Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG NO - 2

Status
Please reply by conversation.
perasaan bawang tambah larang, tapi kok akeh bawang ng kene hadeeh, seng kuat pak no, akeh2 ngombe obat kuat karo viagra, sakno e, live must go on
 


BAB 3
DIANDRA KU - ASTUTI KU



Aku terbangun entah bagaimana dan berapa lama aku tertidur di ranjangku....

Bukan itu yg membuatku kaget.
Benar2 kaget....

Sebab begitu aku membuka mataku, yang nampak pertama Kali adalah wajah Ayu dan manis...

Sangat anggun sekalipun sedang tertidur di sisi ranjangku....

Dokter DIANDRA...

Awalnya aku masih belum jelas kenapa dan bagaimana....
Setelah aku ingat2 barulah aku sadar kalau aku kemarin pingsan saat menemui Dokter DIANDRA yang ayu di ruang tamuku...

Ya...
Aku ingat dia meminta maaf soal gagalnya penanganan anak dan istriku...


***


Lama aku diam memandangi wajah dokter DIANDRA yg tampaknya tertidur lelap pulas padahal kondisinya sambil duduk hanya kepalanya yg rebah diatas ranjangku....

Entah bagaimana ceritanya, wajah dokter DIANDRA seolah dihadapkan ke wajahku....
Sehingga begitu aku membuka mata yg tampak olehku pertama kali adalah wajah dokter DIANDRA.

Wajah yang luar biasa cantik kala tidur ini benar2 mempesonakanku, entah kenapa rasanya aku lebih suka melihat atau tepatnya memandangi... Ya memandangi lekat2 wajah DIANDRA dari jarak sejengkal dari wajahku...

Entah kenapa, aku rasanya suka sekali memandangi DIANDRA. Bukan karena cantik nya sih, tapi entah kenapa seolah aku merasakan kedamaian dengan memandangi wajah nya yg tersenyum damai dalam tidur nya...

Satu lagi, entah kenapa rasanya aku tak asing dengan wajahnya. Padahal kuyakin seyakin2nya sebelum aku mengantar Suryani ke dokter kandungan, rasanya belum pernah sekalipun bertemu dengannya...

DIANDRA memang bukan lah bak bidadari, itu terlalu bahasa langit, Diandra bak ratu agung Rajapatni....
Kecantikannya bukan yg gilang gemilang namun penuh dengan keagungan...
Semisal cahaya, bukan yang menyilaukan bak Philips type warm...

Kecantikan Diandra, benar2 menghangatkan kalbu, meresap hingga ke dalam jiwa.

Tiba tiba....

"Kriiuuuuukkkkkkk"

Perutku berbunyi nyaring tanda aku kelaparan....

"Ehhh...... "

"Mmmm.... Pak No lapar? Hi hi hi, bentar ya Andra ambilin makan ya pak No....
Aaasshh hi hi hi aku kok jadi ketiduran disini ya pak No....
Maaf pak No jadi rikuh begini"

"Eehhh.... "

"Maaf ya pak No, saya ga kuat pengen ketawa denger perut pak No bunyi2 gitu...
Tadinya sih saya masih pengen pura2 tidur biar pak No bisa lihatin saya terus...
Cuma ya itu tadi, hi hi hi suara perut pak No jadi membuat saya pengen ketawa.... "


bu dokter Diandra​

Aku bengong....
Sebengong bengong nya....

Shock....
Jelas shock lah....

Saking shock nya aku bengong saja melihat Diandra bangkit keluar kamar sambil tertawa entah mentertawakan perutku atau kebengonganku.....

Waduh....
Jadi dokter Diandra tahu kalau aku menikmati wajahnya lama2 tadi ya....
Jelas2 aku malu....
Waduh......


***


Krieeettt......

Pintu terbuka lebar dan masuklah Diandra atau bu dokter dan Astuti bareng2...
Diandra masih menahan tawa melihatku...
Astuti tersenyum lebar sambil membawa nampan makanan....

"Pak No, silahkan dinikmati ya makanannya, ini masakan khusus dari Astuti lho pak No...
Dibuat dengan penuh rasa Cinta dan kasih sayang.... "

Aku bengong lagi.....
Benar2 deh ini dokter Diandra kesambet di mana ya kok jadi begini....!?

Entah bagaimana ngaturnya mereka...
Astuti tersenyum senyum menyuapiku yg masih bengong....

Aku juga ga paham kenapa aku sambil bengong bisa makan suapan Astuti....

"Hi hi hi, duuh pak No ini, makannya jangan berhenti dong....
Andra ga kemana2 kok...
Pak No puas2in deh pandangi Andra, mmm
Senyum Andra cantik Khan?
Ga kalah dengan Astuti Khan...?
Tuh lihatin Astuti senyum2 gitu pak..... "

Entah kenapa aku menoleh kepada Astuti yang sedang tersenyum dikulum sambil menyuapiku....

Aku lagi2 bengong masih heran dan takjub dengan tingkah laku Astuti dan dokter Diandra yang benar2 aneh di kepalaku....

Terus saja dokter Diandra mengajakku ngobrol sesuatu yg absurd tentang Astuti yang cantik, yang baik hati juga tentang dirinya yang senyumnya boleh aku nikmati sambil makan...

Tak terasa makananku akhirnya habis...

"Tara.... Habis juga ya pak No makanannya...
Enak Khan?
Atau enak karena ditungguin sama Andra? "

Duh gusti.....
Ini apa ya....
Kok semakin bengong akunya...
Semakin mumet.....

"Mmmm yuk diminum obatnya ya pak No...
Aaaaa.... Mmm yak sudah deh....
Muaach....
Di kasih hadiah cium pipi deh sama Andra... "

"Hi hi hi, muuach, Astuti juga kasi hadiah sama pak No.... "

"Hi hi hi....
Dah sekarang pak No bobok ya....
Mimpiin Andra juga boleh kok..
Mmmm.... Ini Andra selimutin ya...... "

Aku jelas makin bengong bin takjub ga ketulungan....
Entah ini lagi sadar atau mimpi ya... ?
Tak terasa mataku memberat...
Aku tertidur lagi......


****


Aku tak tahu berapa lama aku tidur, yang pasti badanku pegal2 semuanya....
Aku bangun kali ini sendirian di tempat tidurku...

Tak ada yang nungguin kaya kemaren...
Mmmm
Dokter Diandra....
Aneh betul dia kemaren ya....

Itu mimpi atau nyata ya... ?
Atau akibat aku melarikan diri dari kenyataan hidupku?

Auucchhhh.....
Duuh...
Kepalaku kenapa ya....
Rasanya berat banget ya....
Pusing muter2 ga keruan....
Seumur hidupku, belum pernah aku sesakit ini dan seolah menderita banget....

Akhirnya saking sakitnya kepalaku dan pegal2 badanku ga ketulungan, aku mencoba menyembuhkannya dengan pernafasanku....

Pernafasan banyu mili....
Perlahan namun pasti aku bisa mengurai kebuntuan dalam aliran darahku, terutama yang menuju otakku...
Beberapa titik ternyata membutuhkan banyak waktu untuk mengurai kebuntuan aliran darahku...

Ternyata kemarahan dan kemurkaanku akan nasib anak istriku membuat syaraf2 ku terbalik2 tak tentu arah...
Masih untung ketahanan fisikku kuat dan stabil sehingga tak membuat aku tumbang dan menjadi gila....

Setelah 1-2 jam barulah kesegaranku teraih kembali dan badanku benar2 kembali fit seperti sedia kala...
Kemudian aku mandi dan berbenah diri...

Ceklek....


Ruang tengah atau ruang keluarga kosong....
Lamat2 terdengar suara alunan bacaan qur'an terdengar...

Ada pengajian.....
Di rumah belajar anak2...
Aku melangkah menuju kesana....

Tampak pak RT dan para tetangga bahkan yang jauh juga hadir dalam pengajian atau tahlilan ini....

Aku goyah...
Langkahku goyang...
Air mataku tak terbendung mengalir di pipi...
Kulihat di pojok sana Bara meringkuk...

Kulambaikan tanganku pada nya...
Kulihat wajahnya yg penuh duka dan luka, tampak gembira melihat lambaian tanganku...

Perlahan dia bangkit dari tempat duduk nya menghampiriku...
Segera kupeluk dirinya....
Kuelus2 kepalanya....
Kemudian aku duduk bersimpuh mendengarkan pengajian tahlilan untuk istriku dan anakku....

Bara dalam pangkuanku kupeluk erat sambil kuelus kepalanya...
Tangisnya pecah di dadaku...
Begitu pilu terdengar....
Begitu menggugah rasa iba semua yang hadir...

Hampir semuanya meneteskan air matanya, tak terkecuali pak RT sekalipun lantunan ayat2 suci masih terdengar tanpa jeda...

Lamat2 akhirnya isak tangisnya mereda dan kemudian terdengar dengkuran tidur nya di pelukanku....

Lantunan ayat2 suci dan pelukanku membuat Bara begitu lelap dalam tidur nya...
Selama ini aku lupa...
Aku tak hirau akan dirinya...
Sekali lagi aku merasa bersalah pada semuanya...
Ternyata aku banyak melupakan tanggung jawabku selama aku bersedih dan tumbang oleh kesedihanku....


***

Akhirnya aku bisa meminta maaf atas kesalahan istriku di masa lalu kepada semua yang hadir, juga ucapan terima kasih atas bantuan para tetangga, juga minta maaf atas kekhilafanku akibat kesedihanku yg mendalam sehingga tak bisa melakukan penghormatan yang semestinya kepada para tamuku...


"Pak No, Alhamdulillah telah sehat seperti sediakala, kami disini juga ingin membantu Mendo'akan pak No bisa segera bangkit dari kesedihan...

Kami memaklumi dengan sangat akan kondisi pak No. Ga perlu dianggap berlebihan lah

Kedepan kami ingin pak No bisa menjalani kehidupan lebih baik dan lebih bersemangat lagi...

Kami mohon diri pak No... "


***

Sepeninggal para tetangga, aku menggendong Bara ke kamarku, kurebahkan dirinya dan akupun ikut rebah dan memeluknya hingga Bara nampak pulas dan tenang...

Kucium dahinya kemudian kuselimuti dirinya sebelum kubangkit dan keluar kamar...

Duduk sendiri di teras belakang rumah yang mirip saung khas Sunda...

Memikirkan lagi semua langkah2 yang sudah, sedang dan akan aku lakukan...

Pertama pastilah soal Bara, bagaimanapun juga dirinya masih anak2...
Kehilangan bapak dan ibu adalah pengalaman yg mengerikan.
Sekalipun bukan anakku, sekalipun Bara sendiripun tahu dia bukan anakku...
Tetaplah pernah menjadi anak tiriku...
Tetaplah anakku...
Itulah ketetapan hatiku...

Kedua, anak2 asuhku....
Jelas aku masih menjadi penopang hidup mereka dan sebaliknya aku mengambil manfaat dari mereka...
Dulu kala ada Suryani, semuanya dia lah yg mengurusnya termasuk soal keuangan dan sebagainya...
Sekarang mungkin berbeda...
Sangat berbeda...
Untungnya, saat terakhir Suryani telah merombak sistem keuangan menjadi semi professional, dimana post2 tertentu dipegang oleh para janda, ibu2 anak2 asuhku...
Seperti nya aku tinggal hanya melanjutkan saja...
Program belajar dan sebagainya juga sudah jalan dan tinggal meneruskan saja...

Ketiga, soal Astuti....
Haashhh....
Anak asuhku satu ini memang luar biasa...
Ya cantik nya...
Ya sexy nya...
Ya pintar nya...
Semuanya lah...
Satu2nya anak asuhku yg diperbolehkan masuk rumah inti oleh Suryani....

Guru privat Bara, kakak "Bara" yang paling dekat karena dia lah yang mengurusnya.

Selama tiga hari aku terpuruk, Astuti lah yg seolah jadi ibu nya Bara, menemaninya serta menghiburnya...

Bahkan entah bagaimana ceritanya dia pula yang menungguiku di makam dan menyeretku pulang...

Memandikanku!!!
Itu!!!

Segala sesuatu tentang Astuti membuatku benar2 terikat dan tak bisa lepas, dia sudah menjadi sesuatu yang paling penting dalam rumah tanggaku, apalagi sepeninggal Suryani.


Astuti​

Dalam tatanan organisasi rumah tanggaku yang anak rumit karena banyak nya keluarga yang aku bina, Astuti oleh Suryani dijadikan seolah wakilnya...

Hampir seluruh urusan selagi tak ada Suryani, Astuti lah yang mengatur...
Termasuk urusan yang menjadi tanggung jawab para ibu2 anak2 asuhku...

Bahkan Ibu nya Astuti, dalam kerangka organisasi rumah tanggaku di bawah kontrol dan kuasa Astuti. Ya, Ibu nya harus melaporkan keuangan toko ku pada Astuti bila Suryani sedang berhalangan....

Jual beli hasil pekarangan dan kolamku, juga urusan Astuti...

Tono yang kakaknya juga melapornya ke Astuti...

Semuanya lapor ke Astuti...

Baru Astuti melapornya ke Suryani...

Itulah peran sentral Astuti....

Aku seolah terjebak rencana Suryani...
Bukan apa, seolah Astuti dididik untuk menjadi istriku...

Itu masalah nya....


Keempat soal bu Dokter Diandra....

Entah bagaimana ceritanya dia bisa masuk dalam rumah tanggaku...
Menyelap dan kemudian berada antara aku dan Astuti...

Aneh nya, seolah Astuti dalam perintahnya saat ini, semuanya yang dilakukan Astuti seolah merupakan kepanjangan tangannya...

Kalau Astuti oleh Suryani dididik menjadi istriku atau istri yang baik yang mungkin bukan untuk ku....

Diandra....
Tiba2 seolah menjadi istriku...
Ha ha ha...
Ngaco kali ya...
Mungkin bukan istriku, tetapi caretaker atau pejabat sementara kali...

Lha bagaimana tidak, semua anak2 asuhku juga ibu2 nya yang janda seolah nurut pada nya...

Acara tahlilan sudah 3 hari berlangsung, dan aku ikut cuma hari ketiga, semuanya dokter Diandra lah yang atur, semuanya...

Itu aku tahu setelah tadi semua pamitan dan dokter Diandra masih ada di dalam rumah belajar ku mengatur ini itu...

Kerepotanku mengurus Bara membuatku tak bisa mengamati banyak, tapi. Sekilas saja melihat aku paham, bahwa semuanya diatur oleh dokter cantik Diandra....

Urusan Astuti saja bikin mumet....
Ini ditambah dengan urusan dokter Diandra...
Apa dia tak tahu ya aku SD saja ga lulus?
Apa dia tak tahu aku ini ndeso bin katrok...?

Hasshhh
Haaaaahhhh....
Duh gusti...
Ini apalagi ya ?

Rasanya kedepan hidupku tak lagi akan tenang.....
Hadewww....


***


"Sudah mas ngeluhnya?
Dari tadi ngeluhnya ga habis2 sih...?
Mau ga dibagi sama Andra mas?
Hi hi hi....
Dipanggil mas kok malah bengong sih?"

Duh gimana ga bengong akunya!!!!
Itu bu Dokter Diandra dah mirip kuntilanak ga pake celana....!!!

Bu Dokter Diandra ternyata ganti baju milik Suryani yang paling sexy...
Baju punya Suryani....!!!
Yang biasa di pake menggodaku untuk segera ambil tindakan action....

Two piece lingerie transparant dan hanya dibalut oleh jubah tidur yang sangat tipis...

Aku benar2 edan eling ini....
Melotot mataku melihat bu Dokter yang sangat cantik berdiri didepanku seperti itu...
Menetes air liurku...


***


"Hi hi hi, bu Dokter, ternyata pak No sudah sembuh ya, sekarang sudah bisa tertarik ke wanita lain yang sexy....

Kemaren Astuti mandiin ga nyamber sama sekali bu Dokter... "

"Hi hi hi iya Astuti, besok2 jangan dimandiin lagi ya, bisa2 disambernya kamu dimakan habis2 oleh pak No....

Hiii aku juga takut disambernya kok Astuti, mana jaketku, aku Mau pake dulu, daripada diperkosa di saung ini, hi hi hi"

Ternyata di belakang bu Dokter Diandra ada Astuti yang membawakan Jas Dokter nya, yang kemudian oleh bu Dokter dikenakannya sehingga hilang sudah kesexyan yang tadi tampil memukau di hadapanku...

Aku kembali bengong....
Antara ngenes, sedih dan terharu....
Bagaimana ga ngenes, itu bu Dokter sudah tampil elegant dan sangat formil dan agak terkesan berwibawa dengan baju prakteknya...

Sedih lah, kehilangan pemandangan yang belum sempat dinikmati karena kekagetan yang luar biasa...

Hadewww....
Kehidupan ku ke depan seperti nya mengerikan dengan ada nya dua kuntilanak berkolaborasi macam ini....

Kenakalan Suryani masih bisa aku atasi...
Kenakalan Dokter Diandra bersama Astuti benar2 tak bisa kukenali lagi...

Duh....
Alangkah malangnya nasibku....


****

Ini pak No kok jadi agak kacau ya....
Kedepan bagaimana jadi nya dia...
Bisa2 menjadi buas kali ya...

Hadewww...


Salam Edan E
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd