Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT N O

Bimabet
N O



BAB 06
NIKMATNYA HIDUP



Aku merasa hidup menjadi lebih indah lagi sekarang, dan aku tak perlu lagi memikirkan banyak hal. Suryani sudah mengambil alih banyak pekerjaanku yang selama ini menjadi beban pikiranku.

Memang sejak Suryani dan anaknya ikut bersamaku dulu pekerjaanku lebih ringan, namun tetap saja aku tak bisa lepas dari memikirkan soal rumah dan pekaranganku…

Karena bagaimanapun juga dia posisinya ya tak lepas dari pembantu atau sejenisnyalah…
Saat ini posisinya adalah istriku, ratu di rumahku, sehingga semua urusan rumah dan pekarangan menjadi tanggung jawabnya…

Pembagian tanggung jawab dan tugas itulah yang membuat perbedaan. Aku menyerahkan sepenuhnya urusan rumah tangga pada istriku sehingga baik keuangan urusan rumah tangga dan sebagainya menjadi tanggung jawab dia sepenuhnya.

Hari ini mau masak apa, mau beli apa utk kebutuhan rumah dan mau bagaimana mengaturnya aku tak mikir lagi. Aku hanya perlu tahu berapa total biaya untuk itu dan menyediakannya, itu saja.

Aku bisa fokus mengembangkan pertanian sawah dan ladangku saja. Sehingga aku bisa memiliki banyak waktu untuk melakukan banyak hal yang aku pernah impikan sejak dulu…

Aku mulai memperluas tanah pekaranganku juga, ada bagian2 rumah yang kuperbaiki…
Ada ruangan untuk berkreasi semacam gudang kayak punya pak Sumarna juga…

Aku mulai membuat peralatan2 untuk pertanian dan ladangku…
Aku bisa mengembangkan kolam2 ikanku juga…
Aku bisa membuat kandang sapi dan kambing yang lebih besar juga…

Hidupku memang terasa lebih indah lagi….
Bajuku ada yang mengurus juga…
Makan minumku ada yang ngurus juga…

Apalagi malam2ku…..
Selalu penuh dengan dengusan nafas dan keringat burahi dan cinta yang menyatu….

Latihanku tak aku lalaikan seharipun…
Sebab dengan itulah aku bisa menjadi lebih segar dan lebih nyaman bekerja, lebih sehat dan kuat…
Suryani selalu tepar sekali dua kali main…
Kesananya selalu pulas tertidur….
Waktu tengah malam sampai menjelang subuh itulah aku bersemedi di kali…
Dalam diam dan heningnya malam...
Dalam gemericiknya air kali yang jernih dan dingin…

Ya….
Sebulan ini setelah menikah aku lebih bisa berbuat macam2 dengan waktukunyang ada…
Bara lebih segar dan tumbuh sehat, tak lagi kurus kering seperti saat kutemukan dulu…
Kecerdasannya seolah lebih terpancar dan nilai2 sekolahnya luar biasa…
Bara juara kelas bahkan….
Kuberikan hadiah sebuah sepeda yang diterimanya dengan sangat gembira…
Begitu gembira hingga dia melompat2 kegirangan saking senangnya…
Seharian itu dia keliling desa dengan sepedanya…
Menyapa semua orang yang dikenalinya…
Bara benar2 membara semangatnya saat ini…


***

"Sayang, ada yang ingin kubicarakan soal Bara…."

"Mmmm ada apa sayang? Makasih ya telah membelikan sepedanya… Ga papa khan dia senang2 dulu sehari ini saja ?"

"Ha ha ha ga papa sayang, bukan itu yang aku mau bicarakan sayang…."

"Lantas apa sayang ?"

"Maaf ya menyinggung masa lalumu sedikit ga papa?"

"Mmm kenapa ? Ada yang salahkah di aku, apa ada yang salah sayang ?"
Wajah Suryani memancarkan ketakutan seolah aku ingin mengorek masa lalunya….

"Husssh jangan takut ya, jangan khawatir ya sayang, aku cuma ingin kamu mengetahui kalau dulu itu keluargamu dihinakan si Pitak gara2 suamimu dulu tak punya kemampuan bela diri untuk melindungi keluarganya…."

"Iya sayang, warga kampung juga suka dengan kamu karena bisa menjadi pelindung kampung juga meskipun tak ada hal2 yang terjadi lagi…"

"Mmm gini, aku berniat mengajari Bara beladiri ga papa ?"

"Maksudnya bagaimana ?"

"Aku ingin Bara mulai besok belajar beladiri, beladiri keluargaku…
Aku sudah menganggap Bara anakku juga soalnya"

"Hiks hiks hiks…. Terima kasih ya sayang….
Ajari dia jadi lelaki yang tangguh ya sayang…
Biar pengalamanku dulu tak terulang lagi…."

"Mmm sini mas peluk, maaf ya mengingatkanmu dengan pengalaman mu yang tidak menyenangkan dulu sayang…."

Kupeluk Suryani dalam dekapanku
Cukuplah itu untuk menenangkannya….


***


Sore itu, setelah berbicara dengan istriku, aku mengajari bela diri ilmu keluargaku kepada Bara dengan seksama dan secara terukur…

Bagaimanapun juga dirinya hanyalah seorang anak usia sekolah yang baru naik kelas 5 SD.
Masih sangat belia…
Cuma aku merasa belajar beladiri sedari usia muda sangatlah tepat agar terbentuknya tubuh dan tulang2nya menjadi sempurna…

Bara memang anak penurut, periang dan tangguh menahan diri untuk tidak mengeluh…
Aku berusaha mengajarinya dengan cara2 yang menyenangkannya namun, bagaimanapun juga belajar beladiri adalah belajar fisik…
Pasti ada capeknya dan kadang pegal2…
Bara tak pernah mengeluh…
Mungkin karena Suryani selalu mendampingi kami berlatih…
Memberikan minum dan mengelap peluh…
Sesekali memeluk dan memberikan dorongan semangat…

Sejak hari itu….
Setiap sore menjelang datangnya maghrib kami selalu di belakang rumah berlatih…
Suryani selaku duduk di saung samping yang memang menghadap ke belakang menemani kami.

Itulah indahnya kehidupan keluarga kami…
Selalu ada kebersamaan dan kesenangan serta penuh dengan cinta…
Aku selalu belajar mengembangkan apa yang pak Sumarna ajarkan dan perlihatkan padaku…
Termasuk cara2nya mendidik anak2nya…

Pak Sumarna seolah role model bagiku untuk mengembangkan semua yang kupunyai…
Aku memang bangga pernah belajar padanya dan aku memang senang meniru langkah2nya dan pemikirannya…


***

"Mas….
Boleh aku ikut kegiatan kampung mas? Arisan dan pengajian ?"

"Mmmm kenapa tidak sayang? Silahkan saja selama kamu bisa mengatur waktumu dan bisa memenuhi kewajibanmu sayang….."

"Arisannya 100 ribuan per bulan mas, ga papa?"

"Ga papa sayang, nanti uang belanjanya kutambahi lah kalau begitu"

"Hi hi hi terima kasih sayang, cuma uang belanja sudah cukup kok sayang, lagian khan ini arisan nanti juga dapat kok, anggap saja menabung mas.."

"Ha ha ha iya ga papa…. "

Hal2 inilah yang aku sukai dari Suryani, kemampuannya mengatur keuangan luar biasa sekali. Uang belanja yang kuberikan ga pernah habis…

Setiap bulannya selalu saja ada sisa…
Dan itu ditabungnya…
Kadang untuk beli bajuku atau perlengkapanku semacam sandal atau sepatu, sarung sabuk dompet atau apalah…
Selalu saja ada sisa…

Kadang sisanya banyak juga….
Kala kutanya dia hanya tersenyum mesra…

"Hi hi hi, mas…
Kemaren aku jual kelapanya…
Lumayan dapat uang 500 ribu…
Aku juga panen singkong disana dan disana lumayan lah mas ada kalau 200 ribu mah…
Belum lagi cabe dan tomat…

Hi hi hi seminggu kemaren aku dapat uang 1.5 juta jual2 ini itu mas…
Dimakan sendiri juga ga habis…

Terus tuh lihat mas, ingat ga mas waktu aku sama Bara berkebun kentang itu ? Lumayan juga hasilnya…

Mana bulan kemaren khan makan ga belanja mas, semuanya hasil kebun dan pekarangan ini…
Aku juga sudah mulai membuat minyak kelapa sendiri mas…
Jadi uang belanja ga habis mas, malah dapat untung cukup lah mas buat beli2 emas, hi hi hi nih lihat mas aku kemaren beli cincin 2 gram.
Lumayan buat tabungan…."

Aku memeluk Suryani mesra….

"Duuuh sayang maafkan mas yang lupa beliin kamu perhiasan ya sayang….
Duuh mas benar2 lupa sayang…"

"Hi hi hi mas…. Ga papa kok mas mikir pengembangan usaha saja ya sayang….
Adek tahu kok mas punya impian tinggi sekali dan kerja keras untuk itu…
Adek hanya bisa mendukung sedikit dengan cara menabung dan usaha kecil2an…
Adek bisanya cuma itu mas…."

Tampak Suryani berkaca2 matanya mengungkapkan semua isi hatinya….

"Hissss….. Adek sudah membantu banyak dirumah ini, jangan bilang bukan apa2 itu ya sayang….
Terimakasih telah menjadi istriku sayang…
Mas selalu bersyukur punya istri sebaik adek kok, mmmm"

"Iya mas iya, cuma adek kadang merasa rendah diri mas, adek ini bekasnya orang…
Kadang adek merasa kotor mas….
Hiks hika hiks…."

"Hussss…. Jangan sebut itu lagi ya sayang…
Mmmm…. Adek itu sangat cantik dan mas bersyukur untuk itu…
Kecantikan adek itu ada di hatinya adek…
Kecantikan itu ada di kepalanya adek….
Itu yang paling utama…"

Suryani seolah mendapatkan ketenangannya kembali, bagaimanapun juga aku memahami dirinya yang merasa rendah diri….

Mantan istri orang yang direbut gerombolan perampok itu bukanlah masa lalu yang mudah dihapus…

Akulah yang berkewajiban menghapusnya…
Aku bertekad untuk itu…
Memang hidup di kampung tak selamanya mulus…
Ada saja yang mengunjuingkan kami…
Tepatnya menggunjingkan Suryani…
Yang dikatakan gatel lah…
Wanita tak tahu dirilah yang berusaha meminta lebih dari seharusnya….
Wanita penggoda lah…

Macem2…
Itulah kenapa aku sedikit tak suka dulu kala Suryani ingin ikut acara2 kumpul dengan ibu2 di kampung…

Sekarang mungkin saatnya dia memunculkan diri sebagai istriku….
Bukan dengan status lamanya sebagai mantan istri pemilik sawahku dulu…

Biarlah Suryani bisa menjadi wanita yang kuat mental, sekalipun sesungguhnya aku masih belum yakin dirinya kuat…
Tapi aku suaminya wajib mendorongnya dan menyanggahnya agar menjadi kuat….
Itulah tekadku malam itu kala Suryani berbincang denganku…..


***


Kehidupan selalu saja punya masalah, aku juga punya masalah dan aku yakin Suryani punya masalah…

Terutama urusan masa lalu dan dengan orang lain. Aku sendiri masih punya ganjelan dengan orang tuaku..
Aku bukan anak yang ga berbakti, namun soal aku menikahi Suryani sebenarnya aku sudah memberitahu orang tuaku, masalahnya adalah mereka belum tahu dan belum mengenal Suryani.

Aku sendiri masih merasa belum sepenuhnya yakin kedua orang tuaku merestui meski mereka dalam hubungan telepon mempersilahkan aku menikahi Suryani.

Memang aku selalu berkomunikasi dengan orang tuaku hampir setiap minggu dan kadang hampir bisa dikatakan selalu mengabari apapun langkahku selama ini.

Cuma ketidak tahuan orang tuaku bisa membuat masalah tersendiri….

Malam ini aku bulatkan tekad untuk berbincang agak dalam soal ini

"Sayang…..
Mmmm gimana ya bicaranya….
Mas ingin kamu tahu kalau selama ini mas masih kepikiran soal orang tua mas…."

Suryani tiba2 menoleh kepadaku…
Masih dalam dekapanku dirinya memandangku dengan sangat khawatir….

"Kenapa orang tua mas ? Sakitkah atau bagaimana?
Adek selalu ingin bertemu mereka setidaknya adek ingin memperkenalkan diri pada mereka. Setidaknya dengan begitu adek bisa lebih mengenal mas dan lebih bisa berbakti sebagai istri dari anaknya"

"Duuh sayang….
Terima kasih atas tekadmu untuk ikut membahagiakan orang tuaku sayang…
Mereka baik2 saja kok selama ini, masalahnya mereka belum pernah bertemu dengan kita setelah kita menikah, utamanya belum bertemu denganmu"

"Duuh sayangku, adek ikut saja apa kata mas saja deh, yang pasti adek ga ingin mas jadi anak durhaka pada orang tua mas…

Menikah dengan mas adalah mimpi pun adek tak berani, asal bisa membuat mas bahagia adek sudah cukup kok untuk membalas kebaikan mas selama ini pada adek dan pada Bara mas…

Ibaratnya disuruh cerai pun oleh orang tua mas, adek nurut kok mas…
Mas jangan ragu dan bimbang, adek ga akan membuat mas jauh dari orang tua mas…
Adek akan mengingatkan mas untuk selalu anak yang berbakti kok mas….

Mmmm….
Sebentar mas…."

Suryani membuka lemari dan mengambil tas yang entah apa isinya…

"Ini adek kapan itu melihat kain batik cantik khas parahyangan mas…
Adek beli khusus buat orang tua dan diknya mas di desa sana…"

Duuh aku benar2 trenyuh akan ketulusan istriku ini, airmataku meleleh tak sanggup kutahan lagi. Aku benar2 bersyukur ternyata istriku sangat pengertian pada keluargaku sekalipun belum pernah bertemu muka sekalipun…

Segera kurengkuh istriku kupeluk erat dalam dekapanku…

Aku benar2 bahagia….


***

"Mas….. Adek pengen mas….."
"Mmmm pengen apa sayang?"

Suryani entah kenapa wajahnya memerah kayak kepiting rebus….

"Pengen nyoba mas…."
"Nyoba apa sayang ?"
"Ngentot di saung mas…. Kayaknya enak ya mas.."
"Ha ha ha ayuk lah sayang… ga takut dingin sayang?"
"Issh ya bukan sekarang lah… Nanti pagi2 kalau si Bara berangkat sekolah gimana mas…?"
"Ha ha ha ayok lah…"

Itulah hari2 kami setelah beberapa bulan menjadi suami istri….
Ada saja keinginan Suryani dalam menyenangkanku dan membuatku merasa tertantang dalam mengarungi nikmatnya bercinta…

Setiap jengkal rumah pernah kami jadikan ajang pertempuran kami yang dahsyat….
Kali ini dirinya mengajak untuk melakukannya diluar rumah…
Sekalipun tertutup rapat oleh pohon2 bambu yang memang aku buat sebagai tirai penyekat dengan halaman depan…

Hari2ku memang indah…..


***

Tahun ke empat di desa baruku, aku hampir memiliki semua mimpi yang ada dikepalaku…
Sapi2ku mulai berkembang biak dengan baik…
Aku juga membeli sapi2 milik tetangga yang sedang membutuhkan uang dengan menjual anak2 sapi mereka…

Kolam ikanku juga aku perbanyak dengan sistem yang hampir sama…
Masih dipekaranganku yang kuperluas ke belakang melangkahi sungai, kebetulan saja aku membelinya dengan harga murah sebidang tanah yang tidak produktif awalnya, milik tetangga juga…
Luasnya hampir 3x luas pekaranganku…

Kambing2ku juga demikian…

Duitnya dari mana ?
Ya dari hasil sawahku di desa asalku lah…
Sebagiannya dari hasil sawahku disini...

Seperti biasa perlahan aku pagari tanah itu dengan pagar batu bata yang permanen..
Kemudian aku tanami pohon kelapa berderet deret mengitari tanahku di dalam pagar…
Kubuat petak2 kolam ikan berjenjang mengikuti aliran sungai yang ada…

Lantas siapa yang memberikan makan ?
Mengurusi semua ikan2 ku ?
Inilah yang aku pengen ceritakan lebih lanjut…

Tentunya aku tidak bekerja sendiri lagi…
Ada anak2 muda putus sekolah yang membantuku dalam bekerja sekarang…
Ini berkat Suryani….

….

"Mas kasihan bu Tina ya mas….?"
"Bu Tina yang mana sayang?"
"Istrinya pak Gufron yang bulan lalu meninggal"
"Ooh bu Gufron…. Kenapa dek ?"

"Anak2 nya pada putus sekolah mas, 4 orang memang susah menghidupinya mana sawahnya kecil lagi itupun kemaren dijual ke pak Warta…"

"Mmmm yang paling gede segimana dek ?"
"Yang besar dah kelas 3 SMA mas, kasihan putus sekolah…
Adek2nya kelas 1 SMA, 2 SMP dan yang kecil baru kelas 5 SD temannya Bara…"

"Mmm dek kalau adek mau bantu ayo lah sekalian dibantu dek…."
"Gimana mbantunya mas ? Da itu uang besar lho"

"Ha ha ha ya mbantunya nyediain pancingnya bukan ikannya… kayak dulu pak Sumarna bantu aku dek"

"Oowww kirain mas tertarik menikahi bu Tina mas…"
"Iiiish adek nih…. Ada2 saja, besok khan aku ada dirumah kamu undang mereka datang gih makan2 disini….
Nanti mas tawarin rencana mas sama mereka"

"Bu Tinanya yang kesini ?"
"Iiih mesti kok… Ya anak2nya lah, ibunya juga boleh lah dek biar paham apa yang mas tawarkan"

"Baik deh mas"



"Tono masih mau lulus SMA kah ?"

"Mau pak No tapi gimana lagi, untuk hidup saja kami susah, makanya Tono memilih kerja jadi kuli pak No"

"Mmm begini, kalau pak No suruh sekolah lagi gimana ?"
"Mmm ya Tono senang sekali pak No cuma, yang nyari makan siapa?"

"Ha ha ha, ya kamulah sama adek2mu disini"
"Maksudnya gimana pak No?"

"Kamu harus sekolah sampai tamat, lantas adek2mu juga sekolah, pulang sekolah kemari kerja mengurus ternak2 pak No di belakang sana…"

"Digaji pak No?"
"Ya iyalah digaji dan dibayari sekolahnya, asal kamu sekalian janji sama pak No, akan belajar giat dan bekerja giat"

"Duuh pak No terima kasih…
Kami berjanji akan belajar giat dan bekerja giat pak No… terima kasih pak No"

"Duuuh pak No, Suryani makasih ya telah membuat anak2 saya bisa sekolah lagi…
Terima kasih …."

"Ha ha ha, ga perlu terima kasih, saya hanya menawarkan pekerjaan saja kok dengan imbalan jasa, saya suka semua suka… itu saja. Bukan suatu hal yang besar kok bu…"

"Hi hi hi, iya bu bukan suatu hal yang besar kok bu, nanti kalau toko gudangnya bapak jadi, saya juga pengen ibu membantu saya di toko bu…"

"Duuuh disuruh apa saja saya mau pak No, Suryani aku akan bantu2 pak No sekeluarga…"

"Iiissshhh bukan bantu2 bu, bekerja, bukan jadi pembantu kok"

"Hiks hiks hiks terima kasih….. Terima kasih"



Sejak itulah anak2 bu Tina membantu kami mengurus pekarangan kami dan ternak2 kami…
Tono, Astuti, Arimbi dan Tino. Tino sekelas dengan Bara disekolah…

Astuti berbadan bongsor, bak wanita dewasa dengan wajanya yang cantik bak peragawati, namun kini mau bekerja di pekaranganku…

….

Pernah Suryani menanyakan padaku

"Mas tertarik ya dengan gadia ayu macam Astuti?"
"Iisshh kamu ini mesti kok nanya2 yang aneh2"

"Hi hi hi ya ga aneh2 lah mas, masa nanyain gitu dibilang aneh2"

"Lha ya gimana, kita ini maunya saling tolong menolong ga pake embel2 apapun…
Lha kamu mikir macam2 saja"

"Lha mas ini kok, hi hi hi adek cuma mau nanya pendapat mas tentang Astuti saja kok sewot sih"

"Hasssh iya Astuti cuantiiik pake banget. Sexy dan menggiurkan, terus kenapa ?"

"Mas pengen ga ?"

"Hadewww…. Mesti kok, kamu ini khan istriku cukup kamu saja yang mas pengen…"

"Aaah maassss makasih ya mass, tapi kalau mas pengen nikah lagi sama perawan milihnya ya kaya Astuti lah mas…."

"Mmmm iya iya, aku nikahi betulan kamu stress nanti, ha ha ha ha kayak mau dimadu saja kamu nih"

"Masss….. Aku ini pokoknya asal suamiku bahagia apapun boleh mas….
Aku sendiri cuma janda khan tadinya, bukan siapa2 dan ga punya harga lagi…
Menjadi simpanan mas saja aku senang…
Apalagi menjadi istri…
Jauh diluar mimpiku mas….
Makasih ya mas…."

"Haassssh mesti kok, jangan sekali sekali mikir aneh2 ya kamu ini…. Masa lalu biarla berlalu sayang, jadikan saja cerita pemghantar tidur agar kita selalu bersyukur…
Itu saja…"

"Iya mas… makasih mas… Aku cinta kamu mas…"
"Iya sayang, mas juga cinta kamu kok sayang"



Arimbi putih manis dengan badan yang hampir sama dengan kakaknya, lebih kecil memang tapi sudah kelihatan dewasa…

Tino si bungsu sangat lucu, wajahnya sangat bagus rupawan dan suka tertawa, bekerja ya asal2an lah namanya juga anak2...
Setidaknya dengan demikian Bara juga ada teman bekerja dan bermain…
Lah anak2 gimana lagi kalau ga bermain juga…
Ha ha ha

Aku senang sekali bisa membantu anak2 yang penuh semangat macam anak pak Gufron ini…
Mereka pintar2 di sekolah…
Danu teman sekolah Bara adalah juara 2 dibawah Bara, tentunya kakak2nya juga pintar seperti pak Gufron yang awalnya bekerja sebagai staf di kantor desa…

Perlahan namun pasti pekaranganku penuh dengan tanaman yang produktif…
Ada sayuran ubi dan bermacam2 tanaman yang bisa dijual…
Kelapa ku juga mulai berbuah secara baik…
Lumayan pokoknya…
Ga rugi aku membiayai mereka sekolah…
Hasilnya sungguh luar biasa…

Hidupku benar2 indah…..


***

"Sayang…..
Rumah ini khan sudah ada yang bantu urus dan atur ya…
Mmm gimana kalau bulan depan saat liburan sekolah kita ke jawa, ke desaku ?
Aku ingin memperkenalkan kamu dan Bara kepada mereka ?"

"Duh mas….
Makasih ya diajak kesana….
Kirain ga akan dikenalin akunya….
Kirain mas malu punya istri macam aku…"

"Issshhh kamu ini kok ngomongnya begitu…
Soalnya selama ini susah ninggalin rumah sayang, ga ada yang urus…
Lha ke jawa ga bisa sehari dua hari lah…
Setidaknya seminggu…"

"Hi hi hi iya mas iya…
Digodain dikit jangan marah2 lah mas…."

"Ha ha ha mas itu kalau digodain ga pernah marah2 sayang, palingan mau nenen saja ha ha ha"

"Mangga atuh sayang…."

Tiba2 Suryani istriku menyingkap selimutnya…
Tampillah tubuh telanjangnya dihadapanku…
Aku mata gelap…
Eh gelap mata tiba2….

Segera saja aku mwlancarkan jurus2 serangan pada istriku Suryani….

Ah hidupku memang indah sekarang…
Aku mulai merancang rencana pulang ke desaku di jawa sana…..


***

Ha ha ha….

No memang kok hebat betul langkah2nya…
Khas jebolan Sumarna….

Salam Edan E…
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd