Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

LOUNGE OOT - Curhat yuk - HtH

Udah 500 pages mau lanjut, ganti TS, apa ditutup?

  • Lanjut

    Votes: 25 78,1%
  • Ganti TS

    Votes: 4 12,5%
  • Tutup Trit

    Votes: 3 9,4%

  • Total voters
    32
  • Poll closed .
Status
Thread ini sudah dikunci moderator, dan tidak bisa dibalas lagi.
Ane rekomendasikan baca tulisannya sambil dengerin lagu ini ya...

___________________________________________________

SEKAR ARUM NDALU


Hari Minggu kali ini aku merasakan suasana kota Bandung serasa seperti suasana Bandung diawal tahun 90an, sedari pagi awan mendung menyelimuti langit kota Bandung, terasa teduh, lalu lintas pun terasa begitu lenggang, tak ada sedikitpun kemacetan, bukan tanpa alasan, hari ini Minggu 22 Maret 2020 tepat sepekan diberlakukannya PSBB ( pembatasan sosial bersekala besar) karena dampak dari pandemik covid19 yang melumpuhkan aktifitas masyarakat, bukan hanya di kota Bandung tapi juga berlaku keseluruhan serentak diseluruh Indonesia.
Perkantoran tutup, mall, tempat pariwisata, kampus, sekolah semua tutup, yang diperbolehkan buka hanyalah pertokoan yang menjual kebutuhan pokok sehari-hari, sedangkan untuk rumah makan hanya diberlakukan take away only.

Aku mampir ke sebuah kedai kopi langgananku, memesan kopi arabica Puntang dengan penyajian V60, sebenarnya kedai kopi ini pun tidak menerima dine in atau makan minum di tempat dan hanya memberlakukan take away only, tapi karena aku sudah menjadi langganan tetap dan sudah sangat dekat dengan pemiliknya, aku dipersilahkan untuk menikmati kopi dilokasi.
Kunyalakan sebatang rokok kretekku, kuhisap dalam dalam lalu menyeruput segelas kopi yang terasa sangat nikmat sekali.
Tak lama berselang petir menggelegar diiringi butiran air hujan yang jatuh membasahi tanah, pandanganku tertuju ke seberang jalan, nampak seorang pengendara ojek online sedang berteduh di sebuah ruko yang tutup, aku perhatikan dia, wajahnya sangat tidak asing bagiku, butiran air hujan yang deras membatasi pandanganku, aku sejenak keluar untuk dapat melihat dengan jelas orang itu, ternyata benar dugaanku, dia adalah teman kuliahku dulu, Hendrik Wijaya namanya, aku meminjam payung kemudian menghampiri Hendrik diseberang jalan, Hendrik kaget akan kedatanganku, kami bersalaman kemudian berpelukan, dua belas tahun lamanya kami tidak bertemu.
Aku ajak Hendrik untuk bersama-sama berteduh di kedai kopi, diapun menyetujuinya.
Hendrik memesan segelas kopi toraja dengan penyajian Vietnam dripp.

Pada saat kuliah dulu, Hendrik adalah sosok yang banyak disukai oleh mahasiswi dikampusku, bahkan sebagai seorang lelaki, akupun mengakui ketampanannya, ayahnya adalah seorang keturunan Tionghoa, sedangkan ibunya asli berdarah Sunda, dari darah campuran itulah terlahir seorang Hendrik Wijaya pria berwajah tampan, berkulit putih berpostur ideal dengan tinggi badan 170cm.
Namun kondisi Hendrik saat ini sangat berbeda jauh dengan Hendrik yang aku kenal pada saat masa kuliah dulu, badannya terlihat kurus kering, kulit wajahnyapun sudah nampak banyak kerutan, rambutnya sudah mulai menipis, terlihat sedikit botak dibagian tengah kepalanya karena kerontokan, penampilannya nampak sepuluh atau lima belas tahun lebih tua dari usianya saat ini yang baru berumur 36.
Sekilas aku dapat menyimpulkan, dia memiliki masalah atu beban hidup yang cukup berat.

"Lama kita ga bertemu Drik"
Ucapku mengawali obrolan

" Iya Den, terakhir kali kita ketemu di pernikahan Febby tahun 2008" Jawab Hendrik.

"Lagian lu sih Drik, tiap ada reuni atau ada acara bareng anak-anak kampus gapernah mau datang"
Ucapku yang hanya dijawab dengan senyum oleh Hendrik.

"Oya Drik, Dah punya anak berapa lu sekarang? Lu nikah aja kaga ngundang ngundang gw"

" Anak gw dah dua Den, pertama cowok umur 7 tahun, dan nomer dua cewek umur 5 tahun, sorry gw ga ngundang lu Den, karena emang acara keluarga aja sih ga ada resepsi"

" Dapetin istri orang mana lu Drik? "
Tanyaku pada Hendrik, namun bukannya menjawab pertanyaanku, Hendrik malah balik bertanya padaku

" Lu masih kerja jadi sales mobil Den? '

" Oh udah lama berhenti Drik, setelah jadi sales, gw pindah ke dunia perbankan, ga jauh jauh dari jual beli mobil sih, terakhir gw kerja jadi sales head disebuah perusahaan finance atau perusahaan pembiayaan kredit kepemilikan mobil, tapi dah resign sejak 2017 lalu, sekarang gw wiraswasta Drik, merintis usaha kecil kecilan, oya lu belum jawab pertanyaan gw tadi Drik, istri lu orang mana? "

" Bentar bentar Den, gw pengen kencing, toilet sebelah mana ya? " Ucap Hendrik

"Itu Drik ujung lorong lalu belok kiri" Jawabku.

Hendrik lalu ijin untuk pergi ke toilet tanpa menjawab pertanyaan yang sama dariku untuk kedua kalinya. Aku merasakan ada sesuatu yang janggal, seolah Hendrik tak ingin aku mengetahui urusan rumah tangganya.

" Lu sering nongkrong disini Den? Tempatnya nyaman ya toiletnya juga bersih"

"Lumayan sering sih Drik, kalau gw lagi bosen dirumah ya nongkrong sambil ngopi disini" Jawabku.

Suasana mulai terasa hangat, kami bernostalgia menceritakan pengalaman kami ketika masih bersama-sama menjadi mahasiswa, membahas pengalaman pengalaman lucu dan berkesan, menceritakan segala kegilaan kami.
Empat puluh lima menit tak terasa berlalu dan hujan masih sama derasnya.
Aku kembali memesan segelas kopi, begitupun dengan Hendrik.
Satu pertanyaannku terhadap Hendrik mengubah suasana, dari yang sebelumnya hangat dan penuh canda seketika berubah menjadi haru dan sarat akan duka.

"Badan lu kok jadi rusak gini Drik, lu pernah sakit? Penampilan lu jauh berbeda dengan Hendrik yang gw kenal dulu, kenapa? "
Lalu Hendrik pun mulai bercerita.
___________________________________________________

POV HENDRIK WIJAYA

Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara, adikku bernama Hendra Wijaya terpaut dua tahun lebih muda dariku dan telah meninggal dunia dua belas tahun yang lalu karena penyakit yang dideritanya, adiku adalah seorang OHIDHA ( orang yang hidup dengan HIV AIDS) dia tertular penyakit mematikan tersebut dari lingkungan pergaulannya, adiku adalah seorang pemakai narkoba jenis putau, kebiasaan berbagi jarum suntik menyebabkan dia tertular, bukan hanya adikku yang meninggal, lima orang lainnya yang satu circle pergaulan dengan adikku juga bernasib sama, kehilangan nyawa.

Secara ekonomi sebetulnya orang tuaku adalah orang yang berkecukupan, ayahku memiliki toko material bahan bangunan, namun bangkrut pada tahun 2007, salah satu penyebab bangkrutnya usaha ayahku adalah karena Hendra adikku, beberapa kali Hendra berusrusan dengan polisi, berulangkali juga ayahku menebusnya, kemudian biaya rehabilitasi dan biaya berobat Hendra.
Ayahku meninggal pada September 2008 karena darah tinggi dan pecah pembuluh darah, tepat dua bulan setelah kematian Hendra.
Sepeninggalan ayahku, kondisi ekonomi keluarga kami hancur, ternyata ayahku meninggalkan hutang dengan nominal yang cukup besar, sehingga memaksa kami untuk menjual aset keluarga sampai habis tak tersisa.
Aku dan ibuku mengontrak sepetak rumah di kawasan padat penduduk.
Tahun 2009 aku hidup sebatang kara, ibuku tercinta meninggal dunia karena serangan jantung.

Aku bekerja sebagai seorang supervisor disebuah restoran fast food ternama, aku terlibat cinta lokasi dengan pramuniaga yang notabene adalah anak buahku sendiri, namanya Arum.
Oktober 2012 aku menikahi Arum, konsekuensi dari pernikahanku dengan Arum adalah salah satu diantara kami harus keluar kerja, karena peraturan perusahaan yang tidak memperbolehkan suami istri dalam satu perusahaan, akhirnya Arum memutuskan untuk resign dan memutuskan untuk fokus menjadi seorang ibu rumah tangga.
Arum adalah seorang wanita yang cantik, usianya terpaut 2 tahun lebih tua dariku, walaupun lebih tua dan dia sudah berstatus tidak perawan lagi, namun aku tidak mempermasalahkannya karena jujur aku sangat mencintainya.

Kehidupan rumah tangga kami berjalan dengan sangat harmonis, 23 Desember 2012 kami dikaruniai seorang anak laki-laki yang aku beri nama Alif, lalu pada tanggal 10 Maret 2015 kami dikaruniai lagi seorang anak perempuan kuberikan nama Karina.
Setelah kelahiran anak kedua, aku mulai merasakan keanehan pada diri Arum, tabiatnya berubah, jauh berubah dari Arum yang aku kenal dulu, dia menjadi sering menyendiri dan temperamental, bahkan tak jarang dia memukul Karin yang masih bayi, kami menjadi sering bertengkar, saat kami bertengkar, selalu saja Arum melempar barang yang ada didekatnya, entah itu handphone, gelas atau apapun yang ada didekatnya.
Aku heran akan "kegilaannya" Lalu akupun menceritakan kondisi Arum pada kedua orang tuanya, mereka menyarankanku untuk memanggil ustadz yang bisa meruqyah Arum, karena khawatir Arum terkena guna-guna atau mungkin saja Arum diganggu oleh mahluk halus.
Aku mengikuti saran dari mertuaku untuk mendatangkan ustadz yang bisa meruqyah Arum, tiga orang ustadz yang berbeda telah mencoba meruqyah Arum, namun hasilnya nihil, malah kegilaan Arum semakin menjadi, bahkan pernah sekali ia nyaris mati melakukan percobaan gantung diri.



Aku membawa Arum dengan paksa ke satu rumah sakit jiwa, oleh dokter, Arum divonis mengidap gangguan mental atau disebut dengan skizofrenia.
Membutuhkan rawat inap minimal 2 minggu sampai kondisi kejiwaannya stabil.
Dua minggu berlalu Arum diizinkan untuk pulang, dokter memberikan tiga jenis obat-obatan yang harus dikonsumsi setiap hari hingga jadwal checkup tiba di bulan berikutnya.
Setibanya dirumah, Arum kembali menjadi Arum yang aku kenal dulu, seorang istri dan ibu yang baik dan cantik.
Seminggu berlalu, tidak tampak gejala-gejala yang mencurigakan dari Arum. Hingga suatu malam, hasrat birahiku meninggi, sejak Arum melahirkan Karin tak sekalipun aku menggauli Arum, sekarang Karin telah berusia sepuluh bulan, berarti hampir satu tahun kebutuhan biologisku tidak terpenuhi.
Aku membuka kamar dengan harapan untuk bisa bercumbu dengan Arum, ya Tuhan.... Aku melihat Arum sedang berbicara sendiri, dan ketika Arum sadar akan kedatanganku, dia berteriak sejadi-jadinya hingga beberapa tetangga datang mengetuk rumahku.
Limabelas menit berlalu Arum tenang dengan sendirinya, meraih Karin yang tengah menangis dalam gendonganku membuatkan sebotol susu untuk Karin kemudian bernyanyi menenangkan Karin seolah tidak terjadi apa apa sebelumnya.

Pagi hari, sebelum berangkat kerja, aku berkunjung kerumah pemilik kontrakan untuk membayar sewa bulanan, ketika hendak membayar, sang pemilik kontrakan menolaknya.

"maaf nak Hendrik, rumah yang nak Hendrik sewa tidak akan saya kontrakan lagi, karena akan dipakai oleh anak saya"

"oalah Pak kenapa mendadak sekali kabarnya"

"iya, saya minta maaf ya nak, saya kasih waktu satu minggu untuk nak Hendrik mencari rumah kontrakan lain" Ucap Pak Sutarno pemilik rumah kontrakanku.


Aku yakin alasan Pak Sutarno adalah akal akalan saja untuk mengusirku secara halus, karena sejak kejadian Arum hmpir gantung diri, tetangga sekitar rumahku sudah mulai tidak memberikan respect kepadaku, bahkan kepada Alif anakku, dia dikucilkan oleh teman-temannya, para tetangga melarang anak-anaknya untuk bermain dengan anakku.

Aku disibukan dengan mencari kontrakan baru, hingga akhirnya aku tinggal disebuah rumah kontrakan didaerah jalan kopo, belum genap sebulan aku tinggal disana, aku diusir kembali oleh sang pemilik rumah, Arum sering mengamuk sehingga membuat resah para warga sekitar, aku memutuskan untuk tinggal sementara dirumah orangtua Arum, agar Arum dan anak anakku dapat terawasi ketika aku bekerja, rumah yang kecil, hanya ada satu kamar, ruang tamu dan kamar mandi yang bersebelahan dengan dapur.

Hari ketiga dirumah mertua, saat aku sedang bekerja, ayah Arum menelponku.

" Hallo Mas Hendrik, bisa pulang segera, Arum pergi sedari siang sampai sekarang belum pulang juga"

aku kemudian bergegas pulang, sedari perjalanan dikantor hingga kerumah aku selalu melihat setiap sudut jalanan, berharap menemukan Arum untuk kemudian kuajak pulang, tapi sampai tiba aku dirumah, tak juga aku temui Arum dan masih saja dia belum pulang kerumah.
empat hari lamanya aku mencari Arum kesana kemari, namun Arum tak jua kutemui, aku cemas, khawatir, bagaimana tidak, secara fisik Arum cantik dan menarik, aku khawatir Arum bertemu dengan orang jahat, diperkosa lalu setelah itu dibunuh, ya Tuhan selamatkanlah istrku dan ibu dari anak anakku.
malam hari kelima sejak Arum pergi, ada yang mengetuk pintu rumah, ternyata Arum pulang, badanya kusam, pakaiannya kotor dengan bau yang menyengat, aku langsung memeluk dia, sayanggggggg aku rindu.... Kukecup keningnya sambil berucap betapa aku cinta padanya, Arum hanya terdiam dengan tatapannya yang kosong.


Aku memandikan Arum, dia hanya terdiam sesekali tertawa dan menggerutu perkataan yang tidak aku mengerti maksudnya.
sambil memandikan aku berbicara padanya, sebuah ikrar, apapun kondisimu, aku tak akan pernah meninggalkanmu, aku cinta kamu, aku berharap kau menjadi Arum yang aku kenal dulu.


___________________________________________________
"Itulah sekelumit kisah hidupku Den, sorry gw jadi curhat, Arum sekarang masih menjalani perawatan di rumah sakit jiwa, setelah beberapa kali keluar masuk rumah sakit karena terkendala biaya" Ucap Hendrik

" Sorry Drik, gw jadi membuka kisah kelam dalam kehidupan lu, gw cuma bisa berdoa semoga lu selalu sehat dan sabar dalam menghadapi ujian ini, semoga semua cepat membaik, semoga istri lu menjadi baik baik saja seperti sedia kala ".

" Tengkyu Den, semoga bini gw bisa lekas sembuh dan segera keluar dari rumah sakit jiwa, dah capek gw Den, gw dikeluarin dari kerjaan gw karena sering ga masuk, makanya sekarang gw jadi ojol, dan yang pasti kasian dengan anak anak gw Den"
Ucap Hendrik sambil meneteskan air mata.

Aku kembali menghisap rokok kretekku, betapa berat beban hidupmu Drik, ucapku dalam hati, namun satu hal yang aku acungi jempol dari Hendrik, tanggung jawab dan kesetiaan.

Hujan mulai reda, Hendrik berpamitan untuk melanjutkan kerjanya mencari orderan, kami bertukar nomor telepon, kemudian Hendrik pergi berlalu menggunakan sepeda motornya.

Aku merefresh daftar kontak di aplikasi WhatsAppku, alangkah terkejutnya aku ketika melihat foto profil kontak whatsapp milik Hendrik, ternyata istrinya Hendrik adalah seorang wanita yang bernama SEKAR ARUM NDALU.
Seorang wanita yang pernah aku sebut dalam ceritaku.

___________________________________________________

Seharusnya cerita ini ada di scenes dalam cerbung milik ane, tapi karena harus tamat secara prematur, maka ane putuskan untuk dipublish disini.
Mungkin tidak inspiratif, tapi setidaknya kita dapat mengambil pelajaran dari seorang Hendrik, betapa tidak, perjalanan hidupnya penuh dengan masalah yang berat, tapi dia masih bisa survive, dan yang pasti kesetiaannya terhadap istrinya patut menjadi teladan bagi kita terutama untuk diriku sendiri, Hendrik mengajarkan aku tentang kesetiaan, betapa sucinya sebuah ikrar yang diucapkan ketika ijab qabul pernikahan. bayangkan dari bulan Maret 2015 hingga pertemuanku dengan Hendrik pada bulan Maret 2020, tak sekalipun Hendrik "bergaul" Dengan istrinya, kebutuhan biologisnya tidak terpenuhi, namun Hendrik tetap cinta dan setia pada istrinya.

Januari 2022 aku sempat berkomunikasi dengan Hendrik menanyakan kabar dan kondisi istrinya, ternyata Arum masih menjalani perawatan di rumah sakit jiwa.

Semoga ada secuil hikmah yang dapat kita peroleh dari tulisan ane.
Mohon maaf apabila tidak berkenan, karena sejujurnya ane bukanlah seorang penulis, hanya sekedar berpartisipasi menyemarakan event #GAHtH tanpa mencari reward apapun, hanya sekedar berbagi kisah yang aku alami.

Thanks to TS @volnut juga untuk para suhu yang menjadi juri di ajang lomba menulis Ini @rosie @superfly dan @XocoatlDag

Akhir kata, semoga kita semua selalu diberikan kesehatan, dilancarkan rizki dan segala urusannya.
Sekali lagi mohon maaf bila ada yang tidak berkenan.

Oiya big thanks for my sista @Sriii yg telah mengajakku untuk berpartisipasi dalam event ini.
 
Kepada Yth,
TS Om @volnut
dan para juri Om @XocoatlDag , Kak @rosie , Mas @superfly

#GAHtH

Dengan adanya cerita ini aku mengajak kawan-kawan HtH untuk masuk ke kenyataan hidupku di masa sekolah sampai menikah. Enjoy ☕

=====

KELUH KESAH KISAH KASIH

"Neng, neng, berhenti dulu! Ini uangnya buat bekel sekolah." ucap mama sambil mengejar aku yang berjalan semakin cepat tanpa menoleh ke belakang sambil menangis. Dilemparnyalah uang sepuluh ribu rupiah "candak tah artosna (ambil itu uangnya)". Akupun berhenti mengambil itu dan memberikan ke mama, "Udah ma, buat adik-adik dirumah pada makan aja." Setelah itu aku pamit cium tangan lalu bergegas naik angkutan kota. Berawal dari bangkrutnya Warung Makan orang tua dan ditipu orang untuk bekerja sama membuka counter HP aku sudah terbiasa tanpa bekal jajan saat jam istirahat, ada ongkos untuk pulang pergi sekolahpun sudah sangat bersyukur.

Lulus dari SMP Bandung aku pindah ke SMA Banten mengikuti papa yang pindah tugas kerja kesana. Rasanya agak lega membuka lembaran baru di kota baru dengan harapan bisa memperbaiki kondisi Elit alias ekonomi sulit. Kami membuka rental PS dirumah, menitipkan cemilan kue basah ke warung-warung komplek dan di kantin sekolahku. Senang semuanya berjalan lancar, dimudahkan semua urusan rumah.

Ketika dipertengahan semester kelas 10 papa harus pindah tugas lagi ke Jakarta, tapi saat itu aku sudah punya pacar tidak sanggup jika harus LDR atau putus, aku juga merasa sudah dewasa bisa mandiri tidak mau ikut pindah karena lelah harus adaptasi lagi dengan teman dan lingkungan baru. Khawatir meninggalkan aku sendiri, jadi hanya papa yang pindah. Kami berempat, aku, mama, dan adik-adikku tinggal bersama di Banten.

Semua terasa baik-baik saja, dua minggu sekali papa pulang ke rumah memberi mama uang untuk biaya sekolah dan kebutuhan sehari-hari semua cukup terpenuhi. Entah kurangnya apa ternyata tanpa sepengetahuan papa, mama terlilit hutang rentenir yg bunganya membengkak dan tidak sanggup untuk membayar. Setiap hari dirundung ketakutan untuk menghadapi para rentenir, menghindarinya kami pura-pura tidak ada di rumah, aku bersembunyi dibawah wastafel, dibawah kasur, diam dalam lemari, apapun itu sebisa mungkin tidak ketahuan. Aku sempat trauma dengan suara ketukan pintu, takut dengan ancaman para rentenir. Semua benda-benda berharga habis terjual, bayaran sekolah sering terlambat sampai saat sebelum ulangan harus antri mengambil kartu ulangan sementara, dan kami juga tutup usaha rental PSnya. Itu semua bahkan belum bisa melunasinya karena tutup lubang gali lubang. Miris ada salah satu rentenir minta menikahi aku jika ingin hutangnya lunas, tapi aku menolak, menangis sejadi-jadinya dan kabur pergi tanpa arah tujuan.

Karena terlilit hutang dan sudah tidak sanggup untuk membayar kontrakan, mama dan adik-adikku memutuskan pindah ke Jakarta dan aku tetap tinggal di Banten, aku menyadari jika ikut pindah ke Jakarta pasti akan memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Aku dititipkan di rumah paman yang kebetulan membuka warung kelontongan, jadi setelah pulang sekolah aku membantu berjualan sampai malam dengan bayaran tempat tinggal dan makanku. Beruntung punya pacar baik, aku tidak perlu mengeluarkan ongkos untuk sekolah, pulang pergi aku selalu dijemputnya. Orang tua pacar sudah setuju kami berpacaran sampai pernah meminta aku setelah lulus untuk menikah dengan anaknya dan melanjutkan usaha kayu milik mereka. Aku hanya merespon dengan tersenyum malu-malu "Ah, masih terlalu dini untuk memikirkan pernikahan. Fokusku sekarang hanya belajar dan bertahan hidup. Kalau berjodoh pasti kami akan bersatu", ucapku dalam hati. Memang saat pacaran aku berpikir semua akhir dari hubungan ini adalah menikah dengan dia.

Suatu ketika aku harus membeli buku LKS (Lembar Kerja Siswa), tapi aku tidak sanggup jika harus meminta ke orang tua, takut menjadi beban. Akhirnya aku memutuskan akan menjual HP Nokia seri 3230 untuk diganti dengan HP poliponik yang lebih murah agar lebihnya bisa dibelikan buku. Sebelumnya aku menghubungi pacarku, barangkali dia mencariku. Lewat pesan singkat "Aa, mf dd gk bs sms dl, hp mo dijual" (dulu biaya SMS masih dihitung perkarakter, jadi harus singkat supaya irit pulsa). Tidak lama Aa langsung menelpon.
Aa : Kenapa HP dd mau dijual? Terus nanti kalo Aa kangen pengen nelpon gimana?

Sebenarnya malu, tapi Aa harus tau apapun yang sebenarnya terjadi.
Dd : Buat beli buku LKS, A. HP ini mau dd ganti ke yang biasa, nanti kita tetep bisa kontekan. Harus jual ke pasar, jadi dd kabarin Aa dulu takut nyariin.

Aa : Udah atuh ngk usah dijual, nanti Aa minta uang ke mamah bilang buat beliin buku buat Dd. Ngk boleh nolak, pokoknya nanti sore Aa anterin uangnya ke warung.
Tut tut tutttt telpon putus.

Diterimalah uang dan salam dari mamah Aa, besoknya langsung aku belikan buku LKS. Tak lupa berterima kasih untuk kebaikan mamahnya.

Hubungan kami memang tak seperti orang lain berpacaran yang pergi menonton, makan malam, atau hanya sekedar jalan-jalan. Apalagi semenjak aku harus membantu berjualan kami jadi jarang bertemu, hanya disekolah atau saat diminta mamah Aa untuk mampir makan siang pulang sekolah. Ternyata lama kelamaan Aa tidak tahan juga, dia masih ingin bersenang-senang seperti orang pacaran sewajarnya. Kami sering bertengkar hingga harus mengakhiri kisah kasih di SMA, Aa jadi jarang masuk sekolah, main ke tempat billiard, gonta ganti pacar, dan ikut tawuran. Lalu Aa dipindahkan ke pondok pesantren oleh orang tuanya. Pastinya aku merasa bersalah, kehilangan, tapi mau apa dikata. Ternyata dia bukan takdirku.

Semenjak putus setiap Sabtu-Minggu pasti aku pergi ke Jakarta, supaya bisa move on melupakan sang mantan. Ketika aku sedang pulang, kakak pemilik kontrakan rumahku di Jakarta mau mengadakan hajatan sunatan, aku diminta menjadi pagar ayu. Malamnya aku membantu memotong sayuran untuk hidangan besok. Saat sedang mengiris kentang, datanglah lelaki dewasa sambil mendorong kopernya. Yang memasak riuh ramai menyambut kedatangan orang itu. "Wah bos udah pulang!!" sorak ibu-ibu dari dapur. Batinku sambil melihatnya "ih apasi ni om om dihebohin emak-emak kayak anak kecil." Dia juga menatapku kebingungan. Ternyata oh ternyata dia adalah salah satu anak dari pemilik kontrakan dan baru pulang tugas luar kota.
Selama menjadi pagar ayu ada seorang fotografer yang diam-diam mencuri pandang, dialah yang semalam baru datang. Dia duduk di kursi sampingku sambil menyodorkan es krim yang disajikan di meja prasmanan. Kami berkenalan dan berbincang seadanya. Aku tipe orang yang tidak banyak bicara, tapi lebih memerhatikan gerak gerik orang apalagi dengan orang yang baru bertemu, lain dengannya yang pandai mencairkan suasana. Aku memanggilnya Mas. Kesan pertama aku bisa menilai dia orang baik yang pintar, melihat dari mana caranya berbicara serta berinteraksi dengan keluarga dan teman-temannya yang hadir.

Semenjak pertemuan pertama, bertukar nomor HP aku dan Mas jadi lebih akrab. Hampir setahun kami jadi TTM (Teman tapi mesra) Mas sering mengunjungiku, dan pergi bermain. Seperti saat liburan akhir tahun, Mas mengajak aku dan adik-adikku ke pantai Anyer. Kami bersenang-senang. Aku merasa sudah cocok dan nyaman tapi Mas tidak pernah mengutarakan perasaannya. Butuh kejelasaan, akhirnya saat makan siang aku memberanikan diri untuk bertanya "Mas, sebenarnya hubungan kita ini apa?" Jawaban yang aku dapat kurang memuaskan "Jalani saja dulu" hmmm.

Keluarganya pun mengetahui hubungan kami, orang tuanya merestui dan sangat senang karena akhirnya si bontot lelaki satu-satunya mempunyai pacar juga. Sebab selama ini Mas belum pernah pacaran. Lain dengan kakaknya yang tidak senang dengan hubungan kami, karena aku bukan dari keluarga terpandang yang penuh catatan hutang. Aku tidak tahan sampai menyerah, memilih untuk mundur saja. Mas meyakinkanku dengan alasan yang penting dirinya dan orang tuanya menerima ku apa adanya bukan ada apanya. Baiklah aku coba. Semester akhir Mas datang ke rumah meminta ijin kepada orang tuaku untuk bertunangan denganku, bukan langsung menentukan kapan tanggal nikah tapi hanya mengikat bahwa kami saling memiliki. Selama masa kami berpacaran Mas banyak membantu dalam melunasi hutang dan keperluan hidup keluargaku.

Setelah lulus SMA aku pindah ke Jakarta. Papa pensiun kerja, gonjang ganjing mulai terasa lagi. Membayangkan lanjut kuliah saja aku tidak mampu karena sebagai anak pertama merasa harus membantu keluarga juga, sambil berusaha mencari kerja aku berpikir bagaimana supaya otak ini terus digunakan, takutnya jika terlalu lama menganggur nanti jadi malas. Akhirnya diambilah kursus, selang setengah tahun aku mendapatkan pekerjaan. Sudah keenakan bekerja tidak kepikiran lagi untuk kuliah. Malam mingguan Mas mengajak kencan, pergi menonton "MERRY RIANA : Mimpi Sejuta Dollar" di bioskop. Aku sangat menikmati peran Kak Chelsea Islan, beberapa kali dibuat kagum sampai menangis terharu. Jujur setelah menonton film itu jadi termotivasi, tergugah lagi hatiku "Oke fix harus lanjutin kuliah, walau tidak sesuai harapan minimal ilmunya bisa digunakan untuk mengajarkan anak-anak kelak." Aku putuskan mengambil kelas malam, jadi aku bisa tetap bekerja.

Suatu hari Mas ijin pergi mendaki gunung bersama teman-teman kantornya, aku mengijinkan. Muncul notif WA dari Mas mengirimkan foto dirinya dengan pemandangan yang penuh bunga Edelweiss (konon katanya bunga bentuk cinta dan keabadian) sambil memegang kertas HVS bertuliskan "CEPET LULUS, KITA NIKAH" Aduh meleleh hati ini, dengan kilat aku jawab "IYA :*"

Rencana setelah lulus buyar, karena sudah tidak tahan lagi membawa kasih ke pernikahan jadi dipercepat. Seiring berjalannya waktu kakak Mas mau menerimaku. Kini kami dikaruniai dua putri cantik. Kehidupan orang tua dan adik-adikku sudah lebih bahagia, walaupun kisah papa mama berpisah demi kebaikan bersama.​

Seberat apapun masalahmu bersabarlah,
Sesulit apapun ujianmu hadapilah.
Masalah dan ujian adalah teman terbaikmu, karena merekalah yang meningkatkan kualitasmu.
Bersyukur, bersabar, dan berprasangka baik.
Akan dipertemukan dengan yang terbaik.
TUHAN itu baik.



Hadapi dengan senyuman
Semua yang terjadi biar terjadi
Hadapi dengan tenang jiwa
Semua kan baik-baik saja

Bila ketetapan Tuhan
Sudah ditetapkan, tetaplah sudah
Tak ada yang bisa merubah
Dan takkan bisa berubah

Relakanlah saja ini
Bahwa semua yang terbaik
Terbaik untuk kita semua
Menyerahlah untuk menang


Sekian~
Terima kasih...
Beberapa segmen kisah kita hampir sama teteh @Sriii , aku bisa merasakan secara real apa yang teteh alami.
Memang kesedihan dan kepahitan pengalaman hidup seperti itu membentuk karakter dan mental yang teguh. Nalar dan insting untuk survival semakin terlatih sehingga kita bisa waspada dan antisipasi terhadap hal hal yang akan merusak dan merugikan. Bersyukur teteh memiliki pasangan hidup yang sangat baik dan rasa nya kesedihan masa lalu sudah terobati ya.... Semoga teteh Bahagia selalu selamanya. 😍
Dari kisah teteh, salah satu pelajaran yang aku Terima, adalah jangan sampai berurusan dengan rentenir, tengkulak, atau istilah zaman now pinjol dsbnya.
Mereka merayu rayu dengan janji surga tapi kenyataan nya yang diterima adalah Neraka, teror, intimidasi dsbnya.
Semoga teteh dan kita semua terselamatkan dari hal itu..
🤗🤗🤗
 
Ane rekomendasikan baca tulisannya sambil dengerin lagu ini ya...

___________________________________________________

SEKAR ARUM NDALU


Hari Minggu kali ini aku merasakan suasana kota Bandung serasa seperti suasana Bandung diawal tahun 90an, sedari pagi awan mendung menyelimuti langit kota Bandung, terasa teduh, lalu lintas pun terasa begitu lenggang, tak ada sedikitpun kemacetan, bukan tanpa alasan, hari ini Minggu 22 Maret 2020 tepat sepekan diberlakukannya PSBB ( pembatasan sosial bersekala besar) karena dampak dari pandemik covid19 yang melumpuhkan aktifitas masyarakat, bukan hanya di kota Bandung tapi juga berlaku keseluruhan serentak diseluruh Indonesia.
Perkantoran tutup, mall, tempat pariwisata, kampus, sekolah semua tutup, yang diperbolehkan buka hanyalah pertokoan yang menjual kebutuhan pokok sehari-hari, sedangkan untuk rumah makan hanya diberlakukan take away only.

Aku mampir ke sebuah kedai kopi langgananku, memesan kopi arabica Puntang dengan penyajian V60, sebenarnya kedai kopi ini pun tidak menerima dine in atau makan minum di tempat dan hanya memberlakukan take away only, tapi karena aku sudah menjadi langganan tetap dan sudah sangat dekat dengan pemiliknya, aku dipersilahkan untuk menikmati kopi dilokasi.
Kunyalakan sebatang rokok kretekku, kuhisap dalam dalam lalu menyeruput segelas kopi yang terasa sangat nikmat sekali.
Tak lama berselang petir menggelegar diiringi butiran air hujan yang jatuh membasahi tanah, pandanganku tertuju ke seberang jalan, nampak seorang pengendara ojek online sedang berteduh di sebuah ruko yang tutup, aku perhatikan dia, wajahnya sangat tidak asing bagiku, butiran air hujan yang deras membatasi pandanganku, aku sejenak keluar untuk dapat melihat dengan jelas orang itu, ternyata benar dugaanku, dia adalah teman kuliahku dulu, Hendrik Wijaya namanya, aku meminjam payung kemudian menghampiri Hendrik diseberang jalan, Hendrik kaget akan kedatanganku, kami bersalaman kemudian berpelukan, dua belas tahun lamanya kami tidak bertemu.
Aku ajak Hendrik untuk bersama-sama berteduh di kedai kopi, diapun menyetujuinya.
Hendrik memesan segelas kopi toraja dengan penyajian Vietnam dripp.

Pada saat kuliah dulu, Hendrik adalah sosok yang banyak disukai oleh mahasiswi dikampusku, bahkan sebagai seorang lelaki, akupun mengakui ketampanannya, ayahnya adalah seorang keturunan Tionghoa, sedangkan ibunya asli berdarah Sunda, dari darah campuran itulah terlahir seorang Hendrik Wijaya pria berwajah tampan, berkulit putih berpostur ideal dengan tinggi badan 170cm.
Namun kondisi Hendrik saat ini sangat berbeda jauh dengan Hendrik yang aku kenal pada saat masa kuliah dulu, badannya terlihat kurus kering, kulit wajahnyapun sudah nampak banyak kerutan, rambutnya sudah mulai menipis, terlihat sedikit botak dibagian tengah kepalanya karena kerontokan, penampilannya nampak sepuluh atau lima belas tahun lebih tua dari usianya saat ini yang baru berumur 36.
Sekilas aku dapat menyimpulkan, dia memiliki masalah atu beban hidup yang cukup berat.

"Lama kita ga bertemu Drik"
Ucapku mengawali obrolan

" Iya Den, terakhir kali kita ketemu di pernikahan Febby tahun 2008" Jawab Hendrik.

"Lagian lu sih Drik, tiap ada reuni atau ada acara bareng anak-anak kampus gapernah mau datang"
Ucapku yang hanya dijawab dengan senyum oleh Hendrik.

"Oya Drik, Dah punya anak berapa lu sekarang? Lu nikah aja kaga ngundang ngundang gw"

" Anak gw dah dua Den, pertama cowok umur 7 tahun, dan nomer dua cewek umur 5 tahun, sorry gw ga ngundang lu Den, karena emang acara keluarga aja sih ga ada resepsi"

" Dapetin istri orang mana lu Drik? "
Tanyaku pada Hendrik, namun bukannya menjawab pertanyaanku, Hendrik malah balik bertanya padaku

" Lu masih kerja jadi sales mobil Den? '

" Oh udah lama berhenti Drik, setelah jadi sales, gw pindah ke dunia perbankan, ga jauh jauh dari jual beli mobil sih, terakhir gw kerja jadi sales head disebuah perusahaan finance atau perusahaan pembiayaan kredit kepemilikan mobil, tapi dah resign sejak 2017 lalu, sekarang gw wiraswasta Drik, merintis usaha kecil kecilan, oya lu belum jawab pertanyaan gw tadi Drik, istri lu orang mana? "

" Bentar bentar Den, gw pengen kencing, toilet sebelah mana ya? " Ucap Hendrik

"Itu Drik ujung lorong lalu belok kiri" Jawabku.

Hendrik lalu ijin untuk pergi ke toilet tanpa menjawab pertanyaan yang sama dariku untuk kedua kalinya. Aku merasakan ada sesuatu yang janggal, seolah Hendrik tak ingin aku mengetahui urusan rumah tangganya.

" Lu sering nongkrong disini Den? Tempatnya nyaman ya toiletnya juga bersih"

"Lumayan sering sih Drik, kalau gw lagi bosen dirumah ya nongkrong sambil ngopi disini" Jawabku.

Suasana mulai terasa hangat, kami bernostalgia menceritakan pengalaman kami ketika masih bersama-sama menjadi mahasiswa, membahas pengalaman pengalaman lucu dan berkesan, menceritakan segala kegilaan kami.
Empat puluh lima menit tak terasa berlalu dan hujan masih sama derasnya.
Aku kembali memesan segelas kopi, begitupun dengan Hendrik.
Satu pertanyaannku terhadap Hendrik mengubah suasana, dari yang sebelumnya hangat dan penuh canda seketika berubah menjadi haru dan sarat akan duka.

"Badan lu kok jadi rusak gini Drik, lu pernah sakit? Penampilan lu jauh berbeda dengan Hendrik yang gw kenal dulu, kenapa? "
Lalu Hendrik pun mulai bercerita.
___________________________________________________

POV HENDRIK WIJAYA

Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara, adikku bernama Hendra Wijaya terpaut dua tahun lebih muda dariku dan telah meninggal dunia dua belas tahun yang lalu karena penyakit yang dideritanya, adiku adalah seorang OHIDHA ( orang yang hidup dengan HIV AIDS) dia tertular penyakit mematikan tersebut dari lingkungan pergaulannya, adiku adalah seorang pemakai narkoba jenis putau, kebiasaan berbagi jarum suntik menyebabkan dia tertular, bukan hanya adikku yang meninggal, lima orang lainnya yang satu circle pergaulan dengan adikku juga bernasib sama, kehilangan nyawa.

Secara ekonomi sebetulnya orang tuaku adalah orang yang berkecukupan, ayahku memiliki toko material bahan bangunan, namun bangkrut pada tahun 2007, salah satu penyebab bangkrutnya usaha ayahku adalah karena Hendra adikku, beberapa kali Hendra berusrusan dengan polisi, berulangkali juga ayahku menebusnya, kemudian biaya rehabilitasi dan biaya berobat Hendra.
Ayahku meninggal pada September 2008 karena darah tinggi dan pecah pembuluh darah, tepat dua bulan setelah kematian Hendra.
Sepeninggalan ayahku, kondisi ekonomi keluarga kami hancur, ternyata ayahku meninggalkan hutang dengan nominal yang cukup besar, sehingga memaksa kami untuk menjual aset keluarga sampai habis tak tersisa.
Aku dan ibuku mengontrak sepetak rumah di kawasan padat penduduk.
Tahun 2009 aku hidup sebatang kara, ibuku tercinta meninggal dunia karena serangan jantung.

Aku bekerja sebagai seorang supervisor disebuah restoran fast food ternama, aku terlibat cinta lokasi dengan pramuniaga yang notabene adalah anak buahku sendiri, namanya Arum.
Oktober 2012 aku menikahi Arum, konsekuensi dari pernikahanku dengan Arum adalah salah satu diantara kami harus keluar kerja, karena peraturan perusahaan yang tidak memperbolehkan suami istri dalam satu perusahaan, akhirnya Arum memutuskan untuk resign dan memutuskan untuk fokus menjadi seorang ibu rumah tangga.
Arum adalah seorang wanita yang cantik, usianya terpaut 2 tahun lebih tua dariku, walaupun lebih tua dan dia sudah berstatus tidak perawan lagi, namun aku tidak mempermasalahkannya karena jujur aku sangat mencintainya.

Kehidupan rumah tangga kami berjalan dengan sangat harmonis, 23 Desember 2012 kami dikaruniai seorang anak laki-laki yang aku beri nama Alif, lalu pada tanggal 10 Maret 2015 kami dikaruniai lagi seorang anak perempuan kuberikan nama Karina.
Setelah kelahiran anak kedua, aku mulai merasakan keanehan pada diri Arum, tabiatnya berubah, jauh berubah dari Arum yang aku kenal dulu, dia menjadi sering menyendiri dan temperamental, bahkan tak jarang dia memukul Karin yang masih bayi, kami menjadi sering bertengkar, saat kami bertengkar, selalu saja Arum melempar barang yang ada didekatnya, entah itu handphone, gelas atau apapun yang ada didekatnya.
Aku heran akan "kegilaannya" Lalu akupun menceritakan kondisi Arum pada kedua orang tuanya, mereka menyarankanku untuk memanggil ustadz yang bisa meruqyah Arum, karena khawatir Arum terkena guna-guna atau mungkin saja Arum diganggu oleh mahluk halus.
Aku mengikuti saran dari mertuaku untuk mendatangkan ustadz yang bisa meruqyah Arum, tiga orang ustadz yang berbeda telah mencoba meruqyah Arum, namun hasilnya nihil, malah kegilaan Arum semakin menjadi, bahkan pernah sekali ia nyaris mati melakukan percobaan gantung diri.



Aku membawa Arum dengan paksa ke satu rumah sakit jiwa, oleh dokter, Arum divonis mengidap gangguan mental atau disebut dengan skizofrenia.
Membutuhkan rawat inap minimal 2 minggu sampai kondisi kejiwaannya stabil.
Dua minggu berlalu Arum diizinkan untuk pulang, dokter memberikan tiga jenis obat-obatan yang harus dikonsumsi setiap hari hingga jadwal checkup tiba di bulan berikutnya.
Setibanya dirumah, Arum kembali menjadi Arum yang aku kenal dulu, seorang istri dan ibu yang baik dan cantik.
Seminggu berlalu, tidak tampak gejala-gejala yang mencurigakan dari Arum. Hingga suatu malam, hasrat birahiku meninggi, sejak Arum melahirkan Karin tak sekalipun aku menggauli Arum, sekarang Karin telah berusia sepuluh bulan, berarti hampir satu tahun kebutuhan biologisku tidak terpenuhi.
Aku membuka kamar dengan harapan untuk bisa bercumbu dengan Arum, ya Tuhan.... Aku melihat Arum sedang berbicara sendiri, dan ketika Arum sadar akan kedatanganku, dia berteriak sejadi-jadinya hingga beberapa tetangga datang mengetuk rumahku.
Limabelas menit berlalu Arum tenang dengan sendirinya, meraih Karin yang tengah menangis dalam gendonganku membuatkan sebotol susu untuk Karin kemudian bernyanyi menenangkan Karin seolah tidak terjadi apa apa sebelumnya.

Pagi hari, sebelum berangkat kerja, aku berkunjung kerumah pemilik kontrakan untuk membayar sewa bulanan, ketika hendak membayar, sang pemilik kontrakan menolaknya.

"maaf nak Hendrik, rumah yang nak Hendrik sewa tidak akan saya kontrakan lagi, karena akan dipakai oleh anak saya"

"oalah Pak kenapa mendadak sekali kabarnya"

"iya, saya minta maaf ya nak, saya kasih waktu satu minggu untuk nak Hendrik mencari rumah kontrakan lain" Ucap Pak Sutarno pemilik rumah kontrakanku.


Aku yakin alasan Pak Sutarno adalah akal akalan saja untuk mengusirku secara halus, karena sejak kejadian Arum hmpir gantung diri, tetangga sekitar rumahku sudah mulai tidak memberikan respect kepadaku, bahkan kepada Alif anakku, dia dikucilkan oleh teman-temannya, para tetangga melarang anak-anaknya untuk bermain dengan anakku.

Aku disibukan dengan mencari kontrakan baru, hingga akhirnya aku tinggal disebuah rumah kontrakan didaerah jalan kopo, belum genap sebulan aku tinggal disana, aku diusir kembali oleh sang pemilik rumah, Arum sering mengamuk sehingga membuat resah para warga sekitar, aku memutuskan untuk tinggal sementara dirumah orangtua Arum, agar Arum dan anak anakku dapat terawasi ketika aku bekerja, rumah yang kecil, hanya ada satu kamar, ruang tamu dan kamar mandi yang bersebelahan dengan dapur.

Hari ketiga dirumah mertua, saat aku sedang bekerja, ayah Arum menelponku.

" Hallo Mas Hendrik, bisa pulang segera, Arum pergi sedari siang sampai sekarang belum pulang juga"

aku kemudian bergegas pulang, sedari perjalanan dikantor hingga kerumah aku selalu melihat setiap sudut jalanan, berharap menemukan Arum untuk kemudian kuajak pulang, tapi sampai tiba aku dirumah, tak juga aku temui Arum dan masih saja dia belum pulang kerumah.
empat hari lamanya aku mencari Arum kesana kemari, namun Arum tak jua kutemui, aku cemas, khawatir, bagaimana tidak, secara fisik Arum cantik dan menarik, aku khawatir Arum bertemu dengan orang jahat, diperkosa lalu setelah itu dibunuh, ya Tuhan selamatkanlah istrku dan ibu dari anak anakku.
malam hari kelima sejak Arum pergi, ada yang mengetuk pintu rumah, ternyata Arum pulang, badanya kusam, pakaiannya kotor dengan bau yang menyengat, aku langsung memeluk dia, sayanggggggg aku rindu.... Kukecup keningnya sambil berucap betapa aku cinta padanya, Arum hanya terdiam dengan tatapannya yang kosong.


Aku memandikan Arum, dia hanya terdiam sesekali tertawa dan menggerutu perkataan yang tidak aku mengerti maksudnya.
sambil memandikan aku berbicara padanya, sebuah ikrar, apapun kondisimu, aku tak akan pernah meninggalkanmu, aku cinta kamu, aku berharap kau menjadi Arum yang aku kenal dulu.


___________________________________________________
"Itulah sekelumit kisah hidupku Den, sorry gw jadi curhat, Arum sekarang masih menjalani perawatan di rumah sakit jiwa, setelah beberapa kali keluar masuk rumah sakit karena terkendala biaya" Ucap Hendrik

" Sorry Drik, gw jadi membuka kisah kelam dalam kehidupan lu, gw cuma bisa berdoa semoga lu selalu sehat dan sabar dalam menghadapi ujian ini, semoga semua cepat membaik, semoga istri lu menjadi baik baik saja seperti sedia kala ".

" Tengkyu Den, semoga bini gw bisa lekas sembuh dan segera keluar dari rumah sakit jiwa, dah capek gw Den, gw dikeluarin dari kerjaan gw karena sering ga masuk, makanya sekarang gw jadi ojol, dan yang pasti kasian dengan anak anak gw Den"
Ucap Hendrik sambil meneteskan air mata.

Aku kembali menghisap rokok kretekku, betapa berat beban hidupmu Drik, ucapku dalam hati, namun satu hal yang aku acungi jempol dari Hendrik, tanggung jawab dan kesetiaan.

Hujan mulai reda, Hendrik berpamitan untuk melanjutkan kerjanya mencari orderan, kami bertukar nomor telepon, kemudian Hendrik pergi berlalu menggunakan sepeda motornya.

Aku merefresh daftar kontak di aplikasi WhatsAppku, alangkah terkejutnya aku ketika melihat foto profil kontak whatsapp milik Hendrik, ternyata istrinya Hendrik adalah seorang wanita yang bernama SEKAR ARUM NDALU.
Seorang wanita yang pernah aku sebut dalam ceritaku.

___________________________________________________

Seharusnya cerita ini ada di scenes dalam cerbung milik ane, tapi karena harus tamat secara prematur, maka ane putuskan untuk dipublish disini.
Mungkin tidak inspiratif, tapi setidaknya kita dapat mengambil pelajaran dari seorang Hendrik, betapa tidak, perjalanan hidupnya penuh dengan masalah yang berat, tapi dia masih bisa survive, dan yang pasti kesetiaannya terhadap istrinya patut menjadi teladan bagi kita terutama untuk diriku sendiri, Hendrik mengajarkan aku tentang kesetiaan, betapa sucinya sebuah ikrar yang diucapkan ketika ijab qabul pernikahan. bayangkan dari bulan Maret 2015 hingga pertemuanku dengan Hendrik pada bulan Maret 2020, tak sekalipun Hendrik "bergaul" Dengan istrinya, kebutuhan biologisnya tidak terpenuhi, namun Hendrik tetap cinta dan setia pada istrinya.

Januari 2022 aku sempat berkomunikasi dengan Hendrik menanyakan kabar dan kondisi istrinya, ternyata Arum masih menjalani perawatan di rumah sakit jiwa.

Semoga ada secuil hikmah yang dapat kita peroleh dari tulisan ane.
Mohon maaf apabila tidak berkenan, karena sejujurnya ane bukanlah seorang penulis, hanya sekedar berpartisipasi menyemarakan event #GAHtH tanpa mencari reward apapun, hanya sekedar berbagi kisah yang aku alami.

Thanks to TS @volnut juga untuk para suhu yang menjadi juri di ajang lomba menulis Ini @rosie @superfly dan @XocoatlDag

Akhir kata, semoga kita semua selalu diberikan kesehatan, dilancarkan rizki dan segala urusannya.
Sekali lagi mohon maaf bila ada yang tidak berkenan.

Oiya big thanks for my sista @Sriii yg telah mengajakku untuk berpartisipasi dalam event ini.
Keren ini om…
 
Ane rekomendasikan baca tulisannya sambil dengerin lagu ini ya...

___________________________________________________

SEKAR ARUM NDALU


Hari Minggu kali ini aku merasakan suasana kota Bandung serasa seperti suasana Bandung diawal tahun 90an, sedari pagi awan mendung menyelimuti langit kota Bandung, terasa teduh, lalu lintas pun terasa begitu lenggang, tak ada sedikitpun kemacetan, bukan tanpa alasan, hari ini Minggu 22 Maret 2020 tepat sepekan diberlakukannya PSBB ( pembatasan sosial bersekala besar) karena dampak dari pandemik covid19 yang melumpuhkan aktifitas masyarakat, bukan hanya di kota Bandung tapi juga berlaku keseluruhan serentak diseluruh Indonesia.
Perkantoran tutup, mall, tempat pariwisata, kampus, sekolah semua tutup, yang diperbolehkan buka hanyalah pertokoan yang menjual kebutuhan pokok sehari-hari, sedangkan untuk rumah makan hanya diberlakukan take away only.

Aku mampir ke sebuah kedai kopi langgananku, memesan kopi arabica Puntang dengan penyajian V60, sebenarnya kedai kopi ini pun tidak menerima dine in atau makan minum di tempat dan hanya memberlakukan take away only, tapi karena aku sudah menjadi langganan tetap dan sudah sangat dekat dengan pemiliknya, aku dipersilahkan untuk menikmati kopi dilokasi.
Kunyalakan sebatang rokok kretekku, kuhisap dalam dalam lalu menyeruput segelas kopi yang terasa sangat nikmat sekali.
Tak lama berselang petir menggelegar diiringi butiran air hujan yang jatuh membasahi tanah, pandanganku tertuju ke seberang jalan, nampak seorang pengendara ojek online sedang berteduh di sebuah ruko yang tutup, aku perhatikan dia, wajahnya sangat tidak asing bagiku, butiran air hujan yang deras membatasi pandanganku, aku sejenak keluar untuk dapat melihat dengan jelas orang itu, ternyata benar dugaanku, dia adalah teman kuliahku dulu, Hendrik Wijaya namanya, aku meminjam payung kemudian menghampiri Hendrik diseberang jalan, Hendrik kaget akan kedatanganku, kami bersalaman kemudian berpelukan, dua belas tahun lamanya kami tidak bertemu.
Aku ajak Hendrik untuk bersama-sama berteduh di kedai kopi, diapun menyetujuinya.
Hendrik memesan segelas kopi toraja dengan penyajian Vietnam dripp.

Pada saat kuliah dulu, Hendrik adalah sosok yang banyak disukai oleh mahasiswi dikampusku, bahkan sebagai seorang lelaki, akupun mengakui ketampanannya, ayahnya adalah seorang keturunan Tionghoa, sedangkan ibunya asli berdarah Sunda, dari darah campuran itulah terlahir seorang Hendrik Wijaya pria berwajah tampan, berkulit putih berpostur ideal dengan tinggi badan 170cm.
Namun kondisi Hendrik saat ini sangat berbeda jauh dengan Hendrik yang aku kenal pada saat masa kuliah dulu, badannya terlihat kurus kering, kulit wajahnyapun sudah nampak banyak kerutan, rambutnya sudah mulai menipis, terlihat sedikit botak dibagian tengah kepalanya karena kerontokan, penampilannya nampak sepuluh atau lima belas tahun lebih tua dari usianya saat ini yang baru berumur 36.
Sekilas aku dapat menyimpulkan, dia memiliki masalah atu beban hidup yang cukup berat.

"Lama kita ga bertemu Drik"
Ucapku mengawali obrolan

" Iya Den, terakhir kali kita ketemu di pernikahan Febby tahun 2008" Jawab Hendrik.

"Lagian lu sih Drik, tiap ada reuni atau ada acara bareng anak-anak kampus gapernah mau datang"
Ucapku yang hanya dijawab dengan senyum oleh Hendrik.

"Oya Drik, Dah punya anak berapa lu sekarang? Lu nikah aja kaga ngundang ngundang gw"

" Anak gw dah dua Den, pertama cowok umur 7 tahun, dan nomer dua cewek umur 5 tahun, sorry gw ga ngundang lu Den, karena emang acara keluarga aja sih ga ada resepsi"

" Dapetin istri orang mana lu Drik? "
Tanyaku pada Hendrik, namun bukannya menjawab pertanyaanku, Hendrik malah balik bertanya padaku

" Lu masih kerja jadi sales mobil Den? '

" Oh udah lama berhenti Drik, setelah jadi sales, gw pindah ke dunia perbankan, ga jauh jauh dari jual beli mobil sih, terakhir gw kerja jadi sales head disebuah perusahaan finance atau perusahaan pembiayaan kredit kepemilikan mobil, tapi dah resign sejak 2017 lalu, sekarang gw wiraswasta Drik, merintis usaha kecil kecilan, oya lu belum jawab pertanyaan gw tadi Drik, istri lu orang mana? "

" Bentar bentar Den, gw pengen kencing, toilet sebelah mana ya? " Ucap Hendrik

"Itu Drik ujung lorong lalu belok kiri" Jawabku.

Hendrik lalu ijin untuk pergi ke toilet tanpa menjawab pertanyaan yang sama dariku untuk kedua kalinya. Aku merasakan ada sesuatu yang janggal, seolah Hendrik tak ingin aku mengetahui urusan rumah tangganya.

" Lu sering nongkrong disini Den? Tempatnya nyaman ya toiletnya juga bersih"

"Lumayan sering sih Drik, kalau gw lagi bosen dirumah ya nongkrong sambil ngopi disini" Jawabku.

Suasana mulai terasa hangat, kami bernostalgia menceritakan pengalaman kami ketika masih bersama-sama menjadi mahasiswa, membahas pengalaman pengalaman lucu dan berkesan, menceritakan segala kegilaan kami.
Empat puluh lima menit tak terasa berlalu dan hujan masih sama derasnya.
Aku kembali memesan segelas kopi, begitupun dengan Hendrik.
Satu pertanyaannku terhadap Hendrik mengubah suasana, dari yang sebelumnya hangat dan penuh canda seketika berubah menjadi haru dan sarat akan duka.

"Badan lu kok jadi rusak gini Drik, lu pernah sakit? Penampilan lu jauh berbeda dengan Hendrik yang gw kenal dulu, kenapa? "
Lalu Hendrik pun mulai bercerita.
___________________________________________________

POV HENDRIK WIJAYA

Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara, adikku bernama Hendra Wijaya terpaut dua tahun lebih muda dariku dan telah meninggal dunia dua belas tahun yang lalu karena penyakit yang dideritanya, adiku adalah seorang OHIDHA ( orang yang hidup dengan HIV AIDS) dia tertular penyakit mematikan tersebut dari lingkungan pergaulannya, adiku adalah seorang pemakai narkoba jenis putau, kebiasaan berbagi jarum suntik menyebabkan dia tertular, bukan hanya adikku yang meninggal, lima orang lainnya yang satu circle pergaulan dengan adikku juga bernasib sama, kehilangan nyawa.

Secara ekonomi sebetulnya orang tuaku adalah orang yang berkecukupan, ayahku memiliki toko material bahan bangunan, namun bangkrut pada tahun 2007, salah satu penyebab bangkrutnya usaha ayahku adalah karena Hendra adikku, beberapa kali Hendra berusrusan dengan polisi, berulangkali juga ayahku menebusnya, kemudian biaya rehabilitasi dan biaya berobat Hendra.
Ayahku meninggal pada September 2008 karena darah tinggi dan pecah pembuluh darah, tepat dua bulan setelah kematian Hendra.
Sepeninggalan ayahku, kondisi ekonomi keluarga kami hancur, ternyata ayahku meninggalkan hutang dengan nominal yang cukup besar, sehingga memaksa kami untuk menjual aset keluarga sampai habis tak tersisa.
Aku dan ibuku mengontrak sepetak rumah di kawasan padat penduduk.
Tahun 2009 aku hidup sebatang kara, ibuku tercinta meninggal dunia karena serangan jantung.

Aku bekerja sebagai seorang supervisor disebuah restoran fast food ternama, aku terlibat cinta lokasi dengan pramuniaga yang notabene adalah anak buahku sendiri, namanya Arum.
Oktober 2012 aku menikahi Arum, konsekuensi dari pernikahanku dengan Arum adalah salah satu diantara kami harus keluar kerja, karena peraturan perusahaan yang tidak memperbolehkan suami istri dalam satu perusahaan, akhirnya Arum memutuskan untuk resign dan memutuskan untuk fokus menjadi seorang ibu rumah tangga.
Arum adalah seorang wanita yang cantik, usianya terpaut 2 tahun lebih tua dariku, walaupun lebih tua dan dia sudah berstatus tidak perawan lagi, namun aku tidak mempermasalahkannya karena jujur aku sangat mencintainya.

Kehidupan rumah tangga kami berjalan dengan sangat harmonis, 23 Desember 2012 kami dikaruniai seorang anak laki-laki yang aku beri nama Alif, lalu pada tanggal 10 Maret 2015 kami dikaruniai lagi seorang anak perempuan kuberikan nama Karina.
Setelah kelahiran anak kedua, aku mulai merasakan keanehan pada diri Arum, tabiatnya berubah, jauh berubah dari Arum yang aku kenal dulu, dia menjadi sering menyendiri dan temperamental, bahkan tak jarang dia memukul Karin yang masih bayi, kami menjadi sering bertengkar, saat kami bertengkar, selalu saja Arum melempar barang yang ada didekatnya, entah itu handphone, gelas atau apapun yang ada didekatnya.
Aku heran akan "kegilaannya" Lalu akupun menceritakan kondisi Arum pada kedua orang tuanya, mereka menyarankanku untuk memanggil ustadz yang bisa meruqyah Arum, karena khawatir Arum terkena guna-guna atau mungkin saja Arum diganggu oleh mahluk halus.
Aku mengikuti saran dari mertuaku untuk mendatangkan ustadz yang bisa meruqyah Arum, tiga orang ustadz yang berbeda telah mencoba meruqyah Arum, namun hasilnya nihil, malah kegilaan Arum semakin menjadi, bahkan pernah sekali ia nyaris mati melakukan percobaan gantung diri.



Aku membawa Arum dengan paksa ke satu rumah sakit jiwa, oleh dokter, Arum divonis mengidap gangguan mental atau disebut dengan skizofrenia.
Membutuhkan rawat inap minimal 2 minggu sampai kondisi kejiwaannya stabil.
Dua minggu berlalu Arum diizinkan untuk pulang, dokter memberikan tiga jenis obat-obatan yang harus dikonsumsi setiap hari hingga jadwal checkup tiba di bulan berikutnya.
Setibanya dirumah, Arum kembali menjadi Arum yang aku kenal dulu, seorang istri dan ibu yang baik dan cantik.
Seminggu berlalu, tidak tampak gejala-gejala yang mencurigakan dari Arum. Hingga suatu malam, hasrat birahiku meninggi, sejak Arum melahirkan Karin tak sekalipun aku menggauli Arum, sekarang Karin telah berusia sepuluh bulan, berarti hampir satu tahun kebutuhan biologisku tidak terpenuhi.
Aku membuka kamar dengan harapan untuk bisa bercumbu dengan Arum, ya Tuhan.... Aku melihat Arum sedang berbicara sendiri, dan ketika Arum sadar akan kedatanganku, dia berteriak sejadi-jadinya hingga beberapa tetangga datang mengetuk rumahku.
Limabelas menit berlalu Arum tenang dengan sendirinya, meraih Karin yang tengah menangis dalam gendonganku membuatkan sebotol susu untuk Karin kemudian bernyanyi menenangkan Karin seolah tidak terjadi apa apa sebelumnya.

Pagi hari, sebelum berangkat kerja, aku berkunjung kerumah pemilik kontrakan untuk membayar sewa bulanan, ketika hendak membayar, sang pemilik kontrakan menolaknya.

"maaf nak Hendrik, rumah yang nak Hendrik sewa tidak akan saya kontrakan lagi, karena akan dipakai oleh anak saya"

"oalah Pak kenapa mendadak sekali kabarnya"

"iya, saya minta maaf ya nak, saya kasih waktu satu minggu untuk nak Hendrik mencari rumah kontrakan lain" Ucap Pak Sutarno pemilik rumah kontrakanku.


Aku yakin alasan Pak Sutarno adalah akal akalan saja untuk mengusirku secara halus, karena sejak kejadian Arum hmpir gantung diri, tetangga sekitar rumahku sudah mulai tidak memberikan respect kepadaku, bahkan kepada Alif anakku, dia dikucilkan oleh teman-temannya, para tetangga melarang anak-anaknya untuk bermain dengan anakku.

Aku disibukan dengan mencari kontrakan baru, hingga akhirnya aku tinggal disebuah rumah kontrakan didaerah jalan kopo, belum genap sebulan aku tinggal disana, aku diusir kembali oleh sang pemilik rumah, Arum sering mengamuk sehingga membuat resah para warga sekitar, aku memutuskan untuk tinggal sementara dirumah orangtua Arum, agar Arum dan anak anakku dapat terawasi ketika aku bekerja, rumah yang kecil, hanya ada satu kamar, ruang tamu dan kamar mandi yang bersebelahan dengan dapur.

Hari ketiga dirumah mertua, saat aku sedang bekerja, ayah Arum menelponku.

" Hallo Mas Hendrik, bisa pulang segera, Arum pergi sedari siang sampai sekarang belum pulang juga"

aku kemudian bergegas pulang, sedari perjalanan dikantor hingga kerumah aku selalu melihat setiap sudut jalanan, berharap menemukan Arum untuk kemudian kuajak pulang, tapi sampai tiba aku dirumah, tak juga aku temui Arum dan masih saja dia belum pulang kerumah.
empat hari lamanya aku mencari Arum kesana kemari, namun Arum tak jua kutemui, aku cemas, khawatir, bagaimana tidak, secara fisik Arum cantik dan menarik, aku khawatir Arum bertemu dengan orang jahat, diperkosa lalu setelah itu dibunuh, ya Tuhan selamatkanlah istrku dan ibu dari anak anakku.
malam hari kelima sejak Arum pergi, ada yang mengetuk pintu rumah, ternyata Arum pulang, badanya kusam, pakaiannya kotor dengan bau yang menyengat, aku langsung memeluk dia, sayanggggggg aku rindu.... Kukecup keningnya sambil berucap betapa aku cinta padanya, Arum hanya terdiam dengan tatapannya yang kosong.


Aku memandikan Arum, dia hanya terdiam sesekali tertawa dan menggerutu perkataan yang tidak aku mengerti maksudnya.
sambil memandikan aku berbicara padanya, sebuah ikrar, apapun kondisimu, aku tak akan pernah meninggalkanmu, aku cinta kamu, aku berharap kau menjadi Arum yang aku kenal dulu.


___________________________________________________
"Itulah sekelumit kisah hidupku Den, sorry gw jadi curhat, Arum sekarang masih menjalani perawatan di rumah sakit jiwa, setelah beberapa kali keluar masuk rumah sakit karena terkendala biaya" Ucap Hendrik

" Sorry Drik, gw jadi membuka kisah kelam dalam kehidupan lu, gw cuma bisa berdoa semoga lu selalu sehat dan sabar dalam menghadapi ujian ini, semoga semua cepat membaik, semoga istri lu menjadi baik baik saja seperti sedia kala ".

" Tengkyu Den, semoga bini gw bisa lekas sembuh dan segera keluar dari rumah sakit jiwa, dah capek gw Den, gw dikeluarin dari kerjaan gw karena sering ga masuk, makanya sekarang gw jadi ojol, dan yang pasti kasian dengan anak anak gw Den"
Ucap Hendrik sambil meneteskan air mata.

Aku kembali menghisap rokok kretekku, betapa berat beban hidupmu Drik, ucapku dalam hati, namun satu hal yang aku acungi jempol dari Hendrik, tanggung jawab dan kesetiaan.

Hujan mulai reda, Hendrik berpamitan untuk melanjutkan kerjanya mencari orderan, kami bertukar nomor telepon, kemudian Hendrik pergi berlalu menggunakan sepeda motornya.

Aku merefresh daftar kontak di aplikasi WhatsAppku, alangkah terkejutnya aku ketika melihat foto profil kontak whatsapp milik Hendrik, ternyata istrinya Hendrik adalah seorang wanita yang bernama SEKAR ARUM NDALU.
Seorang wanita yang pernah aku sebut dalam ceritaku.

___________________________________________________

Seharusnya cerita ini ada di scenes dalam cerbung milik ane, tapi karena harus tamat secara prematur, maka ane putuskan untuk dipublish disini.
Mungkin tidak inspiratif, tapi setidaknya kita dapat mengambil pelajaran dari seorang Hendrik, betapa tidak, perjalanan hidupnya penuh dengan masalah yang berat, tapi dia masih bisa survive, dan yang pasti kesetiaannya terhadap istrinya patut menjadi teladan bagi kita terutama untuk diriku sendiri, Hendrik mengajarkan aku tentang kesetiaan, betapa sucinya sebuah ikrar yang diucapkan ketika ijab qabul pernikahan. bayangkan dari bulan Maret 2015 hingga pertemuanku dengan Hendrik pada bulan Maret 2020, tak sekalipun Hendrik "bergaul" Dengan istrinya, kebutuhan biologisnya tidak terpenuhi, namun Hendrik tetap cinta dan setia pada istrinya.

Januari 2022 aku sempat berkomunikasi dengan Hendrik menanyakan kabar dan kondisi istrinya, ternyata Arum masih menjalani perawatan di rumah sakit jiwa.

Semoga ada secuil hikmah yang dapat kita peroleh dari tulisan ane.
Mohon maaf apabila tidak berkenan, karena sejujurnya ane bukanlah seorang penulis, hanya sekedar berpartisipasi menyemarakan event #GAHtH tanpa mencari reward apapun, hanya sekedar berbagi kisah yang aku alami.

Thanks to TS @volnut juga untuk para suhu yang menjadi juri di ajang lomba menulis Ini @rosie @superfly dan @XocoatlDag

Akhir kata, semoga kita semua selalu diberikan kesehatan, dilancarkan rizki dan segala urusannya.
Sekali lagi mohon maaf bila ada yang tidak berkenan.

Oiya big thanks for my sista @Sriii yg telah mengajakku untuk berpartisipasi dalam event ini.
👏👏👏👏👏 daebakk....
As always sae pisan kisahnya penuh kesan dan pesan👍
Akhiran keren euy ada kejutan ternyata istrinya tu mantan Aa yg dl pernah ngasih parfum kann.


Makasih partisipasinya ma bro~
Beberapa segmen kisah kita hampir sama teteh @Sriii , aku bisa merasakan secara real apa yang teteh alami.
Memang kesedihan dan kepahitan pengalaman hidup seperti itu membentuk karakter dan mental yang teguh. Nalar dan insting untuk survival semakin terlatih sehingga kita bisa waspada dan antisipasi terhadap hal hal yang akan merusak dan merugikan. Bersyukur teteh memiliki pasangan hidup yang sangat baik dan rasa nya kesedihan masa lalu sudah terobati ya.... Semoga teteh Bahagia selalu selamanya. 😍
Dari kisah teteh, salah satu pelajaran yang aku Terima, adalah jangan sampai berurusan dengan rentenir, tengkulak, atau istilah zaman now pinjol dsbnya.
Mereka merayu rayu dengan janji surga tapi kenyataan nya yang diterima adalah Neraka, teror, intimidasi dsbnya.
Semoga teteh dan kita semua terselamatkan dari hal itu..
🤗🤗🤗
Bersyukur dan bersabar adl koentji yaa om 🤗
 
Keren ini om…
Makasih masbrot, ayo menulis bro, tuangkan kisah inspiratif dalam meng SSI fm dimari menjadi sebuah cerita :semangat:
👏👏👏👏👏 daebakk....
As always sae pisan kisahnya penuh kesan dan pesan👍
Akhiran keren euy ada kejutan ternyata istrinya tu mantan Aa yg dl pernah ngasih parfum kann.


Makasih partisipasinya ma bro~
Makasih sis, iya Arum yg ngasih aku parfum dulu, banyak bagian cerita yg terlewat, ah seandainya saja dulu kamu merespon pm aku dan bisa sharing, sepertinya cerbung karyaku akan dapat tamat dengan klimaks.
 
Pemilihan nama "wijaya" bikin inget beberapa Cerpan yang pake nama itu juga..
Bacolku..:coli:
keluarga wijaya selalu di hati pokoknya...
oke skip.....


Begitulah om @Deniscavalerra kadang ojol pun saking terbiasanya senyum ke customer jadi bisa tersamarkan kepedihan yang dirasain..


malah curcol
:bata:
 
Makasih masbrot, ayo menulis bro, tuangkan kisah inspiratif dalam meng SSI fm dimari menjadi sebuah cerita :semangat:
Aku ga pandai ssi om..

Tak ada yang sukses 😭
 
salam hormat
TS Om @volnut
dan para juri Om @XocoatlDag , Kak @rosie , Mas @superfly dan teman" di forum ini

#GAHtH






sebelumnya aku seorang perempuan yang menginjak usia 28 thn yang sudah memiliki 3 anak yang 2 masih berusia balita dan satu masih di kandungan usia kandungan 8bln

2 anak hasil dari mantan suami sah aku dan satu dari hasil yang akan aku ceritain di sini

aku dan suami sebenernya menjalin rumah tangga sangat harmonis dan saling menyayangi satu sama lain bahkan dari fantasy suami aku mengenal forum ini dan mengenal beberapa member di sini bahkan pula kami merealisasikan fantasy kami

titik dimana di mulai rumah tangga kami berawal dari ayah aku meninggal dunia sehingga aku harus berpikir bagaimana aku membantu kelangsungan hidup mamah dan dua adik aku yang masih bersekolah yang masih butuh biaya
terbesit di pikiran aku untuk mencari penghasilan dengan bekerja untuk membantu keuangan mamah aku dan aku utara kan ke suami
benar yang ada di pikiran aku suami tidak sependapat kalau aku harus kerja
dengan alasan kedua anak kami masih balita dan di khawatirkan aku tidak fokus mengurus rumah tangga
singkat cerita perdebatan itu akhirnya aku bekerja dengan suami beberapa syarat dari suami salah satu nya fokus kepada keluarga
waktu berlalu aku pun menjalani pekerjaan sebagai custumer service walaupun lelah tapi setidaknya aku bisa membantu mamah aku
dengan seiring nya waktu mungkin suami jenuh dan aku pun lalai dalam mengurus rumah tangga akhirnya terjadi perdebatan besar yang dimana jalan perpisahan dengan suami

aku pun pulang bersama ke dua anak ikut hidup bersama mamah
mungkin ini sudah konsekuensi nya jalan yang aku pilih
aku jalani rutinitas kerja walaupun lelah terbayar ketika bisa membantu kehidupan mamah aku biayain sekolah adik aku
musibah pun datang ketika aku terpapar covid mengharuskan aku isoman 2 minggu setelah 2 minggu tes lagi ternyata masih positif mengharuskan aku isoman kembali total isoman aku 1 bulan
setelah dinyatakan negatif aku mulai rutinitas bekerja kembali namun pihak dari tempat kerja aku mengambil keputusan sepihak PHK aku apa boleh buat aku terima keputusan itu

aku menjalani kehidupan tapi penghasilan sangat sulit di tambah harus menghidupi orang di sekitar aku yaitu mamah beserta adik aku
dan mulai dari sini aku menjalani pekerjaan yang di bilang tidak halal untul seorang perempuan yaitu open BO sebenarnya berat tapi aku gak mungkin bisa melihat orang di sekitar aku kesulitan tidak makan

lambat laun aku menjalani profesi ini untuk kehidupan orang di sekitar aku
setelah menggeluti profesi ini aku bertemu dengan seorang pria yang awal nya menjadi tamu aku dan terus berhubungan lebih sampe pada akhirnya aku di hamili oleh nya ini lah titik pahit dari hidup ku dimana hamil dengan tidak ada bapak sah nya
menjadi polemik bagi aku


"bagaimana orang di sekitar aku tahu tetangga tahu"
"bagaimana biaya persalinan nanti dan otomatis menambah biaya hidup"
yang terberat adalah
"bagaimana kelak anak ini menanyakan sosok seorang ayah nya kelak apa yang harus aku jawab"

bulan" berlalu dan kandungan punakin membesar cibir"n pum mulai terdengar mulai dari teman..tetangga..saudara..di sini titik dimana aku sudah jenuh dengan kehidupan aku
aku harus memikul beban ini tapi aku juga harus memikirkan kangsungan hidup keluarga aku
tapi dengan mengenal forum ini aku luapin aku cerita" ini sebelumnya sedikit banyak aku dapat masukan dari teman" di sini dan aku mulai mencoba berjuang jalani hidup berkat saran dan support dari teman" semua sampai detik sekarang aku menulis bisa bertahan hidup
dan terima kasih dari teman di sini yang menolong membantu aku untuk kontrol pada bulan november lalu dan ternyata kandungan aku sudah masuk 7 bulan yang artinya dokter bilang di prediksi bulan february

seorang dokter pun menanyakan mana bapak nya ajak masuk liat perkambangan bayi nya
aku hanya bisa jawab sedang ada aktivitas yang gak bisa di tinggal padahal hati ini menangis
bagaimana nanti anak menyakan sosok itu apa yang harus aku jawab

aku coba hubungi dia awalnya respone lambat laun dia mulai sulit di hubungi dan akhirnya nomor aku di blokir




"mungkin ini sudah jadi jalan hidup aku"...
"this is my life not you're"
"biarkan kemarin jadi suatu cerita"
"hari ini realita"
"dan esok menjadi mistery sebuah cerita"


terima kasih kepada semuanya memberikan kesempatan untuk aku bercerita di sini
mohon maaf jika tidak berkenan bagi kalian semua
mudah" kisah ku menjadi pembelajaran buat semua nya

terakhir aku minta doa dan support untuk menguat kan mental aku bulan depan aku proses lahiran yang di vonis mesti proses SC
semoga berjalan lancar..amien..

terima kasih.
Keep strong sis, yakinlah setiap kenaikan kelas harus melalui tahap ujian, semoga Tuhan memberikan ujian ini untuk kelak mengangkat derajatmu.
 
Dear sis @Kayy16 , semoga kamu kuat yaa.. Sebagaimana perempuan yang pernah ada di posisi kamu, aku merasakan hal yg sama..

Sendiri, berjuang dan msh tetap bangkit. Doaku ke kamu, semoga persalinan baby ke tiga kamu lancar dan cepat pulih yaa.. Lalu, semoga kamu tdk terkena syndrom baby blues dimana biasanya sering terjadi ketika para perempuan setelah melahirkan ..

*Peluk jauh dari aku*
 
bulan" berlalu dan kandungan punakin membesar cibir"n pum mulai terdengar mulai dari teman..tetangga..saudara..di sini titik dimana aku sudah jenuh dengan kehidupan aku
koreksi dikit di typo itu ya @Kayy16

Cerita kedua yang kurangkap mengajarkan tanggung jawab nih..
Jadi makin pengen introspeksi lagi.
 
Masa Lalu (Singkat)
Periode 2004-2009

Hallo masa lalu ;
Tidak, aku hanyalah untuk menyapanya. Berdebukah engkau? Maafkan, aku sudah tidaklah pernah lagi mengunjungimu. Aku sudah disibukkan dengan masa kini serta impian masa depan. Tenang saja, aku tidaklah akan melupakanmu. Aku hanyalah akan semakin jarang menengokmu.
Hallo masa lalu ;
Aku hanyalah ingin menyapa, terimakasih banyak sudah pernah ada. Terimakasih juga sudah menjadi bagian dari perjalanan hidupku, sedih maupun bahagia kisahmu menjadikan penguat langkahku dalam masa kini. Bukankah masa kini adalah salah satu hasil rentetan perjalanan masa lalu? Maka dari itu aku berterimakasih.
Hallo masa lalu ;
Aku pernah jatuh, aku jugalah pernah patah hati tetapi tenanglah aku sudah menyimpannya semua cerita dalam kotak kenangan. Yang aku namakan dengan masa lalu, ya kamu... Ruangmu terkini semakin gelap aku pasti akan mengingatnya kembali melihat ruanganmu tetapi hanya untuk sebentar. Aku tidaklah lama-lama sekedar melihat lagi seperti apa jalan yang aku lewati dahulu agar aku bisa belajar lagi jika saja masa kiniku aku lupa ataupun mungkin lalai menjaga langkah.
Apakah engkau tahu bahwa rasanya patah?
Apakah engkau tahu rasanya kehilangan arah?
Atau engkau tahu rasanya melangkah dengan hati yang penuh dengan darah?
Percayalah itu tidaklah mudah.
Apakah engkau pernah sendiri meratap dalam gelap?
Apakah engkau pernah kecewa tetapi masih saja terus berharap?
Atau engkau menjerit tetapi yang terdengar hanyalah senyap?
Percayalah, engkau akan kalap.
Janganlah engkau menyuruhku untuk sembuh.
Janganlah engkau menyuruhku untuk sekejap utuh.
Menata hati tidaklah mudah ketika runtuh.
Ajari aku bernyawa untuk sesuatu yang telah terbunuh.
Jika diberi kesempatan (lagi) untuk bertemu dengan dirimu sekali saja, aku ingin menatap matamu tanpa bertanya apa-apa. Merasakan tatapan indah teduh matamu yang pernah gagal menjadi milikku, hanyut didalam sana meskipun hanya sekejap. Bergumam dalam hati bahwa kamu adalah sosok yang pernah aku cintai. Menyapa serta berbicara seperti layaknya teman lama, melupakan apa-apa yang pernah ada diantara kita.
Setelah tidaklah lagi denganmu, buat seseorang yang pernah menjadi bagian dari proses perjalanan hidupku (Qonita Nayranita - 4 Agustus 1984).
#GAHtH
TS : @volnut
Juri :
1. @XocoatlDag
2. @rosie
3. @superfly
 
Masa Lalu (Singkat)
Periode 2004-2009

Hallo masa lalu ;
Tidak, aku hanyalah untuk menyapanya. Berdebukah engkau? Maafkan, aku sudah tidaklah pernah lagi mengunjungimu. Aku sudah disibukkan dengan masa kini serta impian masa depan. Tenang saja, aku tidaklah akan melupakanmu. Aku hanyalah akan semakin jarang menengokmu.
Hallo masa lalu ;
Aku hanyalah ingin menyapa, terimakasih banyak sudah pernah ada. Terimakasih juga sudah menjadi bagian dari perjalanan hidupku, sedih maupun bahagia kisahmu menjadikan penguat langkahku dalam masa kini. Bukankah masa kini adalah salah satu hasil rentetan perjalanan masa lalu? Maka dari itu aku berterimakasih.
Hallo masa lalu ;
Aku pernah jatuh, aku jugalah pernah patah hati tetapi tenanglah aku sudah menyimpannya semua cerita dalam kotak kenangan. Yang aku namakan dengan masa lalu, ya kamu... Ruangmu terkini semakin gelap aku pasti akan mengingatnya kembali melihat ruanganmu tetapi hanya untuk sebentar. Aku tidaklah lama-lama sekedar melihat lagi seperti apa jalan yang aku lewati dahulu agar aku bisa belajar lagi jika saja masa kiniku aku lupa ataupun mungkin lalai menjaga langkah.
Apakah engkau tahu bahwa rasanya patah?
Apakah engkau tahu rasanya kehilangan arah?
Atau engkau tahu rasanya melangkah dengan hati yang penuh dengan darah?
Percayalah itu tidaklah mudah.
Apakah engkau pernah sendiri meratap dalam gelap?
Apakah engkau pernah kecewa tetapi masih saja terus berharap?
Atau engkau menjerit tetapi yang terdengar hanyalah senyap?
Percayalah, engkau akan kalap.
Janganlah engkau menyuruhku untuk sembuh.
Janganlah engkau menyuruhku untuk sekejap utuh.
Menata hati tidaklah mudah ketika runtuh.
Ajari aku bernyawa untuk sesuatu yang telah terbunuh.
Jika diberi kesempatan (lagi) untuk bertemu dengan dirimu sekali saja, aku ingin menatap matamu tanpa bertanya apa-apa. Merasakan tatapan indah teduh matamu yang pernah gagal menjadi milikku, hanyut didalam sana meskipun hanya sekejap. Bergumam dalam hati bahwa kamu adalah sosok yang pernah aku cintai. Menyapa serta berbicara seperti layaknya teman lama, melupakan apa-apa yang pernah ada diantara kita.
Setelah tidaklah lagi denganmu, buat seseorang yang pernah menjadi bagian dari proses perjalanan hidupku (Qonita Nayranita - 4 Agustus 1984).
#GAHtH
TS : @volnut
Juri :
1. @XocoatlDag
2. @rosie
3. @superfly
ndas ngelu aku 😵
 
Masa Lalu (Singkat)
Periode 2004-2009

Hallo masa lalu ;
Tidak, aku hanyalah untuk menyapanya. Berdebukah engkau? Maafkan, aku sudah tidaklah pernah lagi mengunjungimu. Aku sudah disibukkan dengan masa kini serta impian masa depan. Tenang saja, aku tidaklah akan melupakanmu. Aku hanyalah akan semakin jarang menengokmu.
Hallo masa lalu ;
Aku hanyalah ingin menyapa, terimakasih banyak sudah pernah ada. Terimakasih juga sudah menjadi bagian dari perjalanan hidupku, sedih maupun bahagia kisahmu menjadikan penguat langkahku dalam masa kini. Bukankah masa kini adalah salah satu hasil rentetan perjalanan masa lalu? Maka dari itu aku berterimakasih.
Hallo masa lalu ;
Aku pernah jatuh, aku jugalah pernah patah hati tetapi tenanglah aku sudah menyimpannya semua cerita dalam kotak kenangan. Yang aku namakan dengan masa lalu, ya kamu... Ruangmu terkini semakin gelap aku pasti akan mengingatnya kembali melihat ruanganmu tetapi hanya untuk sebentar. Aku tidaklah lama-lama sekedar melihat lagi seperti apa jalan yang aku lewati dahulu agar aku bisa belajar lagi jika saja masa kiniku aku lupa ataupun mungkin lalai menjaga langkah.
Apakah engkau tahu bahwa rasanya patah?
Apakah engkau tahu rasanya kehilangan arah?
Atau engkau tahu rasanya melangkah dengan hati yang penuh dengan darah?
Percayalah itu tidaklah mudah.
Apakah engkau pernah sendiri meratap dalam gelap?
Apakah engkau pernah kecewa tetapi masih saja terus berharap?
Atau engkau menjerit tetapi yang terdengar hanyalah senyap?
Percayalah, engkau akan kalap.
Janganlah engkau menyuruhku untuk sembuh.
Janganlah engkau menyuruhku untuk sekejap utuh.
Menata hati tidaklah mudah ketika runtuh.
Ajari aku bernyawa untuk sesuatu yang telah terbunuh.
Jika diberi kesempatan (lagi) untuk bertemu dengan dirimu sekali saja, aku ingin menatap matamu tanpa bertanya apa-apa. Merasakan tatapan indah teduh matamu yang pernah gagal menjadi milikku, hanyut didalam sana meskipun hanya sekejap. Bergumam dalam hati bahwa kamu adalah sosok yang pernah aku cintai. Menyapa serta berbicara seperti layaknya teman lama, melupakan apa-apa yang pernah ada diantara kita.
Setelah tidaklah lagi denganmu, buat seseorang yang pernah menjadi bagian dari proses perjalanan hidupku (Qonita Nayranita - 4 Agustus 1984).
#GAHtH
TS : @volnut
Juri :
1. @XocoatlDag
2. @rosie
3. @superfly

Usul cak..
Sprt post nya peserta lain yg ada backsound musik nya..

Mungkin lagunya mbak inul daratinggi cocok buat mengiringi postingan cacak.. biar lbih asik bacanya
:senam2:

"Masa Lalu"

 
Bimabet
Masa Lalu (Singkat)
Periode 2004-2009

Hallo masa lalu ;
Tidak, aku hanyalah untuk menyapanya. Berdebukah engkau? Maafkan, aku sudah tidaklah pernah lagi mengunjungimu. Aku sudah disibukkan dengan masa kini serta impian masa depan. Tenang saja, aku tidaklah akan melupakanmu. Aku hanyalah akan semakin jarang menengokmu.
Hallo masa lalu ;
Aku hanyalah ingin menyapa, terimakasih banyak sudah pernah ada. Terimakasih juga sudah menjadi bagian dari perjalanan hidupku, sedih maupun bahagia kisahmu menjadikan penguat langkahku dalam masa kini. Bukankah masa kini adalah salah satu hasil rentetan perjalanan masa lalu? Maka dari itu aku berterimakasih.
Hallo masa lalu ;
Aku pernah jatuh, aku jugalah pernah patah hati tetapi tenanglah aku sudah menyimpannya semua cerita dalam kotak kenangan. Yang aku namakan dengan masa lalu, ya kamu... Ruangmu terkini semakin gelap aku pasti akan mengingatnya kembali melihat ruanganmu tetapi hanya untuk sebentar. Aku tidaklah lama-lama sekedar melihat lagi seperti apa jalan yang aku lewati dahulu agar aku bisa belajar lagi jika saja masa kiniku aku lupa ataupun mungkin lalai menjaga langkah.
Apakah engkau tahu bahwa rasanya patah?
Apakah engkau tahu rasanya kehilangan arah?
Atau engkau tahu rasanya melangkah dengan hati yang penuh dengan darah?
Percayalah itu tidaklah mudah.
Apakah engkau pernah sendiri meratap dalam gelap?
Apakah engkau pernah kecewa tetapi masih saja terus berharap?
Atau engkau menjerit tetapi yang terdengar hanyalah senyap?
Percayalah, engkau akan kalap.
Janganlah engkau menyuruhku untuk sembuh.
Janganlah engkau menyuruhku untuk sekejap utuh.
Menata hati tidaklah mudah ketika runtuh.
Ajari aku bernyawa untuk sesuatu yang telah terbunuh.
Jika diberi kesempatan (lagi) untuk bertemu dengan dirimu sekali saja, aku ingin menatap matamu tanpa bertanya apa-apa. Merasakan tatapan indah teduh matamu yang pernah gagal menjadi milikku, hanyut didalam sana meskipun hanya sekejap. Bergumam dalam hati bahwa kamu adalah sosok yang pernah aku cintai. Menyapa serta berbicara seperti layaknya teman lama, melupakan apa-apa yang pernah ada diantara kita.
Setelah tidaklah lagi denganmu, buat seseorang yang pernah menjadi bagian dari proses perjalanan hidupku (Qonita Nayranita - 4 Agustus 1984).
#GAHtH
TS : @volnut
Juri :
1. @XocoatlDag
2. @rosie
3. @superfly
Kehilangan seseorang yang pernah menjadi bagian hidup kita tuh memang syulit sekali..

Smngat om.. Kisahnya sngt inspiratif smga nubi bisa ambil hikmah nya..

@tjeblonk21 @perutbulet klean bedua mana.. Pasti banyak kisah manipulatif inspiratif nya
 
Status
Thread ini sudah dikunci moderator, dan tidak bisa dibalas lagi.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd