Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG NO - 2

Status
Please reply by conversation.
jancukkk seandainya cerita ini real betapa beruntungnya jadi mas No.
mas No pean sunat nok ndi???

Kalau ane sih bukan mas no nya yang beruntung

Melainkan karena No itu punya daya pikat tersendiri (kebesaran hatinya, dll) cuma mang ts membungkus cerita ini dengan santai
Mas no dibuat karakter oleh TS dengan daya pikatnya yang kuat tetapi juga membuat No mengalir bagaikan air.

Keliatan dari kedekatannya dengan dr diandra dan astuti ga pakai jaim2 soal wanita.

Kalau Ts buat cerita ini dengan alur serius pastilah Mas no disni akan terlihat berbeda
:)
 



BAB 8
Aturan Main



Pagi itu, menjelang subuh, aku pulang ke rumah setelah berendam dan berlatih di sungai berarus deras...

Lebih dari 5 jam aku berendam, bukan saja latihan, sebenarnya boleh dibilang setengahnya istirahat.

Ya begitulah adanya...
Sebab dalam olah nafas banyu mili, semuanya dilakukan seolah fase istirahat yang lembut menghanyutkan...

Istirahat sambil memperbesar kemampuan tubuh menerima beban aliran air...
Istirahat dalam laku...
Itulah sebenarnya aliran banyu mili...

Hari kelima sepeninggal Suryani, aku baru merasa benar2 hidup lagi...
Entah karena latihanku, entah karena dua wanita yang membuatku merasakan lagi gelora hidup yang menggelegar dalam balutan birahi...

Entah...

Yang pasti, aku sampai di rumah kala semuanya masih tertidur lelap...
Aku kemudian mandi dan berganti baju...
Menjalankan ibadah yang entah diterima atau tidak, yang pasti aku merasa bersyukur atas segalanya ...

Kemudian menyeduh kopi dan membawanya ke saung belakang....
Perlahan dalam diam aku merenungkan langkah2 kedepannya harus bagaimana...
Menimbang2 lagi mana yang harus aku lakukan dan mana yang harus aku tunda...

Satu hal yang pasti....
Kang Asep harus aku waspadai...
Kelompoknya seolah mengendus atau mencurigai kalau aku adalah dalang kehancuran mereka...

Mereka tak punya bukti...
Mereka tak punya pegangan yang mantap untuk menuduhku, tapi aku tak mau memberikan mereka waktu sampai akhirnya semuanya terlambat...

Komplotan ini harus dibasmi....
Itu saja...

Cuma......
Ada satu hal yang menggelitik di hati ini...

Astuti....

Saat melawan 4 begundal Asep, dia menggunakan ilmuku banyu mili tapi dengan kembangan yang lain...
Yang masih selaras dengan banyu mili tapi nyata ada bedanya dengan yang aku ajarkan...

Entah bagaimana aku melihat kesiur angin...

Bayu....


Astuti​


Ya...
Ada hawa angin disana...
Entah siapa yang mengajarinya....
Air dan angin memang mempunyai kesamaan...
Namun itu sesuatu yang benar2 berbeda...

Air berat cenderung kebawah
Angin ringan cenderung keatas

Air basah
Angin kering

Air berwujud
Angin tak berwujud...

Dan sederet lagi pertentangan....

Teringat aku akan wejangan kakekku...

"No, iling2 yo le (ingat2 ya nak), ada satu ilmu yang bisa bersanding dengan ilmumu dengan sangat baik, yaitu Bayu Bajra....

Ilmu ini sangat langkah karena tak jelas lagi siapa yang mempelajarinya, ilmu ini bernafaskan angin atau udara...

Ilmu ini hampir sama dengan ilmumu karena penciptanya sama, atau hampir sama yaitu Prabu Airlangga tapi diciptakan setelah beliau jadi pendita...

Entah bagaimana ceritanya, sang prabu ternyata menciptakan perlawanan ilmunya sendiri di akhir hayatnya...

Semua sifat ilmu ini benar2 berlawanan dengan ilmumu...
Kalau ilmumu dingin, basah, lebih merendah, menyelinap...
Maka bayu bajra itu panas, kering lebih suka diatas dan mendobrak....

Satu di timur jawa.... Ya ilmumu...
Satu lagi di barat jawa.... Ya bayu bajra..

Cuma entah bagaimana sang mahapatih Gajah mada bisa memilikinya...

Juga tuan putri Gayatri Rajapadni juga memilikinya.

Siapa yang mengajarkannya juga ga jelas...
Entah kenapa kemudian ilmu ini beranjak ke timur juga ga jelas...

Yang pasti, Mahapatih Gajah Mada dengan ilmunya ini bisa melanglang buana menggilas musuh2nya...

Hanya Laksamana Nala, asuhan Gajah Mada yang mampu menggabungkan bayu bajra dengan banyu mili...
Dan kedahsyatannya sungguh luar biasa...

Di Samudra Laksamana Nala sanggup terbang melayang dan mengaduk lautan sehingga kapal2 musuh hancur lebur dengan diterjang sendirian oleh Laksamana atau Mpu Nala...

Kenapa Mpu Nala bisa demikian dan siapa yang mengajarkannya juga tidak jelas...

Cuma setelahnya keduanya lenyap....
Tak jelas rimbanya, hingga leluhurmu dihadiahi ilmu banyu mili itupun awalnya hanya berupa kidungan semata....

Kakek bercerita ini sekedar agar kamu tahu dan berhati2 dengan pemilik atau pewaris bayu bajra....

Sebab kalau dia musuhmu, hidupmu tak akan tenteram..."

Kata2 kakek yang panjang lebar itu benar2 melekat dalam benakku...
Awalnya aku tidak ambil peduli, sebab waktu itu menurutku sih ilmu pak Sumarna adalah yang paling nggegerisi (hebat)...

Saat ini, aku bisa merasai ilmu keluarga pak Sumarna, kalau boleh dibilang aku merasa bisa mengenalinya sampai ke titik terjauhnya...

Hal ini karena ilmu glatik neba itu pecahan ilmu banyu mili....

Sama halnya dengan dirada meta yang merupakan pecahan banyu mili...

Yang membuatku aneh adalah bayu bajra, yang diciptakan dengan nafas yang sama tapi menghasilkan sifat yang berbeda....

Seolah memang untuk dipertentangkan...
Tapi aku melihat nafas itu sangat selaras di diri Astuti...

Itu masalahnya...
Aku seolah melihat sebuah kemungkinan ilmuku bisa berubah menjadi bayu bajra....

Seolah aku bisa merasakan banyu mili nya Gajah Mada...
Atau...
Bayu bajra yang dilatih dengan banyu mili....

Mmmm.....
Mungkin saja...

Perenunganku sampai pada batas yang tak bisa lagi kuukur...
Tapi itu biarlah nanti saja....

Haaaaasshhh.....
Aku benar2 bersyukur bisa melihat gerakan Astuti dalam bertarung kemarin, aku harus menyelidikinya...
Diperoleh dari mana dia bisa begitu...

Aaaashhhh....


***


Pagi itu semua penghuni rumah menggeliat bangun dan lalu masing2 sibuk mempersiapkan dirinya untuk memulai aktifitasnya....

Aku masih di saung, dan seolah memang itulah tempatku...
Tak ada yang merasa heran dan tak ada yang protes soal tempatku ada dimana...
Kalau dipikir2 aku ngenes bener2 seolah terusir oleh bu dokter Diandra...

Ha ha ha....
Padahal ga ada yang ngusir sih, cuma maksa tidur bareng, iya kalau aku kuat...
Kalau ga kuat nahan ya tak jebol bener2 itu memeknya...

Ngenes nya aku kalau terus2an begini...
Dinikah salah, lah terlalu cepat eehh...
Ga dinikah, aku kapiran ga ada tempat tidur...
Ga dinikah dicoblos, aku yang ga enak...

Bu dokter sih gak masalahkan aku mau apa, dia pokoknya tidur ditempat tidurku...
Titik...
Edan....
Kalau ga cantik sih aku masih bisa nahan2...
Ini cantik dan sexy....
Mana tahan cuuk....


***


Hari minggu memang beda.....
Sampai matahari sepenggalah, rumah masih ramai saja...
Biasanya dah sepi beneran sepi...
Pada pergi sekolah....
Rumah induk kosong melompong, Suryani pindah ke toko atau rumah belajar atau bengkel....

Ini semuanya lengkap ada, bahkan Tono juga ada...
Aku ga paham urusan kuliah...
Kadang Tono ga pulang2 sampai berminggu2 katanya banyak tugas atau macem2 lah...
Ini dah ada seminggu dia ada di rumah, katanya liburan mau bantu2 di rumah...

Liburan apaan kok ga sama bareng liburnya sama Astuti dan yang lainnya...
Astuti dan adek2 nya pada masuk...
Si Tono ga jelas bener itu jadwalnya...
Aku ga paham....

Seperti biasanya, minggu pagi semua sarapan di rumah belajar....
Aku juga biasanya sarapan disana...
Karena itu memang aturan yang berlaku disini...

Suryani lah pencetusnya....
Cuma kali ini agak beda, aku lihat anak2 mengangkat meja kehalaman belakang, ramai2 yg kecil mengangkat kursi...
Yg perempuan membawa makanan macem2, pokoknya halaman belakang benar2 rame...

"Kang massss.... Sini dong, bantuin sayang...."


Bu dokter Diandra​

Bu dokter Diandra berteriak memanggilku, dengan gayanya yang lucu menggemaskan...
Pagi ini dia mengenakan pakaian yang aku tak kenali sebagai baju Suryani...
Tampil segar dan terlihat sangat muda dengan bajunya tersebut....

Aku bergegas bangkit dan berbaur dengan semuanya...
Wajah2 anak2 sangat gembira seolah sedang berlibur saja...
Mereka mengatur tikar di beberapa tempat di bawah pohon...

Ternyata meja makan dan kursinya ga banyak, cuma beberapa saja...
Tono gesit bergerak kesana kemari mengatur juga dengan gembira...
Tino dan Bara tertawa2 sambil berlarian...
Arimbi tersenyum dan kadang bernyanyi riang mengatur meja...

Tak ada wajah2 duka, semuanya bergembira...
Tak pelak, aku ikut tersenyum dan kadang tertawa, karena kadang bu dokter muncul isengnya menggelitiki perutku...

Pagi itu kami makan dengan beralaskan tikar di halaman kami terbuka...
Sambil bermain...
Setelah itu masih ditempat yang sama kami bercerita macam2 tentang pengalaman anak2 disekolah...
Satu2 semua bercerita...

Tono bermain gitar, Astuti dan Arimbi bernyanyi sebagai pengiringnya...
Pokoknya mirip suasana liburan saja, namun ini masih di rumahku, tepatnya dihalaman belakang rumahku...

Dan ini aturan main baru dari bu dokter biar semuanya bergembira setidaknya sebulan sekali bila semua lengkap ada....

Aku hanya setuju saja....
Gimana tidak setuju, bu dokter mintanya sambil mencium pipiku didepan semuanya...

Hadeww...
Serasa dah punya bini baru....


***


"Mas, sini deh....
Aku mau perlihatkan sesuatu...."

Bu dokter membuka gulungan kertas lebar, ada gambar2 menarik seolah miniatur rumahku...
Eh...
Sebentar....

"Mmm apa ini nimas sayang...?"

"Bagus ga...?"

"Bagus sih, tapi kayaknya mahal ya...."

"Suka ga ?"

"Suka lah, bagus ini disainnya...."

"Aku minta kawanku yg jadi arsitek untuk mendisain area belakang biar lebih bermanfaat mas, soalnya aku waktu menemani mereka belajar kadang suntuk sih, tempatnya kurang menggairahkan untuk belajar, kasihan mas....

Makanya tempat belajar mereka disini berubah fungsi menjadi semacam kamar tidur buat mereka dan keluarganya....

Jadi tetap ada semacam privasi bagi anak2 itu mas...

Anak lelaki di sisi luar mas...
Kamar2nya agak keluar dan masing2 dilengkapi dengan bukaan yang cukup lebar biar sehat...
Kamar mandinya dipisah masing2 dua kamar satu kamar mandi...

Anak perempuan disisi dalam agak terlindung dan ada taman dalamnya...
Kamar mandinya terpisah juga...

Nah tempat makan ini dijadikan tempat belajar plus tempat makan mas...
Agak terbuka dan terang karena semuanya kaca....

Ada semacam jalan penghubung yg terlindung dari hujan jadi belajar disini mereka dengan sangat nyaman..."

"Haassssh bagus sekali sayang....
Mahal kayaknya nih....
Sebentar ya sayang...
Mmmm....
Aku punya kayu2 sudah lumayan besar sih, kalau pake kayu dan bambu kayaknya bisa lebih murah nih...

Bisa tidak ini di rubah menjadi rumah kayu dipadu dengan bambu sayang ?"

"Cihuiiiii...... Muaaach muaaach muuach, Nimas senang kang mas....
Kirain kangmas ga setuju sama nimas...."

Ternyata Diandra bisa menangis sambil tertawa ya...
Seolah persetujuanku adalah hal yang luar biasa....
Duuh...
Kenapa ya...?

Kok aku jadi ga enak ya perasaanku ....


***

Acara minggu itu berlangsung dengan ditutup makan siang bersama bakar ayam dan ikan...
Rujakan....
Semuanya hasil kebun saja....
Anak2 semuanya senang...

Sorenya suasana kembali ke sedia kala, tanpa gejolak seperti biasanya, kambali belajar dan mempersiapkan diri...

Anehnya aku juga merasa segar dan otakku bekerja lagi dengan baik...

Berlibur itu memang kebutuhan mendasar manusia, sekalipun itu sesekali...
Aku lupa itu...
Ya bu dokter memang benar soal liburan atau suasana liburan dan betul soal tempat belajar...
Aku lagi2 harus hormat dan salut akan kejeliannya melihat kondisi yang ada kemudian mensiasatinya dengan sedikit usaha....


***

Akhirnya setelah beberapa kali diskusi soal disain rumah bagian belakang dan tengah, jadilah rencana pembangunan rumah yang bagus dan terjangkau uangku....

Bukan karena murah sih, sebenarnya mahal juga rumah kayu sekarang, itu kalau bahannya semuanya beli, malah boleh jadi rumah kayu yang bagus seperti di disain ini lebih mahal dari rumah tembok....

Cuma, kayu dan bambunya khan aku ga beli...
Tinggal menebang saja pohon yang ada di kebun...

Minggu ini sejak hari selasa, aku mulai memilih pohon yang pas, bambu yang pas juga...
Mulai menebang dan membawanya ke penggergajian kayu...
Mulai "merawat" Bambu dan kayu...

Ya semuanya tidak langsung diolah setelah ditebang, ada banyak perlakuan khusus sebelum mengolah nya, direndam di kolam salah satu nya...

Setidaknya sebulan direndam dikolam akan membuat kayu dan bambu menjadi lebih awet...

Mengeringkannya juga perlu perlakuan khusus...

Baru mengolahnya menjadi balok2 sesuai dengan ukuran yg kita mau...

Waktu menunggu perendaman dan perawatan lainnya, kugunakan untuk membuat bata...
Membakarnya...

Tono ikut membantu kadang, gentengnya juga aku buat, disain alatnya dan semuanya aku ikut Tono saja, da dia sudah kuliah tentu ilmunya tinggi lah...
Aku ngikut sajalah...

Intinya asal semuanya baik dan bagus, ikutlah....
Aku mulai angkuti batu2 di sungai...
Mulai memecahkan batu2 yang ada...
Mulai mengangkat pasir kali yang bagus...
Mulai mempersiapkan tenaga2 trampil yang akan membantu membangun...

Yang pasti, setelah melihat rencana akhir rumahku, semangatku seolah terlecut untuk mewujudkannya segera...
Sebelum aku tak punya uang lagi karena rencana pembuatan ruko dan kos2an telah diambang mata....

Ya kemaren sekali ada yang menawarkan tanah di dekat kampus, cukup luas dan agak miring harganya...

Hampir 500 juta kuhabiskan utk tanah itu...
Lagi2 Bu dokter Diandra lah yang menjadi motornya...
Dialah yang mencari info soal tanah disekitar kampus IPB, dibantu oleh Tono dan dengan cepat segera dieksekusi....

Diandra memang bak mesin dalam bekerja, cepat, tepat sasaran dan fokus...
Itu semua dilakukan sambil tetap bekerja di kliniknya yang semakin ramai..
Dokter di klinik juga sudah ada 5 orang...
Tenaga Bidan juga bertambah menjadi 10 orang...
Belum tenaga administrasinya...
Total jendral tenaga yang bekerja di kliniknya ada kalau 25 orang...

Beneran aku ga paham kenapa Diandra bisa sebegitu hebatnya mengatur segalanya...
Benar2 cerdas dia...
Aku benar2 hormat habislah....

Cuma.....

Malamnya itu lho.....
Kondisiku makin kacau balau....


***


Setiap malam ritmenya selalu sama, diawali dengan belajar mengajar...
Bara semakin banyak tugas2nya...
Tahun ini dia akan ke SMP....
Bara belajar sekarang bareng dengan Tino dan Agus, teman sekelas mereka juga...

Biar efektif, kata Diandra begitu....
Biar mereka fokus....

Anak2 kelas 3 SMP yang mau ke SMA diajari oleh Arimbi dan ....
Ada 3 orang yang belajar bareng Arimbi...
Dini, Dian dan Ratna...
3 orang ini anak2 bawaan dari bu dokter Diandra...
Mereka semuanya berwajah sedih dan pendiam, seolah hidup sendirian di dunia ini....

Masih ada anak2 lain yang belajar mandiri dan ada yang berkelompok...
Diandra berpindah2 mengajari mereka semua...

Bedanya dengan kemaren2 adalah lokasi atau tempat belajarnya di ruang belajar semua...

Tak ada lagi yang belajar di rumah utama...
Tidak juga Bara....

Bu dokter juga membawa pekerjaannya di ruang belajar, memeriksa entah apa yang diperiksa...
Membaca entah apa yang dibaca...
Kadang tersenyum sendiri...
Kadang nampak stress...
Sesekali bu dokter berjalan keliling mengawasi anak2 kadang sembari mengajari ini itu...

Macam aku kalau melatih pencaklah...
Ha ha ha..
Hampir sama tapi ga sama lah...
Diandra kelihatan banget cerdasnya kala mengawasi, aku kelihatan mumet kali...
Jelas katrok lah, aku ini apa....

Ibu2 yang bagian masak, berkeliling membawa makanan ringan hingga minuman bagi yang belajar....

Suasananya jelas berbeda dibanding waktu ada Suryani....
Diandra mengajari langsung, Suryani tidak bisa...
Diandra mengawasi ketat, Suryani tidak...
Diandra mengutamakan suasana belajar, Suryani hanya sampai pada asal ada tempat belajar...
Diandra membuat jadwal2...
Mengawasi jadwal itu...

Ada begitu banyak perubahan yang dibuat secara perlahan oleh Diandra dan anehnya semua berjalan seperti dengan sendirinya...

Ada yang aku ingat soal kata2 Diandra....

"Kalau kalian pengen berprestasi di dunia, maka musuhmu adalah anak2 seusia kalian di seluruh dunia, sehingga cara dan metode kalian belajar adalah harus sekelas dunia...

Kalau kalian ingin masuk IPB maka musuhmu bukan teman sekelas kalian...
Tapi anak2 seluruh Indonesia...
Maka, kalahkan mereka semua baru bisa masuk IPB...

Paham ?"

Duh....
Diandra tampak bercahaya kala berbicara demikian...
Sebab, semuanya seolah terpacu untuk maju...

Itulah sore kami semua sampai menjelang malam....



Cuma.....

Malamnya itu lho.....
Malam setelah proses belajar mengajar itu....
Kondisiku makin kacau balau....


****

Malam yang mana sih pak No....
Jangan muter2 lah...

Ha ha ha

Salam Edan E
 
ahahaa:papi:aaaiiii.... kamu curiga pada Astuti yo pakNo!?... itu karena kau melihat sendiri yang nampak di mata.

sesungguhnya kecurigaan itu seharusnya pada bu dokter cantik sebagai pendatang baru.. namun janganlah dulu berprasangka buruk menganggap sebagai musuh. karena sesungguhnya semua berawal dari satu

tengok bagaimana lincahnya dia bergerak...gelagat yang tak nampak... datangnya juga tak bisa ditebak... tiba-tiba serasa begitu akrab membaur bersama anak-anak...

terkadang air bisa menjadi angin, begitu pula angin bisa menyatu mewujud air.

Angin semilir di atas Air mengalir beriring teraturb egitu seterusnya silih berganti mengisi ruang kosong.
dahh ahh.. dari pada bengong,,
mending pikirin:konak: saat tiba malam mu, pakNo...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd