Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

PEJANTAN PERKASA update Part 15 A

Bimabet
Seru juga ya menikmati cerita dengan tambahan ilustrasi yang eksotis juga.. keep lancrootkan om, ditunggu update nya
 
Part 06



M
amah sudah orgasme. Tapi aku belum apa – apa. Dengan sendirinya nafsu birahiku masih bergejolak. Mamah pun tahu kalau aku belum ejakulasi. Karena itu Mamah mulai mendekapku, meremas – remas kontolku yang masih ngaceng berat ini. Lalu mengulum dan menyelomotinya dengan sangat trampilnya.

Tapi biar Mamah jungkir balik menyepongku, aku takkan bisa ejakulasi dalam keadaan sedang dioral.

Dan setelah belasan menit kontolku diselomoti oleh Mamah, belum ngecrot juga, maka Mamah pun berjongkok, dengan memek yang berada di atas kontolku.

Mamah tetap memegang kontolku dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya membukakan mulut memeknya sendiri. Lalu bokong Mamah diturunkan, sehingga kontolku melesak masuk ke dalam liang memeknya ... !

Kemudian Mamah menaik turunkan bokongnya, sehingga kontolku mulai dibesot – besot oleh liang memek mamahnya Ina itu.

Sementara itu aku pun asyik memainkan sepasang toket Mamah yang bergelantungan di atas dadaku.

Kemudian Mamah memutar badannya, jadi membelakangiku. Lalu mengayun kembali bokong semoknya. Sehingga aku bisa menepuk – nepuk dan meremas – remas pantat mulusnya.

Namun semuanya itu tidak berlangsung lama. Belasan menit kemudian, Mamah mengejang dan ... orgasme lagi untuk kedua kalinya.

Mamah pun menarik bokongnya, sehingga kontolku terlepas dari liang memeknya. Kemudian Mamah menelentang di sampingku sambil berkata lirih, “Mamah sudah terlalu lama tidak merasakannya. Sehingga mamah tak kuat lama bertahan. Tapi kalau mau dilanjutkan, ya lanjutkan aja. Asep belum ngecrot kan ?”

“Belum, “ sahutku sambil merayap ke atas perut Mamah, sambil meletakkan kepala kontolku di ambang mulut memek Mamah. Lalu dengan sekali dorong, kontolku pun melesak amblas ke dalam liang memek Mamah yang sudah becek ini.

“Pasti becek Sep, “ kata Mamah, “Mau dikeringkan dulu ?”

“Jangan Mamah. Aku justru suka sekali memek becek yang baru orgasme, “ cegahku sambil mulai mengayun kontolku.

“Oooohhh ... kamu tangguh sekali Sep ... mamah sudah dua kali orgasme, tapi Asep belum apa – apa. Ina pasti makin lengket kalau udah merasakan kontolmu ini ... “ kata Mamah yang tampak bergairah lagi untuk menggeol – geolkan bokongnya.

Mulutku pun mulai menjilati lehernya yang sudah basah oleh keringat, sambil tetap mengentotnya dengan lancar, karena memeknya memang sudah becek. Tangan kiriku pun mulai meremas – remas toket kanannya dengan leluasanya.

Lama kelamaan, liang memek Mamah tidak becek lagi. Mamah pun semakin binal menggeol – geolkan bokongnya. Sambil merintih – rintih histeris lagi. Terlebih setelah aku menjilati ketiaknya, disertai dengan sedotan – sedotan kuat, rintihan histeris Mamah pun semakin menggila.

“Aseeeeep ... oooooh ... Aseeeeep ... kamu ini paling istimewa buat mamah Seeep ... setiap yang Asep sentuh, terasa sekali nikmatnyaaaa ... Aseeeep ... oooooooohhhhhh ... Seeeeeep ... kalau sama Asep sih ... disetubuhi sepuluh kali sehari juga mamah mauuuuuu ... soalnya ... sangaaat nikmaaaat ... “

Menurut pengalamanku, ketiak adalah bagian yang cukup sensitif di tubuh wanita. Karena itu, ketika aku semakin intensif menjilati, menggigit – gigit dan menyedot – nyedot ketiak Mamah, terjadilah sesuatu yang sudah kuduga sebelumnya. Bahwa Mamah mulai berkelojotan lagi, dengan tubuh bermandikan keringat. Tubuhku pun sudah bersimbah keringat. Dan aku berniat untuk ngecrot berbarengan dengan orgasme Mamah.

Maka ketika Mamah sedang berkelojotan, aku pun mempercepat entotanku segencar mungkin. Mamah semakin berkelojotan. Dan akhirnya Mamah mengejang tegang.

Pada saat itulah kutancapkan kontolku sedalam mungkin. Dan tidak kugerakkan lagi.

Liang memek Mamah terasa mengedut – ngedut kencang. Kontolku pun menghentak – hentak sambil memuntahkan air maniku.

Creeettttttt .... croooooooooooooooottttttt ... crooooooooooooooottttttttttt ... crettttttcrettttt ... croooooooooooooooooooooottttttt ... crooooooooooooooooooooooooootttttt ... !

Lalu aku terkapar di atas perut Mamah, dengan tubuh bermandikan keringat. Mamah pun sama, terkulai lunglai dengan tubuh bersimbah keringat.

Ketika aku mencabut kontolku dari liang memek Mamah, kulihat air maniku mengalir dari mulut memek Mamah.

“Air manimu banyak sekali Sep. Sampai membludak gini, “ kata Mamah sambil mengusap – usap memeknya yang sudah berlepotan air maniku bercampur dengan lendir libidonya sendiri.

“Nanti kalau Mamah hamil gimana ?” tanyaku.

“Takkan bisa hamil. Sejak Ina lahir, mamah ikut kabe. Dan sampai saat ini belum dilepas, karena mamah males ngantrinya di dokter yang masangin alat kabe itu. “

“Owh ... “

“Kayaknya kita harus mandi Sep. Badan kita penuh keringat gini, “ kata Mamah.

“Boleh, “ sahutku, “ Kita mandi bareng ya Mah. “

“Iya. Biar mamah bisa saling menyabuni dengan calon mantu mamah sekaligus kekasih mamah ... “ sahutnya sambil mencolek ujung hidungku.

Lalu kami bersama – sama melangkah ke kamar mandi. Tidak ada bathtub di kamar mandi Mamah ini. Tapi ada shower yang kerannya bisa diputar ke arah titik merah, berarti showernya ada air panas juga.

Ketika keran itu kuarahkan ke titik merah, memang air hangat yang memancar dari atas kepalaku.

Mamah pun berdiri merapat di depanku, sambil mendekap pinggangku dan membasahi kepalanya dengan pancaran air hangat shower.

Lalu kami saling menyabuni. Awalnya aku yang menyabuni Mamah dengan sabun cair. Lalu giliran Mamah menyabuniku dengan sabun cair. Dan ketika tangan Mamah sedang menyabuni kontolku, Mamah berseru tertahan, “Seeep ... kontol Asep udah ngaceng lagi ... “

Sebagai jawaban, kusabuni memek Mamah dengan sabun cair sebanyak mungkin. Lalu kudesakkan Mamah sampai dinding kamar mandi. Dan dengan mudahnya aku bisa menjebloskan lagi kontolku ke dalam liang memek Mamah yang sudah terlicinkan oleh air sabun.

Mamah cuma tersenyum sambil menyandar ke dinding dan memelukku erat – erat.

“Berapa kali pun Asep mau ngentot mamah, akan mamah ladeni ... “ ucapnya ketika aku sudah membenamkan kontolku sampai mentok di dasar liang memek Mamah.

Sebagai jawaban, aku mulai mengayun kontolku sambil berdiri dan menekankan kedua telapak tanganku ke dinding kamar mandi.

“Dudududuuuuh ... Aseeeep ... ini pertama kalinya mamah dientot sambil berdiri gini Seeeeppp ... ooooooh ... gak nyangka sambil berdiri gini juga enak Seeeep ... “ rintih Mamah ketika kontolku mulai lancar mengentot liang memeknya.

Meski sambil berdiri begini aku tetap ingin melengkapi aksiku dengan berbagai caraku sendiri. Aku mengentot Mamah sambil meremas – remas bokongnya, Aku pun bisa mengentotnya sambil menjilati lehernya disertai gigitan – gigitan kecil. Namun Mamah tidak menggeolkan pinggulnya. Namun tak apa. Yang penting kontolku bisa bergesekan lagi dengan dinding liang memek Mamah yang pulen dan legit ini.

Dalam posisi berdiri begini pun Mamah bisa orgasme lagi. Lalu Mamah mengajakku menyelesaikan mandi dulu, nanti dilanjutkan lagi di atas tempat tidur, biar jangan membeku kedinginan, katanya.

Aku setuju saja. Lalu kami membilas tubuh kami yang berlepotan busa sabun di sana – sini.

Setelah mengeringkan tubuh kami dengan handuk, kamiu keluar dari kamar mandi. Dan Mamah langsung merangkak ke atas tempat tidurnya, kemudian menungging sambil mengajakku main dalam posisi doggy.

Aku setuju saja. Lalu menyetubuhi Mamah dalam posisi doggy, sambil mengemplangi bokong semoknya.

Untuk kesekian kalinya Mamah orgasme lagi. Sehingga terpaksa kami lanjutkan pelampiasan nafsu birahi ini, dalam posisi missionary lagi.

Dalam posisi missionary inilah aku berhasil mencapai puncak kenikmatan secara berbarengan. Berarti pada waktu Mamah orgasme, aku pun memuntahkan air maniku untuk kedua kalinya di dalam liang memek Mamah.

Setelah selesai menggauli Mamah, yang bagiku merupakan ronde kedua, Mamah berkata, “Sep ... usahakan sering – sering nengok mamah di sini ya Sep. Mamah memang sangat membutuhkan Asep. “

“Begini Mamah, “ kataku, “Sebenarnya aku akan menempatkan Ina di sebuah rumah. Sebaiknya Mamah ikut bersama Ina saja di rumah itu. “

“Ah ... jangan begitu Sep. Kalau serumah dengan Ina, pasti akhirnya akan ketahuan juga rahasia kita. Kalau Ina merajuk nanti gimana ? Sedangkan Ina itu anak mamah satu – satunya. Kalau dia sampai minggat, malah bisa hancur hidup mamah, “ kata Mamah.

“Jadi, “ lanjutnya, “biarlah mamah tetap di sini. Jangan diserumahkan dengan Ina. “

“Aku punya siasat Mah. Aku akan bilang sama Ina, supaya belajar goyang pada waktu sedang kusetubuhi. Lalu Mamah akan kuentot di depan mata Ina. Nah, kalau sudah begitu, pasti lancar semuanya. Bahkan aku akan merasa seolah punya bini dua orang. Ina dan Mamah. “

Tampaknya Mamah terpengaruh juga oleh ucapanku. “Bisa aja begitu. Tapi harus kita lihat sikap Ina nanti seperti apa. Kalau dia cemberut, mendingan jangan dilanjutkan siasat itu. “

“Tapi kalau Ina menyambutnya dengan senang hati, Mamah bisa sering kutidurin di rumah baru itu. “

“Iya terserah Asep lah. Yang penting, jangan sampai Ina ngambek. Soalnya Ina itu penyabar. Dan mamah tau kalau seorang penyabar sampai marah, pasti meledak – ledak marahnya. “

“Serahkan semuanya sama aku Mamah. Percayalah, aku akan melaksanakan kiatku dengan serapi mungkin. “

“Iya ... iyaaaa ... mamah juga kepengen sering – sering digauli sama Asep soalnya. “



Ketika aku meninggalkan rumah Mamah, aku tersenyum sendiri di belakang setir jeepku. Karena aku akan melaksanakan rencana yang mudah – mudahan sukses nanti.

Aku memang sudah memiliki sebuah rumah baru yang lumayan mewah, sebagai hadiah dari Helga, sahabat Roxanne itu. Karena ternyata Helga pun mengikuti keberhasilan Roxanne. Dengan kata lain, aku berhasil menghamilinya. Sehingga Helga mempersilakanku untuk memilih, mau sedan sport atau rumah sebagai hadiahnya.

Meski ada perasaan malu – malu, akhirnya kupilih rumah saja. Soalnya untuk apa aku punya banyak mobil mewah yang pajaknya harus kubayar tiap tahun ?

Beberapa hari kemudian Helga menyerahkan sebuah rumah megah di kompleks perumahan elit, berikut perabotannya secara lengkap. Bukan hanya itu, Helga juga memberikan sebuah sedan buit up Jepang, bukan asembling di Indonesia. Tapi tentu saja harganya tidak semahal mobil – mobil Eropa.

Tadinya aku berpikir rumah megah itu akan kuberikan kepada wanita yang paling kucintai, sebagai tanda cinta dan kasih sayangku padanya.

Kini pilihanku jatuh kepada Ina Agustina. Karena selain cantik jelita, Ina juga sangat sabar dan penurut.

Setelah dipikirkan matang – matang, aku merasa pilihanku itu tepat. Semoga saja Ina bahagia setelah mendapatkan rumah megah itu. Bahkan sedannya akan kuberikan padanya. Karena aku punya rencana untuk menempatkannya di pabrik garment terbaruku. Seperti yang pernah kutulis terdahulu, aku punya pabrik garment baru yang sudah mulai aktif berproduksi. Tapi aku belum menempatkan orang kepercayaanku di pabrik baru itu. Dan sepulangnya dari rumah Mamah, aku memutuskan untuk menempatkan Ina di pabrik garment baru itu. Tentu saja aku harus menatarnya dulu, agar Ina tahu persis apa yang harus dilakukannya di pabrik garment baru itu.



Setibanya di hotel, di kamar pribadiku, kulihat Ina baru selesai mandi. Dan ia langsung menyambutku dengan ciuman mesra di bibirku.

“Kenapa ya hatiku jadi begini ? “ cetusnya, “Baru ditinggal beberapa jam aja sama Kang Asep, iiih, rinduuuu sekali Kang. “

“Mungkin karena cinta Ina padaku sudah mendalam, “ sahutku.

“Sangat sangat mendalam Kang. Padahal kita baru kemaren dulu berjumpa. Tapi rasanya seperti sudah bertahun – tahun. ‘

Aku cuma tersenyum mendengar pengakuan Ina itu. Menurutku, mungkin hal itu terjadi sebagai akibat keperawanannya yang sudah kuambil. Sehingga ia merasa benar – benar sudah menjadi milikku.

“Sekarang berdandanlah. Karena aku mau mengajak Ina ke suatu tempat. “

“Ke tempat apa Kang ?”

“Jangan nanya – nanya dulu. Dandan sajalah dulu. Pokoknya aku akan membawamu ke suatu tempat yang mudah – mudahan akan membuat Ina semakin bahagia. “

Ina mengangguk sambil tersenyum. Lalu mengenakan salah satu gaun barunya yang kubelikan kemaren. Kemudian memoles wajahnya dengan make up tipis. Menyisir rambut panjangnya. Dan siap untuk mengikuti ajakanku.

Aku akan membawa Ina ke rumah megah pemberian Helga itu. Rumah yang sudah lengkap dengan perabotan barunya, sudah ada sedan baru pula di garasi. Semuanya akan kuberikan kepada Ina, sebagai tanda bahwa aku pun mencintainya.

DI dalam jeep, Ina tidak banyak bicara. Aku pun konsen ke jalan yang dilintasi, menuju kompleks perumahan elit itu.

Setibanya di depan rumah megah itu, kuhentikan jeepku di pinggir jalan.

Ketika kami melangkah ke teras depan rumah megah itu, Ina masih sempat bertanya setengah berbisik, “Rumah siapa ini Kang ? Megah sekali kelihatannya. “

“Rumah Ina, “ sahutku sambil mengeluarkan kunci dari saku celanaku. Kemudian membuka pintu depan yang sudah diputar kuncinya.

“Rumah Ina mana ?” tanyanya seperti kebingungan.

“Di dalam hidupku, hanya ada satu nama Ina Agustina. Rumah dan segala isinya ini untukmu Sayang, “ kataku sambil membelai rambut Ina.

“Kang Asep ... bercanda kan ?” tanyanya sambil memegang tanganku erat - erat.

“Aku tak pernah bercanda dalam hal yang penting – penting. Hari ini juga Ina boleh mengisi dan memiliki rumah dan segala isinya ini, sebagai tanda cinta dan keseriusanku padamu, Sayang, “ sahutku sambil menggandeng piunggang ramping Ina.

“Ooooh ... rumah sebesar dan semegah ini untukku ?! Apakah aku bermimpi Kang ?”

“Ina gak bermimpi. Nih kucubit pipimu ... terasa gak ?”

“Kang Asep ... ooooh ... aku gak nyangka bakal secepat ini mendapatkan rumah yang harganya entah berapa milyar ini. Belum lagi isinya ... modern semua ... pasti mahal semua ... “

Lalu kuajak Ina melihat – lihat ke lantai atas. Ada 3 kamar di situ, sementara di lantai dasar juga ada tiga kamar yang ukurannya lebih luas – luas.

“Jadi kamarnya ada enam, ya Kang, “ kata Ina waktu menuruni tangga menuju lantai bawah lagi.

“Iya, “ aku mengangguk, “Tapi ada satu barang lagi yang harus dilihat. “

Ina menatapku. Tanpa bertanya dia mengikuti langkahku menuju garasi. Di dalam garasi itulah kubuka plastik penutup sedan baru berwarna orange itu.

“Mobil ini pun untukmu Sayang. Ina bisa nyetir kan ?”

“Bisa. Kan di rumah ada mobil tua peninggalan almarhum Papah. Tapi ... ooooh ... apakah semua ini gak berlebihan Kang ?”

“Apanya yang berlebihan ? Semuanya wajar, karena Ina akan kuangkat sebagai wakil owner pabrik garment baruku. Jadi nanti Ina harus bolak – balik ke pabrik tiap hari. “

“Wow ... itu yang lebih menyenangkan hatiku Kang. Aku ingin punya pekerjaan tetap... lalalalaaaaa .... lalalaaaaa !” Ina berjingkrak – jingkrak seperti anak kecil mendapat mainan baru.

“Tapi ... Kang Asep sendiri takkan bisa terus – terusan tidur di rumah ini nanti kan ? “ tanyanya tiba – tiba, bernada bimbang.

“Iyalah. Kan aku sudah bilang, usahaku banyak, istriku juga banyak. Paling bisa aku tidur di sini seminggu sekali. “

“Soal Kang Asep punya istri banyak, aku maklumi. Karena kodratnya lelaki itu takkan cukup dengan satu perempuan saja. Masalahnya ... aku harus tidur sendirian di rumah sebesar ini ?”

“Ajak aja Mamah pindah ke sini. Biar Ina ada teman. “

“Boleh aku ajak Mamah pindah ke sini ?”

“Tentu aja boleh. Rumah ini kan sudah menjadi hak milik Ina. Siapa pun yang akan Ina ajak tinggal di sini, silakan aja. Misalnya ada sahabat yang sampai saat ini gak punya rumah, boleh diajak ke sini. Apalagi Mamah. Karena selama ini Ina gak pernah berjauhan dengan Mamah kan ?”

“Iya. Selama ini, di mana ada aku, di situ ada Mamah. Kecuali kalau aku sedang di sekolah atau sedang ada acara dengan teman – teman, “ sahut Ina, “Jadi boleh aku mengajak Mamah pindah ke sini ?”

“Iya boleh, boleh sekali Sayaaang, “ sahutku yang kuikuti dengan kecupasn di pipinya, “Pakai aja mobilmu itu untuk menjemput Mamah. Bisa kan bawa mobil sendiri ?”

“Sangat bisa Kang. Aku udah punya SIM A juga kok. “

“Kapan mau ke rumah Mamah ?”

“Besok aja. Sekarang kan udah malem. “

“Hitung – hitung percobaan, sekarang pulang ke hotel bawa mobil sendiri ya. Nanti ikuti aja mobilku dari belakang. “

“Siap pangeranku, “ sahut Ina sambil bersikap seperti tentara sedang menghormat atasannya.



Keesokan harinya Ina benar – benar berangkat menuju rumah Mamah. Dengan menggunakan sedan berwarna orange yang sudah menjadi miliknya itu. Sementara aku beristirahat saja di hotel. Untuk memulihkan staminaku bekas “bertarung” dengan Mamah kemaren sore.

Aku hanya berolahraga pagi seperti biasa, kemudian mendengarkan musik seharian di dalam kamar pribadiku.

Menjelang malam aku menerima panggilan seluler dari Ina. Melaporkan bahwa Mamah sudah berada di rumah yang sudah kuberikan kepada Ina itu.

Aku pun berjanji, setelah makan malam aku akan merapat ke rumah Ina.

Hanya dibutuhkan waktu sebentar untuk menuju rumah itu, karena jaraknya tidak seberapa jauh dari hotelku. Bahkan aku menyempatkan diri untuk membeli pizza 3 macam, untuk disantap bersama di rumah baru Ina itu.

Setibanya di rumah itu, kulihat Mamah dan Ina sudah sama – sama mengenakan kimono dengan warna yang berbeda. Mamah mengenakan kimono berwarna hitam, sementara Ina mengenakan kimono putih (mengambil dari hotelku).

Aku bersikap seolah tidak pernah terjadi apa – apa dengan Mamah. Begitu jumpa dengannya, aku mencium tangannya, kemudian cipika – cipiki dengannya. Sedangkan dengan Ina, justru Ina yang mencium tanganku, kemudian cipika – cipiki denganku.

Kuberikan kantong plastik berisi 3 buah pizza itu kepada Ina untuk dihangatkan dulu selama 30 detik di microwave.

Pada waktu Ina memanaskan ketiga buah pizza itu di kitchen, Mamah berkata setengah berbisik padaku, “Sudah sepakat. Dia udah setuju kalau mamah akan melatihnya tentang cara felatio dan goyang pinggul. “

“Ohya ?! Baguslah ... “ sahutku sambil mengacungkan jempolku.

Tadinya aku yang mau menyampaikan hal “penting” itu kepada Ina. Tapi ternyata Mamah sudah duluanb menyampaikannya kepada Ina.

Tak lama kemudian Ina muncul dengan ketiga buah pizza berukuran medium itu, bersama 3 gelas teh panas.

Ketika kami bertiga menyantap pizza yang sudah dipanaskan itu, Ina berkata, “Kang Asep ... Mamah mau melatihku tentang bagaimana caranya untuk meladeni Kang Asep di atas ranjang. “

“Haaa ?!” aku pura – pura kaget. “Maksudnya Mamah akan melatih cara – cara untuk meladeniku pada waktu bersetubuh ?”

“Iya, “ sahut Ina sambil menyandarkan kepalanya di bahu kiriku, “Boleh ya Kang please. “

Aku menoleh ke arah Mamah yang tampak sedang tersenyum. Lalu berkata kepada Ina, “Berarti nanti Mamah gabung dengan kita. Apakah kamu tidak berkeberatan ?”

“Tidak Kang, “ Ina menggeleng sambil tersenyum, “aku bahkan senang sekali. “

“Kalau aku dan Mamah jadi ketagihan nanti gimana ?”

“Gak apa – apa Kang. Aku malah bahagia sekali. Karena hal itu berarti Mamah sudah seratus persen merestui hubungan kita berdua. “

“Sekarang luka di memek Ina pasti sudah sembuh. Jadi malam ini kita bisa praktekkan semuanya bersama Mamah juga. “

“Iya Kang. Kemaren gatal – gatal sedikit. Pertanda lukanya sudah mau sembuh, mungkin. “

Tiba – tiba Mamah berkata, “Ohya, mamah sampai lupa mengucapkan jutaaan terima kasih karena telah memberikan rumah beserta segala isinya ini kepada Ina. Sudah memberikan sebuah sedan baru pula.Dan yang tak kalah pentingnya, Ina sudah dijanjikan bakal memimpin sebuah pabrik garment baru punya Asep. Terima kasih ya Sep. “

“Sama – sama Mah, “ sahutku, “Kebetulan aja rejeki Ina bagus. Berkat rejekinya juga aku tidak susah untuk memberikan tanda cintaku padanya. Terus Mamah mau dibeliin apa ?”

“Nggak pengen dibeliin apa – apa mamah mah Sep. Hanya ingin agar Asep selalu mencintai dan menyayangi Ina sampai tua renta kelak. Soalnya Ina itu anak mamah satu – satunya. Jadi, kalau Ina bahagia, mamah juga ikut bahagia. “

“Mamah orang tua yang sangat bjiak, “ sahutku sambil tersenyum.

Kemudian kami santap pizza itu sampai sama – sama kenyang. Tentu saja tidak dihabiskan. Ada satu setengah pizza yang dimasukkan ke dalam kulkas. Kalau mau dimakan bisa dihangatkan lagi di microwave, kata Mamah memberitahu putri tunggalnya.

Lalu acara “training” pun bisa dimulai. Aku, Ina dan Mamah masuk ke dalam kamar paling luas, yakni kamar kedua dari depan.

“Supaya tidak ada yang canggung, kita semua harus telanjang bulet, “ kata Mamah setelah pintu kamar ditutup dan dikuncikan/

Aku dan Ina mengangguk. Lalu kulepaskan fullover abu – abuku (karena udara kotaku sedang dingin – dinginnya). Sementara Ina dan Mamah pada melepaskan kimono mereka. Sehingga tinggal celana dalam yang masih melekat di tubuh Ina, karena dia tak mengenakan beha sejak tadi. Begitu juga Mamah seperti kompak dengan anaknya,, sama – sama tak mengenakan beha. Sehingga ketika kimono hitamnya dilepaskan, sepasang toket gedenya seolah menantang buat diremas.

Yang mengejutkan adalah ketika Ina melepaskan celana dalamnya, tampaklah memeknya yang tidak berjembut lagi. “Wow ... dicukur bersih nih ?” cetusku sambil mengusap – usap memek Ina.

“Hihihiii ... disuruh Mamah ... “ sahut Ina tersipu.

Rupanya Mamah lebih gaul daripada anaknya ... !

Dan ketika Mamah sudah melepaskan celana dalamnya, ceng .... kontolku langsung ngaceng berat ... ! Memang Mamah itu seksi dan sangat menggiurkanku. Beruntunglah akju punya calon mertua seperti Mamah itu.

Tampaknya Mamah sadar bahwa kontolku sudah ngaceng. Maka ia pun memegang kontolku sambil berkata kepada Ina, “Dalam saat – saat tertentu, perempuan juga harus membantu untuk membuat zakar suaminya ereksi sesempurna mungkin. Lelaki itu tidak selalu fits staminanya. Terkadang mereka jenuh atau lesu darah. Terutama kalau sang istri bersikap dan berperilaku terlalu lugu. Untuk itulah kita harus bisa membangkitkan gairah birahinya seperti ini nih ... “

Pada saat itu aku duduk di pinggiran bed. Sementara Mamah berlutut di lantai. Lalu Mamah menjilati leher dan moncong kontolku. Kemudian ia mengulumnya sambil mengurut – urut badan kontolku yang tak terkulum olehnya. Mulut Mamah pun maju mundur sambil menyelomoti kontolku.

Ina memperhatikan aksi mamahnya dengan sorot wajah serius. Bahkan kepalanya sampai termiring – miring untuk memperhatikan aksi mamahnya.

“Aksi wanita mengemut zakar pria ini disebut felatio. Hal ini penting dilakukan, terutama kalau zakar prianya belum tegang, belum ereksi secara sempurna. Tapi kontol Asep ini sudah ngaceng berat sejak tadi. Mungkin terangsang karena melihat ada dua memek di dalam kamar ini. Selanjutnya mamah akan ajarkan bagaimana caranya menggoyang bokong atau pantat, supaya Asep semakin merasa nikmat pada saat sedang menyetubuhimu, “ kata Mamah sambil naik ke atas bed.

Lalu Mamah menelentang sambil merenggangkan kedua pahanya selebar mungkin, sambil mengusap – usap memek tembemnya yang bersih dari bulu.

Aku pun naik ke atas bed sambil memegang kontolkuyang sudah ngaceng berat ini. Ketika aku menoleh ke arah Ina, ternyata dia sedang mengangguk – angguk sambil tersenyum. Seolah memberikan ijin padaku untuk memasukkan kontolku ke dalam memek mamahnya.

Mamah pun minta ijin secara lisan pada anaknya, “Gak apa – apa ya kontol Asep dimasukkan ke dalam memek Mamah ... “

“Iya Mamah silakan. Aku malah seneng, ingin melihat cara yang benar dalam meladeni Kang Asep, “ sahut Ina sambil duduk di dekat bahu Mamah. Sambil mengusap – usap toket Mamah yang memang lebih gede daripada toketnya.

Aku pun meraba – raba dulu memek Mamah. Terasa masih kering. Sehingga aku melorot turun lagi, sampai wajahku berada di atas memek Mamah. Lalu dengan lahap kujilati memek Mamah. Membuat Mamah menggeliat, namun masih sempat berkata kepada Ina, “Asep pasti lebih bahagia kalau sedang berada di rumah ini. Karena di rumah ini seolah punya istri dua orang, kamu dan mamah. “

“Iya Mamah. Kang Asep telah membahagiakanku. Karena itu aku pun ingin membahagiakannya dengan cara apa pun, “ sahut Ina sambil mencium pipi ibunya.

Tak lama kemudian Mamah pun merenggangkan kedua belah pahanya selebar mungkin. Mungkin sebagai tanda bahwa aku harus segera memasukkan kontolku ke dalam liang memeknya.

Aku pun menghentikan jilatanku, karena menganggap memek Mamah sudah cukup basah oleh air liurku. Lalu kuletakkan moncong kontolku di mulut memek Mamah.

Lalu kudorong kontolku sekuatnya. Dan ... blesssssss ... melesak masuk lebih separohnya.

Ketika aku mulai mengayun kontolku sambil meremas sepasang toket gede Mamah, mulailah ibunya Ina itu memperagakan geolan – geolan mautnya. “Perhatikan cara goyangnya Ina ... “ kata Mamah yang mulai asyik menggeol – geolkan bokong semoknya.

Ina tampak begitu serius memperhatikan geolan pantat ibunya. Mungkin Ina pun mulai horny menyaksikan apa yang tengah terjadi dengan aku dan Mamah. Karena Ina mulai mengusap – usap memeknya sendiri. Dengan pandangan tetap tertuju ke bokong dan memek ibunya yang tengah dientot oleh kontolku.

Karena itu aku menyempatkan diri untuk meraba – raba memek Ina, meski sudah mulai asyik merasakan legit dan pulennya memek Mamah.

Lalu, entah kenapa ... baru belasan menit aku mengentotnya, Mamah sudah mengejang tegang. Dan ... liang memeknya berkedut – kedut. Pertanda orgasme ... !

Lalu terdengar suara Mamah lirih, “Pindah ke Ina dulu Sep. Ingin tau apakah dia sudah bisa menggoyang pantatnya atau belum. “

Mungkin Ina belum tahu apa yang barusan terjadi. Bahwa Mamah sudah mengalami orgasme. Tapi aku tau benar bahwa Mamah sudah orgasme. Maka wajar kalau Mamah menyuruhku pindah sasaran ke memek Ina yang sudah horny itu.

Aku pun mencabut kontolku dari liang memek Mamah. Kemudian meminta Ina agar menelentang di samping ibunya. “Sejak kuambil keperawanannya, baru sekarang aku mau menyetubuhinya lagi Mah, “ kataku sambil merenggangkan kedua belah paha Ina, seperti yang telah dilakukan oleh Mamah tadi.

“Iya. Kalau bisa sih secepatnya aja nikah siri dengannya, “ sahut Mamah, “Supaya pernikahannya terjadi sebelum Ina hamil. “

“Iya Mah. Dalam seminggu ini pun bisa kalau nikah siri sih, “ kataku sambil telungkup di antara kedua kaki Ina, dengan mulut sudah berada di atas memek Ina yang sudah dicukur bersih ini.

Lalu kujilati memek Ina habis – habisan. Karena liang memek Ina masih sangat sempit, tak bisa disamakan dengan liang memek Mamah.

Setelah air liurku cukup banyak kualirkan ke dalam mulut memek Ina, barulah kuletakkan moncong kontolku di ambang mulut memek Ina.

Lalu kudorong kontolku sekuat tenaga. Dan ... sedikit demi sedikit kontolku melesak ke dalam liang memek Ina yang super sempit ini.

Mamah pun duduk sambil memperhatikan apakah anaknya sudah bisa menggeol – geolkan bokong atau belum.

Ketika aku mulai mengayun kontolku, Ina berusaha menggeol – geolkan pantatnya persis seperti yang dilakukan oleh ibunya tadi. Mamah memperhatikan goyangan pinggul anaknya. Lalu mencium pipi Ina disusul dengan ucapan, “ANak mamah memang cerdas. Baru dikasih contoh sekali juga langsung bisa. “

Ina memang melakukannya dengan benar. Menggeol – geolkan pantatnya dengan lincah, mengikuti apa yang sudah dilakukan oleh ibunya tadi.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd