Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT NO QUOTE - Istri Nakal yang Suka Tantangan

Setelah melihat penampakan bodyku, berapa nilai yang kamu berikan ?

  • 5 : Jelek

    Votes: 44 5,0%
  • 6 : Biasa

    Votes: 50 5,7%
  • 7 : Lumayan

    Votes: 83 9,4%
  • 8 : Bagus

    Votes: 143 16,2%
  • 9 : Sexy

    Votes: 389 44,0%
  • 10 : Sempurna

    Votes: 175 19,8%

  • Total voters
    884
Sepertinya ini jadi update paling panjang dari cerita ini. Semoga berkenan.

Aku terbangun dengan rasa geli di bagian intimku. Seperti ada daging basah yang merayap di permukaan vaginaku. Dengan rasa capek dan masih ngantuk, kubuka kedua kelopak mataku. Samar-samar kulihat rambut seorang pria. Kepala pria itu masih menunduk dan tak terlihat wajahnya. Tapi aku tahu, ini suamiku yang sedang menjilati vaginaku. Kuraih rambut kepalanya dan kemudian menekan kepalanya agar lebih menempel di vaginaku.

"Udah bangun sayang ? " Tanya suamiku.

Aku hanya tersenyum manis menjawab pertanyaannya. Semakin kutekan kepalanya agar lidahnya dapat masuk lebih dalam ke lubang vaginaku. Dengan gerakan naik turun yang lembut dijilatinya vaginaku sampai basah.

Kunikmati jilatan lidah suamiku di organ intim ini sambil mengingat apa yang terjadi tadi malam. Aku ingat bahwa tadi malam aku berenang tanpa busana, dan kemudian dipergoki oleh Mr. Patrick. Kemudian dirayunya aku dengan gombalan mautnya.

Pujian-pujian akan keseksian tubuhku yang bugil, serta keberaniannya meraba tubuhku membuat aku pasrah dijamah olehnya. Aku juga ingat bagaimana berdebarnya jantungku ketika aku bersenggama dengan pria hitam legam itu di dinding kaca kamar suamiku. Lalu dipindahnya aku ke unit kamar lain, sampai dengan kami tertangkap basah oleh Mr. Chris.

Kemudian setelah kami bertiga mencapai klimaks, aku sudah tak ingat lagi setelah itu. Yang aku rasakan tulang-tulangku seperti dilolosi dari tubuhku. Sampai kami ambruk telentang bersama.

Kini kulihat suamiku seolah tak sabar masuk ke hidangan utama. Dilepasnya celana dalam dengan tergesa-gesa, dan langsung mengarahkan batang kontolnya di mulut liang surgawiku. Digesek-geseknya ujung kontolnya itu ke vaginaku, sambil berusaha mencari posisi yang tepat untuk membenamkannya. Aku yang sudah ikut on akhirnya melenguh ketika batang kontol itu terbenam seluruhnya…

Pelan-pelan dia genjot vaginaku dengan terus memegangi kedua kakiku. Diangkatnya kakiku keatas, sehingga terlihat jelas dari pandangannya dimana vaginaku sedang kembang kempis menerima hujaman kontolnya.

"Uuuuhh… mas, terus masss… yang daleeeem… eeenaaaaakkk… "

"Iyaaaaah… rasain nih, istri lonte. Nanti aku undangin bule-bule yang kontolnya gede ya. "

"Mauuuu dooong. "

"Nanti biar semua lubangmu disodok sampe tumpa-tumpah sperma mereka. Trus kamu diiket sampe orgasme ga berenti. "

"Iyyyyaaaaaaaahhh… suka mas… mau banget… mau dikontolin yang banyak… "

Kami berdua meracau dengan fantasi dimana aku digarap banyak bule. Dengan tetap memacu birahi yang sudah membara.

"Telen ya sayaaaaang… " Pinta suamiku.

5 menit dia menaikkan tempo genjotannya, sepertinya dia sudah akan mencapai puncaknya. Sementara aku sendiri yang mungkin masih capek belum ada tanda-tanda orgasme. Tapi ya sudahlah, yang penting suamiku puas.

"Aaaaaaaarrgghhhh… . Terima pejuku sayang… " Erang suamiku.
Dengan tergesa dicabutnya kontol itu dari vaginaku, kemudian beringsut maju agar mulutku mendekat ke kontolnya.

Croooot… crooott… crrooooott… crooott…

Sekira 4 - 5 semburan sperma yang kurasakan menyiram tenggorokanku.


----------------------- ***** ***** -----------------------


Kurapikan dasi dan pakaian yang dikenakan suamiku sebelum dia berangkat dengan Mr. Chris ke salah satu tempat rencana proyek yang akan dikerjakannya. Katanya sekedar peninjauan untuk lebih mematangkan apa yang sudah mereka persiapkan. Setelah kurasa semua persiapan suamiku sudah beres, aku berjalan mengikutinya dari belakang.

"Pake ginian aja ? " Tanya suami padaku.

"Kenapa ? Bukannya lebih menantang ya ? "
Jawabku sekenanya. Padahal dia yang mendorongku untuk lebih binal. Sekarang malah dia yang agak ragu melihat penampilanku.

"Bukannya seneng istrinya bikin nafsu cowo lain ? " Sambungku.

"Seneng sih, penasaran juga. Liat ekspresi mereka gimana liat kamu pake seperti ini. Cuman ya jadi penasaran aja, kan abis itu aku tinggal."

"Ya kan katanya pengen aku dientot bule. Tuh ada 2 bule nganggur di rumah. "

"Ya kan aku jadi ga bisa liat, ga bisa gabung juga. "

"Ga mau ih, kalo aku dientot bule-bule itu, sayang liat aja. "

"Kok gitu ? " Sergah suamiku.

"Kan sayang udah sering pake. Kenapa ga ngalah sebentar buat mereka puas-puasin nafsu mereka ke aku. Jadi kalo pas aku dikeroyok rame-rame gitu, sayang liat aja."

"Kan jadi ga tuntas, gimana dong ? "

"Ya nanti dikocok aja deh, pake tangan sama mulut. "

"Enggak ah, apaan masa ga boleh gabung. "

Ya, setelah digarap suamiku pagi tadi, aku tetap saja terbaring telanjang di tempat tidur. Setelah aku mendengar suamiku akan ada agenda keluar, baru lah aku kenakan sehelai pakaian untuk menutupi tubuhku. Entah apakah kata menutupi ini tepat digunakan. Karena lingerie hitam ini cukup mini ketika kugunakan. Cukup pendek di bagian bawah, jadi jika aku jongkok memakai lingerie ini, jelas saja jembutku akan kelihatan dari depan, apalagi pantat.

Sementara untuk bagian atas, tidak terlalu terbuka di bagian belahan. Hanya saja karena begitu ketat, putingku pun terlihat stand-out.

Obrolan kami tidak berlanjut karena kami sudah sampai di ruang makan.

Sarapan sudah tersedia di meja makan, semuanya terhidang dengan lengkap. Tapi aku belum melihat kehadiran bule-bule klien suamiku. Paling mereka masih tepar, habis crot semalaman denganku. Pasti nanti yang dateng duluan Mr. Han, karena dia yang ga kebagian lubang surga duniawiku. Hihihihi…

Suamiku duduk lebih dulu, dan aku mengambil tempat di samping suamiku. Kami memilih menunggu sampai mereka datang untuk menghormati mereka.

Tak lebih dari 5 menit, mereka datang bersamaan. Meskipun memang tidak janjian terlebih dahulu, tapi karena tahu Mr. Chris akan pergi bersama suamiku, bule yang lain pun akhirnya jadi ikut bersiap. Tapi aku sendiri pun tak tahu, apakah Mr. Han dan Mr. Patrick juga akan pergi dengan acaranya sendiri.

Aku tak terlalu khawatir sih ditinggal sendirian di villa ini. Malah merasa lebih bebas. Aku bisa jalan-jalan telanjang keliling villa ini. Sambil foto-foto seksi untuk dokumentasi pribadi. Walaupun kadang beberapa foto nakal coba kuunggah ke media sosial untuk memancing cowo-cowo yang siapa tahu bisa match dan tentunya good-looking, good attitude.

Mereka bertiga duduk di depan kami. Di luar perkiraan kami, mereka tidak terlalu ekspresif melihat pakaianku. Karena memang bagian atas tak terlalu menggoda, sementara di bagian bawah telah tertutup meja makan. Tak ada percakapan yang perlu kuceritakan saat sarapan pagi itu. Karena suamiku dan Mr.Chris memang harus segera berangkat agar tepat disana jam 10 pagi. Perjalanan mungkin 30 - 45 menit dari villa ini.

Suamiku tampak sudah menyelesaikan sarapannya, begitu juga dengan Mr. Chris. Keduanya bangkit untuk segera berangkat menuju agenda mereka hari ini.

“Berangkat dulu ya sayang, nanti kalo ada keperluan bisa minta tolong ke Mr. Patrick, Mr. Han atau penjaga villa.” Pamit suamiku sambil mengecup pipi dan keningku.

Saat mengecup pipiku, sempat kubisikkan sesuatu pada suamiku, “kalo pengen, boleh minta tolong ke mereka nggak ?”

Suamiku mengerling nakal tanda memperbolehkan ideku.

Aku masih duduk di meja makan sambil menyelesaikan buah-buahan potong yang kujadikan sebagai pencuci mulut pagi ini. Mr. Patrick dan Mr. Han juga terlihat masih santai, tak ada sinyal mereka akan pergi kemana-mana hari ini. Padahal dandanan mereka juga sudah rapi.

“Bagaimana bu Rossa tidurnya ?” tanya Mr. Patrick memecah keheningan.

“Luar biasa, serasa terbang ke awan. Terima kasih sudah memberikan pengalaman istimewa Mr. Patrick.” jawabku dengan bahasa yang hiperbola.

“Villa ini memang jadi favorit kami saat singgah disini. Selain memiliki jumlah kamar yang banyak, kamar luas, dan fasilitas penunjang yang cukup bagus untuk berbagai keperluan.” kata Mr. Han.
Tak kusangka Mr. Han nimbrung dengan pemahaman yang berbeda dari apa yang kuucapkan. Mr. Patrick sendiri hanya tersenyum tertahan sambil memberi isyarat jari tanda untuk diam mengiyakan saja apa yang dikatakan Mr. Han.

“Bu Rossa hari ini mau kemana. Barangkali ingin pergi jalan-jalan menikmati indahnya Bali, saya siap mengantar.” Mr. Patrick menawarkan diri untuk mengantarku jalan-jalan.

“Sepertinya tidak hari ini Mr. Patrick, kenyamanan villa ini sepertinya membuat saya ingin berlama-lama disini dulu.” jawabku dengan bahasa tersirat.”

“jangan sungkan untuk berlama-lama disini Bu Rossa, kalaupun Bu Rossa ingin tinggal lebih lama dari jadwal Bu Rossa dan suami, tidak masalah. Kami juga mungkin masih disini untuk beberapa waktu. Mengurus bisnis, dan mungkin mengajak anak-anak kami berlibur disini.”

“Terima kasih Mr. Patrick, nanti coba saya tanyakan lebih dulu ke suami, apakah memang dia bisa tinggal lebih lama disini. Kemarin dia hanya berpesan membawa pakaian hanya untuk 2 - 3 hari saja. Kalau memang kami akan tinggal lebih lama disini, mungkin saya perlu jalan-jalan keluar untuk membeli pakaian” jawabku.

“No problem bu Rossa, kalau perlu nanti saya antar ke gerai-gerai pakaian yang ada disini. Saya kenal beberapa dari mereka yang menjual baju wanita. Tidak terlalu susah pastinya mencari baju untuk ukuran bu Rossa.”

“Han, mau kemana kamu hari ini ?” Tanya Mr. Patrick kepada Mr. Han.

“Aku juga belum ada rencana kemanapun hari ini. Mungkin bersantai disini, sembari menghabiskan waktu dengan beberapa permainan bersama bu Rossa barangkali. Disini ada beberapa permainan yang bisa kita mainkan. alat permainan ada di meja TV itu.”

“Wah, boleh tuh Mr. Han. ada permainan apa saja ?”

“Silakan bu Rossa cek sendiri. ada beberapa console game, kartu, papan catur, dan beberapa permainan lain. pilih saja, nanti saya ikut main.” terang Mr. Han.

Mendengar penjelasan Mr. Han tersebut aku jadi punya ide nakal untuk menggoda mereka. Aku pun bangkit dari meja makan, dan segera menuju ke laci-laci yang ada di meja TV. Sementara mereka tetap masih menikmati hidangan pencuci mulut mereka ditemani secangkir kopi hangat. Karena letaknya sedikit di bawah, tentu saja aku harus membungkuk agar bisa meraih laci-laci itu. Aku memang sengaja memilih untuk membungkuk, ketimbang harus jongkok. Karena aku yakin, ketika aku membungkuk, pasti lubang anus dan belahan pantatku akan terlihat dari belakang oleh mereka.

“Sepertinya jarang digunakan ya, semua disini masih baru.” kataku sedikit teriak untuk memancing mereka memandang ke arahku.

“Tentu saja, kami hanya menggunakan itu saat… “ Mr. Han tidak menyelesaikan bicaranya karena terkejut setelah menoleh ke arahku. Bagaimana tidak, kini ketika dia memandang ke arahku, dia bisa melihat pemandangan indah 2 lubangku yang tersaji tanpa penutup. Aku memang tak bisa melihat ekspresinya, tapi dari ketidakmampuannya menyelesaikan bicaranya tadi sudah menandakan ada sesuatu yang membuatnya takjub.

Kudengar ada langkah kaki yang menuju ke arahku. Kemudian mengambil posisi di sampingku dengan berjongkok. Dengan posisi itu, dia pasti bisa melihat pepaya kenyal milikku yang menggantung dengan gaya bebas karena aku tidak menggunakan wadah yang semestinya. Andai dia berani, dia bisa menggenggam bongkahan payudaraku dengan menjulurkan tangannya. Tentu saja itu tidak mungkin, karena mungkin takut dianggap kurang ajar. Padahal jika dia melakukan itu, tentu saja aku akan marah. Marah jika dia sudah memulai duel panas, tapi tidak sampai selesai tuntas. hahaha...

“Kami hanya menggunakan alat dan permainan ini jika kami sedang tidak ada urusan pekerjaan. Anak-anak juga lebih suka untuk menghabiskan waktu berenang atau sekedar menikmati keindahan di kebun belakang.” Terangnya kepadaku. Walaupun terkesan tenang , tapi aku tahu pandangannya saat ini menatap lekat bagian dadaku dengan penuh gejolak. Dengan sajian seperti ini, sarapannya pasti lebih sempurna. Nasi, sayur, lauk-pauk, secangkir kopi, buah-buahan dan ditutup dengan susu.

“Mr. Han bisa main PS kan ?” tanyaku padanya.

“Tergantung permainan apa yang bu Rossa pilih. Saya hanya bisa bermain sepakbola dan balapan.” jawab Mr. Han.

“OK, ayooo kita maaaain….” Teriakku kegirangan seperti anak kecil mendapatkan mainan baru.

Kusiapkan console playstation itu untuk aku gunakan untuk bermain bersama Mr. Han. Kabel-kabel, stick dan unitnya sudah kupersiapkan, dan aku memilih untuk memulai dengan game balapan. Mr. Han hanya terdiam melihatku mempersiapkan console game itu. Entah karen kagum aku bisa main playstation atau diam-diam sedang menikmati lekuk tubuhku. Tapi hal aneh yang kurasakan saat ini adalah ketidakhadiran Mr. Patrick. Dimana dia ? Bodo amat lah, nanti juga nongol sendiri pikirku.

Kini aku asyik bermain game balapan melawan Mr. Han. Kulihat dari caranya bermain, dia tampak kewalahan menghadapiku. Aku memang cukup mahir bermain game, karena suami yang mengajariku. Untuk melepas penat katanya. Padahal sejatinya dia mencari lawan main, karena bermain game seperti ini sangat menjemukan jika dimainkan sendirian.

“hei, kalian sudah mulai saja, kenapa tidak menungguku.” Kudengar Mr. Patrick menghampiri kami. Dia sepertinya tadi selesai sarapan balik ke kamar untuk berganti pakaian. Kini tampilan yang tadinya sudah rapi berganti dengan celana basket yang longgar. Dia mengambil posisi duduk bersila disampingku. Duduknya terasa begitu rapat denganku.

“yeeeeeeyyy… aku menang……” teriakku kegirangan setelah berhasil mengalahkan Mr. Han.

“selanjutnya anda Mr. Patrick.” tantangku dengan penuh percaya diri.

“tidak ada tantangan yang berarti, aku sudah terlalu sering menang dengan lawan mainku jika bermain game balapan seperti ini.” kata Mr. Patrick.

“bagaimana kalau kita bermain sepakbola saja. tapi dengan aturan yang kita sepakati agar lebih menarik.” sambungnya.

“bagaimana itu ?” tanya Mr. Han penuh keheranan.

“kita semua akan saling berhadapan. Aku melawan Bu Rossa, kemudian nanti aku melawan kau. Selanjutnya Bu Rossa akan melawanmu juga. setiap gol yang berhasil diciptakan harus dibayar dengan pakaian lawan yang dilepaskan. nanti jumlah gol kita akumulasikan setelah semua pertandingan diselesaikan. bagaimana ?” terang Mr. Patrick.

“OK, siapa takut.” tantangku. Sementara Mr. Han takjub dengan keberanianku.
“Tapi bagaimana jika aku bisa menghasilkan lebih dari 1 gol, sementara Mr. Patrick hanya memakai 1 potong pakaian saja ?” tanyaku.

“Saya akan kabulkan permintaan anda sesuai jumlah gol yang tercipta. Deal ?” jawab Mr. Patrick.

Aku mempertanyakan masalah itu karena Mr. Patrick hanya mengenakan 1 celana basket saja, dan sepertinya sudah tak ada apapun di dalamnya. Karena terlihat sekali batang kontol yang menggantung tercetak di balik celana itu. Sementara Mr. Han mengenakan kaos polo berwarna hitam, dipadu dengan celana jeans berwarna beige. Yah mungkin 3 potong lah, termasuk celana dalamnya.

Tanpa menjawab pertanyaannya, kusodorkan tanganku untuk bersalaman dengannya. Begitu juga kulakukan itu kepada Mr. Han. Tanda aku setuju dengan kesepakatan itu. Mr. Han hanya ikut saja dengan ekspresi yang masih agak terkejut. Mungkin dia berpikir, kenapa aku seberani itu. Padahal notabene kami masih baru saja kenal. Dia belum tahu saja bahwa dari kemarin aku sudah berkenalan dengan mereka, plus adik-adik “besar” Mr. Chris dan Mr. Patrick. Tinggal dia saja yang belum kebagian.

Akhirnya permainan pun dimulai. Undian mengeluarkan hasil dengan jadwal aku melawan Mr. Han terlebih dahulu, kemudian Mr. Patrick, baru selanjutnya Mr. Patrick akan melawan Mr. Han.

Kami mulai pertandingan itu dengan aku meminta waktu per pertandingan hanya 10 menit saja, dengan harapan tak terlalu banyak gol. Aku menggunakan klub favoritku yaitu Real Madrid, Mr. Han menggunakan Barcelona, sementara Mr. Patrick dengan Real Madrid. Dari keduanya, untuk game sepakbola ini aku nilai Mr. Patrick lebih baik tekniknya dibandingkan aku. Jauh lebih tertata permainannya dibanding Mr. Han. Di sepanjang peetandingan sepertinya mereka tak terpengaruh dengan pakaianku, seakan mereka lebih fokus pada hasil akhir nanti. Rasanya mereka punya rencana lebih untuk kesepakatan ini.

Pukul 12.00 akhirnya kami sudah menuntaskan 3 pertandingan seluruhnya. Dengan hasil akhir 2 - 0 untuk kemenanganku melawan Mr. Han, aku kalah 2 - 3 melawan Mr. Patrick, dan hasil imbang 2 - 2 untuk Mr. Patrick versus Mr. Han.

"Oke, waktunya menyelesaikan kesepakatan. " Tampak Mr. Patrick tersenyum menggodaku.

"Mr. Han kebobolan 4 gol, 2 oleh bu Rossa, 2 olehku, jadi kamu harus lepaskan semua pakaianmu plus 1 permintaan dariku."

"Bu Rossa, kebobolan 3 gol melawan saya. Jadi bu Rossa harus tanggalkan lingerie anda plus 2 permintaan untuk saya. "

"Hei tunggu, lalu bagaimana dengan gol yang masuk ke gawangmu ? " Cecarku pada Mr. Patrick.

"Silakan, anda boleh ajukan 1 permintaan, tapi sebelumnya bu Rossa harus lepas lingerie dulu. Saya akan lepaskan celana saya juga." Jelasnya sambil senyum-senyum nakal padaku. Dia lantas bangkit, duduk diatas sofa yang mengarah ke TV. Tidak langsung dilepasnya celana dia, tapi malah mengeluarkan kontolnya yang besar dan memainkannya. Baru kemudian dilepaskannya celana basket itu. Kini tanpa malu Mr. Patrick sudah duduk telanjang di depanku dan Mr. Han.

"Jadi apa permintaan anda Mr. Patrick ? "
Tanyaku seraya menghampirinya, duduk bersimpuh dan dengan mantap meraih menggenggam batang kontol itu untuk sedikit pemanasan.

"Simple saja bu Rossa, saya ingin pertunjukan besar dari anda. " Jelas Mr. Patrick.

"OK kalau Mr. Patrick ingin itu, tapi saya minta bantuannya." Jawabku sambil kemudian membisikkan rencana "pertunjukkan" dariku yang sebenarnya tidak hanya untuk dia, tapi juga suamiku.

Aku membisikkan rencanaku padanya. Dimana aku ingin digangbang mereka bertiga, sambil ditonton oleh suamiku yang terikat. Aku ingin sebuah drama dimana seakan-akan aku dipaksa oleh mereka. Padahal ini adalah skenarioku agar bisa memberikan sensasi luar biasa untuk suamiku. Dia mendengarkan sambil tersenyum-senyum karena rencanaku.

"Baik, nanti akan saya kondisikan bersama Mr. Chris." Jawabnya lugas.

"Han, kamu mau hanya duduk disitu ? " Mr. Patrick bertanya kepada Mr. Han karena tampak dia masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Mungkin dari tiga sekawan ini, hanya Mr. Han yang jarang "berpetualang".

Mr. Han pun bangkit dan kemudian mengambil posisi disamping Mr. Patrick, dengan memberikan jarak duduk diantara mereka. Aku segera paham akan hal ini, aku pun bangkit.

Kini aku berada di tengah-tengah, antara TV dan sofa tempat mereka duduk. Dengan tatapan nakal, aku mencoba untuk memberikan tarian nakal untuk mereka. Dengan dimulai dari kuangkat bagian depan lingerieku, untuk menggoda mereka, memperlihatkan bagian intimku sejenak. Sambil terus bergoyang santai, kini kuremasi payudaraku dari luar lingerie sambil menggesekkan jariku ke clitoris.

Mr. Han tampak masih bengong dengan begitu nakalnya aku hari ini. Sayang dia kemarin tidak ikut bergabung, makanya dia heran kenapa aku seliar ini. Sementara Mr. Patrick tampak senang menikmati sajian ini.

Lanjut kemudian aku berbalik membelakangi mereka, sedikit merenggangkan kakiku dan kemudian membungkuk. Memperlihatkan lubang pantatku, dan belahan vaginaku yang mengintip. Aku berjalan mundur dengan membungkuk agar lebih dekat dengan mereka, dengan tujuan ada yang memberikan sentuhan pada tubuhku.

Mr. Patrick tampak tak membiarkan begitu saja, dia langsung menampar pantatku dan kemudian menarik mundur pantatku. Mendekatkannya untuk kemudian dicium dengan buas, dijilatinya dari belahan vaginaku, sampai ke lubang pantatku, begitu berulang kali. Kini vaginaku berasa begitu basah, kombinasi dari cairan vaginaku, dan liur Mr. Patrick.

Kini kembali aku ke tengah, dan menghadap mereka. Bersiap melucuti lingerieku. Kugeser kedua tali yang ada di bahuku, kemudian satu persatu tanganku kuangkat agar keluar dari tali lingerie yang membelit. Kulakukan itu dengan tetap menjaga agar payudaraku tetap tertutup.

Kemudian, setelah kedua tanganku lepas, lingerieku tinggal bergantung pada kedua payudaraku, walaupun sambil tetap kupegangi. Dengan menggoyang kedua payudaraku dengan tangan, aku mengerling nakal sambil bertanya kepada mereka, "Mau Ini ? "

Tanpa menunggu jawaban mereka, kutarik ke bawah lingerieku agar terbebas dari tubuhku. Kini aku telah polos telanjang di depan mereka. Sambil berkacak pinggang, berpose nakal bak artis JAV. Menunggu apa yang akan mereka perbuat.

Dengan terburu-buru Mr. Han kemudian menghampiriku sambil menelanjangi dirinya sendiri. Tanpa ampun bibirnya langsung menyosor dengan penuh nafsu. Tangannya pun langsung bergerilya di kedua payudaraku. Mr. Patrick terlihat hanya menikmati pemandangan ini, seperti memberikan kepada Mr. Han untuk memulai terlebih dahulu.

Aku jongkok di depan Mr. Han dan kemudian meraih batang kontolnya. Segera kumasukkan ke mulutku untuk memberikan kehangatan. Kujilati naik turun dan kuemut dengan tatapan nakal padanya. Mr. Han menikmati sambil tetap memberikan pijatan pada payudaraku dengan sesekali memlintir kedua putingku.

Setelah kurasa batangnya sudah basah dengan liurku, kudorong dia ke sofa, dan kemudian aku naik diatasnya. Kuberikan french kiss terbaikku sambil meremasi kepalanya. Kugesekkan ujung batang kontolnya ke vaginaku, agar memberikan sensasi geli padanya.

Nampaknya dia sudah tak sabar masuk ke hidangan utama, saat lubang vaginaku terposisi pas dengan batang kontolnya, segera dipegangnya kedua pinggangku dan kemudian dengan sekali sentakan, amblas sudah kontolnya ke vaginaku.

"Uuuuuuuuuuh… Mr. Han… " Erangku manja.
Kontolnya memang tak sebesar Mr. Patrick atau Mr. Chris, tapi sudah lebih dari cukup untuk memuaskan. Mungkin karena ditambah sensasi ngentot dengan pria selain suamiku, jadi efek kenikmatannya bertambah.

Karena birahiku sudah sampai di ubun-ubun, langsung kugenjot Mr. Han dengan tempo tinggi, tak peduli apapun, AKU HANYA INGIN ORGASME !

Mr. Han menanggapi liarku pula dengan kalap, dikenyotnya kedua payudaraku silih berganti. Melihat pertandingan sudah akan mencapai puncak euforia, Mr. Patrick lantas bangkit. Didorongnya aku ke depan, sehingga posisiku kini menungging diatas Mr. Han dengan pantat yang lebih terangkat.

Aku menduga bahwa kini 2 lubangku akan digasak bersamaan. Sedikit ngeri sebetulnya melihat batang kontol Mr. Patrick sebesar itu akan menembus lubang anusku, tapi sepertinya nafsu mengalahkan segalanya. Aku pasrah dan bersiap menerima sodokan kontol itu.

Dugaanku benar, diusapnya lubang anusku sebentar, lalu kemudian dengan paksa pula dia hujamkan penisnya ke pintu belakangku.

"Aaaaaaaaaawww.. " Pekikku.

Kini aku benar-benar disandwich mereka berdua, kami bertiga sudah kesetanan saling sodok menyodok untuk menggapai kenikmatan. Aku pikir boleh juga ini Mr. Han masih bertahan belum ngecrot juga.

"Pengeeeeeeenn… " Lenguhku sambil tetap bergoyang.

Mereka yang paham bahwa aku akan segera mencapai puncak pun segera ikut menaikkan tempo permainan. 2 menit berselang kami bertiga akhirnya mengerang bersamaan.

"Bu Rossa, memekmu luar biasa… . " Mr. Han pun mengerang sambil meremas kuat payudaraku. Sementara Mr. Patrick pun semakin mendorong ke depan sampai Mr. Han tergencet.

Kami mencapai orgasme bersama-sama. Mr. Patrick langsung terkulai dan lemas ke belakang, sementara aku ambruk menimpa Mr. Han. Dia tampak asyik menikmati orgasmenya diselingi jilatan dan lumatan di kedua payudaraku.

Setelah nafasku berangsur normal, aku bangkit. Dan segera membersihkan 2 batang kontol yang sudah memberiku kenikmatan luar biasa itu. Melihat mereka masih lemas, aku bergegas kembali ke kamar dengan setengah berlari. Aku ingin mengambil handphoneku.

Aku kembali ke ruang tengah sambil menggenggam handphoneku. Kuajak Mr. Patrick duduk bersama di sofa mengapitku. Aku ingin mengabadikan momen nakal ini sebagai kenang-kenangan. Mereka juga menyambut baik ideku.

Akhirnya kami pun berfoto bersama dengan berbagai pose nakal. Tak hanya di ruang tengah, hampir semua sudut ruangan kami jadikan sebagai tempat "photoshoot" nakalku. Mulai dari halaman depan, dapur, meja makan, kolam renang sampai dengan halaman belakang dengan latar belakang laut.

Tak terasa sudah pukul 2 siang, cukup melelahkan sekaligus menyenangkan pengalaman hari ini. Walaupun masing-masing hanya sempat klimaks sekali saja, tapi sensasinya sudah cukup memberikan kenikmatan tiada tara untuk kami. Kegiatan kami hari ini pun ditutup dengan mandi bersama di kebun belakang. Kuberikan servis terbaikku untuk mereka dengan menyabuni lengkap tubuh mereka. Sambil berdiskusi tentang rencana yang sudah kusiapkan bersama Mr. Patrick.

Kalau kalian suka cerita ini, komen ya bagian terbaik untuk Part 26 ini.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Duhhh...terlambat gabung ane...ijin ikut nikmati cerita, foto dan kebinalan nya Sis...
 
Terima kasih sis buat updatenya ini
makin binal makin hot :tegang:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd