, selalu mereka berdua aku ajak ke pasar beli baju2 baru dan segala keperluan mereka sebagai hadiah atas bantuan mereka sehingga aku bisa fokus dengan sawah dan ladangku yang kini sudah luas dan menghasilkan rupiah lumayan besar, sehingga membelikan baju dan keperluan lainnya bukanlah masalah besar.

Daleman dan baju2 tidur juga aku belikan.
Bedak dan alat2 kosmetik serta parfum juga aku belikan..

Untuk Bara, mainan buku2 dan alat tulis serta alat2 lukis aku belikan, karena aku sangat senang dengan kemajuan belajarnya…
Sekaligus sebagai hadiah nilai2nya yang sangat baik.


***

Namun ada sesuatu yang sedikit mengangguku…

Suryani, dengan segala kesusahan di masa lalunya mulai hidup lagi dengan penuh semangat setidaknya aku memberikan semangat agar tidak putus asa mengingat anaknya Bara memerlukannya…

Lambat laun, Suryani mulai dapat melupakan setidaknya mulai bisa realistis menghadapi hidupnya demi anaknya…
Sekalipun sesekali tampak rona kesedihan di matanya.
Bagaimanapun juga kehilangan suami dan orang tua sekaligus bukanlah perkara mudah untuk dilupakan.

Sedikit demi sedikit Suryani bisa lebih banyak tersenyum…
Lebih banyak tertawa…
Lebih riang…
Lebih cerah dan wajahnya bercahaya….
Lebih terawat tubuhnya….

Lebih cantik dan sexy…..
Luar biasa…
Lambat laun kecantikannya benar2 memukau bak bidadari yang tersesat di kaki gunung Pangrango ini…

Suryani lebih sekal badannya…
Lebih mengkal susunya…
Lebih semok pantatnya…

Celaka 12….
Kontolku setelah 3 tahun diam tak berkutik…
Malam2 terakhir lebih suka berdiri tegak…

Bagaimana tidak….
Malam2 terakhir…
Suryani lebih suka pakai baju tidur tanpa daleman sama sekali…
Kadang kancingnya terlepas 2 atau 3 buah…

Suryani saat ini memanggilku dengan sebutan "mas"...
Duuuh mesra sekali….


***


Malam itu, setelah 6 bulan tinggal bersama….
Kami menonton TV di ruang tengah…
Setelah 3 tahun lebih tanpa hiburan berupa TV, dari hasil panen yang baru lalu aku memutuskan membeli televisi baru, sekalian 40 inch.

Karena kasihan melihat Bara yang sehari2 belajar dan bekerja tanpa hiburan…
Aku membeli TV setelah mengadakan perjanjian dengan Bara…

"Bara aku mau beli TV besaar di rumah ini, dengan satu syarat. Kamu hanya boleh nonton setelah belajar ya… hari Sabtu dan Minggu baru boleh nonton sampai malam…

Malam2 lainnya kamu harus sudah tidur jam 8 malam, bagaimana Bara ?"

"Baik bapak…. Horeeee aku punya TV…."

Dasar anak2, tetap teriak2 kegirangan padahal TV nya juga belum ada.
Apalagi kala TVnya sudah dipasang dan dinyalakan…

Malam itu dia sampai harus dipaksa tidur…
Jelasnya sambil dikeloni oleh Suryani lah...
Ha ha ha….
Tapi…

Ternyata pintu kamarnya tak ditutup….
Entah bagaimana ceritanya…
Itu baju tidur tersingkap sampai jauh keatas dan paha mulus Suryani tampil dengan luar biasa terbuka…
Muluusss putiiih….
Dan bagian atas…
Belahan dadanya juga tersingkap…
Susunya satu keluar hingga nampak pentilnya yang semu kemerahan menonjol seolah menantang diremas….

Aku jelas blingsatan ga keruan…
Bingung dan jengah sudah pasti…
Akhirnya aku masuk kamar saja tak lupa mematikan TV.


***

Ha ha ha….
Berani memasukkan cewek ke rumah….
Ya musti berani mumet lah…

Ha ha ha

Salam Edan E


 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd