Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

PEJANTAN PERKASA update Part 15 A

sebenernya bagus dan menarik ceritanya tapi minusnya bagi gue yaitu kurangnya tantangan dimana sang tokoh utama terkesan sangat mudah buat ngewe wanita yg ditemui jadi terkesan ceritanya dibuat buat karena di real life gak mungkin semudah itu meskipun ada kelebihan ditokoh utama kurasa gak mungkin kalau di real life kaya gitu terlepas dari yang "katanya" TS mengadaptasi dari real story


cerita macam ini dengan alur seperti ini hampir sama seperti cerita @Neena bedanya kalau @Neena dia di genre sedarah ceritanya sama kayak semacam ini si tokoh utamanya terkesan terlalu mudah dapetin cewek yang ditemui jadi emosi atau rasa dari pembaca kurang termaikan


TAPI UNTUK KESELURUHAN SIH OKE NIH CERITA SEMANGAT BUAT @Otta JANGAN LUPA THREAD YANG SATUNYA KARENA KAYAKNYA LEBIH SERU
 
Part 13





Beristirahat total selama sehari semalam, cukup untuk memulihkan staminaku kembali. Maka setelah mandi dan menyantap sarapan pagi, aku pun menyalakan mesin jeep hijau army-ku. Untuk memanaskan mesinnya, sementara aku berdandan secara casual saja.

Beberapa saat kemudian, aku sudah berada di belakang setir jeepku, menuju alamat rumah istri keempat Ayah.

Rumah Mamah Nasha terletak di kompleks perumahan elit. Letak perumahan itu hanya sekitar 4 atau 5 kilometer jaraknya dari hotelku.

Karena itu dengan gampang aku bisa menemukan rumahnya.

Aku pun turun dari mobil yang kuparkir mepet ke bahu jalan, lalu melangkah ke pintu depan rumah megah itu yang tampak terbuka.

Ketika aku sedang berdiri di ambang pintu yang terbuka itu, kulihat Mamah Nasha sedang duduk berdampingan dengan Ayah. Tapi mata Ayah kelihatan terpejam. Mungkin Ayah sedang ketiduran. Sementara Mamah Nasha melihat kedatanganku, langsung melompat dan memburuku. Menyergapku dengan pelukan erat dan ciuman lengket di ambang pintu depan. Sambil melangkah mundur, sehingga aku terbawa masuk ke dalam rumah megahnya,.

Setelah melepaskan ciuman lengketnya, Mamah Nasha berbisik, “Dalam dua hari dua malam aku ingat kamu terus Yos ... udah terbayang – bayang terus bahagianya berada di dalam dekapan dan gumulanmu .... “

Aku pun menyahut perlahan, “ Sama ... aku juga begitu Mamah ... “

Lalu aku mengikuti langkah Mamah semakin masuk ke dalam rumah megahnya. Sementara Ayah tampak masih memejamkan matanya, dengan mulut agak terbuka.

“Ayah tidur ? “ tanyaku sambil melingkarkan lengan kiriku di pinggang Mamah Nasha.

“Iya, biarin aja, gak usah diganggu, “ sahut Mamah sambil menuntunku menuju ke dalam sebuah kamar yang harum aroma therapy.

Di dalam kamar itu Mamah Nasha memelukku dengan hangatnya. Lalu berkata, “Aku sudah gak sabar, ingin telanjang di depanmu. Ingin digerayangi olehmu dan ingin disemprot sama spermamu, Yos .... “

Lalu Mamah Nasha melihat ke depan sebelum menutupkan pintu kamarnya. “Ayah masih nyenyak tidur, “ katanya sambil tersenyum.

“Ayah sih sambil duduk juga bisa tidur, “ sahutku sambil melepaskan sepatu dan kaus kakiku. Sementara Mamah Nasha sedang melepaskan gaun merah dengan corak polka dot putih. Sehingga tampak bentuk tubuhnya yang tinggi langsing.

“Tubuh Mamah seperti gadis model. Tinggi langsing. “

“Memang tadinya aku jadi gadis model di Dubai. Tapi sejak kedua orang tuaku meninggal dalam kecelakaan kapal pesiar, aku resign sebagai gadis model. Lalu menikah dengan seorang pengusaha besar. Eeeee ... baru dua bulan menikah dengan pengusaha itu ... dia kena serangan jantung dan meninggal pula, “ sahut Mamah Nasha sambil melepaskan bra dan celana dalamnya.

“Mamah kelihatannya seperti berdarah campuran, “ kataku sambil melepaskan baju kausku.

“Memang benar. Ibuku orang Uzbekistan, ayahku orang Indonesia. “

“Pantesan ... bentuk Mamah tampak beda. “

“Aku cantik nggak Yos ?”

“Di antara semua istri Ayah, Mamah paling cantik dan paling muda. “

“Begitu ya. Umurku sekarang duapuluhtiga tahun Yos. “

“Hmmm ... berarti Mamah bisa disebut sebaya denganku. Beberapa bulan lagi usiaku duapuluhtiga juga. “

“Cocoknya Yosef jadi suamiku ya, “ ucap Mamah Nasha ketika aku sudah telanjang bulat dan duduk di sofa bergaya timur tengah.

“Kan sekarang juga Mamah akan kuperlakukan seperti istriku sendiri. “

Mamah Nasha berdiri di depanku dalam keadaan telanjang bulat, seperti aku juga.

“Memang Ayah berjanji padaku, bahwa setelah aku menikah dengannya, aku akan seperti memiliki suami dua orang. Ayah dan Yosef. Begitu Ayah memperlihatkan foto – foto Yosef, aku langsung jatuh hati padamu Yos. “

Lalu, dalam keadaan sama – sama telanjang ini, Mamah Nasha duduk di samping kiriku. Sambil mengusap – usap memeknya yang plontos alias bersih dari jembut dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya memegang kontolku yang sudah tegang sekali ini. Dan terdengar suaranya, “Kontolmu luar biasa panjangnya Yos. Kebayang enaknya kalau sudah dimainkan di dalam memekku ... “

Sebagai jawaban, aku berdiri, lalu berlutut di antara sepasang kaki Mamah Nasha. Untuk mengusap – usap memeknya yang tampak masih perfect itu. Lalu tanpa keraguan aku mulai menciumi memek Mamah Nasha yang tercium harum dan bersih dari bulu itu.

Lalu dengan penuh gairah lidahku mulai menjilati memek Mamah Nasha yang katanya berdarah blasteran Indo-Uzbekistan itu.

Terasa sekali memek Mamah Nasha ini padat kencang. Tidak lembek seperti banyak memek wanita lain. Sehingga aku mulai membayangkan nikmatnya kalau kontolku sedang mengentot liang memeknya nanti.

Mamah Nasha pun mengejang – ngejang sambil meremas – remas rambutku yang berada di bawah perutnya.

Namun hanya beberapa menit aku menjilati memek dan kelentit Mamah Nasha. Lalu istri keempat Ayah itu menarik badanku dan meminta agar aku duduk di sofa. Lalu Mamah Nasha menduduki sepasang pahaku, sambil memegang kontol ngacengku yang moncongnya diarahkan ke mulut memeknya. Mulut memek yang sudah berlepotan air liurku.

Lalu Mamah Nasha menurunkan bokongnya, sehingga kontolku jadi masuk ke dalam liang memek wanita blasteran Indo-Uzbek itu.

Hanya beberapa menit sejak aku masuk ke rumah Mamah Nasha ini, kontolku sudah mulai dibesot – besot oleh liang memeknya. Dan gilanya, Mamah Nasha ini bukan hanya cantik, tapi juga enak sekali memeknya. Masih sempit menjepit dan legit sekali.

Aku kalau sudah mendapatkan memek legit begini, suka bergairah menikmatinya. Bergairah mencium dan melumat bibirnya, bergairah pula ikut mengentotnya, tak cuma duduk pasif. Ketika memek Mamah Nasha sedang menurun, aku masih bisa mendesakkan kontolku ke atas. Dan ketika memek Mamah Nasha sedang naik, aku pun menarik kontolku. Sehingga meski bersetubuh sambil duduk begini, terasa ada interaksi di antara kami berdua.

“Duuuuh ... kontolmu memang panjang sekali Yos ... ini sampai terasa menyundul – nyundul dasar lubang memekku ... ooooohhhh ... ini mnikmat sekali Yoooosssss ... nikmat sekaliiiiii .... ooooohhhhh ... oooooohhhhhhh .... “rintih Mamah Nasha ketika liang memeknya tengah bergesekan terus dengan kontolku.

“Liang memek Mamah pun legit sekali ... uuuughhhh ... legit dan menjepit Mah ... “ sahutku sambil meremas sepasang toketnya yang tidak gede tapi masih lumayan padat kencang, masih mancung pula sepasang putingnya.

Ternyata Mamah Nasha cukup atraktif. Pada suatu saat, ia memutar badannya jadi membelakangiku, sementara kontolku tetap berada di dalam jepitan liang memeknya. Lalu ia mengayun bokongnya kembali, sementara aku memegang pinggang rampingnya. Meski Mamah Nasha membelakangiku, aku bisa memegang sepasang toket mungilnya. Tentu sambil meremas dan memainkan sepasang pentil toketnya.

Pada saat lain, Mamah Nasha duduk di lengan sofa (lihat gambar). Dan aku mengentotnya sambil berdiri di lantai. Itu pun hanya berlangsung selama beberapa menit. Karena ia pun bisa menungging di lengan sofa, sementara aku bisa mengentotnya dari belakang.

Namun akhirnya Mamah Nasha mengajakku pindah ke atas bednya. Aku setuju saja pada apa pun yang diinginkannya. Karena Mamah Nasha seolah sedang menguji kejantananku. Dia mengajakku bersetubuh dalam bermacam – macam posisi, yang mungkin Ayah tidak bisa melakukannya.

Seperti posisi WOT, misalnya, dibutuhkan kontol yang prima ereksinya. Kalau ereksinya tidak sempurna, pasti mogok di tengah jalan. Sedangkan kontolku masih sedang – sedangnya perkasa. Ketika Mamah Nasha bermain di atas, aku tidak celentang pasif belaka. Seperti waktu bersetubuh dalam posisi duduk tadi, aku desakkan kontolku ketika liang memek Mamah Nasha sedang menurun. Dan kutarik kontolku ketika liang memek Mamah sedang ditarik. Sehingga aku merasa persetubuhan dalam posisi WOT ini jadi sempurna.

Namun ternyata Mamah Nasha tidak mampu bertahan lama dalam posisi WOT ini. Pada suatu saat ia menggelepar di atas badanku. Lalu mengejang dan ... orgasme.

Mamah Nasha terkapar lemas di atas dadaku.

Sesaat kemudian terdengar suaranya, “Ooooohhhhhhh ... ini indah sekali Yos ... aku sudah orgasme. “

“Tapi aku belum apa – apa ... “ sahutku sambil menggulingkan badan Mamah Nasha ke samping, lalu Mamah Nasha pun menelentang sambil berkata, “Ya ayo lanjutin lagi. “

Kontolku yang terlepas dari liang memek wanita Indo-Uzbek itu pun dipegang olehnya. Moncongnya diletakkan lagi di ambang mulut memek plontosnya. Lalu ia memberi isyarat agar aku mendorong kontolku.

Kontolku pun membenam lagi ke dalam liang memek Mamah Nasha yang semakin licin, tapi tidak becek itu. Blesssssssssss .....

Aku pun merapatkan dadaku dengan dada Mamah Nasha, sambil mulai mengayun kontolku.
























Tiba – tiba terdengar suara Ayah dari samping kiriku. “Mamah belum bisa goyang Yos. Nanti akan ayah latih sampai pandai menggeolkan bokongnya. “

“Biarin aja gak pakai geol juga Yah, “ sahutku, “soalnya memek Mamah Nasha ini enak sekali Ayah. “

Ayah mengangguk – angguk sambil tersenyum. Lalu memegang toket kanan Mamah Nasha sambil berkata, “Sekarang udah ada Yosef. Aku mau pulang ke kampung dulu ya. Kebunku sudah seminggu ditinggalin. Di musim hujan begini sih pasti sudah tinggi rumput liarnya. “

“Iiiii ... iyaaa ... cium dulu dong pipiku, “ sahut Mamah Nasha.

Ayah membungkuk untuk mencium pipi istrinya. Kemudian Ayah menepuk – nepuk bahuku, lalu meninggalkan kamar ini.

“Memekku enak nggak Yos ?” tanya Mamah Nasha ketika aku baru mengayun kontolku perlahan – lahan.

“Enak sekali Mah. “

“Enak mana sama memek istri - istri Ayah yang lain ?”

“Pokoknya di antara keempat istri Ayah, Mamah Nasha paling cantik dan paling muda. Memeknya pun paling enak, “ sahutku.

“Syukurlah kalau begitu ... “ kata Mamah Nasha ketika aku mulai menggencarkan entotanku.

Dalam posisi missionary ini aku bisa lebih lengkap menciptakan kenikmatan bersama. Dengan beraksinya tangan dan mulutku. Aksi yang tak bisa kulakukan di dalam posisi lain.

Seperti yang kulakukan pada Beatrix 2 hari yang lalu, aku pun melakukannya kepada Mamah Nasha. Bahwa ketika kontolku sedang gencar mengentot liang memek Mamah Nasha, kujilati leher jenjangnya disertai dengan gigitan – gigitan kecil, sementara tangan kiriku asyik meremas – remas toket Mamah yang mungil tapi masih padat kencang ini.

Mamah Nasha tampak menikmati aksiku ini. Dan mulai merintih – rintih histeris, “Yosef ... ooooo .... oooohhhhhh .... Yooooosssss ... belum pernah aku merasakan disetubuhi yang ... yang seenak ini Yoooossss ... aku merasa seolah tengah melayang – layang begini ... oooooohhhh ... Yoooooosssss ... nikmat sekali Yooooossss ... nikmaaaaaatttttt .... Yooooosssss ... ternyata kamu jauh lebih romantis daripada ayahmu Yoooossssssss ... dientot sama Yosef sih sehari sepuluh kali juga mauuuuu ... ooooooooooooohhhhhh ... nikmatnyaaaaaa dientot sama Yosef iniiiiii ... gak ada duanyaaaaa ... Yoooossssssss ... aku pasti ketagihan sama kontolmu ini Yosss ... terasa sekali menyundul – nyundul dasar liang memekku ... dan oooooh ... ini enak sekaliiiiiii Yooooooosssssss ... “

Bagiku sendiri, memang seperti yang sudah kuucapkan, Mamah Nasha ini paling cantik di antara istri – istri Ayah. Paling enak pula memeknya. Itulah sebabnya aku berusaha untuk memuaskan birahi Mamah Nasha. Agar dia ketagihan dientot olehku.

Salah satu keistimewaan Mamah Nasha ini, adalah liang memeknya itu. Dalam sekali. Sehingga aku harus membenamkan seluruh kontolku supaya bisa menyentuh dasar liang memeknya. Dan hal ini nikmat sekali rasanya. Karena jarak entotanku jadi panjang. Tidak pendek – pendek seperti liang memek yang dangkal.

Setelah kenyang menjilati leher Mamah Nasha, aku mengintai ketiaknya. Dan ketika tangan Mamah Nasha sedang meremas – remas bantal di samping kepalanya, kuserudukkan mulutku ke ketiaknya. Untuk menjilatinya sambil menyedot – nyedot sekuatnya.

Mamah Nasha terkejut, lalu menggeliat – geliat sambil mengepak – ngepakkan kedua tangannya ke kain seprai putihnya. Lalu mulai berkelojotan.

Dan akhirnya Mamah Nasha mengejang tegang. Tanda – tanda mau orgasme sudah kelihatan. Namun pada saat itu aku pun sudah kritis, sudah hampir ngecrot.

Maka aku pun mempercepat entotanku, laksana tengah memompa liang memek wanita blasteran Indo-Uzbek itu.

Lalu ketika Mamah Nasha mengejang tegang, aku pun mendorong kontolku sedalam mungkin, sambil meremas sepasang tocilnya kuat – kuat. Namun Mamah Nasha tidak complain meski aku meremas sepasang tocilnya kuat – kuat. Mamah Nasha malah mencengkram dan meremas bahuku pada saat liang memeknya sedang mengedut – ngedut di puncak orgasmenya, diikuti dengan mengejut – ngejutnya kontolku yang sedang memuntahkan air maniku.

Crettttt ... croooooooooooooottttttttt ... croooooooooooottttt ... cretttt ... crooooooooooottt ... crettttttt ... crooooooooooooooooootttttttttttttttttt ... !

Aku menggelepar di atas perut Mamah Nasha. Lalu terkulai lunglai dengan tubuh bermandikan keringat.

Mamah Nasha hanya terkulai 2-3 detik. Lalu memagut bibirku ke dalam ciuman hangatnya. Diikuti dengan ucapan, “Belum pernah aku merasakan hubungan seks yang begitu nikmatnya Yos. Terima kasih ... “

Aku mengangguk sambil tersenyum. Lalu kutarik kontolku dari dalam liang memek Mamah Nasha. Tapi setelah kontolku terlepas dari liang memek ibu tiriku yang keempat itu, aku mengusap – usap memeknya yang barusan kusemprot dengan air maniku. Dan berkata, “Aku juga sangat terkesan sama memek Mamah. Luar biasa enaknya. Mungkin kelak aku akan sering datang ke sini, untuk menikmati gurihnya memek Mamah ini.”

“Memangnya memekku gurih Yos ?” tanyanya sambil memegang kontolku yang sudah terkulai lemas.

“Gurih dan legit. Seperti nasi ketan disiram kari Aceh. Hahahaaa ... “

Tiba – tiba handphoneku berdenting ... tiiiing ... !

Cepat kuambil hape dari saku celana denimku yang tergeletak di atas bed. Ternyata dari Edo. Lalu :

Aku : “Edo ... apa kabar ?”

Edo : “Sehat walafiat Kang. Maaf ada yang penting Kang. Besok calon pembeli hotel itu mau datang untuk survey. “

Aku : “Boleh. “

Edo : “Dia itu adek bossku Kang. Tapi dia lebih tajir dari bossku. “

Aku : “Bossmu itu orang mana Do ?”

Edo : “Orang Taiwan. Tapi dia sudah mualaf dan sudah jadi WNI. “

Aku : “Ogitu ya. Jam berapa besok dia mau survey ?”

Edo : “Sekitar jam sepuluh aku dan dia sudah merapat ke hotel Kang Yosef. “

Aku : “Oke, aku tunggu ya. “

Edo : “Iya Kang, terimakasih. “

Setelah hubungan seluler dengan Edo ditutup, kumasukkan lagi hape ke dalam saku celana denimku.

“Ada bisnis apa yang mau disurvey besok ?” tanya Mamah Nasha sambil duduk di sampingku.

“Ada beberapa hotel tua yang mau kujual. “

“Hotel Yosef yang tempo hari mau dijual juga ?”

“Hush ... dua hotel yang sedang berjalan sih takkan kujual. Yang mau dijual itu kubeli dari orang lain, tapi kalau ada yang mau beli, ya jual lagi aja. Yang penting ada untungnya. “

“Ogitu. Kata Ayah, Yosef main properti juga ya. “

“Iya. “

“Di zaman sekarang memang banyak sekali yang bisnis properti. Kalau Yosef butuh tanah, boleh juga beli sama aku. “

“Mamah main properti juga ?”

“Gak khusus main properti sih. Bisnis utamaku produksi benang. Untuk menyuplai ke pabrik – pabrik tekstil. Tapi sekarang banyak pabrik tekstil yang bangkrut. Makanya aku main properti saja, karena produksi benang lagi kurang jalan. Mandi yuk. Biar bersih dari keringat. “

“Oke, “ aku mengangguk. Lalu mengikuti langkah Mamah Nasha menuju kamar mandi.

Di dalam kamar mandi yang dinding dan lantainya terbuat dari batu marmer, begitu juga bathtub dan meja untuk menahan washtafel terbuat dari marmer semua.

Aku kurang suka berendam dalam bathtub. Karena itu aku langsung memutar kran shower ke arah dot merah. Air hangat pun langsung memancar dari atas kepalaku.

Mamah mendekap puinggangku dari belakang. “Gak suka pakai bathtube ?” tanyanya.

“Nggak. Kalau berendam di bathtube, serasa kurang bersih. Karena air sabun kotor merendam kita. Akhirnya tetap harus dibilas pakai air shower juga kan ?”

“Iya, “ sahut Mamah Nasha sambil menyabuni punggungku dengan telatennya.

Aku pun memutar badan, jadi berhadapan dengannya. Lalu kutuangkan sabun cair ke telapak tanganku, untuk menyabuni tubuh Mamah Nasha juga. Namun ketika tanganku sedang menyabuni memek Mamah, ketika kontolku pun sedang disabuni olehnya ... ceritanya jadi lain. Bahwa kontolku mulai ngaceng lagi, sementara celah memek Mamah Nasha sudah dibasahi dan dilicinkan oleh air sabun.

Mamah Nasha pun tahu bahwa kontolku sudah ngaceng lagi. Lalu ia mundur beberapa langkah, sambil menarik kontolku yang sedang berada di dalam genggamannya.

Aku mengerti apa yang diinginkan oleh istri termuda Ayah itu. Ingin merasakan sensasi hubungan seks sambil berdiri di dalam kamar mandi.

Dan setelah punggung Mamah Nasha merapat ke dinding kamar mandi, kontolku dicolek – colekkan ke mulut memeknya yang penuh busa sabun. Lalu ditariknya kontolku, ditusukkan ke dalam mulut memeknya. Sehingga aku tinggal mendorongnya saja. Dan kontolku langsung melesak amblas ke dalam liang memek yang gurih bercampur legit itu ... blessssssssssssssskkkkkkk .... kontolku langsung terbenam seluruhnya. Disambut dengan pelukan Mamah Nasha di leherku.

Lalu aku pun mengawali aksiku. Mengayun kontolku maju mundur di dalam jepitan liang memek Mamah Nasha.

“Aku suka yang rada – rada nakal begini Yos, “ kata Mamah nasha sambil mempererat pelukannya. Dilanjutkan dengan “mencaplok” bibirku ke dalam lumatan hangatnya.

Aku menjawabnya dengan menyerudukkan mulutku ke leher jenjangnya. Untuk menjilatinya selahap mungkin.

“Cupangin sekalian Yos ... “ kata Mamah Nasha terengah.

“Nanti ada bekasnya gak apa – apa ? “ tanyaku.

“Gak apa – apa. Apa yang kita lakukan sekarang kan legal. Atas ijin Ayah. Bukan selingkuh, “ sahut Mamah Nasha.

Mamah Nasha benar. Apa yang tengah kulakukan dengannya ini adalah atas ijin Ayah. Bahkan sebenarnya atas permintaan Ayah sendiri. Jadi lebih jelasnya lagi, aku mengentot Mamah Nasha ini berdasarkan perintah dari Ayah.

Maka aku pun mulai menyasar leher Mamah Nasha, sambil menyedotnya sekuat mungkin. Sampai meninggalkan bekas merah padam di leher wanita Indo – Uzbek itu.

“Ooooohhhh ... dientot sambil dicupangin gini ... jadi lebih nikmaaat Yooseeef ... “ rintih Mamah Nasha sambil berusaha menggoyang – goyangkan bokongnya dengan gerakan ala tari perut dari timur tengah. Sehingga memeknya terasa bergetar – getar seperti mengandung vibrator. Ini membuatku semakin bersemangat untuk mengentot liang memek yang gurih dan legit itu.

Namun dalam posisi berdiri di kamar mandi itu, Mamah Nasha tidak kuat bertahan lama – lama. Hanya belasan menit aku mengentotnya, ia pun mengejang tegang, lalu ... orgasme ... !

Aku ingin melanjutkannya, dengan cara mengangkat tubuhnya tanpa mencabut kontolku dari dalam liang memeknya yang baru mengalami orgasme. Lalu sambil mengangkat Mamah Nasha, aku melangkah dan meletakkannya di atas meja marmer penahan washatafel itu. Di situlah Mamah Nasha duduk dengan kedua kaki terjuntai ke lantai, sementara aku mengentotnya sambil berdiri dan sambil meremas – remas tocilnya.

Posisi ini pun membuatnya orgasme lagi. Sementara aku masih terlalu perkasa untuk ditaklukkan secepat itu.

Akhirnya kami lanjutkan mandi sebersih mungkin. Dan aku berjanji untuk membawa Mamah Nasha ke villaku kalau bisnisku besok sukses.

Lalu bagaimana dengan ejakulasiku yang kedua ?

Biarlah, aku bisa melupakannya. Karena melihat Mamah Nasha sudah kepayahan.

Lalu kami tidur sambil berpelukan di atas bed Mamah Nasha yang cukup lebar.










Keesokan harinya, jam 8 pagi aku baru terbangun. Lalu mandi dan mengenakan baju casualku.

Mamah Nasha sudah menyediakan makanan untuk sarapan pagi. Lalu aku dan Mamah makan di ruang makan. Pada saat itulah Mamah Nasha berpesan, “Nanti kalau urusan bisnisnya udah selesai, pulangnya ke sini ya. Kan aku masih punya hutang sama Yosef. “

“Hutang apa ?” tanyaku heran.

“Tadi malam Yosef kan belum ejakulasi yang kedua. Hihihiiii ... “

“Gampang soal aku sih. Yang penting Mamah harus puas. “

“Aku sangat puas Yos. Makanya kalau ada waktu, sering – sering tengok aku ke sini ya. “

“Iya Mam, “ sahutku, “ Biar bagaimana pun nama Mamah sudah punya tempat istimewa di hatiku. Kalau ada waktu, pasti aku ke sini. Tapi hari ini belum bisa janji. Soalnya untuk survey pun butuh waktu lebih dari dua hari. Karena hotel – hotel yang mau dijual itu letaknya berjauh – jauhan. “

“Gak apa – apa kalau gak bisa hari ini atau besok sih. Yang penting, setelah ada waktu luang, tengok aku ke sini ya, “ kata Mamah Nasha, “Pokoknya Yosef harus menganggap rumah ini sebagai rumah Yosef sendiri. “

“Iya Mamah, “ sahutku sambil berdiri. Kemudian mencium sepasang pipi Mamah Nasha.

Tak lama kemudian, aku sudah berada di belakang setir jeepku, menuju pulang ke hotelku.

Jam sepuluh lebih 5 menit aku baru tiba di hotelku. Langsung menuju ruang kerjaku.

Ternyata Edo sudah menungguku. Ia langsung masuk ke dalam ruang kerjaku setelah pintunya kubuka. Sementara seorang wanita muda tetap duduk di ruang tunggu.

“Kang Yosef ... aku hanya mengantarkan adik bossku itu ke sini. Tapi aku harus pulang lagi, karena bossku sedang sangat membutuhkanku. Jadi ... “

“Ya udah, tinggalkan aja dia di sini. Soal fee jangan takut. Kalau terjadi transaksi, pasti ada fee buat Edo, “ sahutku.

“Soal itu sih gak terlalu kupikirkan. Yang penting terjadi transaksi. Jadi ... dia bisa ditinggalkan di sini ? Soalnya dia gak bawa mobil dari Surabayanya. Ke sininya pakai pesawat. “

“Iya. Tenang aja Do. Nanti pakai mobilku kan bisa. “

“Sebentar ... aku mau suruh dia masuk dulu ya Kang, “ kata Edo.

Aku mengangguk. Edo keluar dari ruang kerjaku, menuju ruang tunggu. Tak lama kemudian wanita muda cantik bermata sipit itu melangkah masuk ke dalam ruang kerjaku. Gila ... setelah berhadapan begini jelas sekali, wanita muda yang kutaksir usianya lebih muda dariku itu ... cantik sekaligus manis sekali ... !

Wanita itu menjabat tanganku sambil menyebutkan namanya, “Meilida. “

“Yosef, “ aku pun menyebutkan namaku.

Lalu Edo berkata kepada wanita bernama Meilida itu, “Aku tinggalkan di sini ya. Bu Vivi hanya ngasih waktu sejam. “

“Iya. Aku sih pakai taksi juga bisa, “ sahut Meilida.

Kemudian Edo pamitan padaku. Dan meninggalkan ruang kerjaku.

“Ayo di sana duduknya, “ ajakku sambil menunjuk ke ruang tamu owner hotel.

Meilida mengangguk sambil tersenyum manis. Membuatku terlongong sejenak, lalu mendahului wanita itu duduk di sofa ruang tamu.

Wanita muda jelita itu pun duduk di samping kiriku.

“Maaf ... kalau boleh tau, usianya berapa ?” tanyanya sambil menatapku.

“Duapuluhdua, “ sahutku.

“Kalau gitu aku manggil Bang Yosef aja ya. Karena usiaku baru duapuluh. “

“Oke, “ sahutku sambil mengangguk, “Lalu aku harus manggil apa sama Anda ?”

“Aku biasa dipanggil Meimei oleh teman – temanku. “

“Jadi aku manggil Meimei juga gitu ?”

“Iya. “

“Sebentar ... “ kataku sambil berdiri dan melangkah ke ruang kerjaku. Untuk mengeluarkan berkas hotel – hotel yang mau dijual itu. Termasuk hotel yang baru selesai dibangun olehku. Hotel yang kira – kira senilai dengan hotel baruku pemberian dari Manti itu.

Lalu kembali lagi menghampiri tamuku, sambil menyerahkan berkas – berkas itu. “Hotel tua yang perlu direnovasi, ada empat hotel. Sedangkan yang satu itu, baru selesai dibangun dan siap untuk dioperasikan. “

“Hotel baru ini berapa mau dijualnya Bang ?” tanyanya.

Aku pun menyebutkan nominal harga jual hotel baru itu. Tentu dengan “harga jual” yang sudah termasuk keuntunganku. Dan harga yang kusebutkan itu masih bisa ditawar.

Tapi Meimei tampak tenang – tenang saja. Lalu berkata, “Kalau hotel yang empat ini harganya pasti jauh lebih murah ya Bang. “

“Iya, “ sahutku. Kemudian kusebutkan harga keempat hotel tua itu secara terperinci.

Meimei tercenung sejenak. Lalu berkata, “Begini Bang ... aku bisa membeli semua hotel ini. Tapi masalahnya, aku harus punya orang yang bisa dipercaya untuk mengurus hotel – hotel itu. Apakah Bang Yosef bisa mengelolanya ? Termasuk merenovasi hotel – hotel tua itu. “

“Bisa, “ sahutku, “Jangankan diminta mengurus asset Meimei,diminta jadi kekasih Meimei juga aku bisa. Hahahaaa ... “

Tiba – tiba Meimei memegang tanganku, “Serius Bang ?”

Meski gelagapan aku menjawab, “Sangat serius. “

“Atas dasar apa Bang Yosef mau jadi kekasihku ?”

“Karena Meimei cantik sekali di mataku. “

Meimei tersipu. Lalu berkata, “Kalau begitu kebetulan. Karena Bang Yosef termasuk typeku. Dan yang penting lagi, aku membutuhkan lelaki yang bisa menyayangi sekaligus melindungiku di Indonesia ini. “

Jawabku, “Bintang keberuntunganmu sedang bersinar. Karena aku bisa menyayangi sekaligus melindungimu. Hanya saja aku takkan bisa menikahimu, karena aku sudah punya istri. “

“Gak apa – apa. Yang penting Bang Yosef bisa menyayangi dan melindungiku, sekaligus bisa mengelola semua hotel itu. Selain daripada itu, aku ingin ditemani terbang ke Macao setiap akhir tahun. “

“Di Macao punya kasino ?” tanyaku.

“Iya. Warisan dari almarhum suamiku. Dia meninggal enam bulan yang lalu, akibat serangan jantung. “

Aku terdiam. Jadi kisah Meimei ini mirip kisah Manti, yang selalu punya duit berlimpah karena almarhum suaminya punya kasino. Dan biasanya para pemilik kasino takkan sayang – sayang menghamburkan duitnya, untuk kesenangannya masing – masing.

“Meimei sudah punya anak ?” tanyaku.

“Belum. Mungkin nanti bakal punya anak dari Bang Yosef. “

“Hahahaaa ... rencana yang sangat bagus ... !” ucapku sambil meremas tangannya yang masih memegang tangan kiriku.

“Kalau gitu, kita survey dulu bisa ?” tanyanya.

“Oke, “ aku mengangguk.
Makasih apdetnya bro @Otta
 
Tx utk update na Kang Joseph ..., mulustrasi nyah meuni wokeh pisan ..., di antos lancrotan na ... 😁😁😁
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd