PART 5: Apakah Ini Mimpi?
Sorenya, aku menjemput Natasha di stasiun. Seperti biasanya, Natasha menyambutku dengan penuh ceria dan antusiasme, sehingga membuatku bingung apakah yang tadi kualami hanyalah mimpi? Semua gambar dan video yang dikirim oleh Suhu Dash kini sudah hilang, menghapus satu-satunya bukti bahwa semua yang terjadi kemarin serta semalam, bahkan pagi ini, nyata. Sekarang semuanya bagiku hanyalah seperti mimpi buruk atau khayalan, dan aku menolak bahwa yang terjadi kemarin adalah benar-benar terjadi.
“Sayang, kamu koq bengong dari tadi?” tanya Natasha saat kami sudah berada di mobil.
“Oh iya, aku lagi banyak pikiran nih, Sayang.”
Natasha kemudian tersenyum dan membelai kepalaku, rasanya nyaman sekali belaiannya yang seperti biasa.
“Sayang jangan sedih ya, ntar kita pergi makan yuk, ke restoran favorit kamu juga nggak apa-apa, soalnya kan aku baru dapet duit hasil pemotretan.”
“Oh ya? Banyak dapetnya, Sayang?”
“Mayan sih, apalagi kan tiket pulangnya dibayarin ama Kak Bintang, jadi ya duit bayaran aku utuh. Ntar kita makan ya, kamu mau apa, Sayang? Ke PVJ aja mau? Banyak pilihan di sana”
“Boleh…”
“Oke, nanti kita ke sana ya, kebetulan aku juga mau makan japanese food, nih. Sushi Tei atau Shin Men?”
“Terserah kamu saja” Jawabku.
Natasha mencium pipiku. Nyaris tak ada yang berubah darinya dengan ketika sebelum dia berangkat ke Jakarta. Natasha ini masih tetap Natasha-ku, Natasha yang kukenal. Walau begitu, aku masih penasaran, apa benar ya dia ini sudah melepas keperawanan dengan Suhu Dash?
“Oh ya, kemarin pemotretannya gimana, Sayang? Lancar?”
“Lancar, Sayang… Si Kak Bintang sabar banget soalnya ngarahin fotonya. Aku juga diajarin banyak soal foto, lighting, pose, angle, kamera… Jadi tau nggak yang, ternyata kita ini sering salah kalau ambil foto pake kamera hape, ada yang namanya… Bla bla bla bla…”
Aku hanya tersenyum saja mendengarkannya nyerocos mengenai bidang negatif, bidang kosong, titik fokus, angle optimal dan lain-lain. Dia bahkan memperlihatkan beberapa hasil selfie yang dia ambil setelah mendapatkan pengajaran singkat dari Suhu Dash atau yang dia kenal sebagai Kak Bintang ini. Memang benar, jauh lebih bagus dan lebih tampak profesional bila dibanding selfie-nya yang biasa. Aku berusaha mencari siapa tahu Suhu Dash terekam kamera, namun ternyata tidak ada. Bagiku Suhu Dash tetaplah sosok tanpa nama dan tanpa wajah.
“So, kemaren foto seksi gak?”
Natasha tiba-tiba merengut saat aku berkata begitu.
“Sayang, koq kamu nanyanya gitu sih? Kamu nggak percaya sama aku?”
“Maaf ya, Sayang, tapi…”
“HAHAHAHAHAHA!!!”
Aku terkejut karena Natasha tiba-tiba tertawa.
“Ih, Sayang lucu deh kalau panik gitu… Enggak, aku nggak marah koq. Ya ada, tapi pakaiannya doang yang sexy, pake macem Calvin Klein gitu, nggak ampe buka-bukaan koq, Sayang, beneran.”
“Beneran?”
“Iya, beneran. Kamu nggak percaya ama aku?”
“Aku percaya koq, Sayang, kan kamu pacar aku yang paling cantik…”
“Iyaa Sayang, makasih ya, udah percaya, aku jadi tambah sayang ama kamu…”
Natasha kemudian memeluk tanganku. Ya, mungkin aku hanya mimpi buruk saja semalam, dan sebenarnya semua itu tidaklah terjadi.
Kami akhirnya makan malam. Aku ga banyak bicara, karena pikiran berkecamuk. Aku juga tidak menghabiskan makanan yang dipesan karena tidak selera.
Setiap menatap wajah pacarku, terbayang wajahnya yang mendesah-desah keenakan. Menatap mulutnya yang asik mengunyah makanan, aku membayangkan mulut itu menghisap kontol Suhu Dash. Semua pikiran kotor di kepalaku.
Natasha sepertinya menyadari kalau aku banyak pikiran. Dan sebagai pacar yang baik dia inisiatif menghiburku.
“Sayang, kamu kenapa lagi sih? Masih kepikiran yang tadi?” Tanya pacarku.
“Eh, ga kok… Hehehe...” jawabku hambar.
“Habis ini kita balik ke kost kamu dulu ya, Sayang.”
“Emang kamu gpp pulang malam?”
“Gpp kok. Kita cabut aja sekarang…”
Sekitar jam 7 malam kami sudah keluar dari parkiran PVJ dan langsung menuju kostku.
Kostku bangunan lantai 2 dan kamarku ada di paling pojok di lantai atas. Kostku tidak jauh dari kampusku, sehingga aku cukup jalan kaki saja kalau ke kampus. Pak Jajang menyambut dengan senyuman di pos jaga, beliau adalah penjaga kost disini. Sudah lebih 10 tahun.
Aku persilahkan pacarku masuk kamar. Tak lupa aku kunci pintu dari dalam. Natasha langsung duduk di atas tempat tidur, sedangkan aku izin ke kamar mandi dulu.
“Aku ke kamar mandi dulu ya, Sayang”
Pacarku hanya mengangguk sambil rebahan diatas kasur sambil mainin HP.
Aku ke kamar mandi bukan untuk pipis atau boker, tapi untuk membuka resleting celana dan mengeluarkan batangku agar kontolku bisa bernafas dulu. Sejak tadi batangku tegang terus dan sesak di dalam celana dalamku. Aku ngobrol sama pacarku tapi pikiran kemana, dan aku ereksi membayangkan semua gambar dan video yang dikirim suhu Dash.
Dan aku akhirnya aku memutuskan untuk coli dikamar mandi.
Baru saja aku mengelus batangku, tiba-tiba kurasakan getaran di saku celanaku. Ah mengganggu saja, ketusku. Aku langsung merogoh sakuku dan mengambil HP yang tadi aku buat kuset pada mode getar.
Dan sebuah tele masuk dari suhu dash yang membuatku deg-degan.
“Lagi sama Natasha di kost ya hu?”
Anjrit!
Suhu Dash kok tahu aku sama Natasha sekarang. Ini pasti mereka kontak-kontakan.
“Suhu di kamar mandi ya? Mau coli?” Demikian pesan lanjutannya.
Ini gila sih. Sampai sedetail ini dia tahu.
“Ini bahan coli hu. Enjoy.”
Sebuah self-destructive picture muncul lagi. Kali ini aku sudah siap bahwa ini adalah foto sex. Dan aku siap untuk mengikuti Suhu Dash untuk menjadikan bahan coli. Kuturunkan celanaku sampai mata kaki beserta CD. Tangan kiriku di kontolku, dan tangan kananku menekan gambar yang dikirim suhu Dash.
Walau aku sudah siap bahwa ini adalah foto telanjang bagian tubuh Natasha, tetap saja aku kaget setelah melihat langsung foto itu. Foto yang sangat mengundang birahi siapapun. Di mana di foto itu memperlihatkan pacarku Natasha sedang berdiri telanjang di depan cermin dengan posisi menungging. Dadanya yang bulat indah terlihat menghadap cermin. Dari belakang Suhu Dash mengenjotnya.
Aku langsung mengocok cepat batangku.
Aku lihat wajah pacarku dalam foto itu terlihat lemas tapi keenakan. Rambutnya dijambak ke belakang, sehingga wajahnya terlihat full menghadap cermin. Sangat sexy sekali.
Hampir saja aku crot tapi tiba-tiba gambar itu hilang dengan sendirinya. Oh sial. Kentang.
Aku lalu kirim pesan ke Suhu Dash.
“Hu, please kirim gambar lagi”
“Video sekalian hu”
“Please”
Aku memohon ke Suhu Dash. Tapi aku tunggu beberapa detik tidak dikirimnya. Aku jadi kesal sekali karena kentang.
“HU…. MANA????
Tapi tetap ga dibalas.
Aku coba telepon, tapi ga diangkat. Aku telepon lagi malah sialnya direject. emosiku memuncak.
Di saat seperti itu, tiba-tiba pintu kamar mandiku terbuka.
“Sayang… Kamu ngapain?? Koq telanjang gitu??” Natasha setengah teriak memanggilku. Wajahnya kaget melihat aku berdiri dengan kontol tegang.
Aku kaget, tapi langsung menguasai keadaan.
“Maaf sayang, aku horny…”
Natasha masih melihatku seolah ingin menelanjangiku.
“Iya, terus?”
“Ya, cowo kalau horny ya harus dikeluarin spermanya.”
Satu hal yang agak mengherankan adalah bagaimana Natasha tidak begitu terkejut melihatku telanjang dan juga kontolku. Untuk cewek yang belum pernah melihat kontol, seharusnya dia bersikap lebih histeris atau lebih panik lagi, tapi dia malah menatapku, or lebih tepatnya, menatap kontolku.
“Kamu bisa horny kenapa?” tanya Natasha.
“Ya, lihat kamu, Sayang…”
“Selalu begini kalau kamu ketemu ama aku?”
Aku mengangguk.
“Jadi kamu kalau ketemu ama aku itu horny, lalu kamu coli?”
“I… Iya, Sayang.”
“Ini kamu mau coli berarti?”
“I-I-Iya…”
“Kan ada aku di sini, kenapa kamu coli?”
“Hah, maksudnya??”
Natasha lalu berjalan perlahan ke arahku. aku hanya bengong berdiri dengan tangan masih di kontol. Kami sekarang hanya berjarak 10 cm saja. Aku sangat deg-degan, dan aku juga bisa merasakan kalau Natasha ada perasaan gugup.
“Mau aku bantuin sayang?” tanyanya gemetaran.
Tanpa menjawab dia langsung menjamah batangku. Aku gemetar saat tangan halusnya pertama kali bersentuhan dengan kontolku. Kami hanya bertatapan dan saling diam, saat perlahan pacarku mengelus batangku. Kurasakan tangannya masih agak gemetar mengocok-ngocok batangku.
Aku hanya diam saja, tak berani bertindak lebih saat palkonku dimainkan dengan jempol dan telunjuknya. Akhirnya setelah sekian lama pacaran, aku bisa merasakan handjob pacarku. Baru tanganya saja, aku sudah merasakan enaknya. Bagaimana kalau sampai bibirnya yang memainkan batangku ini, pasti jauh lebih nikmat.
“Ahhhh….” desahku nyaris tak terdengar.
Aku masih malu-malu untuk meraba, bahkan menciumnya saat ini. Aku tak berani menatap wajahnya, pandanganku hanya ke kontolku yang mulai cepat dikocoknya.
Kalau diawal tadi pacarku masih malu-malu mengocok, saat ini dia sudah kelihatan mahir sekali mengocok-ngocok kontolku. Dari atas ke bawah berulang-ulang tangannya yang halus memainkan batangku. Bahkan, tangan kirinya ikut memainkan dragon ball-ku. Pacarku semahir ini pasti karena didikan singkat Suhu Dash, batinku.
Membayangkan itu, kontan nafsuku langsung naik. Aku memejamkan mata, membayangkan kalau saat ini Natasha mengocok-ngocok kontol Suhu Dash. Dampaknya sangat hebat, aku langsung orgasme dengan cepat.
CROTTT…CROOTTT..CROOT…
Spermaku langsung berhamburan keluar menembak dinding kamar mandi. Sebagian besar membuat tangan pacarku belepotan. Badanku langsung lemas.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Natasha langsung balik badan, mencucuk tangannya, lalu keluar dari kamar mandi. Dia tampaknya malu. Begitupun aku.
Dalam hati aku pun berpikir, apa tadi hanya mimpi?
BERSAMBUNG