Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG NO - 2

Status
Please reply by conversation.


Bab 15
7 Manusia Durjana....



Aku masih takjub dengan hasil akhir pertarunganku dengan 6 orang yang mempelajari ilmu api....

Dari atas tiba2 turun 12 orang gagah perkasa tapi aku yakin ilmunya tak seberapa karena gerakan mereka begitu kasar...

Masing2 6 orang lawanku mereka bawa berdua dua, ke atas, ke tempat kedudukan mereka....

Tak lama kemudia lenyaplah mereka semua, raib seolah hilang ditelan kabut gunung salak...

Semua pekerjaku diam tak bergerak, semuanya entah bagaimana bengong saja sedari tadi...
Melihat demikian, aku berfikir untuk menyudahi segala urusan.
Setidaknya biar mereka tenang dulu dari shock yang melanda mereka, betapapun melihat orang berkelahi apalagi hingga terdengar derakan patahnya tulang atau lolongan kesakitan yang mencekam akan membuat kebanyakan orang shock....

"Bapak2 sekalian hari ini kita sudahi saja pekerjaan kita, besok kita mulai lagi, oh ya jangan sampai lupa, untuk mengambil air mata air ini sebagai bekal minum bapak2 di malam hari...

Saya ga tahu kenapa, yang jelas airnya mata air ini beda, terbukti bisa menyelamatkan saya dari panasnya api pendekar2 tadi..."

Umpanku termakan, semuanya berebut air dari mata air tadi...
Untungnya mata air tadi deras sehingga tak pakai lama semuanya kebagian...

"Mang Usep, besok pembangunan tandon air untuk menampung air mata air ini kita dahulukan ya....

Setidaknya biar tidak mubazir keampuhannya"

"Siap, baik pak No"

Ya, aku tadi memberi kode keras agar keadaanku yang sebenarnya berilmu ditutupi olehnya...

Dan sepertinya beliau paham yang aku maksud...
Aku kemudian berpamitan turun lebih dulu menuju deretan gubuk kami...


***


Begitu hampir tiba dinderetan gubuk kami, papa Diandra mengamit lenganku, memintaku berjalan perlahan...

Benar saja pengamatan papa Diandra, tampak Diandra, mas Pradip, mama dan Astuti dikepung oleh 7 orang yang barpakaian bak penyamun dengan lengan penuh tatto...

Yang membuatku merasa aneh adalah sikap Diandra dan mas Pradip yang berdiri seolah bermaksud melindungi mama dan Astuti...

Sementara mama dan Astuti terlihat cuek bebek dengan kondisi yang ada...
Begitu mendekat, papa lagi2 mengamitku mengajakku duduk di bale2 yang cukup dekat dengan TKP...
Papa kemudian dengan santainya mengambil buku dan pinsilnya, mulai mencoret2 ....

"Hei abang jelek, ngapain senyum2 kaya orang gila ? Sudah gila berapa lama ?"

"Duuh Diandra sayang, jangan teriakin abang jelek itulah, da gimana memang jelek tuh wajah bikin neg memang cuma ga usah diteriakin lah, kasihan kontolnya dia yang kecil makin kecil nanti...duuh ya..."

"Memang mas Pradip sayang ku tahu kalau kontolnya dia kecil gitu ?"

"Duuh mas Pradipmu ini kalau urusan kontol kecil jago lah, mau lihat sayang ? Entar neg terus muntah2 lagi....."

"Hi hi hi, kok ngimongin kontol kecil sih pak dokter, terus yang paling gedhe mana ?"

"Isssh isshhh, Astuti sayang jangan bicara jorok atu lah...
Yang kontolnya paling gedhe ya dia itu, itupun paling sejari kelingking kueeciil...
Pengen lihat neng ?
Nih mas Pradip kasih lihat lah...
Semuanya lah....
Ha ha ha"

Tiba2 entah bagaimana caranya, selagi Pradip tertawa semua celana 7 orang yang mengepung melorot menampilkan kontol2 kecil milik para bajingan....

"Hi hi hi, mas Pradip ini nakal ma....
Masa kasih pemandangan kontil begini...
Kontil alias Kontol Kecil...
Hi hi hi"

"Pradip, jangan buat mama mau muntah lihat kontil ini, cepat tutupin lagi...
Kalau tidak mama akan menjewermu...
Hi hi hi"

"Baik ma...... Ha ha ha"

Entah bagaimana caranya pula tiba2 celana 7 orang yang mengepung mereka kembali ke semula...

7 orang itu semuanya bingung sebingung2nya...
Saking bingungnya sampai ga bisa bicara apapun....

Tiba2 ada suara keras terdengar lantang...
"Ha ha ha, kalian semua kembali ke sini, ternyata disini ada yang punya isi makanya sombong....., balik !!!"

Ke-7 orang yang kebingungan akhirnya kembali ke tempat yang agak diatas lereng...
Ternyata disana ada banyak orang juga seperti halnya tadi di tempat mata air...

Lalu turunlah 7 orang lagi, tapi melihat caranya berjalan dan suara2 yang ditimbulkan selama berjalan, aku tahu mereka memiliki ilmu yang tinggi....

Masih ada 2-3 orang lagi diatas puncak pohon kelapa, entah siapa dan untuk apa, namun dari sikapnya, nampak mereka adalah orang yang berilmu namun pengecut, siap sedia untuk membantu bila dibutuhkan...


***


"Ha ha ha, namamu siapa anak muda, kulihat kemampuanmu lumayan lah...
Gimana kalau kita barter...?"

"Barter gimana boss ?"

"Barter sama cewek2 yang disana itu "

Si penjahat tadi tiba2 menunjukkan suatu arah dimana tampak segerombolan anak2 yang sedang dalam ancaman kawanan itu....


***

Darahku tersirap....
Emosiku meluap....

Kurang ajar....
Nampak olehku segerombolan anak2 yang jadi sandra atau tawanan mereka...
Segerombolan anak2ku....
Semuanya....

Kemarahanku naik setinggi2nya....
Segera ku memasuki pernafasan bayu yang memang menggelorakan kemarahan dan berhawa sangat panas.....
Segera kuhisap uap air di udara....
Kukristalkan menjadi mata panah kecil2...
Api beku...
Api yang berselimut air beku....
Menyala menyilaukan mata segera kehembuskan dalam sekejap....

Pyaaarrrrrrrrrrttttt.....
Byyaaaaartttttyy......

Puluhan mungkin ratusan paser (senjata mirip mata panah) api beku terlepas dari tubuhku...
Mencari mangsanya di tempat itu...
Baik yang sedang menjagai anak2 ku...
Yang sedang diatas sana entah siapa...
Yang pasti 7 orang manusia laknat aku serbu masing2 dengan 20 paser api beku...

Ratusan paser itu kemudian mengenai sasarannya....

Tubuh2 mereka tumbang berkelojotan sebentar saja...
Badan mereka hangus terbakar, sementara darah mereka beku bagai es...
Kepulan asap bau daging terbakar dan hawa dingin merebak dari dalam tubuh mereka...

Sekaligus mereka tumbang dan mati ....
Kemarahanku benar2 memuncak....
Ketika nampak masih ada yang lolos dan berloncatan kabur....
Aku melompat tinggi dengan lambaran angin puting beliung...
Kemudian dari ketinggian yang tak terukur aku menghajar mereka semua yang kabur dengan debu yang kukumpulkan dengan hawa api....

Pasir api melesat mencari sasarannya...
Semua yang lari kabur akhirnya terjungkal dengan tubuh gosong habis, hangus sehangus arang.....

Aku turun mengapung seolah dari langit sana....
Perlahan ku hampiri anak2 ku....
Kupeluk satu2....
Semuanya ada disini, kecuali Bara....

Bara.....

"Kemana Bara Arimbi ?"

"Hiks hiks hiks, Bara dibawa oleh ketua mereka pak No...
Katanya...

" Suruh No menghadap kepadaku, si Asep, atau aku perkedel si Bara....."

Kemarahanku memuncak.....

Aaaaaaaaarrrrgggghhhhhhhhh

Aku berteriak kencang sambil memukul awan....
Sebentar kemudian awan bagai tersapu oleh kekuatan anginku yang dahsyat....

Setelah kemarahanku agak reda, kulihat sekelilingku, ada wajah pucat dan ingin kabur dari sana...

Segera kutangkap dia...
Mudah saja bagiku berkelebatan kesana kemari bagai angin...

Kulempar orang itu dihadapan Arimbi,

"Arimbi kamu kenal dia ?"

"Ya pak No dia yang menculik kami"

Segera kuremas dadanya kuputuskan semua titik matinya...
Seumur hidup dia akan lemas....

"Pak Usep dia keluargamu kah ?"

"Siap pak No, dia suami keponakanku.....
Rupanya dia yang ikut gerombolan bajingan2 itu ...."

"Hei....
Kamu mau aku gosong kan ?, kalau tidak ceoat tunjukkan markasmu"

"Dduh ampun den, ampun saya tak tahu....aaaaaaahhhhh"

Aku selomoti tangannya hingga melepuh gosong....

"Aaaaaachhhh ampuuunnn disana den di puncak gunung itu.....aaaaachhhhhhh betul den ga bohong saya mah...kapok den..."

Mmm cukuplah....

"" Pak Usep, tolong bereskan kekacauan ini semua, aku mau ke puncak sana....
Lapor polisi pak Teja....
Bawa teman banyak...."

"Baik pak No....." Serempak mereka menjawab...

Kemudian aku diam sejenak dan melompat tinggi seolah terbang diudara kemudian melesat ke arah puncak gunung yang ditunjuk oleh saudara pak Usep....

Hanya beberapa kejap mata aku tiba disana....
Lagi lagi emosiku memuncak...
Jauh lebih memuncak....
Amarahku seolah tak terkendali lagi...

Pemandangan dibawah sana membuatku mendidih.....
Benar2 mendidih....
Tampak ibu anak2 ku yang ikut denganku, termasuk ibunya Astuti sedang dikeroyok rame2 oleh segerombolan orang2 buas lagi liar...

Semuanya bersorak seolah mendapatkan daging enak dan lezat untuk disantap...
Jeritan wanita2 yang tak berdaya tak mereka acuhkan...

Kalah oleh sorak sorai rame sebagai penyemangat aksi bejad mereka....

Aku terbakar.....
Aku haus darah mereka......
Dalam sekejab saja awan2 sekelilingku menggumpal seolah digumpalkan....
Membentuk kawanan awan gelap....
Kumencari awan yang paling gelap, menyelusup disana dan menyatukan dengan kekuatan air dan apiku.....

Awan itu bak kendaraan kuhela menukik menuju tempat terkutuk itu....

Brrrrr....
Braaattttttttt........

Kuturunkan hujan, bukan hujan biasa melainkan hujan paser air apiku....
Ribuan banyaknya seolah jatuh bagai titik2 hujan....

Sengaja ku lewati tempat ibu anak2ku....

"Aaarggghhh aaahh"
"Aaachhh"

Jeritan serta lolongan mereka yang sekarat ambrugh terkena paser air apiku sahut menyahut....

Begitu dahsyat pemandangan dibawah sana penuh dengan bergelimpangan mayat gerombolan tersebut....

Mereka yang menyetubuhi ibu anak2ku kaget dan lari ketakutan...
Inilah yang aku tunggu....

Serrr serrr serrr
Blllaaarrttttttty.......

Segera kulontarkan paser panah apiku kepada mereka semua....

"Aaarggghhh aaahh"
"Aaachhh"

Habis tumpas tapis semua bertumbangan....
Ternyata belum semuanya....
Dari mulut2 goa di sekitar lokasi kemudian muncullah orang2 kawanan mereka banyak sekali....

Mereka merentangkan busurnya ke arah awan yang menjadi kendaraanku...

Swinggg.
Serrr swiingggg
Swiiingg

Mana bisa mereka memanah awan....

Segera kulontarkan paser air apiku begitu derasnya...seolah air ditumpahkan melibas mereka semua....
Habis tumpas tapis....
Tak bersisa....
Gosong dan membeku jadi satu.....

Jeritan dan lolongan itulah yang membuat tujuh petapa sebagai puncak gerombolan tujuh manusia durjana itu keluar dari mulut goa...

Mereka marah semarah marah nya....
Melihat anak buah dan muridnya semua tumpas habis, bergetar tubuh mereka...
Bergetar tubuh wanita2 pendamping mereka yang juga istri2 mereka....
Aku yang mengetahui ada kekuatan besar gabungan tujuh petapa dan tujuh setan betina itu melesat ke atas....

Bergulungan diatas awan, menggelembungkan besaran awanku...
Hingga puncak gunung salak seolah tertutupi kabut....

Pandangan sulit untuk menjangkau jarak yang jauh...
Kini aku siap....
Siap melibas mereka ber 14 sekaligus....
Itu tekadku....

Ketujuh orang itu menyerangku dengan kilat2 api mereka, ada yang mirip api las karbit, ada yang mirip api tungku ada yang mirip jilatan api magma...
Semua nya api dan api....

Bicara tenaga pastinya aku kalah....
Tapi yang kutunggangi bertenaga luar biasa besar....
Tenaga awam kumolonimbus yang sanggup membuat badai di lautan...
Dan kilatan petir yang menghanguskan dan menumbangkan serangkaian pohon...sekaligus....

Dan itulah yang akhirnya kugunakan melawan mereka sambil berkelit berpindah tempat menghindari serangan mereka....

Spaaazzzzttttt
Spaaaaazttttttt
Spaaaaazttttttt
Spaaaaazttttttt

Blaaarrrrrttt
Blaartttttt
Blaaarrrrtttt

Kilatan2 petir seolah lidah yang menyambar bercabang2 menerangi keseluruhan alam...
Tidak satu atau dua...
Puluhan bahkan beratus kali menyambar dan menghancurkan apa yang ada....
Merusak goa2 menerobos masuk semua pertahanan lawan....
Begitu seterusnya beruntun tanpa jeda hingga akhirnya tenaga awan habis sudah....

Sekali lagi aku melesat keatas menggulung awan lebih besar lagi....
Menunggu diatas sambil berkonsentrasi dan siap sedia dengan serangan balik yang lebih heboh lagi....

Sementara aku juga menggerakkan halimun atau kabut yang mulai muncul dipuncak gunung itu untuk menyelimuti area pertempuran....

Hanya sejengkal penglihatan yang ada...
Tapi bukan untukku....
Aku bisa merabai semuanya karena akulah yang menutupi semuanya...
Dalam pandanganku semua bisa teraba...

Kulihat....
Ibu2 anak2 ku sudah bangkit...
Segera aku berbisik pada mereka agar berpakaian dan menyingkir menjauh...

Aku bisa begitu karena aku adalah awan itu sendiri...
Aku sudah membaur...
Selama ada awan...
Ada aku....
Ibu2 itu sambil ketakutan akhirnya berpakaian dan menjauh...

Kini aku tinggal merabai Bara....
Asep dimaka kamu ?
Ke empat belas petapa dan iblis wanitanya sedang berjuang mengatur hawa mereka luka2 mereka bukan main2....
Seluruhnya luka...
Tak ada bagian yang tak terkuak oleh luka bakar yang membakar kulit hingga melepuh, mendongkel kulit dan daging mereka seolah dikait dengan mata pancing kemudian di betot hingga robek dan gosong pula...

Nafas mereka tinggal satu2 tapi tak akan kuampuni mereka semua...
Cuma aku harus tahu dimana Bara....
Aku coba merasai keadaan di dalam goa...
Ternyata ada detak jantung disana....
Kecil dan lemah
Detak jantung anak.....
Done....
Aku tahu dimana dia sekarang.....

Sekarang waktunya kehancuran....
Aku bergulung lagi dan membesar dan membesar....
Membesar seolah aku meraksasa dengan ukuran 5x lebih besar dari yang tadi.....

Lantas ........

Spaaazzzzttttt
Spaaaaazttttttt
Spaaaaazttttttt
Spaaaaazttttttt

Blaaarrrrrttt
Blaartttttt
Blaaarrrrtttt

Aku hujani semua lokasi dan semua tempat yang ada dengan ribuan volt petir dan paser2 panah air apiku....

Semuanya sampai habis tak ada sisanya....
Gunung2 runtuh, mulut goapun hancur remuk tak bersisa...
Terus kubombardir dengan kekuatan awan yang aku tunggangi....

Seolah aku sedang memanggul peluncur roket dan sekaligus senapan mesin...
Aku tingga pencet kenopnya...
Blar blar blar...

Jangan tanya si petapa...
Jangan tanya si iblis wanitanya....
Semuanya tadi juga sdh hampir habis.dengan awan yang tidak begitu besar....
Kali ini aku lumpuhkan dengan kekuatan 5x nya....

Luluh lantak hingga remuk se remuk2nya....
Kecuali kusisakan satu tempat dimana Bara berada....

Setelah semuanya reda......
Setelah semuanya hening....

Aku turun perlahan...
Menjejak tanah kemudian aku menuju tempat yang tadi kutandai....

Aku medobrak masuk ke tempat dimana Bara berada....

Kulihat tubuhnya meringkuk...
Terikat pada kaitan besi...
Tubuh itu penuh lebam siksa...
Bara tak sadarkan diri...

Beberapa langkah dari sana, kulihat tubuh Asep mati terhimpit batu besar wajahnya terbakar dan darahnya beku....
Adek2nya juga begitu.....

Ternyata Asep adalah murid tujuh petapa dan adek2nya adalah selir2nya.....
Hari ini habis tumpas tapis tujuh petapa.dan semua gerombolannya....

Aku membungkuk merangkul Bara...
Dengan kekuatanku kuremukkan gelang besi yang merantai Bara....
Menyadarkannya dengan memeberinya lambaran tenagaku....
Lantas....
Menggendongnya keluar goa....

Tiba2...
Aku merasakan adanya detak jantung yang lain....
Kulihat di balik dinding batu anak kecil dengan wajah penuh dendam menatapku.....

Lalu...
Entah bagaimana ceritanya...
Bara yg masih lemah itu mengayunkan tangannya....

Mendorong dan menarik dengan ilmu banyu mili mempermainkan anak.kecil.itu hingga seolah terbang kesana kemari kemudian terlempar keras menabrak dinding...

Tubuhnya remuk, kepalanya juga.... mati seketika...

Bara seolah puas dengan itu dan roboh pingsan lagi dalam gendonganku....

Belum pernah Bara begitu marah dan begitu tega tak hanya memukul saja, melainkan meremukkan anak itu benar2 remuk.....


***


Terakhir sebelum aku pergi....
Dengan segala kekuatanku....
Kurobohkan semua gua yang ada....

Rata dengan tanah....



****


Beda Sumarna Beda si No....
No tak membiarkan musuhnya hidup...
Habis....
Tumpas tapis kaya perkedel....

Duuh miris juga ya....


Salam Edan E
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd