Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG NO - 2

Status
Please reply by conversation.
Waduh telattt inyonk ,tak enteni kaet biyen perasaan dah hampir 20 thnn, hadeuhhh ikut nysmgong ahhh,edunnnn tenunnnn
 
N Y I M A K
fto6EaT.jpg
 
Mantap pak No muncul lagi ......
Ditunggu lanjutnya pak no berantas orang yang bikin istri sama anaknya meninggal
Top pokoknya
 


BAB 2
PAHITNYA KENYATAAN



Aku tertegun melihat Astuti berada dihadapanku dengan wajahnya yg sangat manis dan cantik namun penuh kesedihan.

Aku tahu, benar2 tahu airmatanya tumpah sekalipun tersamar oleh hujan lebat yg turun membasahi wajahnya.

Tubuhnya menggigil dan sangat menderita, ini sudah menjelang malam, artinya dia sudah berdiri disini seharian.

Duh.....
Aku jadinya terenyuh sama ketahanan Astuti menungguiku, sekalipun sebenarnya aku paham fisiknya sudah terlatih untuk basah2an akibat belajar ilmu pencak keluargaku, banyu mili....


Bukan soal fisiknya, namun soal ketabahannya berdiri menungguiku di gerbang pemakaman, dengan sabar sekaligus tabah dengan membiarkan diriku tenggelam dalam kekalutanku sendiri tanpa diganggunya....

Itu....

Seorang wanita muda menungguiku dengan sabar tanpa menyerah membuarkanku sendiri, karena aku masih ingin berlama lama dengan hatiku juga dengan kegundahanku di depan makam istri ku....

Itu....

Seorang wanita muda, rela berdiri dalam kesendiriannya dengan cintanya yang tanpa perlu diragukan, menungguiku meratapi kemalanganku kemalangan cintaku di depan pusara istri ku....

Itu.....

Kesedihan nya aku tahu bukan untuk Suryani yang meninggal saja....
Lebih dari itu, kesedihan nya untuk kemalanganku...
Bukti cintanya yg meraja di dalam hatinya...
Hanya untuk ku....

Aku termangu....
Dihadapannya....
Tampak dadanya naik turun menahan tangisnya....

Air matanya mengalir deras...
Sekarang benar2 tampak, kala hujan mulai reda, justru tangisnya makin membahana....

Aku tahu saat ini, tangisnya hanya untuk ku seorang....
Seorang lelaki yg seolah kehilangan dirinya dan asanya...
Lelaki yg "mati" hati dan raganya...
Melayang2 tak tentu arah....

Seolah mati dalam kehidupan ku....
Itulah sebab tangisnya....


Astuti​

***


Duh gusti....
Aku benar2 tak bisa berapa kata lagi...
Segera kurengkuh tubuhnya, kupeluk erat, kudekap kepalanya di dadaku...

Tangisnya lebih membahana...
Tubuhnya tergetar....
Aku pun akhirnya menangis bersamanya...
Entah kenapa aku menangis...
Entah karena kemalanganku...
Entah karena kehilanganku...
Entah....

Aku cuma butuh menangis....
Itu saja....
Bukan karena siapa2 tapi ingin saja begitu...



****



Setelah aku lega....
Setelah Astuti tenang....

"Ayo kita pulang....... "

Kataku sambil melepaskan pelukanku....

Astuti diam saja....
Dan memeluk lenganku...
Mengiringi langkahku menuju "rumah" Kami...

Atau rumah ku?
Tak tahu lah aku...

Lantas aku ingat, di rumah ku masih ada Bara, dan sederet anak2 yg ikut bersamaku...
Ibu2 mereka yg tentu nya saat ini bingung harus bagaimana....

Aku baru ingat.....
Betapa banyak orang yang bergantung padaku selama ini....
Kalau aku terpuruk, bagaimana dengan mereka?

Hatiku mencelos
Nyessss......
Seolah dimasukkan dalam freezer....
Membeku....
Padahal tadi panasnya sepanas bara api....

Aku merenung soal kedepan harus bagaimana...
Harus melakukan apa...
Saat tak ada lagi matahari ku....
Saat tak ada lagi Surya-ni ku....

Tak ada senyumnya...
Tawa dan candanya...
Kemanjaannya....


Aasshhhhhhh.....

Aku menghela nafas berat lagi....
Betapa rasanya malas untuk pulang....
Betapa rasanya berat sekali langkahku saat ini menuju rumah....

Tapi....

Satu2 aku terus terseret langkah Astuti....
Ya...
Aku seolah terseret oleh langkah Astuti pulang...

Assshhhhh.....

Lagi2 aku menarik nafas berat....


***


Astuti sepanjang jalan menuju rumah ku tak berkata2 apapun juga...
Diam seribu bahasa....
Hanyalah langkah nya teratur "membawaku" menuju rumah, kalau tak boleh dibilang menyeretku....

Begitu sampai rumah, seolah sudah semestinya begitu, Astuti terus saja menyeretku masuk dalam kamarku, lalu mengunci pintunya....

Dengan tanpa kata2 melucuti bajuku...
Celanaku...
Celana dalamku...
Semua nya hingga aku dalam ketelanjangan yang nyata....

Masih mengenakan baju, Astuti memandikanku di Kamar Mandi seolah aku bayi yg tak bisa apa2...

Menyabuniku....
Membilasnya....
Menghandukiku....
Kemudian aku dituntun menuju lemariku, mengambilkan bajuku...
Mengenakan nya...
Lengkap....
Kemudian sekali lagi menyeretku....
Menidurkanku di ranjangku....
Menyelimutiku....

Menyanyikan lagu entah lagu apa yang kemudian mengantarkan ku tidur....

Lelap....
Sangat lelap....

Tak tahu seberapa lama....
Entah...
Serasa aku mati.....


***


Aku bangun masih dalam keadaan yg serba ga jelas...

Begitu membuka mata, Astuti tampak disampingku duduk di ranjangku sambil tersenyum....

"Pak No, Ayo bangun, cuci muka ya mmm gosok gigi juga....
Semua nya menunggu pak No di ruang keluarga...
Mmm... Apa mau dimandikan lagi? "


Astuti nampak tersenyum kala mengatakan hal itu, entah menggoda entah merasa lucu saja, mungkin juga karena pengennya...

Entah lah...

Aku tersenyum,

"Ha ha ha, pak No bisa kok mandi sendiri, Astuti makasih ya semalam menyeret pak No pulang ke rumah, kalau tidak, bisa2 ga jadi pulang pak No nya"

"Hi hi hi, pak No dah bisa tertawa ya sekarang, baguslah...
Itu baju2 pak No sudah Astuti siapkan disana.
Astuti keluar ya pak No, di tunggu di ruang tengah setelah Mandi ya... "

"Mmm... Baik sayang.... Pak No mandi dulu ya sayang"

Sambil berbicara kurengkuh Astuti dalam pelukanku, kemudian kukecup dahinya tanda aku sayang padanya, kemudian kulepaskan pelukanku dan melangkah ke Kamar Mandi setelah mengambil baju bersih yg di siapkan nya untuk ganti...


***


Dalam kamar Mandi, entah kenapa tangisku tiba2 meledak....
Banyak kenangan indah ku dengan Suryani di sini, masa2 penuh madu sebagian kuhabiskan di kamar mandi ini...

Saling menyabuni...
Saling membelai...
Saling memberi ciuman dan kata2 mesra...
Saling memberi kenikmatan...

Aku menangis tersedu....
Meratapi gayungku...
Bak mandiku...
Lantai kamar mandiku...
Yang dengan itu kami berdua memadu kasih...

Suryani....
Oh... Suryani ku.....
Aku benar2 kangen...
Baru sehari kamu meninggalkanku...
Rasanya dada ini meledak karena rindu padamu....

Perlahan kuguyurkan air di kepalaku, yang teringat Suryani....

Kusabuni tubuhku.... Ingat Suryani...
Selalu begitu....
Baru kurasakan betapa aku benar2 mencintainya sepenuh hatiku...
Aku rindu, serindu2nya....
Suryani.....


***


Akhirnya selesai juga acara tangisanku sambil mandi, entah kenapa bathinku rasanya plong setelah menangis...

Lelaki juga boleh menangis Khan...?
Aku ga masalah dianggap sentimental sih...
Yang pasti, kepergian Suryani benar2 membuat kepalaku seolah gelap dan gelap saja isinya....

Melayang entah kemana asa dan cita ku selama ini, yg pasti bukan itu isi kepalaku saat ini...

Aku hanya ingin merasai kesendirianku saja, bersama bayangan Suryani...
Entah kenapa sebenarnya malas bagiku untuk keluar Kamar ku yang artinya menuju kenyataan, padahal aku sedang ingin terhanyut dalam kenangan ku...
Kesendirianku....

Ya, Astuti keluar kamarku begitu aku masuk kamar mandi tadi...
Sendiri ini benar2 melenakanku....
Sehabis mandi aku benar2 hanya berbaring di tempat tidur...
Aku hanya ingin sendiri dengan hayalanku bersama Suryani ku....
Merasai kenangan tertawa bersama, bergumul di tempat tidur ku ini...
Merasai kelembutan tatap matanya lagi dalam angan...
Merasai betapa kami bersemangat mengejar asa kami berdua....

Cuma....

Tok tok tok...
Pak No, ada yang ingin ketemu....

Hasshhhh
Apa lagi ini ya....?
Malas aku turun dari ranjangku dan membuka kunci pintu kamarku...

Krieeettt....
Perlahan aku membuka pintu kamar dan keluar kamar....

Astuti berada di depan kamarku....
"Pak No, ada tamu di depan.... "

Tanpa menjawab kata2 Astuti aku berjalan perlahan menuju ruang tamu ku, ruang yang Suryani minta dibuatin, dan satu2 nya ruangan yg dia mau, karena merasa ruang tamu kami yg bergabung dengan ruang tengah atau ruang keluarga merusak suasana privasi kami...

Ruang tamu itu kecil saja dan dilengkapi teras yang membuatnya serasa luas karena tak terhalang pandangan dari sana...

Semua sisinya kaca kecuali yg kearah rumah induk...
Antara ruang tamu dan ruang keluarga dibatasi tembok dan dilengkapi dengan pintu double...

"Kalau kita ngentot disini biar ga kelihatan mas dari luar..... "

Aku mengamini saja usulan Suryani...
Memang sih selama menikah, aku tak pernah berkata tidak pada kedinginan Suryani...

Duh....
Suryani ku....
Aku kangen......

Memang sih, apapun dalam rumah ini semua nya adalah hasil tangan dan pemikiran Suryani dan aku sangat suka...

Berjalan2 dimanapun di dalam rumah, seolah aku melihat Suryani dalam benda2 dan seluruh perabot yg ada...

Duh...
Suryani ku....
Aku kangen.....

Amarahku ternyata tergantikan oleh rasa bersalah yg dalam pada anak Istriku...
Betapa aku tolol dan hanya memikirkan kepentinganku saja...
Betapa aku tak mendengar rintihan dan jeritan hati Suryani dibebani rasa bersalah yang dalam...

Seandainya aku tahu sejak awal masalah yang menghantui Suryani...
Seandainya saja....
Duuh kah....
Tak tahu lagi aku harus bagaimana...
Kehilangan ini begitu menyesakkan Dada....


***


Kubuka pintu penghubung ke ruang tamu...

Ada sosok cantik dan manis tersenyum padaku....
Sosok yg benar2 smart looking, da memang smart...
Sosok yg begitu kalem namun kutahu dirinya begitu kuat dan teguh dalam pendirian dan pemikiran nya....
Sosok yg entah kenapa aku sulit melupakannya sekalipun sekejap....

Dokter Diandra Sukmaningrum.....


bu dokter Diandra​


Dokter kandungan yg menangani Suryani dan Bayiku....
Yang sekalipun keduanya meninggal, namun aku tetap begitu hormat atas segala usahanya dalam rangka menyelamatkan keduanya...
Aku tahu karena aku juga ikut menunggui Suryani kala hendak melahirkan...
Ku tahu betapa stress dan tertekannya bu Dokter Diandra dalam menangani Suryani dan bayinya...
Seharian.....
Ya begitu itu kondisinya, hingga dinyatakannya Suryani meninggal lewat tengah malam, dokter Diandra terus menerus memantau perkembangan Suryani dan memberikan kabar padaku sambil meminta do'a bagi keselamatan Anak Istriku....

Dokter Diandra Sukmaningrum....
Saat ini berdiri menghadapku, dengan tangannya yang tergenggam erat dia menundukkan kepalanya tanda menghormat hingga akhirnya kata2 nya keluar....

"Maaf menganggu ya pak No, saya mampir kemari untuk mengatakan betapa menyesalnya saya telah gagal menyelamatkan istri dan anak. Bapak.... "

Titik air mata itu.....
Yaa....
Titik air mata itu....

Begitu tulus meleleh di pipi dokter muda yang cantik jelita...
Begitu tulus meminta maaf padaku...
Memang salah apa dia....?

Teringat salah benar...
Aku teringat betapa aku lah yang tidak peka...
Akulah yg harus disalahkan...
Akulah yg membuat anak istri ku meninggal...


Harusnya bukan bu Dokter cantik yg sekarang berdiri di hadapanku meminta maaf dariku...

Aku yang salah...
Aku yang tolol....
Aku yang menyebabkan keduanya meninggal....

Rasa salah pada diriku sendiri membuat mataku gelap...
Semua gelap....
Aku roboh tak berdaya....
Serasa mati.....

Lamat2 kudengar jeritan dua orang wanita....
Entah siapa...
Rasanya aku sudah mati saja...

Gelap....
Mudah2an aku mati bertemu Suryani....



****


Duuh.....
Pilu bener pak No ditinggal mati istri dan anak

Wes mbuh kah....

Salam Edan E....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd