Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Pada suatu malam...

Seorang anak keluar dari sebuah kamar menuju ruangan dapur. Namun ketika anak tersebut baru sampai di ruang tengah rumah itu, anak tersebut pun terkejut mendapati Ibunya yang sedang berdiri, tampil dengan sangat glamor, tersenyum-senyum sendiri sambil menatap ponsel mahalnya.

Anak itu pun lalu menghampiri Ibunya.

“Loh, tengah malem gini ada apa nih kok mamah rapih banget? Kayak mau ke pesta aja mah! Emangnya malam² gini mamah mau ke mana sih?”. Anak itu pun semakin mendekat ke Ibunya, lalu mulai memperhatikan seluruh penampilan Ibunya yang tampil sangat anggun dan glamor sekali malam itu.

Anak itu pun mulai mengamati Ibunya dari gaya sanggul rambutnya yang disasak ke atas dengan sempurna, Eyelashes yang tebal di atas Softlensnya, polesan lipstik warna merah maroon yang begitu pekat dan menggoda yang menghiasi bibir sensualnya, anting bulatnya yang mewah, kalung mutiara yang memeluk leher mulusnya yang jenjang, belahan dadanya yang membusung dari gaun dress sebetisnya yang ketat, perhiasan gelangnya yang berkilau, tumit sendal haknya yang begitu tinggi, sampai warna kutex di jari kakinya yang terkesan genit, menemani wangi parfum mahalnya yang sulit untuk dilupakan. Sehingga penampilan Ibunya kali ini terlihat seperti manifestasi dari cita rasa wanita glamor nan elegan yang sesungguhnya, juga sekaligus sebagai ajang pamer gengsi dari derajat seorang wanita mapan yang kelasnya layak untuk dipuja.

Ny. Ratna yang masih memainkan ponselnya itu pun kemudian menoleh karena mendengar pertanyaan anaknya. Namun melihat anaknya yang malah terlihat kagum dengan pilihan ‘OOTD MILF’-nya yang berkelasnya itu, beliau pun lalu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum manis penuh keibuan menatap anaknya. Kemudian sebelah tangannya diangkat lalu mengelus-elus lembut pipi anaknya dengan penuh rasa kasih sayang. Kemudian Ny. Ratna pun berkata dengan sangat lembut pada anaknya,

“nggak ada apa² kok dek, temen² kamu ini lho,... katanya, sebentar lagi mau main ke rumah kita lho sayang. Tadi mereka yang nyuruh mamah supaya mamah kasih dandanan terbaik untuk mereka. Mamah juga gak tau nih mereka mau ngapain malem² gini ke sini, katanya sih mereka ada kejutan spesial gitu buat mamamu ini sayang”. Jawab Nyonya itu dengan lembut, sambil tetap tersenyum dan mengelusi pipi anaknya dengan penuh rasa kasih sayang layaknya kasih sayang seorang Ibu.

Anaknya yang melihat penampilan glamor dari Ibunya itu pun hanya mampu menelan ludahnya, lalu mengatakan,

“emmm... tapi ya kok tumben sih mah mereka datengnya harus tengah malam begini sih mah? Bukannya besok kita sudah mulai bisa ke Gereja yah mah? Mereka pasti pada mau nginep di sini supaya mereka semuanya bisa sepuasnya make mamah yah?”. Anak itu pun menatap Ibunya dengan muka cemberut dengan penuh rasa cemas.

Lalu Ny. Ratna pun cekikikan lembut sambil perlahan mengangkat bawahan daster anak itu sampai sepaha, kemudian beliau pun menggenggam kontol anak itu dari dalam dasternya. Dengan telapak tangannya yang lentik, Ny. Ratna pun tersenyum binal menatap anaknya sambil terus mengocok kontol anaknya dengan lembut dan perlahan.

“Ah enggak kok sayang... mereka gak nginep kok. Mereka juga gak bakal make mamah kok malam ini. Mereka udah janji lho sama mamah. Udah deh sayang, kamu gak usah khawatir sama mamah yah nak?”. Ny. Ratna seketika kembali menoleh ke ponselnya setelah ponselnya yang mahal itu tiba² mengeluarkan suara Notifikasi khas dari sebuah Medsos. Ny. Ratna pun menscroll ponselnya sejenak dengan jari berkuteksnya yang panjang dan berkilau itu, lalu dengan raut wajah yang tiba² terkejut, beliau pun cekikikan sendiri sambil sebelah tangannya yang glamor itu masih tetap sibuk mengocoki kontol anaknya dengan lembut.

Anaknya yang melihat cekikian Ibunya itu pun lalu penasaran dengan isi ponsel Ibunya itu. Lalu sambil merasakan kontolnya yang semakin menegang, anak Ny. Ratna pun mulai merengek seperti rengekan gadis TK kepada Ibunya.

“sshh... aaahhh mamah... sshh... mamah kenapa sih kok malah ketawa² sendiri? sshh... lagian ininya adek kok dibangunin lagi sih sama mamah? Mmhh... bukannya tadi sore adek udah keluarin punyanya aku di tas barunya mamah itu? sshh...”. Anak itu pun hanya bisa mendesah, memejamkan matanya, menikmati siksaan kenikmatan yang diberikan oleh Ibunya sambil tetap memegangi pinggiran dasternya di pinggangnya.

“hihihihih... gak apa² kok dek, mamah lagi seneng aja nih soalnya temen² kamu katanya mau kasih kejutan spesial buat mamamu ini nak... mamah jadi gak sabaran deh... hihihihih...”. Ny. Ratna pun lalu perlahan melepaskan genggamannya dari dalam rok daster anaknya yang tampil feminim itu.

Beberapa saat kemudian lalu terdengar suara mobil dan sepeda motor sedang mencoba parkir di depan rumah mereka. Ny. Ratna yang menyadari itu pun tiba² menyuruh anaknya untuk masuk kamar.

“Put, kamu kali ini di kamar dulu yah sayang, soalnya temen kamu tadi pesen sama mamah lewat DM supaya kamu jangan ikut dulu sama acara mereka ini yah dek? Mamah juga gak tau maksud mereka apa, tapi yang pasti mereka gak akan make mamah kok kayak yang biasanya. Udah ya sayang yah, sana kamu ke kamar dulu, mamah mau ke depan bukain pintu dulu”.

Anak itu pun hanya cemberut menatap Ibunya yang kini sudah membelakanginya. Penampilan Ibunya yang dari belakang itu pun perlahan menjauh seiring suara sendal haknya yang terdengar begitu seksi mengiringi goyangan pantatnya yang gemulai.

Namun sebelum Ibunya membuka pintu, beliau pun menolehkan kepalanya ke arah belakang. Mendapati anaknya yang masih belum beranjak, Ny. Ratna pun memutuskan untuk menunda membuka pintu sambil membalikkan badannya menghadap arah sang anak dari kejauhan. Kemudian sambil berkacak pinggang, Ny. Ratna pun memasang senyum yang sedikit mengintimidasi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Anaknya yang melihat ‘ancaman’ Ibunya itu pun hanya bisa menghela nafasnya, kemudian berjalan menuju ke arah kamarnya.

Setelah Ny. Ratna memastikan anaknya sudah masuk kamar dan menutup pintunya, beliau pun akhirnya membuka pintu rumahnya.

Jegrek...

Sang Anak yang ternyata menguping dari dalam kamarnya itu pun mendengar pintu rumahnya sudah mulai dibuka! Namun dari kejauhan, suara Ibunya pun masih terdengar walaupun samar².

“hihihihih... ya tuhan, kok sampai seramai ini sih kamu bawa temen² kamu ke sini? sampai dibela-belain segala tengah malem gini ke rumah tante. hihihihih... ya udah, pada masuk dulu yuk? eehhh???... aduh! mmhh?!...”

Anak yang dari dalam kamar itu pun masih sempat mendengar suara Ibunya yang tampak senang dan cenderung genit menyambut kedatangan teman²nya itu. Tapi tunggu dulu, kenapa suara terakhir Ibunya kok tiba² seperti berhenti ya? Lalu kenapa mendadak di depan sangat hening? Bukannya di luar sedang ramai? Anak itu pun kemudian mencoba membuka pintu kamarnya sedikit demi sedikit secara perlahan, sehingga meninggalkan celah yang cukup untuk dipakainya mengintip.

Namun tiba²,....

Ctak!

Lampu rumah itu pun mendadak seperti ada yang memadamkan!

Tap... tap... tap... tap... tap... cklak... cklak... cklak... cklak...

Tidak begitu lama, kemudian terdengar seperti suara langkah² kaki yang begitu ramai menuju ke arah ruang tamu, di mana jarak ruang tamu tersebut tidak begitu jauh dari kamarnya anak Ny. Ratna mengintip. Suara di ruangan tamu yang terlihat gelap itu pun kemudian dipenuhi seperti suara cengengesan² pelan serta suara bisik².

“aduuhh... kenapa lampunya pakai dimatiin segala sih sayang? percuma dong tante sampai dandan kayak gini buat kalian. Gelap nih, tante susah lihatin kalian satu²! eehh??, mmhh... jangan diremes dong! aduhh... sshhh...”

Anak itu pun masih mendengar suara Ibunya dengan jelas, tapi anehnya suara teman²nya yang sering membully dia di sekolah itu tampak lebih hening. Hanya suara cengengesan dan suara bisik² mereka saja yang terdengar sangat pelan sekali ketimbang suara desahan² dari Ibunya yang tampil glamor itu.

“mmpphh... phahhh... aduh, ini pasti Agus ya? Kamu tuh akhir² ini kebiasaan deh suka gituin tante kalau lihat tante pakai warna lipstik yang ini! mmhh... untung Lipstiknya tante mahal, bukan yang 50 ribuan! hihihih... mmhh... coba kalau polesan bibir tante langsung luntur, mmhh... memangnya kalian mau nungguin tante molesin bibir ini lagi? Hmmpp?? Agus iiihhh!!! sabar donghh... awhh... mmhh... sllrrpp... phaahh...”

Terdengar Ny. Ratna sedikit protes sambil terbata-bata dengan kelakuan teman² anaknya itu. Namun sayangnya anak Ny. Ratna tidak dapat melihat dengan jelas apa yang sedang mereka lakukan terhadap Ibunya akibat gelapnya ruang tengah itu. Anak itu pun hanya bisa menguping, mengintip, sambil mulai mengocok kontol tegangnya dari dalam daster yang dikenakannya.

Namun tiba² Anak Ny. Ratna melihat ada seperti cahaya kecil bergoyang-goyang mendekat dari arah pintu rumah ke arah ruang tamu tersebut. Cahaya itu mirip seperti,... astaga, Lilin Kue Ulang Tahun! Anak itu pun baru tersadar bahwa sebentar lagi ternyata adalah Hari Ulang Tahun dari Ibunya yang seksi itu!

“Oh my God, Binsar?! Aduuhh sayang, jagoannya Bunda... Bunda gak nyangka loh kalau kejutannya tuh ternyata ini ya? Mmuuaach, makasih, puji tuhan loh kalian sampai repot² gini, Bunda jadi makin sayang sama kalian nak!”

Anak itu pun kaget. Sejak kapan Ibunya mulai ‘mengadopsi’ pentolan di sekolah itu menjadi ‘anak’-nya? Anak kandung Ny. Ratna pun kembali fokus mengintip ke ruang tengah. Akibat bantuan cahaya lilin kue ultah itu, akhirnya dia dapat melihat sedikit penampakan di ruang tamu itu walaupun cukup terbatas. Setelah semakin diamati, ternyata...

Astaga!

Terlihat di sana Ny. Ratna seperti sedang berdiri sambil menunduk menghadap kue ulang tahunnya, sementara di samping wajahnya sedang ditodong oleh kontol² teman anaknya! Gila! Ini sungguh pemandangan yang sungguh ODGJ sekali sekaligus pemandang yang sangat seksi dan mengundang birahi!

“Selamat Ulang Tahun... Selamat Ulang Tahun... Semoga Tante Panjang Umur, Selamat Ulang Tahun!”. Terdengar nyanyian dari para remaja tersebut.

Tapi tunggu dulu, itu kenapa Ny. Ratna tiba² seperti berlutut begitu? Matanya pun kenapa seperti terpejam dan mulut bergincunya tiba² seperti komat-kamit? Itu kedua tangannya kok seperti posisi orang yang sedang... astaga, ternyata Ny. Ratna sedang ‘Kebaktian’ singkat dengan cara memimpin doa untuk pemberkatan hari ulang tahunnya!

“terima kasih ya tuhan, mmhh... hari ini kami dapat berkumpul untuk menikmati indahnya karuniamu...”. Terdengar suara lantunan doa Ny. Ratna yang begitu merdu dan lembut. Ny. Ratna masih lanjut berdoa dan mengucap syukur di depan kue ulang tahun sambil ditemani oleh kocokan² kontol teman anaknya yang sedang mengerubungi beliau.

Ini sungguh pemandangan yang sangat ODGJ sekali! Seorang Ibu² gereja yang tampil sangat anggun dan mempesona, sedang berlutut dengan anggun, berdoa dengan khusyuk, namun doa puji syukur itu diiringi oleh kocokan kontol teman² anaknya di dekat wajahnya.

Setelah beberapa saat, akhirnya doa Ny. Ratna pun selesai, karena mulutnya pun sudah mengucapkan “Amen”. Lalu setelah Eyelashes beliau terangkat, Nyonya itu pun tersenyum sambil menatap wajah² sange di sekelilingnya. Para remaja yang sedang telanjang bawah di sekeliling Ny. Ratna yang tampil sangat anggun dan glamor itu pun satu persatu mulai bersorak kembali.

“Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga, sekarang juga! Sekarang juga!”. Mereka pun bernyanyi sambil menggoyang-goyangkan kontolnya di dekat wajah yang keibuan itu.

Ny. Ratna yang masih dalam posisi berlutut pun kemudian tersenyum nakal sambil menatap ke atas, melihat wajah² pemuda sange yang sedang asyik mengocoki kontol² mereka di samping beliau yang sedang bersiap-siap untuk meniup api lilin² di kue ultahnya itu.

Bibir Ny. Ratna yang seksi itu pun kemudian bergerak dan mulai membentuk huruf "O”. Lalu...

Fuuhh...

Lilin kue ultah Ny. Ratnya pun akhirnya padam semua. Seketika ruangan itu pun kembali menjadi gelap gulita.

Namun kemudian yang terdengar justru adalah cekikikan genit dari Ny. Ratna.

“Hihihihih... eehh, sanggul tante jangan diberantakin sayang! mmhh...”

Kemudian lampu di ruang tengah itu pun tiba² menyala kembali. Akhirnya terlihat sudah, bahwa ada seorang teman anaknya Ny. Ratna yang memang dari tadi bertugas menjaga ‘Lighting’ di depan saklar. Setelah ruangan itu kini terlihat terang benderang, ternyata...

Astaga!

Ternyata Ny. Ratna memang mau dibukkake bergiliran oleh teman² anaknya di dekat kue ulang tahunnya! Gila, Gila, Gila, Ini sungguh ODGJ sekali!

Remaja² yang telanjang bawah sambil kocok² peler itu pun kemudian serempak bernyanyi kembali, sambil bergiliran melakukan ‘semprotan ulangtahun’.

“Happy Birthday to you...”

Crottt...

Segaris peju melayang dari dagu lancip Ny. Ratna sampai dahinya.

“awwhh... makasih! hihihihih...”. Ny. Ratna pun memejamkan matanya sambil cekikikan menerima prosesi ‘guyuran’ dari semprotan² nakal yang menjadi prosesi acara perayaan ulangtahunnya yang terselenggara secara seksi itu.

“Happy Birthday to you...”

Crattt...

Percikan peju bersahutan menuju Eyelashes, bahkan sampai rambutnya yang disanggul dengan elegan itu.

“aduh, makasih... makasih kadonya sayang... hihihih... awhhh...”

Nyanyian pun masih tetap berlanjut diiringi ‘guyuran kado ulangtahun’.

“Happy Birthday Tante Ratna, Happy Birthday to you...”

Crattt...

Anting, leher, kalung, bahkan sampai belahan dada Ny. Ratna pun terlihat semakin berkilau oleh lelehan peju.

“awhhh... makasih... hihihih... ya tuhan... hahahah... awhhh... makasih... mmhhh... makasih kadonya sayang... tante suka sama sawerannya... awhhh... ya ampun... aduh tante jadi mandi susu... hihihih... awhhh... makasih... hihihihih... mmhh... haleluyah... mmhh... sllrrpp”

Crottt...

Crattt...

Criittt...


Origin Story by Oedipussy
 
pengen liat adegan mamanya diewe sambil hina anaknyaa suhuuu..
 
Pada suatu malam...

Seorang anak keluar dari sebuah kamar menuju ruangan dapur. Namun ketika anak tersebut baru sampai di ruang tengah rumah itu, anak tersebut pun terkejut mendapati Ibunya yang sedang berdiri, tampil dengan sangat glamor, tersenyum-senyum sendiri sambil menatap ponsel mahalnya.

Anak itu pun lalu menghampiri Ibunya.

“Loh, tengah malem gini ada apa nih kok mamah rapih banget? Kayak mau ke pesta aja mah! Emangnya malam² gini mamah mau ke mana sih?”. Anak itu pun semakin mendekat ke Ibunya, lalu mulai memperhatikan seluruh penampilan Ibunya yang tampil sangat anggun dan glamor sekali malam itu.

Anak itu pun mulai mengamati Ibunya dari gaya sanggul rambutnya yang disasak ke atas dengan sempurna, Eyelashes yang tebal di atas Softlensnya, polesan lipstik warna merah maroon yang begitu pekat dan menggoda yang menghiasi bibir sensualnya, anting bulatnya yang mewah, kalung mutiara yang memeluk leher mulusnya yang jenjang, belahan dadanya yang membusung dari gaun dress sebetisnya yang ketat, perhiasan gelangnya yang berkilau, tumit sendal haknya yang begitu tinggi, sampai warna kutex di jari kakinya yang terkesan genit, menemani wangi parfum mahalnya yang sulit untuk dilupakan. Sehingga penampilan Ibunya kali ini terlihat seperti manifestasi dari cita rasa wanita glamor nan elegan yang sesungguhnya, juga sekaligus sebagai ajang pamer gengsi dari derajat seorang wanita mapan yang kelasnya layak untuk dipuja.

Ny. Ratna yang masih memainkan ponselnya itu pun kemudian menoleh karena mendengar pertanyaan anaknya. Namun melihat anaknya yang malah terlihat kagum dengan pilihan ‘OOTD MILF’-nya yang berkelasnya itu, beliau pun lalu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum manis penuh keibuan menatap anaknya. Kemudian sebelah tangannya diangkat lalu mengelus-elus lembut pipi anaknya dengan penuh rasa kasih sayang. Kemudian Ny. Ratna pun berkata dengan sangat lembut pada anaknya,

“nggak ada apa² kok dek, temen² kamu ini lho,... katanya, sebentar lagi mau main ke rumah kita lho sayang. Tadi mereka yang nyuruh mamah supaya mamah kasih dandanan terbaik untuk mereka. Mamah juga gak tau nih mereka mau ngapain malem² gini ke sini, katanya sih mereka ada kejutan spesial gitu buat mamamu ini sayang”. Jawab Nyonya itu dengan lembut, sambil tetap tersenyum dan mengelusi pipi anaknya dengan penuh rasa kasih sayang layaknya kasih sayang seorang Ibu.

Anaknya yang melihat penampilan glamor dari Ibunya itu pun hanya mampu menelan ludahnya, lalu mengatakan,

“emmm... tapi ya kok tumben sih mah mereka datengnya harus tengah malam begini sih mah? Bukannya besok kita sudah mulai bisa ke Gereja yah mah? Mereka pasti pada mau nginep di sini supaya mereka semuanya bisa sepuasnya make mamah yah?”. Anak itu pun menatap Ibunya dengan muka cemberut dengan penuh rasa cemas.

Lalu Ny. Ratna pun cekikikan lembut sambil perlahan mengangkat bawahan daster anak itu sampai sepaha, kemudian beliau pun menggenggam kontol anak itu dari dalam dasternya. Dengan telapak tangannya yang lentik, Ny. Ratna pun tersenyum binal menatap anaknya sambil terus mengocok kontol anaknya dengan lembut dan perlahan.

“Ah enggak kok sayang... mereka gak nginep kok. Mereka juga gak bakal make mamah kok malam ini. Mereka udah janji lho sama mamah. Udah deh sayang, kamu gak usah khawatir sama mamah yah nak?”. Ny. Ratna seketika kembali menoleh ke ponselnya setelah ponselnya yang mahal itu tiba² mengeluarkan suara Notifikasi khas dari sebuah Medsos. Ny. Ratna pun menscroll ponselnya sejenak dengan jari berkuteksnya yang panjang dan berkilau itu, lalu dengan raut wajah yang tiba² terkejut, beliau pun cekikikan sendiri sambil sebelah tangannya yang glamor itu masih tetap sibuk mengocoki kontol anaknya dengan lembut.

Anaknya yang melihat cekikian Ibunya itu pun lalu penasaran dengan isi ponsel Ibunya itu. Lalu sambil merasakan kontolnya yang semakin menegang, anak Ny. Ratna pun mulai merengek seperti rengekan gadis TK kepada Ibunya.

“sshh... aaahhh mamah... sshh... mamah kenapa sih kok malah ketawa² sendiri? sshh... lagian ininya adek kok dibangunin lagi sih sama mamah? Mmhh... bukannya tadi sore adek udah keluarin punyanya aku di tas barunya mamah itu? sshh...”. Anak itu pun hanya bisa mendesah, memejamkan matanya, menikmati siksaan kenikmatan yang diberikan oleh Ibunya sambil tetap memegangi pinggiran dasternya di pinggangnya.

“hihihihih... gak apa² kok dek, mamah lagi seneng aja nih soalnya temen² kamu katanya mau kasih kejutan spesial buat mamamu ini nak... mamah jadi gak sabaran deh... hihihihih...”. Ny. Ratna pun lalu perlahan melepaskan genggamannya dari dalam rok daster anaknya yang tampil feminim itu.

Beberapa saat kemudian lalu terdengar suara mobil dan sepeda motor sedang mencoba parkir di depan rumah mereka. Ny. Ratna yang menyadari itu pun tiba² menyuruh anaknya untuk masuk kamar.

“Put, kamu kali ini di kamar dulu yah sayang, soalnya temen kamu tadi pesen sama mamah lewat DM supaya kamu jangan ikut dulu sama acara mereka ini yah dek? Mamah juga gak tau maksud mereka apa, tapi yang pasti mereka gak akan make mamah kok kayak yang biasanya. Udah ya sayang yah, sana kamu ke kamar dulu, mamah mau ke depan bukain pintu dulu”.

Anak itu pun hanya cemberut menatap Ibunya yang kini sudah membelakanginya. Penampilan Ibunya yang dari belakang itu pun perlahan menjauh seiring suara sendal haknya yang terdengar begitu seksi mengiringi goyangan pantatnya yang gemulai.

Namun sebelum Ibunya membuka pintu, beliau pun menolehkan kepalanya ke arah belakang. Mendapati anaknya yang masih belum beranjak, Ny. Ratna pun memutuskan untuk menunda membuka pintu sambil membalikkan badannya menghadap arah sang anak dari kejauhan. Kemudian sambil berkacak pinggang, Ny. Ratna pun memasang senyum yang sedikit mengintimidasi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Anaknya yang melihat ‘ancaman’ Ibunya itu pun hanya bisa menghela nafasnya, kemudian berjalan menuju ke arah kamarnya.

Setelah Ny. Ratna memastikan anaknya sudah masuk kamar dan menutup pintunya, beliau pun akhirnya membuka pintu rumahnya.

Jegrek...

Sang Anak yang ternyata menguping dari dalam kamarnya itu pun mendengar pintu rumahnya sudah mulai dibuka! Namun dari kejauhan, suara Ibunya pun masih terdengar walaupun samar².

“hihihihih... ya tuhan, kok sampai seramai ini sih kamu bawa temen² kamu ke sini? sampai dibela-belain segala tengah malem gini ke rumah tante. hihihihih... ya udah, pada masuk dulu yuk? eehhh???... aduh! mmhh?!...”

Anak yang dari dalam kamar itu pun masih sempat mendengar suara Ibunya yang tampak senang dan cenderung genit menyambut kedatangan teman²nya itu. Tapi tunggu dulu, kenapa suara terakhir Ibunya kok tiba² seperti berhenti ya? Lalu kenapa mendadak di depan sangat hening? Bukannya di luar sedang ramai? Anak itu pun kemudian mencoba membuka pintu kamarnya sedikit demi sedikit secara perlahan, sehingga meninggalkan celah yang cukup untuk dipakainya mengintip.

Namun tiba²,....

Ctak!

Lampu rumah itu pun mendadak seperti ada yang memadamkan!

Tap... tap... tap... tap... tap... cklak... cklak... cklak... cklak...

Tidak begitu lama, kemudian terdengar seperti suara langkah² kaki yang begitu ramai menuju ke arah ruang tamu, di mana jarak ruang tamu tersebut tidak begitu jauh dari kamarnya anak Ny. Ratna mengintip. Suara di ruangan tamu yang terlihat gelap itu pun kemudian dipenuhi seperti suara cengengesan² pelan serta suara bisik².

“aduuhh... kenapa lampunya pakai dimatiin segala sih sayang? percuma dong tante sampai dandan kayak gini buat kalian. Gelap nih, tante susah lihatin kalian satu²! eehh??, mmhh... jangan diremes dong! aduhh... sshhh...”

Anak itu pun masih mendengar suara Ibunya dengan jelas, tapi anehnya suara teman²nya yang sering membully dia di sekolah itu tampak lebih hening. Hanya suara cengengesan dan suara bisik² mereka saja yang terdengar sangat pelan sekali ketimbang suara desahan² dari Ibunya yang tampil glamor itu.

“mmpphh... phahhh... aduh, ini pasti Agus ya? Kamu tuh akhir² ini kebiasaan deh suka gituin tante kalau lihat tante pakai warna lipstik yang ini! mmhh... untung Lipstiknya tante mahal, bukan yang 50 ribuan! hihihih... mmhh... coba kalau polesan bibir tante langsung luntur, mmhh... memangnya kalian mau nungguin tante molesin bibir ini lagi? Hmmpp?? Agus iiihhh!!! sabar donghh... awhh... mmhh... sllrrpp... phaahh...”

Terdengar Ny. Ratna sedikit protes sambil terbata-bata dengan kelakuan teman² anaknya itu. Namun sayangnya anak Ny. Ratna tidak dapat melihat dengan jelas apa yang sedang mereka lakukan terhadap Ibunya akibat gelapnya ruang tengah itu. Anak itu pun hanya bisa menguping, mengintip, sambil mulai mengocok kontol tegangnya dari dalam daster yang dikenakannya.

Namun tiba² Anak Ny. Ratna melihat ada seperti cahaya kecil bergoyang-goyang mendekat dari arah pintu rumah ke arah ruang tamu tersebut. Cahaya itu mirip seperti,... astaga, Lilin Kue Ulang Tahun! Anak itu pun baru tersadar bahwa sebentar lagi ternyata adalah Hari Ulang Tahun dari Ibunya yang seksi itu!

“Oh my God, Binsar?! Aduuhh sayang, jagoannya Bunda... Bunda gak nyangka loh kalau kejutannya tuh ternyata ini ya? Mmuuaach, makasih, puji tuhan loh kalian sampai repot² gini, Bunda jadi makin sayang sama kalian nak!”

Anak itu pun kaget. Sejak kapan Ibunya mulai ‘mengadopsi’ pentolan di sekolah itu menjadi ‘anak’-nya? Anak kandung Ny. Ratna pun kembali fokus mengintip ke ruang tengah. Akibat bantuan cahaya lilin kue ultah itu, akhirnya dia dapat melihat sedikit penampakan di ruang tamu itu walaupun cukup terbatas. Setelah semakin diamati, ternyata...

Astaga!

Terlihat di sana Ny. Ratna seperti sedang berdiri sambil menunduk menghadap kue ulang tahunnya, sementara di samping wajahnya sedang ditodong oleh kontol² teman anaknya! Gila! Ini sungguh pemandangan yang sungguh ODGJ sekali sekaligus pemandang yang sangat seksi dan mengundang birahi!

“Selamat Ulang Tahun... Selamat Ulang Tahun... Semoga Tante Panjang Umur, Selamat Ulang Tahun!”. Terdengar nyanyian dari para remaja tersebut.

Tapi tunggu dulu, itu kenapa Ny. Ratna tiba² seperti berlutut begitu? Matanya pun kenapa seperti terpejam dan mulut bergincunya tiba² seperti komat-kamit? Itu kedua tangannya kok seperti posisi orang yang sedang... astaga, ternyata Ny. Ratna sedang ‘Kebaktian’ singkat dengan cara memimpin doa untuk pemberkatan hari ulang tahunnya!

“terima kasih ya tuhan, mmhh... hari ini kami dapat berkumpul untuk menikmati indahnya karuniamu...”. Terdengar suara lantunan doa Ny. Ratna yang begitu merdu dan lembut. Ny. Ratna masih lanjut berdoa dan mengucap syukur di depan kue ulang tahun sambil ditemani oleh kocokan² kontol teman anaknya yang sedang mengerubungi beliau.

Ini sungguh pemandangan yang sangat ODGJ sekali! Seorang Ibu² gereja yang tampil sangat anggun dan mempesona, sedang berlutut dengan anggun, berdoa dengan khusyuk, namun doa puji syukur itu diiringi oleh kocokan kontol teman² anaknya di dekat wajahnya.

Setelah beberapa saat, akhirnya doa Ny. Ratna pun selesai, karena mulutnya pun sudah mengucapkan “Amen”. Lalu setelah Eyelashes beliau terangkat, Nyonya itu pun tersenyum sambil menatap wajah² sange di sekelilingnya. Para remaja yang sedang telanjang bawah di sekeliling Ny. Ratna yang tampil sangat anggun dan glamor itu pun satu persatu mulai bersorak kembali.

“Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga, sekarang juga! Sekarang juga!”. Mereka pun bernyanyi sambil menggoyang-goyangkan kontolnya di dekat wajah yang keibuan itu.

Ny. Ratna yang masih dalam posisi berlutut pun kemudian tersenyum nakal sambil menatap ke atas, melihat wajah² pemuda sange yang sedang asyik mengocoki kontol² mereka di samping beliau yang sedang bersiap-siap untuk meniup api lilin² di kue ultahnya itu.

Bibir Ny. Ratna yang seksi itu pun kemudian bergerak dan mulai membentuk huruf "O”. Lalu...

Fuuhh...

Lilin kue ultah Ny. Ratnya pun akhirnya padam semua. Seketika ruangan itu pun kembali menjadi gelap gulita.

Namun kemudian yang terdengar justru adalah cekikikan genit dari Ny. Ratna.

“Hihihihih... eehh, sanggul tante jangan diberantakin sayang! mmhh...”

Kemudian lampu di ruang tengah itu pun tiba² menyala kembali. Akhirnya terlihat sudah, bahwa ada seorang teman anaknya Ny. Ratna yang memang dari tadi bertugas menjaga ‘Lighting’ di depan saklar. Setelah ruangan itu kini terlihat terang benderang, ternyata...

Astaga!

Ternyata Ny. Ratna memang mau dibukkake bergiliran oleh teman² anaknya di dekat kue ulang tahunnya! Gila, Gila, Gila, Ini sungguh ODGJ sekali!

Remaja² yang telanjang bawah sambil kocok² peler itu pun kemudian serempak bernyanyi kembali, sambil bergiliran melakukan ‘semprotan ulangtahun’.

“Happy Birthday to you...”

Crottt...

Segaris peju melayang dari dagu lancip Ny. Ratna sampai dahinya.

“awwhh... makasih! hihihihih...”. Ny. Ratna pun memejamkan matanya sambil cekikikan menerima prosesi ‘guyuran’ dari semprotan² nakal yang menjadi prosesi acara perayaan ulangtahunnya yang terselenggara secara seksi itu.

“Happy Birthday to you...”

Crattt...

Percikan peju bersahutan menuju Eyelashes, bahkan sampai rambutnya yang disanggul dengan elegan itu.

“aduh, makasih... makasih kadonya sayang... hihihih... awhhh...”

Nyanyian pun masih tetap berlanjut diiringi ‘guyuran kado ulangtahun’.

“Happy Birthday Tante Ratna, Happy Birthday to you...”

Crattt...

Anting, leher, kalung, bahkan sampai belahan dada Ny. Ratna pun terlihat semakin berkilau oleh lelehan peju.

“awhhh... makasih... hihihih... ya tuhan... hahahah... awhhh... makasih... mmhhh... makasih kadonya sayang... tante suka sama sawerannya... awhhh... ya ampun... aduh tante jadi mandi susu... hihihih... awhhh... makasih... hihihihih... mmhh... haleluyah... mmhh... sllrrpp”

Crottt...

Crattt...

Criittt...


Origin Story by Oedipussy
mantap suhu
 
Pada suatu hari di suatu rumah elit yang sangat mewah, pintu sebuah kamar tiba² dibuka oleh seorang wanita separuh baya.

“iiihhh... kok adek malah masih coli sih sayang? bukannya mama nyuruh kamu untuk dandan dulu? kan kita mau Kebaktian Online loh sebentar lagi.”

Remaja yang masih berdiri sambil masturbasi itu pun menoleh dan menatap Ibunya yang sudah siap dan tampil sangat anggun dengan Kebaya ketatnya itu.

Remaja itu pun memperhatikan Ibunya dengan seksama mulai dari riasan wajahnya, antingnya, sanggul rambutnya, kilauan kalung di belahan dadanya, jarik ketatnya, sampai ke warna kutex kakinya yang mengintip dari sendal hak mahalnya itu.

Dengan mendesah, anak yang sebentar lagi akan lulus SMA itu pun menjawab,

“ah, mamah kok makin cantik banget sih?!”.

Lalu anak itu dengan wajah memelas, lanjut mengocok kontolnya menggunakan rok satin yang sedang dipakainya.

Si Ibu yang melihat kelakuan anaknya itu pun malah melipat kedua tangannya di dadanya, tersenyum geli sambil mengeleng-gelengkan kepalanya melihat anaknya yang agak kemayu itu.

“ckckckck, kamu ini kok malah lanjut ngocok lagi sih dek bukannya selesaiin dandan dulu? bukannya tadi pagi pas sarapan kamu udah ngeluarin di cangkirnya mamah?”.

Anak yang sedang memakai Wig panjang itu pun malah menggigit bibir bawahnya. Lalu dengan tatapan mengiba, merengek menjawab Ibunya.

“aduuuhhh, aku gak tau nih mah punya aku tegang terus dari tadi. sshh... jadinya punya aku kelihatan nonjol terus nih dari dalem rok aku mah. ini adek mau nurunin dulu, biar nanti gak kelihatan nonjol lagi kalau pakai rok pemberian mama ini. boleh kan mah adek ngebacolin mamah lagi?”

Ibu itu pun tertawa sambil menutupi mulutnya dengan satu telapak tangannya. Terdengar gemerincing gelang emasnya, dan terlihat kilauan cincin yang menghiasi jari²nya yang sangat lentik itu.

“terus sekarang adek maunya dikeluarin di mana lagi sih sayang? hihihihi...”

Anak itu pun lalu mengangkat roknya, memperlihatkan kontol ngacengnya sambil berjalan mendekat ke Ibunya. Sambil tetap mengocok santai anak itu pun menjawab,

“di muka mamah yang lagi cantik banget ini boleh gak mah?”

Ibunya malah tertawa, lalu menjawab,

“huuu... ngarep! maunya kamu banget tuh! sorry lah yaw, muka mamah yang cantik ini mana level lah buat dipejuin sama anak bencong kayak kamu! Hahahahah...”

Mendengar Ibunya merendahkan dia seperti itu, anak itu pun dengan raut wajah yang sangat memelas, malah semakin mempercepat kocokannya lalu berkata,

“sshh... ya udah, kalau di muka mamah belum boleh, di dada mama aja gimana mah? boleh gak mah? sshh...”

Ibunya malah menahan tawa, melipat kembali kedua tangannya, lalu menolehkan wajahnya ke samping untuk menghindari tatapan memelas dari anaknya itu. Lalu Ibu yang tampil sangat anggun itu pun tersenyum angkuh, dan menjawab,

“nggak boleh! enak aja!”

anak itu pun merengek,

“ahhh mamah mah... sshh... ya udah, di kaki mamah aja juga gak apa² deh mah... sshh... boleh ya mah?”

Lalu Ibu itu pun memegang dagunya sendiri sambil bergaya seperti orang yang berpikir,

“hmmm... boleh gak yah?”

Anak itu pun malah merasa gemas, dan tiba² berlutut di depan Ibunya yang anggun itu.

“ah mamah mah... aku mohon... please mah? boleh yah mah?”

Ibunya malah terlihat cuek dengan permohonan anaknya itu. Bahkan beliau menjawab anaknya sambil sibuk memperhatikan kuku²nya yang berkilau itu.

“hmmm... gak deh ah, males kalau nanti mau jalan jadi kerasa lengket”

Anak itu pun sambil menatap wajah angkuh Ibunya dari bawah, melanjutkan kocokannya di dekat kaki Ibunya yang sedang memakai sendal hak yang tumitnya cukup tinggi itu.

“ah mamah, sshh... terus mamah maunya ditumpahin di mana nih mah? sshh...”

Dengan gaya yang masih terlihat cuek Ibunya menjawab,

“hmmm... kalau di cincin nikah mamah ini aja kamu mau gak?”

Anak itu pun dengan wajah yang sangat berbinar menjawab,

“sshh... boleh nih mah? ohhh...”

Tapi ternyata Ibu tersebut tiba² malah membalikan badannya, sehingga pantatnya yang dibalut oleh kain jarik ketat itu terlihat sangat jelas di depan wajah anaknya yang sedang sange berat itu.

“eh gak jadi deh, takutnya nanti semburannya malah kekencengan jadi malah tumpah ke Kebaya mama yang ini”

Anak itu pun malah menganga kecewa mendengar jawaban Ibunya yang sekarang ini sedang membelakanginya.

“ah mamah mah... terus aku numpahin ininya aku nanti di mana mah?”

Ibunya malah beranjak ke arah pintu kamar. Suara tumit sendal haknya yang tinggi itu justru terdengar semakin seksi saat Ibunya melangkah dengan gemulai. Lalu dengan masih membelakangi anaknya, wajah Ibunya pun menoleh seadanya ke arah anaknya sambil mengatakan,

“ya udah, kamu ikutin mama ke meja rias mama dulu yuk? kita Kebaktian Onlinenya di kamar mama aja yah?”

Anak itu pun lalu bangkit dan menutup kembali kontol ngacengnya untuk bersembunyi di dalam rok satinnya itu.

“tapi aku nanti numpahinnya di mana mah? numpahin di dalem rok aku lagi pas lihatin mama nyanyi kayak minggu kemarin?”

Ibunya pun dengan tersenyum nakal mengatakan,

“udah deh gak usah banyak protes! kamu masih mau diizinin buat jilatin jarinya mama ini gak? hihihihi...”

Anak itu pun langsung mendesah lalu menjilat bibir bawahnya sendiri. Kemudian beranjak mendekati Ibunya.

“aduh please mah izinin aku buat jilatin jarinya mamah dong...”

Ibunya malah tertawa sambil menutup mulutnya dengan satu tangan. Kemudian Ibu itu berkata dengan muka binalnya,

“tapi ada syarat loh nak...”

Mendegar Ibunya berkata seperti itu, anak itu pun menatap Ibunya dengan raut wajah yang mengiba.

“syaratnya apa mah?”

Lalu sambil Ibunya mulai melangkahkan kaki jenjangnya itu keluar kamar, Ibu itu pun berkata dengan sangat lembut.

“adek harus ngikutin mamah dari belakang, tapi adek jalannya harus sambil merangkak di belakang mamah yah?... habis itu,...”

Mendengar ucapan mamanya yang menggantung, anak itu pun langsung berlutut dan mulai merangkak sambil memandang mamanya dari belakang.

“sshh... habis itu mah?”

Ibunya pun cekikikan lalu berkata,

“habis itu,... kamu jadi anjingnya mamah dulu yah sayang, sebelum temen kamu yang suka bully kamu di sekolah itu nanti dateng ke rumah buat make mamah di depan kamu! Hahahahah...”

Anak itu pun langsung mendesah dan diam seribu kata sambil mulai merangkak mengikuti Ibunya yang sudah berjalan.

Lalu Ibunya sambil menoleh ke belakang, menjentikkan jari lentiknya ke arah anaknya sambil berkata...

“Lessie, ckckckckck,... sini sayang... hihihihihi...”

Anak itu pun terus merangkak mengikuti Ibunya ke arah kamar. Melihat penampilan Ibunya yang begitu anggun, suara perhiasan dan suara sendal haknya yang menggoda, membuat anak itu tidak terasa merangkak sambil menggoyang-goyangkan pantatnya.

Ibunya yang melihat kelakuan anaknya yang dilanda sange berat itu pun tiba² berhenti pas sebelum membuka pintu kamarnya. Lalu dengan raut wajah prihatin, Ibunya berkata dengan nada yang sangat manja,

“aaooww kacian... Lessie udah gak tahan lagi yah sayang?”

Anaknya pun hanya bisa diam. Tidak menjawab, hanya menatap pasrah wajah Ibunya dengan mulut terbuka dan dengan tatapan kosong.

Anak itu pun hanya bisa diam menganga seperti sedang ngeblank apalagi ketika melihat Ibunya tiba² mendekat ke arahnya, membungkukkan badannya, lalu kemudian mengelus-elus kepala anaknya itu seperti mengelus binatang peliharaan kesayangan.

“Awww... Lessie kenapa sayang?”

Tidak terasa saking ngeblanknya, lidah anak itu pun keluar dan liurnya mulai menetes.

“Lessie haus yah sayang?”

Anak itu dengan wajah bengong, hanya bisa mengangguk pelan sambil perlahan melihat kilauan kalung di belahan dada sang “Majikan”. Wangi parfum Ibunya dari jarak dekat pun terasa semakin meningkatkan denyutan nadi pada kontolnya.

Kemudian Ibunya mengelus-elus bibir bawah anaknya dengan jari bercincinnya. Ibunya pun mengelus penuh rasa kasih sayang sambil sesekali memasukkan jari tangahnya memainkan lidah anaknya. Lalu dengan raut wajah keibuan, Ibunya pun berkata dengan sangat lembut dan penuh rasa kasih sayang,

“Lessie yang sabar yah sayang kalau nanti mamah habis Kebaktian mau dipake dulu sama temen sekolahnya anak mamah. Lessie nanti nonton dengan tenang yah sayang? Baru nanti Lessie mamah manjain.

Lessie suka kan jilat²in kaki mamah?

Mamah soalnya kasian loh, anak mamah itu suka dijahilin terus sama dia. Soalnya anak mamah itu cuma banci yang bisanya malah nikmatin kalau wajah cantik mamah ini malah bebas buat dipejuin sama mereka.

Udah, jangan nangis. Yuk masuk kamar sambil dengerin mamah latihan nyanyi lagu gereja dulu?”


Origin Story by Oedipussy

Lanjutan:
page 03
page 04
Pada suatu hari di suatu rumah elit yang sangat mewah, pintu sebuah kamar tiba² dibuka oleh seorang wanita separuh baya.

“iiihhh... kok adek malah masih coli sih sayang? bukannya mama nyuruh kamu untuk dandan dulu? kan kita mau Kebaktian Online loh sebentar lagi.”

Remaja yang masih berdiri sambil masturbasi itu pun menoleh dan menatap Ibunya yang sudah siap dan tampil sangat anggun dengan Kebaya ketatnya itu.

Remaja itu pun memperhatikan Ibunya dengan seksama mulai dari riasan wajahnya, antingnya, sanggul rambutnya, kilauan kalung di belahan dadanya, jarik ketatnya, sampai ke warna kutex kakinya yang mengintip dari sendal hak mahalnya itu.

Dengan mendesah, anak yang sebentar lagi akan lulus SMA itu pun menjawab,

“ah, mamah kok makin cantik banget sih?!”.

Lalu anak itu dengan wajah memelas, lanjut mengocok kontolnya menggunakan rok satin yang sedang dipakainya.

Si Ibu yang melihat kelakuan anaknya itu pun malah melipat kedua tangannya di dadanya, tersenyum geli sambil mengeleng-gelengkan kepalanya melihat anaknya yang agak kemayu itu.

“ckckckck, kamu ini kok malah lanjut ngocok lagi sih dek bukannya selesaiin dandan dulu? bukannya tadi pagi pas sarapan kamu udah ngeluarin di cangkirnya mamah?”.

Anak yang sedang memakai Wig panjang itu pun malah menggigit bibir bawahnya. Lalu dengan tatapan mengiba, merengek menjawab Ibunya.

“aduuuhhh, aku gak tau nih mah punya aku tegang terus dari tadi. sshh... jadinya punya aku kelihatan nonjol terus nih dari dalem rok aku mah. ini adek mau nurunin dulu, biar nanti gak kelihatan nonjol lagi kalau pakai rok pemberian mama ini. boleh kan mah adek ngebacolin mamah lagi?”

Ibu itu pun tertawa sambil menutupi mulutnya dengan satu telapak tangannya. Terdengar gemerincing gelang emasnya, dan terlihat kilauan cincin yang menghiasi jari²nya yang sangat lentik itu.

“terus sekarang adek maunya dikeluarin di mana lagi sih sayang? hihihihi...”

Anak itu pun lalu mengangkat roknya, memperlihatkan kontol ngacengnya sambil berjalan mendekat ke Ibunya. Sambil tetap mengocok santai anak itu pun menjawab,

“di muka mamah yang lagi cantik banget ini boleh gak mah?”

Ibunya malah tertawa, lalu menjawab,

“huuu... ngarep! maunya kamu banget tuh! sorry lah yaw, muka mamah yang cantik ini mana level lah buat dipejuin sama anak bencong kayak kamu! Hahahahah...”

Mendengar Ibunya merendahkan dia seperti itu, anak itu pun dengan raut wajah yang sangat memelas, malah semakin mempercepat kocokannya lalu berkata,

“sshh... ya udah, kalau di muka mamah belum boleh, di dada mama aja gimana mah? boleh gak mah? sshh...”

Ibunya malah menahan tawa, melipat kembali kedua tangannya, lalu menolehkan wajahnya ke samping untuk menghindari tatapan memelas dari anaknya itu. Lalu Ibu yang tampil sangat anggun itu pun tersenyum angkuh, dan menjawab,

“nggak boleh! enak aja!”

anak itu pun merengek,

“ahhh mamah mah... sshh... ya udah, di kaki mamah aja juga gak apa² deh mah... sshh... boleh ya mah?”

Lalu Ibu itu pun memegang dagunya sendiri sambil bergaya seperti orang yang berpikir,

“hmmm... boleh gak yah?”

Anak itu pun malah merasa gemas, dan tiba² berlutut di depan Ibunya yang anggun itu.

“ah mamah mah... aku mohon... please mah? boleh yah mah?”

Ibunya malah terlihat cuek dengan permohonan anaknya itu. Bahkan beliau menjawab anaknya sambil sibuk memperhatikan kuku²nya yang berkilau itu.

“hmmm... gak deh ah, males kalau nanti mau jalan jadi kerasa lengket”

Anak itu pun sambil menatap wajah angkuh Ibunya dari bawah, melanjutkan kocokannya di dekat kaki Ibunya yang sedang memakai sendal hak yang tumitnya cukup tinggi itu.

“ah mamah, sshh... terus mamah maunya ditumpahin di mana nih mah? sshh...”

Dengan gaya yang masih terlihat cuek Ibunya menjawab,

“hmmm... kalau di cincin nikah mamah ini aja kamu mau gak?”

Anak itu pun dengan wajah yang sangat berbinar menjawab,

“sshh... boleh nih mah? ohhh...”

Tapi ternyata Ibu tersebut tiba² malah membalikan badannya, sehingga pantatnya yang dibalut oleh kain jarik ketat itu terlihat sangat jelas di depan wajah anaknya yang sedang sange berat itu.

“eh gak jadi deh, takutnya nanti semburannya malah kekencengan jadi malah tumpah ke Kebaya mama yang ini”

Anak itu pun malah menganga kecewa mendengar jawaban Ibunya yang sekarang ini sedang membelakanginya.

“ah mamah mah... terus aku numpahin ininya aku nanti di mana mah?”

Ibunya malah beranjak ke arah pintu kamar. Suara tumit sendal haknya yang tinggi itu justru terdengar semakin seksi saat Ibunya melangkah dengan gemulai. Lalu dengan masih membelakangi anaknya, wajah Ibunya pun menoleh seadanya ke arah anaknya sambil mengatakan,

“ya udah, kamu ikutin mama ke meja rias mama dulu yuk? kita Kebaktian Onlinenya di kamar mama aja yah?”

Anak itu pun lalu bangkit dan menutup kembali kontol ngacengnya untuk bersembunyi di dalam rok satinnya itu.

“tapi aku nanti numpahinnya di mana mah? numpahin di dalem rok aku lagi pas lihatin mama nyanyi kayak minggu kemarin?”

Ibunya pun dengan tersenyum nakal mengatakan,

“udah deh gak usah banyak protes! kamu masih mau diizinin buat jilatin jarinya mama ini gak? hihihihi...”

Anak itu pun langsung mendesah lalu menjilat bibir bawahnya sendiri. Kemudian beranjak mendekati Ibunya.

“aduh please mah izinin aku buat jilatin jarinya mamah dong...”

Ibunya malah tertawa sambil menutup mulutnya dengan satu tangan. Kemudian Ibu itu berkata dengan muka binalnya,

“tapi ada syarat loh nak...”

Mendegar Ibunya berkata seperti itu, anak itu pun menatap Ibunya dengan raut wajah yang mengiba.

“syaratnya apa mah?”

Lalu sambil Ibunya mulai melangkahkan kaki jenjangnya itu keluar kamar, Ibu itu pun berkata dengan sangat lembut.

“adek harus ngikutin mamah dari belakang, tapi adek jalannya harus sambil merangkak di belakang mamah yah?... habis itu,...”

Mendengar ucapan mamanya yang menggantung, anak itu pun langsung berlutut dan mulai merangkak sambil memandang mamanya dari belakang.

“sshh... habis itu mah?”

Ibunya pun cekikikan lalu berkata,

“habis itu,... kamu jadi anjingnya mamah dulu yah sayang, sebelum temen kamu yang suka bully kamu di sekolah itu nanti dateng ke rumah buat make mamah di depan kamu! Hahahahah...”

Anak itu pun langsung mendesah dan diam seribu kata sambil mulai merangkak mengikuti Ibunya yang sudah berjalan.

Lalu Ibunya sambil menoleh ke belakang, menjentikkan jari lentiknya ke arah anaknya sambil berkata...

“Lessie, ckckckckck,... sini sayang... hihihihihi...”

Anak itu pun terus merangkak mengikuti Ibunya ke arah kamar. Melihat penampilan Ibunya yang begitu anggun, suara perhiasan dan suara sendal haknya yang menggoda, membuat anak itu tidak terasa merangkak sambil menggoyang-goyangkan pantatnya.

Ibunya yang melihat kelakuan anaknya yang dilanda sange berat itu pun tiba² berhenti pas sebelum membuka pintu kamarnya. Lalu dengan raut wajah prihatin, Ibunya berkata dengan nada yang sangat manja,

“aaooww kacian... Lessie udah gak tahan lagi yah sayang?”

Anaknya pun hanya bisa diam. Tidak menjawab, hanya menatap pasrah wajah Ibunya dengan mulut terbuka dan dengan tatapan kosong.

Anak itu pun hanya bisa diam menganga seperti sedang ngeblank apalagi ketika melihat Ibunya tiba² mendekat ke arahnya, membungkukkan badannya, lalu kemudian mengelus-elus kepala anaknya itu seperti mengelus binatang peliharaan kesayangan.

“Awww... Lessie kenapa sayang?”

Tidak terasa saking ngeblanknya, lidah anak itu pun keluar dan liurnya mulai menetes.

“Lessie haus yah sayang?”

Anak itu dengan wajah bengong, hanya bisa mengangguk pelan sambil perlahan melihat kilauan kalung di belahan dada sang “Majikan”. Wangi parfum Ibunya dari jarak dekat pun terasa semakin meningkatkan denyutan nadi pada kontolnya.

Kemudian Ibunya mengelus-elus bibir bawah anaknya dengan jari bercincinnya. Ibunya pun mengelus penuh rasa kasih sayang sambil sesekali memasukkan jari tangahnya memainkan lidah anaknya. Lalu dengan raut wajah keibuan, Ibunya pun berkata dengan sangat lembut dan penuh rasa kasih sayang,

“Lessie yang sabar yah sayang kalau nanti mamah habis Kebaktian mau dipake dulu sama temen sekolahnya anak mamah. Lessie nanti nonton dengan tenang yah sayang? Baru nanti Lessie mamah manjain.

Lessie suka kan jilat²in kaki mamah?

Mamah soalnya kasian loh, anak mamah itu suka dijahilin terus sama dia. Soalnya anak mamah itu cuma banci yang bisanya malah nikmatin kalau wajah cantik mamah ini malah bebas buat dipejuin sama mereka.

Udah, jangan nangis. Yuk masuk kamar sambil dengerin mamah latihan nyanyi lagu gereja dulu?”


Origin Story by Oedipussy

Lanjutan:
page 03
page 04
wajib dilanjutkan
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd