Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG NISA ~ APA ADANYA [NO SARA]

Perlu bikin adegan gangbang lagi gak? Atau punya ide lain buat next part, please tell me on comment

  • Perlu

    Votes: 22 71,0%
  • Engga

    Votes: 8 25,8%
  • Terserah

    Votes: 1 3,2%

  • Total voters
    31
  • Poll closed .
Teaser Part 7

~Hari sudah berganti pagi sejak aku dan Rachel sampai di Bali sedari malam. Aku terbangun sendirian di kamar yang sebelumnya aku tempati untuk tidur bersama Rachel. Sesaat aku terbangun dari tidurku, aku tidak menemukan Rachel di kamar ini. Namun tanpa kusadari, aku mendengar suara wajan dan spatula dari arah dapur yang aku coba cerna dalam pikiranku adalah Rachel yang sedang memasak untuk sarapan kami berdua.~

MEP7H2T_t.png
MEP7H2H_t.jpg
 
~Back to Basic~


Nisa


Rachel

Hari sudah berganti pagi sejak aku dan Rachel sampai di Bali sedari malam. Aku terbangun sendirian di kamar yang sebelumnya aku tempati untuk tidur bersama Rachel. Sesaat aku terbangun dari tidurku, aku tidak menemukan Rachel di kamar ini. Namun tanpa kusadari, aku mendengar suara wajan dan spatula dari arah dapur yang aku coba cerna dalam pikiranku adalah Rachel yang sedang memasak untuk sarapan kami berdua.

Aku yang kebetulan sudah merasakan lapar pada perutku lantas menuju sumber suara tersebut dan benar saja aku menemukan Rachel sedang membuat sarapan untuk kami berdua. Tidak jauh berbeda saat kami berada di Jakarta, aku dan Rachel sudah tidak lagi menggunakan pakaian. Yup ini sudah menjadi kebiasaan kami berdua jika sedang bersama. Sesaat aku sampai di dapur, aku melihat Rachel yang terlihat sangat sexy dengan tubuh yang dihiasi oleh tattoo dan tindik namun ditutupi oleh celemek saja. Ia yang sedang berkonsentrasi dengan memasak sarapan kami tidak menyadari bahwa aku sudah berada di belakangnya.

Kesempatan ini aku gunakan untuk mengagetkannya.

“Doooorrrrr” ucapku dengan nada yang sedikit keras sambil kedua tanganku memeluknya dari belakang.

“Ehhh ehhh Nis, kamu bikin aku kaget saja deh, untuk saja aku gak salah masukin bumbu” balasnya yang saat ini aku lihat memang sedang menuang garam pada wajan yang didalamnya terdapat nasi. Mungkin ia akan membuat nasi goreng.

“Hihihi santai saja dong sayang, kan cuma ada kita disini” ucapku sambil kedua tanganku ku susupkan ke dalam celemek untuk meremas kedua payudaranya dan sedikit kumainkan kedua puting bertindik nya.

“Ehhh jangan Nis, hmmmm” lenguh Rachel saat aku memainkan payudaranya.

“Dasar cewek binal hihi” ucapku dalam hati.

Mendengar ia melenguh, aku pun menyudahi aksiku dan duduk di meja makan menunggu sarapan yang ia buat selesai.

Tidak butuh waktu yang lama, sarapan nasi goreng dan telur yang dibuat oleh Rachel sudah siap di atas meja. Seusai menyiapkan sarapan rachel melepas celemeknya dan kami berdua memakan sarapan yang ada sambil bertelanjang bulat.

Sambil sarapan, kami berdua membicarakan rencana yang akan kami lakukan hari ini.

“Hmm Chel nanti siang kita berangkat yah, ada tempat yang mau aku kunjungi, tempatnya seru deh pokoknya” gagasku kepada Rachel yang sedang menyantap sarapannya.

“Hmm oke, kita emangnya mau kemana Nis? Liburan ini kita memangnya mau ngapain aja?” tanya Rachel yang masih belum mengetahui rencanaku sesungguhnya.

“Hmmm apa yah enaknya? Oke, for the first thing, kita bakal pindah buat tidur malam ini hihihi. Aku sudah ada booking tempat bagus di utara Bali. Tempatnya oke banget buat kita-kita gini, dan yang pasti bakal banyak seneng-senengnya.” Jelasku pada Rachel mengenai rencana liburan kami yang pertama.

Setelah menjelaskan hal tersebut, Rachel tampak sedikit bingung sebab memang aku tidak menjelaskan secara detail perihal rencana liburan kami hari ini.

“Sudah jangan kebanyakan mikir” lugasku karena melihat muka Rachel yang sedikit kebingungan.

“Hmm iya Nis” balasnya sambil melanjutkan sarapannya.

Kami berdua pun melanjutkan sarapan kami hingga habis dan berpindah ke ruang tv. Kami menonton tv yang programnya sangat tidak jelas ini, lagi-lagi berita politik dan kebijakan yang tidak jelas dari pemerintah, cukup lama kami menonton hingga kami berdua pun tidak lagi memperhatikan tv dan justru kami berdua “asyik” sendiri.

Aku dan Rachel sudah saling berciuman, entah siapa yang memulai yang jelas kami sudah saling mengaitkan lidah dan lenganku sudah bermain di payudara dan vagina Rachel.

“Shhhhh ahhh hmmm muachhh muachhh” suara desah dan cumbuan kami memenuhi ruangan tv.

Rachel yang sudah penuh nafsu pun membalas rangsangan yang aku lakukan pada dirinya, tangan Rachel memainkan kedua payudaraku dan memilin putingku yang bertindik. Aku yang merasakan hal tersebut pun juga mendesah dengan sangat nikmat menikmati rangsangan-rangsangan yang aku alami saat ini.

Dirasa cukup lama, aku pun merebahkan tubuh Rachel tiduran di sofa dan menurunkan ciuman menuju leher, payudara, perut, pusar bertindik hingga turun ke arah vaginanya. Aku menjilati vagina Rachel dan memainkan satu tanganku di bibir vaginanya.

“Ouhhh iyahh Niss ahhhhh shhhh ohhhh” desah Rachel memenuhi ruangan ini. Aku yang mendengar hal tersebut pun iseng menggigit klitoris bertindiknya dan hal tersebut semakin membuat desahannya semakin kencang memenuhi ruangan.

Tak butuh waktu lama, akibat dari rangsangan kepada dirinya, Rachel pun mencapai orgasme hingga squirt ke arah mukaku, aku yang mengetahui hal tersebut bukannya menghindar justru malah memejamkan mata dan memilih menerima muncratan cairan “suci” itu di muka ku hihihi.

Aku yang puas menjahili Rachel pun menyudahi kegiatan kami, aku sengaja untuk tidak berorgasme guna menghemat tenaga karena akan menyetir menuju lokasi liburan kami siang ini. Rachel tampak sangat puas dengan apa yang aku lakukan kepada dirinya, rambutnya berantakan dan tubuhnya dipenuhi oleh keringat kami berdua, sangat sexy hihihi.

Aku menyelesaikan kegiatan ini dan mengajak Rachel untuk berbenah dan mandi karena hari sudah menunjukan pukul 11 siang. Kami pun kembali ke kamar untuk mandi dan bersiap.

Seusai mandi, kami pun bersiap dan memilih “pakaian” yang akan kami gunakan. Aku memilih menggunakan tanktop dan underwear bikini saja, untuk apa aku menggunakan dalaman, because we are beautiful and fucking sexy in it. Aku pun menyiapkan beberapa pasang pakaian, namun itu akan kami gunakan jika diperlukan saja.

Jam sudah menunjukan pukul 12 kurang, aku dan Rachel pun bergegas menuju parkiran dan berangkat menuju lokasi liburan pertama kami. Tempat kami yang pertama ini adalah lokasi untuk mereka yang akan kembali ke “semula” tempat manusia dapat menjadi diri sendiri sepenuhnya. Tempat yang sudah aku idam-idamkan sejak lama namun karena masalah waktu sehingga baru kali ini aku dapat mewujudkannya.

Aku dan Rachel meninggalkan villa keluargaku menuju ke arah utara Bali. Aku dan Rachel hanya menggunakan tanktop dan bawahan bikini saja. Aku ingin merasakan vibes liburan di Bali ala bule hihihi. Sepanjang perjalanan aku sesekali memainkan vagina Rachel dengan menggeser panties bikini yang ia pakai. Tangan kiriku memainkan klitoris bahkan terkadang memasukkan jari tengahku ke dalam vaginanya.

“Shhh ahhh iyahhhh, hmmm yang dalem Nis” desah Nisa saat tanganku beraksi di dalam vaginanya. Karena aksiku ini aku, Nisa mulai memainkan payudaranya sendiri bahkan melepaskan tanktop yang ia gunakan sehingga tubuh bagian atasnya sudah bertelanjang polos.

Aku yang mengetahui itu mengambil tangan Nisa dan mengarahkan tangannya untuk memainkan vaginanya sendiri. Nisa mengerti atas apa yang aku lakukan dan ia pun bermastrubasi di dalam mobil yang sedang berjalan ini. Aku yang juga terbawa nafsu pun memainkan satu tanganku ke dalam vaginaku.

Secara perlahan aku mulai menggesekan jariku di vaginaku sendiri dan menikmati permainan yang aku lakukan saat ini. Kami berdua saling memainkan tubuh masing-masing, dan entah sejak kapan, Rachel dengan isengnya ikut memainkan tangannya di puting payudaraku yang bertindik.

“Shhh ahhh dasar lacur nakal, gak disuruh malah main pegang aja” ujarku yang mengetahui perlakuan dirinya di tubuhku. Aku pun ikut mengarahkan tangannya ke payudaraku agar ia semakin mudah memainkannya.

“Hihihi habisnya kamu bikin aku horny dan malah asik sendiri, ini pembalasan aku buat kamu yahh” balasnya sambil memainkan tangannya di payudaraku.

“Shhh ahhhh iyahhh gitu terus Chel” desahku yang semakin kehilangan konsentrasi, untungnya mobil yang ku bawa ini sudah ku berhentikan terlebih dahulu di bahu jalan.

Aku pun mematikan mesin mobil ku dan mulai membalas memainkan tubuh Rachel, aku memainkan juga payudaranya dan meremas payudara tersebut dengan keras. Rachel sedikit mendesah, aku yang mengetahui hal itu pun lantas mencium bibirnya dan memainkan lidahku di dalam mulutnya.

“mmmuuuachhh mmmuuuaaccchh cuppp cuppphh” suara peraduan bibir kami yang saat ini tengah bercumbu.

Aku memainkan satu tanganku ke vagina Rachel dan begitu pula sebaliknya.

“Rasain ini yah lacur” lugasku saat aku memasukkan dua jariku ke dalam vagina Rachel.

“Hmmm aachhhh iyahhh enak, kocok yang kenceng babe” racau Rachel tidak jelas saat aku mengocok vaginanya dengan kedua jariku.

Aku dan Rachel saling memuaskan diri kami berdua, hingga tidak butuh waktu lama aku dan Rachel mencapai orgasme dan membuat tubuh kami sedikit mengejang, ini pertama kalinya aku orgasme hari ini karena sudah aku tahan sedari pagi.

Gelombang orgasme kami pun usai, dan aku memutuskan untuk menormalkan diriku terlebih dahulu sebelum nantinya kami melanjutkan perjalanan kami kembali ke destinasi awal kami.

Sekitar 10 menit kami mengistirahatkan tubuh kami setelah orgasme, akhirnya kami melanjutkan perjalanan kami menuju lokasi yang kami tuju sedari awal.
=========================

Tidak terasa sudah 2 jam kami berkendara hingga akhirnya kami berdua melihat tulisan “WELCOME to B*l* Au N*t*r*l”. Sesaat akan turun kami pun kembali merapikan “pakaian” yang kami gunakan sebelumnya dan turun dari mobil untuk menuju resepsionis dan melakukan check-in. Saat kami turun ada beberapa pasang mata yang tertuju kepada kami, bagaimana tidak, dua gadis yang berbeda jauh ras-nya namun memiliki kesamaan di tubuh yang sama-sama di tatto dan hanya menggunakan tanktop dan bawahan bikini saja.

Akupun memasuki lobby dan disambut dengan ramah oleh resepsionis yang tampaknya adalah orang lokal disini.

“Sudah reservasi?” tanya resepsionis tersebut dengan raman kepadaku yang baru saja memasuki lobby penginapan ini.

“Sudah, Kak. Atas nama Rachel” ucapku, aku sengaja menggunakan nama Rachel sebab jika akan sedikit aneh jika aku menggunakan namaku yang terlalu “agamis” hehe.

“Baik, Kak, silakan ditunggu terlebih dahulu” balas resepsionis tersebut.

Aku pun menunggu resepsionis tersebut menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Sambil menunggu aku duduk di sofa bersama dengan Rachel. Kami hanya membawa sedikit saja pakaian, bukan tanpa sebab, aku memilih tempat ini juga karena ada hal yang spesial disini. Yup, disini pengunjung diberikan kebebasan untuk menggunakan atau tidak pakaian yang ada di tubuh kami, aku ingin merasakan hidup sebagai naturalis dan tempat ini adalah salah satu tempat aku dapat mewujudkan keinginanku tersebut.

“Kak Rachel, ini kunci kamarnya dan kamarnya akan ditunjukan oleh petugas begitu juga untuk barang bawaannya akan dibawakan oleh petugas” jelas resepsionis tersebut sambil memberikan kunci kamar kami.

Aku dan Rachel menuju kamar yang ditunjukan oleh petugas yang juga membantu kami membawakan barang bawaan kami.

Kami pun sampai di depan kamar yang akan kami gunakan, setelah dibukakan oleh petugas hotel, kami pun melihat-lihat kamar yang menurutku sudah lebih dari cukup. Setelah barang-barang kami dimasukan ke dalam kamar, tidak lupa aku memberikan tip kepada petugas kamar tersebut dan sedikit bertanya mengenai peraturan berpakaian yang ada.

“Ini Mas tip-nya, oh iya, soal aturan berpakaian, hmm itu sesuai kan sama kabar yang beredar?” tanyaku kepada petugas tersebut sambil memberikan uang tip.

“Iya Kak. Terima kasih. Untuk peraturan berpakaian memang benar sesuai dengan kabar yang beredar, namun memang pihak hotel tidak memperbolehkan melakukan kegiatan seksual di tempat terbuka, terlebih itu di bagian pantai.” jelas petugas tersebut kepadaku.

“Oh gitu yah, Kak. Baik kalau begitu, terima kasih juga yah, Kak.” jawabku mengerti dengan penjelasan yang ia berikan.

Aku menutup pintu dan mulai membereskan barang bawaan kami. Rachel tidak tinggal diam, ia pun membereskan barang bawaan dan menyiapkan makanan untuk kami makan berdua. Bukan makanan yang berat, namun hanya snack ringan tapi dirasa cukup dapat mengenyangkan kami berdua.

Setelah selesai membereskan barang bawaan dan menyiapkan snack, kami berdua merebahkan diri di kasur, namun sebelum aku merebahkan diri di kasur, aku melepaskan kedua helai pakaian yang masih terpasang pada tubuhku begitu pula dengan Rachel yang melihat “Nyonya” nya melepaskan pakaian, ia pun melepaskan pakaian yang ia gunakan.

Tidak butuh waktu lama, kami berdua sudah bebas dari pakaian yang kami kenakan dan bertelanjang bulat dengan bebas di kamar ini. Kami pun menikmati makanan yang kami bawa sambil menonton televisi yang ada di kamar tersebut. Kami sesekali bercanda dan berbincang mengenai kehidupan kami dan permasalahan yang kami alami saat berkuliah.

Nisa yang memilih tempat ini dengan sengaja memancing gairah seksual Rachel. Ia dengan santainya bertanya mengenai hal-hal yang dirasanya akan menaikan gairah seksual.

“Ehmm Chel, jujur deh sama aku, kamu tuh kan jadi budak sex ku, tapi sebenernya suka gak sih kalau ngelakuin kegiatan sex bareng aku atau apapun itu?” tanyaku kepada Rachel yang sedikit membuatnya terhenyak, tampaknya ia tidak siap dengan pertanyaan yang aku berikan ini. Raut bingung tampak terlihat dari mukanya.

“Hmm jujur sebenernya aku ada sedikit keterpaksaan sih sama apa yang aku jalani sekarang, apalagi status aku hanya sebagai budak sex kamu, tapi entah kenapa saat aku melakukan kegiatan yang kamu lakukan ke aku atau kamu perintahkan sekalipun, aku sedikit menikmatinya atau bahkan mungkin aku mulai sangat menikmatinya, tapi memang aku pun menyadari status aku karena dosa aku ke kamu di masa lalu. Aku sendiri gak kenapa napa soal hal itu. Semoga aja apa yang ku jalani sekarang ini bisa menebus segala kesalahanku di masa lalu.” jawab Rachel dengan mata yang mengawang-ngawang, sedikit kosong dan tampak sedikit bersedih.

“Hmm gitu yah, aku sebenernya bingung juga sama kamu, jujur awalnya aku takut kalau kamu lapor polisi, apalagi dengan segala keterpaksaan yang aku lakukan ke kamu, bukan tanpa sebab tapi aku pun pengen tetap nama ku tetap baik terlebih di hadapan keluarga ku.” jelasku.

“Tapi mungkin akan tiba masanya aku harus merelakanmu sebagai budak sex ku” lanjutku.

“Mungkin aku naif, tapi yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah menikmatinya aja kan?” tanyaku kepada Rachel yang saat ini menatap dalam mataku.

“Hmm mungkin kamu benar soal ini, kita cuma bisa menikmati apa yang sekarang terjadi aja saat ini, dan soal kamu mau melepaskan aku, aku punya harapan kesana, tapi apakah wanita seperti aku akan ada yang mencintai? Tubuhku bahkan mungkin jauh di dalam diriku ini udah bukan wanita baik-baik, mana ada wanita baik-baik yang bahkan mengkhianati sahabatnya sendiri.” jawab Rachel disaat menjelaskan ketakutan terbesarnya.

“Aku yakin kok pasti akan ada yang mau menerima kita, bukan hanya sebagai manusia baik-baik tapi juga sebagai wanita seutuhnya” jawabku kepada Rachel yang dalam hal ini sudah bingung menjawab ketakutannya tersebut.

“Cepat atau lambat, kita akan kembali ke kehidupan kita, yang baik, dan menjadi wanita yang baik pula.” lanjutku.

Tanpa dirasa, bibirku dan Rachel mulai bercumbu dan saling mengikatkan lidah kami.

*Hmmmmmppphhh mmmuuacchhhh cuppphh ccuuupphhh suara percumbuan bibir kami mulai memenuhi kamar ini.

Nafsu kami berdua mulai meningkat, aku mulai memainkan tanganku di vagina dan juga payudara Rachel, mula-mula aku meremas dengan lembut payudaranya dan juga memainkan piercing yang ada di sana.

“Hmmm ahhh shhhh ohhh enak, Nis” desah Rachel saat aku merangsangnya.

Aku yang mendengar hal tersebut pun mulai menaikan tempo permainan ku pada dirinya, aku mulai meremas dengan kuat dan ciumanku turun ke arah leher jenjangnya. Sesekali tangan ku yang berada di vaginanya ku kocokan dengan cepat agar nafsu dirinya semakin meningkat.

“Achhhh aachhhhh iyahhh iyahhh Nyonya aku suka” racau Rachel dengan penuh nafsu.

“Hihihi suka yah sayang, nih aku kasih lebih” balasku sambil ku turunkan cumbuanku ke arah payudaranya dan memainkan lidahku pada kedua putingnya dengan sesekali ku hisap bergantian.

Setelah aku melakukan hal tersebut, Rachel semakin hilang kendali dan mendesah tak karuan.

“Ouuuchhhh iyahhh Nis achhh terusin, aku sebentar lagi sampai” desahnya kepadaku yang memohon untuk segera dipuaskan.

Aku yang mengetahui hal tersebut pun justru menghentikan aksiku dan membiarkannya merasakan tanggung hihihi.

“Ahhh ishhh Nis, kenapa stop?!” tanyanya penuh dengan rasa penasaran.

“Masih terlalu dini buat kamu orgasme, Sayang” balasku yang berdiri dan hanya tersenyum saja kepadanya.

“Yuk Chel, kita ke kolam renang” seruku mengajaknya untuk pergi ke kolam renang.

“Ahhh kok gitu sihhh?? Kan aku jadi kentang Nis” protes Rachel kepadaku.

Namun aku tak menghiraukan protesnya tersebut dan justru menarik tangannya agar duduk di kasur dan mengajaknya ke kolam renang. Rachel yang dengan berat hati sebab belum mencapai orgasme mengikuti langkahku dan menuju ke arah kolam renang.

Saat akan melangkahkan kaki dari pintu, Rachel bertanya kepadaku…

“Eh Nis, katanya kita mau ke kolam renang, tapi kan ini kita masih naked Nis” ucapnya kepadaku yang sudah memegang knop pintu kamar kami.

“Hmm aku belum bilang yah ke kamu, kalau sebenernya tempat kita nginep ini adalah penginapan naturalis, alias kita bebas buat mau pake baju atau engga hihi, tapi yang jelas kita dilarang “kali” buat having sex di public place hihi tapi buat naked it’s fine” jelasku kepadanya.

Rachel hanya mampu membuka mulutnya karena tidak percaya atas apa yang sedang terjadi sekarang, bukan tanpa sebab karena mungkin ini adalah kali pertamanya berada di public space dengan bertelanjang.

Aku menggenggam tangan Rachel dan keluar dari kamar kami menuju ke arah kolam renang. Dalam perjalanan kesana Rachel dan aku dibuat takjub dengan pemandangan yang ada, benar seperti desas-desus yang ada, disini pakaian bukanlah hal wajib dan aku melihat berbagai macam manusia dengan tubuh polosnya, aku melihat banyak pasangan di tempat ini, ada pasangan lokal-bule, lokal-lokal bahkan bule-bule dan siapa sangka bahwa mereka semua bertelanjang.

Aku sangat excited dengan apa yang aku alami sekarang, sebab aku merasa kembali ke tabiatku sebagai manusia, juga aku melihat berbagai macam ukuran, yup aku beberapa kali terkagum kagum melihat berbagai ukuran penis dan payudara yang dimiliki oleh pengunjung yang ada di sini. Aku melihat penis yang sangat besar namun ada juga yang kecil dan juga aku melihat payudara yang ukurannya melebihi ku namun juga ada yang lebih kecil dari milik Rachel hihihi.

Kami berjalan melewati lorong dan tentu saja kami berpapasan dengan pengunjung lain, melihat diriku dan Rachel, tidak jarang mereka memuji kami berdua baik dari wajah kami namun juga dari tubuh kami yang memiliki tattoo di tubuh kami bahkan tindik di puting, pusar hingga klitoris kami, dan itu membuat aku semakin pede saja. Akan tetapi, aku melihat Rachel yang sedikit risih atas tatapan dan pujian-pujian tersebut, mungkin ia belum dapat beradaptasi dengan kondisi seperti ini.

Setelah kami berjalan melewati ruangan demi ruangan, akhirnya kami sampai di kolam renang bersama dengan pengunjung yang lain. Bahkan di area kolam renang ini tampak lebih seru, sebab aku benar-benar dapat melihat tubuh polos pengunjung lain. Setelah aku berkeliling, akhirnya aku melihat adanya sepasang kursi kolam renang kosong dan aku sesegera mungkin menempati kursi tersebut.

“Akhirnya duduk juga” lenguhku saat tubuhku berhasil merebahkan diri di kursi kolam renang ini.

“Kamu kayaknya gak nyaman, Chel?” tanyaku kepada Rachel yang terlihat gelisah atas apa yang sedang kami alami.

“Ahhh hmm iya, Nis. Aku masih belum nyaman di situasi kita sekarang, apalagi kondisi kita yang naked begini” jawab Rachel dengan gelisah sambil sesekali kepalanya melihat ke kanan dan ke kiri.

“Udahlah Chel kamu santai aja, nikmati apa yang bisa kita nikmati, iya kan? Kamu sendiri bilang lohh hihihi” ucapku kepadanya, sambil melipat kedua lenganku di belakang kepala.

“Iya sih, aku akan coba buat biasa aja kalau gitu” jawabnya mencoba menenangkan dirinya sendiri.

“Nah gitu dong, kan enak kalau bisa menikmati hihihi, sekarang kita pesen makan atau minum kali yah?” seruku.

“Hmm boleh deh, ide bagus, nikmati hari di pinggir kolam renang sambil nyemil-nyemil cantik” ucap Rachel kepadaku. Kami pun melambaikan tangan ke arah petugas penginapan dan memesan beberapa makanan juga minuman yang ada di resto penginapan ini.

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk pesanan kami sampai, dan kami langsung saja menyantap makanan yang kami pesan. Aku dan Rachel menyantap makanan ini sembari melihat aktivitas yang dilakukan oleh pengunjung lain, dan rupanya peraturan yang diterapkan oleh penginapan ini berjalan dengan baik, meskipun kami dibebaskan dalam menggunakan pakaian, namun tidak ada satupun yang melakukan hubungan sexual di areal ini, tapi untuk kegiatan kecil seperti kissing and cuddling masih dilakukan oleh beberapa pengunjung. Aku rasa ini masuk akal, sebab jika dibiarkan benar-benar bebas bisa saja terjadi sex party di tempat ini hihihi.

“Kayaknya hidup gini enak yah Chel” lirihku pelan saat melihat aktivitas dan kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung lain.

“Maksudnya, Nis?” tanya Rachel dengan penuh keheranan atas apa yang baru saja aku ucapkan.

“Iya, hidup yang tidak perlu ditutupi, saling terbuka, dan yang pasti penuh dengan kejujuran” jawabku menjelaskan apa yang aku maksudkan tadi kepadanya. Namun memang apa yang aku katakan multi-tafsir.

“Aku sedikit ga setuju sih sama apa yang kamu bilang kalau konteksnya adalah apa yang kita dan mereka lakukan sekarang sih. Tapi memang kalau konteks yang kamu maksud adalah hal yang lain kayak kehidupan dan sosialisasi dengan orang lain aku setuju, saat menjalin suatu hubungan harus dibangun dengan rasa kebersamaan kan? Dan aku setuju untuk hal itu.” jelas Rachel yang ikut mengiyakan apa yang aku katakan sebelumnya namun memang berbeda konteks saja hihi.

Tidak terasa kami berdua berbincang hingga matahari berubah warna menjadi jingga. Lantas aku mengajak Rachel untuk kembali ke kamar kami dan mandi sebab kami sedikit berkeringat terlebih kami bertelanjang badan di udara panas hihi.

Aku dan Rachel kembali ke kamar kami, namun saat di perjalanan kembali, kami bertemu dengan 4 orang turis asing 3 pria dan 1 wanita yang tentu saja sama-sama tidak lagi menggunakan pakaian.

*percakapan sudah di translate kedalam Bahasa Indonesia.

“Hey kalian berdua” seru salah satu bule pria yang memiliki badan atletis dan penis yang cukup besar, mungkin sekitar 17cm dalam kondisi tidak ereksi.

“Hai, kamu panggil kami berdua kah?” tanyaku memastikan kepada pria tersebut.

“Iya, kalian berdua yang memiliki tubuh sangat eksotis dan tentunya sangat hot” jawab bule tersebut sambil memuji aku dan Rachel.

“Kalian gadis yang cantik, apakah kalian mau bergabung dengan kami?” lanjutnya berbincang kepadaku.

“Bergabung? Memangnya kalian mau melakukan apa? Apakah ada pesta yang akan kalian gelar” tanyaku balik kepada bule tersebut.

“Pesta? Itu ide yang bagus, namun aku memiliki ide yang lebih baik dari sekedar pesta biasa, jika kamu tau maksudku” jawab bule tersebut sembari ia mengibas-ngibaskan penisnya ke kanan dan ke kiri.

Aku yang mendapatkan hal tersebut pun bukannya merasa marah atau terhina, justru aku merasa tertantang dan mendatanginya lalu memegang penis bule tersebut dan berkata…

“Sepertinya memang seru, terlebih benda ini akan berontak bukan?” jawabku menggodanya, hingga kurasakan penisnya sedikit bergerak di genggaman tanganku.

“Hmm kau wanita yang berani rupanya” jawab bule tersebut saat aku memegang penisnya.

“Tentu benda ini akan berontak, dan bahkan benda ini bisa membuat kamu dan temanmu menjadi santapannya” lanjutnya lagi sembari kembali menggerakan penisnya.

“Ahh aku tidak sabar untuk hal itu” jawabku kepadanya.

“Perkenalkan namaku Nisa, dan yang satu itu Rachel, ia adalah budak sex ku” lanjutku memperkenalkan diri dan menjelaskan status Rachel kepadanya.

“Budak sex? Menarik sekali hubungan diantara kalian berdua” jawab bule tersebut.

“Jadi bagaimana? Kamu tertarik untuk bergabung dengan kami? Rencananya kami akan gangbang party tapi sepertinya akan lebih seru jika ini berubah menjadi orgy party bukan?” ajak bule tersebut meyakinkanku.

“Hihihi tawaran yang semakin menarik, jadi tunggu apalagi, ayo segera ke tempat kalian” jawabku kepada bule itu.

“Ahh gadis yang pintar, ayo ikut ke kamar kami, btw kenalkan namaku Bill” ajaknya kepada kami dan kami disambut oleh ketiga temannya yang lain.

Rachel hanya dapat tercengang atas apa yang aku lakukan saat ini.

“Nis, maksud kamu apa sih, Nis? Masa kita ikut-ikutan mereka yang bahkan gak kita kenal” protes rachel kepadaku.

“Udah kamu tenang aja, lagian kan kalau kita digarap pun gak perlu takut, toh kita jadi bertiga dan mereka juga bertiga hihihi” jawabku kepada Rachel yang hanya disambut oleh gelengan kepala yang tidak dapat ia tolak.

“Jadi status kalian itu hanya sebagai Mistress dan Slave saja?” tanya Bill kepada kami berdua.

“Iya, benar. Kami status kami hanya itu” jawabku kepadanya.

“Bukannya gitu, Chel?” lanjutku bertanya kepada Rachel.

“Ahh iya, itu status kami berdua” jawab Rachel dengan senyum malunya.

“Kalian menarik, aku semakin penasaran dengan kalian” balas Bill kepada kami berdua.

Tidak butuh waktu lama, aku, Rachel dan Bill juga teman-temannya sudah sampai di depan kamar mereka. Aku sedikit excited dengan apa yang akan terjadi diantara kami berdua, tampaknya ini kan menjadi malam yang panjang namun juga mengesankan.

BERSAMBUNG...

End Part 7 of . . .​
 
Mungkin Dari keterpalsaan, Rachel akhirnya benar benar submitted ke Nisa?
Apa bakal ada jealousy?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd