Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG NO - 2

Status
Please reply by conversation.


BAB 5
PUNCAK NADA



Aku masih bengong kala dokter Diandra melepaskan lumatannya di bibirku...
Benar2 bengong....
Ada apa ini?
Kenapa bisa begini?

Aku merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Astuti dan Diandra...
Keduanya seolah berkolaborasi untuk mengambil hatiku....
Melupakan Suryani....

Ada apa ini ya?
Aku tak bisa mikir lagi, duh tiba2 sama aku dah telanjang dan kali ini di depan dokter Diandra....

Dan....
Oooooo.....

Dokter Diandra ternyata sudah telanjang bulat di depanku....
Jelas2 pikiran ku yang tadi melayang2 akhirnya bisa juga focus...

Jelaslah focus lah masa nggak?
Di depan ada cewek sexy yang luar biasa cantik, putih telanjang pula....

Kalau ga focus ya Salah...

"Hi hi hi, kenapa mas No sayang? Pengen nenen ya....? "
but dokter Diandra tersenyum berkata demikian sambil memerah susunya yang ukuran jumbo...
Muluuuusssss...
Mengkal lagi...
Putingnya pink, bersih tanpa goresan ....

Entah kenapa, berbeda kala dimandiin oleh Astuti aku tak bisa tegak sama sekali, dimandiin oleh bu dokter Diandra si junior benar2 tegak dan keras....
Kokoh tak tertandingi...

Apalagi kala bu dokter Diandra mengelus2nya perlahan...
Jelaslah pake sabun lah...
Rasanya semriwing gimana gitu...

"Iih mas No, napa sih tangannya diam, susuku pengen diremes2 sama mas No lho... "

Sembari bicara tangannya bu dokter meraih tanganku diletakkan di susunya...

Fix...
Ini undangan, mmmm jangan kaget kalau aku habisi...
Aku tak tahan, benar2 tak tahan...
Segera tanganku beraksi dengan lincahnya...
Meremas susunya yg lebih besar dari tangkupan telapak tanganku....

"Aaassshhhh enak mas No....
Terusssshhhhhhhhhaaahhhhhssss"

Lenguhan bu dokter memenuhi Kamar Mandi yg memang kecil dan menimbulkan gema...
Apalagi kala kupilin putingnya dengan jemariku sambil tetap meremas bongkahan susunya yang padat kenyal itu....

Lama kelamaan pengen juga aku nenen.....
Happ... Kucaplok putingnya tanpa peringatan lebih dulu....

"Aaauuuuuuccchhhh masssssnyaa naakaaaalllssshhhh
Aaah aaahhhhhh"

Tubuh bu dokter menggeletar2 apalagi tanganku yang nganggur turun ke bawah menggosok memeknya.....

"Aaaauuucchhhhh aaaahhhhhhhh ssshhhh"

Rupanya bu dokter telah mendapatkan orgasmenya yang luar biasa....
Tubuh nya mengejang2 ga keruan....
Hingga akhirnya baru diam setelah beberapa Lama...

Aku hanya diam memeluknya saja...
Dari gerakannya dan sebagainya, aku tahu dirinya masih perawan atau setidaknya dalam pendanganku demikian....

Terlihat dari bagaimana response tubuh nya yang luar biasa dengan sentuhan2 kecil saja...

Aku diam untuk memberikan dia waktu berfikir untuk berhenti atau meneruskan aksinya...
Aku pasif saja...
Sekalipun tetap saling menggosok tubuh nya dengan sabun juga tubuhku...

Aku mengguyur tubuh kami dengan air dingin di bak Mandi...

Segar rasanya....
Tapi juga gimana ya njelasinnya....
Lah ada gadis cantik jelita sexy dan smart telanjang dalam pelukanku...

"Yuk udahan, ntar masuk angin lagi.... "

Dengan kalemnya aku menuntun bu dokter keluar Kamar Mandi setelah menghandukinya dan aku juga mengeringkan tubuhku dengan handuk...

Aku mengenakan bajuku cepat2 kemudian memakaikan baju tidur untuk bu dokter Diandra yang entah kapan sudah tersedia di ranjang Bara....

Kupeluk bu dokter Diandra, kukecup dahinya sambil mengajaknya ke tempat tidur....
Membaringkannya dan menyelimutinya...

Lalu aku berbaring di sebelahnya tanpa selimut....

"Mmmm... Yuk tidur sayang..... Muaaach"
Segera kupeluk dirinya dan sebentar kemudian tertidurlah sang dokter cantik itu...

Aku tahu dirinya sudah siap aku apa2in, tapi wajah tegangnya begitu luar biasa...
Aku tahu dirinya menikmati cumbuanku di Kamar Mandi tadi, cuma ketakutannya begitu kental nampak di bola matanya...
Aku tahu dirinya sudah memasrahkan semuanya padaku, cuma aku tak harus mengambil nya...

Dokter Diandra yang cantik jelita, mempesona dan smart looking benar2 masih perawan ting ting...
Tapi sudah berani menantang resiko kehilangan keperawanannya demi membuatku melupakan istri ku....
Suryani....

Ya...
Aku begini bisa tahan akan godaan karena dalam benakku saat ini ada bayangan Suryani yang menahanku utk berbuat lebih...

Kudengar hembusan nafas halus bu dokter Diandra tanda dia sudah tertidur....

Perlahan aku bangun dan keluar Kamar, menuju sofa dan tidur di sana.....
Sebentar kemudian ku terlelap dalam damai, karena kutahu Suryani ku pasti bangga dengan ku....


***


Pagi itu aku terbangun dengan sebuah kecupan mesra bu dokter Diandra di bibirku...

"Pagi mas, yuk bangun sayang, mmmm"

"Aaahhhh duh cantiknya bu dokter....
Sudah siap ke klinik rupanya ya... "


Bu dokter Diandra​

Aku bangun, ke Kamar mandi, cuci muka dan gosok gigi....
Itu saja...

Lha tadi kan sudah Mandi...
Ha ha ha...
Pasti nya ganti baju lah...

Pagi ini aku benar2 fresh...
Siap beraktifitas kembali...

Ku keluar kamar, tampak Astuti sedang menyiapkan meja makan, dan bu dokter Diandra duduk santai di kursi makan sambil ngobrol dengan Astuti...

"Duuh gantengnya mas No ku, sini mas, duduk bareng... Kita sarapan bareng mas... "

Aku duduk sambil celingukan, melihat dan mencari Bara....
Biasanya kami Sarapan bareng soalnya...

"Hi hi hi pak No, ada bu dokter yang cantik kok nyariin Bara tho...
Bara sudah pergi sama Tino ke Kali mas bareng mas Tono juga, tadi Astuti minta mas Tono ke pak RT cerita soal semalam"

"Semalam.... ?
Oh ya aku baru ingat...
Orang suruhannya si Asep bisa modyar kalau ga ditolong itu, tapi kalau ditolong sekarang dah pas lah...
Menderita iya tapi ga mati...
You wes lah, nanti saja dipikirin...
Sekarang saatnya Sarapan... "

Ringan saja aku berkomentar soal berandalan yang tentunya sangat tersiksa semalaman...
Biarin, memang aku mikir...

Entah kenapa, Sarapan kali ini aneh rasanya, aku duduk diapit oleh Astuti dan bu dokter Diandra, di kiri kananku....

Oleh Suryani meja makan memang didisain untuk sebuah jamuan makan dengan kerabat dan anak2 asuh yg diundang makan bersama, tak semuanya ikut sih, hanya kalau pas ada perlu mereka diundang makan...

Suryani adalah master dalam hal melakukan pembicaraan yg sifatnya sangat privat, di meja makan lah tempat nya...

Anak2 yang diundang diajak bicara sembari menyantap makanan, ditanya segalanya mulai dari sekolah, pacar hingga cita2...

Itulah Suryani, semua anak asuh ku aku tahu sifatnya dan keinginannya kepribadiannya ya di meja makan ini...

Jangan tanya efektifitas proses curhat ala meja makan ciptaan Suryani...
Yang pasti, luar biasa...
Luar biasanya lagi soal Bara...
Kadang sarapan, atau makan siang Bara "diusir" dan harus makan di rumah belajar bareng anak2 asuh kami bila yg kami bicarakan sangat sensitif...

Bagaimanapun juga, tak semuanya Bara boleh tahu, dan Bara juga harus dididik melebur dengan semua anak asuh kami...

Itulah Suryani....


***

Sekarang aku duduk di ujung meja...
Dengan sebelah Kiri kananku adalah Astuti dan Bu Dokter Diandra...

Rasanya aneh...
Seolah aku sedang dilayani oleh 2 orang istri...
Ha ha ha...

"Ide sarapan bareng ini dari Astuti, mas... "

"Mmm kenapa? "

"Supaya, Astuti bisa laporan tiap sarapan, dan bu dokter sekaligus bisa dengar pak No... "

"Bu dokter Diandra? "

"Ya mas, aku mulai kemaren pindah kemari tidur bareng mas.... "

"Eehhh.... Kok? "

"Ini janji yang harus saya tunaikan mas? "

"Janji sama siapa kenapa aku ga tahu? "

"Hi hi hi, pak No, yuk ah sambil makan, Astuti dah laper nih, pak No.... "

"Eeh yuk makan dulu deh kalau begitu.... "

Sarapan yang aneh, Astuti yang ambil nasinya persis sama takarannya seperti kala Suryani mengambil kan aku nasi, bu dokter Diandra yang mengambilkan lauknya...
Ini bedanya....

"Mas itu kerja keras buat semuanya di rumah ini, protein nya harus bagus, vitamin nya juga, ini sumber protein mas.... bla bla bla bla"

Persis kali ama pelajaran anak2 asuh ku pas biologi, gimana2 sekalipun ga sekolah aku juga belajar lah....

Satu melayani...
Satu menggurui....

Astuti sesekali menyuapiku makan kala aku focus mendengarkan bu dokter Diandra memberikan ceramahnya....

Kadang aku harus menyuapi dokter Diandra kala dia capek bicara...


***

Tapi sebegitu jauh dan lamanya obrolan, pertanyaan soal kenapa harus Sarapan bareng dan kenapa harus bu dokter tinggal di rumah ku belum juga ada jawabannya...

Jelaslah aku bingung dan mereka2 lah...
Ada apa ini?

"Pak No masih penasaran ya sama alasan kenapa bu dokter Diandra harus tinggal disini ya? Hi hi hi"

"Ya gimana Astuti sayang, aneh saja dan ga masuk akal, siapa saya lah kok mau2nya bu dokter sampai harus menemani pak No mu ini"

"Mas No pengen jawabannya? "

"Ya iyalah bu dokter.... "

"Ada syaratnya.... "

"Apa? "

"Panggil Diandra sayang, memangnya Astuti saja yang mau dipanggil sayang mmm? "

"Lah bu dokter ini gimana sih! Arimbi juga aku panggil sayang, semua anak2 asuh disini sering aku panggil sayang lah...
Tanya Astuti lah... "

"Iiih pak No ini bagaimana sih, bu dokter ini lagi cemburu kok pak No ga paham juga? "

"Cemburu? Kok bisa? Memangnya kenapa harus cemburu? "

"Iiih pak No ini gimana sih"

"Panggil Diandra sayang atau tidak mas? "

"Duh ya... Alasannya apa cobaaaaaaaaaaauuchh duh Astuti sayang napa gigit Pak No sih? "

"Hi hi hi habisnya Astuti gemes.... Pak No sih ga peka dan kebanyakan nanya2 mulu"

Tiba2 bu dokter Diandra berdiri dan mendekatiku, begitu dekatnya hingga susunya merapat ke dadaku...

Jelaslah aku blingsatan setengah mati, bukan apa, ini di depan Astuti....

"Panggi Diandra sayang atau tidak mas? "

Belum juga dijawab, itu bibirku sudah dilumatnya habis....
Jelaslah aku shock bin bengong....

"Panggil Diandra sayang atau tidak mas? "

Lagi2 pertanyaan yang sama disampaikan...
Dan lagi2....

Belum juga dijawab, itu bibirku sudah dilumatnya habis....
Jelaslah aku shock bin bengong....

Begitu seterusnya hingga ada kalau 5x seperti itu....

"Iya iya nimas Diandra sayang..... Puasss?"

Hampir berteriak akunya memanggil begitu...

"Makasih Kang mas No....
Muuaaaachhhh... "

Duh ya...
Ini bu dokter kayak nya gemar ciumin orang deh, dari tadi aku diciuminya terus soalnya...
Hadewww enak. Sih...
Cuma didepan Astuti ini...
Gimana2 khan ga enak aku...

"Hi hi hi akhirnya mau juga manggil pake sayang mana pake nimas lagi...
Tuh mas, Astuti sampe ngences pengen dicium juga mas.... "

"Iih pak No mah mana berani ciumin Astuti, Astuti mah apaan, anak kecil ini.... "

Duh ini ada apa sih?
Tapi aku lihat memang Astuti terlihat sedih...
Mmmm...
Ya sudah...

Aku peluk Astuti dan melumat bibirnya dengan rakus seperti tadi aku berciuman dengan dokter Diandra....


Astuti​

Astuti ternyata badannya kejang2 saking kaget nya, namun hanya sebentar, selebihnya dia membalas lumatanku dengan ganas...

Bertukar air liur dan saling menyedot bibirku dan berkaitan lidah...
Luar biasa...
Rasanya sungguh luar biasa...
Astuti seolah lumer dan tak berdaya untuk tetap berdiri seandainya tak kupeluk...

Akhirnya selesai sudah acara ciuman, atau tepatnya saling melumat antara aku dan Astuti...

"Hasssh hasshhh itu tadi benar2 enak pak No....
Nanti lagi ya.... "

Tepok jidat....
Lagi2 aku kebingungan soal apa yang terjadi...


***

Dokter Diandra kemudian bercerita, tentang hal ihwal pertemuannya dengan Suryani ditemani Astuti...

Kala itu masuk bulan ketiga kehamilannya dan waktunya kontrol, kebetulan aku ada di Kota Bogor mencari barang2...

Pertemuan itulah yang akhirnya membuka tabir soal kemalangan Suryani di masa lampau yang terjerumus nista menghinakan suaminya terdahulu...

Di waktu kontrol itulah, karena memang suasananya memungkinkan selain tenang dan dokter Diandra pintar dalam memberikan saran serta murah senyum dan juga karena Suryani adalah pasien terakhir di hari itu....

Suryani bercerita soal kejahatannya terhadap suaminya terdahulu dan tak merasa pantas menerima kebahagiaan dengan suaminya sekarang...

Kala itu Bu dokter Diandra heran bin takjub ternyata masih ada lelaki "aneh" Model pak No dan mulai kepo istilahnya...

Bagaimana baiknya pak No....
Bagaimana jagonya pak No...
Bagaimana disodori ibu2 yang siap disodok ga mau...
Bagaimana disodori Astuti ga mau...
Dan begitu dengar disodori Astuti ga mau, bu dokter asli ga percaya....
Mana ada lelaki begitu ?

Akhirnya mereka bertaruh...
Nanti bila Suryani mati ketika melahirkan, Astuti harus membantu dokter Diandra menggoda ku...
Dan kalau ternyata beroleh kenikmatan dariku tanpa memberikan kenikmatan padaku, artinya dokter Diandra kalah...

Awalnya taruhan itu dianggap angin lalu oleh dokter Diandra...
Bagaimanapun juga dokter Diandra ingin memberikan ketenangan pada Suryani saja niatnya...

Namun ternyata kenyataan yang terjadi sungguh mengenaskan...
Sebelum meninggalnya, Suryani menagih janji dokter Diandra....!!!

Perjanjian Gila Antar wanita.... !!!!
Seolah aku ini barang saja....
Duh Suryani....
Sebelum meninggalnya tetap saja memikirkan seorang istri buat ku yang perawan...
Edan!!!

Edan nya lagi, seolah tersihir oleh perjanjian itu, bu dokter yang awalnya mulai kepoin aku selama di desa dan kejadian2 yang timbul dan aku lakukan, akhirnya lebih mengenalku dan terjebak mencintaiku...
Itu pengakuannya dan aku yakin ga bener!!


***


"Halah.... Itu perjanjian boleh dibatalin kok bu dokter.... Eh Diandra sayang.... "

"Kalau aku ga jadi istrimu, besok mas akan lihat pusaraku....
Aku akan bunuh diri hiks hiks hiks"

"Pak No juga akan melihat Astuti bunuh diri juga, weeek pak No jelek"

"Lah kok kamu juga toh sayang? "

"Soalnya Astuti juga punya janji dengan ibu Suryani, pak NO"

"Duuuh Astuti, kamu itu khan harus kuliah tho. Sayang?"

"Hi hi hi, iya Astuti tetap akan kuliah kok, habis itu baru nikah khan? "

"Duuuh ini gimana ini.... Haduhh"

Ini Suryani Jian edan bener2 edan, mau mati saja masih meninggalkan sesuatu yang edan2an...

Ibarat lagu...
Urusan sama ibu2 adalah baru pembukaan...
Urusan dengan Astuti dulu baru masuk irama yang intinya...

Sekarang puncak NADA nya...
Gelegar nya sebuah music...

Edan benar2 edan....

Aku dah ga bisa ngomong apa2 lagi...
Saking edan nya rencana yang gila2an dari Suryani karena ingin aku bahagia...

Edaaan....
Aku kali ini bengong bener2 tak berkesudahan...


***

Aku masih duduk bengong, dan seolah tak ada yang pernah di bicarakan sebelum nya, Astuti bangkit berdiri dan beberes meja makan...

Diandra bangkit berdiri dan mengambil tanganku menciumnya...
Seolah seorang istri berpamitan pada suaminya...

"Diandra berangkat ke klinik dulu ya Kang mas ku sayang"

Kemudian mencium pipiku kiri kanan...

Aku masih belum bisa merespon perbuatannya dan hanya duduk bengong saja...

Kemudian kulihat Astuti dan bu dokter Diandra saling peluk dan cium piping kiri kanan...

"Astuti jaga kangmas nya ya, mbak berangkat dulu ke klinik ya... "

"Ya mbak, hati2 di Jalan mbak"

Semuanya seolah normal2 saja dan tak ada sesuatu yang aneh...

Kalaupun ada yang aneh...
Itu aku...

NO

Yang lagi edan eling....


****


Ha ha ha....
Sekaligus dapat barang langsung dikaretin dua wanita luar biasa
Sama2 cantik dan sexy...

Pak No kok malah kacau balau ya...


Ha ha ha...

Yowes lah....

Salam Edan E
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd