Pengalaman nyata ini saya alami bulan Mei tahun 2014 kemarin. Perkenalkan saya (32th)seorang pegawai pemerintahan di salah satu kota di Jawa Timur tepatnya di TA dan sudah mempunyai keluarga. Saya bekerja di bagian IT dan selalu bersosialisi dengan masyarakat di dunia maya karena saya bertanggung jawab memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui online, baik yang bertanya tentang pelayanan kantor kami maupun keluhan yang ada di kantor kami.
Setiap harinya minimal ada 4-20 orang meng –add FB kantor saya karena pelayanan kantor saya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Ketika konfirm teman – teman yang add di FB, aku tertuju salah satu seorang wanita yang add di FB. Sebut saja namanya Risma. Setalah aku konfirmasi aku kirim pesan ke dia. Lama juga gak dibalas.
Selang keesokan hari dia membalas pesanku. Selama online kita saling bercanda dan bertanya pribadi masing masing. Setelah beberapa hari dia ternyata sewot (tidak dianggap sambil marah) kepada ku. Gak tahu kenapa. Akhirnya aku putuskan tidak menghubungi dia. Setelah 2 minggu berselang aku inbox dia kembali dan menanyakan yang ringan – ringan saja. Setelah cair suasana aku tanyakan kenapa dia sewot (tidak dianggap sambil marah) kepada ku.
Ternyata usut punya usut dia punya pacar yang pekerjaannya sama denganku memutuskan dia dengan alasan dia ketemu bertemu dengan cowok lain dan ternyata cowok itu satu kantor dengan dia. Dengan jurus merayu aku tenangkan hatinya, "masih ada yang lain yang mau menerima apa adanya, kenapa harus bingung (ucapku)" dalam pesan.
Setelah kita saling tukar pin BB dan Wechat aku sering intensif mengontak dia. Setiap hari aku hibur dia agar sabar dan selalu sabar. Setelah saya kenal dekat sama dia aku tahu Risma ini bekerja di salah satu puskesmas di kota Malang. Sebelum bekerja ketika masih kuliah dia pernah berpacaran dengan seseorang yang sama pekerjaan denganku selama 3 tahun dan akhirnya dia tahu kalau pacarnya telah beristri. Sakit hatinya telah ditipu. Dan memutuskan berpisah tapi masih sering bertemu untuk ML. Namanya ML kalau udah merasakan pasti ketagihan. Untuk memulihkan nya memang sangat sulit. Dan sekarang dia juga berpacaran lagi dengan teman mantan pacarnya. Dan juga mengalami kegagalan karena diputus dengan alasan diatas tadi.
Seperti pahlawan aku hibur dia tiap hari dan selalu kontak dia baik BBM Wechat maupun telepon. Suatu saat karena kesibukan dan HP sering diapakai istri aku tidak pernah menghubungi dia selama 1 bulan. Hingga datang waktu aku antar anak istri liburan ke rumah neneknya di Lumajang. Aku ambil jalur selatan dan ketika berada di kota Malang tepatnya di kecamatan tempat tinggal Risma aku sms dia. Ketika itu pukul 03.00 wib dan sms ku tidak dibalas.
Karena malam aku beristirahat di salah satu pom bensin. Setelah bangun tidur sekitar pukul 04.30 wib aku liat ada pesan masuk. Aku akhirnya ke kamar mandi dan membalas sms Risma kemudian aku telepon. Dengan alasan sudah jauh dengan lokasi rumahnya aku bilang akan mampir ketika balik dari Lumajang. Bersambung besuk..............
Setiap harinya minimal ada 4-20 orang meng –add FB kantor saya karena pelayanan kantor saya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Ketika konfirm teman – teman yang add di FB, aku tertuju salah satu seorang wanita yang add di FB. Sebut saja namanya Risma. Setalah aku konfirmasi aku kirim pesan ke dia. Lama juga gak dibalas.
Selang keesokan hari dia membalas pesanku. Selama online kita saling bercanda dan bertanya pribadi masing masing. Setelah beberapa hari dia ternyata sewot (tidak dianggap sambil marah) kepada ku. Gak tahu kenapa. Akhirnya aku putuskan tidak menghubungi dia. Setelah 2 minggu berselang aku inbox dia kembali dan menanyakan yang ringan – ringan saja. Setelah cair suasana aku tanyakan kenapa dia sewot (tidak dianggap sambil marah) kepada ku.
Ternyata usut punya usut dia punya pacar yang pekerjaannya sama denganku memutuskan dia dengan alasan dia ketemu bertemu dengan cowok lain dan ternyata cowok itu satu kantor dengan dia. Dengan jurus merayu aku tenangkan hatinya, "masih ada yang lain yang mau menerima apa adanya, kenapa harus bingung (ucapku)" dalam pesan.
Setelah kita saling tukar pin BB dan Wechat aku sering intensif mengontak dia. Setiap hari aku hibur dia agar sabar dan selalu sabar. Setelah saya kenal dekat sama dia aku tahu Risma ini bekerja di salah satu puskesmas di kota Malang. Sebelum bekerja ketika masih kuliah dia pernah berpacaran dengan seseorang yang sama pekerjaan denganku selama 3 tahun dan akhirnya dia tahu kalau pacarnya telah beristri. Sakit hatinya telah ditipu. Dan memutuskan berpisah tapi masih sering bertemu untuk ML. Namanya ML kalau udah merasakan pasti ketagihan. Untuk memulihkan nya memang sangat sulit. Dan sekarang dia juga berpacaran lagi dengan teman mantan pacarnya. Dan juga mengalami kegagalan karena diputus dengan alasan diatas tadi.
Seperti pahlawan aku hibur dia tiap hari dan selalu kontak dia baik BBM Wechat maupun telepon. Suatu saat karena kesibukan dan HP sering diapakai istri aku tidak pernah menghubungi dia selama 1 bulan. Hingga datang waktu aku antar anak istri liburan ke rumah neneknya di Lumajang. Aku ambil jalur selatan dan ketika berada di kota Malang tepatnya di kecamatan tempat tinggal Risma aku sms dia. Ketika itu pukul 03.00 wib dan sms ku tidak dibalas.
Karena malam aku beristirahat di salah satu pom bensin. Setelah bangun tidur sekitar pukul 04.30 wib aku liat ada pesan masuk. Aku akhirnya ke kamar mandi dan membalas sms Risma kemudian aku telepon. Dengan alasan sudah jauh dengan lokasi rumahnya aku bilang akan mampir ketika balik dari Lumajang. Bersambung besuk..............
