Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

PEJANTAN PERKASA update Part 15 A

Part 07



D
igeol oleh liang memek Ina yang masih super sempit ini, ternyata lain dengan digeol oleh Mamah. Karena liang memek Ina masih sangat sempit. Sehingga gesekan antara kontolku dengan liang memeknya terasa benar. Membuat nafasku mendengus – dengus dalam nikmat yang sulit dilukiskan dengan kata – kata belaka.

Sehingga aku berusaha setengah mati, agar jangan sampai ngecrot sebelum Ina orgasme.

Mamah cuma tersenyum menyaksikan putrinya yang langsung trampil menggeolkan pantatnya. Dan memang setelah pandai menggeolkan bokongnya ini, aku jadi semakin merasakan istimewanya sosok Ina ini.

Namun sayangnya, baru belasan menit Ina menggeolkan bokongnya, tubuh tinggi langsing itu mulai berkelojotan. Lalu mengejang tegang dan ... orgasme.

Kutunggu Ina yang sudah terkapar lunglai. Lalu kucabut kontolku dan pindah ke atas perut Mamah lagi. Tapi Mamah menggulingkan badanku ke samping, sampai aku celentang, sementara Mamah berada di atasku. “Kita harus mengajari Ina main di atas, “ kata Mamah sambil meletakkan kedua lututnya berada di kanan kiri pangkal pahaku.

“Ina ... sekarang mamah mau ngajarin kamu main di atas. Posisi ini biasa disebut posisi woman on top atau disingkat WOT, “ kata Mamah agak keras.

Ina yang masih tampak lemas menyahut, “Iya Mah ... “

Mamah memegang kontolku dengan tangan kanan, sementara tangan kiri digunakan untuk mengangakan mulut memeknya sendiri. Lalu Mamah menurunkan bokongnya sedikit demi sedikit, sampai kontolku melesak amblas ke dalam liang memek legit dan pulennya.

Lalu Mamah mulai beraksi dalam posisi WOT ini. Bokongnya naik turun secara berirama. Sehingga kontolku pun mendapatkan gesekan liang memek Mamah secara berirama pula.

Kulihat Ina memperhatikan apa yang sedang dilakukan oleh mamahnya. Terkadang Ina tersenyum – senyum, di saat lain matanya melotot serius. Dan aku yakin, dalam tempo siongkat pun Ina pasti pandai memainkan WOT seperti yang sedang dilakukan oleh ibunya ini.

Aku pun makin menikmati permainan Mamah ini. Karena kedua tanganku mulai asyik meremas – remas sepasang toket gedenya yang bergelantungan di atas dadaku. Namun akhirnya Mamah menghempaskan dadanya ke atas dadaku, tapi bokongnya tetap bergerak – gerak, sehingga liang memeknya tetap membesot – besot kontolku.

“Aku udah hampir ngecrot Mah, “ kataku sambil menggulingkan Mamah agar aku berada di atas lagi. Karena dalam p;osisi WOT sering terasa kurang nikmat memuntahkan air maniku.

“Lepasin di dalam mulut mamah aja ya. Biar sambil ngajarin Ina, “ kata Mamah yang kujawab dengan anggukan kepala.

“Ina ... lihat ya ... saking sayangnya mamah sama Asep, air maninya akan dimuncratkan di dalam mujlut mamah. Dan mamah akan menelannya sampai habis, “ kata Mamah agak keras.

“Iya Mah. Aku ingin lihat caranya, “ sahut Ina sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Mamah.

Aku pun menggencarkan entotanku. Sampai akhirnya kucabut kontolku dari liang memek Mamah. Dan cepat kudekatkan kontolku ke mulut Mamah.

Mamah menangkap kontolku dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Terasa Mamah bukan hanya mengulum kontolku, melainkan juga mengisapnya kuat – kuat. Dan .. meletuslah lendir pejuhku di dalam mulut Mamah .... crooooottttt ... croooooootttttttt ... croooooooooooootttttttttttt ... crooootttttcroooooooooooooooootttttt ... crooooooottttttttttt ...... !

Lalu Mamah menelan air maniku semuanya ... glekkkkkkk ... tak disisakan setetes pun.

Mamah mengangakan mulutnya, untuk memamerkan bahwa air maniku sudah ditelan semuanya.

Ina pun terlongong menyaksikan aksi mamahnya itu.

Lalu Mamah bangkit dan berkata kepada anaknya, “Kalau kamu masih menginginkan digauli oleh Asep lagi, pasti harus menunggu agak lama. Karena kontol Asep harus ngaceng dulu. Nah ... untuk mempercepat waktunya, kamu harus menyelomoti kontol Asep; lagi .... seperti ini ... “

Mamah mengulum lagi kontolku yang sudah lemas ini. Lalu mulutnya maju mundur sehingga kontolku terasa dibesot – besot oleh mulut Mamah.

Memang Mamah trampil sekali dalam hal sepong – menyepong ini. Hanya dibutuhkan waktu kurang dari 3 menit, kontolku sudah ngaceng lagi. Maklum kontol cowok yang baru berusia 21 tahun. Kata orang – orang sih aku ini sedang – sedangnya greng ...!

Lalu Mamah menungging sambil berkata kepada Ina, “Sekarang mamah mau memperagakan posisi doggy. Ayo Sep ... masukin lagi kontolnya ... !”

Aku pun mengangguk sambil tersenyum. Lalu sambil berlutut kubenamkan lagi kontolku ke dalam liang memek Mamah yang sedang menungging.

“Hihihiiii ... lagi anjing – anjingan Mah ? Hihihiiiii ... ” tanya Ina sambil ketawa – ketiwi.

“Iya ... posisi ini enak lho ... apalagi Asep yang pasti udah banyak pengalaman memuasi perempuan dalam posisi ini, “ sahut Mamah.

Aku pun menyahutnya dengan tamparan di pantat semok Mamah yang kiri dan yang kanan. Plaaaaaaakkkkkk .... plooooookkkkkkk ..... !

“Iya Sep .... enaknya sambil dikemplangin gitu. Kemplang sekeras mungkin juga gak apa – apa. “

Kuikuti saja apa yang Mamah minta itu. Ketika tangan kiriku berp-egangan pada pantat kiri Mamah, tangan kananku terus – terusan mengemplangi pantat kanan Mamah.

Plaaaaaaaaaaakkkkkkk .... plaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkk .... plaaaaaaakkkkkkk ... plaaaaaaaakkkkkk .... plaaaaaaaakkkkkk .... plaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkk .... !

Lalu tangan kanan kupakai untuk memegang pantat kanan Mamah yang sudah mulai merah sekali. Sementara tangan kiriku digunakan untuk mengemplangi pantat kiri Mamah.

Ploooookkkkkkkk ... ploooooooooooooooooooookkkkk .... ploooooooooooooookkkkkkkk ... plooooooooookkkkkkk ... plooooooooooooookkkkk ... plooooooooooooookkkkk ... !

Ina terbengong – bengong menyaksikan semuanya itu. “Apa gak sakit Mah ? “ tanya Ina sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Mamah.

“Kayak lagi dikerok aja. Sakit tapi enak, “ sahut Mamah.

Setelah Mamah orgasme lagi, kusuruh Ina menelentang lagi di samping Mamah yang juga sudah menelentang.

Lalu kubenamkan kontolku ke dalam liang memek Ina, sementara tangan kananku memegang memek Mamah yang sudah orgasme lagi itu. Nikmat sekali rasanya mengentot Ina sambil memegang memek tembem Mamah.

Kali ini sengaja aku mau berpindah – pindah sasaran tanpa menunggu ada yang orgasme. Ina pun menggeol – geolkan bokongnya lagi, seperti tadi. Sehingga aku makin senang menyetubuhi Ina yang sudah pandai menggeol pantatnya itu.

Setelah lebih dari 10 menit mengentot Ina, aku pindah ke atas perut Mamah dan membenamkan kontolku ke dalam memek calon mertuaku itu.

Mamah pun tak mau kalah oleh anaknya. Ketika aku mulai mengayun kontolku, Mamah menyambutnya dengan geolan bokong yang lebih binal daripada geolan Ina tadi.

Tapi hanya sekitar 5 menit aku mengentot Mamah, lalu pindah lagi ke atas perut Ina.

Malam itu aku merasa seolah berada di surga, surga dunia maksudku. Karena aku seolah dimanjakan oleh Ina dan mamahnya.

Sampai lewat tengah malam aku masih menyetubuhi mereka berdua.

Setelah ngecrot di dalam liang memek Ina, barulah aku terkapar lunglai. Dan tertidur, diapit oleh Ina di sebelah kiriku dan Mamah di sebelah kananku. Dalam keadaan telanjang semua. Sehingga aku merasa senang sekali, karena bisa memegang memek Ina dengan tangan kiriku dan memek Mamah dengan tangan kananku. Lalu tidurlah aku dengan nyenyaknya.



Keesokan paginya, ketika aku terbangun, Ina dan mamahnya sudah tiada di dalam kamar ini. Aku pun turun dari bed dan langsung mandi.

Waktu aku sudah mengenakan baju dan celana piyama, Ina menghampiriku. “Kang ... aku mau ke supermarket dulu ya. Mau beli beberapa macam kebutuhan dapur. “

“Ada duitnya ?”

“Ya adalah. Transfer dari Kang Asep tempo hari juga masih sangat banyak. Cukup buat belanja sebulan juga. “

“Ya udah. Kayaknya supermarket gak jauh dari sini ya. “

“Iya Kang. Deket – deket aja kok, emwuaaaaahhh ... “ sahut Ina sambil mencium bibirku.

“Ati – ati di jalan ya Sayang, “ kataku.

“Iya Kang Asep Sayaaang ... “ sahut Ina sambil tersenyum.

Tak lama kemudian terdengar bunyi mesin sedan Ina meninggalkan garasi. Aku pun melangkah ke belakang, ke arah kitchen.

Kulihat Mamah mengenakan kimono putih, sedang menggoreng, entah apa yang sedang digorengnya.

“Lagi goreng apa Mah ?” tanyaku sambil mendekap pinggang Mamah dari belakang.

“Lagi goreng emping kesukaan Asep. Eh, Ina sudah pergi ke supermarket ?”

“Ina udah pergi. Kok Mamah tau kalau aku suka emping, apalagi emping yang gede – gede gitu. “

“Tau dari Ina. Kata Ina tiap hari Asep suka makan emping. Gak takut kena asam urat ?”

“Ah, aku gak punya asam urat segala. Kalau urat ngaceng sih suka, “ kataku sambil menyelinapkan tanganku ke belahan kimono Mamah, sampai menyentuh perutnya, turun lagi ke bawah. Langsung menemukan memek Mamah yang tidak mengenakan celana dalam.

“Sengaja gak pakai celana dalam, supaya aku gampang menemukannya ya Mah, “ bisikku sambil mencari – cari kelentit Mamah. Ya ... meski pun aku berada di belakang Mamah, aku berhasil menemukan kelentit Mamah, hanya lewat sentuhan dan perasaan. Lalu dengan leluasanya aku menggesek – gesek kelentit Mamah dengan ujung jemariku.

“Sep ... jangan mainin itil mamah dong ... nanti kalau mamah horny lagi gimana ?”

“Aku justru udah ngaceng lagi ini Mamah ... “ sahutku ketika Mamah sudah selesai menggoreng empingnya dan sudah meletakkannya di stoples besar, tapi belum ditutup karena masih panas.

Ketika Mamah sudah mematikan kompor meja, aku langsung mengangkat Mamah dan mendudukkannya di pinggir meja makan. Mamah cuma tersenyum saja diperlakukan seperti itu. Lalu kulepaskan ikatan tali kimono putihnya, sambil berkata, “Mamah celentang aja di meja makan. Biarin aku menggenjot Mamah sambil berdiri di lantai gini. “

“Iya Deh, demi calon menantu sekaligus kekasih tercinta, mamah mau ikuti apa pun yang kamu inginkan, “ sahut Mamah sambil celentang di atas meja makan, sementara kedua kakinya terjuntai ke arah lantai.

Setelah kedua sisi belahan kimononya kurentangkan, tampaklah seluruh bagian depan tubuh Mamah. Terutama toket gede dan memek tak berjembut itu.

Aku pun menarik kursi makan dan meletakkannya di antara kedua kaki Mamah yang terjuntai. Di kursi itulah aku duduk, Menepuk – nepuk memek Mamah perlahan, mengusap – usapnya juga, lalu menciumi dan menjilatinya.

Mamah mulai mengejang – ngejang setelah aku menjilati memek tembemnya. Terlebih setelah aku menyelundupkan telunjuk dan jari tengah tangan kananku ke dalam memeknya, sementara ujung jari tangan kiriku asyik menggesek – gesek kelentitnya.

Mamah mulai menggeliat – geliat dan mendesah – desah, “Seeeep ... aaaaahhhh ... aaaaaaa .... aaaaahhhhh .... Seeeep ... jangan kelamaan mainin itilnya Seeep ... nanti mamah keburu lepas Seeeeep .... masukin aja kontolnya Seeeep ... aaaaaaaaahhhhh ... pake kontol aja Seeep ... biar lebih enaaaaaak ... “

Tadinya aku ingin menjilati memek Mamah habis – habisan. Tapi mendengar keluhannya itu, aku pun menghentikan aksiku. Lalu memelorotkan celana piyamaku. Sehingga kontol ngacengku tidak tertutup apa – apa lagi. Lalu sambil berdiri aku dengan mudahnya bisa membenamkan kontolku ke dalam liang memek Mamah yang sudah agak basah dan licin itu.

Lalu aku pun mulai mengayun kontolku, bermaju mundur di dalam liang memek Mamah yang lehit dan pulen ini. Bahkan sambil berdiri begini aku bisa mengentot sambil mengelus – elus kelentit Mamah dengan ujung jari tangan kiriku. Sementara tangan kananku bisa meremas – remas toket kiri Mamah.

Karuan saja Mamah mulai merintih – rintih histeris ... sambil menggeliat – geliat dan mengepak – ngepakkan kedua tangannya ke meja.

“Oooooo ... ooooohhhh ... Aseeeeepppp ... kenapa ya ... diewe sama Asep ini rasanya kok nikmat sekali Seeeep ... oooooohhhh ... Aseeeeep ... mamah sudah jatuh hati sama Asep ... meski pun Asep sudah nikah dengan Ina kelak, mamah akan tetap sayang sama Aseeeeep ... oooooh ... mamah sayang sekali sama Aseeeeeeeppppp ... “

Mamah tampak sudah lupa daratan. Rintihan dan rengekan histerisnya berkumandang terus di ruang makan yang bersatu dengan kitchen ini.

Aku juga sudah lupa daratan, karena memek Mamah memang luar biasa enaknya.

Saking lupa daratan, aku dan Mamah sampai tidak sadar pada Ina yang sudah berada di ambang pintu yang menghubungkan ruang makan dengan ruang keluarga.

Baru kami menyadarinya ketika mendengar suara Ina ketawa cekikikan di belakangku. “Hihihihihiiii ... sudah pada sarapan pagi yaaa ... hihihihiiii .... !”

Aku tetap mengayun kontolku di dalam liang memek Mamah, sambil menyahut, “Ini contoh juga buatmu Ina. Bahwa bersetubuh itu tak selalu harus di atas bed, tak selalu harus di dalam kamar ... lihatlah ... di atas meja makan juga bisa dipakai untuk bersetubuh. “

“Iya, “ sahut Ina, “Lanjutkan aja. Pokoknya aku ingin membuat Kang Asep selalu bahagia di dalam rumah ini. Aku mau masak dulu yaaa ... ini bahan – bahannya sudah ada. Tadi beli daging sapi dan sayap ayam kesukaan Kang Asep. “

Mamah yang menyahut, “Iya masak dulu Ina Sayang ... mamah lagi enak – enaknya nih. Nanti kalau mamah dan Asep udah selesai, pasti mamah bantu masak di dapur ... “

“Iya Mamahku sayang, “ sahut Ina sambil mencium pipi ibunya. Lalu melangkah ke arah meja dapur yang berbentuk meja bar.

Sementara aku masih asyik mengayun kontolku di dalam liang memek Mamah yang legit dan pulen itu. Ina pun mulai serius memasak di kitchen yang bersatu dengan ruang makan ini.

Setelah tubuh Mamah berkeringatan, akhirnya Mamah mengejang tegang. Lalu mencapai orgasmenya. Sedangkan aku belum apa – apa.

Setelah kontolku dicabut dari liang memek Mamah, ibunya Ina itu turun dari meja makan dan memanggil Ina agar melanjutkan persetubuhannya denganku, karena Mamah sendiri sudah puas.

Aku semakin sayang kepada Ina yang penurut itu. Tanpa membantah sepatah kata pun, Ina menanggalkan semua yang melekat di badannya, sampai telanjang bulat. Lalu dia menelentang di atas meja makan, persis seperti yang dilakukan oleh ibunya tadi.

Semua itu Ina l;akukan dengan senyum manis di bibirnya. Lelaki mana yang takkan runtuh hatinya setelah menyaksikan calon istrinya yang penyabar dan penurut seperti Ina itu ?

Kulihat Mamah masuk ke dalam kamar mandi untuk bersih – bersih. Kemudian menuju kitchen lagi. Dan sibuk memasak di situ. Sementara aku baru mulai mengayun kontolku di dalam liang memek Ina yang super sempit itu.

Lebih dari seperempat jam aku menyetubuhi Ina. Sampai akhirnya Ina mencapai orgasme, bersamaan dengan meletusnya ejakulasiku. Crot 7 kali di dalam liang memek Ina.

Sejam kemudian aku, Ina dan Mamah makan bersama di ruang makan. Menggunakan meja makan bekas celentangnya Mamah dan Ina sebagai tempat tersajinya hidangan untuk sarapan pagi.

Semuanya ini unik bagiku. Namun keesokan harinya aku mendengar ucapan Ina yang lugu, “Pokoknya aku sih akan selalu merasa bahagia kalau Kang Asep bahagia. Aku juga senang kalau bisa membahagiakan Mamah. Kalau dipikir – pikir kasihan juga Mamah itu. Sejak Papah meninggal, Mamah tak mau didekati lelaki. Termasuk ayah Kang Asep. Tapi kini Mamah ceria sekali kelihatannya. Ini membuatku bahagia Kang. “

Aku mengangguk – angguk, lalu membelai rambut Ina sambil berkata, “Aku akan berusaha membangkitkan kembali semangat hidup Mamah. Akan berusaha membuatnya bahagia. “

“Terimakasih Kang. Aku juga jadi ikut bahagia melihat sikap Mamah yang jadi ceria dan bersemangat gitu. Makanya Kang Asep harus mau menggauli Mamah sampai dia benar – benar puas. Anggaplah di rumah ini Kang Asep punya istri dua orang. Aku dan Mamah. “



Untuk menepati janjiku, 3 hari kemudian aku melaksanakan nikah siri dengan Ina. Tidak ada yang diundang untuk acara akad nikah siri ini. Bahkan Ayah pun tidak kuundang, karena aku menjaga jangan sampai Ayah malu berjumpa dengan Mamah yang menolak cintanya secara halus, karena Mamah belum bisa move on sejak ditinggal mati oleh ayahnya Ina. Justru setelah berjumpa denganku, Mamah jadi bisa move on ... !

Setelah akad nikah siri selesai, aku bertanya kepada Ina, “Mau bulan madu ke mana ?”

Ina tampak bingung mendengar pertanyaanku barusan. Lalu ketawa kecil, “Hihihiiii ... bulan madu ... ke mana ya ? Ke villa punya Kang Asep aja deh. Tapi Mamah harus dibawa. Tapi ... nanti siapa yang nungguin rumah ini ? Udahlah, bulan madunya di rumah ini aja Kang. “

Begitulah kisah singkatnya. Kisah antara aku dan Ina yang sudah menjadi istriku, meski cuma lewat nikah siri. Tapi Ina dan Mamah tampak lega, karena seandainya pun Ina hamil kelak, Ina sudah sah secara agama menjadi istriku.



Hari demi hari pun berputar terus dengan cepatnya.

Sebulan kemudian ...

Ayah kuanggap sebagai don juan sejati. Karena dalam keadaan sudah tua, tidak tajir pula selain mengandalkan bantuan dariku, tapi Ayah selalu saja berhasil mendapatkan wanita – wanita pilihan. Apalagi kalau Ayah masih muda seperti aku, pasti “koleksi”nya segudang.

Aku masih ingat benar bahwa sebulan setelah Ina menjadi istriku lewat nikah siri, Ayah memintaku datang ke alamat yang dikirimkannya lewat WA.

Aku berangkat juga menuju alamat yang Ayah berikan itu. Meski aku belum tahu untuk urusan apa Ayah memanggilku.

Ternyata alamat yang diberikan padaku itu, alamat sebuah rumah megah. Jelas sekali bahwa pemilik rumah itu bukan kalangan menengah ke bawah. Lalu kenapa Ayah memintaku datang ke rumah ini ?

Ketika aku baru menghentikan jeepku di pelataran parkir rumah megah itu, Ayah muncul dari pintu depan rumah megah itu. Lalu menghampiri mobilku dan berusaha membuka pintu mobil sebelah kiri depan yang masih terkunci. Maka kubuka pintu di sebelah kiriku itu, sementara mesin mobilku belum dimatikan.

“Ini rumah siapa Yah ? “ tanyaku setelah Ayah duduk di sebelah kiriku, dalam jeep yang mesin dan AC-nya belum dimatikan.

“Rumah istri baru ayah, “ sahut Ayah.

Aku ketawa cekikikan. “Istri – istrian seperti Ina ?” tanyaku dengan nada kurang percaya.

“Istri beneran. Ini lihat buku nikahnya juga ada. Berarti bukan sekadar nikah siri, “ kata Ayah sambil mengeluarkan buku nikah dari saku jaket kulitnya. Dan menyerahkannya padaku.

Aku pun memeriksa buku nikah itu. Kulihat nama istri baru Ayah itu : Habiba. Usianya 32 tahun. Pekerjaan : Pengusaha dan sebagainya.

Kulihat wajah di fotonya kearab – araban, tapi tidak mengenakan hijab.

“Seperti ada turunan dari timur tengah, “ kataku. “Namanya juga Habiba. “

“Iya. Tapi dia pernah lama tinggal di Amerika Serikat. Makanya dia sudah terbiasa hidup dalam suasana modern. “

“Dia pengusaha dalam bidang apa ?” tanyaku.

“Dia pengusaha properti sekaligus aktif dalam agro bisnis. “

“Tapi akad nikahnya baru tiga hari yang lalu ya ?”

“Iya. Tapi ayah sudah berjanji padanya, bahwa kalau menikah dengan ayah berarti dia seolah – olah bakal punya suami dua orang. Ayah dan kamu. Ketika ayah perlihatkan foto – fotomu, dia langsung suka. “

Aku cuma mengangguk – angguk sambil tersenyum.

“Dia tajir sekali Sep. Tapi sifatnya seperti kamu. Tidak mau kelihatan tajir di mata publik. Makanya rumah pun tidak mewah – mewah amat. Padahal kalau dia mau, bikin istana pun pasti mampu. “

“Lalu apa dasarnya yang membuat dia mau sama Ayah ?”

“Awalnya sih karena ingin ayah mengurus kebun - kebunnya. Akhirnya dia ngajak nikah sama ayah. Syaratnya cuma satu, ayah harus mengurus kebun – kebunnya sebaik dan sejujur mungkin. “

“Terus aku harus manggil apa sama dia ?”

“Dia sih senangnya dipanggil ummi. Ayo kita temui dia sekarang. Hari ini ayah kan mau menggilir Mamie. Takut dia merajuk. “

“Mamie pasti kangen juga padaku ya. “

“Iya. Tapi Mamie juga sadar kalau kamu itu orang sibuk. Apalagi sekarang sudah punya Ina. “

Kalau sedang berduaan begini dengan Ayah, aku merasa seperti sedang bersama teman dekat. Karena Ayah pun menganggapku sejajar dengannya. Bahkan di antara aku dan Ayah sudah tidak ada rahasia lagi. Tapi aku tak mau membongkar rahasiaku bersama Mamah Yuyun. Takut hati Ayah terluka. Karena Ayah pernah naksir pada Mamah Yuyun, tapi ditolak secara halus. Sedangkan padaku, justru Mamah Yuyun yang duluan menyatakan jatuh hati padaku.

Kemudian aku dan Ayah turun dari jeepku. Dan melangkah masuk ke dalam rumah megah yang kata Ayah tidak terlalu mewah itu.

“Tunggu dulu di situ, “ kata Ayah sambil menunjuk ke salah satu sofa ruang tamu. Kemudian Ayah masuk ke dalam, membuka pintu yang ada di situ dan masuk ke dalamnya.

Tak lama kemudian, Ayah muncul lagi dari pintu yang terbuka itu. Menghampiriku sambil berkata setengah berbisik, “Ayah sebut namamu Yosef. Biar kamu lebih berharga di matanya. Ayo ikut masuk ke kamarnya. “

Aku bangkit dari sofa, kemudian mengikuti langkah Ayah, masuk ke dalam sebuah kamar yang luas sekali. Dengan perabotan bernuansa timur tengah semua.

Seorang wanita muda berperawakan bohay dan super semok tampak duduk di atas sebuah sofa. Ia berdiri menyambut kedatanganku dengan senyum ceria di bibir sensualnya. “Ini Yosef ?” tanyanya.

“Iya, “ sahutku sambil menjabat tangan hangatnya.

“Habiba, “ ucapnya mengenalkan diri.

Lalu ia menarik tanganku, untuk duduk di atas sofa yang didudukinya tadi.

Aku pun duduk di atas sofa itu. Sementara wanita bernama Habiba itu duduk di sebelah kiriku.

“Sekarang Yosef sudah datang. Jadi aku bisa pergi ke rumah istri yang lain kan ?” tanya Ayah yang masih berdiri di depan istri barunya.

Habiba pun bangkit berdiri sambil berkata, “Iya Kang. Tapi Kang Jaja jangan sampai lupa kontrol kebun – kebun yang sudah kutunjukkan itu ya. “

“Iya, “ Ayah mengangguk. Lalu cipika – cipiki dengan istrinya. Kemudian menghampiriku sambil berkata, “Jadi ... selama ayah gak ada, anggaplah Habiba ini istrimu sendiri ya. Kamu tentu tau apa yang harus kamu lakukan. Yang penting, jangan sakiti hatinya, karena ayah sangat sayang padanya. “

Aku mengangguk sambil tersenyum. Dan membiarkan tangan kiriku digenggam oleh tangan kanan wanita bernama Habiba itu.

Setelah Ayah berlalu, wanita bertubuh bohai dan super semok itu menguncikan pintu. Lalu kembali ke sofa yang kududuki.

Dia langsung melingkarkan lenbgannya di leherku. Sambil memperhatikan wajahku dari jarak yang sangat dekat. Dan berkata, “Dalam aslinya, kamu jauh lebih tampan dari foto – fotomu Yos. “

Lalu dia mencium bibirku dengan lengketnya. Aku pun mendekap pinggangnya, sambil balas melumat bibirnya yang harum (entah pengharum mulut apa yang dikenakannya).

Maka kami jadi saling lumat dan saling remas di atas sofa bernuansa timur tengah ini.

Lalu setelah bibir kami berjauhan, aku bertanya, “Aku harus manggil apa ya pada Ibu ?”

“Terserah Yosef. Mau manggil apa juga akan kusetujui, “ sahutnya sambil meremas – remas tangan kiriku.

“Statusnya aku ini anak tiri Ibu. Tapi dalam kenyataan, kita bakal seperti suami istri. Bagaimana kalau aku manggil Ayang ? Setuju ? ” tanyaku.

“Ayang kan berarti sayang ya. “

“Iya. “

Wajah manisnya mendadak ceria. “Oke ... aku setuju dipanggil Ayang. Tapi apakah memangnya Yosef benar – benar bakal menyayangiku ? ”

“Tentu saja. Aku harus menyayangi wanita yang akan kuperlakukan seperti istriku sendiri. “

“Oooohhh ... baru mendengarnya saja aku sudah bahagia Yos, “ ucapnya sambil merapatkan pipinya ke pipiku.

Lalu ia berdiri. “Tunggu sebentar ya, “ katanya sambil melangkah ke salah satu pintu, ternyata ia menuju kamar ganti pakaian.

Tak lama kemudian wanita yang akan kubiasakan memanggil Ayang itu muncul lagi, dalam keadaan sudah berubah. Tadi dia mengenakan longdress hitam. Sekarang dia cuma mengenakan semacam lingerie berwarna biru peacock. Tanpa lengan tentu saja. Hanya tergantung di badannya dengan tali yang sama warnanya dengan warna lingerie itu sendiri.

Lalu ia berdiri di depanku. Dengan senyum di bibirnya. Dan tiba – tiba dia singkapkan lingerie itu sehingga tampaklah sesuatu yang mendebarkan. Bahwa ia sudah tidak mengenakan celana dalam. Maka ketika lingerie itu disingkapkan, maka memeknya terpamerkan dengan jelasnya. Lingerie itu ditahan agar tetap tersingkap dengan tangan kirinya. Sementara tangan kanannya mengusap – usap memeknya yang seperti baru dicukur beberapa hari yang lalu, tapi jembutnya sudah tumbuh lagi 1 atau 2 milimeteran.

“Ini akan kupersembahkan padamu, “ ucapnya sambil menepuk – nepuk memeknya, “Apakah Yosef sudah siap ?”

Aku sudah terbiasa untuk selalu menyenangkan hati klien semasa masih menjadi gigolo. Karena itu aku langsung berlutut di depan wanita bernama Habiba itu. Lalu kupeluk kedua belah pahanya sambil menciumi memeknya yang tampak lebar belahannya, tapi yakin liang memeknya tidak lebar. Karena yang jadi belahan itu sebenarnya hanya pertemuan dua labia mayora. Bukan mulut menuju liang memeknya.

Ketika aku menciumi memek yang jembutnya hanya 1 atau2 milimeter saja panjangnya, karena baru tumbuh setelah dicukur beberapa hari yang lalu, Habiba yang akan kubiasakan memanggil Ayang padanya itu pun melepaskan lingerie hijau toscanya.

Lalu tubuh chubby itu telanjang bulat di depan mataku. Tubuh yang memiliki sepasang toket gede dan bokong sangat semok itu seolah menantang kejantananku, agar segera memuasi hasrat birahinya.












Makasih apdetnya bro @Otta
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd