Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Pantat besar mamaku yang menyejukan jiwa

“Gus...bangun dong sayaang... mama berangkat ngantor dulu...” fuh, kubuka mataku, kulihat seraut wajah mengenakan jilbab berwarna coklat dengan seragam salah satu instansi pemerintah.

“Emang udah jam berapa ma...?” tanyaku sambil mengucek-ngucek mataku dengan punggung telapak tangan.

“Jam tujuh.... kamu cepat mandi sana, sebentar lagi kan berangkat kuliah...sarapan sudah dimeja tuh...”
Seperti biasa mama menyodorkan tangan kanannya padaku saat hendak berangkat ngantor, yang kemudian kucium sebagaimana layaknya seorang anak kepada orang tua.

“Udah ya sayang...mama jalan dulu...muuaaahh...” waooww..mama mencium bibirku. Padahal tadi aku sempat berpikir bahwa kejadian semalam tadi hanya sebuah mimpi atau kenyataan. Tapi dengan mama mencium bibirku barusan, itu sebuah pembuktian yang kuat bahwa kejadian semalam adalah nyata adanya.

Sejurus kemudian aku melompat bangun dari ranjangku. Kumelangkah keluar masih dengan celana boxer yang dalamnya serasa lengket. Hmmm mungkin karena spermaku semalam.
Masih sempat aku berpapasan dengan mama yang baru keluar dari kamarnya untuk menuju ke garasi mobil.. Plok...aku tepuk dengan nakal bokong mama yang besar menggoda itu, yang ditanggapi dengan pekikan genit mama.

“Aaaaaww...!! Nakal ya anak mama...awas...!!” ancam mama, sambil tersenyum manis, seraya ngeloyor menuju garasi mobil.

“Nanti pintu garasinya ditutup ya sayang...!!” teriak mama dari dalam garasi. Tak lama setelah itu terdengar suara mesin mobil menderum, sampai akhirnya suara mesinnya menghilang sebagai tanda mama telah berangkat menuju tempat kerjanya.

==========================

Jam dua belas siang aku sudah tiba dirumah setalah tiga jam lebih aku berada dikampus mengikuti dua mata kuliah untuk hari ini.

Selesai makan, aku berbaring-baring dikamar. Membayangkan kejadian luar biasa tadi malam bersama mama. Untuk urusan Ririn, Ah, perempuan sialan itu sudah terhapus seutuhnya dari dalam relung-relung hatiku semenjak aku mendapatkan sesuatu yang sangat mengesankan dari mama tadi malam.
Pulang jam berapa ya mama hari ini. Tidak tentu juga sih, kadang jam 5 atau jam 6, paling cepat ya jam 4.
Ah, aku jadi ingin mama cepet-cepet pulang. Fuih..kubayangkan malam ini aku akan menikmati memek mama. Ah, betapa bahagianya.

Beberapa saat setelah aku melamunkan mama, menghayalkan hal-hal indah dan mengasikan yang bakal aku lakukan, kuraih ponselku, lalu aku buka aplikasi whatsUp. Aku buka akun WA mama. Mau tulis apa ya untuk mencurahkan rasa sange’ ku ini.... hmm... baiklah, jam segini harusnya mama masih istirahat, belum jam satu.

MA...JAM BERAPA PULANG..? UDAH KEPINGIN NIH.....
Yang segera kukirim ke mama pesan itu. Lalu kutunggu dengan harap-harap cemas. Yes, hanya beberapa detik kirimanku itu telah menunjukan centang dua warna hijau, itu artinya mama telah membacanya. Dan kini dia sedang mengetik.

KEPINGIN APA SAYANG....?
Jawab mama, yang segera kubalas lagi. Yah, gelora birahi yang telah memuncak membuatku sanggup menulis seperti ini.

INGIN NGENTOTIN LOBANG MEMEK MAMA YANG TEMBEM ITU....

Tak lama kemudian mama membalas
IH, ANAK MAMA NAKAL NIH... MASA’ IBU KANDUNGNYA SENDIRI MAU DIENTOTIN SIH LOBANG MEMEKNYA...

Aku balas bagaimana ya... hmm..begini saja lah.
ENGGAK APA-APA DONG MA.... NGENTOT SAMA IBU KANDUNG ITU LEBIH ASIK LHO MA... RASA CINTA SEORANG ANAK KEPADA IBUNYA ATAU SEBALIKNYA, RASA CINTA SEORANG IBU TERHADAP ANAKNYA, MERUPAKAN CINTA YANG TULUS DAN MURNI.. SEHINGGA APA BILA DICURAHKAN DALAM BENTUK HUBUNGAN SALING ENTOT-ENTOTAN, PASTI AKAN INDAH DAN ROMANTIS SERTA MENGGAIRAHKAN.
Aku tersenyum sendiri membaca tulisanku itu, terutama kalimat “hubungan saling entot-entotan” itu, ha..ha..ha.. maksain banget. Tapi tak apalah, kukirim juga tulisan itu dengan hati berdebar.
Sudah centrang hijau, artinya sudah dibaca, kutunggu beberapa menit masih belum dibalas, apa mungkin dia sibuk.

OH, ANAKKU SAYANG... KAMU ROMANTIS BANGET DEH, MAMA JADI TERHARU MEMBACA TULISANMU ITU... SEKALIGUS MEMEK MAMA JADI BASAH NIH, INGIN RASANYA CEPAT-CEPAT DIENTOTIN SAMA KONTOLMU ANAKKU SAYANG...
Woooww... sukurlah, ternyata mama menanggapi tulisanku dengan senang, bahkan sepertinya mama merasa terbuai.

BAGUS JUGA INGIN SEKALI MENJILATI MEMEK MAMA YANG TEMBEM ITU MA.... INGIN BAGUS JILATIN ITIL MAMA, LALU BAGUS SEDOT-SEDOT.. BAGUS JUGA INGIN SEKALI MEMASUKAN LIDAH BAGUS INI KEDALAM LOBANG MEMEK MAMA... LOBANG YANG DULU ADALAH TEMPAT ANAKMU INI KELUAR DAN LAHIR KEDUNIA... LALU MEMEK MAMA AKAN BAGUS SEDOT-SEDOT HINGGA MENGELUARKAN CAIRAN...DAN CAIRAN ITU AKAN BAGUS HIRUP DAN TELAN... MMM...PASTI YAMI DAN LEZAT YA MA.....
Fuuhh... aku bahkan bergidik sendiri menulis tulisan ini... tapi, ah...aku tetap akan mengirimnya... toh ini bukan gombal...tapi sebuah ungkapan hati yang jujur. Ya’ terkirim.
Hmmm... mama sudah membacanya.

AMPUN GUS...MAMA GAK TAHAN NIH... KAMU KOQ PINTER BANGET SIH BIKIN KATA-KATA YANG BEGITU INDAH DAN MENGGETARKAN HATI SEPERTI ITU.... PERASAAN MAMA JADI MELAYANG-LAYANG NIH... JADI PINGIN CEPET-CEPET PULANG...TAPI GAK BISA GUS, KAN MASIH ADA KERJAAN.... UDAH DULU YA GUS, MAMA HARUS KERJA DULU... MUAACCHHH.... SALAM NGENTOT SELALU ANAKKU SAYANG...
Ha..ha..ha... apa lagi itu, “salam ngentot selalu” maksain banget sih mama. Tapi erotis juga sih didengarnya.

OKE MA...SELAMAT BEKERJA... BAGUS TUNGGU SELALU MEMEK TEMBEMMU MAMAKU SAYANG....

Beberapa saat kemudian mama membalas hanya emoj gambar hati, yang berarti cinta.


Akhirnya aku melamun sendiri sambil sesekai senyum-senyum bagaikan orang kurang waras.
Kutengok kearah jam dinding, baru jam 2 siang. Ah, lebih baik aku buka chanel bokep favoritku melalui HP, lumayan untuk referensi bahan ngentot dengan mama nanti.

===========================

Sekitar jam setengah empat aku menerima WA dari mama.
ANAKU SAYANG.... SEKITAR JAM 4 MAMA SUDAH DIRUMAH YA...

Wah, itu artinya setengah jam lagi. Lebih baik aku mandi agar mama pulang nanti aku terlihat bersih dan segar.
OKE MA.... BAGUS TUNGGU MEMEK MAMA..

Yang dibalas oleh mama dengan gambar hati..


Jam 4 kurang sedikit mama tiba dirumah. Wajah mama begitu sumringah,senyum selalu mengembang diwajahnya, sangat berbeda dengan hari-hari sebelumnya yang tampak kusut dan terkesan letih apabila pulang ngantor.

“Wah, anak mama sudah mandi nih...sudah ganteng ya....” tegur mama, sambil melepas sepatunya. Aku merasa agak malu juga mengingat kata-kata yang aku kirimkan ke mama via WA tadi. Ah, betapa cabulnya kata-kata tadi.

“Ma....mmmm..maafkan Bagus ya ma... soal kiriman WA yang kurang ajar tadi...” ucapku, yang duduk disofa ruang keluarga sambil menonton tv.

“Kurang ajar gimana sih sayang.... justru mama suka sekali lho gus.... Aduh, perasaan mama gimana gitu ya saat membacanya... mmm..hepi hepi sange’ gitu...hi..hi..hi... justru mama mengharap kamu itu sering-sering kirimin kata-kata indah itu ke mama...biar mama tambah semangat dalam bekerja...” terang mama, yang kini duduk disampingku.

“Beneran ma... mama suka ya mendengar kata-kata seperti itu.. ih, mama nakal juga ya....”

“Ya bener dong sayang..masa’ mama pura-pura sih, mama memang paling suka mendengar kata-kata seperti itu... Apalagi kalau kamu yang mengatakannya, wooowww...hati ini berbunga-bunga sekali mendengarnya....” terang mama, sambil tangannya memegang pahaku.

“Ih, mama nih... Bagus jadi makin gak sabar aja nih untuk cepet-cepet ngentotin mama... sekarang aja ya ma....” pintaku, sambil tanganku menggerayangi tubuh mama yang masih terbalut seragam dinasnya.

“Ih, kamu itu... Nanti ya sayang, mama mandi dulu... setelah itu kita makan dulu.. Mama kan ingin tampil sempurna dimalam pertama kita...” terang mama, sambil kedua tangannya memegang tangan kananku yang “usil” itu, dengan maksud agar aku menahan diri dahulu.

“Emangnya semalem bukan malam pertama ya ma...?”

“Belum dong sayang... kan kontol kamu belum dimasukin ke memek mama.... itu artinya kita belum ngentot sayang.....” ujar mama, dengan agak berbisik sambil tersenyum nakal menggoda. Ah, membuatku semakin gemas saja dengan mamaku yang montok nan bahenol serta super seksi ini.

Sejurus kemudian mama melangkah kedalam kamarnya.

“Udah ya...mama mandi dulu... “

“Oh iya gus, koq kamu tau sih kalau memek mama tembem, emangnya kamu tau dari mana....” tanya mama, yang berhenti sejenak didepan pintu kamarnya.

“Ooww...yang di WA tadi ya... ya tau dong ma, kan dulu waktu SMP Bagus sering ngintipin mama.... Lagian walau enggak ngintipun, Bagus juga pasti tau ma.. lha mama kalau lagi memakai lagging yang ketat, memek mama kelihatan menyembul kayak kuburan kembar...he..he... abis mama sih, kalau pakai lagging sering enggak pakai celana dalem....”

“Ih, dasar kamu....perhati’in aja...” ujar mama, seraya masuk kedalam kamar.


Agak lama juga mama mandi, hmm..apakah mungkin mama sengaja mempercantik diri untuk memberikan yang terbaik, yang menurutnya tadi dia katakan sebagai malam pertama. Sebenarnya sih, tanpa harus mempercantik diri atau berdandan, bagiku mama sudah sangat menarik. Inginku justru begitu mama pulang ngantor tadi, langsung saja kutarik kedalam kamar, dan kuentot dengan penuh birahi. Tapi tak apalah, mungkin dia ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya.



Selang beberapa saat, pintu kamar mama terbuka dan...woow..aku hampir tak percaya dengan pengelihatanku. Betapa tidak, mama mengenakan lingerie model babydoll yang berbahan transfaran berwarna ungu. Dipadu pula dengan sepatu hak tinggi. Tentu saja bagiku mama terlihat begitu menggoda sekali. Terlebih lagi, mama merias wajahnya dengan begitu seksi layaknya artis penyanyi mancanegara akan tampil konser dipanggung.

“Benar-benar Bom sex....” ujarku pelan, seolah berbicara pada diri sendiri. Namun sepertinya mama mendengar omongan spontanku.

Sadar dirinya membuatku terpesona, mama melenggak lenggok beberapa saat layaknya seorang peragawati.

“Sabar dulu dong sayang... kita kan mesti makan dulu...” ucap mama, saat aku berdiri dengan maksud ingin menjamahnya. Glek..terpaksalah gejolak birahi ini harus ditunda dulu untuk disalurkan.

Kini sosok seksi dengan pakaian lingrie itu duduk dikursi meja makan, tepat berada dihadapanku, namun dibatasi oleh meja makan.

Wuuih..buah dadanya yang montok dan besar itu tampak menggoda dengan dibungkus lingrie tipis berbahan...entahlah apakah itu sutera atau satin, aku tak terlalu paham dengan nama-nama bahan pakaian secara pasti. Ya, bahannya sangat trsnsfaran, hampir seperti tidak memakai pakaian saja layaknya, bahkan puting susunya yang coklat sebesar kelereng itupun masih terlihat jelas dari balik lingerienya.

Rasanya ingin juga aku melihat bagian bawahnya, sayang terhalang oleh meja makan yang taplaknyapun menjuntai rendah. Bisa saja aku menunduk sambil menyingkap kain taplaknya. Ah, tapi aku rasa cara itu sungguh tidak elegan. Lebih baik aku menyendokan nasi kedalam piringku dan cepat-cepat menyesaikan makanku, lalu..bersiap-siap menikmati memek tembem mama kandungku ini.

“Ma...ngomong-ngomong mama koq punya pakaian seperti itu...maksud Bagus, mama kan..mmmm..janda.. koq sempat-sempatnya nyimpen gituan....” tanyaku sambil menyuap nasi dengan lauk udang asam pedas dan sayur lodeh yang mama beli tadi sepulangnya dari tempat kerja.

“Ooww...emangnya kalau janda enggak boleh punya pakaian lingerie yang seksi seperti ini....” ucap mama, juga sambil mengunyah makanan

“Ya, enggak apa-apa sih...Cuma heran aja...”

“Mmm.. begini gus... sebenernya sih mama malu menceritakannya, tapi sama kamu sih mama terang-terangan ajalah.... begini gus, mama itukan janda, jadi terkadang suka jenuh dan kesepian... ya untuk melawan kesepian itu, mama iseng-iseng deh ikut-ukutan live show pakai aplikasi yang lagi ngetren sekarang-sekarang ini....” terang mama.

“Semacam “Bigo live” atau “Boom live” itu ya ma...?”

“Ya, semacam itu deh...”

“Jadi mama tampil live show online mengenakan lingerie seksi itu ma...?”

“Banyak juga lho gus yang nonton mama.. tapi mama pakai masker koq gus... sejenis topeng yang nutupin mata kaya yang dipesta-pesta itu gus...jadi kan gak terlalu dikenalin...”

“Ih, mama... ternyata nakal juga ya... emang motivasinya apa sih ma, ikut-ikutan begituan...?” tanyaku penasaran.

“Sebetulnya enggak ada motivasi apa-apa sih... iseng aja.. Cuma ya, setelah mama coba tampil.. eh ternyata banyak orang yang pada nonton, dan komen-komennya begitu memuji mama, bahkan kebanyakan komennya pada cabul-cabul gitu, mama jadi semakin seneng deh....hi..hi..hi.. Makanya waktu kamu kirim WA ke mama dengan kata-kata seperti itu, mama bener-bener terbuai gus...apalagi itu adalah curahan perasaan dari anak kandung mama sendiri...sensasinya jadi lebih gimanaaa..gitu...”

“Ih, mama ini... macem-macem aja... pantesan mama betah banget kl dikamar...ternyata lagi liveshow ya ma....”

“Yah, namanya juga mama orang yang kesepian gus.... cari hiburan, cari perhatian.... itu aja... Kamu sih enak, kerjanya ngewe’ melulu sama si Ririn mantanmu itu.... “

“Koq mama tau, kalau aku sering ngewe’ sama Ririn... jangan nuduh sembarangan lho ma....” ujarku berdusta.

“Eeehh... siapa yang nuduh... enak aja... emangnya mama gak tau..lha mama aja pernah nemuin celana dalem perempuan dikamarmu... mana bau lagi...pasti punya si Ririn tuh, abis ngewe ketinggalan...lupa pakai celana dalem....” sialan, ditambah-tambahin aja nih mama, emang sih pernah celana dalam Ririn ketinggalan dikamar, tapi perasaan gak bau deh....

“Iya deh ma...Bagus ngaku.. Bagus memang sering ngentot sama Ririn kalau mama lagi kerja...” jawabku cengengesan.

“Dari semenjak kapan tuh...?”

“Semenjak SMA ma.. kelas 2... ya kira-kira dua bulan setelah kami mengikrarkan diri sebagai sepasang kekasih...”

“Masih perawan gak dia...?”

“Enggak sih ma...”

“Dasar...sudah mama duga... cewek kaya’ gitu... dulu aja waktj mama pacaran sama papa kamu, mama masih perawan koq...mama serahkan kegadisan mama kepada papamu... laki-laki yang akhirnya mendampingi mama hingga akhir hayatnya....”

“Mama nyerahin perawan mama, waktu masih pacaran apa sudah menikah ma....?”

“Ah, kamu pura-pura gak tau lagi.... kamu juga pasti udah tau semua itu.. dari siapa lagi kalau bukan dari Bude Yanti yang ember itu...iya kan...?”

“ Iya sih ma...sebetulnya memang sudah tau sih... Cuma mau denger langsung aja dari mama...”

“Ah, gak perlu dijelasin lagi..emang begitu adanya koq.... Ya biasalah, mama sama papa pacaran waktu SMA, lalu ngewe beberapa kali, dan akhirnya bunting....udah...”

“Oh iya... gimana gus.. kamu masih merasa kehilangan enggak sama si Ririn... mmm.. maksudnya apa kamu masih sedih seperti kemarin....” Kali ini mama agak serius menanyakan tentang yang satu itu, dan kebetulan pula bersamaan dengan itu kami telah menyelesaikan makan malam kami. Tidak seperti obrolan sebelumnya dimana kami berbicara dengan mulut terisi makanan.

“Ah, itu udah gak penting ma... Bagus udah merasa gak tertarik lagi sama Ririn... kan Bagus udah dapat penggantinya yang jauh lebih istimewa....” ujarku, sedikit menggombal.

“Wih, cepet juga ya kamu dapatin cewek.. gadis darimana lagi tuh...?” tanya mama, entahlah apakah mama masih belum sepenuhnya mengerti bahwa wanita yang dimaksud itu sebetulnya adalah mama sendiri, atau mama hanya ingin memastikan saja.

“Wanita itu sekarang ada didepan Bagus ma.... ibu kandung Bagus sendiri... wanita cantik nan seksi abis..montok bahenol.. memeknya tembem...he..he...“

“Bisa aja kamu gus.... kirain tadi kamu baru kenalan lagi, sama cewek temen kamu mungkin....”

“Enggak mungkin lah ma.... semenjak peristiwa semalam, sepertinya tak ada wanita lain yang lebih sempurna selain mama.... apa lagi dengan melihat penampilan mama seperti sekarang ini.. sepertinya jiwa ini rela Bagus berikan sepenuhnya untuk mama, asalkan mama bersedia mendampingi Bagus selamanya.... Asalkan Bagus bisa ngentotin memek mama sampai dunia ini kiamat... Betul ma...tubuh mama akan Bagus jilat dari ujung rambut sampai ujung kaki....”

“Ih, kamu itu so sweet banget sih gus...mama jadi merinding deh.... Nah, kalau gitu sekarang kita nikmati malam pertama kita wahai anakku sayang... ayo deh sayang, mama juga udah enggak sabar nih mau ngerasain memek mama disodok-sodok sama bantang kontol anak kandung mama sendiri...” ujar mama, seraya berdiri dan menggandengku menuju kamar mama.
 
Kini kami telah berada dikamar mama. Kamar dimana dulu mama dan papa memadu cinta, bahkan saat SMP dulu aku sempat mengintip mereka sedang mengentot.

“Ayo anakku sayang.... duhai cintaku...sekarang kamu bebas melakukan apapun yang kamu mau pada ibu kandungmu ini.... puaskan dirimu sayang...dan puaskan juga mamamu ya sayang......” ujar mama, yang berdiri membelakangi ranjang.

Aku yang berdiri tepat dihadapan mama menatap liar pada sosoknya yang saat itu bagiku begitu luar biasa menggairahkan. Cahaya lampu LED 40 watt tentu cukup terang untuk menyoroti setiap lekuk indah tubuh mama yang terbalut lingerie itu.

Kini aku berjongkok sambil mengusapi betis dan merayap hingga ke paha montok mama, bahkan hidung dan mulutku juga mulai ikut mengendus-endus layaknya seekor anjing mendapati seonggok daging segar. Kini tanganku menyusuri lekuk-lekuk pantat dan selangkangannya. Baju tipis setinggi paha itu aku singkap. Kini mulut dan hidungku menciumi celana dalam mama, mulai dari bagian selangkangan hingga bokongnya, namun aku masih belum membuka celana dalam imut yg hanya menutupi bagian tengah selangkangannya itu. Aku mulai merayap keatas kearah buah dadanya yang terbungkus kain tipis itu... Aaahh... aroma tubuh mama sungguh mengguh menggoda, entah parfum apa yang dia pakai, setauku mama belum pernah memakai parfum dengan aroma seperti ini. Apakah ini parfum khusus untuk menambah gairah lawan jenis yang menciumnya.

Kini aku berdiri saling berhadapan dengan mama, seraya kupeluk mama. Hmm.. dengan mengenakkan sepatu high-heel yang lumayan tinggi, tinggi kami menajadi sejajar, padahal tinggi badanku 178 cm, sedangkan mama 168 cm, itu artinya tinggi heel sepatu itu sekitar 10 cm. Mama memberi reaksi dengan mengecup lembut bibirku.

“Mama... aku mencintaimu ma..” ucapku, seraya membalas ciuman mama.

“Mama juga mencintaimu anakku sayang.... Ayo cintaku, cicipi memek mamamu ini dengan mulutmu sayang.....nikmatilah memek yang dulu melahirkanmu kedunia ini...dan kamu juga harus kenali memek mama ini...kenali setiap bagian dan sudutnya... sayangi dia sebagaimana kamu menyayangi mama.... Namun kamu juga bebas memperlakukan memek ini sesukamu, sesuai seleramu... Kamu boleh perlakukan memek ini dengan lembut maupun dengan kasar, bahkan mama mengijinkan kamu memperlakukannya dengan brutal.. dan mama akan tetap menikmatinya dengan penuh rasa cinta.... ” Bisik mama, seraya menghempaskan pantat besarnya diatas ranjang.

Kini posisi mama duduk dibibir ranjang. Sejurus kemudian aku telah berjonggok dengan wajah menghadap tepat didepan selangkangan mama. Kuraba kedua paha mama dengan masing-masing tanganku, sebelum akhirnya kutarik lepas celana dalam yang menutupinya. Wooww... benar-benar memek tembem yang mempesona. Botak tanpa adanya bulu selembarpun. Sepertinya mama baru saja mencukurnya.

Hmmm..memek yang bersih dan terawat. Beda sekali dengan memek Ririn yang hanya berbentuk segitiga dengan bagian tengahnya terdapat belahan garis vertikal. Memek mama ini tidak sesederhana itu. Bentuknya lebih komplek, tampilannya bagaikan dua buah gundukan yang saling berjejer, dengan bagian tengahnya mengintip keratan daging. Kupandangi sejenak pemandangan menakjubkan itu. Lalu kedua ibu jariku menyibak kedua sisinya, dan wooww...terpampanglah jeroannya yang berwarna merah muda merekah nan menggoda. Tanpa pikir panjang langsung lidahku menjilat-jilat daging lunak yang beraroma harum itu.

“Aaaaagghhhhh...... nikmat sekali sayaaang.... jilatin terus memek mama sayang..... jilat sampai dalem sayang....uuuuugghhhhhh... .” mama merintih nikmat, sambil kedua tangannya meremas-remas rambutku.

Sebagaimana yang diminta mama, lidahku semakin merangsak masuk kedalam liang vaginanya dan kugelitik-gelitik dengan cepat.

“Aaauuuugghhhhh.... iya sayang, nikmaaaatt... . Uuuuhhhhh.....disedot-sedot sayang... dihirup....aaahhh....”

Hmmm... betul juga apa yang dikatakan mama, memek setembem dan sudah basah seperti ini memang paling nikmat disedot...mmm...cairan birahi yang sudah mulai membanjiri liang memeknya ini pasti segar untuk diseruput dan ditelan.
Zzzrruuuuffffhhhh....zzzrruuuffffhhh....srodootttt...mmmm..nyemm..nyemm....sungguh lezaat.... nyemm..nyemm... zzzrrruuufffhhh...zzzrrruuupuut...
Cairan hangat yang gurih dan agak asin kuhirup dan kutelan dengan rakus, nafsu yang memuncak membuatku semakin gemas, sepertinya bukan hanya cairan memeknya saja yang ingin aku hirup, kalau perlu memek ini sekaligus ingin kutelannya, hingga kusedot dengan kuat sampai mama terpekik kaget.

“Uuuuuuhhhh.... iya, sedot terus sayang...nikmati air memek mama... minum sayang....aaaaaahhhh....yesss....Aaaaauuuwwww..... gila kamu sayang....pelan-pelan nyedotnya sayang.... bisa ikut tersedot juga nanti memek mama.... aaagghhhhh....yeesss...uuuuhhh....”

“Itilnya juga sayang....itilnya kamu isep-isep dan dikenyot-kenyot.... yeeesss.... iya gitu sayang....aaahhh..pinter kamu....uuuuuhhhhh..... sedaaaap......”


Sekitar 10 menit sudah aku mengoral memek mama, tak ada satu milipun yang luput dari jilatan lidahku, mulai dari bibir vagina, lubang senggama,itil, bahkan selangkangannyapun ku jilat habis.

“Ma.... sekarang mama nungging ya.... Bagus mau mencicipi juga bagian belakang mama....” pintaku.

Ya, bokong mama yang super besar itulah yang aku idam-idamkan, sehingga tak mungkin aku lewati kesempatan itu.

Seperti yang kumau, kini mama menungging diranjang dengan bokong menghadap padaku.

Woooww... sungguh pemandangan yang menakjubkan, pantat mama yang sudah besar itu semakin terlihat besar dengan posisi mama yang menungging seperti ini. Fuh, siapa yang tidak menelan ludah menatap pantat besar putih dan mulus dengan posisi seperti itu, dibalut pula dengan lingerie tipis nan seksi, plus sepatu high-heel yang menghias kaki indahnya.

“Ya, ampun ma... mama seksi sekali sih ma.... mungkin bidadari disurgapun tidak akan seseksi ini....” pujiku, sambil menatap dan meraba-raba buah pantatnya yang bulat itu, tentu saja sambil kuciumi dan kujilati dengan gemas, bahkan sesekali kutampar.

“Aaaaauuuwww..... ih, koq ditampari gitu sih sayang pantat mamanya....” ujar mama dengan manja.

“Abis pantat mama ini ngegemesin banget sih ma....jadi geregetan....” jawabku, sambil meremasi bongkahan pantat mama.

Wooww... Kini perhatianku tertuju pada kerutan-kerutan kecil dibagian tengah antara dua bongkahan buah pantat. Kerutan-kerutan yang mengerucut kesatu titik pusat... pada titik pusat itulah liang pelepasan mama, alias anus atau dubur.
Dulu aku pernah mencoba menyentuh liang anus Ririn, tapi dia langsung menolaknya, alasannya jorok katanya, semenjak itu aku tak pernah lagi mencoba menyinggung Ririn untuk bersensasi dengan lobang anus seperti halnya yang aku tonton difilm-film bokep. Disamping itu juga, pernah saat aku dan Ririn nonton film bokep bersama, dia bilang tak suka dengan adegan anal seperti itu. Dengan pertimbangan itu pula aku tak pernah menyinggung sensasi seks anal dengannya, karena aku memegang teguh prinsip seks yang tanpa pemaksaan. Aku tak ingin partner seks hanya berpura-pura suka sekedar untuk menyenangkan pasangannya. Karena yang aku inginkan adalah sama-sama menyukai apa yang kita berdua lakukan, sehingga aktifitas seks menjadi lebih mengasikan dan menyenangkan. Untuk itulah aku berusaha menghindari sensasi seks yang tak disuka oleh Ririn.

Apakah mama akan seperti Ririn juga. Baiklah aku akan coba menyentuh anus mama ini.

Yes, saat jari jemariku menyentuh dan menggesek-gesek bagian duburnya, mama justru mendesah nikmat, itu artinya ada kemungkinan dia menyukainya.

“Ma.... Bagus boleh jilatin anus mama nggak...?” tanyaku. Sebaiknya aku memang bertanya terlebih dulu, dari pada nanti mama justru marah padaku dengan pertimbangan bahwa lubang anus itu kotor dan terdapat banyak kuman-kuman penyakit, sebagaimana yang pernah dikatakan Ririn padaku.

“Woooww.... tentu mama akan senang sekali dong sayang kalau kamu mau jilatin anus mama.... mmm..tapi kamu enggak jijik kan sayang... itukan tempat keluarnya e’ek.....”

“Enggak koq ma... Bagus justru kepingin banget jilatin anus mama.... Bagi bagus sih, apapun yang ada pada diri mama enggak ada yang menjijikkan... semuanya layak untuk dicicipi dan dinikmati...”

“Oohh.... kamu itu so sweet banget sih sayang.... kata-katamu itu selalu membuat hati mama melambung diawang-awang deh....” ujar mama, sambil tangan kanannya mengusap-usap lembut pipiku.

“Betul koq ma... apa yang bagus katakan itu bukan sekedar gombal.... Nanti pada saatnya akan Bagus buktikan bahwa apapun yang ada pada diri mama layak untuk di....mmm..nyamm..nyamm....” jawabku, diikuti dengan ekspresiku layaknya seorang sedang mencicipi makanan lezat.

“Ih, kamu itu bisa aja deh gus... emangnya mama ini kulkas apa, yang isinya penuh dengan makanan... Udah cepetan dong sayang, mama juga udah enggak sabar nih mau ngerasain anus mama dijilat-jilatin sama anak mama...mmm...pasti nikmat deh....” ujar mama, sambil tangan kirinya menggosok-gosok area duburnya itu.

Tanpa pikir panjang lagi, kusibak belahan pantat mama menggunakan kedua ibu jariku sehingga kerutan-kerutan pada duburnya tampak mengembang, memperlihatkan liang pelepasannya yang berwarna ping kemerahan. Kupandangi beberapa saat sekedar mengagumi keindahannya. Sesekali lubang pelepasannya itu berdenyut-denyut bagai pantat ayam.

Dan pada akhirnya lidahku mulai menjilat-jilat diseputar anus mama.

“Uuuuuuuuuhhhhhh......nikmaaatnyaaa.... terus sayaaaaang....aaaahhhh...enak sekali ternyata gus......mmmmmmhhhh.....sedaaaaapp.... baru kali ini gus mama ngerasain anus mama dijilatin.... dulu papamu gak pernah......aaaahhhhh.... kamu memang anak yang berbakti pada mamamu gus.....uuuuuhhh.....” racau mama. Hmmm..ternyata almarhum papa belum pernah melakukan ini pada mama.
Sukurlah itu artinya mama pasti terkesan dengan aksiku ini.
Semakin liar saja lidahku beraksi. Aroma khas lubang anus justru membuatku semakin terbius dalam nikmat birahi. Kuhirup dalam-dalam aromanya itu bagai seorang pecandu yang tengah menghirup serbuk heroin. Diriku bagai lupa diri, seperti hilang akal sehat. Saluran yang sejatinya adalah tempat keluarnya kotoran yang menjijikkan, justru kulumat dan kucicipi dengan rakus. Mungkin kalau saat itu juga terjadi gempa bumi yang dahsyat sekalipun, tak akan aku mau perduli, dan tak akan rela aku beranjak dari hadapan pantat mama ini.

“Terus gus.... kamu masukin lidahmu sampai kedalam lobang anusnya sayang... kamu tusukin lidahmu kesana....Uuuuuuuuuhhhhh.... yeeeessss.....sedaaaaappppp..... rasanya nikmat sekali gus.... bener-bener terasa....uuuuuuhhhhh.....”

Kini lidahku merangsak masuk hingga kedalam rongganya. Kugerakan kepalaku maju mundur, sehingga lidahku bagai berpenetrasi didalam liang dubur mama.

“Aaaaaawwwww..... iya gus....entotin lobang anus mama pakai lidahmu itu sayang.... yang kenceng sayang....aaaaahhhh......uuuuuhhh....” racau mama, sambil pantatnya bergoyang menyundul-nyundul kewajahku.
Puas dengan aksi menjilat-jilat dan menusuk-nusuk dengan lidah, kini aku mulai menyedot-nyedot dan mengenyot-ngenyot dengan gemas....

Shhhroottt....shrroott....zzhhhrrruuuff.....zzhhhrrruuuuuffff.....

Lucu juga melihat reaksi mama yang tampak kelojotan dengan aksiku ini.

“Aaaaaauuuwww.....aaaauuwww...aauuuuwww..... aduuhh...aduh..duh... gila kamu gus... pelan-pelan sayang.... aaahhh....aaawww....aaawwww....”

Beberapa kali mama menjauhkan pantatnya dari wajahku, namun berkali-kali pula aku tarik lagi dan kembali kusedot-sedot lubang pelepasannya itu.

Puas dengan aksiku itu, akhirnya kubenamkan wajahku pada pantat mama untuk beberapa saat, tentu saja dengan liang anusnya tepat dimulutku.

Seolah mama paham dengan yang kumau, tangan kiri mama meraih kepalaku, menarik dan menekan-nekan pada pantatnya. Bukan itu saja, pantat mama juga memberikan dorongan kearah wajahku. Dengan aksinya itu, praktis wajahku terbenam penuh didalam dekapan pantat besarnya.

Wooww...betapa nyamannya kurasakan berada didalam himpitan pantat besar mama. Walau sulit bernafas, namun aku tetap betah berada didalam dekapan daging empuk yang kenyal ini.

“Hiyaaaaaa..... dekap dan nikmati pantat mamamu ini sayang.... aaahhhh... sungguh kamu begitu menyayangi pantat mama ya...uuuuuuhhh.... makan tuh pantat mama sayang.... nikmati terus aromanya..... uuuhhh...uuhhh..uuuhh...” mama terus meracau sambil menekan bokongnya kebelakang seolah mendesak-desak wajahku dengan pantatnya. Gerakannya bergoyang-goyang bagaikan itik. Persis seperti goyangan khas pedangdut Zaskia gotik. Terlihat binal sekali gaya mama itu, yang membuatku semakin gemas saja dibuatnya.

Fuuaaahhhh... akhirnya aku lepaskan wajahku dari himpitan pantat besar mama. Aku hirup udara sebanyak-banyaknya, setelah hampir lima menit aku kekurangan pasokan oksigen.

“Gus...sekarang giliran mama dong mencicipi punya kamu.... mama kan belum kenalan sama kontol kamu.... mama pingin juga dong ngemut-ngemut sama ngenyotin kontol anak mama.....” pinta mama, yang posisinya kini sudah tidak lagi menungging, namun kini mama duduk menjuntai dibibir ranjang, sehingga memeknya yang tembem kini tepat berada didepanku.

“Oke ma.... “ setujuku. Namun baru saja aku hendak berdiri, tapi niat itu segera kuurungkan. Padahal masing-masing tanganku sudah berpegangan pada paha mama.

Hmm... ada sedikit kesenangan kecil yang ingin kupinta dari mama.

“Apa lagi sayang... ayo dong kamu cepet berdiri, biar mama nyicipi kontol kamunya sambil duduk....” protes mama, karna dilihatnya aku hanya duduk bersimpuh dibawah mama sambil kedua tanganku memegangi paha mama.

“Mmm... anu ma... bagus haus... tolong dong ma.... mama ludahi mulut bagus... biar bagus minum... plis ya ma.....” rengekku, tentu saja alasan sebenarnya bukanlah karena aku haus. Sensasi menelan ludah mama sebenarnya yang aku dambakan. Seperti yang aku bilang pada mama sebelumnya, dimana bagiku apa yang ada pada diri mama selalu menggodaku untuk mencicipinya. Bagiku ada kenikmatan tersendiri saat melakukan itu.

“Ih, kamu itu aneh-aneh aja deh... masa’ sih haus minumnya air ludah mama... minum air aja sana....” ujar mama, dengan gaya yang menggoda. Aku yakin sebenarnya mama paham bahwa alasanku meminta ludah mama bukanlah karena untuk menghilangkan rasa haus, tapi semata-mata untuk mendapatkan sensasi sensasi seksual.

“Enggak mau ah... Bagus maunya ludah mama aja.... pasti lebih sedap rasanya.... plis dong ma...” rengekku lagi.

“Ih, dasar kamu gus.... ya udah, buka mulutmu sayang.... biar mama lepehin ludahnya kedalam mulutmu....” ujar mama, dengan sikap masing-masing tangannya memegangi kedua bahuku.

“Oke ma... aaaaakkkk...”jawabku, seraya kubuka mulutku lebar-lebar sambil mendongakan wajah keatas. Wajah mama yang berada diatasku sekitar 30 cm mulai memonyongkan bibirnya,sepertinya air ludah telah terkumpul dimulutnya. Dan beberapa saat kemudian cairan ludah mama yang bening dengan sedikit buih berwarna putih serta agak kental mulai menetes lambat dari mulut mama, yang kemudian jatuh tepat kedalam mulutku. Ah, sebuah momen yang romantis. Gambaran kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Kubayangkan diriku adalah seekor anak burung yang sedang dilolohi makanan oleh induknya.

“Mmmmm...nyem..nyem..nyemm... glek....makasih ma.... “ ucapku, setelah kutelan habis semua air ludah yang diberikan mana.

“Enak sayang air ludah mama...?” tanya mama lembut.

“Mmmm....nikmat sekali ma....beneran...”

“Ya udah, kalo gitu sekarang kamu diri, mama udah enggak sabar nih mau icip-icip kontol anak mama....” pinta mama, diikuti dengan mengecup lembut bibirku.
Begitu aku berdiri, mama langsung menarik lepas celana pendekku sekaligus dengan celana dalamnya. Sedangkan aku melepas t-shirt yang melekat pada tubuhku, dengan begitu kini aku telah telanjang bulat, yang berdiri dihadapan mama dengan batang kontol berdiri tegak.

“Ya ampun Baguuuss.... kontol kamu gede banget sih sayaaang... ini sih dua kalinya kontol papa.... astagaaa.... anak mama kontolnya bisa gede gini diapain sih.....” kaget mama dengan mata terbelalak. Untuk beberapa saat mama hanya memandang takjup saja, baru kemudian dengan digenggam bagian pangkalnya, batang penisku itu dipukul-pukulkannya pada pipi dan wajahnya sendiri.

“Masa’ sih ma... dua kali lebih besar dari punya papa....?” sebenarnya aku memang nyadar kalau batang penisku ini termasuk besar. Itu dapat kubandingkan dengan milik para aktor porno yang filmnya sering aku tonton. Banyak dari antara mereka yang batang penisnya lebih kecil dariku, terutama yang film jepang, hampir semua batang penis mereka masih dibawahku. Kalau yang bokep barat kebanyakan sih sebanding, walau banyak juga yang dibawahku.

Pernah secara iseng Ririn mantan pacarku itu mengukurnya dengan penggaris, dan panjangnya 21 cm, namun untuk diameternya aku belum pernah mengukurnya, tapi yang pasti ukurannya lebih besar dari pegelangan tangan Ririn, karena saat ririn menggenggamnya terlihat kontras sekali, bahkan sering juga dia memainkannya dengan dua tangan.

“iya gus..mama enggak bohong..ini sih super banget sayaaang.... mmm.. bakalan puas nih mama gus.... uuuuuhhh.... gemes...gemes...gemes.... Ah, mama kenalan dulu sama kontol kamu ya sayang...” terang mama, diikuti dengan menciumi sekujur batang penisku mulai dari ujung kepalanya sampai dengan testisnya.

“Memangnya tadi malam mama gak perhatiin, koq baru sekarang terkesimanya ma....” tanyaku penasaran, karena seingatku walaupun aku masih mengenakan celana dalam model boxer, tapi seberapa besar ukuran penisku masih bisa disimpulkan, terlebih lagi mama juga menggesek-gesekan selangkangannya.

“Iya sih gus....tapi semalem pikiran mama masih sedikit gugup dan ja’im.... jadi gak sampai mikir kearah sana... apalagi semalam kamu masih pakai celana... jadi mana mama tau kalau kontolmu bakal segede gini.... mmmmm... kontol sayaaang....kontol supeerr... lihat nih pa, kontol anakmu...kontolmu sih belum seberapa pa....” terang mama, dimana kalimat tetakhir tadi, mama menengok sejenak kearah poto papa yang masih terpampang didinding kamar.

Kini lidah mama mulai menyapu batang penisku dengan lembut dan pelan, yang diikuti dengan erangan nikmat keluar secara spontan dari mulutku

“Aaaaaaahhhhhhh..... sedap ma...yeeeeessss....” gumamku, sambil kedua tanganku memegangi kepala mama.

Sekitar dua menit mama menjilati srkujur penisku, hingga biji pelerkupun tak luput, bahkan mama mama juga menyibak lubang kencing pada bagian ujung kontolku itu, saat telah terbuka, ujung lidah mama diarahkan kedalamnya, seraya digelitik-gelitik dengan lembut, sambil sesekali mama melirik kearahku yang tengah merintih-rintih karena merasa sedikit ngilu.

“Memang kamu belum pernah ngerasain lubang kencing kamu dijilatin kaya’ gini gus....?”tanya mama yang menghentikan sejenak aksinya itu.

“Belum ma... baru kali ini...”

“Kamu suka..?”

“Suka dong ma... rasanya agak ngilu ngilu gimana gitu, tapi nikmat ma......”

Bila dibandingan dengan Ririn, perlakuan mama terhadap batang penisku jauh berbeda. Mama lebih ekspresionis, seolah penisku itu adalah anak bayi yang sedang ditimang-timang dan disayang-sayang. Seolah batang kontolku itu sedang diajak berkomumikasi. Berbeda dengan Ririn yang langsung saja dikulumnya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd