Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Pantat besar mamaku yang menyejukan jiwa

Beberapa saat kemudian mama telah kembali dengan membawa plastik kresek berisikan berapa botol air mineral dan juga beberapa kaleng bir dalam keadaan dingin.

Sambil berbaring telentang kami bertiga menikmati minuman yang dibawa mama, tentunya setelah Bagus mencabut keluar batang penisnya dari dalam vaginaku, sebagaimana yang disarankan mama agar setidaknya sekitar 15 menit penisnya itu harus tetap tertanam didalam lorong vaginaku setelah selesai menyemburkan spermanya didalam rahimku. Rasa letih serta keringat yang banyak keluar membuatku mampu menghabiskan satu botol air mineral ukuran sedang serta 2 kaleng bir bintang, begitupun dengan mama, sedang Bagus tidak minum air mineral, sebagai gantinya dia telah menenggak habis 4 kaleng bir bintang.

“Bir baik juga dikonsumsi bagi tubuh kita, asal jangan terlalu berlebihan apalagi sampai mabuk...disamping untuk melancarkan air seni, masih banyak lagi manfaat bir, bahkan mama menyarankan untuk minum bir ketimbang softdrink sejenis cocacola atau fanta, itu kurang baik, berpotensi merusak ginjal serta kadar gulanya terlalu tinggi...” terang mama, disela-sela obrolan kami.

“Eh, ngomong-ngomong soal air seni nih ma...tadi sebelum mama pulang Bagus sempat cerita, katanya kalian pernah saling minum air kencing ya ma...betul begitu...?” tanyaku penasaran.

“Hi..hi..hi.. iya sih, itu tuh, adikmu yang punya ide...ada-ada aja dia...” jawab mama.

“Tapi mama juga suka kan...?” balas Bagus

“Suka juga sih, asik juga ternyata.... asik banget malah... mama jadi ketagian tuh..hi..hi..hi... emangnya kenapa in, kamu koq pakek tanya-tanya begitu segala...?”

“Ah, enggak... Cuma penasaran aja...”

“Cuma penasaran atau mau coba...?” goda mama.

Seketika jiwa binalku bergelora, setelah semua yang aku lakukan disini, mengapa tidak aku coba juga yang satu itu, semakin ekstrim sepertinya semakin mengasikan.

“Boleh juga sih ma... hi..hi..hi...” jawabku.

“Wah, kebetulan sekali nih, kita semuakan habis minum bir, pasti air kencing kita bakalan banyak nih....wah, bakalan seru deh.... pesta air kencing kita....hi...hi..hi...” girang mama, seraya mengajak kita semua berdiri.

“Jadi begini nih, kamu kan penasaran in... gimana kalau sekarang Biar Bagus ngencingin mulut kamu, oke...?” usul mama.

“Mmm..***k usah deh ma, biar aku nonton dulu aja, biar mama duluan sama Bagus, kan kalian lebih berpengalaman....” usulku.

“Ya udah kalau begitu... ayo sayang, sekarang kamu kencingin mulut mama duluan ya, nanti baru mulut kamu yang mama kencingin...oke..?” pinta mama kepada Bagus.

“Oke deh ma....siip...” setuju Bagus, sambil tangan kanannya mengkibas-kibaskan batang penisnya yang tidak terlalu berdiri tegak.

Sejurus kemudian mama duduk diatas rerumputan sambil mulutnya menganga lebar.

“Enggak usah kamu habiskan semua air kencingmu gus, sisakan nanti untuk kakakmu...” saran mama.

“Oke ma, itu sudah Bagus pertimbangkan ma...he..he..he..”

“Kamu memang anak pintar gus... ayo sudah, sekarang langsung kencingin mulut mama... mama sudah rindu nih sama cairan menyegarkan yang keluar dari kontolmu itu... ayo sayang....aaaakkk...” ucap mama seraya melirik kearahku.

“Oke ma...satu..dua...ti.***..yeessss....” bersamaan dengan itu pancuran air seni mengalir deras keluar dari batang penis Bagus yang langsung tertuju tepat kedalam mulut mama yang menganga. Woow sungguh takjub aku dibuatnya oleh adegan itu, sungguh ekstrim sekali, dimana seorang anak mengencingi mulut ibu kandungnya, dimana sang ibu dengan girangnya menerima dan meminum air seni itu.

“Wuuuww...sedaaap...segaaar...wuuhh...mmmm..ghlok..ghlok..ghlok...glek..glek..glek...aaaahhh...” Begitu doyan sekali mama maminum air kencing Bagus, bahkan sesekali dipakainya untuk cuci muka.

“Sudah dulu ya ma... sebagian biar Bagus simpan dulu buat kak Indah nanti...” ujar Bagus seraya melirik kearahku.

“Sekarang giliran mama yang kencingin mulut Bagus...” ujar Bagus. Berbeda dengan mama yang duduk, kini Bagus malah berbaring telentang diatas rerumputan.

“Kalau adikmu ya begini ini maunya in, dia sukanya kalau nikmatin air kencing mama sambil tiduran...hi..hi..hi..”

Aku masih penasaran aksi seperti apa yang akan mereka lakukan dengan cara seperti itu, sampai akhirnya aku mulai mendapat gambaran saat mama berdiri mengangkangi wajah Bagus, kemudian mama jongkok dengan selangkangannya tepat berada diatas mulut Bagus, serta kedua tangan mama menyibak bibir vaginanya sehingga terbuka lebar tepat mengarah kemulut Bagus. Hanya sekitar satu senti saja bibir vagina mama berada diatas mulut Bagus, Bahkan Bagus masih menjilat-jilati keratan daging vagina nama yang merah kecoklat-coklatan itu.

“Oke sayang... siap-siap ya...satu..dua..tiga.... “ bersamaan dengan itu menyemburlah air seni mama kedalam mulut Bagus yang langsung diminumnya dengan rakus.

“Wooww... liat tuh in, adikmu ini memang paling suka minumin air kencing mamanya...hi..hi..hi... waktu kecil sukanya minum ASI, eh udah gede suka minum AKI....” oceh mama, sambil kedua tangannya masih menyibak bibir vaginanya dan air seni masih meluncur deras kemulut Bagus.

“Apa itu AKI ma..?” tanyaku iseng

“Air Kencing Ibu....hi..hi...hi...” jawab mama.

“Hi..hi..hi.. bisa aja nih mama...” ujarku.

“Mmmm....sedaaaapp...glek..glek...mmmm...aahhh....” gumam Bagus, sambil kedua tangannya meremas buah pantat mama yang berada diatasnya.

“Udah dulu ya sayang... lihat tuh, kakakmu kayaknya udah enggak sabar pingin cepet-cepet merasakan mulutnya dikencingin sama kamu...hi..hi...hi...” ujar mama, seraya berdiri sambil tangannya membantu Bagus juga untuk segera berdiri.

“Gimana in, kamu udah siap..?” tanya mama.

“Oke deh ma... “ jawabku, sambil aku berjongkok, sementara mama pun juga duduk sambil memeluk tubuhku dari belakang. Sementara Bagus sudah berdiri tepat didepanku dengan batang penis siap untuk mengeluarkan air seni.

“Ayo sayang, tunggu apalagi... “ ujar mama kepada Bagus sambil mengedipkan matanya, sementara tangan mama memegangi daguku seolah kawatir kalau nanti wajahku akan berpaling dari semburan air seni yang datang.
Suurrrr.... selang beberapa detik menyemburlah cairan hangat nan asin dari batang penis adikku yang tepat mengarah kedalam mulutku.

“Wooowww... ayo minum sayang...telan...hi..hi..hi... wooww..ternyata kamu doyan sekali ya... hi...hi..hi...iya..enak kan sayang...segaaar...hi..hi...hi...” oceh mama, sambil kedua tangannya masih memegangi daguku.

Sungguh sensasi yang luar biasa kurasakan, ada kenikmatan tersendiri rasanya saat meneguk air seni yang memancur kedalam tubuhku, sebuah fantasi liar yang terpenuhi dan mengasikan tentunya.

“ffuuhhh...glek..glek..glek...ffllhhh... ghlok..ghlok..glek..glek...fuuaahhh...mmmhhh...glek..glek...” hanya suara-suara itu yang keluar dari mulutku saat derasnya air seni yang memancur kedalam mulutku, sebagian besar masuk kedalam mulutku, sedang sebagian lagi tak mampu kuteguk karna saking derasnya sehingga harus tumpah keatas rerumputan. Kini mama mulai ikut berpartisipasi , mulutnya menyosor kedaguku, menyicipi cairan air seni yang mengalir jatuh dari mulutku, seolah tak rela harus jatuh percuma sehingga mama harus meminumnya.

“Tahan dulu gus...” perintah mama kepada Bagus, maksudnya agar Bagus menghentikan buang air kecilnya.

“Kenapa ma...? Masih banyak nih...” ujar Bagus, setelah menghentikan semburan urinnya kemulutku.

“Sekarang kamu kencing dimulut mama aja, setelah mulut mama terisi penuh kamu hentikan sejenak... pokoknya kamu ikutin mama aja deh....” terang mama.

“Oke deh ma...” setuju Bagus.

“Oke sekarang kamu mulai gus, tapi kalau mama bilang stop kamu langsung stop ya....”

“Iya, beres deh ma... nih ma...” bersamaan dengan itu kembali batang penis Bagus menyemburkan air seninya, namun kali ini kedalam mulut mama.
Dan baru berhenti saat dengan tangan kanannya mama memberi isyarat kepada Bagus, karna mulut mama memang telah terisi penuh oleh air kencing sehingga tidak memungkinkan untuk bicara secara oral.
Ternyata mama menyuruh aku untuk membuka mulut, mulailah aku paham ternyata maksud mama ingin meumpahkan seluruh isi air kencing yang ada dimulutnya kedalam mulutku. Akupun membuka mulut sambil menengadahkan wajahku untuk mempermudah proses yang mama maksud.
Dan byuurr... tumpah semua air seni dari mulut mama yang langsung aku teguk habis, setelah itu mama melumat bibirku, untuk beberapa saat kami saling berciuman.

“Wooww..so sweet sekali ma... hot banget keliatannya ma.... mama emang paling oke nih....” puji Bagus setelah menyaksikan aksi yang mama pertontonkan.

“Hi..hi..hi... kamu suka ya gus...?” tanya mama bangga.

“Suka banget ma... erotis banget... mama bisa aja nih...lagi ya ma... tenang aja ma, air kencing Bagus masih banyak nih, gak sia-sia tadi minun 4 kaleng bir...he..he..he...” ujar Bagus.

Kembali mama menerima kucuran air seni Bagus didalam mulutnya, dan kembali mama memberikannya kepadaku, dan itu berlangsung sampai 4 kali, karna memang sudah tidak ada lagi air seni yang dapat dikeluarkan dari penis Bagus, karna memang sudah tuntas.

“Sekarang giliran mama nih yang kencingin mulut Indah, masih bisa keluar kan ma... ” pintaku pada mama.

“Wah, anak mama nih masih kurang puas ya, padahal sudah banyak tuh tadi minum air kencing adiknya...hi..hi...hi...masih haus ya sayang... oke deh, tenang aja masih ada koq air kencing mama, sengaja tadi enggak mama berikan semua pada adikmu, karna mama kan juga ingat sama kamu sayang....hi..hi..hi...”

Bersamaan dengan itu aku memposisikan diri berbaring telentang diatas rerumputan.

“Jadi kamu mau seperti adikmu nih, sambil tiduran...?”

“Iya ma, kayaknya lebih seru deh...”

“Oke, siap-siap ya sayang...” ujar mama, yang kini dengan posisi mengangkangiku.

“Oke...satu..dua..tiga...yesss...minum semua sayang, jangan sampai ada yang tumpah ya...hi..hi..hi..”

Cairan pipis mama telah mulai masuk kedalam, persis seperti yang mama lakukan pada Bagus tadi, dengan antusias aku telan habis setiap semburan urin yang mama berikan.

“Stop dulu ma....” pinta Bagus yang kini juga ikut berbaring telentang dibawahku.

“Apalagi sayang... ini kan jatahnya kakakmu...” protes mama.

“Enggak ma, mama kencing dimulut Bagus, lalu setelah penuh Bagus berikan kepada kak Indah...” terang Bagus.

“Wah, iya ma... kayaknya asik deh usul Bagus itu...air kencing mama yang sudah dari mulut Bagus pasti rasanya kebih nikmat deh...” ujarku.

“Rupanya kamu ikut-ikutan mama ya, yang tadi mama tampung air kencing kamu dimulut mama, lalu mama transfer kemulut kakakmu....”

“Iya ma, keliatannya hot banget sih ma...” jawab Bagus.

“Oke deh sayang, mama juga suka adegan itu, menurut mama sih romantis banget..so sweet gitu...”

Sejurus kemudian mama telah mengangkangi Bagus, setelah mulut Bagus terisi penuh dengan air kencing, mama segera berdiri, membiarkan Bagus yang bangkit menghampiriku, dan mmm... cairan surga dari mulut Bagus telah pindah kemulutku yang langsung aku telan tanpa sisa, bahkan dengan gemas kulumat mulut adikku itu untuk beberapa saat, sebelum dia kembali lagi berbaring telentang untuk menerima suplay air kencing dari vagina mama, dan aksi itu dilakukan Bagus sampai 3 kali, hingga benar-benar perutku serasa penuh oleh air kencing mama dan juga Bagus tadi.

“Makasih ya ma... juga Bagus, aku benar-benar bahagia sekali hari ini...fuuhh.. betul-betul puas...” ungkapku, yang kali ini kami kembali berbaring telentang berjajar, dimana mama ditengah, sedang aku dan Bagus menghimpit mama.

“Sama-sama sayang... bergabungnya kamu dengan kami merupakan suatu anugerah yang begitu besar bagi mama... makasih ya sayang untuk udah mau gabung dengan kami...mmuaahh...” ucap mama, diikuti dengan mengecup lembut bibirku.

“Iya kak, Bagus juga bersukur sekali kakak mau bergabung dengan kami...” tambah Bagus.

“Ya iyalah, tentu saja kamu senang, kan kamu dapat tambahan memek untuk kamu entotin....hi..hi..hi..dasar kamu, menang banyak ya...” goda mama sambil meremas batang penis Bagus.

“Bukan Cuma dapat tambahan memek aja ma... dapat tambahan lubang anus juga kali he..he..he...” ucap Bagus, kamipun tertawa bahagia.

“Oh iya kak, tinggal kakak nih yang belum kencing...Bagus mau juga dong nyicipin air kencing kakak..iya enggak ma...?” ucap Bagus.

“Oh iya, hampir lupa kita...ayo deh in, tuh adikmu udah enggak sabaran ingin ngerasain air kencing kamu juga...” ujar mama.

“Ayo kak, kakak langsung aja duduk dimuka Bagus, seperti yang tadi mama lakukan ke Bagus....”

“Oke deh, kakak juga udah kebelit kencing banget nih, kayaknya bakalan banyak deh yang keluar, bayangin aja satu botol air mineral, 2 kaleng bir, plus air kencing kamu dan mama yang sudah masuk kedalam perutku, sampai kembung begini nih perut...” terangku.

Seperti yang diminta Bagus, kini aku telah mengangkangi wajahnya, mulutnya yang telah terbuka lebar tepat berada dibawah vaginaku yang kini aku sibak dengan kedua tanganku. Aku konsentrasi sejenak, lalu..serrr... mangucur dengan deras air seni dari vaginaku, yang tentunya langsung masuk kedalam mulut menganga Bagus.

“glek..glek...mmmffhhh...aaacchhhh....” dengan rakus adikku langsung menenggaknya, walaupun ada bebera bagian kecil yang tumpah melalui sela-sela bibir adikku itu.

“Gus, ingat mama kamu dong sayang... mama ingin juga ngerasain air kencing anak perempuan mama...” pinta mama.
Paham apa yang diinginkan mama,aku hentikan sejenak semburan urinku.

“Mama maunya langsung dari memek aku atau dari mulut Bagus ma...?” tawarku.

“Mmm... kayaknya dari mulut Bagus aja deh, lebih romantis gitu...kan Bagus suami mama...iya kan gus..hi..hi..hi...”

“Iya dong ma...istriku tersayang... pasti deh, nanti akan Bagus berikan air kencing kak Indah untuk istri Bagus tersayang....”

“Mmm... so sweet banget kamu sayang...mmmuaahhh...” ucap mama, seraya mengecup mesra bibir Bagus.
Seperti yang mama minta, kuisi mulut Bagus hingga penuh, lalu kutahan sejenak kemudian aku berdiri untuk memberi kesempatan Bagus memberi asupan air kencingku pada “istri” tercintanya itu.
Bagus beringsut untuk menghampiri mama yang berbaring telentang, dari atas Bagus melepehkan air kencingku yang berada dimulutnya kepada mama.

“Terima kasih sayang...” ucap mama kepada Bagus setelah memberikan seluruh isi mulutnya kepada mama, dan merekapun saling berciuman untuk beberapa saat, untuk kemudian Bagus kembali berbaring.

“Bagaimana ma rasa air kencing aku, siip enggak...” tanyaku pada mama.

“Mmm..mantap sayang... lagi lho ya, mama masih belum puas nih....”

“Tenang ma, masih banyak koq...” terangku.

“Ayo lagi kak...” pinta Bagus, yang segera aku ikuti, dan itu berlangsung hingga 4 kali.


Akhirnya komplit sudah kami saling meminum air seni, telah kami rasakan masing-masing air kencing kami, dan kami bertiga saling berciuman. Aku dan Bagus bersama sama merangkul mama yang berbaring ditengah, tentunya dengan senyum kepuasan memghiasi wajah kami.
 
POV. Bagus

Setelah pesta urin dikebun belakang rumah tadi, lalu berbincang-bincang sambil berbaring diatas rerumputan sekitar setengah jam, kamipun masuk kedalam rumah untuk makan, walaupun baru sekitar jam 3 sore tapi lapar juga walaupun jam setengah 12 tadi aku sudah makan siang, bisa jadi karna aktifitas kami tadi yang lumayan mengerus emosi dan tenaga sehingga perut menjadi lapar. Dan yang pasti sampai saat ini kami semua masih telanjang bulat.

“Mama cuma sempat beli gado-gado, itupun mama beli dikantin kantor, abis tadi mama gak sabar sih ingin buru-buru cepat pulang untuk bisa gabung diacara ngentot dikebun belakang bersama kalian..hi..hi...hi...” oceh mama sambil membuka beberapa bungkusan gado-gado diatas meja.

“Ah, bo’ong nih mama... paling-paling mama gak rela tuh kalau suaminya cuma ngentot sama aku berdua... mama pasti cemburu tuh...makanya cepat-cepat pulang, iyakan..” goda kak Indah.

“Ih, suka gitu deh kamu... baperan banget sih... enggak gitu juga kali...” jawab mama, seraya mencubit gemas pipi kak Indah. Yang dicubitpun memekik manja.

Selesai makan aku dan kak Indah kembali ke gazebo untuk sekedar mencari angin dan berbincang-bincang sambil rebahan, sedang mama masih membenahi piring-piring sisa makan kami. Kira-kira 15 menit setelah itu barulah mama muncul. Kulihat mama datang sambil membawa sesuatu, sepertinya sebuah corong plastik yang biasanya selalu ada diatas kulkas, dan yang kutahu benda itu biasa kami gunakan untuk memasukan air minum kedalam botol. Tapi untuk apa mama membawa benda itu. Dan apa istimewanya.

“Heeii... mama ada permainan baru nih... “ terang mama sambil menunjukan benda itu.

“Terus apa hubungannya dengan benda itu..?” tanya kak Indah.

“Mmm... ada deh... nanti deh, pokoknya pasti kalian suka...hi..hi..hi...” terang mama dengan agak cengengesan, yang tentu saja membuat kami penasaran.

“Sekarang kalian turutin mama aja... mmm..begini, kamu nungging aja disini...” pinta mama kepada indah.

“Selanjutnya nanti ujung corong ini mama akan tancepin kedalam anus kamu...” terang mama.

“Lalu...?” potongku.

“Lalu... kamu kencingin corong ini, taukan maksudnya...?”

“Oooww... jadi maksudnya supaya air kencing Bagus masuk kedalam anus kak Indah gitu ma...?”

“Nah, itu maksud mama...”

“Lalu setelah itu..?” kembali aku bertanya.

“Lalu setelah itu... apa ya..? Mmm..pokoknya langsung kita praktekin aja deh, nanti kalian tau sendiri....lets go guys...”

Seperti yang dipinta mama, kak Indah menungging dilantai gazebo dengan posisi anus yang menantang.

“Oh iya gus... kamu entot dulu sebentar lubang anus kakakmu biar lubangnya bisa menganga..setelah itukan gampang masukin corongnya...” perintah mama, yang segera aku ikuti.

Bless..masuk sudah batang penisku didalam liang anus kak Indah,diikuti dengan desahan lembut kak Indah, lalu kugenjot beberapa kali....sebelum akhirnya..

“Oke cukup gus, sekarang kamu cabut kontol kamu....”

Seperti yang dipinta mama, segera kucabut batang penisku. Begitu aku cabut, liang anal kak Indah yang tentunya masih menganga segera dimasukannya ujung corong plastik oleh mama. Dan slep.. langsung ujung corong plastik berwarna merah itu telah menancap didalam anus kak Indah.

“Yesss.... oke gus, sekarang mulai kamu kencingin corongnya.. oh iya, nanti kalau sudah luber ditahan dulu aja kencingmu, oke...?”

“Oke ma..paham deh Bagus...” setujuku.
Aku berdiri diatas lantai gazebo dengan agak membungkuk untuk menyesuaikan posisi ujung penisku agar tidak terlalu tinggi dari permukaan corong, sementara mama yang masih berdiri dibawah gazebo memegangi corong tersebut, mungkin agar tidak terjatuh. Setelah kurasakan cukup ideal barulah serrr...air kencingku mulai mancur memasuki permukaan corong yang kemudian terus turun dan masuk kedalam lorong-lorong anus kak Indah.

“Oke gus, stop dulu...tahan dulu sayang....iya..siiip...”komando mama.
Kini mama mulai menarik lepas corong yang tertancap didalam anus kak Indah, dan sekitar sepersekian detik anus kak Indah langsung menutup, itu artinya air kencing yang barusan aku berikan telah tersimpan didalam rongga pembuangan kak Indah.

“Yesss...sempurna... mmmm...selanjutnya... kamu bergeser sedikit kesini...ya begitu...” pinta mama kepada kak Indah agar memposisikan tubuhnya berada tepat dibibir gazebo, sehingga pantat kak Indah membusung tepat kearah mama yang berdiri dibawah gazebo.

“Nah, nanti setelah mama instruksikan kamu untuk ngeden barulah kamu ngeden...maksudnya supaya air kencing Bagus yang ada didalam lubang anus kamu itu muncrat masuk kemulut mama...paham kan...?” terang mama.

“Oooww...gitu maksudnya..oke deh ma, aku paham...” jawab kak Indah.

“Widiiih... bakalan mantep banget tuh ma.... super sekali...mama emang paling hebat deh kalau ngasih ide yang asik-asik...erotis banget tuh ma...” pujiku

“Siapa dulu dong..mama kamu gitu lho...” bangga mama.

Kini wajah mama berada tepat didepan lubang dibur kak Indah, aku perkirakan sekitar dua jengkal jaraknya, atau kira-kira 40 senti.

“Oke..siap, nanti kalau mama bilang tembak..berarti kamu ngeden ya... seperti kamu lagi buang air besar gitu lho...atau kayak kamu lagi kentut... “

“Siap ma...” jawab kak Indah

“Oke...satu...dua...tiga...tembak...!!” bersamaan dengan itu mama membuka mulutnya, dan srrrooottt...pancuran air memancur dengan cukup deras dari anus kak Indah yang langsung mengarah kedalam mulut mama yang menganga, namun yang membuat mama terpekik adalah ternyata semburannya itu juga ada yang bercabang dan memancur kearah matanya.

“Woooowwww.... hi..hi..hi...kencang juga ternyata semburannya ya...sampai kaget mama..hi..hi..hi... mana ada yang kena mata lagi..hi..hi..hi...” ujar mama setelah meminum cairan yang menyemprot kemulutnya. Kulihat kak Indah sampai tertawa terpingkal-pingkal melihat bagaimana mama terkejut.

“Waaooww... luar biasa sekali ma... mantaap...” takjubku.

“Ayo gus..lagi gus..kencingin lagi gus... wuuww..mantep nih...” pinta mama, yang segera aku turuti.

Untuk yang kedua kali air kencingku telah kembali tertanam didakam rongga anal kak Indah, dan kembali mama bersiap untuk memberi aba-aba

“Oke...satu..dua... tembaaak...!!”
Prreeeetttt... ternyata suara itu yang keluar dari anus kak Indah, beruntungnya kali ini seluruhnya masuk dengan lurus kedalam mulut mama, karna mama memang telah menyiasatinya dengan cara lebih mendekatkan mulutnya dengan liang anus hingga hanya sekitar satu jengkal saja.

“Mmmm...sedaap... segaar..woooww...ayo lagi gus, cepetan... mama benar-benar suka dengan permainan ini....” pinta mama, yang segera aku turuti.

Setelah 4 kali kami melakukan aksi itu tiba-tiba kak Indah protes.

“Gantian dong ma... aku kan mau juga mencicipi air kencing Bagus dari lubang pantat mama... masa mama terus sih, nanti keburu habis deh air kencing Bagus...” protes kak Indah.

“Iya deh sayang... tapi sabar dulu ya sayang... satu kali lagiiii aja, mama lagi on fire nih...oke ya sayang...”

“Iya kak, tenang aja... air kencing Bagus kayaknya masih banyak deh... masih cukuplah untuk 5 kali lagi...”

“Tuh kan in, masih bisa untuk 5 kali lagi katanya... jadi kalau mama ambil sekali lagi kan kamu masih kebagian 4 kali....”

Akhirnya kak Indah setuju, dan sekali lagi aku kencingi liang anus kak Indah, dan kembali mama menikmati air kencingku yang disemburkan dari anus kak Indah.

“Oke, sekarang giliran mama yang nungging... ayo ma buruan....” pinta kak Indah sambil tangannya memegang corong plastik berwarna merah tadi.
Sejurus kemudian mama telah nungging dibibir lantai gazebo, sedangkan kak Indah menggantikan posisi mama, yaitu berdiri dibawah gazebo.

“Ayo gus, cepetan dong kamu entot dulu lobang pantat mama....” pinta kak Indah yang aku laksanakan, dan setelah aku cabut batang penisku, dengan sigap kak Indah langsung menancapkan ujung corong dianus mama.

Tanpa dikomando lagi segera kukencingi corong itu hingga luber. Dan dengan cepat pula kak Indah segera mencabut corongnya.

“Oke maaa... siap-siap...satu...dua...tembak..!!” komando kak Indah, yang telah siap membuka mulutnya dudepan anus mama.
Brrrooottttt..... wow, kali ini semburan mama sampai mengenai wajah kak Indah, walaupun sebagian besar tetap masuk kemulut kak Indah yang langsung ditekannya.

“Waaaauuuuu....anjiiirr..kena mukaku nih...hii..hi..hi...” pekik kak Indah.

“Hi..hi..hi... rasain kamu kamu...rasain tuh semprotan maut mama...hi..hi..hi...” goda mama sambil tertawa terpingkal-pungkal.

“Gak apa-apa koq ma...aku suka.... ayo lagi gus....”

Ahirnya setelah 4 kali aku mengencingi anus mama, sepertinya stok urin ku sudah habis, hingga mamapun akhirnya bangun.

“Wooww... luar biasa sekali ma... aku betul-betul puas walaupun wajah dan rambutku penuh dengan siraman air kencing...” ujar kak Indah.

“Tapi enggak adil nih, aku juga mau dong mencicipi air kencing kalian dari luban anus... masak cuma cewek aja sih...” protesku.

“Tenang aja gus, nanti kak Indah kan bisa juga kencingin anus mama, begitu juga mama nanti akan kencing dilubang anus kak Indah....wah, kamu bakalan kebih puas sayang....” terang mama.

“Siip lah kalau begitu... mmm..sekarang siapa dulu nih yang lubang pantatnya mau dikencingin....?” tanyaku.

“Oke deh, mama dulu...” jawab mama, seraya mama kembali memposisikan diri menungging dibibir gazebo seperti tadi.
Sambil aku berdiri dibawah gazebo, kuentot liang anal mama beberapa kali, lalu segera kusumpal ujung corong nya.

“Ayo kak... langsung kencingin...” perintahku kepada kak Indah yang memang berdiri diatas gazebo.
Disibaknya bibir vaginanya dengan kedua tangannya, kedua kakinya agak mengangkang serta tubuhnya agak membungkuk, lalu seerrrr... ternyata tidak seperti aku tadi yang lebih efektif dan hampir seluruh urin yang aku keluarkan bisa dengan mudah mengarah ketempat yang kuinginkan, tapi saat kak Indah pipis, sebagian mengalir keluar melalui sela-sela pahanya, bahkan tidak sedikit pula yang membanjiri pantat dan punggung mama, walau tentunya tidak sedikit pula yang masuk kepermukaan corong dan terus turun mengisi rongga-rongga dubur mama.

“Oke kak, cukup...tahan dulu....” perintahku, yang segera diikutinya.
Sejurus kemudian kucabut corongnya bersiap untuk segera kunikmati cairan spesial itu. Kudekatkan mulutku hanya sekitar 2 senti saja dari lubang anus mama untuk mengantisipasi agar semburannya tidak muncrat kesegala arah yang tentunya akan menjadi mubajir, karna aku ingin semua itu masuk kedalam mulutku.

“Ayo ma...satu...dua..tembak...!!”
Brooobooottt...bretetetet..creeetttt... yes, semua cairan keluar berhasil aku tampung seluruhnya kedalam mulutku yang kemudian langsung aku telan.

“Ayo lagi kak.. kencingin lagi...” pintaku, seraya aku entot lagi bo’ol mama beberapa saat sebelum kemudian aku tancapkan kembali corongnya.
Hanya 3 kali kak Indah berhasil mengisi liang anus mama dengan urinnya, karba setelah itu sepertinya tidak mampu lagi keluar kecuali hanya tetesan-tetesan kecil saja.

“Wah, banyak yang mubajir sih kak...banyak yang kebuang sih.. jadi Cuma 3 kali udah abis tuh...” protesku.

“Ya, namanya juga cewek gus, kalau kencing gak bisa lurus kaya cowok lah..kita kan gak punya kontol....” jawabnya.

“Gak apa gus, kan masih ada mama yang nanti akan ngencingin lubang anus kakakmu...” hibur mama.

“Iya ma... cepetan ma...kak Indah, ayo nungging sini....”

Seperti yang aku perintahkan, kak Indah segera nungging menggantikan posisi mama. Dan tanpa basa-basi langsung aku toblos batang penisku kedalam anusnya, kugenjot beberapa kali, lalu segera kumasukan corongnya.
Seerrrr.... belum aku komando tiba-tiba mama sudah langsung mengencingi anus kak Indah. Sama seperti kak Indah, banyak air kencing mama yang terbuang percuma hingga membadahi punggung bahkan sampai rambut kak Indah.

Seperti halnya tadi, mulutku kudekatkan liang anus kak Indah. Preeeeetttt.... masuk seluruh air kencing mama memenuhi rongga mulutku yang segera aku telan. Dan sama seperti kak Indah, mama hanya berhasil mengisi rongga anus kak Indah sebanyak 3 kali, tapi tak apa, itu artinya sudah 6 kali yang masuk kedalam perutku. Hmmm...sungguh puas rasanya.
 
Walaupun puas dengan permainan yang mama ciptakan tadi, namun secara seksual kami belum klimaks, alias belum orgasme, sedangkan permainan tadi bagi kami begitu membangkitkan libido dan hasrat seksual yang cukup tinggi, dan kinilah saatnya bagi kami untuk menuntaskan semuanya itu.

“Aduh ma... Bagus sange berat nih, habis minum air kencing kalian tadi jadi sange banget... ayo siapa duluan nih yang mau Bagus entot...” ungkapku.

“Bukan kamu saja gus, kakak juga kentang banget nih.... kamu entot kakak dulu aja ya gus....” pinta kak Indah.

“Sebetulnya mama juga udah horny banget... tapi enggak apa-apa deh biar mama ngalah aja... biar Bagus entotin kamu dulu aja deh....” terang mama.

“Makasih ma... mama baik deh... muuuaacchhh...” ujar kak Indah seraya mengecup pipi mama diikuti dengan membaringkan tubuhnya telentang dipinggir gazebo.

“Ayo gus... langsung entot aku gus....” pinta kak Indah yang segera aku turuti. Namun baru saja aku ingin menancapkan batang penisku kedalam memek kak Indah yang mengangkang itu, tiba-tiba mama....

“Eeeiiit...eeiiit... untuk hari ini plis deh... hari ini khusus anal seks aja... ngentot memek cuma waktu kamu sudah mau ngecrot saja... nanti kalau kamu sudah mau keluar, baru kamu keluarin didalam memek kak Indah, biar dia cepet bunting... kalau untuk ngentot sih, entot lubang pantat aja...setidaknya untuk hari ini... hari tanpa ngentot memek...hi..hi..hi...” terang mama.

“Ada-ada aja nih mama... hari tanpa ngentot memek..apaan tuh...” protesku.

“Iya gus, kan baru hari ini tadi kakakmu ngalamin anal seks... jadi harus sering-sering kamu entot anusnya biat dia semakin terbiasa... iya gak in...?”

“Iya deh ma... boleh juga tuh, aku juga lagi suka banget nih sama anal seks...ia gus betul kata mama, entotin lubang pantat aku aja... nanti kalau udah mau keluar baru deh kamu entot memek aku...”

“Oke deh, aku juga lebih suka anal seks sebenarnya sih ketimbang ngentot memek... lebih erotis kayaknya...”
Beberapa saat kemudian kak Indah menekuk kedua pahanya hingga kedua lututnya menyentuh buah dadanya, dengan demikian liang anusnya tampak menantang kearahku yang berdiri dibawah gazebo. Bless.. tanpa banyak cerita langsung saja kutancapkan batang penisku kedalam liang anal kak Indah, dan langsung aku genjot.

“Aaaaagghhhh.... yessss... mantep gus... entot terus lobang bo’ol kakak gus... genjot yang kuat gus... kayaknya aku mulai keranjingan anal seks nih.... aagghhhh... iya gus, terus...uuuhhhh....zzzz...aaghhhh......” racau kak Indah, sambil kedua tangannya menahan kakinya agar tetap menekuk.
Mama tidak tinggal diam, kini dia berdiri dilantai gazebo dengan mengangkangi tubuh kak Indah, sehingga posisi selangkangannya sejajar dengan wajahku yang berdiri dibawah gazebo.

“Cicipi memek mama sayang....” pinta mama yang segera kusambut dengan gelitikan lidahku pada area klitorisnya.

“Mmmmmm....zzzzz...aaagghhhhh.... iya terus jilatin itil mama sayang....uuuughhhhhh....sedaaap....” erang mama, yang kedua tangannya kini merangkul bagian belakang kepalaku. Walaupun begitu aku tetap inten menggenjot batang penisku didalam anus kak Indah.

“Sekarang jilatin lubang pantat mama ya sayang....” kali ini mama membalikan tubuhnya dan menyodorkan pantatnya dengan posisi agak menunduk dengan maksud agar liang analnya terekspos didepanku, dengan kedua tangan mama menyibak liang anusnya membuat semakin tampak menantang sekali, sehingga dengan rakusnya aku jilat bahkan aku lumat dengan penuh birahi.

“Aaaaagghhhhh..... sedap sayang.... jilat terus lobang pantat mama sayang....uuuhhhh...iya kenyotin terus...dikenyot...aaagghhhh....”

Sekitar beberapa menit kemudian mama beringsut, kemudian kembali membalikan tubuhnya kearahku, dan mundur beberapa langkah sehingga posisi mama berdiri tepat diatas wajah kak Indah.

“Sekarang mama akan kasih kamu bonus ya sayang....” ucap mama sambil kedua tangannya menyibak bibir vaginanya.

“Satu..dua..tiga....” ucap mama, bersamaan dengan itu muncrat cairan dari vagina mama kearah wajahku, yang ternyata adalah air kencing, bahkan sebagian mengalir kewajah kak Indah yang berada dibawahnya, yang langsung disambut kak Indah dengan meminumnya air kencing mama yang menetes kemulutnya, seperti halnya aku yang juga membuka mulutku agar air kencing mama dapat kuteguk. Wooww..sungguh erotis sekali, saat aku sedang asik menganal kakakku, mama mengencingi mulutku, benar-benar sesuatu banget, membuatku semakin bergairah.

“Hi..hi..hi... ternyata masih ada sisa-sisanya ya gus... selamat menikmati bonus dari mama gus... hi..hi..hi..”

“Makasih ma...” jawabku, dengan masih tetap menggenjot anus kak Indah.
Sementara penisku menggenjot anus kak Indah, kini tangan kanan kak Indah mulai menggosok-gosok liang vaginanya sendiri, sedang pahanya yang sebelumnya ditekuk keatas kini mengangkang lebar.

“Sepertinya kakakmu sudah mau klimaks tuh gus.. biar mama bantu dia...” ucap mama, seraya mama duduk disamping kak Indah.

“Biar mama jilatin memek kamu ya sayang....” ucap mama kepada kak Indah.

“Iya ma....jilatin memek aku ma....aaagghhhh...sedap sekali...lubang anusku dientot kontol adikku, memek aku dijilatin mama....aaagghhhh....terusss... maa..guuss...aku mau keluar nih....aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh....” erang kak Indah yang menandakan dirinya telah sampai pada puncak kenikmatannya.

“Udah gus... sekarang kamu entotin bo’ol mama... kakakmu udah KO tuh....” ujar mama, seraya memposisikan dirinya menungging disamping kak Indah.
Langsung, kutoblos pantat mama yang nungging menantang dan sepertinya sudah gatel untuk disodok batang kontol itu. Tanpa ampun segera kugempur dengan kecepatan penuh, karna aku tau itu yang mama suka.

“Uuuuuugghhhh.... iya gus, terus gus... makin kenceng makin asik gus... genjot yang kenceng bo’ol mama gus.... gempur yang kuat...aaahhhh...yessss...seeedaaap....”
Kulihat kak Indah yang sebelumnya hanya berbaring setelah klimaks kini mulai beringsut menggeser tubuhnya hingga posisi wajahnya tepat dibawah selangkangan mama. Sadar apa yang dilakukan kak Indah, mama memberi akses untuk mempermudah usaha kak Indah.

“iya, jilatin itil mama sayang....iya betul begitu...pinter banget sih kamu....aaagghhhhh....”
Hingga beberapa menit kemudian mama mengerang hebat yang mengiringi puncak kenikmatan yang mama dapat.

“Stop gus... istirahat dulu... nanti kamu lanjut lagi... beri mama waktu...cabut dulu kontol kamu sayang....uuuuhhh...” pinta mama, yang dengan sedikit kecewa akhirnya kuturuti juga.

“Waduh, Bagus lagi tanggung sebetulnya nih ma....” keluhku.

“Iya sabar, nanti kita lanjut lagi...sana kamu ambil minuman dulu...” ujar mama. Segera aku ngeloyor kedalam untuk mengambil seperti yang mama pinta.


Untuk berapa saat kami istirahat sambil menikmati sebotol air mineral dingin sambil mengobrol ringan. Sampai akhirnya.

“Ma, ngomong-ngomong Bagus belum keluar nih... kentang banget ma, dari tadi Bagus nahan sange...” keluhku.

“ih, anak mama kasian banget deh, udah gak sabaran kepingin ngentot... ayo sekarang siapa yang mau kamu entot duluan... tapi jangan lupa, gak boleh ngentot memek lho... hari ini khusus anal seks...kamu cuma bisa ngentot lubang pantat kami...paham...hi..hi..hi...” terang mama, dengan nada menggoda.

“Iya dong ma... Bagus paham... Bagus juga udah gak sabar nih mau entotin lubang pantat mama atau kak Indah.... oh iya kalau gitu sekarang mama sama kak Indah nungging aja seperti tadi, biar Bagus entotin bergantian... pasti seru tuh....oke..” usulku.

Seperti yang aku usulkan kini mama dan kak Indah menungging dibibir lantai gazebo, sedangkan aku masih seperti tadi berdiri dibawah gazebo.
Wooww... dua buah pantat montok menungging berjajar tepat didepanku, sungguh pemandangan yang erotis dan menakjubkan, terlebih lagi berada diluar ruangan dengan sinar matahari sore masih bersinar terang sehingga pemandangan didepanku ini terlihat begitu ditail dan jelas, hingga aku dapat melihat urat-urat hijau disekitar liang anus mereka karna memang kulit mereka yang putih mulus.
Hmmm...sebelum aku entot sebaiknya aku cicipi dulu anus-anus mereka ini...

“Mmmm...slap..slap..slap...shruuuppp...shruup...mmmuahhh...” kulumat habis liang anus mama, lalu setelah itu giliran milik kak Indah yang tak luput dari sasaranku.
Puas mencicipi liang anal mereka, kini batang penisku kutoblos kedalam anus mama, kugenjot beberapa kali, lalu kucabut dan kutancapkan kedalam anus kak Indah. Kugenjot sekitar satu menit lalu kembali kucabut dan kutoblos kedalam anus mama, Begitu seterusnya secara bergantian. Hingga akhirnya pada saat aku menggenjot anus mama rasanya aku ingin segera mencapai puncak, dan segera kuberitahukan mama.

“Ma, Bagus mau keluar nih....uuugghhhhhh....”

“Tahan ya sayang.... Indah, ayo cepat kamu telentang, biarkan adikmu ngentotin memekmu, dia mau ngecrot tuh.....cepet sayang, nanti keburu muncrat....” perintah mama.

Dengan sigap kak Indah segera berbaring telentang sambil mengangkang, dan bless langsung kutancapkan batang penisku kedalam memek kak Indah, hanya beberapa genjotan pertahananku langsung jebol bersamaan dengan semburan spermaku membuahi rahim kak Indah.

Dan akhirnya aku tersenyum dengan masih batang penisku tertancap didalam rahim kakakku, dan seperti biasa untuk sekitar 15 menit aku tak akan mencabut batang penisku sebagaimana yang mama instruksikan sebelumnya.

“Gimana gus, sudah lega sekarang? Udah enggak kentang lagi kan...?” tanya mama sambil tangannya membelai rambutku.

“Enggak dong ma...sudah plong... Bagus puas betul ma.... bisa ngentotin dua lobang pantat sekaligus dalam waktu bersamaan..he..he..he...”

“itu namanya rejeki anak cabul gus...hi...hi..hi.... harus disukuri....” goda mama.

“Rejeki anak soleh dong ma... masa’ anak cabul sih....”

“Iya deh, rejeki anak soleh... anak soleh seperti kamu memang layak untuk dapet ngentotin lubang pantat ibu kandung dan kakak kandungnya sekaligus hi..hi..hi... semoga berkah ya gus....” goda mama, yang membuat aku dan kak Indah tertawa mendengarnya.

“Oh iya in, mama do’akan semoga peju yang disemprotkan dimemekmu bisa membuatmu cepat hamil ya sayang...” ucap mama kepada kak Indah,seraya mengecup keningnya.

“Amiiin... makasih ma...”

“Makanya kamu harus sering-sering berdo’a sayang.... nih, ikutin mama doanya ya: ya tuhan, semoga peju adik kandungku yang ada didalam memekku ini segera menjadi janin...ayo ikutin sayang..hi..hi..hi...”

“Oke deh ma... Ya tuhan, semoga peju adik kandungku, yang ada didalam memekku ini, yang tadi dimasukin adik kandungku dengan cara ngentotin aku, semoga jadi hamil ya tuhan....amiiin...hi..hi..hi...” ucap kak Indah.

“Ih dasar kamu... pakai ditambah-tambahin segela...hi..hi..hi..” ujar mama
“Eh iya, aku mau berdoa lagi ma... ya tuhan, semoga aku bisa ngentot terus selamanya dengan adikku ya tuhan... mmm..dengan mamaku juga tuhan...mama kandungku.... biar kami bisa ngentot bareng terus..abisnya asik sih tuhan....hi..hi..hi...” canda kak Indah.
“Hi...hi..hi... bisa aja kamu...Indah..Indah..kamu itu deh, dari dulu emang suka konyol...hi...hi...hi...” tawa mama.

Ah, konyol sekali mereka memang, tapi aku suka dengan kekonyolan mereka itu.

“Eh iya ma, ngomong-ngomong kalau nanti mas Mirza pulang dari Semarang, dan aku harus balik ke Bogor, tentunya aku gak bisa entot-entotan lagi dengan kalian dong ma....eeemmm...sedih deh aku ma....padahal aku lagi seneng-senengnya di anal nih... gimana ya ma...” keluh kak Indah.

“Ya gimana lagi sayang... kamu sabar aja ya.... nantikan masih bisa kita atur waktunya, supaya lubang pantatmu ini bisa dientotin lagi sama kontol adikmu itu..oke...”

“Iya deh ma...semoga bisa kita atur...”




Setelah selesai acara sore itu kamipun mandi. Dan pada malamnya, acara “hari tanpa ngentot memek” yang dicanangkan mama masih berlanjut. Sekitar pukul 8 malam kembali aku menggempur liang anal mama dan kakakku dengan berbagai gaya dan posisi, namun tentu malam itu kami melakukannya didalam rumah, tidak lagi dekebun belakang rumah. Terkadang kami lakukan dikamar mama, ruang keluarga, bahkan dikamar kak Indah. Baru sekitar pukul 2 pagi kami bertiga tertidur diruang keluarga, dengan masih telanjang bulat tentunya, dan karna kebetulan saat itu malam sabtu, dimana mama libur kerja, sehingga pukul 8 pagi baru kami bangun.



Dua bulan telah berlalu, kak Indah dan mama telah positif hamil, tentu saja suami kak Indah bahagia sekali, dan pastinya suami kak Indah tak pernah berpikir sedikitpun kalau janin yang dikandung kak Indah adalah hasil dari benihku, dia dan keluarga besarnya tetap menyangka itu adalah benih dari suaminya.

Tentang kehamilan mama, ternyata mama memang sebelumnya telah merancang skenario yang jitu. Yaitu mama membangun cerita bahwa dirinya telah menikah secara siri dengan seorang pria yang bekerja sebagai pegawai perusahaan batu bara di Kalimantan, pada usia pernikahannya yang baru 3 bulan suami mama meninggal karena terkena corona di Kalimantan saat sedang berdinas, dimana saat itu adalah masa genting-gentingnya pandemi ditanah air dan juga di dunia, sehingga jenasah suami mama terpaksa harus dimakamkan disana sesuai prokes pemerintah dan tanpa dihadiri keluarga. Tentu saja semua itu adalah cerita yang dikarang mama, untuk menjaga agar saat kandungan mama besar nanti mama akan tetap nyaman dan aman dari gunjingan negatif teman-teman dikantornya. “Kenapa mamamu tidak memberitahu keluarga kami sih kalau mama baru menikah..?” itu yang ditanyakan mas Mirza suami kak Indah “Mama memang pernah pesan padaku untuk jangan cerita-cerita dulu kalau mama sudah menikah siri, rencana mama nanti kalau telah selesai pandemi baru mereka berencana menikah resmi dan mengadakan pesta kecil-kecilan layaknya pengantin, tapi ternyata Allah berkehendak lain mas....” itu jawaban kak Indah, tentu saja itu sebelumnya sudah diinstruksikan mama kepada kak Indah.
Dan mengenai tetangga disekitar rumah, tentu saja itu perkara yang sangat mudah, karna lingkungan disekitar komplek ini terlalu individualis serta tidak mau tau urusan orang lain, bahkan kami tidak saling kenal.

Jadi kesimpulannya, mengenai kehamilam kak Indah dan mama, semua berjalan baik-baik saja, tidak menimbulkan kehebohan atau gunjingan, semua berjalan sebagai mana kebiasaan yang normal di masyarakat.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd