Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT NO QUOTE - Istri Nakal yang Suka Tantangan

Setelah melihat penampakan bodyku, berapa nilai yang kamu berikan ?

  • 5 : Jelek

    Votes: 44 5,0%
  • 6 : Biasa

    Votes: 50 5,7%
  • 7 : Lumayan

    Votes: 83 9,4%
  • 8 : Bagus

    Votes: 143 16,2%
  • 9 : Sexy

    Votes: 389 44,0%
  • 10 : Sempurna

    Votes: 175 19,8%

  • Total voters
    884
Asli sih ngaceng poll bacanya.. Ditambah ada videonya beuhh jd gimana gitu.. Great stories to tell, sis.. kutunggu lanjutannya..
 
Terimakasih karya nya miss 🤣 akhirnya 2 hari marathon selesai jga meski agak kecewa karna ga kebagian pict nya 😌
 
Maaf Banget Ya 😘

Baru bisa update malem ini, mudah-mudahan masih setia nunggu kelanjutannya.

Kangen pics miss rossa paling baru nggak ?

Tanganku terasa pegal sekali, bukan hanya karena diikat terlalu lama, tapi juga karena istriku tidur dengan kepala berbantalkan lenganku. Dengan hati-hati kugeser kepala istriku, aku bangkit mencari handphoneku. Kulihat sudah jam 8 malam. Para pejantan tua dan istriku masih tertidur, tapi rasanya aku harus membangunkan mereka. Perut sudah tidak bisa kompromi, jadi pastinya aku harus mengajak mereka sekarang untuk cari makan.


"Om, bangun om." Kataku sambil menggoyangkan badan ketiga pejantan tua itu. Dengan malas-malasan mereka mencoba untuk duduk sambil mengucek mata. Kuhampiri istriku, kupilin-pilin putingnya untuk membangunkannya. "Bangun yuk sayang, laper nih." Kataku.


Istriku yang tadi dihajar orgasme entah berapa kali, kubantu untuk duduk. Sedikit kuberi pijatan di pundaknya agar badannya sedikit enakan. Setelah itu aku bangkit, dan menuju kamar mandi di salah satu kamar untuk ambil sabun dan shampoo. Aku kembali ke ruang berkumpul dan menyerahkan sabun dan shampoo itu ke om Ivan. "Mandi di depan aja om. Sekalian dimandiin." Pintaku padanya seraya menunjuk istriku.


Ya, aku minta ketiga pejantan tua itu untuk mandi di shower yang ada di samping kolam villa. Dan kuminta mereka memandikan istriku.


"Mau pesen atau makan di luar ?" Tanya om Ivan. "Kayaknya pesen aja deh om." Jawabku.


"Ya udah, pesen aja kalo gitu. Kalian mau makan apa ?" Tanya om Ivan pada semua orang yang ada disitu. "Ngikut aja lah." Jawab om Robert yang disetujui juga sama om David.


"Kami ngikut kamu aja." Kata om Ivan. "OK, aku pesen seafood aja ya." Jawabku.


"Kalo seafood ga usah pesen pake ojol, noh di depan ada yang jual." Timpal om David.


"Ya udah kalo gitu, biar aku aja ntar yang beli." Istriku bersuara.


Akhirnya disepakati, kita ga perlu makan diluar, beli makanan di sekitar villa aja untuk dinikmati di villa.


Setelah sepakat, Tampak ketiganya membantu istriku untuk menuju shower. Untuk menyingkat waktu, aku menuju kamar mandi di salah satu kamar, dan mandi disana. Untuk kali ini aku sedikit cuek dengan apa yang akan mereka lakukan pada istriku saat memandikannya. Kupikir, paling mereka akan berlama-lama menyabuni area intim istriku. Untuk penetrasi, sepertinya mereka perlu menyimpan tenaga untuk malam ini.


Singkatnya, kami sudah berkumpul lagi di taman depan kolam. Seperti biasa, para pria dengan celana pendek dan kaos, sementara khusus istriku, kami minta dia pake lingerie satin tipis warna putih yang pastinya tanpa dalaman. Panjang ke bawah hanya sedikit di bawah pantat, dan belahannya cukup terbuka. Putingnya, jangan ditanya lagi, dengan lampu temaram pun pasti keliatan dimana letaknya.


Istriku nampak siap berangkat untuk memesan makanan di warung seafood dekat pantai, oleh om Ivan dia dibawain duit sekitar 1 jutaan mungkin. Tak ada pesanan khusus, kami percaya istriku bisa menyediakan menu sesuai porsi kami. Kami berempat bersamaan melambaikan tangan pada istriku, seakan memberi ucapan selamat jalan, hati-hati di jalan. Hahahaha…


Sembari menunggu istriku, aku dan ketiga pejantan tua itu menghabiskan waktu dengan ngobrol apa aja. Mulai dari kerjaan, hobi sampai mengomentari istriku. Mereka meyakinkanku bahwa istriku pasti aman dalam lindungan mereka. Aku hanya bisa kembali mewanti-wanti mereka untuk tidak menyakiti istriku, terutama hatinya. Dan sebisa mungkin mereka tidak usah jajan diluaran. Takutnya membawa efek buruk pada istriku.


20 menit kami menunggu, istriku kembali ke villa. Melihat meja yang masih kosong, istriku menuju ke dalam villa untuk inisiatif membuatkan kami minuman ala kadarnya seperti kopi atau teh. Tak butuh waktu lama, dia muncul dalam beberapa menit sambil membawa nampan berisi gelas-gelas dan 2 teko berisi teh dan kopi. Disajikannya di meja dengan sedikit membungkuk, yang oleh om David lantas dengan isengnya, meremas payudara istriku yang menggantung. "Eeeeeeh, nakal ya…" Respon istriku sambil nyengir.


Kegiatan makan malam itu mungkin akan aku skip ceritanya detail, karena mungkin tak banyak yang bisa kuceritakan. Kami menikmati makan malam itu biasa saja seperti hari-hari lain, meskipun nampak aku dan para pria lain lebih beringas menghabiskan makanan kami, karena saking laparnya malam itu. Sementara istriku, kalian paham lah, kadang ada jaim-jaimnya gitu.


Makanan yang kami pesan tadi, diantarkan oleh Danu. Anak putus sekolah yang mungkin kalau sekarang, dia sudah kelas 1 SMA. Aku sempat melihat si Danu curi-curi pandang ke istriku yang memang pakaiannya mini. Dan om Robert sempat bertanya pada Danu, dimana spot yang sepi di waktu malam, namun ada tempat untuk bersantai walau hanya duduk-duduk saja. Intinya om Robert tanya tentang private spot yang mungkin ada di daerah situ. Danu bilang, selesai makan bisa ke warung Danu untuk nantinya diantar ke tempat tersebut. Om Robert setuju dan menyelipkan uang 100 ribuan ke kantong celananya sebagai tanda terima kasih.


Sudah jam 10 lebih saat itu, setelah kami menghabiskan santap malam dan ngobrol asyik bersama. Istriku inisiatif mengajak kami untuk segera menuju spot yang dijanjikan Danu tadi. Nampaknya dia sangat antusias untuk segera kesana. Bahkan dia terus merengek manja padaku.


Pada akhirnya, kami semua sudah di mobil, termasuk juga Danu yang kami jemput di warungnya tadi. Nampak ibu Danu mengantarkan anaknya dan berpesan untuk hati-hati. Segeralah kami meluncur kesana. Arahnya sama seperti resort yang kami tempati sebelumnya, namun masih ke timur lagi menuju jalan yang lebih sepi. Tempatnya memang di perbukitan timur resort, Meskipun mengambil jalan yang berbeda.


Untuk menuju kesana, kami harus menaiki tangga bambu, yang seharusnya ekstra hati-hati untuk melaluinya. Apalagi kami kesana malam hari. Sepanjang menaiki tangga bambu itu, kami beberapa kali harus berhenti sejenak. Aku dan Danu hanya bisa menunggu, sementara istriku, dan ketiga pria tua itu, berfoto-foto.


Aku tidak tahu, bagi pemuda yang tinggal di daerah wisata seperti Danu, apakah sudah sering melihat pemandangan seperti yang dilakukan istriku. Wanita, dikerubungi oleh beberapa pria, namun hanya mengenakan pakaian yang mini, dan bahkan tidak memakai dalaman sama sekali. ( meskipun Danu belum tahu pasti tentang ini.


Tapi melihat ekspresinya yang masih terlihat kaku dan kikuk, rasanya ini suatu pengalaman baru untuknya. Beberapa kali dia mengalihkan pandangannya saat kupergoki dia asyik fokus pada istriku yang sedang berpose sesuai permintaan para fotografer.


Tanpa sadar, kami sudah berada di atas bukit ini. Tempatnya memang agak gelap karena hanya ada 2 lampu tenaga surya yang dipasang disana. Itupun terbilang temaram. Selain ada 1 bangunan kayu yang menurutku adalah warung, serta beberapa meja kursi untuk bersantai disini. Sepertinya lebih eksotis jika kami datang kesini, pagi atau sore hari. Angin cukup kencang diatas sini, membuat lingerie istriku kadang sedikit terangkat.


Aku mengambil tempat di sebuah bangku diikuti oleh Danu. Sementara istriku melihat-lihat suasana dari tepian ditemani ketiga pria itu. "Mulai yuk." Komando om Ivan agar istriku segera mengambil posisi. "Mau ikut atau liat aja ?" Tanya om Robert padaku. "Gampang lah om, kalo asyik nanti bisa nyusul." Balasku.


Istriku mengambil tempat di sebuah meja yang lebih dekat dengan tepian bukit. Kembali dia berpose sesuai instruksi para fotografer. Beragam pose baik diatas bangku maupun meja dilakukan istriku. Pose yang anggun, diselingi pose erotis. Di temaramnya lampu, sesekali lingerie istriku terangkat karena posenya sehingga vaginanya bisa mengintip. Entah Danu menyadari atau tidak kalau istriku tidak mengenakan dalaman bawah.


Aku dan Danu hanya fokus melihat pemandangan istriku yang sedang berpose ria memberikan aksi terbaik untuk para fotografer. Ada sedikit ekspresi tegang di wajahnya kala melihat pose istriku yang erotis. Sampai di suatu waktu, aku melihat Danu terperangah melihat istriku melucuti lingerienya sehingga bugil total di tengah-tengah kerumunan para pria ini.


Istriku seakan sama sekali tak keberatan dengan adanya kehadiran Danu disini. Bahkan sempat istriku memandang Danu yang matanya seperti mau lepas melihat ketelanjangan istriku. Dia lanjutkan kegiatan pemotretannya dengan para pria tua itu.


"Hei, kaya ga pernah liat cewe telanjang aja." Tegurku sambil menepuk pundak Danu. Dia yang kaget pun menjawab sambil tergagap. "Pernah sih om, tapi cuma lewat foto sama video aja. Yang langsung kaya gini belum pernah."


"Ya udah, puas-puasin aja dulu nontonnya." Kataku padanya. "Menurut kamu gimana ?" Tanyaku pada Danu." "Gimana apanya om ?" Dia malah balik bertanya dengan kebingungan. "Ya body nya mba itu." Tambahku.


"Dari yang pernah aku liat, ini OK banget sih om." Jelasnya sambil mata tak berpaling dari pandangan ke arah istriku. "Bukannya cowok seumuran kamu lebih suka yang sepantaran atau lebih muda mungkin ?" Tanyaku penasaran.


"Engga tahu sih om, Danu selama ini lebih terobsesi dengan wanita yang lebih tua." Jelasnya. "Seperti ada daya tarik unik dari wanita yang lebih tua." Tambahnya.


"Nu, coba kamu ikutan." Teriak pelan om Robert pada Danu. "Ikutan gimana om ?" Tanya Danu. "Ya ikutan foto dong. Mau kan ?" Tanya om Robert. "Tapi aku belum pernah om. " Jawabnya. "Udah, nanti biar mba itu sama om yang arahin." Jelas om Robert.


Melihat Danu yang masih malu-malu kucing, istriku berinisiatif menghampiri Danu, untuk kemudian menggandengnya ke spot yang diinginkan. Danu nampak kikuk ketika menjadi pusat perhatian orang-orang disekitarnya. Tangannya merapat didepan tubuhnya ala murid baru yang sedang ospek.


Agar lebih rileks, Istriku mencoba mengarahkan Danu untuk berdiri tegap menghadap ke kamera dengan sedikit menyamping . Kemudian istriku berdiri di depannya, dengan sedikit mengangkat pantatnya. Tangannya menggelayut manja di pundak Danu. Ekspresi Danu masih terlihat kaku di pose pertamanya.


Lanjut ke pose kedua, istriku berdiri di depan Danu sambil berkacak pinggang, dan meminta Danu memegang pinggang istriku. Tubuh telanjang istriku tentu saja bisa terekspos penuh di kamera dengan posisi seperti ini.


Selanjutnya istriku terus mengarahkan Danu untuk berpose dibantu oleh instruksi om Robert. Di pose ke enam dan tujuh, nampak Danu sudah mulai cair dan rileks. Sehingga terlihat lebih bagus di kamera.


Setelah dirasa Danu mulai santai dan tidak tegang lagi, pose demi pose dilanjutkan bersama istriku sambil istriku pelan-pelan meminta Danu menanggalkan pakaiannya satu demi satu. Entah sudah berapa puluh shoot sudah diambil sampai si Danu dengan santainya berpose telanjang bersama istriku.


"Ayo ikutan sekalian." Kudengar sahutan pelan om Robert padaku. Aku yang tak ingin kelewatan momen emas ini pun segera menghampiri mereka. Dan tak lupa langsung melepas semua pakaianku sampai bugil total.


Aku bergabung dengan Danu dan istriku yang juga telah telanjang bulat. Mulai untuk pose pertama, Aku dan Danu kemudian mengapit istriku di tengah. Kuulurkan tangan kiriku untuk meraih payudara istriku, dan kukomando Danu untuk melakukan hal yang sama denganku, bedanya dia menggunakan tangan kanannya untuk menggenggam payudara istriku. Jadi kini istriku berdiri manja di tengah dengan payudara tertutupi oleh telapak tanganku dan Danu. Ckreeeeek… foto pertama diambil.


Bersama denganku, kini Danu makin luwes lagi, bahkan tak malu untuk sedikit meremas baik payudara, pantat maupun vagina istriku.


Dibantu dengan arahan dari para fotografer, kami sudah melakukan puluhan pose bertiga. Di awal tadi memang baru sebatas pose-pose biasa, namun sekarang om Ivan mulai mengarahkan kami untuk berpose vulgar.


Istriku diminta jongkok di depan Danu, wajahnya tepat di depan kontol Danu yang memang sudah sedari tadi tegang maksimal. Kemudian dilahapnya batang kontol Danu. Menerima serangan seperti itu, Danu sedikit bergetar, namun mencoba untuk tetap tenang. Sementara aku, di belakang istriku dimana batang kontolku digenggamnya. Ckreeeeekk.. Kembali terdengar suara shutter kamera.


Pose kedua, gantian Danu yang diminta jongkok di depan istriku. Wajahnya menatap belahan vagina istriku. Danu diminta untuk nantinya menjilat vagina istriku, sementara aku berdiri di belakang istriku, meremas kedua payudaranya. Ckreeeeek… gambar diambil.


Suara shutter kamera berulang kali terdengar seiring posisi kami yang terus bertukar. Danu yang sudah terbiasa juga kini terlihat makin luwes dari sebelumnya. Bahkan ketika pose berciuman, terlihat sekali Danu menikmati hisapan mulut istriku. Barangkali ini memang pengalamannya yang pertama dalam menjamah wanita.


Setelah merasa cukup, om Robert meminta kami untuk beristirahat sejenak. Ketiga pria tua itu lantas meletakkan kamera mereka di kedua meja yang mereka satukan, begitu juga dengan bangkunya.


Aku, istriku dan Danu pun menyusul mereka menempati bangku yang kosong dimana aku dan Danu mengapit istriku di tengah. Kuambil bajuku dan lalu memakainya sambil duduk. Sementara Danu, saat mencoba mengikutiku untuk mengenakan kembali bajunya malah dilarang oleh istriku. "Eh, ga usah, kamu temenin aku kaya gini juga. Nanti ada sesi kedua deh buat kamu." Kata istriku pada Danu sambil merangkul pundaknya.


Danu yang mendengar ucapan istriku pun menurut, apalagi dengan posisi seperti ini, payudara istriku pun jadi tergencet oleh tubuh mereka yang merapat.


"Keren sih hasilnya, makasih banget ya bro, udah ngijinin kita." Tukas om Robert padaku. Kubalas dengan acungan jempol dan senyum yang mengembang.


Aku dan ketiga pejantan tua itu mereview foto-foto yang sudah diambil beberapa hari ini, baik saat sudah kupergoki maupun sebelumnya. Sedikit kualihkan perhatianku dari Danu dan istriku, aku yakin dengan seperti ini, istriku pasti akan menggoda Danu.


Sementara disisi lain.


Istriku nampak mencoba ngobrol dengan Danu. Meskipun aku tak terlalu fokus mendengarkan pembicaraan mereka, namun sekilas aku menangkap bahwa istriku sedang "menginterogasi" Danu seputar pengalamannya dengan wanita. Sesekali terdengar cekikikan istriku yang hanya ditanggapi senyum malu-malu dari Danu.


Beberapa kali kulirik, tangan istriku rupanya tidak ada diatas meja. Dengan kata lain, pasti istriku sedang menggenggam batang kontol Danu. Meskipun tak bisa dilihat jelas, tapi gerakan lengan bagian atas tak bisa membohongi. Gerakan dengan tempo teratur layaknya jemari yang mengocok batang kontol.


"Nu, kamu kok kaya gelisah gitu kenapa ?" Tanya om David di sela obrolan kami semua. Kami semuanya lantas menatap Danu.


Danu yang diliatin semua orang disini jadi bengong. "Eh, Enggak apa-apa kok pak. Cuman ga biasa aja liat cewe telanjang gini." Jawabnya sambil terbata-bata. Mendengar ucapan Danu, kami semua lantas tertawa. Nampaknya anak ini perlu "dipanasi" terlebih dahulu.


"Jadi baru kali ini ngeliat langsung ?" Selidik om Ivan kini. "Kalo pegang ?" Sambungnya.


"Apalagi pegang, liat juga baru hari ini." Katanya sambil malu-malu. "Kalo dibolehin pegang, kamu mau ngapain, nu ? Tambah om Robert.


" Emang boleh ?" Katanya, yang sekilas nampak antusias. "Tapi malu ah kalo diliat gini. Katanya lagi.


" Kenapa malu, tadi bisa tuh waktu foto." Kata om Robert. "Ya udah, biar ga malu, kamu diem aja, biar mba Rossa yang pegang-pegang kamu. Gimana ?" Tambah om Robert.


"Ya aku sih pasrah-pasrah aja." Jawab Danu sambil nyengir.


"Ya udah sini…" Tiba tiba istriku langsung mengambil bagian. "Kamu coba tiduran disini deh." Kata istriku sambil menarik tangan Danu agar dia bangkit dari duduknya.


Danu yang seakan "dipaksa" itu pun lantas berdiri. Kemudian oleh istriku, didorongnya Danu sampai telentang di atas meja. Kini Danu tiduran diatas meja yang berada di depan kami. Terlihat ekspresi tegang di wajahnya.


Sementara itupun, istriku lantas naik ke atas meja, berposisi merangkak diatas tubuh Danu. Pantatnya diturunkan perlahan, menduduki batang kontol Danu yang menegang. Terlihat kontol itu jadi mengacung keatas, terjepit diantara 2 pangkal paha istriku dan dia. Kemudian, dibelainya dada Danu sambil memandangi wajah Danu.


"Danu udah pernah ?" Tanya istriku sambil menggigit bibir bawahnya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd