Met malam para manusia di manapun berada. Izin ikut partisipasi dengan pengalaman nubi yang apa adanya..
Pernah mengalami putus asa? Pusing tujuh keliling sampe kepala berdenyut seakan harapan hidup nggak ada, tiada jalan lagi, malu di ubun - ubun. Yap, saya pernah
mungkin ini tidak sebanding dengan suhu - suhu disini, namun inilah kisah saya..
Beberapa tahun lalu, sekitar 2014 saat aku kelas 1 SMK ( mungkin usia saya 16 tahun ) di garut Limbangan sana yang terkenal dengan banyak sekali pohon bambu dan pertanian. Masih sangat Tradisional lingkungan nya. Bahkan, kalau maghrib tiba, tidak ada lampu yang menyala di Jalan. Sangat gelap gulita disana. Saya juga Heran, bagaimana pemikiran orang tua untuk pendidikan disana.
Btw, saya disana juga sambil pesantren, dan pesantren nya itu tradisional pula. Masak sendiri, mencuci baju sendiri, apapun dilakukan sendiri. Juga, saya di sana ikut mengolah pertanian maupun perternakan.
Selama 3 Tahun, semua menyenangkan. Lalu, semua berubah saat adik - adik saya ikut pesantren di daerah tersebut. Yang pertama, adik laki - laki kelas 2 SMP, kebetulan satu pesantren dengan saya. yang kedua adik perempuan kelas 1 SMP tetapi berbeda pesantren namun masih di daerah dan sistem yang sama yaitu tradisional. Juga, ketiga nya saya yang mengatur keuangan nya. Mulai dari makan, masak, uang Jajan. Dan uang lainnya.
Setelah 6 bulan adik - adik saya disana. Mulailah terjadi Kenakalan dari adik laki-laki. Mulai dari mencuri barang teman, makanan orang, uang kas. Namun, masih bisa saya ganti kerugian nya. Itu hal yang wajar karena memang masih kecil.
Setelah setahun dan sudah kelas 3 SMP, kenakalan nya makin menjadi, bolos sekolah selama 30 hari. Yang padahal, setiap hari berangkat sekolah. Mulai berani mengambil uang yang bapak kami titipkan. Awal nya 100 ribu, kemudian berlipat2. Sangat menjengkelkan, sebab uang yang saya pegang itu bukan untuk pribadi. Tetapi untuk saya dan adik - adik yekan.
Nasihat? Sudah sangat sering. Ketika dia melakukan kenakalan. Saya pasti menasehati nya dan tidak melakukan tindakan kekerasan. Sangat hati - hati memperlakukan nya. Namun entah kenapa tidak pernah di dengar.
Suatu hari, sewaktu saya pulang sekolah dan hendak siap - siap untuk ngaji. Ada sekitar 4 warga yang ingin ngobrol dengan saya. Saya sanggupin lah ajakan tersebut.
" Han, adikmu ngambil makanan diwarung saya. Mungkin kalo sekali saya masih wajar. Tapi ini sudah yang ke 3 hari nya. " Ujar salah satunya.
" WTF, berani banget sih. " Ujarku dalam hati.
" Saya juga, dia berani masuk ke rumah saya lalu kekamar mengambil beberapa uang. Dan itu saya pergokin langsung. " Ujar satunya
Dan seterusnya, 4 warga tersebut mengadu kepada saya betapa adik saya itu sangat ringan sekali tangan nya. Dan tidak menutup kemungkinan ada korban yang lain.
Malu, pusing, terkejut mendengar penjelasan mereka. Dan akhirnya saya memutuskan mengganti kerugiannya. Dan ketika saya ingin mengambil uang saya di lemari. ( baru dikirim bulanan) uang nya sudah hilang 2.5 juta, Ya Tuhan
tinggal tersisa sekitar 1 juta 40 ribu lagi anjer
. Dan untuk mengganti kerugian sebesar 1 juta. Sisa 40 ribu lagi.. Dan sisa itu harus cukup untuk 3 minggu untuk saya dan adik perempuan makan, dan jajan sekolahnya
Setelahnya saya bingung, mau minta kirim lagi, nggak enak sama orang tua bukan soal uang nya. Tapi soal tanggung jawab nya itu. Ya lord...
Esok pagi nya ketika disekolahan, tiba - tiba saya dipanggil kepsek. Saya bingung, ada apakah gerangan? Apakah ibu kepsek lagi kangen? Ah mungkin saja..
Tapi sayang, saya dipanggil ke kepsek disuruh kasih surat DO adik saya ke ortu.
Lemes, sedih, kecewa jadi satu pak. Nggak nyangka aja bisa sampe begini. Mana adik saya sudah hilang selama 2 hari ini. Akhirnya saya memohon dengan sangat kepada kepsek untuk membatalkan surat tersebut dengan SSI tingkat Kabupaten Provinsi. Dan akhirnya beliau luluh
. Namun saya diberi waktu selama 4 hari untuk membawa kembali adik saya kesekolah
.
Sehabis pulang sekolah saya berpikir bagaimana caranya mempunyai uang untuk adik saya yang perempuan. Kalau bilang ke ortu, itu nggak mungkin. Malu, ini soal tanggung jawab. Lalu saya harus gimna? Hutang? Nggak mungkin, bayar pake apa!
Akhirnya setelah mengaji sekitar jam 11 malam. ( kegiatan psantren ku dari siang hingga malam ) saya menawarkan diri ke warga - warga untuk menggarap sawah. Seperti membersihkan, mengairkan, memupuk saya lakukan. Saya maksa lebih tepatnya. Nggap papa dibayar murah. Yang penting adik cewek ku bisa makan dan jajan.
Tak lupa, sebelum berangkat ke sawah, saya mencari adik laki-laki dulu. Entah kemana, dengan kondisi yang sangat gelap. Nggak ada cahaya lampu sama sekali. Kampung disana bener - bener tradisonal. Cari temannya satu - persatu namun nihil.
Selepasnya, saya baru ke sawah sekitar jam 2 malam untuk melakukan tugas
dan berakhir sebelum subuh saya pulang. Lumayan dapet 20 ribu
Tidak lupa juga, mengambil kacang panjang di ladang untuk sahur. Yap saya nggak punya uang buat masak. Jadi harus puasa
Setelah 3 hari saya melakukan rutinitas tersebut dan pagi nya, saya diajak bertemu oleh seseorang. Saya iyakan. Tapi sebelumnya pasti izin ke Guru pake BB
Dan ketika sedang bertemu. Sungguh betapa terkejutnya saya
ternyata adik saya itu 4 hari menghilang dia pulang ke Bekasi, nah dari bekasi, dibawa temen nya ke garut. Dan di garut, temen nya adiku ini di titipkan di rumah orang
( asyuu bisa bgtu ) dan yang mengajak ketemuan itu adalah orang tuanya yang ingin bawa saya kepolisi perihal penculikan anak, karena, adik saya membawa anaknya yang lagi sekolah hingga mau di DO dari sekolah
" Anak kontol
"
Kecewa, kesel sudah pasti. Namun saya tetep gentle dan tanggung jawab atas semuanya. Setelah rundingan, karena anaknya sudah ketemu. Dan ingin dibawa pulang. Saya beri alamat rumah saya. Biar nanti diurus bapak saya saja masalah tersebut. Tetapi perihal adik perempuan saya tetep saya rahasiakan. Saya nggak mau nambah beban orang tua saya maupun kakak saya.
Sayapun sekolah kembali, dan ketika saya sampe asrama, ingin mengerjakan tugas sekolah. Saya terkejut, laptop di lemari saya hilang
astaga
saya bingung harus gimna.
Malamnya sepulang menggaji. Saya ke curug. Saya sudah bulatkan tekad untuk mengakhiri hidup. Asli, kepala saya sakit, pusing mikirin semuanya. Dihantui banyak sekali masalah yang tidak saya perbuat
Didaerah sana terdapat curug mungkin sekitar 10 meter. Airnya cukup deras mengalir. Pikiran sudah berkecamuk. Adekku makan nanti gimna. Laptop gimna, reaksi orang tua gimna, sama masyarakat Malu banget.
Malam itu, derasnya air yang berjatuhan kebawah serta pekatnya malam benar - benar mengiringi air mata saya. Saya berpikir sejenak.
" Ini, kira - kira kalo jatuh saya mati nggak ya. Jangan sampe enggak, nanti orang tua saya repot lagi
"
Lama sekali, mungkin sekitar 1 jam berdiri diatas curug. Merenung, dan akhirnya saya membatalkan bunuh diri tersebut. Saya memperteguh hati, pikiran dan raga.
" Saya masih ada cita - cita, orang yang saya sayangi, teman yang mau berdampingan kala susah. Jika mati, semua kecewa dan malu betapa lemahnya saya. "
Yap, saya memlih untuk bertahan, bertarung tidak menyerah dengan keadaan. Saya meyakini, ada pelajaran dari ini semua. Kenali diri sendiri. Segala masalah pasti ada jalan nya. Semua buntu karena kita menyerah. Saya percaya, apa yang kita tanam hari ini akan kita tuai nanti. Lantas, masih adakah jalan pintas?
Setelahnya, saya kembali kesawah, untuk mendapatkan uang untuk adik cewek. Bahkan lebih giat lagi, yang tadinya hanya sawah, jadi ke ladang, perternakan saya ambil semua. Yang penting punya uang buat adik saya makan selama 2 mingguan. Dan selama itu pula saya puasa yang makan kadang singkong nyabut punya orang
kertas dikasih garam
Selesai. Dan adik laki-laki saya pun di DO
dan saya berhasil bertahan sampai 3 minggu lamanya bgtu. Yang terpenting saya sudah berusaha memberikan yang terbaik untuk kedua adik saya.
Yth,
Juri
@XocoatlDag @rosie , om
@superfly
#
GAHTH