Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG NO - 2

Status
Please reply by conversation.


Bab 16
Amukan Dewa



Akhirnya sampai juga aku di depan deretan gubukku....
Jarak yang aku tempuh dalam kejapan mata kala aku menyerbu dari bawah sini ke puncak...

Ternyata harus ketempuh selama berjam jam dengan menggendong Bara serta mengiringi langkah ibu2 anak2ku....

Beberapa kali kami harus istirahat, karena ibu2 yg ikut denganku memang kondisinya parah...
Aku ga bisa membayangkan betapa hancurny hati dan rasa mereka...
Kalau boleh memilih, tadi mungkin lebih memilih hancur lebur bersama para bajingan...
Kehormatan mereka tercabik cabik...
Luka ada disekujur tubuh mereka...

Aku lantas ingat dengan mata air yang mempunyai kekuatan luar biasa menahan api dan rasanya agak pahit....

Kebetulan sudah dekat....
Kami sekali lagi beristirahat....

"Punteun ibu2 maaaf, sepertinya ibu2 harus membersihkan diri disini agar anak2 yang menunggu ibu2 tidak menjadi khawatir dan was was....

Saya tak tahu kenapa, tapi yakin air dari mata air ini benar2 berkhasiat...
Silahkan mandi disini agar bersih dari penyakit, minum air nya agar ibu2 terhindar dari penyakit juga menperoleh kesegaran...

Semua yang terjadi diatas sana, aman di mulut saya dan akan menjadi rahasia semata...
Silahkan ibu2....
Saya mohon diri, titip Bara"

Splaaassshhhh.....

Aku bergerak seolah sekelebatan mata, menghilang....
Aku berkeliling disekitar untuk menemukan apa2 yang bisa dimakan...
Tentunya para ibu2 itu kelaparan dan dalam kondisi sakit parah...

Dengan kecepatan yang tinggi dan ketajaman mataku, aku segera menemukan beberapa pohon pisang dan nangka yang sedang berbuah....

Tapi....
Mmmmm...
Aku punya ide lainnya....

Kumenuju deretan rumah gubug kami, kulihat ada Astuti dan Diandra diluar sedang menungguku....

Spalaashhh.....

Diandra hampir terpekik melihatku...
Astuti apalagi...
Keduanya kututup mulutnya...
Cepat kuberbisik....

"Siapkan makanan bungkus untuk 7 orang cepet ga perlu aneh2 asal mudah dicerna...
Secepatnya kembali kesini, paham ?

Jangan bersuara...."


Kulepas tanganku yang menutup mulut mereka, kucium mereka cepat2 lantas mereka pergi mengambil apa yang aku minta dan kembali padaku.. .

Hanya 5 menitan kira2...


***

Splasshhhhh....
Aku menggendong masing2 seorang dikiri kananku Diandra dan Astuti....

Kubisikkan ditelingan mereka....
"Hasshhhh aku bawa ibu2 anak2 asuhku....
Mereka sekarang sedang berbenah diri di pancuran sana...
Aku tak mau cerita apapun yang terjadi pada mereka...
Dan kalian jangan pula tanya2 apa yang terjadi pada ku juga pada mereka...

Cukup kalian tahu mereka telah selamat...
Paham ?

Kalau paham lekas kesana dan beri mereka makanan, aku akan datang kesana 15 menit kedepan, bisa...?"

Keduanya mengangguk dan kemudian berlalu menuju ke pancuran...

Lamat2 kemudian kudengar pecahlah tangisan Diandra dan Astuti....
Apalagi tangisan ibu2 itu...
Entah apa yang mereka bicarakan, akhirnya redalah, tak.ada suara, sunyi sepi...
Mmm artinya mereka sedang makan...

Mmm 5 menit lagi waktunya aku keluar menyapa mereka....
Kubawa pisang dan.buah nangka sebagai makanan penutup...
Astuti dan Diandra seolah baru bertemu denganku segera memelukku...
Dan melumat bibirku....
Sejak Diandra kembali ke pelukanku, baik Diandra dan Astuti tidak lagi menyembunyikan rasa mereka dihadapan orang lain...
Tak juga orang tua mereka...

Amin hajar we...
Peluk lumat...
Itu!!!


***



Siang itu geger sudah sekecamatan tempat kami hendak mendirikan kampung kopi....
Karena tumpasnya gerombolan perusuh keamanan yang meresahkan masyarakat selama ini...

Tak ada korban jiwa di kalangan penduduk dan dari kami pemrakarsa pekerjaan membangun kampung kopi...

Apalagi setelah polisi didampingi aparat kodim menemukan dipuncak bukit sama, terjadi kehancuran yang massive...

Seolah lokasi dibombardier oleh sepasukan prajurit TNI dengan peralatan dan persenjataan lengkap.

Perwira TNI dan Kepolisian jelas2 tak percaya semua hasil kerjaku...
Apalagi kala dipanggil siang itu aku sempat kepleset dan kepalaku benjol kebentur pintu....
Dan akulah saksi pertama yang dipanggil...
Jelas2 saksi yang menyatakan akulah biang keladi kekacauan tersebut disambut tertawanya pemeriksa...
Hingga saking lucunya kesaksian tersebut dianggap guyonan semata...

Perwira TNI dan kepolisian kemudian saling berkoordinasi dengan atasan mereka....
Setelah lama berkoordinasi, maka kejadian itu dianggap operasi intelejen yang masuk kategori rahasia negara...

Kasus ditutup...
Toh tak ada korban rakyat sipil...
Korban memang penjahat yang diburu dan hendak ditumpas namun selalu gagal...
Sering mengacaukan keamanan dan meneror warga sekitar....

Saksi yang memberatkanku akhirnya diperiksa lebih dalam, dan nyata2 akhirnya terbukti sebagai anggota gerombolan yang hendak memfitnahku....
Gagal menuduhku, malah masuk penjara sebagai anggota gerombolan pengacau keamanan...


***


Acara lamaranku tertunda....
Bukan apa, kejadian hari ini mau tak mau menghalangiku pergi jauh....
Keselamatan jiwa banyak orang menjadi taruhannya.....
Aku harus menunda pergi ke rumah bapak ibuku untuk memohon restu, tapi aku paham bahwa berbahaya sekali bagiku kalau tidak menikahi keduanya, bisa2 anak2 lahir dengan status yang ga jelas...

So...
Acara lamaran secara adat dan kebiasaan ditunda...
Tapi tidak dengan acara nikahku...
Aku akhirnya menikah agama dulu dengan Astuti dan Diandra...
Keduanya aku nikahi berbarengan secara agama...

Gara2nya ya peristiwa di rumahku selama seminggu berturut2.....
Ya seminggu....
Seminggu setelah kejadian diserbunya rumahku, aku melangsungkan pernikahan dengan dua orang gadis sekaligus....
Ini pernikahan keduaku....
Tapi ini pernikahan yang pertama baik bagi Diandra ataupun Astuti...

Kami menikah di rumahku, rencana awalnyasi di rumah papa Diandra tapi karena satu dan lain hal akhirnya disepakati dirumahku, dengan penuh kesederhanaan dan rasa hikmat.

Sebenarnya ga harus buru2 kalau saja aku masih kuat....
Ibu Astuti masih trauma dan ibu2 anak2 ku lainnya juga masih trauma....


***


Kisahnya beginilah....

Cuma, sejak sepulang dari bogor selatan itu, Diandra tidur di kamarku yang menjadi kamarnya...
Astuti tidur di kamar satunya yang sama besarnya....
Setiap malam aku harus tidur sesuai jadwal, kalau tanggal ganjil di kamar sebelah kiri, tanggal genap di kamar sebelah barat...

Hari pertama pulang....

"Kangmas, sekarang waktunya kangmas nemenin nimas ya.... Khan tanggal genap"


Bu dokter Diandra​

"Iya nemenin saja khan, duuh capeknya, pengen cepet2 tidur nih....
Aku masuk dulu ya Astuti sayang ?"

"Iya mas No, Astuti juga capek, pengen tidur ini..hhooaaaammmmmm"

Ceklek....

Begitu buka pintu otomatis seolah sudah seharusnya begitu aku ambil baju dan menuju kamar mandi dan mandi....
Seolah tak ada orang lain saja....

Sadar2 setelah ada yang membuka pintu kamar mandi dan memelukku mesra dari belakang

"Hampir setahun ini, nimas bisanya cuma mimpiin mandi dan memeluk kangmas, sekarang nimas rasanya masih kaya bermimpi..."

Rasanya .....
Gimana begitu, adek imut sekaligus meradang lah...
Aku membalikkan badan dan melumat bibirnya dengan rakus...
Diandra tqk kurang rakusnya...
Tangannya membelit leherku menekan2 bibirku seolah takut kehabisan....

Tanganku meremas pantat sekalnya...
Sesekali menyelip menuju memeknya...
Susunya tergencet gepeng di dadaku dan putingnya sudah mengeras di timpa rabaan jemariku...

Akhirnya panasnya tubuh kami lebih2 nafsu kami mambuat kami selalu mandi cepat2...
Kami ingin lokasi yang lebih nyaman....
Proses sabun menyabun berlangsung cepat dan begitu singkat...
Bilas....
Handuk....

Pindah ke tempat tidur....
Aku bergegas letakkan Diandra di tempat tidur...
Gaya Diandra terlentang dengan kakinya ditekuk dan dikangkangkan membuat semua keindahan wanita miliknya terekspose sempurna....

Rambut kemaluan Diandra benar2 rapih...
Seolah tumbuhnya diatur sedemikian rupa sangat menarik...

Susu mengkel dan montoknya, putingnya yang mwncuat pink sangat menawan hati....

Kali ini aku ingin menikmati secara perlahan namun pasti...
Mulai dari kakinya...
Telapaknya....
Tungkainya betisnya aku jilati sempurna....
Tak ada yang tersisa...

Diandra sangat resah tubuhnya merespon negatif...
Seolah ingin lebih dengan mengangkat pantatnya untuk lebih mengekspose memeknya yang sangat tembem lagi berlendir mengkilap....

"Ddeuuuh kaaangmaassssshhh akkhuuu diapaaaaaiiin.maasshhhh aaasshhh"

Namun belanda masihlah jauh...
Aku masih ingin berlama2 meresapi keindahan tubuh Diandra calon istriku...
Kekasihku....

Gerinjal tubuh Diandra semakin tak terkontrol kala jilatanku telah mencapai tekukan lututnya menuju pahanya yang lebih kukangkangkan...
Perlahan saja sambil kusedot agak kencang...

"Maashhh aaaaashhhh aashhhh amaammmmaassssssssh"

Diandra lebih keras lagi lenguhannya...
Desahannya sudah berubah menjadi jeritan tertahan...

Memek Diandra mulai mengalirkan agak deras cairan cintanya....
Mengkilat diterpa cahaya lampu yang benderang...

Memek itu sangatlah merangsang dan mempesonakan jiwa...
Tapi belumlah saatnya....

Jilatanku mulai marajai pahanya, lebih dekat dan lebih dekat lagi ke arah memeknya...
Semakin dekat...
Semakin kencang gerinjal tubuh Diandra...
Kekiri kanan tak tentu arah...
Pantatnya naik bergoyang2 seolah minta dipuaskan...

"Aauchh....mas jaaaahaatassshhhh aaah aaashhh aaah aaaahhh"

Akhirnya kupenuhi juga kerinduannya....
Kusergap memeknya sekaligus kulumat habis dan kugugiti klitorisnya....

Tanganku memegangi pahanya agar tak menutup saking terangsangnya...
Kadang tanganku meremas susunya kuat2...
Memelintir putingnya keras2...
Kutingkahi dengan hisapan dan gigitan.pada memek dan klitorisnya...

Diandra akhirnya tergoncang dengan serangan kilatku...
Jeritannya membahana....
Menunjukkan betapa terpuaskannya.dirinya...

"Maaassssssssssssss aaaah aaaaaahhhhhh"
"Aaaahh aaaaah aaaah"

Tubuh Diandra terus menerus berkelejat 2 bagai cacing kepanasan tak tahan menerima deraan nafsunya....

Matanya membeliak mulutnya ternganga...
Dari memeknya memancar cairan cintanya lebih kencang terus memancar dan terus kuhisap hingga seolah habis kering....

Diandra melemas diam...
Tak terdengar lagi lenguhannya...
Hanya desisan tanda terpuaskan....

"Asshhhhhhhhhhh"

Kusejajarkan diriku dengan dirinya
Kupeluk mesra dirinya...
Kuium matanya pipinya...
Sambil kuucapkan kata kata...

"Kangmas sayang nimas...
Kangmas cinta nimas...

Muuach....."

Lalu terlelaplah Diandra melayang dwngan mimpinya.....
Sampai pagi....
Aku kentang....
Gagal nyoblos......
Tapi dengan cara2 yang aku pelajari dari Astuti kekentanganku akhirnya kuubah jadi tenaga yang luar biasa besarnya...


***


Hari kedua pulang....
Astuti kebetulan tak ada acara di kampusnya...
Sehingga bisa tidur di rumah....
Aku yang tak tahu itu, dengan santainya masuk kamarnya ketika dirinya sedang mandi...


Astuti​

Pintu kamar mandinya terbuka lebar....
Segera kulucuti pakaianku...
Bergabung di dalam....
Kupeluk mesra Astuti yang tubuhnya memang sedikit padat berisi menonjol lebih menonjol dibanding Diandra...
Lebih empuk rasanya dirabai...
Lebih sensitif...
Astuti tergetar badannya, bagaimanapun juga dirinya masih belia, meski diluaran sana anak SMA telah merasakan nikmatnya asmara, tapi tidak dengan Astuti....
Baru kali ini dirinya aku sentuh utuh dalam ketelanjangannya....

"Assshhh massssssshhh"

Desahan Astuti lebih lembut dan tidak menghentak2, jelas berbeda dengan Diandra yang memang sudah cukup dewasa dan lama dalam penantian bahkan setelah lulus kuliah spesialis barulah dia merasakan nikmatnya gelora asmara denganku...

Aku tak hendak membuat perbandingan, dan nyata2 semuanya tak bisa dibandingkan, karena semua insan pada dasarnya berbeda dan unik...

Rabaan ku merajai seluruh tubuh Astuti, dan memanglah dia senang dengan perlakuan yang lembut mendayu merdu merayu...

"Sayaang...duuh nikmat sekali membelai tubuhmu.... Cintaku pujaanku sayangku......"

Bagi Astuti kata2 lebih utama, lebih kena dibandingkan selomotan kasar ataunsedotan keras diujung putingnya....

Tanganku masih membelai tubuhnya...
Sementara tangannya membelai kontolku juga...
Hanya belaian lembut semata...
Namun nikmatnya sungguh tak terkira...

Astuti mencari2 bibirku dan kemudian.bibirnya menempel lembut...
Ya... Hanya menempel lembut..
Malam masih panjang, dan Astuti tahu itu... Dia paham bagaimana menikmatinya lama lama....

Putingnya digesek2kannya dengan lembut ke putingku seolah tak sengaja saja...
Tipis tipis...
Serrr serr....
Seperti itu denyar rasanya....
Tapi pengaruhnya menancap hingga ke jiwa...

Perlahan Astuti menyabuni tubuhku....
Pipiku... Pundakku, dadaku...
Hingga kontolkupun disabuninya lembut saja tapi teliti, sangat teliti, dimana setiap jengkalnya seakan dibelai mesra...
Ujung kontilku pun hanya tipis2 saja dibelainya namun intens seolah tak akan pernah pindah dari sama...

Kakikupun sama perlakuannya, hingga ke ujung jari nya perlahan di sabuninya...

Membilasnyapun sama, sama lembut dan perlahan....

Kini gilirannya....
Aku tak begitu saja mengikutinya...
Aku mainkan keras lembut secara bergantian dengan sangat terukur, aku tahu kapan dan di titik mana harus lembut dan kapan dan dititik mana penekanan agak keras lebih disuka...

Setiap tombol2 Astuti aku sudah lama tahu dan hapal...

Dan ini bedanya lelaki dan laki laki...
Lelaki adalah yang paham, sedang kan laki2 hanyalah soal gender semata...
Dan aku adalah lelakinya yang paham bagaimana memperlakukan wanitanya...

Akhirnya aku bisa membuat Astuti terlonjak lonjak ga keruan dengan perlakuanku...
Desahan lembutnya akhirnya berubah menjadi teriakan2 pekikan2 histeris tanda dirinya sangat terangsang hingga ke puncak.....

Ya Astuti beroleh puncaknya dalam waktu singkat di kamar mandi....

Kuhanduki...
Sambil lidah kami tetap.saling terbelit jualbeli air liur kami....

Begitu kering Astuti merangkul leherku minta digendong....
Inilah kemanjaan Ala Astuti, dirinya melihatku tidak saja seolah kekasihnya semata namun juga perwujudan bapaknya yang telah meninggal....

Ya... Astuti lebih besar menginginkan kasih sayang dibanding dengan sex, entah besok setelah dia peroleh orgasmenya dariku tadi...
Biarlah waktu yang menjawabnya...


***

Dan benar saja, semakin hari semakin macam2 yang diminta, semakin kehausan akan belaian....
Masalahnya adalah semakin pengen merasakan dicoblos....

Tak hanya Diandra yang pastinya menahan untuk itu lama sekali...
Juga Astuti...
Aku yang blingsatan....
Maka minta time off....
Aku istirahat diluar saja di sofa juga boleh...

Tidak disetujui mereka berdua....
Mereka menentang dengan keras...

Duuh mumet mumet kepalaku....
Akhirnya ya aku nikahi lah....
Maksudku aku minta ijin kepada paknToyib menikahi mereka....
Tidak pakai pesta2an, itu nanti saja setelah semuanya reda...

"Ha ha ha....
Kenapa Nak No....?
Ga kuat nahan ya, ha ha ha"

"Duuh nak No ini meuni sabar menunggu seminggu, kalau bapaknya palingan sehari minta nikah.....

Mama sampai gemes sama nak No, kuat banget digoda nya sama mereka berdua, dah cantik2 sexy pula.... Hi hi hi"

"Ha ha ha, lusa kita buat acara nikahan kamu dengan Diandra dan Astuti ya...
Nikahnya nikah beneran tapinya, yang kita tunda acara resepsinya nunggu keluarga bapakmu datang....

Cuma, kita bilang saja ke tetangga yang menyaksikan sebagai nikah agama lah biar ga rame, soalnya kita belum adakan resepsinya"

"Saya ikut saja gimana baiknya pa, ma...."

"Ha ha ha, ok nak No...
Kita tetapkan saja begitu, nanti siang kamu siapkan berkas2 milikmu dan calon istri2 mu ya, papa yang akan urus ke kecamatan dan KUA nya...
Kamu tahu beres saja..."

"Duh terima kasih pa, ma, No pulang dulu ya pa, ma"


***


Setelah paginya aku menghadap, tentunya ga bilang2 sama Diandra dan Astutilah...
Kalau ikutan repot akunya dikeroyok mereka berdua...

Sorenya aku kerumah pak Toyib papa Diandra bertiga dengan Diandra dan Astuti...
Jelaslah keduanya sangat amat berbahagia...
Bagaimana tidak...
Lusa akan menikah mereka, seolah itulah tujuan akhir mereka tinggal di rumahku...

Hadeww....

"Kangmas, kenapa sih kayaknya stress begitu sayang ?"

"Hi hi hi iya mbak... Jadi pengen cium terus lihat mas No hassh hashhh terus gitu "

"Duuh sayang2nya mas ini....
Menikah itu bukan urusan biasa, kalian akan menentukan masa depan kalian kok kaya biasa2 saja gimana sih ?
Kalian tuh mulai lusa jadi istrinya mas, dan berbagi banyak hal dengan mas....
Punya kewajiban seabreg....
Dan kalian itu mas duain lho...."

"Duuh kang mas ini ya....
Diandra jawab satu2 ya kangmas....
Masa depan Diandra sudah Diandra putuskan untuk menjadi istri mas, Astuti juga demikian kok.....
Jelas kami menghadapi pernikahan bukan biasa2 saja, kami sangaaaat bahagia sekarang kangmas"

Aku menoleh ke Astuti...
Dia mengangguk2 sambil tersenyum sangat lebar dan matanya bercahaya, fix...jawaban Diandra benar...

"Yang kedua, kangmas apa ga sadar kah ? Kalau selama ini kami berdua saling berbagi membahagiakan kangmas, melayani kangmas dan berusaha segalanya untuk kebahagiaan kangmas...?

Jelas kami bahagia lah saat ini kangmas, seolah kami diakui oleh kangmas....
Kami sangat paham kangmas soal tanggung jawab seorang istri...
Bahkan dientot suami juga kami sudah siap jauh2 hari...

So...kangmas jangan tanyakan lagi kesiapan kami, kami sudah sangat2 siap lahir dan bathin kangmas...."

Lagi2 aku menoleh kepada Astuti...
Lagi2 Astuti mengangguk2 dengan wajahnya yang penuh ketetapan hati...
Da memang yang disampaikan oleh Diandra itu kenyataan juga sih...

"Yang ketiga kangmas.....
Jangankan menikah dibagi dua cinta oleh kangmas...
Selama ini belum menikah dibagi dua juga kami terima...
Jangan kata cibiran orang2...
Orang tua kami juga kami lawan soal ini...

Mana lebih menyakitkan dicibir belum menikah sudah berbagi sama setelah nikah kangmas...?

Setelah menikah kami apalagi kangmas, pasti lebih tahan dicibir dan kami berdua sudah lebih rela berbagi kedepannya...

Maka, kangmas jangan khawatirkan kami soal itu, sudah bersedia sejak lama sekali, sebelum nimas pindah ke rumah kangmas, nimas sudah banyak persiapan kangmas, juga Astuti"

Kali ini Astuti ikutan berbicara,

"Mas No sejak dulu, kala masih SMA Astuti sudah siap dimadu....
Apalagi sekarang Mas No....
Sejak dulu Astuti dah banyak dicibir, Astuti kuat...
Apalagi sekarang...."

"Alhamdulillah ya Tuhan....
Kangmas benar2 bahagia sekali...

Cuma kangmas ga berani percaya kalau ada wanita secerdas nimas sayang dan diajeng sayang mau menerima seorang duda...
SD ga lulus pula...

Rasanya ga mungkin saja ada yang mau...

Terima kasih Diajeng Astuti sayangku...
Terima kasih Nimas Diandra sayangku...

Mas No bahagia banget, sehingga masih seolah dalam mimpi saja...
Takutnya kala bangun ini semua bukan kenyataan...
Saking bahagianya nimas, diajeng...."

"Duuh ya kangmas, sini Diandra peluk...
Biar kangmas merasa bahagia benar2 nyata...
Bukan mimpi...."

Diandra memelukku dengan cucuran air mata bahagia....
Astuti tanpa berkata2 memelukku juga dengan airmatanya mengucur deras....

Lama akhirnya kami berpelukan dalam tangis bahagia....


***


Pernikahan kami berlangsung sangat hikmat, pak Toyib papa Diandra menjadi wali ledua mempelai wanita, ya Diandra, ya Astuti, tentu saja sebelumnya ada penyerahan kewalian dari mas Tono kepada beliaulah...

Ya....
Kusebut mas Tono, bagaimanapun juga dialah kakak Astuti...
Anehnya tak ada kecanggungan diantara kami semua...

Da dalam benak keluarga Astuti, Astuti memanglah sudah menjadi istriku, cuma belum diresmikan saja...
Lagi2 ini ulah Suryani sih...
Sejak awal2 dia sudah menancapkan dalam benak keluarga Astuti, bahwa Astuti adalah istriku sekalipun belum dinikah...

Pak RW dan Pak RT jadi saksi kami...
Beliau berdua juga bergembira dengan pernikahan ini dan tak mempermasalahkan soal nikah agama atau nikah negaranya...
Pokoknya menikah....
Itu saja...
Dikampung memang begitulah...
Semudah itu menikah dalam benak para warganya...
Soal lain adalah soal administrasi saja...
Bahkan ada yang sudah punya anak besar2 bary ngurus administrasi pernikahan secara negara....

Dan itu bukan masalah besar dimata masyarakat....
Dah dari dulu begitu...
Cuma, aku bertekad segera melangsungkan acara pernikahan resmi kelak bila keadaan berangsur pulih...

"Nak No, bagaimana kalau kita tetapkan 4 bulan lagi, pas tanggal muda sebagai tanggal pernikahan kalian secara resmi ?

Biar kita bisa pelan2 melakukan persiapannya nak No"

"4 bulan ya ma? Ga terlalu lamakah? Saya sih ikut saja gimana baiknya...
Keluarga saya bulan depan sudah ada disini ma, sekalian berlibur kata mereka....

Tapi kalau 4 bulan lagi menikahnya mungkin saya minta kedatangan mereka diundur setelah panen dan musin tanam 3 bulan lagi ya ma...."

"Sepertinya begitu nak No, Astuti dan Diandra biar mempersiapkan tempat dan acaranya pernikahan kalian...

Juga mempersiapkan diri mereka menyambut kedatangan mertua mereka...
Bagaimanapun sejak menikah tadi, keduanya harus menganggap orang tua nak No adalah pepunden sesepuh mereka yang harus mereka bahagiakan dan hormati juga..."

"Baik ma.... Terima kasih ma...."

"Sudah sana kamu, sekarang kelonan sama istri2mu...
Ingat ya...
Istri yang puas dirumah tak akan mencari kepuasan diluaran...
Ingat itu ya nak No...."

"Baik ma, No akan ingat semua petuah papa dan mama, saya permisi dulu ma, Diandra sudah nyari2 tuh ma"

"Hi hi hi, sana buruan..."


***

Ha ha ha, ngapain nyari2 ya si Diandra ?
Lha terus kamarnya pake kamar mana mereka ?
Apa mau barengan ?

Ha ha ha

Salam Edan E
 
Ha ha ha

Ini kok rame banget.....
Kaya pada unjuk rasa.....
Awas ya...
Jaga sosial distacing....
Eh...
Tulisane bener khan ?
Jaga jarak....
Hindari kerumunan...
Kalau bisa dinrumah saja ya....
Cuci tangan pake sabun yang sering ya...

Jaga kebersihan
Jaga kesehatan.....
Jangan suka rame2 dulu....

Sabar....
Besok diupdate kok....

Kalau kaga ya....
Artinya besoknya lagi lah....

Ha ha ha
 
Bimabet
Ha ha ha

Ini kok rame banget.....
Kaya pada unjuk rasa.....
Awas ya...
Jaga sosial distacing....
Eh...
Tulisane bener khan ?
Jaga jarak....
Hindari kerumunan...
Kalau bisa dinrumah saja ya....
Cuci tangan pake sabun yang sering ya...

Jaga kebersihan
Jaga kesehatan.....
Jangan suka rame2 dulu....

Sabar....
Besok diupdate kok....

Kalau kaga ya....
Artinya besoknya lagi lah....

Ha ha ha

Kok ada yg aneh ya....
Jangan2 yg ditumpas tapis itu gerombolan suwir jagad....
Ahaaai...pantes dah g lanjut...

#kabuuuur
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd