Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Obsesi Suami & Kepuasanku

Bagian VIII
Kloset Duduk

Kedatangan ranti membuat moodku tak baik hari itu, aku jadi uring-uringan.
“kenapa kamu kesini, emangnya tidak kulyah?”. Tanyaku dongkol
“dosennya tak masuk kak, lagian aku besok libur jadi pengen nginap disini ” jelasnya.

Aku semakin prustasi Ketika ia mengatakan akan menginap. Itu artinya aku tak bisa dekat dengan ayah sampai besok bahkan lusa. Aku semakin dongkol pengen rasanya mengusirnya waktu itu juga. Benar-benar menyebalkan!.

Aku bolak-balik dari kamar keruang Tengah. Apapun yang kukerjakan semua tak ada yang membuatku nyaman. Kulihat Ranti duduk manis depan TV sembari memboyong semua jajanan dari dalam kulkas.
“Ludes dah semua jajananku dimakan anak kampang ini”. Pikirku.

Tak biasa aku mempermasalahkan soal makanan saja. Karena aku bukanlah tipe orang pelit apa lagi kepada saudara sendiri. Tapi kemarahan ini lebih karena rasa prustasiku karena gairah birahiku yang tak sempat tertuntaskan.

Cukup lama aku bolak-balik Menguntitnya sudah seperti gosoan. Berharap ia pamit pergi main dengan temannya, atau ketiduran. Tapi sampai kakiku pegal ia masih saja selonjoran manis di depan TV menonton Camping Horror kesukaannya. Terkadang terdengar teriakan kagetnya saat melihat penampakan pocong di layar TV.

Aku tak sabar lagi menahan gairahku. Tak ada tanda ia akan pergi ataupun mengantuk. Karena itu aku putuskan melakukan hal nekad. Ketika kulihat ayah ke dapur membuat Kopi aku langsung menyusulnya.

“Mau ngapa yah?” tanyaku. Aku tempeli tubuhku pada ayah dari belakang. Tanganku langsung meraba kontolnya.

Ia tampak kaget melihat kehadiranku “ ehhh … anu .. ayah mau buat kopi kak …” jelasnya.
“ohh .. sini kakak bantuin”. Balasku pula. Aku langsung jongkok dihadapannya. Aku Tarik bagian depan celana pendeknya, aku keluarkan kontolnya. Sebentar aku kocok-kocok lalu aku masukkan kedalam mulutku mengoralnya. Gairahku memburu karna napsu.

“ kak … ada adikmu lho … nanti ketahuan” tegur ayah. Ia gelisah tak nyaman. Aku terus saja mengoralnya kontolnya keluar masuk dalam mulutku, kujilati ujungnya dengan lidahku.

“Ah sttt kak … jangan disini nanti kedapatan adikmu “ cegah ayah sembari menahan kepalaku.
“dikamar mandi saja yah … ayah tunggu aku disana. aku mau bilang keranti dulu kalau mau mandi”. Balasku. Aku bergegas keruang Tengah mengambil handuk dan perlengkapan mandi lainnya.

“ Ran kakak mau mandi sekalian luluran… kalau ada yang mencari bilang saja kakak lagi ngak ada ya? kasihan nanti kelamaan nunggu”. Ucapku.
“ya kak” ucapnya sembari terus menatap layer TV.

Aku bergegas masuk ke kamar mandi disana ayah sudah menungguku. Aku hidupkan Kran air dengan durasi full. Air mengucur kencang agar menyamarkan suara aktifitas kami. Aku lalu melepaskkan pakaian satu persatu hingga bugil. Aku jongkok didepan ayah kembali mengoral kontolnya. Ayah mendesah-desah kenikmatan ia membungkukkan tubuhnya meremas-lemas payudaraku.

Tak ingin berlama-lama aku meminta ayah duduk dikloset. Kloset duduk itu kali ini terasa menjadi berkah buatku. Ayah lantas duduk di atasnya Kontolnya mengacung dengan gagahnya. Kontol kekar itu Kembali membuatku tak tahan untuk tidak menghisapinya.

Aku Kembali mengoralnya sembari membasahi dengan ludah agar licin. Lalu mendudukinya, mengarahkannya keliang kewanitaanku. Ketika kutekan pantatku perlahan tapi pasti kontolnya menghujam masuk. Sesak sekali rasanya seperti tak ada ruang sedikitpun tersisa dari celah kewanitaanku.

Aku memeluk tubuh ayah dengan erat. “ Yahhh … gede banget…” pengakuan itu Kembali terucap dari mulutku.
Setelah lobangku terasa cukup menyesuaikan diri dengan banda asing itu. Aku mulai menggerakkan pantatku maju mundur yang membuat otomatis kontol ayah bergerak keluar masuk diliangku. Geseskan kontol ayah diliangku terasa begitu nikmat membuat Aku semakin liar menggerakkan pantatku.

“oohhhhhh nikmatt … nya yahhh…” aku mendesah-desah meresapi kenikmatan itu.
“puaskan dirimu nak” bisiknya sembari mengusap- usap punggungku dengan penuh kasih sayang.

“bagaimana rasa memekku yah…” tanyaku.
“nikmat … banget nak” jawabnya.
“cium aku yahhh … aku sangek …” pintaku.
Ayah menuruti permintaanku kami lalu berciuman dengan panas. Ayah mengecup bibirku, menghisap-hisap lidahku. Gairahku makin tak terkendali. Makin kusadari tabunya hubungan kami itu semakin gairahku menggelora.

“ yahhh… apa kita berzina?” tanyaku.
“ ya begitulah…” jawabnya
“apa ayah puas bisa menzinahiku?, menzinahi anak kandung ayah sendiri … merobek-robek kehormatan darah daging ayah sendiri? …
“ oohhhh yahhh … terus zinahi aku yah … zinahi anak kandung ayah… aku suka dizinahi ayah … puaskan memekku yahhh “.aku meracau mengepresikan suasana emosiku meresapi persetubuhan sedarah itu.

Sengaja kupilih kata paling kotor itu untuk mengambarkan ledakan birahiku saat disetubuhi oleh ayah. Pengakuan pada kedekatan status kami sebagai ayah dengan anak kandungnya. Makin kusadari tabunya perzinahan itu semakin gairah kami menggelora untuk melakukannya. Kata-kata kotor yang terungkap itu bagaikan pecutan birahi membuat gairah kami berkobar-kobar. Membuat persetubuhan kami semakin liar. Kontol ayah mengobrak-abrik liang memekku.

“yahhhhhh aku tak tahan … aku mau sampai ahhh…. “

aku mendesah Panjang, aku merasakan Rasa nikmat makin terpusat dipangkal rahimku. Aku memejamkan mata meresapinya. Pantatku bergerak makin kencang. Tubuhku kaku beberapa saat. Bibirku mengecup kencang bibir ayah. Kenikmatan itu terasa sampai ke otakku.
“ ayo nak selesaikan ….puaskan dirimu” bisik ayah pula. Kedua tangannya membantu menggerakkan pantatku maju mundur dengan lebih cepat.

“ayaaaahhhhhhh … ahhhhhh ……”. Aku merasakan letusan kenikmatan dari liang rahimku yang berkedut-kedut melepaskan orgaisme.
Bersamaan dengan itu juga ayah mendapatkan klimaksnya.
“cabut kak … aayahhh keluarr … ahhhhh ….” Desahan Panjang keluar dari mulutnya. Batang kontolnya terasa berkedut-kedut mengeluarkan spermanya.

Aku mengabaikan permintaanya karna masih terbuai pada kenikmatan yang tengahku rasakan. Justru makin kuat menekan-nekan pantatku. Terasa hangat Ketika benih calon adik-adikku itu tumpah dirahimku.

“ohhhh yaahhhh … nikmat banget hhhh … aku suka banget! puas banget bisa merasakan sperma ayah dirahimku … semoga aku hamil ya yahhh”. Bisikku tubuhku terasa lemas, persetubuhan itu telah menguras energiku.
“ jangan sampai hamil … nanti harus minum obat”. Balasnya. Kami tersenyum puas ayah lalu ngacir dari kamar mandi.

bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd