Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

PEJANTAN PERKASA update Part 15 A

Part 09A







U
mmi Latifa sebagai mantan penari perut di masa remajanya, tentu masih punya bakat untuk menggetar – getarkan perutnya. Dan ternyata bukan hanya perutnya yang bisa digetarkan. Memeknya pun bisa digetar – getarkan, sehingga liang memeknya seolah menyimpan vibrator di dalamnya.

Hal ini menciptakan kenikmatan yang tiada bandingannya bagiku. Dia tak usah menggeol – geolkan bokong semoknya. Cukup dengan menggetar – getarkan perut dan memeknya, kenikmatanku sudah lengkap rasanya.

Tentu saja aku juga tak sekadar mengentot memeknya. Tangan dan mulutku pun ikut “melengkapi”. Dengan menjilati leher jenjangnya yang mulai keringatan, disertai gigitan – gigitan kecil. Tangan kiriku pun meremas – remas toket kanannya yang lumayan gede dan masih sangat enak buat diremas.

Rintihan – rintihan Ummi pun semakin menjadi – jadi. “Oooooohhh ... Yoseeeeeffffff ... ini luar biasa enaknya Yoooosssss ... oooooohhhh ... belum pernah aku merasakan disetubuhi yang seenak iniiiiii .... Yooooseeeefffff ... kalau seperti ini rasanya aku akan sering pulang ke rumah ini nanti ... setelah janjian dulu sama kamu ... ooooohhhhhhhhh ... Yoseeefffff ... kontolmu luar biasa enaknyaaaaaa ... genjot terus Yooooosssss ... aku sudah dekat - dekat orgasmeeee .... ooooohhhh Yoseeeef ... Yooosss ... Yoooossss ... Yossssss Yossss Yosss ... udah mau lepas Yosssssss ..... Yooooooooosssssssss ... !”

Ummi Latifa berkelejotan dalam amukan kontolku. Sampai akhirnya Umi mengejang tegang, dengan nafas tertahan dan mulut ternganga.

Aku pun menancapkan kontolku sedalam mungkin, lalu kubiarkan menancap di dalam liang memek Ummi Latifa.

Lalu kunikmati indahnya ketika liang memek Ummi Latifa mengedut – ngedut, lalu bergerak memutar seperti spiral, seolah mau memuntahkan kontolku.

Pada saat itu aku masih jauh dari ngecrot. Lagian bagiku ini adalah ronde kedua. Ronde pertamaku adalah dengan Habiba di rumahnya tadi.

Maka ketika Ummi melepaskan kembali nafasnya yang tertahan tadi, kuciumi pipinya sambil berkata, “Sudah alnashwat aljinsia ?” tanyaku.

“Hihihiiii ... kok ngerti bahasa Arabnya orgasme ?” Ummi menepuk – nepuk pipiku.

Aku cuma tersenyum, sambil melanjutkan entotanku. “Kalau ejakulasi dalam bahasa arabnya apa Ummi ?”

“Alqadhf, “ sahut Umi, “Ohya ... aku sampai baru nyadar, Yosef belum ejakulasi ya ?”

“Belum, “jawabku.

“Mau ganti posisi ?” tanyanya.

“Boleh, “ sahutku sambil menghentikan entotanku dulu, “Ummi mau posisi apa ? Doggy aja yuk. “

“Iya, “ sahut Ummi.

Aku pun mencabut kontolku yang sudah berlepotan lendir libido Ummi.

Ummi pun langsung tengkurap dan menunggingkan bokong semoknya. Sehingga memeknya kelihatan semua olehku. Dengan mudahnya aku bisa membenamkan kembali kontolku ke dalam liang memek Ummi yang masih basah dan licin itu.

Lalu, aku mengayun kontolku sambil berlutut dan berpegangan ke sepasang pantat gede itu.

Rintihan histeris Ummi pun mulai terdengar lagi. “Yoseeef ... oooooh ... dalam posisi apa pun kamu selalu menciptakan kenikmatan bagiku Yossss ... ooooo ... ooooohhhh ... Yoseeeeeeffff ... ooooo ... ooooohhhhhhhhhhhh ..... Yooooooooosssssssss ... ini nikmat sekali Yooooosssssssss ... enaaaaaaak Yoooossssss .... ooooo ... oooooohhhhhhhhhh ... Yoseeeeeef ... Yoooossssssseeeeffff ... ooooooooohhhhh ... oooooooooohhhhh ... “

Aneh, dengan mendengarkan rintihan histerisnya saja aku sudah merasa nikmat sekali. Terlebih setelah merasakan uniknya memek Ummi yang bisa bergetar – getar seperti vibrator, semakin tenggelam aku di dalam arus kenikmatan birahi ini.

Memang kenikmatan seksual tiada hubungannya dengan wajah dan usia. Yang penting Ummi ini mampu menggearkan batinku, bukan sekadar menggetarkan perut dan memek doang.

Maka sambil berlutut dan berpegangan pada pantat semok Ummi, aku mulai menggencarkan entotanku. Makin menggila juga rintihan – rintihan histeris Ummi ini.

Namun ketika Ummi mulai mengejang tegang, aku pun ingin bisa memuncratkan pejuhku berbarengan dengan orgasmenya. Tapi sayang, aku belum bisa berejakulasi. Maka kunikmati saja empot – empotannya liang memek Ummi, sambil menancapkan kontolku sedalam mungkin.

Lalu Ummi terkapar dan lemah lunglai. Sambil menelentang dan bernafas panjang – panjang. Kemudian membelai rambutku sambil berkata lirih, “Kamu adalah lelaki yang paling memuaskan di sepanjang hidupku Yosef. Terima kasih ya. “.

Aku tidak menjawabnya. Aku cuma ingin secepatnya ejakulasi, karena tubuhku sudah bermandikan keringat. Maka tanpa meminta ijin dulu aku merayap lagi ke atas perut Ummi, lalu menjebloskan kontolku ke dalam liang memek yang sangat licin dan hangat ini, tapi anehnya ... liang memek Ummi tidak becek. Padahal biasanya wanita yang baru orgasme pasti jadi becek memeknya.

Kembali aku mengalami kenikmatan yang tiada taranya, yang sulit dilukiskan dengan kata – kata belaka. Kenikmatan yang membuat nafasku berdengus – dengus tak beraturan. Sampai akhirnya aku seperti menggigil saking nikmatnya, sambil membenamkan kontolku sedalam mungkin. Lalu kontolku mengejut – ngejut sambil memuntahkan lendir pejuhku. Croooottttttttt ... crooooooooooooooooooooooottttttttttttttttt ... crooooooooooooooooooootttttt ... crooooootttttttt ... crooooooooooooooooooooottttttttt ...crottttttttttttt ... croooooooooooooooooooooottttttttt .... !

Lalu aku terkulai lunglai di atas perut Ummi, dengan kepuasan sedalam lautan.



Kota kecil berhawa sejuk itu meninggalkan kenangan indah di hatiku. Betapa tidak. Selama tiga hari tiga malam aku menemani Ummi di rumah minimalis dengan perabotan serba bernuansa timur tengah itu, aku serasa dimanjakan oleh Ummi. Kapan pun kontolku ngaceng, selalu diladeni oleh Ummi dengan segala kemampuannya.

Dan aku merasa bahwa Ummi melakukan dengan ikhlas, karena Ummi seolah sudah runtuh di kakiku, namun aku tetap memperlakukannya sebagai orang yang lebih tua yang harus dihormati.

Ternyata di luar kota kecil itu Ummi punya lahan luas sekali. Ada sawahnya yang berhektar – hektar, ada kebunnya yang berhektar – hektar dan ada juga hutannya yang akan dijadikan “sesuatu” (maaf masih dirahasiakan oleh Ummi). Itulah sebabnya Ummi selalu mendatangi kota kecil ini secara rutin.

Namun kali ini kedatangan Ummi ke kota kecil ini seakan hanya untuk memanjakanku, baik dalam hal makanan dan minuman, mau pun dalam hal pelampiasan hasrat birahi kami berdua. Karena itu aku sangat terkesan. Dan semuanya akan kukenang sepanjang hayat dikandung badan.

Itulah sebabnya ketika aku sudah membawa Ummi menuju kotaku kembali, ada perasaan berat di hatiku untuk berpisah dengannya. Tapi Ummi berjanji bahwa setiap kali dia mau ke rumahnya di kota kecil itu, pasti dia akan menghubungiku secara pribadi, tanpa memberitahu putrinya, Habiba.

Setibanya di rumah Habiba, Ummi pun kubantu turun dari jeepku yang memang tinggi ini. Lalu kuantar masuk ke dalam rumah Habiba yang serba bernuansa timur tengah itu. Namun ternyata Habiba tidak ada di rumah, sedang mengurus bisnisnya entah di mana.

Maka aku pun pulang ke hotelku setelah berpamitan pada Ummi.



Hari demi hari pun berputar dengan cepatnya. Tanpa terasa 2 bulan telah berlalu, Kegiatanku tetap berjalan seperti biasa. Aku selalu ingat untuk menggilir istri – istri resmiku, juga istri – istri yang hanya disahkan lewat nikah siri (Aisha dan Ina).

Aku pun menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah Habiba yang katanya sedang dalam masa subur. Tentu saja bukan hanya mengunjungi, tapi juga menggaulinya beberapa kali.

Sementara itu kegiatan bisnisku tetap berjalan sebagaimana mestinya. Ina pun sudah kutempatkan di pabrik garmenku yang ke 7 (pabrik terbaru), sebagai wakil owner. Tentu saja setelah ditatar dulu habis – habisan olehku.

Demikian juga kegiatan kuliahku tetap berjalan sebagaimana mestinya. Aku memang ingin cepat menyelesaikan kuliahku, agar bisa memikirkan apakah mau melanjutkan untuk mengambil S2 di dalam negeri atau di luar negeri. Hal itu masih kupikirkan.

Yang sangat mengejutkan, adalah ketika menerima panggilan dari Habiba lewat ponselku. Sebagai berikut ini :

Aku : “Hallo ... apa kabar Yang ?”

Habiba : “Sehat. Bahkan aku punya kabar baik buatmu Sayang. “

Aku : “Kabar baik tentang masalah apa nih ?”

Habiba : “Kedatanganmu yang terakhir ternyata berbuah Yos. “

Aku : “Maksudnya ?”

Habiba : “Aku sudah memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan. “

Aku : “Terus ?”

Habiba : “Aku sudah hamil enpat minggu. “

Aku : “Wooow ... selamat yaaaa ... aku bahagia sekali mendengarnya. “

Habiba : “Terima kasih. Nazarku akan kulaksanakan. Kira – kira kapan ya ?”

Aku : “Nanti saja setelah anak kita lahir. “

Habiba : “Tidak begitu. Janjiku dalam hati, begitu aku dinyatakan hamil, aku akan melaksanakan nazarku, untuk memberikan sejumlah uang dollar padamu sejumlah yang sudah kusebutkan dahulu. Supaya kamu bisa terus – terusan mendoakanku, agar kehamilanku sehat dan lancar sampai pada saatnya melahirkan nanti. “

Aku merasa kurang enak menerima uang dollar yang luar biasa banyaknya itu. Tapi Habiba memaksaku agar segera mengambil uang dollar amrik itu ke rumahnya. Lalu aku menjawab, “Aku akan memikirkannya dulu Sayang. “

Habiba : “Waaah ... kok baru mau dipikirkan sih ? Nanti kalau nazarku tidak segera dilaksanakan, bisa susah hidupku kelak. “

Aku : “Segala sesuatu yang penting kan harus dipikirkan dulu Sayang. Jangan tergesa – gesa. “



Tapi keesokan harinya Habiba datang ke hotelku, diikuti oleh mobil security yang biasa dipakai untuk mengantarkan uang dari atau ke bank. Mobil security itu membawa dollar yang dijanjikan oleh Habiba dalam nazarnya.

Untung aku punya bunker di kamar pribadiku, untuk menyimpan dollar pemberian Dhea, istri keduaku, yang masih utuh dan tak pernah kupakai selembar pun.

Semua dollar dari Habiba pun kusimpan di bunker.

Lalu mobil security itu meninggalkan hotelku, sementara Habiba masih bersamaku di ruang tamu owner hotel. Dia kelihatan ceria sekali. Tapi ketika aku berusaha menggerayangi pahanya, Habiba menjauh, “Tubuhku memang oversize dan overweight. Jadi aku takut janin di dalam perutku terganggu kalau kita bersetubuh. So, sabar dulu ya. Tunggu sampai kandunganku sudah di atas enam atau tujuh bulan, barulah kita berhubungan seks lagi. Supaya perjuangan kita tidak sia – sia. “

“Yayayaaa ... aku mengerti, “ sahutku sambil mengangguk, “Pokoknya kalau Ayang udah hamil tua, call aku aja. Aku pasti datang ke rumah Ayang untuk menengok anak kita yang masih dalam perut Ayang. “

Habiba tampak senang dengan pengertianku. Lalu berkata, “Dalam masa istirahat itu, bisakah Yosef menolong kakakku yang ingin hamil juga ?”

“Kakak Ayang yang bernama Farah itu ?” tanyaku.

“Iya, “ Habiba mengangguk, “Suaminya sudah tua. Spermanya sudah tidak produktif lagi. “

“Seperti ayahku ya. “

“Iya. Tapi Farah berbeda denganku. Nanti kalau dia datang ke sini, dia hanya bilang mau tidur di rumahlku. Bukan untuk ketemuan denganmu. Dengan kata lain, Farah tidak dibebaskan seperti aku. Karena suaminya pencemburu. Tidak seperti si Ayah yang membebaskanku bersamamu. “

Aku cuma mengangguk – angguk kecil dengan sikap mengambang.

Lalu kata Habiba lagi, “Nanti pas dia dalam masa subur, dia akan datang ke sini. Dia akan mengajakmu ke villanya yang terletak di pinggir pantai laut selatan. Siap untuk ketemuan sama Farah ?”

“Demi Ayang, apa pun yang dirimu inginkan, pasti aku siap melakukannya, “ kataku sambil meremas tangan Habiba yang sedang kupegang.

“Aku akan menyuruhnya langsung menemuimu di sini, gak apa – apa ?”

“Gak apa – apa. Relasi – relasi bisnisku biasa ketemuan di sini juga. “

“Kalau gitu aku akan menghubungi Farah sekarang, “ kata Habiba sambil mengeluarkan hape dari tas kecilnya.

Lalu Habiba berbicara dalam bahasa Arab di dekat ponselnya. Yang aku tidak mengerti sama sekali. Agak lama Habiba berbicara di dekat handphonenya.

Setelah selesai menghubungi kakaknya, Habiba berkata padaku, “Sekarang dia lagi haid. Mungkin dua hari lagi juga bersih. Berarti sekitar tiga hari lagi dia akan datang ke sini. Aku sudah memberikan nomor hape Yosef padanya. Dan ini nomor Farah akan kukirim lewat WA ya. “

“Iya, “ aku mengangguk sambil mengambil hapeku dari meja tulis ruang kerjaku.

“Sudah masuk ?” tanya Habiba.

“Sudah, “ sahutku.

“Berarti sekitar tiga hari lagi dia akan datang ke sini. Aku titip kakakku nanti ya. “

“Kata Ummi, usia Ayang dengan usia Farah hanya beda setahun ya ?”

“Iya. Tapi badan Farah tidak segemuk aku. Kira – kira bentuk badannya sama dengan bentuk badan Ummi. “

Aku mengangguk sambil tesenyum. Senang mendengar bahwa bentuk badan Farah itu tidak se-chubby Habiba. Berarti aku takkan letih menggaulinya. Hahahaaaa ... !

Kemudian Habiba pamitan mau pulang, karena ada urusan bisnis yang mau ditanganinya. Aku pun mengantarkannya ke tempat parkir mobil tamu hotel, di mana sebuah sedan Eropa dan sopirnya sudah menunggunya. Sang sopir yang sudah tua bergegas membuka pintu belakang sebelah kanan. Lalu Habiba masuk ke dalam sedannya. Dan melambaikan tangannya padaku setelah sedan itu bergerak meninggalkan pelataran parkir.

Tak lama kemudian, datang WA dari Habiba. Ternyata kiriman foto – foto kakaknya yang bernama Farah itu. Disertai kalimat singkat – Ini foto2 Farah

Kulihat foto – foto itu dengan seksama. Memang bentuk badan Farah tidak seperti bentuk badan Habiba. Mengenai bentuk wajahnya, ya begitulah bentuk wajah wanita timur tengah pada umumnya. Tapi dari cara berpakaiannya Farah itu tampaknya lebih modern daripada Habiba.


Tiba – tiba interphone di meja kerjaku berdering. Ternyata dari Fayola, yang minta ijin untuk menghadap. Bagi yang lupa siapa Fayola, dia wanita berkulit hitam warganegara Prancis, teman dekat Antoinette (lihat GIGOLO Episode 2 Part 4). Dia sudah kuangkat sebagai general manager hotelku, sementara Antoinette kujadikan GM di hotel baruku (yang sebenarnya punya Manti, istri pertamaku).

Sesaat kemudian muncullah Fayola di ruang kerjaku.

Lalu kuterima Fayola di ruang tamuku. Bahkan kusuruh dia duduk di sampingku, di atas sofa ruang tamu owner.

“Aku mau melaporkan perombakan beberapa system yang sudah dianggap ketinggalan zaman Big Boss, “ ucapnya sambil menyerahkan seberkas surat – surat intern hotel.

“Hal yang seperti ini, sebenarnya cukup dengan lapor ke direktur saja, “ kataku setelah mencermati surat – surat intern itu.

“Sudah melapor ke Bu Direktur, tapi beliau nyuruh aku lapor lagi sama Big Boss. “

AKu tersenyum mendengar hal itu. Karena yang diumaksud Bu Direktur itu adalah Anggraeni, istri keempatku.

“Mungkin direktur mengerti bahwa aku sudah kangen sama kamu Yola, “ kataku sambil memegang tangan wanita hitam legam itu, “Makanya dia menyuruhmuj lapor ke sini. “

“Aku juga sudah kangen sekali Big Boss. Tapi aku gak berani menyatakan kerinduanku sama Big Boss. “

“Sekarang saja kita saling melepas rindu ya, “ kataku sambil berdiri.

“Siap Big Boss, “ Fayola pun berdiri dan mengikuti langkahku menuju kamar pribadiku. Dia sudah hafal letak kamar pribadiku yang biasa dipakai untuk ngewe denganku.

Setelah berada di dalam kamar pribadiku, Fayola melepaskan segala yang melekat di tubuh hitamnya. Setelah dia telanjang bulat, aku terkejut menyaksikan jembutnya yang tampak lebat sekali. Lalu kuusap – usap jembut Fayola sambil berkata, “Your pubic hair is so thick ... !” (jembutmu jadi lebat sekali)

“Hihiihiii ... sebagai bukti bahwa Big Boss sudah cukup lama tidak menyetubuhiku, “ sahutnya.

“Berapa lama ya kita tidak hubungan seks ?” tanyaku.

“Dua bulan lebih, “ sahut Fayola.

“Sekarang kita lakukan sepuasnya, mumpung aku lagi santai, “ ucapku sambil melepaskan segala yang melekat di tubuhku. Sampai telanjang bulat seperti wanita asli Afrika tapi warganegara Prancis itu.

Inilah perjalanan kehidupanku. Di mana – mana ada perempuan dengan memek yang selalu siap kuentot kapan saja dan di mana saja.

Seperti Fayola yang sudah telanjang bulat itu.

Kalau wanita Afrika yang sejak kecil sampai dewasa tinggal di Afrika, mungkin ada bau yang kurang sedap waktu mendekatinya. Tapi Fayola itu sejak kecil sampai dewasa menetap di Prancis. Sehingga tak aneh jika aku mencium harum parfum Prancis ketika merayap ke atas perutnya.

Tentang wajah, aku tidak bisa memberi komentar apa – apa. Karena mungkin kalau di tanah leluhurnya, Fayola itu akan dianggap cantik. Aku no komen sajalah soal itu sih. Yang mau kukomentari adalah khusus tentang memeknya yang kini berjembut lebat itu (biasanya dicukur bersih). Memek Fayola itu enak sekali. Punya sensasi tersendiri bagiku.




Part 09A







U
mmi Latifa sebagai mantan penari perut di masa remajanya, tentu masih punya bakat untuk menggetar – getarkan perutnya. Dan ternyata bukan hanya perutnya yang bisa digetarkan. Memeknya pun bisa digetar – getarkan, sehingga liang memeknya seolah menyimpan vibrator di dalamnya.

Hal ini menciptakan kenikmatan yang tiada bandingannya bagiku. Dia tak usah menggeol – geolkan bokong semoknya. Cukup dengan menggetar – getarkan perut dan memeknya, kenikmatanku sudah lengkap rasanya.

Tentu saja aku juga tak sekadar mengentot memeknya. Tangan dan mulutku pun ikut “melengkapi”. Dengan menjilati leher jenjangnya yang mulai keringatan, disertai gigitan – gigitan kecil. Tangan kiriku pun meremas – remas toket kanannya yang lumayan gede dan masih sangat enak buat diremas.

Rintihan – rintihan Ummi pun semakin menjadi – jadi. “Oooooohhh ... Yoseeeeeffffff ... ini luar biasa enaknya Yoooosssss ... oooooohhhh ... belum pernah aku merasakan disetubuhi yang seenak iniiiiii .... Yooooseeeefffff ... kalau seperti ini rasanya aku akan sering pulang ke rumah ini nanti ... setelah janjian dulu sama kamu ... ooooohhhhhhhhh ... Yoseeefffff ... kontolmu luar biasa enaknyaaaaaa ... genjot terus Yooooosssss ... aku sudah dekat - dekat orgasmeeee .... ooooohhhh Yoseeeef ... Yooosss ... Yoooossss ... Yossssss Yossss Yosss ... udah mau lepas Yosssssss ..... Yooooooooosssssssss ... !”

Ummi Latifa berkelejotan dalam amukan kontolku. Sampai akhirnya Umi mengejang tegang, dengan nafas tertahan dan mulut ternganga.

Aku pun menancapkan kontolku sedalam mungkin, lalu kubiarkan menancap di dalam liang memek Ummi Latifa.

Lalu kunikmati indahnya ketika liang memek Ummi Latifa mengedut – ngedut, lalu bergerak memutar seperti spiral, seolah mau memuntahkan kontolku.

Pada saat itu aku masih jauh dari ngecrot. Lagian bagiku ini adalah ronde kedua. Ronde pertamaku adalah dengan Habiba di rumahnya tadi.

Maka ketika Ummi melepaskan kembali nafasnya yang tertahan tadi, kuciumi pipinya sambil berkata, “Sudah alnashwat aljinsia ?” tanyaku.

“Hihihiiii ... kok ngerti bahasa Arabnya orgasme ?” Ummi menepuk – nepuk pipiku.

Aku cuma tersenyum, sambil melanjutkan entotanku. “Kalau ejakulasi dalam bahasa arabnya apa Ummi ?”

“Alqadhf, “ sahut Umi, “Ohya ... aku sampai baru nyadar, Yosef belum ejakulasi ya ?”

“Belum, “jawabku.

“Mau ganti posisi ?” tanyanya.

“Boleh, “ sahutku sambil menghentikan entotanku dulu, “Ummi mau posisi apa ? Doggy aja yuk. “

“Iya, “ sahut Ummi.

Aku pun mencabut kontolku yang sudah berlepotan lendir libido Ummi.

Ummi pun langsung tengkurap dan menunggingkan bokong semoknya. Sehingga memeknya kelihatan semua olehku. Dengan mudahnya aku bisa membenamkan kembali kontolku ke dalam liang memek Ummi yang masih basah dan licin itu.

Lalu, aku mengayun kontolku sambil berlutut dan berpegangan ke sepasang pantat gede itu.

Rintihan histeris Ummi pun mulai terdengar lagi. “Yoseeef ... oooooh ... dalam posisi apa pun kamu selalu menciptakan kenikmatan bagiku Yossss ... ooooo ... ooooohhhh ... Yoseeeeeeffff ... ooooo ... ooooohhhhhhhhhhhh ..... Yooooooooosssssssss ... ini nikmat sekali Yooooosssssssss ... enaaaaaaak Yoooossssss .... ooooo ... oooooohhhhhhhhhh ... Yoseeeeeef ... Yoooossssssseeeeffff ... ooooooooohhhhh ... oooooooooohhhhh ... “

Aneh, dengan mendengarkan rintihan histerisnya saja aku sudah merasa nikmat sekali. Terlebih setelah merasakan uniknya memek Ummi yang bisa bergetar – getar seperti vibrator, semakin tenggelam aku di dalam arus kenikmatan birahi ini.

Memang kenikmatan seksual tiada hubungannya dengan wajah dan usia. Yang penting Ummi ini mampu menggearkan batinku, bukan sekadar menggetarkan perut dan memek doang.

Maka sambil berlutut dan berpegangan pada pantat semok Ummi, aku mulai menggencarkan entotanku. Makin menggila juga rintihan – rintihan histeris Ummi ini.

Namun ketika Ummi mulai mengejang tegang, aku pun ingin bisa memuncratkan pejuhku berbarengan dengan orgasmenya. Tapi sayang, aku belum bisa berejakulasi. Maka kunikmati saja empot – empotannya liang memek Ummi, sambil menancapkan kontolku sedalam mungkin.

Lalu Ummi terkapar dan lemah lunglai. Sambil menelentang dan bernafas panjang – panjang. Kemudian membelai rambutku sambil berkata lirih, “Kamu adalah lelaki yang paling memuaskan di sepanjang hidupku Yosef. Terima kasih ya. “.

Aku tidak menjawabnya. Aku cuma ingin secepatnya ejakulasi, karena tubuhku sudah bermandikan keringat. Maka tanpa meminta ijin dulu aku merayap lagi ke atas perut Ummi, lalu menjebloskan kontolku ke dalam liang memek yang sangat licin dan hangat ini, tapi anehnya ... liang memek Ummi tidak becek. Padahal biasanya wanita yang baru orgasme pasti jadi becek memeknya.

Kembali aku mengalami kenikmatan yang tiada taranya, yang sulit dilukiskan dengan kata – kata belaka. Kenikmatan yang membuat nafasku berdengus – dengus tak beraturan. Sampai akhirnya aku seperti menggigil saking nikmatnya, sambil membenamkan kontolku sedalam mungkin. Lalu kontolku mengejut – ngejut sambil memuntahkan lendir pejuhku. Croooottttttttt ... crooooooooooooooooooooooottttttttttttttttt ... crooooooooooooooooooootttttt ... crooooootttttttt ... crooooooooooooooooooooottttttttt ...crottttttttttttt ... croooooooooooooooooooooottttttttt .... !

Lalu aku terkulai lunglai di atas perut Ummi, dengan kepuasan sedalam lautan.



Kota kecil berhawa sejuk itu meninggalkan kenangan indah di hatiku. Betapa tidak. Selama tiga hari tiga malam aku menemani Ummi di rumah minimalis dengan perabotan serba bernuansa timur tengah itu, aku serasa dimanjakan oleh Ummi. Kapan pun kontolku ngaceng, selalu diladeni oleh Ummi dengan segala kemampuannya.

Dan aku merasa bahwa Ummi melakukan dengan ikhlas, karena Ummi seolah sudah runtuh di kakiku, namun aku tetap memperlakukannya sebagai orang yang lebih tua yang harus dihormati.

Ternyata di luar kota kecil itu Ummi punya lahan luas sekali. Ada sawahnya yang berhektar – hektar, ada kebunnya yang berhektar – hektar dan ada juga hutannya yang akan dijadikan “sesuatu” (maaf masih dirahasiakan oleh Ummi). Itulah sebabnya Ummi selalu mendatangi kota kecil ini secara rutin.

Namun kali ini kedatangan Ummi ke kota kecil ini seakan hanya untuk memanjakanku, baik dalam hal makanan dan minuman, mau pun dalam hal pelampiasan hasrat birahi kami berdua. Karena itu aku sangat terkesan. Dan semuanya akan kukenang sepanjang hayat dikandung badan.

Itulah sebabnya ketika aku sudah membawa Ummi menuju kotaku kembali, ada perasaan berat di hatiku untuk berpisah dengannya. Tapi Ummi berjanji bahwa setiap kali dia mau ke rumahnya di kota kecil itu, pasti dia akan menghubungiku secara pribadi, tanpa memberitahu putrinya, Habiba.

Setibanya di rumah Habiba, Ummi pun kubantu turun dari jeepku yang memang tinggi ini. Lalu kuantar masuk ke dalam rumah Habiba yang serba bernuansa timur tengah itu. Namun ternyata Habiba tidak ada di rumah, sedang mengurus bisnisnya entah di mana.

Maka aku pun pulang ke hotelku setelah berpamitan pada Ummi.



Hari demi hari pun berputar dengan cepatnya. Tanpa terasa 2 bulan telah berlalu, Kegiatanku tetap berjalan seperti biasa. Aku selalu ingat untuk menggilir istri – istri resmiku, juga istri – istri yang hanya disahkan lewat nikah siri (Aisha dan Ina).

Aku pun menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah Habiba yang katanya sedang dalam masa subur. Tentu saja bukan hanya mengunjungi, tapi juga menggaulinya beberapa kali.

Sementara itu kegiatan bisnisku tetap berjalan sebagaimana mestinya. Ina pun sudah kutempatkan di pabrik garmenku yang ke 7 (pabrik terbaru), sebagai wakil owner. Tentu saja setelah ditatar dulu habis – habisan olehku.

Demikian juga kegiatan kuliahku tetap berjalan sebagaimana mestinya. Aku memang ingin cepat menyelesaikan kuliahku, agar bisa memikirkan apakah mau melanjutkan untuk mengambil S2 di dalam negeri atau di luar negeri. Hal itu masih kupikirkan.

Yang sangat mengejutkan, adalah ketika menerima panggilan dari Habiba lewat ponselku. Sebagai berikut ini :

Aku : “Hallo ... apa kabar Yang ?”

Habiba : “Sehat. Bahkan aku punya kabar baik buatmu Sayang. “

Aku : “Kabar baik tentang masalah apa nih ?”

Habiba : “Kedatanganmu yang terakhir ternyata berbuah Yos. “

Aku : “Maksudnya ?”

Habiba : “Aku sudah memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan. “

Aku : “Terus ?”

Habiba : “Aku sudah hamil enpat minggu. “

Aku : “Wooow ... selamat yaaaa ... aku bahagia sekali mendengarnya. “

Habiba : “Terima kasih. Nazarku akan kulaksanakan. Kira – kira kapan ya ?”

Aku : “Nanti saja setelah anak kita lahir. “

Habiba : “Tidak begitu. Janjiku dalam hati, begitu aku dinyatakan hamil, aku akan melaksanakan nazarku, untuk memberikan sejumlah uang dollar padamu sejumlah yang sudah kusebutkan dahulu. Supaya kamu bisa terus – terusan mendoakanku, agar kehamilanku sehat dan lancar sampai pada saatnya melahirkan nanti. “

Aku merasa kurang enak menerima uang dollar yang luar biasa banyaknya itu. Tapi Habiba memaksaku agar segera mengambil uang dollar amrik itu ke rumahnya. Lalu aku menjawab, “Aku akan memikirkannya dulu Sayang. “

Habiba : “Waaah ... kok baru mau dipikirkan sih ? Nanti kalau nazarku tidak segera dilaksanakan, bisa susah hidupku kelak. “

Aku : “Segala sesuatu yang penting kan harus dipikirkan dulu Sayang. Jangan tergesa – gesa. “



Tapi keesokan harinya Habiba datang ke hotelku, diikuti oleh mobil security yang biasa dipakai untuk mengantarkan uang dari atau ke bank. Mobil security itu membawa dollar yang dijanjikan oleh Habiba dalam nazarnya.

Untung aku punya bunker di kamar pribadiku, untuk menyimpan dollar pemberian Dhea, istri keduaku, yang masih utuh dan tak pernah kupakai selembar pun.

Semua dollar dari Habiba pun kusimpan di bunker.

Lalu mobil security itu meninggalkan hotelku, sementara Habiba masih bersamaku di ruang tamu owner hotel. Dia kelihatan ceria sekali. Tapi ketika aku berusaha menggerayangi pahanya, Habiba menjauh, “Tubuhku memang oversize dan overweight. Jadi aku takut janin di dalam perutku terganggu kalau kita bersetubuh. So, sabar dulu ya. Tunggu sampai kandunganku sudah di atas enam atau tujuh bulan, barulah kita berhubungan seks lagi. Supaya perjuangan kita tidak sia – sia. “

“Yayayaaa ... aku mengerti, “ sahutku sambil mengangguk, “Pokoknya kalau Ayang udah hamil tua, call aku aja. Aku pasti datang ke rumah Ayang untuk menengok anak kita yang masih dalam perut Ayang. “

Habiba tampak senang dengan pengertianku. Lalu berkata, “Dalam masa istirahat itu, bisakah Yosef menolong kakakku yang ingin hamil juga ?”

“Kakak Ayang yang bernama Farah itu ?” tanyaku.

“Iya, “ Habiba mengangguk, “Suaminya sudah tua. Spermanya sudah tidak produktif lagi. “

“Seperti ayahku ya. “

“Iya. Tapi Farah berbeda denganku. Nanti kalau dia datang ke sini, dia hanya bilang mau tidur di rumahlku. Bukan untuk ketemuan denganmu. Dengan kata lain, Farah tidak dibebaskan seperti aku. Karena suaminya pencemburu. Tidak seperti si Ayah yang membebaskanku bersamamu. “

Aku cuma mengangguk – angguk kecil dengan sikap mengambang.

Lalu kata Habiba lagi, “Nanti pas dia dalam masa subur, dia akan datang ke sini. Dia akan mengajakmu ke villanya yang terletak di pinggir pantai laut selatan. Siap untuk ketemuan sama Farah ?”

“Demi Ayang, apa pun yang dirimu inginkan, pasti aku siap melakukannya, “ kataku sambil meremas tangan Habiba yang sedang kupegang.

“Aku akan menyuruhnya langsung menemuimu di sini, gak apa – apa ?”

“Gak apa – apa. Relasi – relasi bisnisku biasa ketemuan di sini juga. “

“Kalau gitu aku akan menghubungi Farah sekarang, “ kata Habiba sambil mengeluarkan hape dari tas kecilnya.

Lalu Habiba berbicara dalam bahasa Arab di dekat ponselnya. Yang aku tidak mengerti sama sekali. Agak lama Habiba berbicara di dekat handphonenya.

Setelah selesai menghubungi kakaknya, Habiba berkata padaku, “Sekarang dia lagi haid. Mungkin dua hari lagi juga bersih. Berarti sekitar tiga hari lagi dia akan datang ke sini. Aku sudah memberikan nomor hape Yosef padanya. Dan ini nomor Farah akan kukirim lewat WA ya. “

“Iya, “ aku mengangguk sambil mengambil hapeku dari meja tulis ruang kerjaku.

“Sudah masuk ?” tanya Habiba.

“Sudah, “ sahutku.

“Berarti sekitar tiga hari lagi dia akan datang ke sini. Aku titip kakakku nanti ya. “

“Kata Ummi, usia Ayang dengan usia Farah hanya beda setahun ya ?”

“Iya. Tapi badan Farah tidak segemuk aku. Kira – kira bentuk badannya sama dengan bentuk badan Ummi. “

Aku mengangguk sambil tesenyum. Senang mendengar bahwa bentuk badan Farah itu tidak se-chubby Habiba. Berarti aku takkan letih menggaulinya. Hahahaaaa ... !

Kemudian Habiba pamitan mau pulang, karena ada urusan bisnis yang mau ditanganinya. Aku pun mengantarkannya ke tempat parkir mobil tamu hotel, di mana sebuah sedan Eropa dan sopirnya sudah menunggunya. Sang sopir yang sudah tua bergegas membuka pintu belakang sebelah kanan. Lalu Habiba masuk ke dalam sedannya. Dan melambaikan tangannya padaku setelah sedan itu bergerak meninggalkan pelataran parkir.

Tak lama kemudian, datang WA dari Habiba. Ternyata kiriman foto – foto kakaknya yang bernama Farah itu. Disertai kalimat singkat – Ini foto2 Farah

Kulihat foto – foto itu dengan seksama. Memang bentuk badan Farah tidak seperti bentuk badan Habiba. Mengenai bentuk wajahnya, ya begitulah bentuk wajah wanita timur tengah pada umumnya. Tapi dari cara berpakaiannya Farah itu tampaknya lebih modern daripada Habiba.


Tiba – tiba interphone di meja kerjaku berdering. Ternyata dari Fayola, yang minta ijin untuk menghadap. Bagi yang lupa siapa Fayola, dia wanita berkulit hitam warganegara Prancis, teman dekat Antoinette (lihat GIGOLO Episode 2 Part 4). Dia sudah kuangkat sebagai general manager hotelku, sementara Antoinette kujadikan GM di hotel baruku (yang sebenarnya punya Manti, istri pertamaku).

Sesaat kemudian muncullah Fayola di ruang kerjaku.

Lalu kuterima Fayola di ruang tamuku. Bahkan kusuruh dia duduk di sampingku, di atas sofa ruang tamu owner.

“Aku mau melaporkan perombakan beberapa system yang sudah dianggap ketinggalan zaman Big Boss, “ ucapnya sambil menyerahkan seberkas surat – surat intern hotel.

“Hal yang seperti ini, sebenarnya cukup dengan lapor ke direktur saja, “ kataku setelah mencermati surat – surat intern itu.

“Sudah melapor ke Bu Direktur, tapi beliau nyuruh aku lapor lagi sama Big Boss. “

AKu tersenyum mendengar hal itu. Karena yang diumaksud Bu Direktur itu adalah Anggraeni, istri keempatku.

“Mungkin direktur mengerti bahwa aku sudah kangen sama kamu Yola, “ kataku sambil memegang tangan wanita hitam legam itu, “Makanya dia menyuruhmuj lapor ke sini. “

“Aku juga sudah kangen sekali Big Boss. Tapi aku gak berani menyatakan kerinduanku sama Big Boss. “

“Sekarang saja kita saling melepas rindu ya, “ kataku sambil berdiri.

“Siap Big Boss, “ Fayola pun berdiri dan mengikuti langkahku menuju kamar pribadiku. Dia sudah hafal letak kamar pribadiku yang biasa dipakai untuk ngewe denganku.

Setelah berada di dalam kamar pribadiku, Fayola melepaskan segala yang melekat di tubuh hitamnya. Setelah dia telanjang bulat, aku terkejut menyaksikan jembutnya yang tampak lebat sekali. Lalu kuusap – usap jembut Fayola sambil berkata, “Your pubic hair is so thick ... !” (jembutmu jadi lebat sekali)

“Hihiihiii ... sebagai bukti bahwa Big Boss sudah cukup lama tidak menyetubuhiku, “ sahutnya.

“Berapa lama ya kita tidak hubungan seks ?” tanyaku.

“Dua bulan lebih, “ sahut Fayola.

“Sekarang kita lakukan sepuasnya, mumpung aku lagi santai, “ ucapku sambil melepaskan segala yang melekat di tubuhku. Sampai telanjang bulat seperti wanita asli Afrika tapi warganegara Prancis itu.

Inilah perjalanan kehidupanku. Di mana – mana ada perempuan dengan memek yang selalu siap kuentot kapan saja dan di mana saja.

Seperti Fayola yang sudah telanjang bulat itu.

Kalau wanita Afrika yang sejak kecil sampai dewasa tinggal di Afrika, mungkin ada bau yang kurang sedap waktu mendekatinya. Tapi Fayola itu sejak kecil sampai dewasa menetap di Prancis. Sehingga tak aneh jika aku mencium harum parfum Prancis ketika merayap ke atas perutnya.

Tentang wajah, aku tidak bisa memberi komentar apa – apa. Karena mungkin kalau di tanah leluhurnya, Fayola itu akan dianggap cantik. Aku no komen sajalah soal itu sih. Yang mau kukomentari adalah khusus tentang memeknya yang kini berjembut lebat itu (biasanya dicukur bersih). Memek Fayola itu enak sekali. Punya sensasi tersendiri bagiku.



Terima kasih sudah up date suhu @Otta....
Mantab
 
Para suhu yang terhormat, setelah mempertimbangkan berhari2,
akhirnya saya memutuskan untuk mengganti judul Mantan Gigolo
ini dengan judul yang lebih tepat, yakni PEJANTAN PERKASA. Karena
memang dalam perjalanan selanjutnya Asep al Yosef semakin
massive menjadi seorang pejantan.
Mohon komentarnya sebelum saya menggantinya dengan judul

baru tersebut. Terimakasih.
Otta
Oke suhu ..... mencerminkan isi cerita.
Tetap sumangat
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd