Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Episode 3. Hadiah Terakhirku [Flashback]
Adimas masuk kerumah Luvita tanpa perasaan canggung. Ia sudah terbiasa dengan rumah itu, bahkan ia pernah tiap hari kesana saat sedang ada UAS saat menjadi mahasiswa dulu.

“Orang tuamu mana?” tanya Adimas seraya melepaskan jaket lalu duduk di sofa ruang tamu.

“Pergi,” jawab Luvita singkat.

“Mbakmu juga?” tanya Adimas. Luvita mengangguk. Adimas lalu mengambil air mineral gelas lalu dengan cepat meminumnya. Luvita masih tampak bingung, ia hanya berdiri dan sesekali berjalan menuju ruang tengah lalu kembali lagi ke ruang tamu.

“Gimana Bu Guru? Udah terbiasa ngajar anak SMP?” tanya Adimas menggoda Luvita namun Luvita tetap diam.

Luvita duduk di samping Adimas lalu berbicara dengan pelan dan agak ragu “Ayo ke kamar aku,”

“Buat apa?” tanya Adimas polos. Selama pacaran Adimas sama sekali gak pernah masuk ke kamar Luvita. Mereka pacaran dengan gaya yang cukup sehat, ciuman adalah dosa yang paling besar yang pernah mereka lakukan.

“Aku takut ke kamar sendiri, mamaku kemarin dengar suara anak kecil gitu,” kata Luvita.

“Serius? Ada hantu di rumahmu?” kata Adimas sambil menatap kesekeliling. Ia hanya mencoba bersikap antusias padahal dia tak percaya dengan hal klenik seperti itu.

“Ikut ya ke kemar,” ajak Luvita.

Adimas dengan polos mengikuti Luvita tanpa berperasangka apa-apa namun di dalam kepala Luvita sudah penuh dengan rencana.

“Wah.... cantik ya kamarmu,” ucap Adimas dengan mulut ternganga. Kamar itu cukup luas untuk ditempati sendiri. Designnya juga mencerminkan Luvita banget. Kamar itu bertema rainbow, dindingnya dicat dengan warna-warna cantik, bahkan lemari, meja belajar dan kasurnyapun satu tema dengan dindingnya.

“Harum lagi,” lanjut Adimas.

“Duduk!” perintah Luvita sambil menyodorkan kursi. Adimas menurut.

“Kamu mau ngapain di kamar?” tanya Adimas mulai penasaran.

“Adimas sayang Luvita kan?”

Adimas mengerutkan dahinya.

“Maksud kamu?”

“Jawab aja sayang,” Luvita jengkel.

“Ya, Adimas sayang banget sama Luvita,”

“Adimas gak mau kan lihat luvita jadi cewek nakal atau cewek liar,”

“Kamu ngomong apa sih sayang?” Adimas tambah bingung.

“Jawab aja sayang!”

“Ya Adimas gak mau, Adimas ingin lihat kamu jadi cewek baik, cewek yang hebat,” lanjut Adimas gagal paham.

Luvita lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Adimas. “Setubuhi aku tanpa membuat aku terlihat liar dan murahan,”

“Sayang? Kamu ngomong apa sih?” Adimas benar-benar kaget mendegar ucapan Luvita.

“Kamu tak mengerti juga? Kalau kamu bertanya balik, aku akan terlihat agresif. Aku butuh keberanian untuk bicara ini kepada kamu. Bisa gak kalau jangan bertanya lalu lakukan apa yang aku ucapkan. Aku malu memintanya lagi,” kata Luvita.

Adimas menatap Luvita dengan wajah keheranan. Ia tak menyangka gadis yang manja dan polos ini bicara begitu kepadanya. Mimpi? Jelas ini bukan mimpi. Ia nyata melihat Luvita sedang berdiri di depannya menggunakan sweater gombrong berwarna coklat muda dengan bawahan legging hitam.

“Jangan!” kata Adimas menolak. Ia berdiri, Luvita menunduk.

“Aku malu,”

“Malu kenapa?”

“Malu karena aku sudah meminta yang aneh-aneh, aku bahkan gak bisa melihat wajahmu.”

“Akan aku anggap gak pernah mendengarnya,” jawab Adimas.

“Kenapa kamu gak mau berkorban?” tanya Luvita.

“Berkorban untuk apa?” Adimas bingung.

“Korbankan harga dirimu, menganggap aku gak pernah bicara begitu tak akan membuatku tak malu lagi.” Balas Luvita.

“Lalu apa yang harus aku lakukan?”

“Buat dirimu merasa bersalah, dengan khilaf kepada aku. Buat dirimu merasa berdosa sampai ucapanku tadi bukan lagi hal yang harus membuatku malu,” kata Luvita.

“Kamu yakin gak akan menyesal?” tanya Adimas.

“Aku gak akan pernah menyesal sayang,” balas Luvita.

“Kenapa kamu minta hal seperti ini secara tiba-tiba,”

“Karena...” Luvita terdiam.

“karena apa?”

Luvita memberanikan diri menarik kepala Adimas lalu sambil menarik nafas ia tempelkan bibir tipisnya ke mulut Adimas dengan lembut. Darahnya langsung berdesir, merangsang seluruh tubuh untuk melakukan hal yang lebih liar lagi. Adimas mencoba memenjamkan mata, merasakan lembutnya bibir kekasih yang selama ini hanya bisa pandang saja, mulut Adimas mulai terbuka mengaitkan bibirnya dengan lembut ke bibir Luvita. Tangan pemuda itu mulai menjamah leher lembut yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Jamahan jemari Adimas mempercepat pacu jantung Luvita sehingga tak sadar mulai mengeluarkan suara-suara halus.

“Mmhh..”...

Cukup lama bibir mereka beradu, melepas nafsu yang tak lagi bisa berhenti melaju. Adimas menarik wajahnya sejenak lalu menatap wajah cantik dan manis yang masih terpejam di depannya. Luvita membuka matanya dengan perlahan, dengan wajah memerah gadis itu tersenyum lalu dengan cepat memeluk Adimas seraya menyembunyikan wajahnya di dada kekasihnya itu.

“Aku sayang kamu,” ucap Luvita lembut.

“Aku juga,”

Adimas menuntun Luvita menuju tempat tidur lalu menyuruh gadis itu berbaring. Penuh kecanggungan, Adimas bingung harus mulai dari mana. Ia mencoba mengandalkan insting namun ia terlalu bingung untuk memulainya. Ia mengutuk dirinya karena selama ini ia tak pernah tertarik dengan film porno, ia hanya melihat sekilas tanpa tahu alur-alur yang jelas. Namun berapa saat kemudian Adimas Yakin, Film porno bukan referensi yang tepat.

Insting, ini manusiawi, Adimas mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Luvita menangkap raut kebingungan dari wajah Adimas. Gadis itu sedikit bangkit lalu membuka swaeaternya. Wajah Adimas langsung memerah dan matanya sedikit membesar. Ini pertama kalinya ia melihat kekasihnya hanya menggunakan BH saja. Ia tak menyangka, di balik tubuh mungil kekasihnya meyembunyikan gumpalan daging lembut yang cukup besar. Bahkan BH Hitam berenda itu tak cukup besar untuk menampung gundukan payudara yang seolah ingin segera bebas untuk dijamah.

Nafas Adimas mulai terasa berat, otaknya sudah mulai kekurangan darah dan beralih ke daging berotot yang sejak tadi berontak ingin keluar.

“Aku sayang kamu,” ucap Luvita yang langsung disambut oleh pagutan bibir Adimas. Bibir mereka beradu dengan penuh nafsu. Tangan Adimas mulai meraba tubuh ramping Luvita lalu berakhir di gundukan lembut gadis cantik itu.

“Mhhh,,,” Desah Luvita sambil sedikit menjauhkan badannya dari tangan Adimas, ia kaget. Darahnya berdesir. Ia tak menyangka sentuhan itu kecil itu memiliki efek besar ke tubuhnya.

“Ah maaf,” kata Adimas.

“Enggak apa apa kok, aku suka,” jawab Luvita genit lalu menarik tangan Adimas agar kembali meraba payudaranya yang lembut. Dengan sedikit ragu tangan Adimas meraba payudara Luvita, lembut, halus, tangannya lama-lama seolah bergerak sendiri mengikuti nafas Luvita yang semakin cepat. Pagutan bibir merekapun terlepas, Luvita tak bisa menahan rasa nikmat yang ia rasakan disekujur payudaranya. Ia mendesah manja.

“Mhhh... ah....terus sayang,” ia tak sadar dengan ucapannya sendiri.

Nafsu Adimas semakin tak terbendung,dengan pelan ia melepas kain terakhir yang menutupi payudara Luvita agar lebih leluasa menyentuhnya. Ia menurunkan kepalanya, mencoba merasakan puting merah muda yang tampak menantangnya sejak tadi. Tangan kiri Adimas meremas payudara kanan Luvita sedangkan mulutnya sibuk menjilat payudara kiri gadis cantik itu.

Luvita terus meracau, merasakan kenikmatan yang ia rasakan. Ia tak berhenti mengerakkan badannya bahkan ia sesekali menekan kepala Adimas agar terus menjilat payudaranya.

“kamu suka sayang,”

“Yah... sayang,,, mmmh, ahhh”

“Mmm ahhh Adimas sayang,”

Adimas terus menjilat puting Luvita dengan lembut namun tangannya kini beralih ke arah leging ketat milik Luvita. Ia mencoba meraba memek Luvita yang masih tertutup kain. Luvita sedikit melonjak, ia kaget daerah kewanitaannya tersentuh seseorang.

“Ah...” desah Luvita.

“Kamu gak apa apa?” tanya Adimas Panik. Luvita menggeleng lalu berbisik di telinga Adimas “Semuanya Luvita serahkan ke Adimas, aku sayang kamu,”

Adimas mencoba meyakinkan dirinya. Dengan nafas berat ia mencoba menanggalkan Legging ketat milik Luvita. Dengan pelan, sedikit demi sedikit kaki kekasihnya itu terpampang jelas. Paha mulus dan betis yang tampak sangat putih. Namun semua itu tak seindah celana dalam hitam berenda yang menutupi memek kekasihnya. Kini, Adimas bisa melihat Luvita dengan jelas, indah, cantik, ia tak menyangka gadis mungil ini memiliki Body yang padat dan berisi.

“Aku malu,” ujar Luvita seraya menyilangkan kakinya agar selangkangannya tak terekspose dengan jelas.

Namun dengan lembut Adimas menarik celana dalam Luvita sehingga kini Vagina mungil dengan bulu halus yang sudah cukur rapi itu terpampang di depan mata Adimas.

“Sayang malu,” kata Luvita manja, “ jangan diliatin begitu,”

“Aku gak liat kok, aku mau rasain,”

Adimas langsung melebarkan paha Luvita agar ia bisa menikmati memek kekasihnya itu dengan leluasa. Jilatan pertama langsung membuat Luvita tak bisa membendung desahannya.

“Ahhh.....”

“Ssshhh ahhhhh” Kadang Luvita tak sengaja mengapit kepala Adimas karena sentuhan nikmat dilubang vaginanya.

“mmhh sayang, jilat sayang terusssss,” desah Luvita. Erangan Luvita membuat Adimas tampah bernafsu.

Mendengar desahan itu, lidah Adimas tambah liar melumat vagina wangi luvita. Luvita tak bisa diam, ia terus meraba payudaranya untuk mengimbangi rasa nikmat yang ia rasakan di selangkangannya.

“teruss sayang, ahhh,”

Sluuppp,,,,

“Sayangg,”....

Adimas terus menyedot Vagina Luvita dengan ganas. Ia tak lagi peduli dengan hal lain. Yang ingin ia lakukan hanya membuat kekasihnya merasakan kenikmatan dan desahan yang menanjakan telinganya.

“Sayang terusss.....” ucap Luvita.

“ahhhh...”

Adimas sesekali melebarkan memek Luvita yang masih sembit agar bisa menjilat lebih dalam. Sampai akhirnya Luvita tak bisa mehanan kenikmatan lagi.

“Ahhhhh sayang, aku ahhhh....” tubuh Luvita bergetar. Vagina gadis itu terlihat basah oleh liur dan lendir yang keluar dari Vaginanya. Luvita mencoba kembali mengatur nafasnya. Rasa nikmat yang ia rasakan memacu jantungnya berdetak sangat cepat. Luvita berpeluh keringat. Badannya yang basah membuatnya tampak lebih seksi.

Adimas turun dari tempat tidur. Ia membuka bajunya yang sudah basah oleh keringat. Luvita yang sedang berbaring, mengerlingkan matanya dengan manja kearah Adimas.

“ya sayang?” tanya Adimas seolah kerlingan mata itu meyiratkan sesuatu.

“Mainannya Luvita gak dikeluarin?” goda gadis cantik itu. Adimas tersenyum, ia tak menyangka Luvita bisa berbicara nakal seperti itu.

“Sayang mau lihat?” tanya Adimas, Luvita mengangguk manja.

Adimas lalu menanggalkan celananya, sekarang hanya ada celana dalam yang tampak tak kuat lagi menahan gejolak otot yang sejak tadi ingin keluar menyapa sarangnya. Adimas lalu menurunkan pelapis terakhir yang menutupi terpedo miliknya.

Luvita sempat tertegun melihat kontol Adimas yang besar dan panjang. Ia memang pernah iseng mencari-cari diinternet tentang ukuran kontol lelaki namun ia tak menyangka bahwa ia melihatnya secara langsung. Ia tak pernah membayangkan kontol yang begitu besar akan masuk ke dalam memeknya yang kecil. Apakah penis seukuran 23-25 cm itu bisa masuk, fikir Luvita.

“Bukannya ini terlalu besar sayang?” kata Luvita masih ngeri melihat batang kontol Adimas yang sejak tadi mengarah kepadanya. Luvita lalu bangkit dan duduk di pinggir tempat tidur. Adimas mencoba mendekat lalu Luvita dengan agak ragu memegang kontol Adimas dengan lembut. Lagi-lagi Luvita kaget, ia tak menyangka tangan mungilnya tak kuasa memegang kontol Adimas yang sudah mengeras.

“Apa aku harus memasukkan ke mulutku?” tanya Luvita. Ia ragu.

“Kalau kamu tak nyaman, tak perlu sejauh itu,” jawab Adimas.

Luvita tampak berfikir, ia mencoba perlahan mendekati kontol Adimas lalu menjilat kepala kontol itu dengan kembut. Adimas sedikit menggerakan pinggulnya, ia masih kaget dengan sensasi yang ia rasakan.

“Enak sayang?” tanya Luvita polos. Adimas mengangguk.

Luvita mencoba lagi menjilat kontol Adimas dengan lebih cepat, Adimas memejamkan mata merasakan kenikmatan dari jilatan di batang kontolnya.

“Hmmmm,” Adimas melenguh.

Luvita lalu mengocok kontol Adimas dengan lembut dan sesekali mengemut kontol Adimas dengan mulut kecilnya. Ia bisa merasakan kerasnya kontol itu menghujam dinding mulutnya. Ia menggerakan lidahnya agar bisa memberikan sensasi lebih kepada Adimas.

Adimas menatap wajah Luvita yang sedang berlutut mengemut kontolnya. Ia sesekali mengerakan pinggulnya agar kontolnya masuk lebih dalam kemulut Luvita. Jilatan-jilatan Luvita benar-benar memuaskan biarahi Adimas. Sampai akhirnya ia tak kuasa menahan sperma dari kontolnya. Tak ingin membuat Luvita kanget, Adimas menarik kontolnya lalu mengarahkannya menjauhi wajah Luvita.

“Aku keluar sayang,”

Croott... crottt, crooot.....

Semprotan sperma itu terbang dan mendarat di sprai milik Luvita.

Mereka terdiam sejenak.

Luvita berdiri lalu langsung memeluk Adimas dengan erat. Walau bertelanjang bulat namun pelukan itu membawa kehangatan menusuk ke tulang Luvita. Ia tak ingin berpisah dari Adimas.Ia ingin memberikan semuanya kepada kekasihnya itu. Adimas membalas pelukan itu dengan erat. Walau sentuhan kontol Adimas ke perut Luvita malah mebuat kontolnya kembali menegang.

“Aku akan berikan semuanya” bisik Luvita.

Tak laman kemudia Luvita kembali naik ke atas tempat tidur, ia tidur terlantang menunggu Adimas untuk menjamahnya. Adimas lalu merangkak naik tempat lalu duduk dengan kontol berdiri siap menembus liang memek Luvita yang masih perawan. Adimas bergerak dengan pelan, ia membuka lebar paha Luvita dengan lembut. Liang memek Luvita terpampang dengan jelas, lubang itu masih sangat sempit. Adimas bergerak perlahan mendekatkan batang kontolnya ke arah memek Luvita. Ia mencoba menggesek-gesekknya kontolnya diluar memek Luvita.

Nikmat, ia merasakan sensani yang berbeda. Di sisi lain luvita memejamkan matanya. Gesekan kontol Adimas tambah mebuat memeknya semakin basah.

Adimas mencoba mendorong Kontolnya masuk namun lubang itu terlalu sempit.

“ihhh.. sakitt,” jerit Luvita. Adimas tak tega melanjutkannya. “Teruskan saja sayang,” kata Luvita.

Adimas kembali mencobanya namun lagi-lagi tak semudah itu. Luvita berulang kali merintih kesakitan bahkan kini air mata gadis itu sudah mulai menetes.

“Kalau sakit kita tunda saja sayang,” kata Adimas.

“jangan!” jawab Luvita cepat.

“Ayo lagi, coba lagi,” Luvita belum menyerah, Ia tahu hal ini akan menyakitkan.

Adimas kembali mencoba mendorong kontolnya ke memek Luvita, Luvita menutup mata menahan perih yang ia rasakan namun ia sudah bertekah memberikan keperawannya kepada Adimas lalu dengan sedikit hentakan, Luvita ikut mendorong pinggulnya yang dibarengi dengan hentakan yang lebih keras oleh Adimas.

Sluupppp.....

Kontil Adimas akhirnya bisa masuk ke dalam memek Luvita walau hanya sedikit. Luvita memejamkan mata. Adimas membiarkan kontolnya tetap diam, rasa hangat langsung menyebar keseluruh tubuh Adimas. Remasan memek Luvita benar-benar memberikan rasa nikmat yang luar biasa. Ia membiarkan memek Luvita terbiasa. Tangan Luvita sedikit menggenggam menahan perih namun Adimas segara menurunkan wajahnya lalu mencium Luvita untuk mengalihkan rasa sakitnya

Setelah cukup lama, Adimas mencoba menggerakan pinggulnya dengan pelan, gerakan itu membuat remasaan memek Luvita lebih terasa namun Adimas bisa melihat bahwa Luvita belum bisa menikmatinya. Ia hanya memgerakannya perlahan,hanya mencoba membiasakan Luvita dengan kontol miliknya. Setalah 15 menit dengan gerakan yang monoton dan pelan dan kadang diam. Adimas mencoba menusuk kontolnya lebih dalam.

“mmmm ahh,,, ih perih,” ucap Luvita.

Adimas memelankan ayuana pinggulnya. Ia mencoba membuat memek Luvita terbiasa.

Adimas lalu melepaskan batang kontolnya. Ia lalu merangkak lalu berbaring di samping Luvita. Ia memeluk Luvita dari belakang sambil mengelus elus tangannya.

“Untuk kali ini cukup ya,” kata Adimas.

“tapi,” Luvita masih ingin mencoba.

“Aku tak ingin menyakitimu sayang,” kata Adimas. Ia agak shock karena saat ia melepaskan kontolnya ia menemukan noda darah.

Mereka lalu berbaring sambil merasakan setiap inch sentuhan dari kulit tanpa kain dan benang sedkitpun.

“Kita bisa melakukannya lain waktu,” lanjut Adimas.
 
Makasih updatenya suhu..ini cerita flashback ya ketika adimas sm luvita pacaran.?
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd