Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG NO - 2

Status
Please reply by conversation.
Lhaa....
Banyak banget komennya ini...
Hadewww...
Tiwas seneng kemaren2 dah pada ga komen...
Soalnya...
1. Ga ngaruh sama update an...
2. Komen tuh berarti tambah gila...


Ha ha ha

Salam Edan E...


NB : jangan banyak komen, mending banyak minum obat... Ha ha ha
6Pm7OEM.jpg
 
Lhaa....
Banyak banget komennya ini...
Hadewww...
Tiwas seneng kemaren2 dah pada ga komen...
Soalnya...
1. Ga ngaruh sama update an...
2. Komen tuh berarti tambah gila...


Ha ha ha

Salam Edan E...


NB : jangan banyak komen, mending banyak minum obat... Ha ha ha
hwa syuu anakan:pandaketawa: bingung goleki obat opo ikie... menyan..menyan...​
 


BAB 6
ASTUTI KUSUMA WARDHANI



Ya Astuti Kusuma Wardhani Nama lengkap Astuti, nama yang indah, seindah orang nya...
Astuti memang lah berbeda dari anak2 seusianya, meninggalnya bapaknya membuat seluruh keluarganya akhirnya bersandar kepadaku untuk tetap melanjutkan hidup, makan minum dan terutama bersekolah.

Kondisi yang mengharuskannya sekolah sambil bekerja membuatnya lebih dewasa, ditambah lagi sempat waktu kelas 2 SMA awal2 "dijodohkan" kepadaku oleh Suryani....
Dan dia mau....
Saat inilah kedewasaannya meningkat dengan tajam...

Dengan susah payah aku akhirnya bisa "meluruskan" Niatnya untuk terus sekolah...
Kemudian Suryani, seolah paham usianya tak akan lama lagi, mengkader Astuti sebagai kepala rumah tangga menggantikan Suryani bila dia berhalangan....

Sampaipun semua orang di rumah belajar menjadi semacam "bawahannya" Dan itu semua dilakukan oleh Suryani dengan perlahan serta sangat halus....
Seolah tahu2 begitu lah ada nya...

Seolah ada peraturan tak tertulis, bila Suryani berhalangan, Astuti lah pemegang kekuasaan atas rumah tangga ku...
Sampaipun urusan mendidik Bara...
Sampaipun urusan menyediakan makanan untuk ku...
Sampaipun urusan bajuku...

Suryani dengan langkahnya yang halus, telah menempatkan Astuti sebagai penggantinya, hingga akhirnya kekuasaan atas keuangan rumah tangga ku dipegangnya....
Dan akupun kadang "terpaksa" atau tepatnya "dipaksa" menerima laporan keuangan dari Astuti dengan alasan macam2 lah...

Dulu, awal2 hamil, Suryani bahkan selalu tidur sore, dan makan malamku hanya ditemani oleh Astuti, sementara Suryani bobo atau ngelonin Bara...

Dengan perlahan, Astuti diperintah tidur di rumah induk....
Alasan awalnya adalah menemani Bara dan mengajarinya secara privat.
Alasan yang masuk akal, karena sejak kelas 1 SMA Astuti selalu rangking 1 di kelas...
Dan itu bukan gratisan...
Suryani memberikan "gaji" untuk itu...
Limpahan hadiah, baik berupa baju, alat2 kosmetik dan rupa2 perhiasan....

Lambat laun, jadilah Astuti seolah istri keduaku, kecuali menemaniku tidur, semua pernak pernik kewajiban istri dijalankannya...

itulah yang membedakan Astuti dibanding gadis lainnya...
Suryani, entah bagaimana ceritanya bisa menanamkan dalam benak Astuti, bahwa kebahagiaanku adalah yang utama.
Suryani, dengan segala kelembutannya membuat Astuti pantas menjadi Istriku dan seolah sudah menjadi istriku...

Dan, satu rumah, seolah sudah menganggap nya demikian...
Sampaipun para ibu2 yang tinggal di rumahku atau mengabdi dan bekerja di rumahku menganggap demikian...

Dengan segala kelembutannya, Suryani telah berhasil tanpa cela, membuat Astuti dalam pandangan orang rumah adalah istri keduaku dan pemegang tampuk kekuasaan yg hampir menyamai kedudukan Suryani....

Pernah si Tono mengadukan pengaturan ala Astuti yg dinilainya salah kepada Suryani...
Jawaban Suryani sungguh tandas...

"Kalau aku ga bisa mutuskan apa2, karena sakit atau apalah atau bahkan karena malas, maka keputusan Astuti adalah mutlak...

Harus begitu dan harus seperti itulah adanya yang berlaku dirumah ini. Sebab aku sudah mengaturnya demikian....

Cuma, nanti aku coba rundingkan usulmu dengan Astuti bagaimana baiknya, harusnya kamu lebih bisa dan lebih baik kalau berunding dengan Astuti....."

Itulah Suryani...
Dengan caranya, dia bisa membuat semua orang akhirnya merundingkan permintaannya dengan Astuti, dan entah bagaimana, seolah dimata semua orang, mereka selalu bisa merundingkan apapun dengan Astuti dan itulah yang terjadi dan kesepakatannya adalah hukum yang kuat....
Padahal, semua permintaan dan sebagainya, sejak awal sudah dibicarakan antara Suryani dan Astuti bahkan denganku...

Dengan kemampuannya, Suryani bisa melihat dan mendengar semua permasalahan yang ada jauh sebelum permintaan dirundingkan oleh anggota rumah, dan membahasnya dengan Astuti. Sehingga Astuti seolah bisa memutuskan segala sesuatunya, padahal itu sebenarnya sudah diputuskan oleh Suryani bahkan olehku....

Hal yg demikian, membuat Astuti seolah nampak kokoh keberadaannya di mata anggota keluarga/rumah yang lain.

Bahkan sampaipun Bara, kalau minta apapun harus melalui Astuti, dan semuanya melihat itu.
Astuti bilang tidak bisa, ya tidak bisa...
Mutlak tak bisa....
Astuti bilang iya atau boleh, maka bolehlah atau disepakati semuanya....

Semua orang akhirnya paham, kedudukan Astuti dirumahku sangatlah tinggi...
Dan semua paham kalau segala sesuatunya harus melalui Astuti...


Astuti​

Apapun itu...
Bahkan sampai urusan menu makanpun lewat Astuti...
Urusan buku, tas, alat tulis apapun...
Beli sepeda motor pun bahkan lewat Astuti...
Bayar sekolah, iuran bahkan biaya ekstra kurikuler Astuti yang memutuskan...
Pengembangan Toko, kadang soal harga jual di toko, Astuti....

Ya....
Tanpa aku sadari Suryani, telah "mendidik" Astuti seolah menjadi penggantinya...
Atau setidaknya sebagai pimpinan rumah tangga kedua setelah Suryani...
Dan aku ga pernah ngurusi soal rumah tangga, karena semuanya sudah kupasrahkan pada bagaimanapun Suryani mengaturnya...


***


Tono akhirnya diterima di IPB, tepat beberapa bulan sebelum Suryani melahirkan, Semua keperluan Tono kuliah. Astutilah yang menyediakan dan mengurusnya...

Bayar ini itu, Astuti semuanya....
Termasuk uang kostnya...
Ya rencanaku belum terealisasi untuk membuat kost2an...

"Mas Tono jangan menganggap ini Astuti yg kasih lho mas, semuanya sudah dipersiapkan oleh Pak No dan Bu Sulastri lama sekali.

Astuti hanya menjalankan tugas saja, mas Tono yang rajin ya kuliahnya, tahun depan Astuti bakalan kuliah disana kok kalau keterima, mudah2 an kost2an milik pak No bisa terealisasi sehingga biaya kita berdua nanti bisa lah ga membebani pak No mas...."

"Eh... kost2an ?"

"Iya mas, uang pak No bakalan habis kalau membiayai semua " anak asuhnya" kuliah...

sekarang mas Tono, bentar lagi Astuti dan terus bertambah semakin banyak...

Takut kuliah kita semua gagal karena ga ada biaya, pak No mau buat kost2an dan kitalah yang nantinya mengelolanya, uangnya buat kita semua kuliah..."

"Pak No dan bu Suryani baik ya dek? Duh Tono sebenarnya malu terus2an menjadi beban...."

"issshh mas Tono gimana sih, makanya disana mas harus belajar dengan baik, sambil nyari2 usaha apa kek, sebelum kos kos-an berhasil, mas Tono harus terus nyari peluang usaha, tahun depan Astuti bakalan bantu kok..."

"Mmmm kalau Astuti kuliah nanti siapa yang nggantiin kamu ya..?"

"hi hi hi, Arimbi juga sedang dikader untuk nggantiin kok mas, sebenarnya Astuti bantu2 itu juga karena malu mas....

Astuti bisa bantunya itu ya bantu lah...
Cuma Astuti dibayar lumayan sih hi hi hi....
bu Suryani baik banget mas...
Astuti jadinya punya tabungan cukup banyak"

"Hmmm mas Tono juga punya tabungan banyak kok dek, sebenarnya bisa kok mas Tono bayar semuanya sendiri dek, cuma mas Tono ga bisa nolaknya....."

Obrolan itu terdengar olehku kala aku berada di saungku....
mereka berdua sebenarnya sedang memberi makan ikan2 dan membersihkan kolam dari sampah...
Segera kupanggil mereka....

Setelah keduanya didepanku.....

"Tono, Astuti, pak No dengar semua pembicaraan kalian. Cuma ada yang kalian belum pahami, pak No benar2 ingin kalian berdua bisa menjadi contoh adek2 mu semua yang ada disini....

Kalian harus kuliah sampai lulus dengan nilai bagus kalau mau membahagiakan pak No...
Bisa Ton ?"

"Bisa pak No, terima kasih pak No..."

Segera ku peluk mereka berdua sambil mengelus kepala mereka....

"Tono, Astuti, pak No ingin kalian berdua bisa menjadi anak kebanggan almarhum bapak mu, kebanggan ibumu, juga kebanggan pak No...

Ashhh...
pak No ini SD ga lulus, makanya ingin kalian membuat bangga Pak No...

kalian harus jadi contoh....
kalian harus kuat dan teguh pendirian....

Tono, kamu setelah ini jangan bersenang2 karena keberhasilanmu masuk IPB, tapi mulai hari ini kamu harus prihatin...
Belajar dengan baik....
Hidup hemat, dan mulai mencoba mandiri...
Pak No ga tahu besok mati atau masih hidup, oleh karenanya kamu harus belajar mandiri ya sayang...

Astuti...
kamu juga mulai persiapan belajar ya nak...
kelas 3 itu masa yang sulit....
kamu harus masuk IPB soalnya kalau tidak bisa pak No belum tentu bisa membiayai kuliahmu ya sayang....

kalian bisa memenuhi permintaan pak No ?"

"Bisa pak No, terima kasih pak No....."

Astuti sempat menangis kala itu....

"Lha dalah, kamu kok menangis toh, dah ya, ini bukan saatnya nangis...
Tono kamu ganti baju latihan, sebelum kamu mulai kuliah kamu harus latihan dulu sama pak No lebih keras lagi....
sekarang kamu ganti baju terus kesini"

"Baik pak No..."

"Sebentar pak No, Astuti pengen peluk pak No dulu, sambil memelukku Astuti matanya terus mengucurkan air mata..."

"Sudah ya sayang, ga baik nangis terus, bapakmu bisa sedih nanti di alam sana.... mmmm"

Astuti masih sesenggukkan apalagi kala aku menyebut bapaknya....
Hingga akhirnya Astuti tenang dan bisa tersenyum...
Entah bagaimana ceritanya, Astuti kemudian memelukku dan mencium bibirku....

"Muuuaaach, makasi ya pak No....."

Habis itu dia menghilang.....
Dan berhasil membuatku kebingungan soal kenapa dia menciumku....
Bukan apa, ini bukan pertama kalinya...
Sudah sering begitu...
Bahkan pernah eh sering sih didepan banyak orang dia begitu...

Itulah kenapa orang2 memandang Astuti lebih dari sekedar anak asuh bagiku dan bagi Suryani....


***


Secara umur, aku dan Tono hanya terpaut beberapa tahun saja antara 3-4 tahun lah, artinya dengan Astuti paling juga 5-6 tahun saja, itulah sebab aku agak kesulitan menempatkan diri......

Suryani jelas lebih tua dariku, dan aku tak mempermasalahkannya...
Ada kalau 5 tahunan beda usia kami...
Cuma Suryani bisa menempatkan dirinya dan kadang bermanja2 sehingga nampak jauh lebih muda usianya...
Apalagi setelah melatih ilmu pencak keluargaku...

Sehingga Suryani seolah masih bisa tampil sebagai teman atau kakak dari Astuti dibanding denganku....
Aku nampak tua dan kolot kata anak jaman sekarang, karena aku dibesarkan dengan nilai2 tatakrama yang ketat sih dikeluargaku juga di keluarga pak Sumarna...

Bicara rasa....
Mmmm mana ada sih lelaki dipeluk cium wanita yang masih fresh dan segar, cantik dan sexy tak tergoda....?
Kalau ada perlu dibawa ke dokter jiwa itu...

Dengan caranya yang lembut, Suryani bisa membawaku lebih dekat dengan Astuti setiap harinya lebih dekat dan lebih dekat....

Rupanya, sejak usia kandungan 3 bulan, Suryani telah membeberkan riwayatnya di masa lalu dan cita2nya di masa depan di hadapan Dokter Diandra dan Astuti !!!

Itu yang lolos dari pengamatanku....

Rupanya setiap hari juga Astuti semakin kasihan kepadaku, kasihan dengan nasibku setelah mendengar penuturan Suryani....

Dan aku menganggapnya soalannya adalah Cinta....
Padahal Kasihan....

Ya Astuti mengasihaniku.....
Tangisnya untuk itu....


***


Meja sudah bersih, bu dokter Diandra sudah pergi ke kliniknya...
Astuti tadi sudah pamit berangkat sekolah...

Aku masih di ruang makan duduk sendiri termenung....
Mengatur langkah2 bagaimana baiknya...
Aku haruslah mengubah cara dan pola pikir yang ada...

Astuti 3-4 bulan lagi sudah kelulusan, kemudian ikut test2 penerimaan mahasiswa baru....
Jelas ga boleh terganggu pikirannya...
Harus fokus dia untuk sekolahnya...

Diandra....
Haasshhhh....
Gimana ya, dia anak orang kaya...
Ga sekedar kaya, orang tuanya bukan orang sembarangan lah...
Punya jabatan dan terpandang sebagai keturunan menak...
Diandra sangat terkenal sebagai dokter berprestasi dan kliniknya luar biasa laris...
Pintar dan luar biasa cantik dan sexy....

Ditinjau dari segi apapun, aku tak layak sebagai suaminya...
Hassshhh...
Gimana ya ngaturnya agar aku tak jadi menikahinya....
Dan dia tak marah2...

Sebenarnya Diandra marah karena aku telah melihatnya telanjang dan bahkan memberikan padanya orgasme yang luar biasa....
Itu saja...
Ada malu disana, dan ada sebuah harga diri yg sudah diserahkan padaku....


Bu dokter Diandra​

Itu saja....
Sebab kalau dia mau mikir sedikit saja, pasti setuju deh untuk tak menikah denganku...
Mana kudu besok maksimal....
Edan...
Aku benar2 puyeng....

Mmm...
Akhirnya aku putuskan saja berbicara dari hati ke hati dengannya di kliniknya...
Segera aku salin dengan baju yang pantas...
Keluar Rumahku dengan mengendarai motor menuju kliniknya...


***


Di jalan, agak jauh sih di depan sana...
Banyak orang bergerombol sambil marah2 memaki ga jelas....

Orang2 kampungku !!!!
Ternyata mereka beramai menggotong 4 orang bajingan yang kemaren malam hendak memperkosa Astuti....
Digotong sambil dimaki2...
Sambil diludahi...
Ada yang bahkan menendang mereka sekalipun tampak sekali mereka meringkuk kesakitan...

Tak ada ampun bagi pemerkosa....

Itulah mereka....
Balasan dari warga ternyata lebih gila lagi...
Edan2an...
Diantara mereka ada juga kawan2 sekelas Astuti yang kebetulan tak ikut ekstra kulikuler di hari sabtu ini....
Sabtu sekolah libur kecuali yang ikut ekstra kurikuler...

Jarak kantor polisi masih 400 meter lagi...
Tapi orang2 terus berdatangan dan ikut ambil bagian menyiksa 4 orang tadi...

Luar biasa...
Benar2 luar biasa kemarahan warga kali ini...
Betapa tidak, dalam benak mereka kami baru saja ditimpa kemalangan dengan meninggalnya Suryani...
Tapi ini malah ada yang mau memperkosa anggota keluarga kami...

Karena terlihat oleh polisi yang jadi petugas jaga...
Cepat2 anggota yang ada dikerahkan untuk mengamankan para bajingan yang entah bagaimana ceritanya dilempar begitu saja ke arah polisi...

Lolongan kesakitan membahana...

Bukan dikasihani....
Mereka malah diseret bak karung goni...
Menuju kantor polisi...


***

Aku melihat dari kejauhan....
Entah bagaimana rasaku...
Kasihan mungkin ada...
Tapi lebih banyak aku merasakan kekosongan semata...
Urusan Suryani ternyata belum beres....
Sama sekali belum beres...

Kalau ini urusan benar2 dengan si Asep, maka dia telah nenyiramkan bensin ke dalam api amarahku....
Cuma aku melihat itu bukanlah yg penting untuk saat ini...

Aku berbelok mengambil jalur yang berbeda menuju klinik Diandra...
Sementara aku menghindar dengan urusan begundal yang mengaku suruhan si Asep dulu...


***


Aku perlahan mengendarai motor ku....
Ah...
Baru aku ingat kalau ini jalanan akan melalui sekolah Astuti...
Seolah kebutulan atau memang begitu takdirnya, kulihat Astuti di tepi jalan sedang kebingungan....

Di depannya ada kawannya yg berjongkok mengangsurkan seikat kembang mawar merah....

Ha ha ha, lucu banget lihat kejadian tersebut, sepertinya di lelaki dihadapannya tak patah semangat ditolak...
Terus saja meminta Astuti utk menyetujui dan Astuti nyata2 kebingungan menjawabnya...

Ha ha ha.....
Aku jadi kepo sih...
Aku berhenti tepat beberapa meter dari pintu sekolah Astuti....
Tepat di saat aku berhenti itu, Astuti melihatku...
Seolah dapat berkah durian runtuh...
Astuti berteriak memanggilku...

"Pak No..... "

Kemudian dengan tanpa mempedulikan kawannya yang sedang berjongkok, dirinya berlari ke arahku menelukku dan menciumiku di depan temannya tadi....

Weisss...
Benar2 kok sesuatu banget itu Astuti....
Cara2nya lugas cepat dan tuntas tandas....
Semua pesan tersampaikan

Bahwa dirinya sangat mencintaiku...
Bahwa dirinya menolak cinta temannya dihadapanku...
Bahwa dirinya memproklamirkan sudah ada yang punya...
Bahwa dirinya milik ku...

Satu perbuatan semuanya dapat, itulah Astuti...

Jangan tanya bagaimana temannya tumbang dan jatuh setelah ditolak....
Jangan tanya tatap matanya padaku...
Jangan tanya sikap dan tatap mata kawan2 disekolah yang memang sedang menyaksikan acara "nembak"....Astuti.
Jangan tanya bengongnya suasana saat itu....
Jangan tanya apapun lah...

Astuti telah membungkam banyak mulut dan harapan ...
Sekaligus tandas dengan sikapnya padaku...
Apalagi kemudian....

Dia memelukku dengan menggapai leherku kemudian melumatku .
Di depan banyak orang di tepi jalan pula...
Dengan santainya bibirnya melumat bibirku dalam2...

Astutiku...
Kalau ada wujud lainnya dari keberanian seorang perempuan....
Dialah...

Astuti ku...


***


Astuti.....
Haasshhhh....

Seolah tak ada kejadian apapun Astuti mengajakku pergi....
Dengan santainya dia naik ke atas motorku memelukku serta merebahkan kepalanya di punggungku....

Aku tak bisa tidak terpaksa dengan santainya menyalakan motor dan melambaikan tangan pada teman2 Astuti yang masih pada bengong sebelum akhirnya kami melesat ....

Bayangkan betapa shocknya teman2nya melihat kami melaju dengan saling berpelukan seperti itu...
Butuh tak hanya keberanian tapi juga keyakinan sebab kami tinggal di desa, bukan di kota dimana semua orang cuek bebek...
Posisi Astuti sudah nancep di rumahku...
Sekarang seolah yakin semuanya baik2 saja Astuti mewartakan posisinya ke seluruh desa...

Kok bisa..?
Ya bisalah...
Lha wong teman2 Astuti sebagian ya tetanggaku kok...
Kalau ga satu RT ya satu RW, atau sekedar satu Desa...
Kegilaan ini akhirnya terjadi juga karena keberanian Astuti...

Aku....?
Aku ya sesuai ajaran pak Sumarna, ga bisa apa2 yang membuat wanitaku terpuruk dalam kehinaan kalau menolak perbuatan Astuti di depan umum lah...
Aku pastinya akan ikut arus dulu...
Kalaupun nanti di benahi ya nanti lah di rumah berdua saja....

Begitulah pemikiranku sekarang...
Ga aneh2 kok...
Ini juga kenapa aku ga ambil pusing atas pemerkosa atau lebih tepatnya yang berniat memperkosa Astuti...
Ada Tono disana...
Ya sudahlah...
Ga perlu repot2 lah...
Lha yang paling berhak untuk memutuskan si pemerkosa diapain ya Tono lah...
Toh aku sudah memberikan pelajaran level basic nya...
Kesananya ya biarlah Tono yang memutuskan buat para begundal tadi...
Biarlah Tono paham caranya melindungi wanitanya, entah itu nanti istrinya adek2nya atau ibunya...
Itu ajaran pak Sumarna, juga ajaranku...

Itu urusan nanti sore bila Tono melaporkannya padaku, kalaupun tidak ya sudah...
Aku percaya Tono memiliki segudang kemampuan untuk bijaksana...
Itu saja...


***


Aku akhirnya sampai juga ke klinik bu dokter Diandra....
Astuti masih memelukku seolah tak cukup selama perjalanan memelukku...
Haadewww...

"Duh sayang, kita dah sampai nih, yuk turun.."

Astuti nurut juga kok, turun dari motor kemudian dia masuk ke dalam klinik, ngeloyor begitu saja, seolah ini rumahnya...

Jelas2 aku heran dan mengernyitkan dahi melihat tingkahnya yang sungguh aneh bagiku...

Aku akhirnya masuk ke dalam juga setelah memarkirkan motorku dengan benar, di dalam ada lumayan banyak pasien yang ada disana, aku celingak celinguk mencari sosok Astuti yang entah kemana dia berada...

"Heiii... Mass Nooo..."

Teriakan, mmm lebih tepatnya jeritan melengking mambahana dari bu Dokter Diandra ketika melihatku berada di Kliniknya luar biasa mengejutkan semua orang...

Apalagi aku...

Itu Diandra, ga pake ba bi bu...
Langsung berlari seolah terbang kearahku...
Menubrukku...
Memelukku...
Dan...
Melumatku....

Aku hanya bisa melotot dalam kebengonganku....
Eh tanganku kok tiba2 nemplok di pantatnya dan meremasnya...
Aduh.....

Astuti tiba2 disampingku melotot dan menjewerku....



***


Ha ha ha...
Itu si No aneh2 saja ya....
Bengong2 juga bisa tahu meremas pantat itu enak...

Wes mbuh kah...


Ha ha ha

Salam Edan E....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd