Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT NO QUOTE - Istri Nakal yang Suka Tantangan

Setelah melihat penampakan bodyku, berapa nilai yang kamu berikan ?

  • 5 : Jelek

    Votes: 44 5,0%
  • 6 : Biasa

    Votes: 50 5,7%
  • 7 : Lumayan

    Votes: 83 9,4%
  • 8 : Bagus

    Votes: 143 16,2%
  • 9 : Sexy

    Votes: 389 44,0%
  • 10 : Sempurna

    Votes: 175 19,8%

  • Total voters
    884
UPDATE

POV HARNO

SIAL…! Padahal rencana ini sudah kusiapkan cukup lama, agar semuanya bisa berjalan sesuai harapanku. Tak lain dan tak bukan adalah untuk mengobati kekecewaan baik itu untukku maupun untuknya, karena waktu itu belum sempat terlaksana. Tapi apalah daya, manusia memang hanya bisa merencanakan. Sekarang mau tak mau aku harus memacu mobil ini agar bisa sampai sesegera mungkin.

**********

Kuperiksa kondisi mobil yang akan kubawa pagi ini, untuk memastikan bahwa keadaannya memang aman untuk menghindari kendala selama di perjalanan. Sementara istriku mungkin masih mematut diri dan berkemas di dalam rumah. Aku harap-harap cemas dan sedikit khawatir tentang perjalanan ini, terbersit perasaan yang mengganjal untuk memulai perjalanan ini. Tidak ada yang aneh sebetulnya, hanya saja aku merasa kurang “aman” jika harus bepergian di hari Senin. Sebetulnya perjalanan ini seharusnya bisa dimulai kemarin, hanya saja berbenturan dengan kegiatan pertemuan di RT kami yang membuat agenda ini harus tertunda. Akhirnya demi pandangan tetangga kiri-kanan terhadap kami, ditundalah rencana ini sehingga harus mundur di hari Senin.

Kulihat istriku sudah selesai bersiap dan akan menuju ke mobil. Kuhampiri dia dan kusambut beberapa bawaannya untuk kubantu memasukkannya ke dalam mobil. Seperti biasanya, aku harus menanyakan beberapa barang penting yang harus dibawa, untuk memastikan dia sudah mengepaknya di dalam tas. Ya, setiap kali perjalanan, aku mulai terbiasa untuk melakukan itu, karena aku tak mau harus beli baru ataupun kembali lagi apabila ada barang yang tertinggal. Aku tak tahu mengapa dia tidak membuat checklist barang bawaan sebelum melakukan perjalanan, untuk memastikan tak ada yang ketinggalan. Hari itu istriku tampil cukup menggoda, tidak biasanya dia menggunakan model pakaian seperti ini. Jika biasanya dia menggunakan atasan kemeja dan bawahan celana jeans ketat andalannya, hari ini dia menggunakan dress panjang warna biru tua tanpa lengan yang cukup ketat, sehingga lekuk tubuhnya jelas tercetak. Jangankan lekuk tubuhnya, andai dia tak memakai bra sudah pasti putingnya akan terlihat jelas membentuk di tengah bulatan payudaranya. Karena model dress yang dia gunakan tanpa lengan, dia menutup lengannya dengan cardigan lengan panjang. Dilengkapi dengan jilbab instan yang tidak terlalu panjang. Jadi bulatan payudaranya masih dapat terlihat jelas apabila ada seseorang yang berhadapan dengannya.

Setelah dirasa semuanya sudah siap, aku mulai memacu mobil ini keluar dari daerah tempat tinggal kami. Kami memutuskan untuk berangkat pagi buta agar sampai disana bisa mendapatkan waktu terbaik untuk kegiatan yang sudah aku rencanakan ini. Aku sengaja tak memberitahu rencana sebenarnya tentang perjalanan hari ini. Dia tidak tahu pasti kami akan pergi kemana, berapa lama dan dengan siapa saja. Perjalanan ini sebenarnya diinisiasi oleh pak Robert. Ya, pak Robert kawanku yang kami bertemu di kawasan wisata beberapa waktu lalu, dimana harusnya istriku menjadi foto modelnya. Tapi pada akhirnya harus gagal karena dia memang harus cabut sesegera mungkin.

Aku dan pak Robert memutuskan untuk melakukan pertemuan ulang untuk merealisasikan rencana yang tertunda itu. Akhirnya disepakati bahwa aku dan istriku akan bertemu dengan pak Robert di villa miliknya di kawasan pegunungan sekitaran Ambarawa. Pak Robert sudah mempersiapkan peralatan fotografinya, lengkap dengan beberapa model pendukung katanya. Aku sendiri tak menanyakan lebih detail tentang konsep photoshoot yang dia inginkan bersama istriku. Pada intinya rencana ini adalah kegiatan saling menguntungkan antara aku dan Pak Robert. Aku ingin istriku tampil lebih binal lewat photoshoot outdoor dengan baju minim yang sensual, sehingga aku bisa memiliki foto-foto binalnya dengan kualitas yang mumpuni. Bukan hanya dari segi kualitas gambar, namun juga pose-pose yang dihasilkan. Sementara bagi pak Robert, tentu saja dia dengan senang hati melakukannya, karena dia tak perlu mengeluarkan biaya untuk foto model.

Kami janjian di sebuah restoran dekat Terminal Bawen, karena memang tidak memungkinkan apabila pak Robert harus ikut “numpang” di mobil kami. Selain karena peralatan fotonya yang sudah tentu memakan space, dia juga bilang bahwa akan bersama dengan model-model pendukung yang akan melakoni photoshoot bersama istriku.

Jam 6 pagi, aku sudah sampai di restoran tempat aku dan pak Robert janjian akan bertemu. Untuk selanjutnya akan bersamaan melanjutkan perjalanan menuju villa miliknya. Restoran itu memang buka 24 jam, karena memang tingginya lalu lintas di jalan depan restoran tersebut, yang membuatnya harus bisa melayani semua pelanggan setiap waktu. Karena kami belum sarapan dari rumah, aku dan istriku memesan 2 porsi nasi goreng dan 2 gelas teh hangat sebagai menu sarapan kami pagi ini. Kupikir tak ada salahnya sarapan lebih dulu, sembari menunggu kedatangan pak Robert dan timnya.

Tak lama setelah kami menyelesaikan sarapan kami pagi itu, pak Robert muncul memasuki restoran itu. Kulirik istriku sedikit terkejut dengan kemunculan pak Robert. Dia tak mengira bahwa orang yang kami tunggu adalah pak Robert. Setelah bersalaman, dia ikut duduk bersama kami dan mengambil kursi di samping istriku. Agaknya dia ingin menikmati lekuk indah tubuh istriku dari dekat. Pak Robert menjelaskan tentang rencana photoshoot kali ini, dimana waktu photoshoot ini akan dilakukan selama 2 hari di villa miliknya. Ada beberapa konsep yang sudah dia siapkan, pada intinya istriku akan “disulap” menjadi seorang ratu. Peralatan, model dan pakaian pendukung sudah dia bawa lengkap. Aku yang memang sudah tidak sabar dengan rencana ini pun dengan antusias mendengarkan paparannya.

Setelah dirasa kami siap untuk melanjutkan perjalanan, kami pun beranjak dari kursi. Istriku dan pak Robert menuju pintu keluar terlebih dahulu, sementara aku menyelesaikan pembayaran di kasir. Handphone ku berdering sesaat setelah aku mengambil dompet dari celanaku. Kulihat di layar, ada panggilan dari Andi. Sedikit terhenyak aku ada panggilan darinya sepagi ini. Andi adalah salah satu asisten kepercayaanku yang bertugas sebagai perencana kegiatanku yang terkait dengan usahaku di bidang properti. Aku terdiam dan mematung setelah mengangkat panggilan dari Andi, dan mendengarkan apa yang dia katakan padaku.

Ternyata ini yang membuatku dari persiapan berangkat tadi merasa tidak enak akan perjalanan di hari Senin seperti ini. Andi memberitahukan bahwa ada 1 klien kami yang ingin bertemu hari ini untuk menyelesaikan pembelian beberapa unit rumah yang akan dia beli untuk dijadikan mess karyawannya. Dia ingin bertemu denganku siang ini jam 10, untuk segera menuntaskan transaksi pembelian tersebut. Aku langsung lemas menerima kenyataan bahwa aku harus segera kembali ke kotaku dan meninggalkan istriku. Ya, aku tak mungkin membawanya kembali bersamaku. Selain karena tidak enak dengan persiapan yang pak Robert sudah lakukan, aku pikir setelah selesai pertemuan dengan klien ini, aku bisa langsung segera ikut bergabung dengan mereka.

Akhirnya setelah aku menerima kembalian dari kasir, aku langsung menemui istriku dan pak Robert untuk memberitahukan perubahan rencana ini. Kulihat ada senyum penuh kebahagiaan di raut wajah pak Robert menerima kabar dariku tersebut, entah apa yang ada di benaknya. Sementara kulihat istriku hanya tersenyum kecut tanpa penolakan. Aku tak sempat menemui tim pak Robert yang menunggu di dalam mobil, dan aku sendiri tidak tahu pasti berapa tim yang dibawa pak Robert untuk rencana kali ini. Akhirnya aku dan istriku pun berpisah, aku langsung memacu mobil ke arah kotaku, sementara istriku ikut bersama pak Robert untuk melanjutkan perjalanan ke villanya.

POV ROSSA

Di satu sisi, aku cukup senang ada pertemuan ulang dengan pak Robert yang artinya aku akan melakoni foto sensual yang tertunda beberapa waktu lalu. Tapi di sisi lain, aku kasihan melihat mas Harno harus bolak-balik karena ada agenda yang mendadak hari ini. Setelah bertemu dengan pak Robert, dan diberitahu tentang perubahan rencana hari itu, akhirnya aku menuju mobil pak Robert untuk melanjutkan perjalanan kami ke villa miliknya.

Aku mengira seat depan mobil pak Robert kosong, sehingga aku bisa duduk di kursi depan tersebut. Pak Robert sendiri tidak tahu kalau aku langsung memposisikan diri ingin duduk di seat depan karena harus mengantar kepergian suamiku. Di kursi depan sudah penuh dengan tas peralatan milik pak Robert. Sementara baris kedua dan ketiga telah penuh oleh tim pak Robert yang kesemuanya COWOK ! Ya, ada 6 cowok dengan badan kekar atletis dan wajah rupawan yang mengisi baris kedua dan ketiga mobil itu. Aku awalnya berpikir bahwa model pendukung yang dibawa oleh pak Robert kesemuanya cewek. Sekarang aku paham atas konsep yang dia rencanakan untuk photoshoot kali ini, dimana dia menjelaskan bahwa aku akan “disulap” menjadi ratu.

Para cowok inilah yang kemungkinan akan menjadi pelayan-pelayanku, batinku. Setelah pak Robert membuka pintu pengemudi, pak Robert meminta maaf kepadaku karena memang peralatan yang dia bawa cukup banyak, karena photoshoot kali ini akan berlangsung selama 2 hari. Pak Robert akhirnya menyuruh cowok-cowok di bagian baris kedua untuk memberikan tempat untukku. Tapi salah satu dari mereka mengusulkan bahwa aku mending dipangku saja oleh mereka, karena tubuhku yang kecil akan membuat mereka tidak tersiksa, dibanding harus memangku rekannya.

Tak ada pilihan lain, akhirnya kami sepakat bahwa aku akan dipangku oleh mereka selama perjalanan dari resto menuju villa. Aku masuk ke baris kedua mobil itu, sambil bersalaman memperkenalkan diri dengan mereka satu persatu.

Di baris kedua, ada Rico, pemuda dengan wajah oriental yang sebenarnya keturunan jawa Asli. Kemudian Edi dan Anwar, kakak beradik dari Medan dengan badan paling besar diantara yang lain. Kemudian di baris ketiga ada Vino, Reza dan Doni, tiga sekawan dari Indonesia Timur. Meskipun berkulit gelap, tidak menyurutkan ketampanan mereka yang menurutku sangat eksotis. Didukung dengan tubuh yang atletis, sangat macho menurutku.

Edi yang berada di kursi tengah, berinisiatif menawarkan diri untuk memangku diriku. Kupikir tak ada salahnya aku menerima tawarannya, selain karena posisinya berada di tengah, sehingga aku bisa melihat ke depan menikmati perjalanan, tubuhnya yang besar aku pikir tak akan membuatnya pegal. Aku pun mengambil duduk di tengah, yang akhirnya kaki Anwar dan Rico harus saling berhimpit. Sementara kaki Edi pun mengangkang agar pantatku bisa dengan nyaman duduk di jok, ketimbang harus di kaki Edi.

Setelah aku memberikan kode pada pak Robert bahwa kami sudah siap berangkat, pak Robert pun mulai menjalankan mobilnya menuju villa yang akan kami gunakan untuk photoshoot. Aku duduk dengan berpegangan di jok kursi depan agar posisiku tidak mudah goyah ketika laju mobil tidak stabil. Jalan yang naik turun memang seringkali membuat posisi tubuhku bergoyang, entah itu doyong ke depan, ataupun condong ke belakang karena tanjakan. Tentu saja ini membuat tubuhku seringkali harus berhimpit dengan Edi yang berada di belakangku. Awalnya aku merasa semua baik-baik saja, namun lambat laun aku merasakan ada “gerakan” di pantatku.

Jarak aku dan Edi yang cukup dekat, dan seringnya kami harus berhimpitan karena kondisi jalan yang naik turun ternyata membuat kontol Edi memberontak. Tak kusangka Edi cukup berani “memainkan” kontolnya yang jelas terasa di bokongku. Di sisa perjalanan itu, aku dengan jelas bisa merasakan “gerakan” kontol Edi yang berasa menusuk-nusuk bagian pantatku. Aku memilih diam dengan aksi Edi tersebut, membiarkan dia menikmati fantasinya dengan kedutan kontolnya yang makin liar. Pandangan kami sempat beradu ketika aku melihat kaca spion tengah, kulihat dia sedang asik menikmati raut wajahku yang memerah. Kondisi seperti ini tentu saja membuat libidoku naik, dan membuat fantasiku juga muncul secara spontan. Gerakan kontol Edi ini membuat tubuhku berasa bergetar. Payudara dan memekku terasa gatal bersamaan, sehingga membuat kakiku kurapatkan dan siku tanganku kubuat merapat dengan payudaraku untuk meredakan rasa “gatal” yang menjalar. Posisi ini ternyata memberikan tambahan kenikmatan bagi Edi, karena pada akhirnya badanku menjadi lebih condong ke depan, sehingga pantatku terangkat keatas, dan posisi dudukku menjadi lebih rapat ke belakang. Membuat pantat dan kontol Edi semakin rapat dan menyatu.

Aku bertahan dengan posisi itu, dengan terus menahan gejolak yang sebenarnya sulit kuredam. Kurasakan liang senggamaku mulai membanjir, dan kedua payudaraku semakin gatal. Ingin rasanya kuraih tangan Anwar dan Rico untuk kutempatkan di kedua payudaraku agar mereka bisa meremasi bongkahan susuku ini, sehingga bisa meredakan gatal yang menyiksaku ini.

 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd