Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT NTR Petualangan Bibi KARINA Dan Mama

Status
Please reply by conversation.
NTR Petualangan Bibi Karina Dan Mama Part 2




Hari Rabu ku Jalani kegiatan belajar mengajar seperti biasa, hanya saja waktu itu aku dikejutkan dengan beberapa pesan masuk yang tak biasa dari mama. Aku benar benar lupa, waktu itu tak membuka isi pesan mama dan yang lainnya karna terlalu bersemangat untuk segera sampai Rumah.


"Kamu dimana keponakan ku sayaaang??? Bibi jemput kamu ni diTempat lapangan Futsal Sekolahan kamu." Begitulah isi pesan terakhir dari Bibi ku yang cantik dan Sexy.

Sial, Sial, siaaaallll!!!! Aku yang saat itu sudah setengah perjalanan di kendaraan umum terpaksa turun dan kembali keSekolahan. Namun sesampainya diLapangan Futsal sekolah ku yang diMaksudkan bibi, aku justru mendapatkan sambutan yang hangat dari Kakak kelas 3 diTim Futsal Sekolah ku.

"Eh, elu Cepi Permana ya...?? Saya Rico....." Sapa salah satu Anggota Tim Futsal yang sekaligus Pentolan sekolah bernama Rico. Mejulurkan tangannya kepada ku. Yang Sontak aku bagai disambar petirrrr siang Bolong!!!

"Iya kak, saya Cepi kelas 1." Salam ku menghormati dan awal berkenalan dengannya. Namun mencoba sekalem mungkin.

"Tadi Kakak kamu kesini nungguin kamu lumayan lama.... " Jelasnya kepada ku. Yang bertampang cukup sangar namun bersikap baik pada ku.

"Trus sekarang kemana kak?" Tanya ku dengan wajah bingung melihat disekitar.

"DiAnterin siFahri sii.... Ya udah deh kita kerumah elu aja.... sekalian gue jemput siRico." Ajaknya kepada ku berjalan keArah motornya berjenis X Trail keluaran terbaru.

Gilaa... SiFahri kan sama Rico 2 pentolan sekolahan, kq bisa ya bibi menarik perhatian mereka?? Tanya ku dalam hati. Karna selain Gantengnya diatas level gue, siFahri terkenal keturunan Arab sedangkan siRico blasteran Sunda, Belanda, Ambon. Belum lagi mereka berdua hanya 2 dari beberapa murid Tajir lainnya disekolah ini.

Tak kurang dari 7 menit Rico mengantar ku sampai rumah, rupanya diDalam Bibi dan Fahri sudah ditemani Mama dan adik ku yang bungsu Rudi diruang Tamu.

"Cepii..... Sayaang, kamu kq tega si biarin Bibi nunggu kamu...??? " Bibi ku yang berhijab Cantik namun mengenakan pakaian tak sesexy kemarin, berdiri depan pintu ruang tamu dekat sofa berdiri sambil bertolak pinggang cemberut pada ku.

"Maaf bibi maaf banget, HP android aku keluaran lama jadi susah nangkep sinyal." Sambil ku tunjukkan HP butut ku kepada bibi ku.

"Huufftt kamu... Tp gpp sii jadi kakak pulang diAnterin Cowok Ganteng.... Hihihi... " Sambil merangkul bahu Fahri yang duduk di kursi sofa dekat bibi ku berdiri.

Aaaah.... Kampret, ni orang pasti dah kena tempel punggungnya sama Payudara kenyal bibi ku. Umpat ku dalam hati.

"Kenalin... Fahri....." Eeee busyeett!!!! Dua kali gue kena petirr siang bolong!!! 2 sekaliguss pentolan sekolah yang terkenal Cool dan ga Akur satu sama lain ini mencoba akrab dengan ku.

Kecantikan bibi ku ini sungguh hebat!!! mendapatkan kenalan 2 orang penting disekolah, kenapa penting?? Karna aku sama sama Hobby main futsal sama seperti mereka.

Saat ku lihat Fahri dan Rico, jujur minder sii.... Tinggi mereka aja hanya sedikit lebih tinggi dari bibi ku, sedang kan tinggi ku sama dengan tinggi mama 174 cm dan aku 176 cm.

"Rico.... Kenalin... " Kearah mama yang pakai Daster tertutup dan Jilbab.

"Kania mamahnya Cepi.... " Wajah Rico melongo, lalu memandang ku, memandang adik ku, lalu memandang mama. Sambil tetap memegang tangan mama lembut tak melepasnya.

"Beneran tante Mama nya cepii??? Aku kira kakaknya Cepi Tante." Jawab Rico. Seketika wajah mama pun merona merah.

"Ya ampun Rico.... Naksir ya sama mamanya cepii kakak aku...??? " Sambar bibi, Rico dan mama hanya tersenyum malu malu. Entah disengaja atau tidak Fahri menggenggam tangan Bibi ku Karina. Mereka seperti sepasang kekasih.

"Ngawur kamu, udah tua gini juga... " Sambil malu malu mama menjawab.

"Mama Rudi main dulu ya." Kaya adik ku yang kecil.

"Eh main kemana dek??" Tanya Rico.

"Main bola kak, supaya jago kayak kak Cepi... " Jawab adik ku Polos sambil membawa bola plastik.

"Ya udah nii kakak kasih jajan supaya nanti bisa beli minuman kalau aus ya... " Rico memberikan selembar uang kepada adik ku. Tentu saja adik ku senang bukan main lalu pergi setelah mengucapkan Terima kasih.

"Nak Rico repot repot gitu, ibu jadi ga enak." Kata mamah

"Gpp kq kak eh bu, lagian juga aku ga punya adik atau kakak diRumah." Jelas Rico terlihat sedih wajahnya kepada mama.

"Eh, gmana ni Ri?? Mau latihan ga?? " Tanya Rico pada Fahri... Yang terlihat mencoba mengalihkan perhatiannya agar tak terlihat sedih.

"Ayuk...." Sambil melepaskan genggaman tangannya dari Bibi ku.

"Ee ya ampun.... Rico.... ibu belum buatin minum buat kamu naak... " Kata mama ku yang segera bergegas kedapur.

"Kak Kania gpp ga usah repot repot maksud aku ibu.... " Rico bangkit dari tempat duduknya lalu menyusul mama keDapur.

Bibi ku dan Fahri tertawa melihat ulah konyol Rico yang selalu salah memanggil nama mama, lalu mereka berpandangan hingga saat akan dicium bibir bibi ku oleh kak Fahri ditahan satu jari oleh bibi ku lalu mengarahkan matanya bahwa ada aku disana dengan mata indahnya.

"Ups Sorry aku ga liat aku ga liat.... " Sambil pura pura memalingkan wajah ku. Lalu berdiri menyusul mama dan Rico yang berada di dapur.

Tapi Astaga.....

Kq mama dan siRico berdiri deket banget ya....!!! Aku pun mundur dan melihat pemandangan lebih heboh dari pada diDapur, ku lihat bibi seperti menempelkan wajahnya ke Fahri di ruang tamu....

"Waduuh....!!!!" Kata ku spontan. Lalu sepersekian detik melihat melihat kedua tangan mama seperti dicium oleh Rico saat ku palingkan wajah ku, yang sebenarnya menghindari melihat bibi dan Fahri di ruang tamu.

Reaksi mama dan Rico pun lalu saling menjauh sadar aku disitu menatap tajam kearah mereka. Namun wajah mama terlihat seperti merah padam, lalu sambil sesekali menatap ku yang memperhatikan mereka mama melihat keArah Rico yang bertubuh Kekar dan tegap diHadapannya.


Aku pun berjalan melewati mereka berdua didapur, lalu salin baju seragam dengan baju kaos rumahan biasa. Tak lama kemudian mama tanpa mengetuk pintu kamar ku masuk, menghampiri ku yang ada dikamar.

"Cepii sayaaaang.... Kamu ga boleh judes gitu dong sama Rico, dia udah baik lho sama kamu dan adik mu.... Yuk kebawah, mereka dah mau pamit kesekolah lagi." Ajak mama kepada ku.

Entah perasaan apa yang menyelimuti saat itu, mau cemburu..... Tapi masa iya sih siRico naksir Emak gue??? Mau seneng tp gmana ya.... Serba salah dah!!!


"Hihihi iaa... Tp ga janji ya... " Terdengar pembicaraan samar samar mereka di ruang tamu, karna dari arah ku berjalan ke ruang tamu terhalang dinding orang tua ku dan dinding Garasi.

Jadi pasti tak terlihat aku berjalan keArah mereka yang melewati 3 langkah lorong jalan ke ruang tamu rumah ku setelah melewati ruang keluarga dan meja makan.

"Tapi seriuskan ada aplikasinya??" Tanya Rico.

"Ada kq nanti ku kasih ya.... Hihihi... " Jawab mama centil, lalu mereka berdua terdiam kaget melihat ku datang. Seperti habis Rico melakukan sesuatu saat ku datang di ruang tamu.


"Bro!!! Gue cabut dulu ya!!! Kalau lu santai atau mau gabung, gabung aja. Ku denger dari kak Kania lu jago main Bola." Kata Rico terlihat serius. Dan mama terlihat tersenyum manis kepada ku.


"Itu bener bro!!! Lagian jg kita kebagi dengan tim basket sama Volly, belum lagi sama kegiatan lain." Tambah Fahri.


"Siap kak, nanti aku gabung kalau tugas dari Wali kelas selsai." Jawab ku seramah mungkin, yang sebenarnya risih dengan mereka mendekati Mama dan Bibi ku.


Mereka berdua berpamitan dan pergi meninggalkan kami bertiga dirumah, lalu segera ku keatas ke kamar ku dan tidur membawa perasaan campur aduk didalam hati ku.


Kq malah kepikiran yang aneh aneh yaa...??? Ku mulai membuat lubang kecil di dekat ventilasi serta Internit rumah ku, 2 lubang mengarah keGarasi dan Ruang tamu. Tambah 2 lubang lagi kearah kamar Mama dan Bibi ku, terlihat mama dan Bibi mereka tersenyum kecil sambil sesekali tersenyum melihat layar Ponsel mereka. Karna pengintaian ku, mereka ada di kamar masing masing.


Ayah ku dulu berpesan, ini adalah rumah ku dan rumah ku ini memiliki 3 kamar namun hanya kamar ku lah yang Paling Strategis. Karna selain setiap sisi Tembok Kamar ku menghadap ke tiap bagian rumah, sebelah kamar ku ada pintu jalur masuk ke Internit dalam rumah atau atap. Dulu saat ku masih SMP hanya menanggapi santai pesan ayah, namun sekarang baru bisa ku rasakan manfaatnya.


Ku cek lagi komputer CPU sederhana di kamar ku, setelah terhubung keCCTV diwaktu saat Fahri datang hingga aku dan Rico sampai ke rumah. Ku perhatikan detik dan menit sekitar 1 jam yang lalu, rupanya baik mama dan Bibi ku terlihat sangat terpesona dengan KeRupawanan Fahri.


Emang ganteng sii sikampret itu, selain berwajah keArab araban tajir pula orang tuanya. Wajar aja ia kesengsem sama bibi ku yang cantik dan Sexy. Ku amati hingga menit saat bibi ku mendekatkan wajahnya kepada Fahri, rupanya saat itu yang berbisik bisik dengan bibi mengecup kening bibi ku di ruang tamu.


Lalu ku percepat saat menit saat bibi dan fahri berada di teras, lalu mama dan Rico berada diRuang tamu. Rupanya Rico terlihat sangat akrab walau bertemu singkat dengan mama.

Adegan selanjutnya yang membuat dada ku panas adalah saat Rico berbadan Cukup gelap tapi gagah dan sangar itu, mulai kembali memegang kedua tangan mama. Rupanya mama sesekali menengok kedalam tanpa melepas genggaman kedua tangan Rico, Rico juga terlihat seperti melihat keadaan diluar yang saat itu Bibi dan Fahri berada di teras depan.


Sorot mata mama dan Rico seperti saling memancarkan rasa kekaguman satu sama lain, pembicaraan mereka tak terdengar jelas.


Hingga saat mama mengatakan sesuatu, Rico mencium kedua Punggung Tangan Mama ku. WHAT!!!! MENCIUM KEDUA TANGAN MAMA KU???? Shit Man!!! lalu dengan cepat mama menarik kedua tangannya karna saat itu aku ada di ruang tamu.


Tapi anehnya, saat itu ku hapus bagian Fahri mencium kening bibi dan Rico mencium kedua tangan ibu ku. Aku takut, ayah dan mama bertengkar kalau ayah liat rekaman itu.


Sebenarnya kamera kamera pengawas rumah ku awalnya digunakan Ayah untuk mengawasi adik ku yang bungsu, total ada 4, garasi, teras rumah depan rumah, luar pintu dapur hingga sampai belakang rumah, hingga paling canggih dilengkapi night vision dan suara adalah bagian Ruang tamu.


Semua 1 set perlengkapan kamera pengawas ini, adalah kado hadiah lahiran untuk lahiran adik ku dari sahabat ayah. Setelah ku pelajari, ternyata semua emang berguna buat ngawasin rumah dan penggoda Mama dan Bibi ku.


Setelah selsai mengedit rekaman CCTV dan selesaiin tugas sekolah, ada sesuatu mendorong ku ingin sekali mengintip sisi lubang lantai ku buat yang mengarah kedalam kamar mama.


Bukan tanpa alasan, semua ku lakukan karna aku mendengar suara percakapan mama dan bibi ku diarah bagian kamar mama. Rupanya benar saja, meskipun telat dan terdengar serius rupanya mama yang meminta adiknya yang tak lain bibi Karina yang berbicara pada ku.


Aku pun langsung pura pura tertidur di kasur, ku tak lupa ku buka slot kunci kamar memberi kesan pintu kamar tak ku Kunci. Setelah beberapa ketukan bibi ku tak ku jawab karna pura pura tidur. Rupanya bibi perlahan membangun kan ku dikamar.

"Cepii.... Sayaaang... Bangun bentar doong... Bibi mau ngobrol ma kamu.... "Sambil berbisik membangunkan ku dan Anjaaaay..... Toketnya broohhh... Nempel diPunggung gue.... Wkwkkwkwk.....


" Cepii.... Maaf sayaang bibi ganggu istirahat siang kamu.... Ada yang mau bibi omongin nii.... " Duuuh, makin rapet dah ni toket neken bahu gueee... Cihuuuyyy.... Tapii....


"Hmmmhhh.... " Dengan akting ala aktor panasonic award aku pura pura membuka sedikit mata ku pelan.


"Keponakan ku sayaang... Bangun bentar aja bibi mau ngobrol ma kamu... " Kali ini sambil mencium pipi ku penuh kasih sayang. Konak berat dah penis gua.


"Iyh bi da apa...?? " Tanya ku pura pura bangun setengah sadar, aku takut bibi sadar aku menikmati situasi itu.


"Eummppt... Bangun dulu... Biar enak ngobrolnya... " Bibi pun duduk di pinggir ranjang sesuai dengan hal yang ku takut kan beberapa detik yang lalu hehehhe.....


"Da apa bi... " Ku duduk dikasur tak lupa ku tutup selangkangan ku dengan slimut takut ketauan.


"Eummppptt... Bibi mau tanya... Tp janji yaa.. Jangan bilang ayah kamu... Nanti bibi kasih hadiah... " Wajah bibi ku sangat manis berada beberapa centi dari wajah ku.


"Mang da apa bi... " Sambil berusaha nahan nafsu agar aku tak mencium bibirnya yang sexy.


"Janji dulu... Kalau ketauan ayah kamukan bibi malu...!!! " Kali ini bibi memeluk ku.


"Iaa aku janji ini jadi rahasia kita... " Kata ku pura pura malas padahal senang bukan main badan ku diHimpit gunung kembar yang amat kenyal.

"Eummmpptt... Tadi kan bibi deket banget sama siFahri, trus bibi sempet eummmpptt.." Lanjutnya ragu.


"Sempet apa bi...?? " Jawab ku lesu padahal aku tau arah pernyataan dan permintaannya kemana.


"DiKiss ma Fahri... Bibi malu sayaang kalau keliatan atau ketauan ayah kamu... " Lagi lagi bibi memeluk ku.

"Lah, emang kenapa... Kan tadi ayah ga ada.." Kata ku santai sambil menikmati pelukan bibi ku.

"Ish, mang kamu ga tau... Kan set kamera CCTV ada yang diruang tamu... " Kata bibiku. Ooo, jadi mama dan bibi mau coba bujuk aku buat hal ini.


"Mang masih ada yaa...?? Perasaan itu nyambung di komputer ayah deh yang di kamar mama... " Kata ku santai.


"Tolong dong sayaang... Please.... Bibi malu.." Pintanya memelas. Tapi aku ga ngerti kenapa juga tadi kq mau.... hhhaaahhhh... Dasar!!!


"Kan ada mamah dibawah, kenapa ga minta bantuan mama?? " Kata ku santai.


"Mama kamu ga tau kode passwordnya sayang..." Kata bibi


"Ia deh ia yuk kita cek, kamera nya masih aktif engga... " Terdengar langkah kaki menderu sebelum aku dan bibi keluar kamar pasti mama tadi nguping di luar kamar.


Selama jalan keKamar orang tua ku, bibi menggandeng mesra diriku. Terlihat dari wajahnya bibi seperti panik ketakutan, andai ayah liat rekaman siang tadi. Duh gmana ini yaa...?? Tapi sebenarnya rekaman tadi siang dah ki save juga si, sayang aja Head set sama speaker cpu rusak yang dikamar.


"Cepii anak ku sayang, sini deh nak ajarin mama buka komputer ayah doong." Ga tau kenapa saat itu dimata ku mama kq "Tandukan" Ya...??


"Itu bisa dibuka.... " Jawab ku santai...


"Tapi ini ada passwordnya sayaang..." Tu...


"Hari Terindah dalam hidup ku... " Sebuah petunjuk password yang sebenarnya sangat mudah mama buka andai mama benar benar mencintai ayah.


"Kamu tau sayang apa...?? " Aku pun menatap lesu keMama. Lalu ku berikan pertanyaan ujian kepada mama.


"Emang kenapa sii maa sama kamera ruang tamu?? Tumben banget mama panik??" Tanya ku setenang dan sedingin mungkin kepada mama saat itu. Sedangkan mulai bibi terlihat semakin panik dengan pertanyaan ku.


"Kamuu...!!!! Mulai durhaka yaa sama mama!!!! Mama cuma minta gimana cara liat rekaman CCTV aja udah ngelunjak kamu yaaa sama mama.... Bener bener ga sopan!!" Sambil memelintir telinga ku kuat sekali, sebuah jeweran paling menyakitkan yang lama tak ku rasakan.


"Adu adu adu... Sakiti ma sakiiit!!! Ampuun ampuun...!!! Ampuun maaaa.....!!!!" Hingga ku terduduk diranjang, bibi pun mencoba menenangkan mama ku. Karna aku yakin bibi berfikir mama terlalu berlebihan menanggapi pertanyaan ku.


"Udah riin ga ada guna kita minta tolong sama anak durhaka satu ini, biar kakak coba sendiri aja cari passwordnya" Sakit diTelinga ku tak seberapa, tapi rasa perih dan sakit hati ku mulai tumbuh setelah mendengar ucapan mama ku tadi


Aku pun meringis menyatukan rasa sakit diDada dan telinga ku saat itu, bibi ku terlihat iba melihat sikap tempramental kakaknya. Sedangkan mama terlihat sibuk beberapa kali mencoba memasukkan password untuk membuka Folder kamera CCTV rumah ini.


Hingga mamah pun duduk dikasur terlihat wajah cantiknya putus asa dan tetap BerTanduk dimata ku. Rasa nyeri di telinga ku sudah reda, setelah ku pertimbangkan baik baik. Akhirnya ku bangkit dan menjawab password itu.


"Hari Terindah dalam hidup ku..... Versi ayah adalah tanggal bulan dan tahun pernikahan mama dan ayah. Kayaknya saat itu bukan saat terindah buat mama lagi ya." Sambil satu jari ku mengetik tanggal bulan dan tahun pernikahan mereka dan TERBUKA, lalu ku tinggalkan mereka berdua di kamar tanpa menengok kebelakang.


Menjelang sore itu aku duduk termenung, aku berfikir dan merasakan. Kq bisa sii mama seperti itu ama aku? Kq tega gitu... Ku duduk sendiri diBukit dekat rumah yang menyajikan pemandangan Kota ini.


Hingga saat tak ku temukan jawaban, aku pun melaksanakan ibadah menenangkan diri lalu sempat bertemu ayah ditempat ibadah yang berada diKomplek perumahan ku.Namun aku pulang terlebih dahulu.


Tok... Tok... Tok...!!!!!


"Sayaaang... Mama boleh masuk engga??" Tanya mama dari luar pintu kamar ku.


"Masuk aja ma ga aku kunci kq.... "Kata ku yang sedang memeriksa beberapa tugas rumah ku dan mempersiapkan beberapa buku untuk besok.


" Maafin mama ya sayang udah kasar sama kamu tadi.... " Mama merangkul dan mencium telinga ku yang ia jewer tadi, walaupun tak semerah tadi sore. Namun masih cukup terasa nyeri.


"Ia gpp kq ma, aku juga maaf dah buat mama emosi tadi.... " Berasa nyaman ku dipelukan mama, namun kalau ku bandingkan lebih nyaman dipelukan bibi ku yang berpayudara lebih besar.


"Sayang, Rico itu keluarga broken home. Jadi mama harap kamu jangan cemburu sama dia ya sayang. Kamu harus maklum dengan sifat manja dia sama mama dan bibi mu." Sambil memeluk dan mencium telinga ku mama bercerita.


"Kalau Fahri, sejak SMP ditinggalkan ibunya makanya ia langsung akrab dan dekat dengan bibi mu.... Jadi... Mama harap kamu jangan cemburu ya sayang. Karna mama tegap sayang dan cinta sama keluarga kita. " Jelas mama lebih jauh.


"Gitu ya ma, mama tau darimana mereka broken home dan kurang kasih sayang...?? " Tanya ku polos dan santai.


"Eummmpppt itu... Itu.... " Dari pantulan cermin ku lihat, bibi diluar kamar membantu mama menjawab pertanyaan ku.


"Ittuu.... Mama tau dari bibi mu sayaaang, iaa mama tau dari bibi. Bibi cerita kemama tadi sore. " Karna mama memeluk ku makin erat, aku hanya membalasnya dengan singkat. Dengan hati hati ku perhatikan keadaan diluar kamar, rupanya bibi ku sudah pergi saat ku respon penjelasan mama.


"Hmmmmhhh...... " Sambil membalas pelukan mama yang berdiri memeluk ku yang sedang duduk di meja belajar.


"Kamu belum makankan sayang, makan yuk.... Mama udah masak makanan kesukaan kamu dan adik mu malam ini" Ajak mama setelah menghela nafas panjang. Aku pun menikmati makan malam saat itu, walaupun terasa tak nikmat dilidah ku. Karna ku paham betul mulai ada yang mama dan bibi ku sembunyikan dari ku.





**********




Hari Kamis sekolah ku mendadak heboh karna setelah kegiatan belajar mengajar kami, kebagian jatah Kandang latih Tanding Futsal dengan sekolah lain dari sekolah Tetangga yang tak kalah bergengsinya dengan sekolah ku.


Masalahnya adalah, beberapa Anggota tim inti dari Futsal sudah diSiapkan untuk Tournament Volly dan Baseket, belum lagi beberapa dari mereka sedang menjalankan program latihan bernang, silat dan lain lain.


Guru olahraga raga ku dan asisten plus anggota OSIS bagian Olahraga terpaksa mendata dan memangil beberapa siswa kelas 1, sejak jam belajar mengajar setelah istirahat sekolah.


Nama ku rupanya tercantum diDaftar nama mereka dari 2 lainnya siswa kelas 1 selain aku. Sebenernya ni moment kampret banget....


Kenapa gue bilang "kampret" Sebenernya sebelum nama ku disebutkan depan kelas, bahkan jadi pemain cadangan jam istirahat gue ngrokok beberapa batang Marlboro ditempat Rahasia dengan siYudi.


Kapan lagi coba gue bisa nikmatin rokok mahal?? Mana dah sebulan lebih lagi ga pernah main Futsal.


Team sekolah Tetangga dateng bersama suporternya, mereka dateng Full team siang itu. Karna bagi mereka latih tanding ini penting buat ngukur kemampuan junior sama seniornya.


Ga kayak sekolah gue, konon katanya yang maen itu itu aja.... Jadi minim prestasi, malah gue dapet info dari Adipati CS baru gue. Kebanyakan tim sekolah gue cuma pamerr sepatu mahal sama kendaraan mahal tiap keTournament.


"Bapak tau kalian masih baru, tapi andai kalian kalah tolonglah skornya jangan terlalu jauh. Malu diliat siswa lain." Anj*ng!!! Guru olahraga macam apa ini??? Gini amat mentang mentang cuma Ninggalin siRico sama Okta dari tim inti senior.


"Cepiii..!!! Ni pake aja sepatu Galih..." Sesosok salah satu bidadari sekolah perwakilan dari Osis semanis Bulan Sutena menyapa ku.


"Jangann diAmbil hati ya Ceep, gue tau kq elu itu siRaja belut dari sekolah Pasundan. Gue yakin elu pasti bisa obrak abrik gawang mereka." Aaaaahhhh.... Neng Anya yang mirip Bulan....!!!! Wakil OSIS sekolah ini membakar semangat gue.


Ku manfaatkan skill ku berkat semangat dan dukungan dari teh Anya siang itu, sekaligus bakal ku Bungkam mulut guru olah raga supaya jadi dungu.


Dengan skill dribble bola diatas rata rata, ku beri umpan matang kepada Adipati yang bertubuh tegap menjulang hingga 3 kali hingga bisa dijadikan 3 gol berkelas yang disambut Riuh satu Sekolah yang menonton pertandingan itu.


Cuihh.... Dalam hati ku, segini doang!!! Mudah banget ku kecoh pemain muda kelas 1 dan lalu di ganti kelas 2 sekolah tetangga sebelah, setelah skor tertinggal 3 - 0 dengan waktu cukup singkat.Akhirnya sekolah tetangga merasakan skill sesuai julukan Raja Belut (karna belut terkenal licin) hingga mereka lengah, Ku lepas kan 1 tendangan keras yang menusuk hingga jaring jala lawan hingga Skor menjadi 4 - 0.


Siswa siswi sekolah ku makin Riuh, setelah ku rayakan gol ku ke arah Anya yang mirip bulan sutena terdengar suara mama dan bibi ku mendukung ku. Rupanya mereka bersama Fahri yang dipersiapkan untuk team Volly awal minggu ini.


Gerakan taktis ala legenda Ronaldinho ku keluarkan, hingga berhasil ku kecoh 2 lawan saat berhadapan dengan keeper ku berikan umpan datar ala mezut ozil kepada cr7 akhirnya siTendang keras oleh Rico hingga skor menjadi 5 0 tanpa balas.


Siswa dan siswi di sekolah semakin bergemuruh, karna Sebuah skor sementara memalukan untuk pertandingan Futsal antar sekolah, walaupun sekedar latih tanding.


Entah mengapa ku merasa cemburu melihat mama sangat senang kagum melihat kearah Rico dan bibi ku sangat bersemangat memberi Rico dukungan, belum lagi kedekatan bibi ku dengan Fahri.


Ku kesampingkan ego ku, karna masalah utama datang saat sepatu yang dipinjamkan Anya robek. Aku pun langsung di ganti sambil diberikan minuman dingin yang nikmat, aku diApit Shendy dan Anya satu anggota PMR Yang body sinyal dan hot tambah satu lagi anggota OSIS Yang super cute dan manis.


Hingga 2x8 menit akhirnya tim sekolah tetangga mulai bringas dengan tim intinya, mulai masukkan 1 gol. Hingga skor menjadi 5 - 1, lebih parah saat Fahri ditarik keluar tim sekolah ku berbalik menjadi bulan bulanan tim sebelah. Hingga akhirnya...


"Gue carrin loe sepatu tunggu bentar." Hati ku berdebar, entah perasaan apa yang kurasakan melihat Anya dan Anggi mencarikan sepatu Futsal untuk ku.


"Pak kami siap masuk. Pertahankan kemenangan" Kata Fahri kepada guru sekolah ku. Hingga 2X15 kami pun bermain kembali. Setelah cukup sengit bersaing dengan tim inti sekolah tetangga yang hampir mengejar dengan skor 5 - 4 . Ku manfaatkan kelelahan mereka dengan menusuk sisi kiri, melewati 3 pemain lawan hingga berhadapan dengan keeper ku kolongkan bola diantara kakinya mengarah kepada Fahri yang berdiri bebas dan dengan sekuat kuatnya menendang Bola ke dalam gawang dan tak bisa dicegah lawan yang berduel dengannya.


Menjadikan Skor 6 - 4 di menit akhir 2x19, dan bertahan hingga 2x20. Seluruh siswa pun bersorak sorai bagaikan merayakan kemenangan Final piala dunia. Usut punya usut ternyata kata Anya, sekolah ini tidak pernah menang melawan mereka sejak 2 taun lalu. Baik saat latih tanding sampai Tournament.


Hmmmm..... Pantesan!!!


Kehebohan terjadi hingga luar lapangan bagian penonton, aku yang sedang merayakan kemenangan dengan ngGibah dengan 2 gadis cantik sekolah ini.


Mulai tercengang saat melihat Rico diarak bersama Adipati, lalu hanya sebagian siswa melihat Rico menghampiri disusul berpelukan dengan Mama dan bibi dipeluk Fahri dari belakang.


Bibi ku sadar aku memperhatikan mereka dari cukup jauh, lalu mencubit lengan mama ku. Lalu mereka melepaskan pelukan mereka. Kawan ku mengarak ku, saat itu namun wajah ku datar yang melihat moment selama beberapa puluh detik yang menyakitkan tadi.


"Bro udah bro.... Gue mau keAir dulu... " Kata ku kepada teman teman yang mengarak ku.


Lagi lagi Anya dan Shendy setia menemani ku disalah satu sudut sekolah yang sepi dari keramaian selama beberapa menit.


"Yang dipeluk si Rico tadi tu cewek elu ya?? " Tanya Anya polos.

"Emang tu cewek keliatan masih muda??" Tanya ku polos padanya.

"Keliatan kayak anak kuliahan kali.... " Jawab Shendy dengan dan diamini Anya.


DiSpot aman ku memantau diParkiran, ku lihat mama ku menyapukan pandangan seperti mencari ku. Namun saat ku hendak menghampirinya tiba tiba bibi yang bergandengan dengan Fahri beberapa saat menyapukan pandangan ke sekitar, lalu datang Rico.


Bibi ku terlihat merangkul mesra lengan Fahri, entah apa yang mereka bicarakan lalu mama bergandengan dengan Rico. Bibi ku menaiki motor trail Fahri, lalu memeluk erat Fahri sangat rapat.


Sedangkan mama setelah baik moge Rico yang berbranded ZX 250RR, seperti memastikan aku tak ada di sekitar. Lalu berbarengan bersama mama memeluk Rico seperti sepasang kekasih.


Ah kali aja mereka khilaf, aku pun dengan cepat memutar jalan berdiri diPinggir jalan yang akan dilalui mereka. Namun seperti mereka pura pura tak melihat, baik mama dan bibi ku malah seperti menyembunyikan wajah nereka. Bahkan hanya beberapa meter kendaraan mereka terhenti karna lampu merah, tak ada satupun dari mereka sekedar berbalik atau melirik diriku.


Hanya terlihat seperti mama dan bibi ku membicarakan sesuatu. Lalu hingga lampu berwarna hijau baik Fahri dan Rico malah kebut kebutan, mama dan bibi yang saat itu dibonceng mereka malah saling berteriak histeris lalu tertawa bersama.


Saat ku tatap wajah ku kedepan ada Adipati, Yudi, Shendy dan Anya disana. Andai aku tak ingat sepeda motor perjuangan ayahku, mungkin sudah ku tinggalkan motor itu diParkiran sekolah.


Saat dekat rumah ku lihat keadaan disana, rupanya aman ku lajukan motor ku sampai ke rumah ku. Setelah masuk garasi, ku keringkan keringat sambil melihat CCTV dan Mengecek komputer sederhana ku. Aku pun mandi lalu makan lalu tidur siang.



**********



Aku pun terbangun ku lihat dimeja belajar ku ada sebuah Ponsel baru Yang Mewah masih terbungkus rapih didalam boxnya dan 1 Sepatu Futsal bermerk baru terletak dimeja belajar ku. Ku kunci pintu kamar, lalu ku lihat CCTV rupanya mama dan bibi pulang dengan taksi Online.


Mereka pulang dengan membawa banyak belanjaan ditangan mereka masing masing. Mama dan bibi terlihat sangat bahagia, terlihat dari kamera mama membawa 2 box hadiah untuk ku.


Jam menunjukkan saat itu pukul 15.30 berarti ku perkirakan mereka berempat sekitar satu jam setengah bersama sama. Pantauan kamera pengawas, baik mama dan bibi masuk kamar mereka masing masing.


Ku intip bibi didalam kamarnya kosong, begitupun di kamar orang tua ku sepi dari tempat 'pengewasan rahasia' dari kamarku. mereka rupanya berdua tengah berada diRuang keluarga sore itu, Seperti sedang mencatat dan menghitung sesuatu dengan sangat teliti.


Hingga pukul 05.00 sore terlihat ayah ku pulang dari aktifitas kewajibannya sebagai karyawan ditempat pekerjaannya. Terlihat dan terdengar samar samar mama menyambut ayah, yang rupanya ayah serta adik ku kebagian hadiah yang entah apa diberikan langsung oleh ibu ku.


Expresi ayah terlihat senang dan sangat antusias mendengar cerita mama, setelah mengambilkan air minum untuk ayah mama terlihat kembali bersemangat bercerita kepada ayah. Aku hanya berfikir bagaimana andai ayah tau mama dekat dengan pemuda tanggung yang hanya 2 tahun lebih muda dari ku.


Ayah mengucapkan sesuatu kepada adik ku, lalu adik ku berlari meninggalkan mereka berdua di ruang tamu. "Kakak dipanggil ayah dibawah" Lalu ia tanpa menunggu jawaban ku, adik ku berlari kekamarnya dan berlari lagi untuk membawa handuk untuk mandi.


"Kamu hebat naak.... Ayah bangga sama kamu.. " Sambil memeluk ku, terlihat ayah sangat senang dan kagum kepada ku.


"Aksi kamu tadi jadi Viral lho di medsos... Kayaknya keponakan kesayangan bibi ku bakal jadi idola baru disekolah. Hihihi...... " Jelas bibi ku yang bergabung diruang tamu sore itu.


"Mungpung lagi kumpul semua, ayah sekalian mau bicarakan kalau besok Jumat hingga minggu malam ayah akan dinas di kantor pusat diJakarta. Ayah harap, Cepi anak ayah, mama, serta karina bisa saling jaga ya.... " Kata ayah terlihat senang sambil dipeluk mama.


"Lho tumben A ngdadak?? " Tanya mama.


"Ayah juga mamu berikan kejutan, kalau sesungguhnya ayah juga dapat Promosi Jabatan keKepala Divisi. Jadi setiap akhir pekan, ayah mungkin akan rutin mengunjungi dan bekerja dikantor Pusat diJakarta." Jawab ayah bangga dan terlihat kebahagiaan diwajahnya.


"Waaaaahh....!!! Bisa barengan gini ya ayah sama Aa bisa bawa kebahagiaan.... mama mau masak makanan special malam ini. Pokoknya kita rayain hari ini dirumah." Mama pun berlalu dari ruang tamu berjalan kedapur.


"Cepi sayaang... Dah liat medsos belum?? Kamu lagi Viral lho....!!! Kan dapet hadiah dari Tim kamu." Tanya bibi ku yang sambil bersiap keDapur menyusul mama.


"Belum bi.... Aku mau ketemen dulu pinjam buku. Karna, aku belum selsai ni ngerjain tugas sekolah." Jawabku.


"Selsai makan malam bibi bantu kamu kerjain tugas ya, tenang aja. Sekarang bibi mau bantu teteh diDapur (yang berarti mama). " Lalu pergi meninggalkan aku dan ayah.


"Sepertinya.... Kamu tidak menikmati prestasi mu di sekolah hari ini nak...? " Tanya ayah pelan dan sangat hati hati.


"Jujur aja aku fokus keMata Pelajaran dan ambisi ku bisa lolos melalui jalur beasiswa yaah. Jadi aku ga memberatkan ayah kalau masuk Universitas Favorite." Jawaban ku membuat sorot ayah semakin Bahagia sore itu. Lalu ku pamit kerumah teman sedangkan ayah terlihat bersiap mandi.


Liat mama dan ayah tadi.... Apa bener ya aku terlalu Cemburu sama kedua Kakak kelas ku? Merasakan Indahnya dan kehangatan mama maupun bibi sore tadi lalu dimakan Malam bersama keluarga, terasa sekali mama maupun bibi ku sangat sayang kepada ayah, aku, maupun Rudi.


Hingga waktu cukup malam tiba, mama memanggilku dikamar ku memberitaukan ada 4 teman ku datang kerumah. Ganggu aja nih, pdhal kan gue belum beres ngerjain tugas sekolah.


Terlihat diruang tamu, ayah mengobrol akrab bersama Rico, Fahri, Aldi dan Fandi. Ayah dan bibi menemani mereka sedangkan siBungsu anteng menonton TV diruang keluarga.


"Jadi gini bro... Mulai besok Bibi Karin dibantu ibu mu, bakal mulai buka Usaha diRuko Fandi. Nanti Fandi, Bibi karin dan Ibu mu bakal bagi Hasil." Jelas Fahri kepada ku.


"Sayang tu Tempat, selain lengkap dan bagus ga sempet berjalan dan dikelola kakak Fandi mubazir kalau ga diOperasikan." Aku pun hanya melongo dan Tercengang dengan rencana mereka. Sisi buruk ku menilai, makin banyak waktu luang Mama dan Bibi bersama mereka. SIAL!! Umpat ku dalam hati.
Damn semoga temen osisnya juga jadi bahan ntr 🤞
 
NTR Petualangan Bibi Karina Dan Mama



POV CEPI




Nama Ku Cepi, terlahir dikeluarga sedarhana diKota Bandung. Aku ingin menceritakan awal mula perjalanan masa remaja ku, dimana saat itu ada perubahan besar terjadi yang secara tidak langsung mengubah Karakter ku menjadi Sekarang ini.


Aku Terlahir dari Pasangan sederhana, nama ayah ku Hendra saat itu 39 tahun beliau adalah Kepala Bagian Pabrik Obat obatan ternama diBandung. Sedangkan yang paling Cantik diRumah ini adalah Kania 36 tahun, serta adik ku Rudi yang masih kelas 6 SD.


DiKomplek perumahan Nama ayah cukup dikenal oleh tetangga RT maupun RW,karna aktif di kegiatan warga serta masih gagah dan tampan diUsia menjelang 40.keCantikan dan kemolekan tubuh Mama rupanya lebih terkenal lagi hingga SeKecamatan hal itu baru ku sadari saat kehadiran Bibi Karin 31 tahun.


Saat itu aku menjadi Introvert dikarna karnakan kesibukan ku dengan tugas tugas sekolah, sebagai anak pertama baik ayah dan mama sangat berharap aku memiliki Masa Depan yang cerah karna berhasil menjadi Murid disekolah Elit diKota Bandung.


Awal proses pendidikan ku terbilang berat diSisi mata pelajaran. Selain ketat dalam pengawasan Nilai, Sekolah ku sangat banyak memberi Tugas diRumah baik kelompok maupun Perorangan.


Karna dari itu aku menjadi introvert di sekolah, selain agak minder aku juga berusaha menjaga kebiasaan kebiasaan buruk ku ketauan Guru disekolah. Karna terkadang aku merasa tersisihkan, apabila orang tua murid tak memiliki Reputasi Sosial yang Tinggi bisa berbahaya bagi diriku.


Apalagi ayah sudah berjuang keras dan mengeluarkan biaya besar,agar ku bisa mendapatkan pendidikan diSekolah yang diHuni Putra dan Putri "Orang Penting" dikota ini.


Semua berjalan biasa, perubahan dan prilaku ku lebih fokus kepada pelajaran dan Tugas yang diberikan guru di sekolah. Hingga akhirnya, kabar duka datang dari Kota Padang bahwa Suami dari Bibi ku Karin meninggal Dunia akibat kecelakaan lalu-lintas.


Hanya mama, nenek dan kakek ku berangkat kesana menggunakan Pesawat jaga jaga ada hal mendesak yang dibutuhkan Bibi. Sedangkan anggota keluarga ku yang lain menyusul, hingga hari ke 7 mama pulang bersama Kakaknya lebih dulu.


Hingga selsaii 40 hari peringatan meninggal paman ku, Bibi ku akhirnya menyusul Mama diBandung. Disini lah semua bibi petualangan ku pun dimulai dimulai.


Dengan Tinggi 178 cm, berat 64 kg, dan ukuran paguyudara 34D. Bibi ku menjadi bidadari kedua setelah mama yang tinggi mama 174 cm. Kulit bibi tak seputih mama, namun masalah mulus dah jangan ditanya. Apalagi status bibi saat itu janda tanpa anak yang diTinggal mati, kalau ku gambarkan lebih Spesifik lagi bibi BODY mirip seperti artis Happy Salma.


"Heii!!!! Malah ngelamun!!! Kamu kenapa sii Cepii.... Hihihihi.... " Kata Bibi membuyarkan lamunan ku yang tercengang melihat kecantikannya.


"Maklum bi, laper banget nii, gerah juga aku tadi ga sempet sarapan dan jajan diSekolah." Kata ku sekenanya yang padahal mulai konak melihat kemolekan Bibi ku, walaupun baru Tak mengenakan hijabnya.


Ku tenggak air putih 2 gelas siang itu, setelah mengganti seragam ku dengan kaos biasa aku pun bergabung dengan mama dan Bibi diRuang tamu. Lalu duduk disamping Bibi ku yang cantik ini.


"Ya udah kalau kamu mau disini, lagian kamar depan kosong. A Hendra tadinya buat Orang Tua kita, tp kamu tau sendiri Emak dan Bapak jarang kesini. Mertua ku juga orang tua A Hendra." Jelas mama kepada Bibi.


"Kalau Karin tetep disana, Karin pasti semakin terluka kak. Gpp rumah disana Karin Kontrakin aja, sama suasana baru sekalian cari kerja disini." Kata Bibi ku dengan suara serak serak basah gmana gitu.... Dan ga tau kenapa tiba tiba aku jadi kayak gini.

"Cepii sekarang Bibi tinggal disini, nanti kamu bantu Bibi mu ya jalan jalan sama cari kerjaan. " Pinta mama kepada ku.


"Asiap ma.... Tenang aja!!!! aku kan keponakan kesayangan Bibi. Pasti aku akan kawal Bibi kemana pun kalau Bibi jenuh dirumah." Jawab ku meyakinkan mama dan Bibi.

"Cepii....!!! Dulu itu manja banget ma Bibi, sekarang dah bujang lagi....!!!! Ganteng pula.... Dah punya pacar beluuum????" Sambil mencubit hidung ku. Lalu merangkul ku, otomatis kedua Payudaranya menempel sisi kiri bahu ku. Sangat terasa kenyal dan membuat batang penis ku mulai berontak.


"Ia dong bi, sekarang kan aku dah SMA. Fokus belajar dulu deh bi, ga tau kalau nanti naik kelas hehehhe...." Kata ku sambil menikmati kekenyalan Payudaranya yang montok, karna saat itu aku dirangkul nya dari belakang.

"Kalau mau makan siang mama dan bibi udah masak ya, kamu jangan lupa kerjakan tugas sekolah mu." Kata mama yang bangkit berdiri,Lalu beranjak keKamarnya.

"Ia ma aku emang laper ni. " Ambil bangkit dari rangkulan Bibi ku yang sebenarnya aku masih betah. Tp takut ketauan.

Saat ku sedang asik minikmati makan siang diMeja Makan dapur tiba tiba terdengar suara mama dipintu tamu.

"Sayaaang.....!!!! kita kedepan dulu yaa....!!!!" Kalau keluar rumah gantung kunci ditempat Biasa.... " Lalu terdengar suara pintu rumah tertutup.


Aneh banget!!!! Ga biasanyanya mama buru buru perginya.... !!! Biasa juga kedalem dulu, nitip ini itu buat Adek. Aku pun menghentikan aktifitas makan siang ku, lalu aku berjalan ke ruang tamu melihat kepergian Mama dan Bibi yang ku nilai sangat tergesa gesa.


WAaaw......!!!!!!!


Dari dalam rumah ku lihat mama tak mengenakan baju hijab longgar panjang sebagai mana biasanya, tapi mama mengenakan kemeja tertutup cukup ketat dipadu celana jeans yang menjiplak paha dan Pinggulnya.

Tak kalah dengan mama, siang itu Bibi ku mengenakan celana kain ketat. DiPadu baju longgar, namun sangat memperlihatkan Tonjolan kedua Payudaranya..... Aku yang mengintip di dalam rumah, hanya bisa menelan ludah saat itu.

Aku pun melihat sekeliling rumah dan ITU DIA!!!! segera ku ambil data Rekaman kamera pengawas ruang tamu. Lalu ku pindahkan kePonsel ku, setelah makan siang ku pindahkan ke laptop ku.

"Gapapa gitu Riin teteh pake baju kayak gini?? A Hendra pasti marah liat teteh gini!!! " Kata mama sambil malu malu bicara ke Bibi ku.

"Cantik teteh, kita jadi berasa kayak ABG lagi, kali kali kita jalan happy berdua hihihihi..... " Kata Bibi ku meyakin kan mama.

"Sayaaang.....!!!! kita kedepan dulu yaa....!!!!" Kalau keluar rumah gantung kunci ditempat Biasa.... " Mama dan Bibi berpandangan cukup nakal. Aku sendiri tak tau apa makna dari saling pandang mereka berdua.

Aku pun tertidur dikamarku lantai 2 setelah puas menyaksikan penampilan mama dan Bibi sebelum pergi meninggalkan rumah siang itu, apalagi setelah ku pastikan rekaman tadi terhapus dan kamera pengawas rumah ku kembalikan seperti biasa.

Jam udah sore ini ya.... !!! Ku langkahkan kaki ku keRuang keluarga, terdengar jelas baik mama dan Bibi tertawa cekikikan bersautan depan TV. Namun terhenti saat mendengar langkah kaki ku dari ruang tempat makan, kearah mereka diruang keluarga.

Gila!!! Mama abis ngapain sih??? Kq bajunya basah gitu??? Mana basahnya pass belahan Payudaranya lagi!!!! Mata ku langsung tertuju kepada baju kaos yang jadi bagian dalam setelah Bra Nya, lalu memakai kemeja saat ia berangkat tadi. Hal serupa juga terlihat pada bibi yang belum salin, terlihat di leher dan sekitar pipinya berkeringat.

Namun tak seSensual mama, yang menarik perhatian mataku saat itu.

Seperti menyadari sorot mata ku yang janggal dengan kaos yang mama kenakan, Bibi dengan cepat mengalihkan perhatian ku kepada mama.

"Cepiii sayaaang.... Nanti temenin Bibi beli Martabak ya diDepan. Sebentar lagi kan ayah mu pulang, sekarang kamu cuci muka trus siap siap dulu." Dengan wajah menggoda Bibi berdiri di depan ku, aroma parfumnya sungguh memanjakan hidung ku.

"I..... iya bi, kalau gitu aku cuci muka dulu." Saat ku kembali ke kamar, terdengar ayah membuka pintu garasi.

Seketika mama dan Bibi setengah berlari masuk kamar masing masing, hadeuuh... Pasti mama takut ayah marah, apalagi tadi dan siang tadi mereka sexy banget. Beruntung deh layaknya supir online mereka tadi.

Aku pun selama salin lalu bersiap antar bibi mulai berfikir tak karuan, tapi masa iya sii bibi dan mama jadi nakal tadi siang. Apa jangan jangan..... Aaah apaan siih ga mungkin ah. Mereka mungkin keringetan karna abis jalan jalan.

"Biii.... Jadi ga beli martabaknya...." Tanya ku sambil mengetuk pintu kamarnya.

Jrenggg.... Jreeeng....!!!! Kali ini bibi membuka pintu, mengenakan kaos sama ketat seperti mama. Hanya saja mengenakan sweater hitam tipis namun belum diSletingkan, beberapa detik memperlihatkan 2 Payudara indahnya memanjakan mata ku. Saat itu aku hanya bisa menelan ludah.

"Yukk.... " Kata bibi ku manja sambil menggandeng lengan kanan ku lalu ia tempelkan kePayudara Kirinya. Setelah memakai Hijabnya.

"Ma.... Aku kedepan dulu ya anter bibi... " Kata ku dari Pintu ruang tamu, tanpa menunggu jawaban ku tutup pintu.

Ku lakukan motor matic ku keluar komplek perumahan, sebenarnya ayah membelikan motor ini untuk ku. Namun setelah beberapa kali kena tilang, ayah menggunakan motor ini ketempat kerja lalu menyimpan mobilnya di garasi rumah.

Tak jauh dari rumah dan hendak berbelok keluar komplek, sebuah kenikmatan ku rasakan sore itu..... Bibi merapatkan duduknya kePunggung ku, lalu tangan nya ia lingkarkan di pinggang ku.

Sebuah kenikmatan yang sangat sulit ku ungkapkan ku rasakan saat itu, itu pertama kalinya ku nikmati dipeluk wanita Cantik dan sexy selain mama. Yaitu bibi ku sendiri. Tambah lagi, Penis ku Konak sangat keras seketika dalam hati ku panik. Panik bibi tau dan melepaskan pelukannya di tubuh ku.

"Cepi sayaaang.... Pendapat kamu bibi sama mama cantik ga tadi pas di ruang tamu?? " Tanya bibi sambil makin merekatkan pelukannya kepada ku.

"Boleh jujur ga bi.... " Sambil ku ambil jalur kiri memelankan laju motor ku.dan bibi menganggukkan kepalanya yang menempel diBahu kiri ku.

"Bukan hanya cantik bi... Tapi Cantik dan Sexy.... " Jawab ku apa adanya.

"Hihihi.... Kalau gitu kamu janji ya....!!! " Kata bibi...

"Janji apa bi....??? " Tanya ku.

"Jangan bilang bilang ayah kamu, ini rahasia kita aja..... " Bisik bibi ku ditelinga ku sambil makin erat memeluk ku diatas motor itu. Bagaikan aku adalah kekasihnya.

"Siap bibi ku sayaang.... " Lalu ia mencium pipi ku. Karna saat itu kami berdua tak memakai helm.

Aaaah..... Sungguh indah sore itu terasa, hingga sampai ketempat Martabak langganan ku tiba, bibi sletingkan sweaternya lalu memesan Martabak Favoritenya.

Penjual Martabak dan pembeli yang lain menatap kagum keCantikan bibi sore itu, apalagi beberapa pria yang sempat menatap tak berkedip. Walaupun bibi mengenakan hijab, namun celana Jeans dan sweaternya tak mampu menutupi kemolekan dan tonjolan bagian Tubuh bibi sore itu.

Terlihat bibi berbicara sesekali dengan pembuat Martabak sore itu, sesekali baik bibi maupun pembuat Martabak itu tertawa lepas. Aku tak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, karna aku memilih duduk dimotor sambil memainkan Ponsel ku.

Beberapa menit kemudian ku arahkan mata ku kearah Bibi yang duduk menunggu pesanannya, dari pandangan ku Bibi terlihat langsung akrab dengan beberapa pria yang menunggu pesanan Martabak ditempat itu.

Aaaaahhhh..... Gimana reaksi lelaki saat melihat mama dan Bibi siang tadi ya....??? Pikir ku lebih jauuh.... Mungkin ini faktor Bibi kesepian dan butuh suasana baru diKota ini.

Ku arahkan kembali mata ku yang tadi memainkan ponsel ku.... Dan SHIT!!!!!!! ku lihat beberapa pengunjung dan pembuat Martabak tertawa lepas dan sangat akrab dengan Bibi disana, namun bukan itu yang menjadi perhatian ku.

Perhatian ku tertuju kepada pembuat Martabak, yang di balik celananya menonjol keras. Seperti tonjolan Penis dari dalam celana Jeansnya, hal serupa juga terlihat dari pembeli pria lainnya disana.

Pembeli itu sambil duduk seperti sambil membetulkan sesuatu diselangkangannya, Bibi sadar aku menatap kejanggalan mereka berEmpat karna satu pria lagi berdiri diSpot yang cukup gelap.

Setelah bibi mengucapkan sesuatu, pembuat Martabak itu melihat kearah ku. Tersenyum, "Sini dek duduknya.... disini aja...." Ajak pembuat sekaligus penjual Martabak itu. Namun aku hanya tersenyum keArah penjual Martabak itu, yang sudah terlihat paruh baya namun tetap Gagah.

Entah siapa dan apa yang mereka bicarakan, tiba tiba mereka berempat disana tertawa lepas. Bahkan ada yang tertawa terbahak bahak, "dek sinii.... Sambil Ngopi duduknya disini..... " Ajakan kedua penjual Martabak itu sambil memotong dan membuat Martabak. Lagi lagi aku pun membalasnya dengan senyum, Lalu memainkan Ponsel ku.

Setelah cukup lama ku mainkan ponsel ku karna melihat beberapa status status Aplikasi yang sebenarnya tak penting, aku dikejutkan kejadian selanjutnya diSpot gelap tempat Martabak itu berada.

Salah seorang pembeli berdiri diSpot cukup gelap dan hampir tak terlihat dari tempat ku duduk, dan ku sadari Bibi ku yang cantik dan sexy disana baru saja selsai berbalik badan dari hadapan pria itu menyeletingkan Sweaternya.

Jantung ku berhenti serasa berhenti mendadak, saat samar samar terlihat lelaki itu baru selsai menyeletingkan selangkangan celana Jeans nya.

Bibi ku panik dan malu malu saat ku tau dan menatap tajam kearah mereka, lalu samar samar terdengar suara tak jelas dan mereka berempat tertawa Lepas seperti menertawakan ku termasuk bibi ku.

Pesanan bibi sudah selsai, kali ini aku benar benar mengawasi bibi ku. Terlihat saat bibi menyerahkan uangnya, pembuat Martabak tadi melihat ke arah seseorang lalu menolak menerima pembayaran dari bibi ku.

Satu pria mengeluarkan ponselnya, namun bibi ku segera pergi dan melambaikan 5 jari kepadanya.

"Gantung depan aja biar bibi bisa peluk kamu lagi.... Bibi masih kangen sama keponakan bibi." Katanya manja sambil setengah berbisikberbisik lalu mengedipkan matanya kepada ku.

"Ceep, hati hati ya bawa motornya.... Jaga kakak mu... Nanti Abang main kerumah...!!!" Aku hanya senyum dan berpamitan padanya lalu menyalakan motor ku.

Terdengar seperti bibi membuka sleting sweaternya, lalu memeluk ku erat. Kepalanya menempel mesra dibahu ku, setelah cukup jauh meninggalkan tempat itu

"Siapa tadi bii???" Kq tau nama ku.." Tanya ku santai sambil melajukan motor ku ke rumah.

"Ia itu boss yang punya Martabak tadi.... Kenapa?? Kamu cemburu ya...?? " Goda bibi ku.

"Ya engga la kak, kan masih gantengan aku... " Jawab ku Pede. Lalu bibi balas dengan mencubit pipi ku manja.

"Eh, jangan bilang bilang ya sama Orang tua mu soal yang tadi.... " Kata Bibi.

"Tenang aja Bibi ku yang cantik, amaan.." Kata ku santai. Dan lagi lagi aku mendapat hadiah ciuman di pipi ku dari Bibi ku yang Cantik dan sexy ini.

Ku parkirkan motor ku diGarasi rumah, terdengar percakapan mama dan bibi yang setengah berbisik dari ruang tamu. Karna aku masih diGarasi sambil merapihkan motor.

"Nakal banget sii adek ku satu ini... " Kata mama saat bersamaan PLAKKK!!! seperti mama menampar sesuatu.... Namun setelah itu mama tertawa.

"Iiih kakak.... " PLAKKK!!!! Sepertinya Bibi membalas mama. Namun saat ku masuk mereka seperti pura pura tak terjadi apa apa.

"Kamu dari siang ga pakai bra ga pake cd, kalau ada yang tau gimana." Bisik mama terdengar oleh ku yang saat ku menaiki tangga. Saat itu juga aku menelan ludah.

Ku intip kebawah, Lalu hening hanya telihat mama menyiapkan Martabak diMeja makan, sedangkan bibi terlihat menuju kamarnya.

TUHAAAN SUNGGUH NIKMAT MANA YANG DAPAT KU DUSTAKAN HARI INI!!!! Didalam kamar dan hati ku lalu merebakan badan ku diKasur.





PART 2 HALAMAN 3
Ceepppp sehat ceppp??
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd