Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA coaster : putaran dua [BABAK DUA UPDATED]

babak dua : gambling, depressed, nurhayati
bagian : 1 – awal



“Penumpang yang kami hormati, sesaat lagi, kereta api Argo Bromo Anggrek, akan segera tiba di Stasiun...”



Aku melepas earphoneku, seraya menekan tombol jeda di Spotify. Aya yang masih tertidur di bahuku, sedikit ku guncang.
“Aya, udah mau sampe nih.” Aya menggeliat sedikit, lalu perlahan membuka matanya.
Tubuhnya segera menegak ketika tahu ia tertidur di bahuku.

“Eh, Mas. Maaf banget, semalem kurang tidur.” Pipinya bersemu. Aku tertawa, lalu berdiri.
“Gapapa kali aku juga tidur tadi hahaha, yuk udah mau sampe nih.” Pundakku sudah menggendong ransel kesayanganku, sementara Aya masih belum sepenuhnya bangun dari tidurnya. Aku tertawa.

“Nurhayatii~”
“Ih Aya aja!” Ia akhirnya bangun juga.
“Hahaha, iya ayok udah sampe nih.”

Kereta yang kami tumpangi berhenti di jalur satu. Aku turun dan memperhatikan sekitar. Bangunan nya berarsitektur zaman Belanda, menunjukan jika stasiun ini sudah ada sejak zaman itu. Cat putih mendominasi, begitupun Aya yang berada di sebelahku. Tanktop putih yang ia balut dengan sebuah jaket kanvas putih, membuatnya terlihat manis sekali.
Aku tersenyum memandangnya.

“Kenapa senyum-senyum, Mas?” Aya yang sadar akan pandangnku, menatapku heran.
“Aneh aja gitu.” Kami berjalan keluar stasiun, dan seperti biasa selalu di sambut oleh supir-supir taksi, becak, atau ojek. Khas daerah Jateng-Jatim sekali.


Baiklah, kita mulai cerita baru disini!


***
“Kamar Mas Tama yang ini, silahkan.” Penjaga indekos ku membukakan sebuah kamar berukuran 4x4 yang akan menjadi tempat bernaungku. Aku memperhatikan sekelilingnya. Perabotan yang ada memang standar indekos sekali. Kasur, lemari, meja kursi, dan sebuah rak sepatu.
“Oke mas, terimakasih ya.” Aku masuk seraya tersenyum kepada penjaga kos ku. Ia membalas senyumanku dan turun.

Sementara, aku memilih untuk tinggal di indekos karena memang aku tidak pernah berada di kota ini sebelumya. Sebuah indekos yang tidak terlalu mewah menjadi pilihanku. Selain karena lokasinya, indekos ini juga tergolong bebas karena memang terbuka 24 jam. Penjaganya pun hanya datang saat pagi sampai sore untuk bersih-bersih.

Aku membuka ranselku dan mulai membongkar isinya. 30 menit membongkar dan menata, kuputuskan untuk mandi dan mempersiapkan apa yang harus aku bawa besok.

***​

“Hari ini udah langsung ngator, kak?” Suara Pucchi di ujung telfon menemaniku yang sedang menyisir rambut di cermin.
“Iya, langsung dong kan cuman kayak pindah tempat aja. Kamu hari ini ada kegiatan apa?”
“Hari ini ngampus kak, sorenya mau ngopi di Senopati. Biasa, hari Jumat ahahahaha.” Suara tawa Pucchi yang khas membuatku ikut tersenyum.
“Senoparty kali kalo Jumat malem gini.”
“HAHAHAHAHHA” Tawa Pucchi meledak di ujung sana, membuatku ikut tertawa. Panggilan ku akhiri setelah mengambil helm dari rak dan mengunci kamar.

Semalam, seorang teman lama menelfonku, menanyakan apakah benar aku sekarang berada di kotanya. Aku menjawab dengan tawa, yang berujung sebuah towing car tiba di depan indekosku, membawa sebuah Ducati 959 berwarna putih, dengan 2 helm bermerk. Katanya, “Nganggur di garasi gue, lu pake aja. Kalo butuh mobil, tinggal ke alamat ini, di Google Maps juga ada.”

Sehingga disinilah aku sekarang, diatas motor yang melaju menuju rumah Aya. Hari ini aku berjanji menjemputnya, yang entah kenapa disambut baik Aya. Aku yang masih buta akan kota ini, masih mengandalkan aplikasi Maps di gawaiku. Sampai aku tiba di depan sebuah rumah di sebuah komplek mewah di daerah Tembalang. Segera, aku mengabari Aya.

07.33
Tam-
Aya, aku udah di depan nih. Cluster Yellowleaf kan?

07.34
a y a
Iya Mas, sebentar ya.


Tak berapa lama, Aya keluar dari salah satu rumah yang ada di cluster private itu. Kaos puth polos ditutupi kemeja berwarna putih yang lengannya di gulung sedikit, dan celana jeans washed yang ia kenakan, membuat ia terlihat cantik sekali. Ditambah rambutnya yang tergerai itu.



Duh cantik banget..

40773260_2111769912408069_5142440235572920320_n.jpg


“Liatin apa hayo!” Tak kusadari, Aya sudah berada di sampingku yang masih berada di atas motor.
“Eh, enggak kok, hahahaha. Nih helmnya.” Aku berusaha tidak terlihat salah tingkah dengan menyerahkan sebuah helm putih polos kepadanya.

“Helm mahal emang empuk gini ya mas?” suaranya terdengar melalui intercom yang kupasang di kedua helm ini. Membuatku sedikit geli.
“Hahaha, nggak juga kok.” Aya tertawa pelan dibelakang, dan segera memelukku. Membuatku terkejut.
“Lets go, Mas!” Aku yang semula terkejut, mendadak tersenyum dibalik helm yang aku kenakan.


Pagi itu, langit biru bersama hangatnya mentari menemani perjalanan kami membelah jalanan kota, menuju kantor yang terletak di pusat kota.


***

“Mas, kosnya daerah mana sih?” Aya yang kebetulan mejanya berada tepat di sebelahku, melongok ke arah mejaku. Aku yang sedang memasukan barang-barangku kedalam tas menoleh.
“Tuh tinggal nyebrang, motong Ace, jalan dikit lagi, sampe deh.” Daguku menunjuk sebuah toko di sebrang jalan, membuat mata Aya mengikuti. Sesaat, ia terkejut.
“Kos disini jauh-jauh ke Tembalang?!” meski berbisik, aku bisa mendengar kalau dia sangat terkejut. Aku tertawa pelan.
“Iya, udah biasa lebih dari segitu kok di Jakarta.” Aku berdiri dari kursiku seraya menggendong tas, diikuti Aya.

Sesaat, niat isengku muncul.
“Kenapa? Mau mampir?” Tak kusangka, pertanyaan iseng yang kutanyakan kepada Aya yang masih memandangi pertokoan di sebrang membuatnya menoleh kearahku dan mengangguk antusias diikuti sebuah senyuman lebar. Membuatku terkejut melihat responnya.

“Boleh kan~? Boleh kan~? Boleh kan~~?” Ia menarik strap tas ku dengan gemas. Membuatku tertawa.
“Kalo kamu mau, boleh boleh aja sih.” Aku mengambil helmku dan Aya yang berada di atas meja, lalu menyerahkannya.
“Yuk!”

Kami tiba di kamarku. Aya cukup takjub melihat ukuran kamar dan penataan barangku.

“Gila, laki-laki bisa rapih juga ya.” Aku hanya tertawa mendengarnya.
“Silahkan. Itu ada water heater sama teh kalo kamu mau nge teh. Aku mau mandi sebentar ya.” Aku menujuk meja kecil yang berada di dekat lemari, berisi water heater, perlatan makan dan minum, serta sekantung beras.

Setelah selesai mandi dan menjemur handuk basahku, kulihat Aya sedang duduk di pinggir kasurku, dan sudah melepas kemejanya, menggantungkannya di sandaran kursiku. Kaos putihnya memiliki lengan yang cukup pendek, membuat ketiaknya sedikit terlihat, dan bahan yang cukup tipis, sehingga aku bisa melihat samar beha nya berwarna pink mencolok.

“Mas, aku bikinin kopi tuh.” Aya menujuk meja kerjaku. Terlihat secangkir kopi yang masih mengepul berada disana.
“Kamu mau mandi gak? Aku masih ada handuk satu lagi sih, itupun kalo kamu mau.” Aya terlihat sedikit menimbang, lalu mengangguk dan berdiri. Aku mengambil handuk dan sebuah kaos ganti, lalu memberikannya kepada Aya.
“Sabun aku ada di depan pintu ya.”

Kubiarkan Aya mandi, sementara aku mengelaurkan laptopku dan menyicil pekerjaan yang tersisa. Pintu kamarku terbuka, menandakan Aya telah selesai mandi. Aku segera menoleh.

“Itu handuk jemur di dep–” Aya tiba-tiba menciumku. Tidak berlangsung lama, namun cukup membuatku terkejut.

“K.. kenapa, Ya?” kulihat Aya menitikan air mata setelah ciuman kami terlepas. Ia tidak menjawab, hanya menutup pintu dan menguncinya dari dalam. Langkahnya menuju ke arahku, membuatku cukup bergidik ngeri melihatnya.
Ia segera menuju pangkuanku sembari tetap menghadapku. Bibirnya bergetar, lalu segera memelukku dan menangis di pundakku. Aku yang cukup terkejut, berusaha membalas pelukannya sebelum mataku menangkap sesuatu di lengan kirinya.




bekas silet.....
 
Semarang nih yang jadi latar, dari bawah ke atas, pengorbanan sekali :pusing:


Enur suka nyilet, sering disakiti  kah? Ato inget mantan?
 
Wow, mental kah? gercep sekali ya anda memikirkan nya~
agak sensitif sih, tapi mencoba menulis aja

Waduh ngeri juga 😱😱
bangett :(

Aya kenapa weyy!!!?

Terima kasih apdetnya huu
:'(

Semarang nih yang jadi latar, dari bawah ke atas, pengorbanan sekali :pusing:


Enur suka nyilet, sering disakiti  kah? Ato inget mantan?
wah ngeh juga akhirnya ~
nanti di update selanjutnya ya kak hehehe
 
baru buka forum ini, tertarik dengan cerita mas Tama nih, pembawaannya dan alurnya enak banget...
Nama anaknya Arka, jadi inget cerita dulu yang pernah ditulis di sf ini hahaha...
lanjutkan!
 
:tepuktangan::tepuktangan::tepuktangan:

Tembalang-Semarang bawah walau masih jam segitu udah bikin males wkkwkw :(

Alias

Nice mas Tam. Tulisan"mu selalu aku tunggu... Semangattt 👍👍👍 menanti kisah si mba Ay :((
 
Bimabet
Baru tau aya berhubungan sama fenirose 😂
Astaga mikir dulu apaan... ternyata.....

kenapa di cerita ini cewe2nya pada gampamg ya diajak wikwik.. ga kyk di RL.. wkwkwk
yah.. namanya juga fiksi kak hehe

Knp aya? Kok ngeri kali sampe ada bekas silet?._.
Tama aja ngeri :(

uwaw masokis
doyan bdsm mungkin..

baru buka forum ini, tertarik dengan cerita mas Tama nih, pembawaannya dan alurnya enak banget...
Nama anaknya Arka, jadi inget cerita dulu yang pernah ditulis di sf ini hahaha...
lanjutkan!
wah, hallo kak selamat datang, selamat baca juga ya, ehehe~

Lanjut aya hu
sabar kak sabar...

Numpang lewat ah
numpang komen ah

Wanjer naik turun semarang, panasnya ga logis wkwkk
bukan gak logis lagi, diluar nalar manusia normal ini ahahahah

:tepuktangan::tepuktangan::tepuktangan:

Tembalang-Semarang bawah walau masih jam segitu udah bikin males wkkwkw :(

Alias

Nice mas Tam. Tulisan"mu selalu aku tunggu... Semangattt 👍👍👍 menanti kisah si mba Ay :((
masih enak jam 1 pagi turun ke bawah tuh emang ahahaha
siap Kak Dims, ditunggu aja ya.


eh, ekhem paranada.

TITIP HELM GAN
ASLE KAGAK NEEHHH




Ohiya, sempet bingung, karena mengandung hal sensitif, apa masa lalu Aya harus diceritain atau nggak ya...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd