Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

PEJANTAN PERKASA update Part 15 A

Part 08



H
abiba sudah menelentang di atas bed sambil berkata, “Si Ayah sudah distrerilkan, jadi aku tidak bisa mengharapkan punya anak darinya. Untung Ayah membawa putranya yang tampan ini ke sini. Menurut pengakuan Ayah, istri pertamanya pun dihamili olehmu Yos. Apa itu betul ?”

“Betul. Sekarang malah sudah hamil anak kedua, sudah delapan bulan hamilnya, “ sahutku.

“Moga – moga Yosef bisa menghamiliku ya. Karena aku sudah ingin sekali punya anak., “ kata Habiba, “Kalau Yosef berhasil menghamiliku, Yosef minta pesawat jet pribadi pun akan kubelikan. “

“Wooow ... jangan. Aku tak pernah bercita – cita punya poesawat terbang segala. Malah bikin heboh aja nanti. Bisa aja publik mengiraku punya duit dari hasil narkoba atau hasil menipu orang banyak, “ sahutku sambil melepaskan pakaianku sehelai demi sehelai, sampai tinggal celana dalam yang masih kubiarkan melekat di tempatnya.

“Berarti jiwa Yosef sama dengan jiwaku. Tak mau menonjolkan diri, begitu kan ?”

“Iya. Terlalu menonjol di mata publik, malah akan merepotkan kita sendiri nantinya. Belum lagi petugas pajak pasti ngincar kita. “

“Tapi cita – cita ingin memiliki sesuatu yang sangat mahal tentu ada kan ?” desaknya.

“Tentu ada. Tapi mendingan jangan bahas itu. Nanti malah merusak suasana yang sudah cantik ini, “ sahutku sambil merayap ke atas perut Habiba yang terasa empuk di sana – sini saking montoknya.

“Tapi aku ingin mengucapkan nazar dulu sebelum kita bersetubuh. Katakan dong, apa cita – citamu yang belum tercapai sampai saat ini ?” desaknya ketika aku mulai asyik mempermainkan toketnya yang super gede tapi masih padat dan kenyal itu.

“Cita – citaku sih seperti khayalan manusia pada umumnya aja. Ingin punya duit yang tidak habis dimakan tujuh turunan. “

“Oke, “ ucapnya sambil mengusap – usap rambutku, “Jadi nazarku dalam bentuk duit saja ya. Begitu aku hamil, aku akan memberimu US dollar sebanyak .... “ Habiba menyebutkan jumlah dollar yang akan diberikannya padaku sebagai nazar. Yang nominalnya banyak sekali ... ! Dipakai berpuluh - puluh sedan sport yang suaranya meraung – raung pun bisa. Bahkan mungkin dibelikan pesawat jet pribadi pun bisa. Tapi seandainya ia memberikan uang seperti disebutkan itu pun, aku takkan memakainya untuk membeli barang – barang yang cuma akan bikin heboh publik. Paling juga uang itu akan kubelikan logam mulia, lalu menyimpannya di dalam bunker. Dan keseharianku ingin seperti sekarang saja. Ke mana – mana cukup dengan memakai jeep yang warnanya tidak mencolok itu. Dan dompetku takkan pernah berisi uang. Paling juga uang receh untuk parkir mobil. Dompetku cukup dengan diisi beberapa kartu ATM saja. Kartu kredit pun takkan pernah kupunyai. Karena bagiku, kartu kredit itu bisa menjadi penyakit nantinya.

Tapiu semuanya itu kulupakan dulu. Karena ada yang lebih menarik lagi. Tubuh sintal padat luar biasa ini di bawah tubuhku. Lebih empuk daripada kasur yang terbuat dari bulu angsa. Lebih empuk daripada kasur air. Dan bibir sensual itu pun memagut bibirku ke dalam lumatannya. Yang kusongsong dengan lumatan pula, sambil meremas toket super gedenya.

Lalu aku melorot turun sampai mulutku berada di atas memeknya yang tembem dan berlabia mayora lebar ini. Hmmm ... sepertinya medan juang untuk lidah dan bibirku lumayan luas nih.

Kemudian kuusap – usap permukaan memek berlabia mayora tebal dan lebar itu. Lalu kungangakan sampai bagian berwarna pinknya terkuak.

Bagian yang berwarna pink itulah sasaran awal lidahku. Dengan penuh gairah kujilati bagian dalam mulut memek Habiba, sementara ujung jari tangan kiriku mencari – cari kelentitnya. Dan setelah kutemukan, kuelus – elus bagian sebesar kacang kedelai itu dengan tekanan agak kuat. Namun lidahku tetap menjilati mulut memeknya. Terkadang kujilati kelentitnya juga, disertai dengan isapan – isapan kuat. Sehingga kedua kaki gempal mulus itu mulai mengejang – ngejang. Sementara kedua tangan Habiba terkadang meremas bahuku, di saat laiun meremas – remas rambutku.

Setelah terasa bagian dalam mulut memeknya basah oleh air liurku, aku pun melepaskan celana dalamku.

“Wow ... kontolmu ... panjang sekali ... “ ucap Habiba setelah kontolku tak lagi tertutupi celana dalam. Tapi dia tetap menelentang. Tidak heboh seperti wanita lain yang terkejut setelah melihat panjangnya kontolku.

Ketika aku memegang kontol ngacengku dan mendekatkannya ke memek berlabia mayora tebal itu, Habiba menarik sepasang pahanya. Sehingga kedua lututnya berada di samping sepasang toket gedenya.

Maka aku pun duduk berlutut di depan memeknya. Dan ketika aku mendorong kontolku sampai membenam ke dalam liang memek yang empuk tapi kenyal ini, kedua kaki Habiba diletakkan di atas kedua pahaku.

Aku juga tahu bahwa dalam posisi seperti ini, kontolku bisa masuk sedalam mungkin. Dan memang benar, ketika aku setengah menunduk dan menahan tubuhku dengan memegang sepasang toket gede wanita Arab itu ... kontolku bisa masuk sedalam mungkin. Bahkan sampai menabrak dasar liang memek Habiba.

Tapi setelah aku mulai mengayun kontolku, Habiba tampak senang. Karena kontolku terus – terusan menyundul dasar liang memek Habiba.

“Yoseeef ... oooh ... kontolmu memang panjang sekali ... terus – terusan meninju dasar liang memekku ... ooooh ... Yosseeefff ... seharusnya kamu yang jadi suamiku. Karena kontol sepanjang inilah yang kucari ... sedangkan kontol ayahmu tidak sepanjang kontolmu ini ... “

“Walau pun Ayang tidak menjadi istriku, kan kita bebas melakukannya kapan saja dan di mana saja, “ sahutku.

Makin lama entotanku makin lancar dalam posisi hardcore missionary ini. Memang nikmat juga posisi ini, karena aku bisa membenamkan kontolku sedalam mungkin, sampai menabrak dasar liang memek Habiba. Dan Habiba sendiri tampak keenakan, karena setiap kali kontolku didorong, selalu menyundul dasar liang memeknya.

Namun beberapa saat kemudian Habiba mengubah posisi kakinya. Tidak lagi ditumpangkan di atas sepasang pahaku, melainkan diletakkan di atas kasur. Tapi sepasang kaki gempal mulus itu tetap direnggangkan.

Lalu Habiba menarik kedua lenganku, sehingga dadaku terhempas ke sepasang toket gede itu. Habiba pun memagut bibirku ke dalam ciuman dan lumatannya, yang kubalas dengan lumatan lahap pula. Sementara kontolku tetap bermaju – mundur di dalam liang memeknya.

Meski tubuh Habiba chubby, ternyata moncong kontolku masih bisa menyundul -nyundul dasar liang memeknya. Berarti liang memek perempuan Arab yang satu ini memang agak dangkal juga. Sehingga meski gerakan kontolku sedikit terhalang oleh kegempalan selangkangannya, tapi masih berhasil juga menyundul – nyundul dasar liang memeknya.

Kali ini aku benar – benar menelungkup. Sehingga aku bisa menggunakan mulut dan tanganku, untuk “melengkapi” aksiku. Maka aku pun mulai menjilati lehernya, disertai dengan gigitan – gigitan kecil, sementara tanganku bisa meremas toket gedenya sepuas mungkin.

Habiba pun mulai merintih – rintih histeris lagi, “Yoseeefff ... ooooohhhh ... kamu yang terbaik bagiku Yoooossss ... disetubuhi olehmu ini ... nikmaaaaaat Yosssss ... ooooohh ... Yoooseeeeefff ... untung ayahmu bijaksana ... sehingga kamu dibolehkan menggauli aku .... ooooooooo .... ooooooohhhhh ... oooooo ... ooooohhhhhhh .... Yoseeeeeeffffff ... ini aku ... aku ... sudah mau orgasme Yoooosssssss ... “

“Oke ... nikmati aja orgasmenya sepuas mungkin, “ sahutku sambil menggencarkan entotanku. Sementara tanganku semakin kuat meremas – remas toket gedenya.

Dan ketika Habiba sudah mengejang, aku pun menancapkan kontolku sedalam mungkin, sampai terasa moncong kontolku mendorong dasar liang memek wanita Arab itu.

Habiba terkulai lunglai. Tapi masih sempat menatapku dengan sorot sayu, sambil berkata lirih, “Terimakasih Yosef ... aku cinta kamu ... “

“Lalu perasaan Ayang pada ayahku gimana ?” tanyaku sambilk mengusap – usap dahi Habiba yang keringatan.

“Aku sayang sama dia. Seperti sayangnya aku kepada almarhum ayahku. Tapi kalau sama kamu ... aku cinta kamu Yosef ... “

Aku cuma tersenyum sambil mencabut kontolku dari dalam liang memek Habiba.

“Kamu belum ejakulasi kan ?” tanya Habiba sambil duduk di hadapanku.

“Belum. Santai aja, “ sahutku.

Tiba – tiba Habiba seperti diingatkan pada sesuatu. Dia turun dari bed dan berkata padaku, “Tolong bantu aku untuk menggeser bed ini. “

Aku pun turun dair bed. “Mau digeser ke mana ?”

“Dorong aja ke sana ... “ sahutnya sambil menunjuk ke arah dinding yang cukup jauh dari bed ini.

Aku pun mengerahkan tenagaku untuk mendorong bed sampai ke dekat dinding.

Ternyata di bawah bed itu ada pintu berbentuk bujur sangkar. Apakah itu pintu bunker ? Entahlah. Yang jelas Habiba membuka pintu itu. Ternyata di bawah pintu itu ada tangga menuju ke bawah. “Ayo ikut aku Yos, “ kata Habiba sambil melangkah, menuruni tangga itu. Aku pun mengikuti langkahnya.

Wow ... ! Ternyata Habiba memiliki ruangan – ruangan di bawah tanah. Dan yang membuatku takjub, ternyata segala yang ada diruang bawah tanah itu mewah semua ... ! Bahkan kulihat ada gentong yang terbuat dari emas segala. Begitu pula dindingnya, dilapisi emas semua.

Banyak lagi kemewahan yang tak usah kusebutkan semuanya.

Inilah cara Habiba menyembunyikan identitasnya. Di atas, kelihatannya biasa – biasa saja. Tapi di dalam ruangan – ruangan bawah tanah ini, semuanya luar biasa.

“Ingat ya ... semuanya ini rahasia. Ayahmu saja tidak pernah kuberitahu tentang ruangan – ruangan di bawah tanah ini. Tapi untuk lelaki yang kucintai, aku tak ragu untuk membuka rahasiaku ini. “

Aku cuma mengangguk – angguk. Sambil memperhatikan keadaan ruangan demi ruangan yang ada di bawah tanah ini. Tanpa mempedulikan keadaanku yang masih telanjang bulat, seperti Habiba juga.

Meski tidak menjelaskan secara mendetail tentang barang – barang yang tersimpan rapi di ruangan – ruangan bawah tanah ini, aku yakin peti – peti yang bertumpuk di salah satu ruangan itu berisi emas semua. Karena di peti – peti itu ada tulisan precious metal (logam mulia). Dan yang jelas, semua ruangan dilengkapi dengan AC. Sehingga kami tidak merasa pengap di ruang bawah tanah ini.

Semuanya ada 4 ruangan, dengan isi yang berbeda – beda. Ada juga 1 ruangan yang bisa disebut ruang cengkerama. Di situ ada 1 set sofa, bed, lemari – lemari dan sebagainya. Ketika aku duduk di atas sofa, Habiba menghampiriku sambil memegang kontolku yang masih ngaceng ini. “Kasihan ... kontolmu belum kenyang makannya ya, “ ucapnya sambil memijat – mijat kontolku dengan lembut.

Lalu Habiba merangkak di lantai, sambil menunggingkan bokong super semoknya. Dan berkata, “Ayo lanjutkan sampai kamu benar – benar puas Yos. “

Aku tersenyum senang dan berlutut di lantai, menghadap ke arah bokong yang ditunggingkan itu, sehingga memek Habiba tampil full di mataku.

Mudah saja memasukkan kontolku ke dalam liang memek yang habis orgasme itu. Langsung amblas sampai menyodok dasar liang memeknya lagi.

Dan terdengar suara rintihan Habiba, “Duuuh ... dalam posisi begini pun kontolmu tetap bisa nabrak dasar lubang vaginaku Yoseeef ... oooooohhhhhhh .... “

Sebagai jawaban, kutampar pantat kanan dan pantat kirinya ... paaaaak ... plaaaaak .. !

Tadinya kupikir Habiba akan menyambutnya dengan senang hati. Tapi ternyata tidak. Dia malah bertanya, “Kenapa pantatku ditamparin ?”

“Gak kenapa – kenapa. Gemes aja, pantat Ayang seksi sekali, “ sahutku sekenanya.

“Owh ... “ gumamnya.

Lalu kulanjutkan lagi entotanku, sambil meremas – remas sepasang pantat Habiba yang luar biasa semoknya ini.

Tampaknya Habiba lebih suka pantatnya diremas – remas saja. Jangan dikemplangin seperti yang disukai oleh beberapa wanita yang pernah kuewe.

Ternyata dengan kuentot sambil diremas – remas pantatnya saja Habiba sudah merintih – rintih histeris lagi.

Aku pun sudah lumayan letih, sudah bersimbah keringat pula. Memang menyetubuhi perempuan chubby itu meletihkan juga rasanya (bagiku, entah bagi lelaki lain).

Karena itu aku mulai menggencarkan entotanku. Agar bisa mempercepat durasi entotanku.

Ketika Habiba mulai mengejang – ngejang, aku pun menancapkan kontolku sedalam mungkin. Lalu terasa liang memek Habiba mengedut – ngedut, disusul oleh tembakan – tembakan air maniku di dalam liang memek Habiba.

Crottt ... croooooooooootttttt ... croooooooooooooooooootttttt ... crooottttt ... croooooooottttttttttttttttttttttt ... crottttttt ... croooooooooooooooooottttttttttttttttttttt ... !

Beberapa saat kemudian, kami sudah berada di atas lagi. Bed pun sudah digeser lagi ke tempat semula. Kami juga sudah bersih – bersih dan mengenakan pakaian kembali. Lalu kami duduk berdampingan di sofa.

“Kalau disetubuhi oleh Yosef sih, sepuluh kali sehari juga aku mau, “ kata Habiba.

Haaa ?! 10 kali sehari ?! 3 kali sehari aja aku pasti terpingsan – pingsan. Memang menyetubuhi perempuan chubby itu punya sensasi tersendiri. Tapi letihnya itu, waduuuuh ... kayak nyetirin truk gandengan di jalan yang berliku – liku, mungkin.

“Tiba – tiba hanbdphone Habiba berdering. Habiba setengah berlari mengambil handphonenya dari atas meja rias.

Lalu kudengar ngomongnya dalam bahasa Arab, yang aku tidak mengerti sama sekali.

Setelah hubungan selulernya ditutup, “Wah, ibuku datang. Sebentar lagi juga nyampe. Kita ngobrolnya di ruang tamu aja yuk. “

“Oke, “ aku mengangguk sambil berdiri. Lalu duluan keluar dari kamar Habiba.

Tak lama kemudian, sebuah taksi berhenti di pekarangan rumah Habiba yang sangat luas itu. Seorang wanita Arab mengenakan longdres turun dari taksi. Dia pun tidak mengenakan hijab seperti Habiba.

Memang yang aku tahu, banyak dari orang Arab kalau sudah berada di negara lain, kelakuannya malah lebih bebas daripada penduduk pribumi. Apalagi prianya, sekali booking cewek nakal, bisa seenaknya (gak berani aku menulis apa yang kusebut “seenaknya” itu). Aku sering melihatnya. Bahkan pernah kulihat 4 cowok Arab membawa 4 cewek nakal. Cewek yang gendut – gendut semua. Ketika mau ganti pakaian di kamar ganti baju, mereka masuk semua ke 1 kamar ganti pakaian. Saat itu mereka mau berenang di kolam pemandian air panas mineral. Lalu terdengar suara ketawa cekikikan dari cewek – cewek BO itu. Kebayang ... mereka 8 orang, telanjang semua di kamar ganti pakaian.

Habiba menjemput ibunya di teras depan, sementara aku duduk sendirian di ruang tamu. Lalu Habiba memperkenalkanku pada ibunya sambil berkata dalam bahasa Arab. Mungkin Habiba mengatakan bahwa aku ini anak tirinya.

Wanita itu pun menghampiriku sambil menjabat tanganku. Dan menyebutkan namanya “Latifa. “

“Yosef, “ aku pun menyebutkan namaku.

“Yosef ... anak suaminya Habiba ?” tanya wanita bernama Latifa itu.

“Iya, “ sahutku sambil melirik ke arah Habiba yang mengedipkan matanya. Sebagai isyarat padaku.

Lalu Habiba mengajak ibunya masuk ke dalam kamarnya setelah berkata padaku agar menunggu sebentar.

Aku ditinggalkan sendiri lagi di ruang tamu. Tapi hanya beberapa saat Habiba dan ibunya berada di dalam kamar. Kemudian Habiba muncul lagi tanpa ibunya.

“Yosef ... boleh aku minta tolong ?” tanya Habiba sambil duduk di sampingku.

“Mau minta tolong apa ?” aku balik bertanya.

“Tolong anterin ibuku ke .......... “ Habiba menyebutkan nama sebuah kota kecil di sebelah selatan kotaku. Tidak jauh, jaraknya cuma 30 kilometeran.

Karena itu aku menyanggupi permintaan tolong itu.

“Biasanya aku sendiri yang mengantarkan ke sana. Ibuku kan punya rumah di sana. Tapi kali ini aku lagi males nyetir. Manggil sopir, sudah keburu pulang. Gak enak kalau dipanggil lagi, “ kata Habiba.

“Iya gak apa – apa. Biar aku yang nganterin dia. Tapi dia lancar bahasa Indonesia kan ?”

“Lancar sekali. Dia kan lama di Indonesia. Aku dan kakakku juga dilahirkan di Indonesia. Kemudian kami pindah ke Amerika. Setelah ayahku meninggal, kami kembali ke Indonesia, karena sudah merasa nyaman tinggal di sini. Lagian kami sudah WNI semua. “

“Apakah dia suka nginap di kota kecil itu ?”

“Suka. Tapi paling lama juga tiga harian. “

“Lalu setelah ngedrop dia, aku balik lagi ke sini ?”

“Jangan dong. Kasihan ibuku sendirian di sana nanti. “

“Terus aku harus menemaninya sampai pulang lagi ke sini. “

“Baiknya sih begitu. Tapi apa gak ganggu kesibukan bisnismu ?”

“Nggaklah. Demi Habiba tercinta, aku mau menemani ibumu di kota kecil itu. “

“Alhamdulillah. Yosef ternyata memang baik hati ya, “ Habiba menepuk – nepuk lututku. “Tapi awas ... hubungan kita jangan sampai ibuku tau. Pasti aku bakal dimarahi nanti. “

“Beres. Soal itu sih dijamin takkan bocor ke mana pun, kecuali ayahku doang yang boleh tau. “

Lalu Habiba masuk lagi ke dalam kamarnya.



Beberapa saat kemudian, ibunya Habiba sudah ada di dalam jeep yang sedang kukemudikan menuju sebuah kota kecil di selatan kotaku.

“Aku harus manggil apa ya. Mmm ... panggil Ummi aja ya, “ kataku di belakang setir jeepku.

“Boleh, “ sahut wanita Arab STW itu, “Kalau kamu anak kandung Habiba, kamu harus manggil jida padaku. Tapi karena kamu anak tiri Habiba, bebas sajalah memanggil apa pun padaku. “

“Soalnya Ummi masih kelihatan muda. Jadi aku tak pantas memanggil grandmom atau jida. “

“Masa ?! Memangnya aku kelihatan masih muda ? Hihihiii ... aku ini sudah limapuluh tahunan Yosef. “

Aku tahu bahwa wanita selalu senang kalau disebut kelihatan masih muda. Maka kataku, “Tapi Ummi kelihatan seperti belum empatpuluh tahun. “

“Mmm ... syukurlah kalau kelihatan masih muda sih ... “ ucapnya sambil memijat – mijat lutut kiriku. “Tapi jiwaku memang masih muda Yosef, “ kata Ummi Latifa sambil memijat – mijat pahaku yang masih tertutupi celana denim.

“Wah, baguslah kalau begitu. Berarti kebetulan sekali, “ sahutku ketika pijatan Ummi Latifa sudah sampai ke dekat selangkanganku.

“Kenapa bisa nyebut kebetulan ?” tanyanya sambil menyandarkan kepalanya di bahu kiriku. Sementara tangan kanannya tetap memijati selangkanganku. Bahkan mulai merayap ke bagian yang menutupi batang kontolku.

“Karena aku penggemar wanita setengah tua, “ sahutku.

“Ohya ?! Berarti kamu senang kalau dijadikan brombongku ? “

“Brondong bukan brombong Ummi, “ sahutku.

“Oh iya ... brondong ... hihihihiiii ... Yosef mau jadi brondongku ?”

“Kenapa tidak ? Umi masih kelihatan cantik, “ sahutku sambil melambatkan kecepata jeepku dan menoleh ke arah Ummi Latifa. Memang sisa – sisa kecantikannya masih kelihatan di wajah wanita Arab STW itu.

Dan gilanya ... kontolku mulai ngaceng. Padahal belum lama aku habis ngecrot di dalam memek anak Ummi. Tapi hal itu seolah cuma pemanasan, untuk bermain dalam arus birahi lagi. Malah siapa tahu Ummi lebih enak daripada anaknya ... hihihihiii ... !

“Waktu masih remaja aku ini belly dancer Yosef, “ kata Ummi.

“Penari perut ?” tanyaku.

“Iya. Di Dubai. Tapi ketika usiaku baru menginjak enambelas tahun, seorang milyarder menikahiku. Lalu aku diajak pindah ke Indonesia. Usia tujuhbelas tahun melahirkan Farah. Usia delapanbelas tahun melahirkan Habiba. “

“Anak pertama Ummi bernama Farah ?”

“Iya. Habiba kan anak kedua. “

Aku seperti mendapatkan jawaban. Pantesan sikap dan perilaku Umi liberal, karena ia mantan penari perut, lalu menjadi istri seorang milyarder. Diajak pindah ke Indonesia.

“Setelah punya anak dua orang, aku diajak menetap di Amerika. Setelah suamiku meninggal, kami balik ke Indonesia. Karena kami sudah menjadi warganegara Indonesia. Dan sangat cinta negara yang cantik dan penduduknya ramah ini, “ kata Ummi lagi.

“Pantesan Ummi cantik. Ternyata mantan belly dancer, “ kataku.

“Kamu juga tampan dan punya daya pesona yang sangat kuat Yosef, “ sahut Ummi dengan tangan tetap memijat – mijat daerah selangkanganku. Bahkan lalu tangannya merayap ke arah tersembunyinya “meriam”ku. Tapi tentu sulit mengeluarkan senjata kejantananku ini, karena masih terkancing dan ritsletingnya masih tertutup.

Lalu kubuka kancing logamku dan kuturunkan ritsletingnya. Kuturunkan juga celana denimku sampai di paha. Lalu konsen ke setir lagi.

Ummi juga tahu apa yang kulakukan ini. Dia juga tahu apa yang harus dilakukannya.

Tangannya menyelinap ke balik celana dalamku. Lalu menggenggam kontolku yang sudah agak ngaceng tapi belum full ngacengnya. Setelah Ummi menggenggamnya, barulah kontolku ngaceng full.

Jeepku sudah mulai keluar dari kota, menuju kota kecil itu. Udara di luar mulai tampak remang – remang. Karena berangkat dari rumah Habiba pun tadi sudah pukul setengah enam sore.

Ummi menyembulkan kontolku dan berseru tertahan, “Wow ... panjang sekali ... !”

Kuhentikan jeepku di pinggir jalan yang sepi dan ada pohon rindang merunduk ke jalan. Semua lampu kumatikan. Tapi mesin dan AC tidak kumatikan.

“Kenapa berhenti di sini ?” tanya Ummi Latifa.

“Aku juga pengen megang punya Ummi, “ sahutku sambil melepaskan seatbelt.

Ummi tersenyum. Lalu merenggangkan kakinya sambil menarik tangan kiriku dan menyelinapkannya ke balik long dress-nya. Kareba sudah melepaskan seatbelt, aku bisa memutar badanku ke kiri. Jadi ketika Ummi meletakkan tangan kiriku di permukaan celana dalamnya (yang belum kelihatan di mataku), tangan kananku pun ikut menyelusup ke balik longdress Ummi. Dan tanganku pula yang berhasil menyelundup ke balik celana dalam Ummi.

Dan ketika jemari tangan kananku menyentuh memek Ummi yang belum tampak di mataku, ternyata memek Ummi lebih bersih, lebih licin daripada memek Habiba. Mungkin memek Ummi diwaxing atau mungkin juga dilasser. Namun meski baru menyentuh dan belum mnelihatnya, aku yakin bahwa menyetubuhi Ummi takkan sesulit menyetubuhi Habiba. Karena Ummi memang agak montok, tapi tidak se-plumpy seperti Habiba. Aku yakin tubuh Ummi serba wajar.

Aku mulai asyik menyolok – nyolok liang memek Ummi yang labia mayoranya tidak setebal labia mayora Habiba. Sementara Ummi pun makin asyik meremas – remas kontolku yang sudah ngaceng berat ini.

Namun pada suatu saat Ummi berkata, “Kita udah dekat kan ? Mendingan kita lakukan di rumahku aja. Nanti apa pun yang Yosef inginkan, pasti kukasih. “

“Oke, “ sahutku sambil memasang seatbelt lagi. Lalu menjalankan jeepku lagi, dengan kontol masih tersembul. Maka sambil nyetir, kubetulkan letak celana dalam dan celana denimku.

“Kebayang penis Yosef pasti enak sekali rasanya, “ Ummi mulai bicara lagi.

“Punya Ummi juga udah kebayang enaknya, “ sahutku.

Apakah aku merasa heran dengan déjà vu ini, bahwa setelah merasakan memek Habiba lalu muncul ibunya dengan maksud yang sama ? Sama – sama menghendaki kejantananku ? Tidak. Karena kelihatannya takdirku seperti ini. Selalu mendapatkan “buah” sakantet – sakantet.

Jeepku meluncur terus di tengah kegelapan malam.

Setengah jam kemudian, jeepku tiba di depan rumah yang Ummi tunjukkan.

Rumah berbentuk minimalis yang artistik bentuknya. Untuk memasukkan mobil ke dalam garasi, aku harus turun dulu dari jeep, untuk membuka pintu garasi. Kemudian kumasukkan jeepku ke dalam garasi. Ummi pun turun dari jeep, untuk menguncikan pintu garasi dari dalam. Lalu kami masuk ke dalam rumah lewat pintu yang menghubungkan garasi dengan ruang tengah rumah Ummi.

Bentuk rumah Ummi cukup artistik memang. Di bagian belakang ada lantai menjulur ke atas jurang, tanpa atap. Ada pula tangga menuju ruangan makan yang letaknya di bawah. Tapi kalau untuk orang yang sudah tua, pasti menyulitkan, karena banyak tangga yang harus dilewati.

Walau pun begitu, liku – liku rumah ini cukup menarik. Namun segala perabotannya bernuansa timur tengah semua. Malah jadi terasa gak nyambung dengan gaya rumah yang minimalis ini.

Tapi yang paling menarik adalah ... Ummi Latifa masuk ke salah satu kamar. Ketika muncul lagi, ia tinggal mengenakan lingerie merah. Lalu dia bergaya. Berdiri di samping sofa bergaya timur tengah itu. Kaki kirinya dipakai untuk menginjak tangan sofa, sementara kaki kanannya tetap menginjak lantai. Sehingga pantat dan sebagian dari memeknya terpamerkan. Edan ... memang menggiurkan wanita Arab STW ini.

Gairah birahiku pun menggila lagi. Terlebih setelah menuntunku ke kamarnya. Dan melihat ia merebahkan diri di atas bed sambil menyingkapkan lingerie merahnya, sehingga bokong dan memeknya tampil full. Membuat kontolku semakin tegang dan tak kuasa menahan diri lagi.

Kutanggalkan segala yang melekat di tubuhku, sampai telanjang bulat. Lalu kuterkam tubuh STW yang sangat menggiurkan itu tanpa basa – basi lagi.

Ummi Latifa pun menyambutku dengan atraktif. Melepaskan lingerienya sehingga jadi sama – sama telanjang bulat seperti aku. Kemudian ia menggumuliku dengan segala kehangatan birahi seorang wanita di usia senja.

“Hasratku selama ini terpendam terus. Tapi sekarang aku tak bisa menahannya lagi. Karena kamu sangat tampan, masih sangat muda pula, “ kata Ummi pada saat aku berada di bawah sementara Ummi menelungkupiku. Lalu ia memutar badannya, sehingga memeknya jadi berada di atas mulutku, sementara kontolku berada di bawah mulutnya. Dalam posisi 69 ini aku tahu benar apa yang harus kulakukan. Kudekap bokong Ummi sambil menjilati memeknya yang benar – benar bersih dari jembut. Sementara Ummi sendiri memegang kontol ngacengku, lalu menyelomotinya dengan trampil sekali.

Memek Ummi Latifa menyiarkan harum khas timur tengah, entah pewangi dari kayu gaharu atau apa. Yang jelas aku jadi sangat bersemangat menjilati memek ibunya Habiba ini. Sementara Ummi pun cukup agresif menyelomoti kontolku yang sudah ngaceng berat ini, sambil mengocoknya pula dengan tangannya.

Dan pada suatu saat, Ummi memutar badannya. Sehingga wajahnya berada di atas wajahku lagi. Dengan agak membungkuk, Ummi memegang kontolku. Lalu Ummi menggerakkan bokongnya, sehingga kontolku melesak masuk ke dalam liang memeknya.

Ini posisi WOT. Tapi Ummi melakukannya dengan merapatkan dadanya ke dadaku, Dan mulailah kontolku dibesot – besot oleh liang memek Ummi yang rasanya tak kalah enak dibandingkan dengan liang memek Habiba sekali pun. Memang wanita STW selalu menjanjikan kenikmatan bagiku. Hal itu pula yang membuatku selalu tergiur jika berjumpa dengan wanita STW, seperti mamanya Danke, mamanya Anggraeni dan lain – lain.

Meski tidak sepadat dan segempal toket Habiba, tapi toket Ummi pun masih sangat enak buat diremas dan dicelucupi pentilnya. Aku pun bisa meremas – nremas pantat semoknya, tapi tidak oversize seperti pantat Habiba.

Namun bada suatu saat Ummi menggulingkan badannya sambil mendekapku erat – erat. Sehingga posisi kami jadi berubah. Aku jadi di atas, Ummi jadi di bawah. Maka kini giliranku yang harus beraksi.

Sambil mencium dan melumat bibir Ummi, aku mulai mengayun kontolku di dalam jepitan liang memek Ummi yang tidak terhalang daging selangkangan seperti Habiba. Sehingga dengan leluasa kontolku mengentot liang memek Ummi. Pada saat yang sama Ummi pun memempertemukan kedua kakinya yang melingkari bokongku. Sehingga kontolku selkalu menubruk – nubruk dasar liang memek Ummi. Hal ini cukup untuk membuat Ummi merintih dan merintih terus. “Yooosss ... ooooooooohhhh ... tak salah Ummi mengajak Yosef beginian ... karena ternyata Yosef sangat menggairahkan birahi Ummi .... ooooohhhh ... ini nikmat sekali Yoooosssss ... ayo genjot teruuussssss sepuasmu Yoooossss .... ooooooohhhhh ... Yoooooossss .... ooooooohhhh .... Yooosss ... enak sekali Yooooooossssssssss .... “




 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd