Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Pak Ujang yang beruntung

db84x

Adik Semprot
Daftar
13 May 2012
Post
127
Like diterima
510
Lokasi
Kota Buaya
Bimabet
Ini merupakan versi pria untuk cerita dewasa ini, mohon comentnya untuk agar cerita ane bisa lebih sempurna lagi. Kalo agan suka kasih ijo supaya ane lebih semangat lagi

Awal Mula

Hari - hari belakangan aku sering berkhayal tentang seorang ibu muda yang tinggal di sebuah rumah di kompleks perumahan tempatku berkeliling menjajakan es. Banyak pikiran ngeres di otak datang tiap malam. Mulai dari keinginan melihat keindahan tubuh telanjangnya, mengelus paha mulus nya, meremas toketnya, ingin melihat bentuk dan menjilati memeknya, sampai dengan keinginan bercumbu dan bercinta di atas kasur, yang kemudian berakhir dengan menumpahkan sperma di memek wanita itu.

Namaku Ujang bertahun - tahun aku berjualan es keliling melewati perumahan itu, aku tidak pernah merasakan gairah dengan penghuninya hingga aku bertemu ibu muda itu saat ia membeli es padaku. Tubuhnya cukup indah ditunjang dengan paha putih mulus dan menurutku ia juga cukup cantik dengan tanktop and hotpants yang ia pakai. Sejak saat itu pikiran ngeres itu datang, bahkan sekarang jika aku ngocok kontol, wanita itu-lah yang jadi bahan fantasi. Lebih gila dari itu jika aku ngentot PSK yang ku sewa, aku membayangkan ibu muda itu sedang melayaniku.

Ide menggarap wanita itu muncul saat aku membantu pekerjaan temanku Badri memilah koran bekas, maklum untuk hidup di Jakarta hasil berjualan es saja tidak cukup. Hal itu ketika terjadi aku menemukan iklan mencari tukang kebun di harian surat kabar lokal dengan alamat rumah tempat wanita itu tinggal. Memang iklan itu sudah diterbitkan 3 hari yang lalu beruntung saat aku melewati ke rumah itu belum kutemui orang yang menjadi tukang kebun

Pada jam 4 sore dengan penampilan yang agak dekil dan bau serta tampang memelas aku pergi ke rumah itu karena aku tahu ia mudah kasihan. Hari itu ia terlihat sangat cantik dengan sweater coklat dan hotpants berbahan jens. Ia bertanya “emang bapak sanggup bekerja? nama bapak siapa?”, jawabku “nama saya Ujang, iya bapak masih kuat kerja kok nak…hanya saja bapak sekarang belum makan, bapak boleh minta makan ?”

Setelah berpikir sejenak ia mempersilahkanku masuk, kemudian mempersilahkanku untuk duduk "tapi bapak punya rumah dimana?" tanyanya, "Rumah Bapak di Sulawesi, Bapak kesini mencari kerja, tapi yang ada malah ga bisa pulang lagi ke Sulawesi, bapak ga punya istri dan anak, karena semasa muda bapak dihabiskan dengan merantau ke mana mana, bapak suka berjalan sesuka hati kemana aja, tapi ya beginilah nak, ternyata bapak tua dijalan, umur makin hari makin bertambah, fisik bapak semakin berkurang. Bapak merasa sudah saat nya bapak mencari pekerjaan yang menetap, maaf kalau oleh berarti bapak harus menginap di rumah ini kalau anak mengijinkan (kepalaku tertunduk)". "Aq tidak berani ambil keputusan pak, ntar aq harus tanya suamiku dulu ya jawabku, sementara bapak malam ini tinggal aja disini, ntar aq ambilkan handuk, dan peralatan mandi untuk bapak."

Kemudian ia membawa peralatan mandi dan baju bekas suaminya "Pak ujang, ini bajunya ya diganti, kalau mau dicukur jangut ma kumis pak ujang ini pisau cukurnya ya " katanya sambil membawa baju dan pisau cukur, aku tersenyum melihanya dan mengambil baju dan pisau cukur itu dengan segan, ia bertanya "kenapa pak? kok tersenyum? ada yg lucu yaaq sambut juga dengan tersenyum". "Ga kok, bapak udah lama ga menerima kebaikkan seperti ini...", "ohhhh jangan begitu pak, aq sudah biasa sebagai rutinitas melayanin suami seperti ini, jadi aq tau keperluan laki² seperti apa" jawabnya singkat.

Setelah aku membersihkan diri dan pergi ke ruang makan, ia tersenyum dan bertanya, "janggutnya telah tidak ada lagi, tapi kok kumisnya masih ada sih pak ?" "bapak ga percaya diri kalau ga ada kumis ini nak "jawabku, ia mempersilahkanku makan, "ayo pak, makan dulu ya, yang kenyang ya" senyumnya. Aku mulai menyendok nasi dan gulai kemudian duduk dilantai, dengan alasan tidak mau semeja dengannya aku duduk di lantai sambil menikmati paha mulusnya yang di balut rok merah yang di atas lutut.

Sambil makan kami asik bercerita mengenai riwayat hidupku, ketika ia baru tersadar dan malu saat melihat sorot mataku ke bawah meja, ia merapatkan kakinya, aku berlagak terlihat malu untuk menghilangkan kecurigaan, untung suasana terasa mencair dan akrab karena aku pandai membuatnya tertawa saat kami saling bicara di meja makan walaupun makan telah usai, dari pembicaraan itu aku tahu namanya Vivi dan ia sudah menikah selama kurang lebih dua tahun tapi sayang belum punya anak.

“Jam menunjukkan pukul 10 malam, ga terasa ya pak ujang sekarang dah malam, aq mau tdur, kamar bapak dibelakang ya pak…” dan kemudian kami tidur di kamar kami masing-masing, saat tidur aku membayangkan tubuh majikanku yang molek itu, besoknya saat makan pagi ia perkenalkan suaminya. Suaminya tampak tidak perduli dan langsung pergi keluar rumah, dari perilakunya aku tahu suaminya sudah lama tidak menyentuhnya dan aku sangat senang karena tidak ada yang menggangguku menikmati tubuh majikanku.

Besoknya sambil kami mulai membersihkan rumah, aku mulai membersihkan dan merapikan tanaman, memberikan pupuk dan menebang dahan yang lapuk sementara Bu Vivi membersihkan rumah kadang-kadang kami bercanda sambil melakukan pekerjaan. Setiap ada kesempatan aku melirik Bu Vivi yang tampak seksi dengan celana pendek sepangkal paha dan tanktop bermotif bendera amerika yang menunjukkan keindahan payudaranya yang putih dan montok. Setelah beberapa lama, ia masuk rumah dan tidak segera kembali. Beberapa saat kemudian aku pergi ke kamar mandi, saat itu aku menemukan pakaian yang barusan dipakai Bu Vivi. Penasaran dengan apa yang dilakukan ia, aku segera pergi ke kamarnya.

Siang itu, Bu Vivi sedang tertidur di kamarnya dengan pintu terbuka, ia hanya memakai handuk warna putih. Handuk yang ia pakai tak mampu menutup lekukan tubuhnya yang seksi, rambutnya yang agak pirang indah tergerai di sofa dan pahanya yang putih tampak indah terpampang. Aku sedari tadi memperhatikan tubuh majikanku yang indah itu. Segera kudekati hingga terdengar desahan nafasnya terdengar halus. Akupun terus mendekat dan mencoba menyentuh tanganku ke gundukan dada montok milik Bu Vivi. Dengan hati-hati tanganku pun mulai meraba dengan lembut berkali-kali.

Bu Vivi tidak terbangun, sepertinya majikanku yang cantik ini sangat letih sekali akibat membersihkan rumah dari pagi. Karena mengetahui kondisi itu, dada montok itu terus saja kuraba halus berulang-ulang, bahkan sesekali kuremas-remas sehingga puting payudara Bu Vivi menonjol mengeras. Sepertinya hasrat seksualnya mulai naik. Tapi tetap saja matanya masih terpejam. Tanganku tidak berhenti sampai di situ, lalu dengan perlahan membuka sedikit ke bawah handuk yang menutupi payudara Bu Vivi, sehingga terpampanglah dua bukit kembar yang putih menantang, saking putihnya menampilkan warna kebiruan pembuluh darah Bu Vivi. Dengan puting areola yang berwarna merah jambu yang menonjol tanda rangsangan birahinya telah naik. Mungkin saat ini Bu Vivi sedang bermimpi. Semakin lama jilatan berubah menjadi hisapan dan nafas Bu Vivi sudah tidak beraturan lagi. Desahan mulai terdengar hhhh... emmmm... hhhhh... ssssshh.... hhhmmmm. Tanganku meneruskan gerilyaannya sampai ke pusar Bu Vivi. Di bawah pusarnya tampak pemandangan indah menakjubkan, bulu jembut halus terlukis indah di atas nya. Bibir memek yang berwarna merah jambu terlihat seksi dengan tonjolan klitoris (itil)nya.. langsung saja bibir memek itu kujilati dan tonjolan itilnya kusentuh dan kutekan tekan. Desahan kenikmatan Bu Vivi terdengar lagi... uhhhhhhh... uhhh......

Wajah cantik itu terlihat sayu, mata yang masih saja terpejam seakan sedang bermimpi terus mengeluarkan desahan kepedasan mirip rintihan...

Satu jariku lalu mencoba menerobos liang memek si majikanku yang seksi ini...kutusuk dengan perlahan-lahan lalu dikeluarkan lagi lalu kumasukkan lagi terus berulang-ulang...sehingga bibir memek itu semakin lebar terbuka.

Basah pada bibir memeknya tanda rangsangan birahi telah terbakar jauh. Tusukan jemari ditambah hisapan pada itil majikanku yang seksi ini, semakin membakar birahinya. Kedua kaki Bu Vivi menegang dan seakan menjepit kepalaku. Ternyata Bu Vivi telah sampai klimaks orgasmenya yang lama dia belum pernah rasakan dan membuat lemas seluruh sendinya. Lalu pakaian Bu Vivi kurapikan kembali, dan aku pergi ke kamar mandi untuk memenuntaskan hasratku dengan celana dalam Bu Vivi. Setelah itu aku melanjutkan pekerjaanku di kebun.

Lampu Mati

Ternyata dewa keberuntungan masih bersamaku, tampak Ibu Vivi membiarkan apa yang kulakukan dan lampu di kompleks perumahan itu mati pada jam 6 sore. Ia kelihatan sangat seksi dengan daster pink dengan motif buah cherry yang terbuka di belahan dada dan rok diatas lutut, memang majikanku sangat cuek dalam berpakaian.

“Pakk ujannhgg” panggil Bu Vivi, “pak tolong idupin lampu emergency ya”, “iya nak “jawabku, karena lampu emergency tak juga menyala, “napa sih pak, kok belum idup”Tanya Bu Vivi “ga tau juga ya nak..” jawab pak ujang. Ternyata lampu itu belum pernah dicas karena memang tidak pernah mati lampu. Akhirnya Bu Vivi memutuskan penerangan menggunakan lilin. Aku duduk di lantai, sementara ia duduk di sofa, kami pun mengobrol tentang banyak hal. Saat Ia tertawa sering lupa menutup pahanya yang mulus itu dan membuatku makin gelisah. Dalam hatiku aku merasa ia sengaja memancingku, untuk sementara aku menahan diri dulu menunggu kesempatan.

"Pak ujang jangan panggil nak, panggil aq cinta ya pak..""iya Non cinta" kataku," pak ujang, cinta udah mau tidur, pak ujang mau tdur?" tanyanya, "iya non tidur aja, bapak juga mau masuk kamar", lalu kami masuk ke kamar kamu. Lampu juga tidak kunjung menyala, saat itu aku tidak bisa tidur dan memikirkan rencana berikutnya.

Hujan mulai turun tambah deras disertai petir menyambar, tiba-tiba ...

Tok tok tok rok tok... Bu Vivi mengetuk pintu kamarku. Tidak berapa lama aku membuka pintu, samar-samar terlihat Bu Vivi memakai baju tidur warna krem dengan tali tengah melingkari pinggulnya. "maaf pak menganggu, aq takut dan ga bisa tdur pak...pak ujang jaga aq ya" kata Bu Vivi penuh harap, aku terlihat bingung," mksud Non cinta apa ya...bapak udah ngantuk mau tidur.."jawabnya," ya udah pak, kalau boleh aq tidur diatas bapak tidur dibawah ya..." jawabnya sekenanya. Di luar hujan semakin deras dengan petir yangz menggelegar, tampaknya ia bangun gara takut bunyi petir tersebut.

Kupersilahkan Bu Vivi tidur dikasurku sementara aku tidur beralaskan tikar di lantai. Setelah agak lama aku naik ke kasur, kulihat beliau beberapa kali membalik-balikkan badannya, seperti orang gelisah dan tidak bisa tidur.​

Aku terdiam beberapa saat, guna memastikan situasi dalam keadaan aman dan terkendali. Bangkit dari tidur, duduk sejenak dan kemudian berjalan menghampiri tempat tidur.

Lalu aku naik ke ranjang, perlahan baju tidurnya kutarik dibagian kaki sampai pinggul sehingga buah pantatnya yang putih dan mulus terlihat olehku. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD mini Bu Vivi dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidurku. Sekarang kemaluan Bu Vivi terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi. Mataku melotot liar melihat pemandangan indah setelah majikanku yang seksi lebar tersebut tengkurap. Pantat majikanku yang montok dan telanjang tampak menggunung menggiurkan. Aku terengah penuh birahi memandang kemontokan pantat bundar yang putih mulus itu. Dengan gemas kuremas-remas bukit pantat majikan muda tersebut dengan tanganku, lantas kudekatkan mukaku pada belahan pantat majikanku yang seksi tersebut. Lidahku terjulur menyentuh belahan pantatnya kemudian dengan bernafsu aku mulai menjilati belahan pantatnya yang putih mulus tersebut. Terdengar suara erangan perlahan dari mulut Bu Vivi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup saat lidahku menyusuri belahan pantatnya hingga belahan kemaluannya yang kemerahan. Belahan pantat mulus Bu Vivi yang putih dalam sekejap menjadi basah berkilat oleh jilatan lidahku.

Kemudian bibir dan lidahku secara bergantian menyusuri sekujur pantat montok majikanku yang seksi tersebut. Tanganku juga menguak belahan pantat majikan muda tersebut dan selanjutnya lidahku menyapu daerah anus dan sekitarnya yang membuat majikanku yang seksi tersebut mengerang penuh birahi. Puas menikmati pantat Bu Vivi yang montok.

Kupeluk beliau dari belakang, sambil aku terus menggoyang-goyangkan badan agar penisku tetap menikmati kepuasan, memegang payudara montok, putih dan besar itu dari belakang, meraba-rabanya dan meremas-remasnya, pelan, perlahan, keras dan makin keras. Seolah-olah aku melakukan gaya doogy style seperti yang sering kulihat di film biru yang sering kusewa. Kepala kontolku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada Bibir kemaluan Bu Vivi. Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan Bu Vivi.​

"Errrghhh....mmmmm......" Sesekali Bu Vivi mengeluarkan erangan, tapi ia masih berpura-pura tidur dengan tubuh menyamping di ranjangku. Tidak kupedulikan rasa terpilin, dan agak perih di kulit kontolku. Sempit! Dengan hati-hati aku kembali menekan masuk di memeknya. Sudah setengahnya masuk. Memek majikanku semakin basah, karena liangnya masih terlalu sempit untuk kumasuki. Aku kembali menarik keluar dan berusaha menekan kembali ke dalam liang. Erangan Bu Vivi yang tertahan terdengar erotis di telingaku, walau matanya tertutup tapi kedua tangannya meremasi sprei sedangkan wajahnya memerah menahan nafsu.

Setelah beberapa kali berusaha mencoba, akhirnya kontolku berhasil terbenam seluruhnya di dalam memek Bu Vivi, bahkan masih ada bagian di pangkalnya yang masih ada di luar. Tidak bisa masuk lagi alias mentok. Aku berdiam sejenak setelah perjuanganku barusan, keringatku bercucuran, kuresapi kedutan-kedutan di seluruh dinding memek ibu muda yang seksi ini. Dapat kurasakan memeknya yang makin basah sedangkan kontolku makin mengeras dan berdenyut-denyut kencang. 15 menit kemudian aku mulai menaik dan memasukkan kontolku, dari raut mukanya Bu Vivi seolah ingin merintih dan menjerit nikmat tapi berpura-pura tidur karena menjaga harga dirinya. Dengan pelan dan lembut kontolku mengawini memeknya, sampai akhirnya Bu Vivi menangis pelan, kemudian kuusap air matanya, sambil mengawini Bu Vivi dengan lembut aku menciumnya, ia pun mulai membuka mata dan menatap sayu ke mataku.

Saat ia menatap ke bawah melihat memeknya yang putih sedang proses dikawini kontolku yang hitam besar, ia takjud melihat ukurannya kontolku, aku rasakan lubang memek Bu Vivi yang masih sempit itu makin menjepit dan meremas-remas kontolku. Kudorong kontolku hingga menyusup lebih jauh, Ia pun merintih, "Pelan² ya pak" lirih Bu Vivi, ia mulai merubah posisi menjadi terlentang sehingga aku lebih leluasa mengawininya.

Aku mulai menarik dan menusuk memeknya dengan agak cepat sambil memuji ”Memek non sempit banget, putih lagi, bapak suka, memek non tebel banget” pujian itu membuatnya tambah terangsang, ia pun membantuku dengan mengangkat pinggulnya yang gemulai itu menjemput kontolku yang hangat. Tanpa malu ia mendesah-desah kenikmatan saat kutindih dengan mesra, “Pakkk“ desisnya “…Cinta mau dibuahi sama pak ujang….cinta mau hamil pak…beri cinta anak please….”​

Ibu muda yang seksi ini mengerang dan merintih kenikmatan saat dirasakannya kontolku menyusuri lubang memeknya kian dalam, dan wanita ini terpaksa kembali membuka pahanya lebar-lebar untuk menerima sodokan kontol yang besar dan panjang sperti milikku. Tak berapa lama kemudian, kunaik turunkan pantatku diatas kemaluan Bu Vivi. Kini aku mulai menggerak-gerakkan kontolnya naik-turun perlahan di dalam lubang kemaluan majikanku yang hangat itu. Lubang yang sudah sangat becek itu berdenyut- denyut, seperti mau melumat kemaluanku. Rasanya nikmat sesekali. kudekatkan mulutku menciumi muka ayu Bu Vivi. Tanganku juga menggerayangi payudara putih mulus yang sudah mengeras bertambah liat itu. Kuremas-remasnya perlahan, sambil sesekali kupijit-pijit bagian putting susu yang sudah mencuat ke atas. Pinggul majikan muda yang seksi ini ikut bergoyang-goyang sehingga kurasakan kenikmatan di dalam selangkangannya. Sementara lubang memeknya sendiri semakin berlendir dan gesekan alat kelamin kami berdua menimbulkan bunyi yang seret-seret basah.

“Prrttt… prrrttt… prrttt.. ssrrrtt… srrrttt… srrrrttt… ppprttt… prrrttt…”​

Kontol besarku memang terasa sekali, membuat kemaluan Bu Vivi seperti mau robek. Lubang memek wanita berusia 23 tahun ini menjadi semakin membengkak besar kemerah-merahan seperti baru melahirkan. Membuat syaraf-syaraf di dalam lubang senggamanya menjadi sangat sensitif terhadap sodokan kepala kontolku. Sodokan kepala kontolku terasa mau membelah bagian selangkangannya. Belum lagi urat-urat besar seperti cacing yang menonjol di sekeliling batang kemaluanku membuatnya merasakan nikmat yang luar biasa.

“Oooooh ampunnnn pak, enaaaak, setubuhi Cinta paaaak terus pak” ibu muda yang seksi ini mengerang nikmat saat vaginanya ditusuk dengan penis hitam besar.​

Aku telah membuat sukma Bu Vivi serasa terbang ke awang-awang dan tubuh kami telah bersimbah keringat birahi, dengan gagah perkasa kupacu kuda betinaku yang cantik dalam dekapan dan hentakan batang kejantananku.

“Bagaimana Non Cinta?. Enak ya rasa kontol besar panjang? He… heee… Ayo Non goyangin pantatnya dong. Rupanya Non Cinta suka dientot sama penis besar ya?”. Dan kata-kata kotorku membuat Bu Vivi semakin terangsang, kata kotor yang penuh sensasi itu dibisikanku pada telinganya berulang-ulang sambil tetap mengayunkan pantatnya naik turun, gerakan hentakan penisku mulai tak teratur lagi karena ikut didera nafsu birahi saat menyetubuhi wanita bertubuh sintal itu.​

Bu Vivi pun dapat membedakan rasa kenikmatan yang didapat dariku dengan sewaktu Bu Vivi disetubuhi oleh suaminya belum pernah ia merasakan desakan nafsu begitu sangat memuncaknya sampai ke ubun-ubun, permainan seksku telah membuat Bu Vivi orgasme berkali-kali.

“Ouuugh Non. Memek Non Cinta sungguh legit. Enak rasanya. Ssssaya mauuu keluar juga Non. Di dalam apa diluar nih?”

“Oooooh pak. Aaaampuuuun enaaaaknya di dalam saja, semburkan cepaaaat di dalam pejuhnya paaaaak, Aaaaghhh ampuuuun”.

“Ibu mau kalau saya hamili?”.

“Aaaaghhhh… Ya yaaa pak hamili saja saya pak Ujang”. Akal pikiran Bu Vivi telah buntu karena didera oleh kenikmatan dari semburan lahar panas lelaki itu, hingga tanpa sadar Bu Vivi meracau tak karuan.

Tubuh Bu Vivi mengejang, sesaat memeknya berkontraksi meremas kontolku. Lalu ser,crot crot crot. Kontolku mengeluarkan laharnya dengan banyak dalam memek Majikanku. Iapun memelukku dengan erat. Kedua kakinya diapitkan dipinggangku, aku terkulai lemas diatas tubuhnya. Kami orgasme secara bersamaan. Kubiarkan kontolku dalam memek Bu Vivi sementara memeknya berkedut2. Sungguh sangat nikmat “…Nonnn kontol bapak tidak akan bapak cabut ampe pagi ya biar non bisa hamil…” Dengan posisi kelamin kami bersatu, kami kemudian tertidur.​

Dini hari aku terbangun ketika kurasakan memek Bu Vivi hendak dilepas dari kontolku, gerakan Bu Vivi yang menarik memeknya untuk melepas kontolku justru membuat kontolku bangun, dengan cepat kontolku mengeras.

"A....kh!" Bu Vivi terpekik saat ia kutarik dan kupeluk dengan kuat, tak lama kemudian terasa bau anyir air seni, ternyata tusukan kontolku membuat Bu Vivi tak mampu lagi menahan kencingnya.

“Pak please nanti suamiku tau” hibanya, “Udah Non Cinta jalan aja ke kamar, nanti bapak anterin”. Tidak mampu membantah bu Vivi pun menggerakkan pantatnya yang semok dan putih itu dan mulai berjalan menuju kamarnya. Tanpa membuang waktu kulucuti BH yang dipakai Bu Vivi menyisakan baju tidur yang terbuka di punggungnya, dengan segera tubuh majikanku yang putih mulus ini kurangkul dan dengan segera kontolku menghujam memek Bu Vivi. Sementara punggungnya yang putih mulus bagai porcelin kukenyoti hingga meninggalkan bilur-bilur warna merah bekas gigitan berwarna kemerahan.​

"Aihhhh...eungghhhh...." Bu Vivi mengerang dengan mata mendelik, ketika sesuatu yang besar,panjang dan hangat mulai menusuk memeknya melalui belakang.

Badan majikanku yang seksi ini mengejang ketika menyadari memeknya kembali dimasuki kontolku sementara ia hanya bisa pasrah. Hingga sekejap kemudian Bu Vivi merasakan batang kontolku yang jauh lebih besar dan panjang di banding milik suaminya, telah bersarang di lubang memeknya hingga menyentuh rahimnya. Badan Bu Vivi hanya mampu menggelinjang ketika aku mulai menggerakan kontolku dalam jepitan memeknya.

"Mmmfff...enak juga bersebadan sambil berdiri....nnghhh...oohhh " Ujarku di belakang Bu Vivi sambil menggerakkan pinggangku maju mundur dengan napas terengah-engah.

Tak kuasa menahan sensasi yang menekan dari dasar kesadarannya. Bu Vivi mulai mendesah, apalagi tangan kananku itu kini menyusup ke balik baju tidurnya dan memilin-milin puting susunya yang peka sementara kepalaku dengan ganas mulai menciumi dan menjilati keteknya yang putih bersih. Aku itu suka sekali sama ketek majikanku ini, putih bersih dan harum, menambah daya tarik tubuh mulus dan putih majikanku.

"Ayo Non Cinta....ahhhh... ...nikmati...ahh....nikmati...." Sambil kumaju mundurkan kontolku yang terjepit lubang memek ibu muda yang kesepian ini. Bu Vivi memejamkan matanya, menikmati terpaan kenikmatan di tengah tekanan rasa nikmat dan malu sambil berjalan ke kamarnya. Sesampai di sana, terlihat suaminya tertidur pulas.

"Angkat kakimu Non Cinta" ia pun mengangkat sebelah kakinya dan menaruhnya di atas meja rias sehingga ia berdiri dalam posisi kaki mengangkang sebelah, akupun terus saja menggenjot vagina Ibu muda yang kesepian ini sambil mencium dan melumat bibirnya yang seksi itu. Bu Vivi tak mau kalah, Ia pun maju mundur menghadapi seranganku sementara kedua payudaranya bergoyang mengikut gerakan genjotanku. Jeb.., jeb.., jebb..! Kontolku yang besar itu keluar masuk berkali-kali.. Kami sudah seakan terbang melayang sampai langit ketujuh. Mata kami merem melek, sementara tubuhku dan Bu Vivi juga bergetar dan menggelinjang keras dan basah oleh keringat.... suaminya yang ada di depannya sudah terlupakan.

Sekitar 10 menitan aku menggenjot, sesuatu mau muntah dari kontolku. Maka semakin kupercepat genjotanku. “Pakk ujannhgg ...aaduuhh...aahhh..***k tahan nih!!” erang Bu Vivi, kurasakan jepitan Bu Vivi kian ketat berdenyut-denyut pada batang kontolku dan cairan kewanitaan majikanku yang seksi ini terasa mengguyur batang kontolku yang datang bergelombang. Lalu ser,crot crot crot, kontolku mengeluarkan laharnya dengan banyak dalam memek Bu Vivi.​

Aku terkulai lemas diatas tubuh Bu Vivi, kami orgasme secara bersamaan. Kubiarkan kontolku dalam memek Bu Vivi. Memek Bu Vivi berkedut2, sungguh sangat nikmat, setelah kontolku keluar dengan sendirinya dari memek Bu Vivi, aku mencium keningnya. Aku terbaring lemas, sungguh sangat nikmat tak lama kemudian aku kembali ke kamarku dengan rasa puas.

Pov Bu Vivi

Sedangkan di dalam kamarnya Setelah membersihkan tubuh dan vaginanya dari sisa cairan milik tukang kebunnya, Bu Vivi menganti daster tidur yg ia kenakan lalu merebahkan diri di samping suaminya yg telah tertidur lelap,sejenak ia melirik ke arah suaminya kembali Bu Vivi diberondong oleh sejuta rasa bersalah, ia telah mengkhianati suaminya,hati kecilnya mulai menangis karena ia melakukan pengkhianatan ini dengan pembantunya sendiri, ia telah melakukan hubungan seks dengan tukang kebunnya sendiri, Bu Vivi mencoba mengingkari kenyataan ini dengan memejamkan matanya, namun pikiranya terus melayang, semua kejadian tabu ini bukanlah salah Pak Ujang seutuhnya, namun ini juga tak lepas dari perannya sendiri,seharusnya ia bisa melarang dan mencegah Pak Ujang melakukan hal ini, perbuatan yg tidak seharusnya terjadi, apalagi dilakukan seorang tukang kebun kepada majikannya, bahkan kejadian tabu ini sampai berulang lebih dari sekali dan anehnya ia malah menikmatinya juga, di lain sisi sebagai seorang istri yang jarang disentuh oleh suaminya, Bu Vivi sering merasa terabaikan kebutuhan batinnya, saat tukang kebunnya mementik api gairahnya dirinya tak berdaya untuk menolaknya, Bu Vivi tidak memungkiri ia mendapatkan kepuasan batin yg luar biasa saat mendapatkan orgasme dengan Pak Ujang, dahaganya yang jarang terlampiaskan seolah terobati, Pak Ujang begitu lihainya mampu membuat dirinya mengalami orgasme ternikmat yang membuatnya serasa melayang dan lupa diri, penis besar dan panjang milik tukang kebunnya yg mengobrak-abrik vaginanya memaksa naluri alami kewanitaanya untuk menikmati hubungan seks terlarang itu, dan mendadak terbersit rasa kekhawatiran Bu Vivi, ia baru ingat saat persetubuhan itu Pak Ujang telah berejakulasi di dalam vaginanya berkali-kali

"Oh tidak bagaimana kalau aku hamil karena pak Ujang"

Pikiran Bu Vivi mulai kalut memikirkan kemungkinan yang akan terjadi setelah ia disetubuhi tukang kebunnya itu, karena volume ia dan Ko Adi suaminya berhubungan badan sangat jarang, masih terasa dalam ingatanya bagaimana semburan hebat yg ia rasakan di rahimnya saat Pak Ujang berejakulasi, seluruh dinding vaginanya terasa bergetar kala menerima semburan2 cairan kental hangat milik tukang kebunnya yg jumlahnya sangat banyak itu, dan sampai kinipun masih terasa merembes dari dalam vaginanya meski Bu Vivi telah membersihkanya, sudah pasti benih subur tukang kebunnya itu akan bergerak dengan gesitnya membuahi rahim Bu Vivi yang tidak memakai kontrasepsi apapun, saat pikirannya tidak mampu untuk mencari jalan keluar dari kejadian ini rasa lelah mulai menghampiri dan Bu Vivipun terlelap di samping suaminya.

Lanjutannya on progress menghilang bagian dejavunya ;)

Bagian dua
Bagian ketiga
Bagian keempat
Bagian lima (tamat)
 
Terakhir diubah:
namanya mungkin cinta vivi :D
 
ini kaya cerita Anak Petani, persis alurnya. but nice story gan!
 
@ Nighter & bangkaim
Terima kasih gan

@ CAPO88
Gimana lagi ceritanya aslinya kayak gitu alay abis.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd