Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG NO - 2

Status
Please reply by conversation.


BAB 4
Diandra Sayang - Astuti Sayang



Aku masih terbengong bengong, kala Astuti menyodorkan laporan keuangan tiga hari terakhir....

Isinya lumayan banyak...
Ternyata meninggal nya Suryani tak membuat bisnis kacau balau...

Bisnis hanya tutup sehari...
Besoknya Jalan lagi...
Ada pemasukan cukup besar di sektor kolamku...
Juga peralatan pertanianku ternyata ada yang memborong banyak...
Toko juga meningkat tajam penghasilannya..
Kebunku juga banyak hasil nya...

Tiga hari itu hasil nya lebih dari 20 juta bahkan...

Dipotong biaya tahlilan dan biaya upah serta keperluan rumah tanggaku...
Masih sisalah barang 12 juta...

"Mmm buat bayar sekolah apa sudah disisihkan? "

"Sudah pak No, biaya sekolah dan anggaran buku2 serta sarana belajar 6 bulan ke depan sudah dianggarkan kok, Astuti yang pegang"

"Mmm buat kakakmu Tono kuliah apa termasuk? "

"Sudah pak No"

"Mmm ok, baguslah.... Yang ini kamu simpan dulu ya di tabunganmu, nanti laporkan total nya di akhir bulan. Bulan ini Khan ujian kenaikan kelas, kamu tolong pikirkan hadiah buat yang berprestasi ya.... "

"Baik pak No, mmm pak No mau dibuatin kopi? "

"Ha ha ha, ga usah lah, kamu tidur saja ya...
Pak No mau disini ngadhem sendiri"

"Ehem.... "

"Eh sampai lupa ada bu Dokter, duh gimana ya ini, bu Dokter mau saya Antar pulang kah? Eh, Astuti, bisa ambilin atau kopi atau teh serta goreng pisang?

Bu Dokter kayaknya pengen ngobrol bareng disini, kamu ikut ga Papa? Besok libur kan? "

"Hi hi hi, pak No takut ya....? Tunggu sebentar ya pak No"

"Ho o, takut disuntik aku sama bu Dokter"

"Isshhh.... Kaya berani saja, pak No tadi baru dipanggil mas sudah gemeteran, hi hi hi"

"Ha ha ha Iya ya, ga siap akunya tadi, habisnya kukira tadi kuntilanak yang kesasar, mana pake baju Suryani yang paling sexy lagi...

Ha ha ha"

Bu dokter hanya senyum2 saja mendengar ucapanku, lantas duduk di sebelahku sambil menyandarkan kepalanya di bahuku...

"Aashhh.... Banyak juga ya pengeluaran mas buat anak2 itu... "

"Nggak kok, itu ga kayak yang dipikirkan lah, angka2 itu ada ya karena anak2 itu disini ga cuma makan minum lah

Mereka bekerja kok di sini, menghasilkan uang dan bu dokter lihat sendiri khan 3 hari pemasukan sisanya masih 12 juta.... "

"Dan habis buat hadiah.... "

"3 hari itu artinya 1/10 saja lho, ga banyak itu, tapi berarti buat mereka...
9 bagian ya untukku.... "

"Mmm bayangin Tono dan Astuti yang tadinya putus sekolah tiba2 bisa kepikiran utk kuliah, duh rasanya....

"Duuh bu dokter salah paham ini...
Ini bukan soal berbagi, ini soal saling memberi kok, ada banyak uang yang akhirnya menjadi milikku...

Dengan itu aku bisa mengembangkan usaha, dengan itu semakin banyak yg bisa diajak bekerja dan sekolah....

Ini kaya pusaran yang semakin lama semakin besar, itu saja...

Ini soal kerja keras banyak orang yg akhirnya bisa bermanfaat untuk lebih banyak orang, sesederhana itu kok dokter... "


"Ga sesederhana itu lah, usaha mas itu luar biasa baik besarannya maupun ragamnya, aku baca laporan keuangan nya Astuti saja sampai bengong saking teraturnya dan rumitnya... "

"Ha ha ha itu pembukuan hasil pemikiran Suryani kok, memang baru diajarkan ke Astuti, biar ke depan dia bisa jadi manajer rumah tangga yang handal yang bisa membantu suaminya...

Soalnya yg sudah gedhean ya baru Astuti, pengennya Suryani, semuanya harus paham cara mengatur uang....

Arimbi nanti juga rencananya akan diajari dan harus mampu....

Dan yg diurus total sama Suryani cuma urusan pekarangan saja lho sama toko, yang memang buat sarana ngasuh anak2"

"Keuangan lainnya bagainana? "

"Ya aku lah yang atur, penghasilan sawah Dan ladang buat beli tanah dan ladang lagi, juga pekarangan, apapun yg memperluas usaha lah.

Membangun rumah juga pake uang sawah dan ladang.... "

"Mmmm jadi hasil sawah dan ladang buat beli sawah dan ladang lagi? "

"Ya iyalah, khan dari pembukuan Astuti kelihatan kalau urusan makan dan sekolah serta macam2 cukup dari pekarangan dan toko....? "

"Jadi tiap panen nambah dong sawahnya? "

"Iya lah, cuma itu dulu... "

"Sekarang kenapa? "

"Sekarang susah, da sawah dan ladang sdh jarang yg dijual, lagian ga bagus kalau semuanya dihabiskan di sini ga pas dan kurang besar... "

"Sudah jenuh lah...? "

"Pengennya sih meluaskan ke kota lah, beli tanah buat kos2an atau ruko disewakan atau bagaimana gitu"

"Kost2an? "

"Ya bu dokter, pengennya sebelum Tono kuliah sudah punya di Bogor lah kost2an nya atau ruko, buat bantu2 biaya kuliah nya sampai Tono bisa mandiri lah

Nanti adek2 nya bisa nerusin sampai semuanya kuliah dengan benar karena kebiayaan"

"Kenapa mas punya cita2 menyekolahkan anak2? "

"Gimana ya ngomongnya....
Aku ini orang ga punya, sekolah saja SD ga lulus, untungnya pernah ikut orang yang baik, diajari aku macem2 sampai bisa dan punya sawah dan ladang....

Ternak juga punya, juragan tidak ambil peduli dengan balasan dari aku, dia bilang, kalau mau balas kebaikanku, ya kamu didik orang lain sewaktu kamu mampu untuk maju, itu bayaran buatku

Itulah kenapa saya seolah dendam dengan kondisiku ya aku sekolahin anak2 yang kurang beruntung buat balas budi.

Anak2 juga aku pesan demikian, kalau Mau balas budi, ya didik orang lain seperti saya didik mereka"


***


Obrolan panjang semakin panjang dengan ikut nya Astuti nimbrung sambil membawa kue dan minuman sebagai teman ngobrol.

Aku jelas panas dingin....
Astuti yang sudah menginjak usia 19 tahun bulan depan bukan anak kecil lagi duduk merapat disisi kiriku, mengamit lenganku dan juga merebahkan kepalanya di pundakku...

Hawa panas merebak meruar membius....

Lenganku kanan susu bu dokter yang jelita...
Lenganku Kiri susu Astuti menempel rapet seolah menekan....

Jelas aku blingsatan...
Obrolan mulai menjurus....

"Duh... Mas ini kok keringeten sih? "

"Bu dokter ini, lenganku dari tadi kram akut nih"

"Hi hi hi, kenapa? "

"Duuh.... Astuti nih napa ikutan sih? "

"Mmm... Astuti ngantuk pak No, ikut apaan sih pak No.... Mmmmm"


Duh Yaa....
Astuti kok jadi ikutan ndusel sih, mana pake seolah ga tahu apa2 gitu...
Ampun kok Astuti ini, Suryani kaga ada sih, jadinya dia setengah ga ada yang disungkani olehnya...

Aku benar2 kheki ini diapit dua wanita yang cantik, bener2 cantik....
Satu sudah matang betulan....
Smart looking, anggun dan berkelas...
Satu masih benar2 segar dan tampak masih kekanakan...
Da masih kelas 3 SMA menjelang kelulusan dan ujian masuk perguruan tinggi.

Mmm....
Kayaknya satu harus "diusir" dulu deh...

"Mmuuaachhh"
Kukecup kening Astuti....

"Astuti Bobo dulu ya di kamar Bara ya....
Besok kan ke sekolah toh, katanya ada ekstra kurikuler?
Mmm...
Yuk deh masuk sana....
Muuaachhh... "

Sekali lagi kukecup kening nya...
Ha ha ha...
Kaget juga ternyata da baru ini kucium agak mesra...
Terasa tubuhnya menegang....

Akhirnya diapun bangun seolah benar2 ngantuk...

"Mmm Astuti masuk dulu pak No....
Muaaach"

Gila....
Astuti mencium bubirku tipis2 sebelum akhirnya menghilang di balik pintu....


***


Sepeninggal Astuti, aku masih memikirkan apa yg musti diobrolin dengan bu dokter Diandra...


Bu dokter Diandra​

Bingung, jelas bingung lah apa yang musti diobrolin....
Jelas bener aku minder ngobrol dengan bu dokter Diandra...
Aku ini apa lah...

"Mmm... Duuh gimana ya ngomongnya, bu dokter Bobo gih...
Di kamar saya ga Papa kok"

Mata bu dokter Diandra berbinar....

"Sudah masuk dulu sana gih, aku mau ngadhem dulu ya.... "

Sebelum beranjak pergi masuk rumah, seperti halnya Astuti, Diandra memelukku dengan tangannya merangkul leherku dan bubirnya melumat bubirku lamaaaa....

Kemudian tanpa bicara apapun kecuali lewat sorot matanya yang berbinar, bu dokter Diandra masuk ke dalam rumah...


***


Aku jelas2 galau...
Segalau2nya...

Belum seminggu kepergian Suryani, sudah begini ruwet urusan ku ....

Kalau Astuti begitu sih wajar lah, setidaknya dulu Suryani pernah berniat menjodohkanku dengan nya...

Dan Astuti nya mau!!!

Lah dokter Diandra? Apa coba alasannya mendekatiku....

Anak orang kaya....
Punya klinik lagi...
Tak sekedar dokter biasa....
Spesialis....
Ada apa dia tiba2 dekat atau pengen dekat denganku....?

Alasannya apa?

Tiba2 aku kok merasa harus berendam di sungai kaya malam2 biasa nya...

Aku segera beringsut menuju sungai....


***


Kesejukan air mulai terasa mengguyur seluruh badanku, sengaja aku memilih duduk di bawah bebatuan yang secara alami membentuk terjunan....

Musim hujan sungai arusnya sangat deras dan dingin tepat jatuh di atas kepalaku...
Sebenarnya ga alami2 banget sih, aku ikutan membentuk tempatku berendam juga alirannya di bagian atas, cuma secara proses, usahaku hanya di kisaran membuat tempatku duduk nyaman saja, juga agar alirannya lebih deras saja...

Aku awalnya masih sulit berkonsentrasi, namun lama kelamaan akhirnya bisa juga...
Benar2 deh, keruntuhan moral itu sangat berbahaya, kemampuanku turun drastis sebagai akibatnya.

Setelah sekian lama, akhirnya aku bisa membuta tuli dengan kondisi sekelilingku, sampai sayup2 kudengar teriakan lebih tepatnya makian seorang gadis....

ASTUTI

Jelaslah aku kaget, lewat tengah malam ngapain Astuti teriak2 di sekitaran sini?
Cepat aku keluar dan dengan kecepatan yang sulit diukur manusia biasa aku menyelinap mendekati lokasi Astuti.... Yang ternyata sedang dikepung oleh 4 orang begundal entah siapa....

Cuma....
Dari yang tadinya khawatir aku jadi tenang....
Bukan apa, itu 4 orang kemampuannya dikaretin jadi satu masih jauh di bawah Astuti....

Jadinya aku akhirnya duduk santai di pinggiran kalangan para begundal yg mengepung Astuti...


***

Aku duduk melihat kemampuan Astuti yang melonjak tinggi sejak belajar pencak ala keluargaku, dan selain Suryani kala masih hidup, kemampuan Astuti benar2 luar biasa dan manariknya di tangan nya, ilmu pencak keluargaku tampil lebih gemulai dan sangat sexy...

Ya...
Sangat sexy...
Di tangan Astuti, goyangan pinggul dan senyuman seolah bisa menghantam lawan...

Entah kenapa, aku melihat Astuti adalah sosok yang paling pantas memperagakan pencak aliran banyumili...
Bahkan misalnyapun Suryani hidup, sepertinya dalam 3-4 bulan latihan bakalan terlampaui kemampuannya oleh Astuti....

Lama2 aku kasihan juga dengan 4 orang lawan Astuti, mereka sudah benar2 kehabisan nafas dan lemas total...
Bukan karena dipukuli, tapi diajak berputar 2 ala banyu mili...
Jurusnya namanya puser banyumili...
Atau kira2 sama dengan pusaran air mengalir, dimana lawan2 nya seolah diputar dengan Astuti sebagai porosnya...

Lawan2 nya seolah diputar putar mengelilingi tubuhnya dan dengan begitu Astuti bisa memukul menampar atau menendang lawan nya yang tak berdaya....

Tapi tidak begitu, Astuti hanya memutar2 lawan nya yg seolah tak berdaya melawan...
Mereka berputar putar sampai sempoyongan saking capeknya...

Sampai suatu ketika Astuti bosan, dan dengan pinggulnya, senggolan pinggangnya...
Satu lawan terlempar menabrak semuanya lawan nya berurutan....

Dan lawan nya bergulingan jatuh bertindihan seolah ditumpuk...


***


"Bagus.....!!!
Sini sayang, kemarin sini"
Tak sadar aku bertepuk tangan mengapresiasi kemampuan Astuti yg gilang gemilang....

Astuti mendekati ku Dan memelukku sembari terisak....

Lha.....
Ini bagaimana toh?
Mumet jelas mumet lah aku...

"Ada apa tho sayang mmmm? "

"Pak No, mereka mengganggu ku tadi, menggoda ku malah mau memperkosaku"

"Lha sekarang mereka malah keok lho, kok malah nangis sayang? "

"Aku pengennya mereka dihukum, tapi Astuti ga berani bunuh... "

"Ha ha ha, jangan lah kalau main bunuh ya sayang, pak No ndak ngajari bunuh2an lho, kalau salah ya dihukum saja...

Biar ke depan mereka kapok atau ga bisa berbuat salah lagi"

Perlahan aku dekati tumpukan karung goni, eh orang2an sawah yg menggoda atau berniat memperkosa Astuti ku...

Murka kah aku? Ya pastilah, coba kalau bukan Astuti...
Bakalan diperkosa betulan itu...
Namun aku dengan tersenyum simpul menanyai mereka....

"Akang2 semuanya nih dari mana ya? Kok bisa disini mau ngapain? "

Kraaakkkk....

Sambil tersenyum aku menetak engkel kaki seorang dari mereka hingga remuk....
Yakin pasti pincang kesananya...

"Aaaaaaaaaaaahhhhhhh"

Jeritan atau lolongan terdengar dahsyat....
Seorang itu bergulingan dan menggeliat kelojotan seolah kena strum....

"Aashhh kok ga sopan gitu ya ditanya ya....
Ya sudah akang ini deh yang jawab.... "

Sambil tersenyum aku remukkan juga engkel kaki begundal satu nya lagi....

"Aaaaaaaaaaaahhhhhhh"

Lagi2
Jeritan atau lolongan terdengar dahsyat....
Seorang itu bergulingan dan menggeliat kelojotan seolah kena strum....

Begitu seterusnya, dengan santai nya sudah ku remukkan engkel kaki 4 orang2an sawah tersebut....

"Mmmm sayang, sudah puaskah? "

"Mmmm sedikit pak No, itu mata2 mereka pada melotot, ambil saja satu2 pak No, males aku lihat nya.... "

"Aaammpuuunn neeengg aaammpuuunn... "
Serempak mereka semuanya ngesot ngesot minta ampun pada Astuti...

"Ha ha ha, ada yang bisa jawab pertanyaan saya Mmmm? "

"Ampun den, kami dari Kota den, pengen jalan2 malam saja kok tadinya"

"Hmmmm gitu ya.... "

Kemudian dengan cepat aku berkelebat me remukkan telapak tangan mereka satu2...

Lolongan menyayat malam pun terdengar membahana, tapi ini khan di daerah sepi di pinggiran desa, entah ada yg denger entah tidak....

"Ha ha ha ...... "

Aku tertawa menindih suara2 lolongan bajingan tengik yg mau memperkosa Astuti...

"Kalau kalian ga jawab jujur habis ini aku potes kontol kecil kalian....
Jawab pertanyaan ku.... "

"Ampuun den, kami hanya suruhan Kang Asep den, kami disuruh mengawasi rumah aden dan penghuninya..... "

"Ha ha ha, ya sudah.....
Sayang ku Astuti, Ayo kita pulang....
Ha ha ha"

Bluuk bluuk bluuk.....

Semuanya aku tendang hingga terlempar ke atas pohon tersangkut2 lah...
Biarin saja mati juga...
Mana ada urusan...
Siapa suruh mau memperkosa anak2ku...
Keluargaku...
Misal juga yg diperkosa atau hendak diperkosa orang lain juga pasti ku bikin perkedel...

"Sayang, sudah puaskah kamu? Mmm? "

"He em... "

Cuma jawab begitu lantas memelukku dan meletakkan kepalanya di dadaku...
Gimana coba ga blingsatan akunya...


Astuti​

Hadeewwww....
Astuti.... Astuti....


***

Ada lah sejam buat kami berjalan pulang, bukan apa, Astuti ga mau cepet2...

"Duuh pak No, Astuti dah lama ngimpiin Jalan beginian sama Pak No, dulu tiap hari Astuti bener2 peengeeen waktu lihat ibu Suryani Jalan sambil dipeluk pak No...

Jangan pulang cepet2 ya pak No....
Mmmmm"

Astuti sepanjang perjalanan memelukku demikian erat, seolah takut kehilangan,...

Aku...?
Ya mules ya mumet....
Dalam pikiranku Astuti itu ya anak ku....
Dalam kenyataannya sekarang, beuh....
Sosok wanita sejati yg gagah perkasa juga sexy....
Tapi dibalut dengan kemanjaan nya yang seperti anak kecil...

Wes mbuh lah.....


"Kletek..... "

Kubuka pintu belakang dan ternyata....
Ada dokter Diandra berdiri disana bersedekap dan hanya mengenakan Lingerie....

"Akhirnya pulang juga mas nya ini ya....
Ketemu dimana Astuti?
Kok pake lama sih? "

"Hi hi hi. Ketemu dibatas desa lagi berendam, lama karena Astuti tuh tadinya mau diperkosa 4 berandalan disana.... "

"Gituuu.... Terus? "

"Hi hi hi dibikin tumpukan karung goni ma Astuti lah...
Habis itu dijadikan perkedel ma pak No dan dijemur diatas pohon di batas desa.... "

"Mmmm gitu ya....
Terus kamu pulang gandengan gitu? "

"Ya nggak cuma itu lah bu dokter, pake peluk cium lah dikit2...
Enak jalan2 sama pak No sambil dipelukin deh bu Dokter"

"Iiih... Lagi2 kamu dapat enak, aku... Malah disuruh ngelonin si Bara...
Hi hi hi, apes bener aku ya...
Tapi kasihan si Bara tuh, tidurnya ga nyenyak benar, kalau sambil dipeluk baru deh diam kaya Bapak nya kamu peluk in... "

Aku jelas terbengong2 mendengar mereka berdua ngobrol seolah aku tak ada disitu...
Astuti sambil cekikikan menceritakan betapa mesranya aku pada nya juga gagah nya aku, romantisnya aku didepan para bajingan....

Bu dokter Diandra tak kalah kacaunya dalam menimpali obrolan Astuti....

Aku bengong sebengong2nya....
Ini dua orang wanita niatnya apa sih?
Belum aku bisa mencerna semuanya aku dibuat bengong lagi...

Dengan mesranya dokter Diandra menarik tangan ku dan memelukku dengan mesranya...

"Astuti, ambil in gih baju ganti buat mas No, kamu habis itu keloni si Bara ya, aku mau mandiin mas No dulu, soal nya bau...
Hi hi hi..... "

"Siap deh... Khan Astuti dah pernah mandiin pak No.... "

Hampir saja aku pingsan kalau tak dipeluk oleh dokter Diandra....

"Yuk sayang kita mandi di kamar Bara saja ya.... "

Perlahan kami masuk kamar mandi....

Aku masih bengong tak keruan....
Melongo bingung....
Sampai tiba2 dokter Diandra memelukku erat dan melumat bibirku....


Aaahhhhhhhh....
Aku Gila.....


****


No Gila karena ditinggal Suryani kah?
Atau entah lah....

Yg nulis juga Gila soal nya

Salam Edan E
 
Terakhir diubah:


BAB 4
Diandra Sayang - Astuti Sayang



Aku masih terbengong bengong, kala Astuti menyodorkan laporan keuangan tiga hari terakhir....

Isinya lumayan banyak...
Ternyata meninggal nya Suryani tak membuat bisnis kacau balau...

Bisnis hanya tutup sehari...
Besoknya Jalan lagi...
Ada pemasukan cukup besar di sektor kolamku...
Juga peralatan pertanianku ternyata ada yang memborong banyak...
Toko juga meningkat tajam penghasilannya..
Kebunku juga banyak hasil nya...

Tiga hari itu hasil nya lebih dari 20 juta bahkan...

Dipotong biaya tahlilan dan biaya upah serta keperluan rumah tanggaku...
Masih sisalah barang 12 juta...

"Mmm buat bayar sekolah apa sudah disisihkan? "

"Sudah pak No, biaya sekolah dan anggaran buku2 serta sarana belajar 6 bulan ke depan sudah dianggarkan kok, Astuti yang pegang"

"Mmm buat kakakmu Tono kuliah apa termasuk? "

"Sudah pak No"

"Mmm ok, baguslah.... Yang ini kamu simpan dulu ya di tabunganmu, nanti laporkan total nya di akhir bulan. Bulan ini Khan ujian kenaikan kelas, kamu tolong pikirkan hadiah buat yang berprestasi ya.... "

"Baik pak No, mmm pak No mau dibuatin kopi? "

"Ha ha ha, ga usah lah, kamu tidur saja ya...
Pak No mau disini ngadhem sendiri"

"Ehem.... "

"Eh sampai lupa ada bu Dokter, duh gimana ya ini, bu Dokter mau saya Antar pulang kah? Eh, Astuti, bisa ambilin atau kopi atau teh serta goreng pisang?

Bu Dokter kayaknya pengen ngobrol bareng disini, kamu ikut ga Papa? Besok libur kan? "

"Hi hi hi, pak No takut ya....? Tunggu sebentar ya pak No"

"Ho o, takut disuntik aku sama bu Dokter"

"Isshhh.... Kaya berani saja, pak No tadi baru dipanggil mas sudah gemeteran, hi hi hi"

"Ha ha ha Iya ya, ga siap akunya tadi, habisnya kukira tadi kuntilanak yang kesasar, mana pake baju Suryani yang paling sexy lagi...

Ha ha ha"

Bu dokter hanya senyum2 saja mendengar ucapanku, lantas duduk di sebelahku sambil menyandarkan kepalanya di bahuku...

"Aashhh.... Banyak juga ya pengeluaran mas buat anak2 itu... "

"Nggak kok, itu ga kayak yang dipikirkan lah, angka2 itu ada ya karena anak2 itu disini ga cuma makan minum lah

Mereka bekerja kok di sini, menghasilkan uang dan bu dokter lihat sendiri khan 3 hari pemasukan sisanya masih 12 juta.... "

"Dan habis buat hadiah.... "

"3 hari itu artinya 1/10 saja lho, ga banyak itu, tapi berarti buat mereka...
9 bagian ya untukku.... "

"Mmm bayangin Tono dan Astuti yang tadinya putus sekolah tiba2 bisa kepikiran utk kuliah, duh rasanya....

"Duuh bu dokter salah paham ini...
Ini bukan soal berbagi, ini soal saling memberi kok, ada banyak uang yang akhirnya menjadi milikku...

Dengan itu aku bisa mengembangkan usaha, dengan itu semakin banyak yg bisa diajak bekerja dan sekolah....

Ini kaya pusaran yang semakin lama semakin besar, itu saja...

Ini soal kerja keras banyak orang yg akhirnya bisa bermanfaat untuk lebih banyak orang, sesederhana itu kok dokter... "


"Ga sesederhana itu lah, usaha mas itu luar biasa baik besarannya maupun ragamnya, aku baca laporan keuangan nya Astuti saja sampai bengong saking teraturnya dan rumitnya... "

"Ha ha ha itu pembukuan hasil pemikiran Suryani kok, memang baru diajarkan ke Astuti, biar ke depan dia bisa jadi manajer rumah yang ga yang handal yang bisa membantu suaminya...

Soalnya yg sudah gedhean ya baru Astuti, pengennya Suryani, semuanya harus paham cara mengatur uang....

Arimbi nanti juga rencananya akan diajari dan harus mampu....

Dan yg diurus total sama Suryani cuma urusan pekarangan saja lho sama toko, yang memang buat sarana ngasuh anak2"

"Keuangan lainnya bagainana? "

"Ya aku lah yang atur, penghasilan sawah Dan ladang buat beli tanah dan ladang lagi, juga pekarangan, apapun yg memperluas usaha lah.

Membangun rumah juga pake uang sawah dan ladang.... "

"Mmmm jadi hasil sawah dan ladang buat beli sawah dan ladang lagi? "

"Ya iyalah, khan dari pembukuan Astuti kelihatan kalau urusan makan dan sekolah serta macam2 cukup dari pekarangan dan toko....? "

"Jadi tiap panen nambah dong sawahnya? "

"Iya lah, cuma itu dulu... "

"Sekarang kenapa? "

"Sekarang susah, da sawah dan ladang sdh jarang yg dijual, lagian ga bagus kalau semuanya dihabiskan di sini ga pas dan kurang besar... "

"Sudah jenuh lah...? "

"Pengennya sih meluaskan ke kota lah, beli tanah buat kos2an atau ruko disewakan atau bagaimana gitu"

"Kost2an? "

"Ya bu dokter, pengennya sebelum Tono kuliah sudah punya di Bogor lah kost2an nya atau ruko, buat bantu2 biaya kuliah nya sampai Tono bisa mandiri lah

Nanti adek2 nya bisa nerusin sampai semuanya kuliah dengan benar karena kebiayaan"

"Kenapa mas punya cita2 menyekolahkan anak2? "

"Gimana ya ngomongnya....
Aku ini orang ga punya, sekolah saja SD ga lulus, untungnya pernah ikut orang yang baik, diajari aku macem2 sampai bisa dan punya sawah dan ladang....

Ternak juga punya, juragan tidak ambil peduli dengan balasan dari aku, dia bilang, kalau mau balas kebaikanku, ya kamu didik orang lain sewaktu kamu mampu untuk maju, itu bayaran buatku

Itulah kenapa saya seolah dendam dengan kondisiku ya aku sekolahin anak2 yang kurang beruntung buat balas budi.

Anak2 juga aku pesan demikian, kalau Mau balas budi, ya didik orang lain seperti saya didik mereka"


***


Obrolan panjang semakin panjang dengan ikut nya Astuti nimbrung sambil membawa kue dan minuman sebagai teman ngobrol.

Aku jelas panas dingin....
Astuti yang sudah menginjak usia 19 tahun bulan depan bukan anak kecil lagi duduk merapat disisi kiriku, mengamit lenganku dan juga merebahkan kepalanya di pundakku...

Hawa panas merebak meruar membius....

Lenganku kanan susu bu dokter yang jelita...
Lenganku Kiri susu Astuti menempel rapet seolah menekan....

Jelas aku blingsatan...
Obrolan mulai menjurus....

"Duh... Mas ini kok keringeten sih? "

"Bu dokter ini, lenganku dari tadi kram akut nih"

"Hi hi hi, kenapa? "

"Duuh.... Astuti nih napa ikutan sih? "

"Mmm... Astuti ngantuk pak No, ikut apaan sih pak No.... Mmmmm"


Duh Yaa....
Astuti kok jadi ikutan ndusel sih, mana pake seolah ga tahu apa2 gitu...
Ampun kok Astuti ini, Suryani kaga ada sih, jadinya dia setengah ga ada yang disungkani olehnya...

Aku benar2 kheki ini diapit dua wanita yang cantik, bener2 cantik....
Satu sudah matang betulan....
Smart looking, anggun dan berkelas...
Satu masih benar2 segar dan tampak masih kekanakan...
Da masih kelas 2 SMA menjelang kenaikan kelas...ke kelas 3

Mmm....
Kayaknya satu harus "diusir" dulu deh...

"Mmuuaachhh"
Kukecup kening Astuti....

"Astuti Bobo dulu ya di kamar Bara ya....
Besok kan ke sekolah toh, katanya ada ekstra kurikuler?
Mmm...
Yuk deh masuk sana....
Muuaachhh... "

Sekali lagi kukecup kening nya...
Ha ha ha...
Kaget juga ternyata da baru ini kucium agak mesra...
Terasa tubuhnya menegang....

Akhirnya diapun bangun seolah benar2 ngantuk...

"Mmm Astuti masuk dulu pak No....
Muaaach"

Gila....
Astuti mencium bubirku tipis2 sebelum akhirnya menghilang di balik pintu....


***


Sepeninggal Astuti, aku masih memikirkan apa yg musti diobrolin dengan bu dokter Diandra...


Bu dokter Diandra​

Bingung, jelas bingung lah apa yang musti diobrolin....
Jelas bener aku minder ngobrol dengan bu dokter Diandra...
Aku ini apa lah...

"Mmm... Duuh gimana ya ngomongnya, bu dokter Bobo gih...
Di kamar saya ga Papa kok"

Mata bu dokter Diandra berbinar....

"Sudah masuk dulu sana gih, aku mau ngadhem dulu ya.... "

Sebelum beranjak pergi masuk rumah, seperti halnya Astuti, Diandra memelukku dengan tangannya merangkul leherku dan bubirnya melumat bubirku lamaaaa....

Kemudian tanpa bicara apapun kecuali lewat sorot matanya yang berbinar, bu dokter Diandra masuk ke dalam rumah...


***


Aku jelas2 galau...
Segalau2nya...

Belum seminggu kepergian Suryani, sudah begini ruwet urusan ku ....

Kalau Astuti begitu sih wajar lah, setidaknya dulu Suryani pernah berniat menjodohkanku dengan nya...

Dan Astuti nya mau!!!

Lah dokter Diandra? Apa coba alasannya mendekatiku....

Anak orang kaya....
Punya klinik lagi...
Tak sekedar dokter biasa....
Spesialis....
Ada apa dia tiba2 dekat atau pengen dekat denganku....?

Alasannya apa?

Tiba2 aku kok merasa harus berendam di sungai kaya malam2 biasa nya...

Aku segera beringsut menuju sungai....


***


Kesejukan air mulai terasa mengguyur seluruh badanku, sengaja aku memilih duduk di bawah bebatuan yang secara alami membentuk terjunan....

Musim hujan sungai arusnya sangat deras dan dingin tepat jatuh di atas kepalaku...
Sebenarnya ga alami2 banget sih, aku ikutan membentuk tempatku berendam juga alirannya di bagian atas, cuma secara proses, usahaku hanya di kisaran membuat tempatku duduk nyaman saja, juga agar alirannya lebih deras saja...

Aku awalnya masih sulit berkonsentrasi, namun lama kelamaan akhirnya bisa juga...
Benar2 deh, keruntuhan moral itu sangat berbahaya, kemampuanku turun drastis sebagai akibatnya.

Setelah sekian lama, akhirnya aku bisa membuta tuli dengan kondisi sekelilingku, sampai sayup2 kudengar teriakan lebih tepatnya makian seorang gadis....

ASTUTI

Jelaslah aku kaget, lewat tengah malam ngapain Astuti teriak2 di sekitaran sini?
Cepat aku keluar dan dengan kecepatan yang sulit diukur manusia biasa aku menyelinap mendekati lokasi Astuti.... Yang ternyata sedang dikepung oleh 4 orang begundal entah siapa....

Cuma....
Dari yang tadinya khawatir aku jadi tenang....
Bukan apa, itu 4 orang kemampuannya dikaretin jadi satu masih jauh di bawah Astuti....

Jadinya aku akhirnya duduk santai di pinggiran kalangan para begundal yg mengepung Astuti...


***

Aku duduk melihat kemampuan Astuti yang melonjak tinggi sejak belajar pencak ala keluargaku, dan selain Suryani kala masih hidup, kemampuan Astuti benar2 luar biasa dan manariknya di tangan nya, ilmu pencak keluargaku tampil lebih gemulai dan sangat sexy...

Ya...
Sangat sexy...
Di tangan Astuti, goyangan pinggul dan senyuman seolah bisa menghantam lawan...

Entah kenapa, aku melihat Astuti adalah sosok yang paling pantas memperagakan pencak aliran banyumili...
Bahkan misalnyapun Suryani hidup, sepertinya dalam 3-4 bulan latihan bakalan terlampaui kemampuannya oleh Astuti....

Lama2 aku kasihan juga dengan 4 orang lawan Astuti, mereka sudah benar2 kehabisan nafas dan lemas total...
Bukan karena dipukuli, tapi diajak berputar 2 ala banyu mili...
Jurusnya namanya puser banyumili...
Atau kira2 sama dengan pusaran air mengalir, dimana lawan2 nya seolah diputar dengan Astuti sebagai porosnya...

Lawan2 nya seolah diputar putar mengelilingi tubuhnya dan dengan begitu Astuti bisa memukul menampar atau menendang lawan nya yang tak berdaya....

Tapi tidak begitu, Astuti hanya memutar2 lawan nya yg seolah tak berdaya melawan...
Mereka berputar putar sampai sempoyongan saking capeknya...

Sampai suatu ketika Astuti bosan, dan dengan pinggulnya, senggolan pinggangnya...
Satu lawan terlempar menabrak semuanya lawan nya berurutan....

Dan lawan nya bergulingan jatuh bertindihan seolah ditumpuk...


***


"Bagus.....!!!
Sini sayang, kemarin sini"
Tak sadar aku bertepuk tangan mengapresiasi kemampuan Astuti yg gilang gemilang....

Astuti mendekati ku Dan memelukku sembari terisak....

Lha.....
Ini bagaimana toh?
Mumet jelas mumet lah aku...

"Ada apa tho sayang mmmm? "

"Pak No, mereka mengganggu ku tadi, menggoda ku malah mau memperkosaku"

"Lha sekarang mereka malah keok lho, kok malah nangis sayang? "

"Aku pengennya mereka dihukum, tapi Astuti ga berani bunuh... "

"Ha ha ha, jangan lah kalau main bunuh ya sayang, pak No ndak ngajari bunuh2an lho, kalau salah ya dihukum saja...

Biar ke depan mereka kapok atau ga bisa berbuat salah lagi"

Perlahan aku dekati tumpukan karung goni, eh orang2an sawah yg menggoda atau berniat memperkosa Astuti ku...

Murka kah aku? Ya pastilah, coba kalau bukan Astuti...
Bakalan diperkosa betulan itu...
Namun aku dengan tersenyum simpul menanyai mereka....

"Akang2 semuanya nih dari mana ya? Kok bisa disini mau ngapain? "

Kraaakkkk....

Sambil tersenyum aku menetak engkel kaki seorang dari mereka hingga remuk....
Yakin pasti pincang kesananya...

"Aaaaaaaaaaaahhhhhhh"

Jeritan atau lolongan terdengar dahsyat....
Seorang itu bergulingan dan menggeliat kelojotan seolah kena strum....

"Aashhh kok ga sopan gitu ya ditanya ya....
Ya sudah akang ini deh yang jawab.... "

Sambil tersenyum aku remukkan juga engkel kaki begundal satu nya lagi....

"Aaaaaaaaaaaahhhhhhh"

Lagi2
Jeritan atau lolongan terdengar dahsyat....
Seorang itu bergulingan dan menggeliat kelojotan seolah kena strum....

Begitu seterusnya, dengan santai nya sudah ku remukkan engkel kaki 4 orang2an sawah tersebut....

"Mmmm sayang, sudah puaskah? "

"Mmmm sedikit pak No, itu mata2 mereka pada melotot, ambil saja satu2 pak No, males aku lihat nya.... "

"Aaammpuuunn neeengg aaammpuuunn... "
Serempak mereka semuanya ngesot ngesot minta ampun pada Astuti...

"Ha ha ha, ada yang bisa jawab pertanyaan saya Mmmm? "

"Ampun den, kami dari Kota den, pengen jalan2 malam saja kok tadinya"

"Hmmmm gitu ya.... "

Kemudian dengan cepat aku berkelebat me remukkan telapak tangan mereka satu2...

Lolongan menyayat malam pun terdengar membahana, tapi ini khan di daerah sepi di pinggiran desa, entah ada yg denger entah tidak....

"Ha ha ha ...... "

Aku tertawa menindih suara2 lolongan bajingan tengik yg mau memperkosa Astuti...

"Kalau kalian ga jawab jujur habis ini aku potes kontol kecil kalian....
Jawab pertanyaan ku.... "

"Ampuun den, kami hanya suruhan Kang Asep den, kami disuruh mengawasi rumah aden dan penghuninya..... "

"Ha ha ha, ya sudah.....
Sayang ku Astuti, Ayo kita pulang....
Ha ha ha"

Bluuk bluuk bluuk.....

Semuanya aku tendang hingga terlempar ke atas pohon tersangkut2 lah...
Biarin saja mati juga...
Mana ada urusan...
Siapa suruh mau memperkosa anak2ku...
Keluargaku...
Misal juga yg diperkosa atau hendak diperkosa orang lain juga pasti ku bikin perkedel...

"Sayang, sudah puaskah kamu? Mmm? "

"He em... "

Cuma jawab begitu lantas memelukku dan meletakkan kepalanya di dadaku...
Gimana coba ga blingsatan akunya...


Astuti​

Hadeewwww....
Astuti.... Astuti....


***

Ada lah sejam buat kami berjalan pulang, bukan apa, Astuti ga mau cepet2...

"Duuh pak No, Astuti dah lama ngimpiin Jalan beginian sama Pak No, dulu tiap hari Astuti bener2 peengeeen waktu lihat ibu Suryani Jalan sambil dipeluk pak No...

Jangan pulang cepet2 ya pak No....
Mmmmm"

Astuti sepanjang perjalanan memelukku demikian erat, seolah takut kehilangan,...

Aku...?
Ya mules ya mumet....
Dalam pikiranku Astuti itu ya anak ku....
Dalam kenyataannya sekarang, beuh....
Sosok wanita sejati yg gagah perkasa juga sexy....
Tapi dibalut dengan kemanjaan nya yang seperti anak kecil...

Wes mbuh lah.....


"Kletek..... "

Kubuka pintu belakang dan ternyata....
Ada dokter Diandra berdiri disana bersedekap dan hanya mengenakan Lingerie....

"Akhirnya pulang juga mas nya ini ya....
Ketemu dimana Astuti?
Kok pake lama sih? "

"Hi hi hi. Ketemu dibatas desa lagi berendam, lama karena Astuti tuh tadinya mau diperkosa 4 berandalan disana.... "

"Gituuu.... Terus? "

"Hi hi hi dibikin tumpukan karung goni ma Astuti lah...
Habis itu dijadikan perkedel ma pak No dan dijemur diatas pohon di batas desa.... "

"Mmmm gitu ya....
Terus kamu pulang gandengan gitu? "

"Ya nggak cuma itu lah bu dokter, pake peluk cium lah dikit2...
Enak jalan2 sama pak No sambil dipelukin deh bu Dokter"

"Iiih... Lagi2 kamu dapat enak, aku... Malah disuruh ngelonin si Bara...
Hi hi hi, apes bener aku ya...
Tapi kasihan si Bara tuh, tidurnya ga nyenyak benar, kalau sambil dipeluk baru deh diam kaya Bapak nya kamu peluk in... "

Aku jelas terbengong2 mendengar mereka berdua ngobrol seolah aku tak ada disitu...
Astuti sambil cekikikan menceritakan betapa mesranya aku pada nya juga gagah nya aku, romantisnya aku didepan para bajingan....

Bu dokter Diandra tak kalah kacaunya dalam menimpali obrolan Astuti....

Aku bengong sebengong2nya....
Ini dua orang wanita niatnya apa sih?
Belum aku bisa mencerna semuanya aku dibuat bengong lagi...

Dengan mesranya dokter Diandra menarik tangan ku dan memelukku dengan mesranya...

"Astuti, ambil in gih baju ganti buat mas No, kamu habis itu keloni si Bara ya, aku mau mandiin mas No dulu, soal nya bau...
Hi hi hi..... "

"Siap deh... Khan Astuti dah pernah mandiin pak No.... "

Hampir saja aku pingsan kalau tak dipeluk oleh dokter Diandra....

"Yuk sayang kita mandi di kamar Bara saja ya.... "

Perlahan kami masuk kamar mandi....

Aku masih bengong tak keruan....
Melongo bingung....
Sampai tiba2 dokter Diandra memelukku erat dan melumat bibirku....


Aaahhhhhhhh....
Aku Gila.....


****


No Gila karena ditinggal Suryani kah?
Atau entah lah....

Yg nulis juga Gila soal nya

Salam Edan E
ty om updatenya
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd