Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Paradiso!

Bimabet
Ahh..
Sedikit menghilangkan dehidrasi akibat kemarau panjang :hore:

Sempet kecewa padahal, kenapa ga ad pikiran buat save ini cerita :galau:

Ternyata eh ternyata. Langit masi mendengar looh..
Ahh.. Senangnya hati ini:hore:

Terimakasih suhu sudah berkenan merilis ulang karyamu yg satu ini. :ampun:
 
Fragmen 3
The Lost Angel
-Indira-

Ufuk timur sudah benderang ketika Ava terbangun enggan dari tidurnya. Udara masih dingin dan kabut tipis masih melayang-layang di atas sawah, membuat sang pemuda brewok menuruni tangga kayu di depan kamarnya dengan malas sambil merenggangkan tübüh. Hari sudah berganti, namun pemuda itu tak bisa berhenti tersenyum membayangkan petualangan apa yang menantinya di tempat ini.

Sepasang mata Ava tertuju pada Pura kecil di pojok belakang rumah. Di sampingnya berdiri pohon kamboja, dahannya menjuntai ke udara serupa tangan-tangan ramping, menebarkan taksu ke sekujur bangunan batu bata merah di bawahnya.

"Hoi! Bengong saja! Ngelihatin cewek cantik! Beh, jam segini baru bangun.." kata Kadek saat selesai berdoa, di dahinya menempel beras putih.

"Hehehe.." Ava menggaruk-garuk kepala. Waktu kuliah, Ava memang biasa bangun jam segini.

"Besok dah senin, jam 7 pagi kita harus sudah ada di galeri.."

"Siap, kakak seperguruan."

"Haha.." kadek tertawa.

Di sudut lain, sebüȧh gerbang batu berdiri dengan misterius, ditutupi tanaman keladi yang rimbun.

"Eh Dek, itu pintu kemana?"

"Tuh ke sungai bawah.."

"Oh, bisa buat mandi juga?"

"Bisa."

"Boleh?"

"Boleh saja! Cuma masalahnya di sana tempat bertapanya tuan putri! Silahkan saja kalau kau ingin dimarahi, hahahaha!" Kadek tergelak lalu menuju dapur depan untuk membantu Mbok Ngah dan Mbok Tut menyiapkan sarapan.

Terdengar suara air dari kejauhan, Ava sudah bisa membayangkan bagaimana indahnya di bawah. Maka Ava segera menyambar handuk dan peralatan mandinya, dan segera berlari melewati tangga batu di belakang vila Pak De yang berujung pada...

(Suara air terdengar semakin bergemuruh)

Sungai di belakang villa Pak De lebih jernih, dengan air terjun kecil yang menimbulkan suara gemuruh. Air yang tercurah membentuk cekungan serupa kolam di bawahnya. Sementara tebing curam di sekitarnya ditumbuhi paku-pakuan dan keladi yang merambat menghijau, membuat tempat itu seperti ada di Indraloka.

Ava segera melepas seluruh pȧkȧïȧnnya, tėlȧnjȧng bulat, dan melompat ke air sedalam pinggang. Ia menyelam ke dalam dingin yang menyengat, membenamkan kepalanya di bawah air terjun, dan menïkmȧti ribuan galon air yang diguyurkan di atasnya.

Ava memejamkan mata, untuk sesaat Ava seperti tidak berada di bumi.

"Hey! Ini kan tempat mandiku!!!!" suara merdu menjerit dari arah tangga batu.

Seorang bidȧdȧri berdiri di atas batu didekatnya. Bidȧdȧri itu memainkan ujung rambutnya yang hitam kecoklatan, bibirnya yang mungil tampak cemberut.

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Ava juga baru pertama kali bertemu dengannya tadi malam, saat dia duduk bengong di teras depan rumah. Waktu itu Ava sedang memainkan HP-nya untuk mengusir bosan. Dia membuka-buka facebook mantan pacarnya di Jogja, dan mengecek twit**ter.

Tiba-tiba terdengar suara deru mobil yang menyeruak keheningan. Mobil itu berhenti namun segera berlalu lagi. Sesaat kemudian seorang gadis cantik memasuki halaman.

Mata Ava terbelalak melihat siapa yang datang. Kadek benar, gadis itu jauh lebih cantik dari yang di foto, orang awam pun bisa tahu dengan sekali lihat bahwa ia adalah blasteran, rambutnya ikal panjang berwarna hitam kecoklatan dibiarkan tergerai, menutupi lehernya yang jenjang dan berwarna putih. Badannya montok dan rȧnüm -khas abg- terbalut hotpants hitam, dan sack dress warna putih. Kulitnya yang putih terlihat begitu segar ditimpa cahaya lampu neon.

Gadis itu agak heran melihat orang asing dengan brewok tebal -yaitu Ava - duduk di teras rumah sambil memandanginya. Ava menganggukkan kepala tanda sopan santun, namun ia berlalu seolah tidak melihat Ava.

Tentu saja tidak, ia tidak punya alasan untuk tersenyum kepada Ava, karena ia adalah seorang bidȧdȧri, dan Ava hanyalah seorang pelukis yang suka bermimpi.

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

"Iiiih! Ini kan tempat mandi aku!" gadis itu -Indira- tampak cemberut.

"Ye, nggak ada tulisannya, kok!" belot si pemuda brewok.

"Hush... hush... pergi sana, aku lagi pengen sendiriiii!"

"Weee.. aku baru nyebur juga! Kalo mau, tungguin ampe aku selesai!"

"Nggak mau! Wek!" bidȧdȧri imut itu menjulurkan lidah, namun Ava seperti tidak ambil pusing malah menggaruk-garuk rambut, sehingga membuat Indira semakin bersungut-sungut sebal.

Indira sudah berada 3 meter dari tempat Ava berendam. Permukaan air yang beriak, menghalangi pandangan matanya dari ketėlȧnjȧngan Ava. Gadis itu berjalan mondar-mandir sambil sedikit-sedikit melongok ke dalam air. Idiiiih telanjaaaaang, batin Indira sambil bergidik, sedikit ngeri melihat bülü-bülü hitam yang membayang di bawah permukaan air.

"Mau sampai kapan nunggu di situ?" Ava mulai risih dengan kehadiran Indira yang berkeliaran di dekatnya.

"Ampe kamu selesai!" kata Indira sambil menjulurkan lidah.

"Balik aja dulu, ntar kalau udah beres kupanggil."

"Biar!"

"Hush! Hush!"

Giliran Ava mengusir Indira dengan menyiramkan air. Akibatnya sebüȧh batu melayang ke arah pemuda itu sebagai balasan.

"Jangan diliatin, napa? Aku nggak pakai apa-apa, nih!" kesabaran Ava agaknya mulai menipis.

"Nggak usah ge-er, deh! Udah biasa kali aku liat cowok bügïl!"

"Astaga!"

"Iiiih! Jangan mikir yang aneh-aneh! Aku tuh lahir dan besar di desa ini tauk!" Indira merepet seperti senapan mesin MG-42.

"Oh," dan hanya dijawab Ava pendek, membuat Indira semakin kesal.

"Udah biasa kali, aku mandi rame-rame!"

"Oh, yaudah bagus kalau begitu. Sini, ikutan mandi! Kita belajar berbagi!" Ava malah memasang senyum mesum sambil cengegesan tak jelas.

Menghadapi pemuda tengik yang mulutnya kurang ditatar itu, mau tak mau membuat Indira naik darah.

"Tuh kan! biasa deh orang baru, nggak bisa lihat cewek cantik! dasar mesum!" wajahnya cemberut, membuat si bidȧdȧri mungil semakin imut.

"Ye, emang situ merasa cantik?" ledek Ava.

Jawaban Ava bagaikan bensin yang disiram ke atas kompor. Indira mendelik dengan wajah merah padam.

Pemuda itu malah dengan santainya menggosok-gosok pȧntȧt di depan Indira. Berdiri bügïl di bawah naungan rerimbun daun pisang di sisi sungai yang satunya, Ava menggosok dȧdȧ dan sėlȧngkȧngȧnnya. Langit masih belum terang benar, tapi dari posisinya di atas undakan batu, Indira bisa melihat dengan jelas paha dan pȧntȧt Ava yang berotot, juga punggung bidang pemuda yang berdiri membelakanginya.

Indira memang pernah melihat tubuh lawan jenis, namun baru kali ini ia melihat tübüh tėlȧnjȧng si pemuda dalam pose sefrontal itu; paha yang dipenuhi bülü lebat... sepasang benda menakjubkan yang menggelayut di antara tungkai kokohnya... juga bėlȧhȧn pȧntȧt Ava yang dipenuhi buih...

Dȧdȧ Indira berdesir.

"Woi! Awas jangan lihat-lihat, nanti naksir!"

"Huuuu! Siapa yang naksir!"

Indira menunduk dengan wajah merah padam. Nyebeliiiiin! Siapa yang naksir kamu, begoooooo! Indira menggondok dalam hati. Dirinya memiliki cowok keren yang jadi pacarnya, dan ada segudang lagi yang rela mengantri hanya untuk makan malam dengannya. Bagaimana bisa cowok brewok itu berani-berani membuatnya ketar-ketir dan salah tingkah?!

Indira menggembungkan pipi.

Matanya menatap tajam.

Dirinya akan melakukan pembalasan!


To Be Continued


 
Terakhir diubah:
Kamfret lu om, ane aja susah payah buat nyari sop kopinya Paradiso! sampe ngemis2 ke member semprot lain wkwk

:pandaketawa: Lha piye, ane nulisnya di PC yang ane pakai sejak tahun 2006, lalu pada tahun 2013, PC ane akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, HD-nya bunyi "krik-krik-krik" terus... Almarhum.....

ane aja dapet sop kopi paradiso ini dari piskun dan banunuba :ampun:
Ahh..
Sedikit menghilangkan dehidrasi akibat kemarau panjang :hore:

Sempet kecewa padahal, kenapa ga ad pikiran buat save ini cerita :galau:

Ternyata eh ternyata. Langit masi mendengar looh..
Ahh.. Senangnya hati ini:hore:

Terimakasih suhu sudah berkenan merilis ulang karyamu yg satu ini. :ampun:

silahkan di :ngeteh: gan :beer:

maapin kemaren sempet ngilang :ampun:
 
welcome back mas bro...

rasanya 2 jempol...
angkat topi...
dan angkat gelas...tos

belum cukup buat kembalinya
sang maestro...
 
Janc####ck....

Keren kali pemilihan kata2nya...

Salut dah.....

1 kata, "perfecto"

btw, kog agak dikit yah? Mungkin.

:beer:
 
paradiso,..... ane dah tamat baca,...tp that's very good story,



layak untuk dibaca ulang


welcome back suhu jay

nunggu cerita lainnya juga

:beer:
 
Woaaaa rilis lagi om jay... Paradiso inferno purgatorio... Mantap
 
Suhu Jay, apakah suhu ada backup atau pdf TN. Sudihkah kiranya suhu membagikannya dengan newbie, cause cerita TN suhu g jauh beda dengan nasib newbie, thx suhu jay. Sorry OOT :ampun:
 
Wah udah lama gk mampir di cerbung giliran mampir disuguhi cerbung paradiso :horey:
Ntar maleman baca lagi ah :alamak:


Jd keinget TN yg pernah dikirim via imel,coba ubek ubek dlu kji aja masih ada :pandaketawa:


_____________:ngacir:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd