Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Pelangi di Sudut Sumatera

Status
Please reply by conversation.
Dah kelar ngetik nya belom, om???

Tak tunggu sambil ududulu,,, http://justclickit***/smiles/image/smoke/smoke%20(26).gif
 
Lucu om ini duh cerbungnya,,,, kayaknya yg nulis ini masih sma hehe ,,,, rayuan2 gombalnya pas bangeg untuk anak sma yg msh labil hehe uppss sorrg om kidding
 
Dah kelar ngetik nya belom, om???

Tak tunggu sambil ududulu,,, http://justclickit***/smiles/image/smoke/smoke%20(26).gif
Belum kelar neh, barusan ada musafir yang bertandang minta segelas kopi. Jadi gak bisa lanjut ngetik.
Tapi spesial gak pake telor, buat bro Messier45 saya update seadanya dulu.
Sisanya menyusul...
 
"saya punya firasat kalo nanti Band kita bakal jadi Band besar di Indonesia" ucap Bonar dengan antusias.

"eleh..." jawabku mengejeknya. Aku cukup mengenal Bonar, karena sudah 3 tahun ini kami selalu sekelas dan sebangku. Jadi aku paham karakter dan sifatnya, dia akan terlalu bersemangat sampai mengkhayal yang terlalu tinggi untuk hal baru, tapi jika sudah jenuh maka dia akan berhenti sendiri dan malas melakukannya lagi. Istilahnya adalah hangat-hangat tai ayam.

"saya suka semangat kamu Nar, kadang suka gak realistis hahaha" kata Asep

"ngehayal jangan ketinggian Nar, jalanin aja dulu. Kebentuk aja belum ini Band" kata Faisal

"makanya harus deal hari ini rembukkan kita. Saya ngerasa memang takdir kita ada disini coy" sahut Bonar.

"nama Band aja kan? Masa iya sehari gak kelar nentuin nama Band" Gatot menimpali

"bukan itu aja coy, jadwal latian, formasi, sama aliran musik kita apa. Itu juga harus jelas" kata Faisal

"pokoknya beres kok hari ini, soalnya sekarang tanggal bagus. Sekalian kita tentuin aja tanggal hari ini adalah hari terbentuknya Band kita ya. Ini udah takdir Coy, kita gak bisa hindari ini semua" ucap Bonar

"dari tadi ngomongin takdir melulu, udah kayak Desi Ratnasari aja sih" ucapku

"beberapa tahun lagi, kalian bakal percaya omongan saya ini" kata Bonar sambil menatap kami dengan keyakinan.

"Sal, kost kamu masih jauh ya. Mending naek motor aja tadi Sal" aku bertanya kepada Faisal coba mengalihkan topik pembicaraan.

"tuh, masuk gang itu" jawab Faisal sambil menunjuk sebuah gang didepan kami

Entah siapa yang awalnya mempunyai ide untuk membentuk sebuah Band, tapi melihat antusias dan semangat yang berkobar aku yakin ini semua pasti ide Bonar. Bagaimana Band kami nanti masih gelap, bahkan sangat gelap tapi yang jelas saat ini kami berlima sedang berjalan menuju kost Faisal. Disanalah nanti kami akan membahas segala macamnya mengenai Band kami. Mulai dari nama, formasi dan jadwal latihan.

Kost Faisal ternyata berada diujung gang buntu yang ditunjuknya tadi, berupa bangunan separuh tembok dan separuh papan yang saling berhadapan dengan bentuk berjejer seperti rumah bedeng. Dibarisan kiri ada 5 pintu dan dihadapannya juga berjejer 5 pintu, jadi total ada 10 pintu. Bangunannya sedikit tua dan terlihat kumuh, cat yang pudar dan sampah ada dimana-mana. Selain 10 pintu kamar tadi aku melihat ada sebuah sumur timba dan kamar mandi yang pintunya sudah lepas.

"kost nya campur cewek gak Sal" tanya Bonar

"ya pasti gak lah Nar" jawabku

"sok tau ah"

"posisinya diujung gang, gang buntu pula jadi lokasinya tertutup dan aksesnya sulit. Bangunannya bangunan lama semi permanen, fasilitasnya juga pasti seadanya. selain 10 kamar ini gak ada rumah lagi, berarti yang punya kost gak tinggal disini. Kamar mandinya pake sumur timba, trus pintunya rusak gitu. Jadi mana ada cewek yang mau kost disini." ucapku menjelaskan analisaku

"tuh liat juga, banyak sampah. Kalo ada ceweknya pasti bersih sering disapu" lanjutku

"gaya sok kayak Detektif, sampe semua diliatin. Gak perlu liat bangunan, kamar mandi ama sampah. Cukup liat aja tuh depan pintu, ada sepatu cewek" tunjuk Bonar ke salah satu kamar yang tertutup rapat. Didepan pintu kamar itu ada sepasang sepatu lelaki dan sepasang sepatu wanita.

"sssttt... " Faisal memberi kode kepada kami untuk diam. Dia lalu berjalan pelan berusaha untuk tidak bersuara, kami berempat yang belum paham maksudnya kemudian mengikutinya.

Faisal mengeluarkan kunci kamarnya lalu membukanya secara perlahan, berusaha untuk tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Kamar Faisal ternyata tepat bersebelahan dengan kamar tersebut. Setelah terbuka kami semua masuk kedalam, Faisal kembali menutup pintu kamarnya secara perlahan.

Didalam kamar kami berempat masih berdiri dengan bingung dan hanya melihat Faisal untuk instruksi selanjutnya. Faisal lalu melepas sebuah poster Valentino Rossi dengan motor Hondanya. Setelah melepasnya, Faisal lalu menempelkan wajahnya ke dinding yang terbuat dari susunan papan itu. Ternyata ada lubang kecil disana, dan Faisal sedang mengintip aktifitas kamar sebelah. Mengetahui itu kami berempat yang mempunyai otak sedikit ngeres langsung tanggap lalu berusaha berebut untuk mengambil posisi Faisal. Melihat kami yang mulai reseh dan takut menimbulkan suara berisik, Faisal lalu memberi kode kami untuk diam dan menunjuk ke beberapa lokasi atau titik yang bisa dipakai mengintip.

Dengan tanggap dan cekatan kami mulai mencari posisi masing-masing. Ada yang berdiri disamping Faisal, ada yang tiarap, ada juga yang jongkok, sedangkan aku kebagian lubang yang tingginya tanggung sehingga harus agak menunduk dan nungging. Gak PW banget, tapi gak papalah demi live show dikamar sebelah.

Didalam kamar yang berantakan dan seadanya itu, aku melihat sepasang tubuh yang sedang memadu kasih. Diatas sebuah kasur lantai yang sudah sangat lusuh, tampak sesosok tubuh lelaki sedang menggenjot tubuh dibawahnya. Dari perawakannya aku memperkirakan dia seusia kami. Posisi kasurnya yang dekat dengan dinding pembatas kamar Faisal membuat kami sangat jelas melihatnya, bahkan samar-samar terdengar suara lenguhan dan desahan mereka. Posisinya saat ini MOT, si cewek sedang terlentang pasrah dengan kedua kaki mengangkang dan si cowok sedang menggenjotnya diatas.

Dari posisi mengintip kami saat ini, yang terlihat hanya bagian belakang si cowok termasuk pantatnya yang bergerak terus memompa. Sedangkan si cewek yang terlihat hanya sebatas betis sampai telapak kaki karena tertutup badan si cowok. Kami berusaha mencari angel terbaik untuk bisa melihat si cewek, wajahnya, toketnya dan vaginanya, tapi gagal karena hanya punggung dan pantat hitam si cowok yang terlihat. Berhubung posisiku yang tidak strategis dan hanya pantat hitam yang terlihat, aku memutuskan untuk menghentikan aktifitasku.

"kalo udah ganti gaya, kasih tau ya. Mau muntah saya liat pantat cowoknya" bisikku kepada Bonar yang hanya menjawab dengan acungan jempol.

Aku kemudian duduk diatas kasur lantai Faisal sambil menyalakan sebatang rokok, sambil terus mengawasi Bonar kalo-kalo dia memberi kode. Sambil menunggu aku menaruh keyakinan bahwa Faisal sering melihat pertunjukan live show seperti ini, melihat dari banyaknya lubang dan tanggapnya Faisal melihat sepatu diluar tadi. Pelajaran untukku juga agar lebih berhati-hati jika bercinta dengan bulek Nita nanti dirumahku.

Itu dia kode dari Bonar! Aku langsung bergegas mematikan rokok dan mengambil posisi mengintip di lubang ku tadi. Tampak disana saat ini kedua insan berlainan jenis itu dalam posisi WOT. Si cewek memunggungi kami sedang bergerak liar menggoyang kontol si cowok yang ada dibawahnya. Cewek itu bertubuh kecil dengan perawakan agak pendek. Kulitnya hitam manis dengan rambut pendek seleher. Punggungnya tampak basah berkeringat dan pantatnya tampak terus bergerak melumat kontol didalamnya.

Posisi tangannya yang didepan dan agak menunduk membuat kami dapat menikmati dengan jelas gerakan pantat dan lubang memeknya yang terbelah basah.

"oh oh oh mmh.. Sshh.. Enak yank.. “ si cewek mendesah keenakkan.

"terus yank.. Goyang terus.. " si cowok memberi semangat.

"aachh acchh uh.. uh.. hmmpp"

Tampak terlihat kontol yang telah basah berkilat keluar masuk dengan lancarnya. Pantatnya terus bergerak mengaduk-aduk. Tangan si cowok meremas sepasang gunung kembar yang ada didepannya.

"ahh terus yaank.. Memek kamu memang supeerr"

"hmmp iya yank.. Kontol kamu juga ennaak.. "

"ugh.. Pelan yank mauu keluaar.." ucap si cowok sambil menahan pantat si cewek agar tidak bergerak.

Si cewek lalu berhenti bergerak, sedangkan kontol si cowok tetap tertanam didalamnya. Si cewek lalu ambruk tidur diatas tubuh si cowok. Dengan posisi seperti itu justru membuat memek dan lubang pantatnya terpampang. Aku merasakan darahku mulai memanas, detak jantungku berdetak makin kencang. Kontolku berdenyut bangun dari tidur panjangnya. Aku lalu melirik kearah teman-teman ku, mereka tampak sangat fokus dengan tontonannya, Bonar bahkan tampak mengelus-elus tonjolan dicelananya.

Aku kembali mengalihkan perhatian kepada dua sejoli dikamar sebelah. Tampak si cowok membisikkan sesuatu kepada si cewek. Si cewek lalu bangkit melepas jepitan memeknya pada kontol si cowok. Dia kemudian berbalik mengambil posisi menungging membelakangi si cowok. Saat berbalik itulah aku menjadi sangat terkejut melihat wajah si cewek. Pantas saja aku seperti tidak asing dengan suara dan perawakan tubuhnya, ternyata dia adalah orang yang aku kenal. Dia adalah Endang.

Aku masih belum yakin dengan apa yang aku lihat. Kuperhatikan sekali lagi wajah itu, rambutnya, hidungnya, matanya. Kudengarkan dengan seksama suara desahannya. Yah ternyata memang benar itu adalah Endang. Saat ini mereka dalam posisi doggy style, Endang tampak memejamkan matanya menikmati setiap tusukan dari si cowok. Posisinya yang menungging sambil berpegangan pada dinding membuat ku bisa secara jelas melihat ekspresi wajahnya. Posisi wajahnya tepat berada didepan lubang tempatku mengintip. Jarak antara wajah kami sangat dekat, hanya dibatasi dinding papan, aku bahkan seolah bisa merasakan hembusan nafasnya.

"ugh ugh ugh.. Sshh ach.. ach.. " Endang tampak menikmati setiap tusukan di memeknya

"yank... enak bener yank... Keluarin dimana yank.." si cowok makin mempercepat genjotannya.

"ach ach ach.. Jangan didalem.. " jawab Endang

"aaacchh.. Ngentoottt yaaank... Keluaaarrr" teriak si cowok orgasme sambil mencabut kontol hitamnya dan menumpahkan spermanya diatas pantat Endang.

Endang tampak memejamkan mata dan mengatur nafasnya yang tersengal. Si cowok sudah ambruk disampingnya dengan kontol yang mulai mengecil. Dengan sedikit susah Endang mengambil tissu dan mengelap pantatnya, membersihkan bekas sperma si cowok. Dia lalu bangkit dan memakai kembali pakaiannya yang berupa seragam sekolah.

Mengetahui permainan mereka telah selesai, aku lalu duduk diatas kasur dan menghidupkan kembali puntung rokok ku yang masih setengah. Aku merasa sedikit kaget mengetahui bahwa Endang bisa melakukan semua itu. Tapi tunggu dulu, itu ada cermin. Sebelum menilai dan menghakimi orang lain, silahkan berkaca dulu. Apakah aku lebih baik dari dia? Ah aku bahkan lebih parah.

"wah selesai coy, masih nanggung padahal" kata Bonar sambil duduk didepanku dan menyalakan rokok

"udah dari tadi kali mulainya, coba kita lebih awal datengnya" kata Gatot

"ntar lanjut lagi gak ya" kata Asep berharap

"sering ya begitu Sal" tanyaku kepada Faisal

"sering sih, itukan ceweknya. Kadang kalo pulang sekolah mampir sini. Atau kalo bolos maennya juga kesini" jelasnya

"kost sini bebas ya Sal, kapan-kapan pinjem kamar boleh ya" tanya Bonar

"boleh aja sih, tapi bayar sewa ya. Hehe"

"gampang itu Sal, bisa diatur"

"emang mau bawa sapa Nar" tanya Asep

"ya belum tau. Yang penting ada tempat dulu haha. Aman kan Sal"

"aman, tenang aja. Ibu kost jauh, kesini sebulan sekali kalo nagih uang kost aja. Anak-anak sini juga gak reseh. Yang penting gak saling ganggu aja"

"besok pulang sekolah langsung kesini lagi ya Sal" ucap Gatot

"udah-udah kapan beresnya ini rembukkan kita" kata Asep.

"oke, untuk formasinya saya drum, Asep Bass, Gatot Gitar 1, Faisal Gitar 2, Gilang Vokal" ucap Bonar

"dimana rembukannya kalo gitu. Masa' kamu yang mutusin sendiri. Gak bisa. Saya Gitar" ucapku

"selain saya siapa yang bisa ngedrum? Gak ada kan. Gitu juga Bass, si Asep yang bisa. Nah si Gatot dari SMP dah biasa ngeBand pegang gitar" jelas Bonar

"yaudah Faisal vokal" ucapku

"cocoknya kamu aja coy" kata Gatot

"bener, cocok itu" Asep ikut berkomentar

"nah kan bener apa kata saya, pas kan gitu" ucap Bonar penuh kemenangan

"iya kamu aja ya" kata Faisal

"gak adil ini namanya, ada konspirasi pasti. saya akui saya ganteng, kegantengan saya memang gak diraguin lagi. tapi ganteng aja gak cukup coy" ucapku

"iyain aja coy, biar dia mau" kata Bonar kepada mereka yang melihatku dengan tatapan muak.

"vokalis itu, dari namanya aja kita tau. Vokal, jadi vokal yang diutamain" lanjutku

"ya itu memang bener, masalahnya diantara kita berlima ya cuma kamu yang suaranya agak mendingan" sahut Gatot

"udahlah mau aja coy, cuma Band sekolah aja lho. Belum tentu juga kita bakal manggung, paling cuma latian-latian doang" ucap Bonar coba menenangkan aku

"lah katanya takdir! bakal jadi band besar di Indonesia, di gilai cewek-cewek... " sindirku kepada Bonar

"hehehe udahlah.. Mau ya.." ucapnya merayu

"apa perlu voting aja" Asep coba menawarkan solusi.

"gak perlu! Percuma. Ini semua udah rekayasa kalian. Kalopun voting, tetep saya yang jadi vokalis " ucapku

Setelah melakukan negoisasi alot dan perdebatan yang tidak seimbang, akhirnya diputuskan bahwa aku tetap menjadi vokalis sesuai dengan formasi awal Bonar tadi. Jadwal latihan adalah sepulang sekolah. diusahakan seminggu 2 atau 3 kali paling minimal 1 kali, disesuaikan dengan jadwal sekolah dan kegiatan kami masing-masing.

Untuk nama Band dipilih seperti kocokan arisan, masing-masing dari kami menuliskan nama yang diinginkan diatas kertas lalu dimasukkan kedalam gelas. Sebagai pencetus ide berdirinya Band ini, maka Bonar yang mengocok gelas. Kertas pertama yang keluar, berarti itulah nama Band kami. Setelah dilakukan pengundian ternyata nama usulan dari ku yang keluar, FEROMON.

"sapa tuh yang nulis, peromon" tanya Asep

"Feromon Sep, bukan peromon" ucapku meralatnya

"wah sang vokalis rupanya, artinya apa coy" tanya Bonar

"iya bener, artinya apa. Kalo ditanya orang kan enak nanti jelasinnya" sahut Faisal

"saya juga gak yakin artinya apa? " jawabku

"lah kamu nulis masa' gak tau artinya. Gimana sih. mending pake nama usulan saya aja tadi, sniper" kata Gatot sewot

"itukan nama Band kamu dulu Tot, masa' mau kita pake lagi" ucap Asep

"iya juga coy, masa' gak tau artinya. Padahal lumayan neh nama, kayaknya serem ya garang." ucap Bonar

"kan saya bilang gak yakin, bukan gak tau. Lupa-lupa inget saya, pernah baca di majalah atau koran gitu" ucapku coba mengingat.

"yaudah kira-kira aja apa artinya" tanya Faisal

"Feromon itu entah sejenis hormon, kelenjar, sel, senyawa atau zat kimia dalam tubuh. saya lupa tapi sejenis itu lah. Pokoknya dia inilah penyebab atau berakibat munculnya ketertarikan pada lawan jenis atau dengan kata lain perasaan cinta dalam tubuh kita. Jadi kayaknya sih ya, perasaan seneng, bahagia, pokoknya sensasi perasaan cinta yang kita rasain saat kita jatuh cinta itu ya karena si feromon ini. Kayaknya sih gitu, kalopun salah ya gak salah-salah amatlah" jelasku belibet pada mereka yang hanya manggut-manggut.

Entah karena bingung dengan penjelasanku atau karena tidak mau pusing memikirkan dari penjelasanku, mereka akhirnya setuju memakai nama itu sebagai nama Band kami. Dan mulai hari ini resmi lah terbentuk Band Feromon kami. Setelah semua agenda kami selesai, Asep dan Gatot pamit untuk pulang. Sementara aku dan Bonar masih mengobrol bersama Faisal.

Duuuuttt...!!! Suara kentut Bonar mengagetkan aku dan Faisal.

"bangsaaat!!"

"bajingaann! Pantat kok gak tau sopan santun!"

Aku dan Faisal memaki Bonar yang hanya tertawa melihat reaksi kami.

"hmmpp mau telor busuk! " kata Faisal sambil membuka pintu dan keluar kamar.

"kampret, pedes amat dimata" kataku sambil menyusul Faisal keluar kamar.

"hahaha sori coy, reaksi alami itu. Daripada ditahan, malah jadi penyakit ntar" ucap Bonar yang juga ikut keluar menyusul kami.

Karena pencemaran udara yang telah dilakukan oleh Bonar, akhirnya memaksa kami untuk melanjutkan obrolan diluar kamar. Tidak lama saat kami mengobrol, pintu kamar sebelah terbuka dan keluarlah Endang bersama pacarnya. Endang tampak kaget melihat keberadaan ku disana, raut wajahnya tampak berubah. Melihat dan menyadari itu, aku bersikap biasa saja dan tidak menyapa Endang seolah aku tidak mengenal dia. Endang pun hanya diam tak menyapaku.

"udah balik Sal" sapa si cowok kepada Faisal

"dari tadi kali, kamu aja gak tau" jawab Faisal

"hehehe sori gak tau. saya mau lanjut tidur ya, capek abis ganti oli" ucapnya dengan gaya slengek'an.

Setelah itu dia menutup kembali pintu kamarnya, membiarkan Endang sendirian yang tampak kikuk dan hanya tersenyum kaku kepada kami. Endang lalu berlalu pergi meninggalkan kost itu sendirian. Hmm cowok apaan itu, bahkan dianter keluar gang aja enggak. Padahal kan udah dikasih yang enak-enak. Dasar pantat item!

***

From : Endang S
Lg dmn, sy ad perlu ma km

To : Endang S
Dirumah. Kalo mau pinjem duit, gak ada!

From : Endang S
Bkn pinjem duit. Ad yg penting mau sy omongin ma km. Ap sy k rmh km aj ya skrg

To : Endang S
Apaan sih, penting amat kayaknya. Gak usah kesini, ntar aja saya kerumah kamu. Kalo gak ketiduran.

From : Endang S
Sy ksana skrg

From : Endang S
Sy dah di dpn rmh km


Begitulah isi sms aku dan Endang. Aku membuka pintu rumahku dan melihat Endang sudah ada didepan rumahku. Wah malah beneran dia yang kesini. Aku lalu menghampirinya dan mengajaknya untuk duduk diteras rumahku. Aku menduga semua ini pasti ada hubungannya dengan kejadian siang tadi di kostan Faisal. Endang tampak tegang dan sedikit bingung seperti seseorang yang memendam kegelisahan. Endang tampak bingung untuk mengawali membuka obrolan.

"apaan? kalo kamu mau nembak saya, gak mungkin saya terima. Pasti saya tolak! Kamu bukan tipe saya" ucapku kepadanya dengan gaya cool

"ih GR amat, sapa juga yang mau nembak kamu"

"apaan dong kalo gitu"

"hmm masalah tadi siang.. " ucapnya pelan setelah cukup lama diam karena gugup

"emang tadi siang kenapa?" tanyaku biasa saja. Ternyata dugaanku benar, maksud kedatangannya pasti ingin membahas masalah tadi siang. Aku yang memahami kekhawatiran nya berusaha untuk membuatnya santai.

"ya yang tadi siang. Kamu pasti tau kan saya ngapain ama pacar saya tadi. Temen kamu juga pasti udah cerita tentang saya" ucapnya

"saya minta tolong kamu jangan cerita sama siapa aja ya, saya mohon bener" lanjutnya sambil menangkupkan kedua tangannya memohon

"iya tenang aja"

"saya serius Lang. Saya gak mau orang sini tau. Apalagi keluarga saya. Untuk itu.. saya bakal ngelakuin apa aja buat kamu" ucapnya pelan sambil menunduk

"wow apa aja? Bener neh? Tapi udahlah gak perlu, percaya deh. Saya gak akan ember. Kamu kan tau saya gimana. Menurut zodiak, Cancer itu orangnya bisa dipercaya"

"tapi saya masih gak tenang, saya masih kepikiran Lang. Please.. Saya beneran bakal ngelakuin apa aja asal kamu gak cerita ke siapa aja" katanya coba meyakinkanku

"kamu yakin?" tanyaku sambil menatap tajam matanya, tampak ada keraguan disana.

"huft.. Iya yakin.. " jawabnya berat setelah menghela nafas

"tapi saya mau malem ini juga lho" ucapku sambil tersenyum dan memainkan alisku.

"harus malem ini ya? " tanyanya ragu

"iya, malem ini juga. Saat ini juga! Kalo gak mau ya gak papa sih, kan kamu yang nawarin. Saya gak maksa kok" ucapku

"yaudah, kamu mau apa" jawabnya pasrah

"apa aja kan? “ aku kembali menekankan

"iya, kamu mau apa" Endang tampak memantapkan hati

"saya mau kamu... " aku sengaja tidak meneruskan dan Endang tampak cemas menunggu

"ehem, saya mau kamu... Beliin saya nasi padang" ucapku tersenyum yang di respon Endang dengan wajah dan pandangan tak menyangka.

"hah..? " tanya Endang dengan mulut terbuka

"iya, kamu denger kan, saya mau kamu beliin saya nasi padang. Kamu dah janji lho..."

"hehehe... " Endang lalu tertawa sambil menghela nafas lega

"dan harus sekarang juga kan." ucapku lagi

"iya iya... Hehe kirain mau minta apa" kata Endang sambil bangkit dan berjalan ke motornya

"Ndang... "

"hmm..?"

"bumbu rendangnya banyakin"

"iya"

"sambel ijo jangan lupa"

"iyaa.. "

"pake aer minum"

"iyaaa.."

"karetnya dua..."

"kapan berangkatnya iniiii....!! "

Saat ini aku dan Endang sedang menyantap nasi padang dengan menu rendang (rendangnya 2) plus kerupuk kulit. Endang juga ikut makan, karena menurutnya sejak siang dia tidak nafsu makan. Tapi setelah bicara padaku dan merasa lega, dia baru merasa lapar dan enak makan. Oh iya Endang juga membelikanku sebungkus rokok, sampoerna mild. Setelah selesai makan, kami lalu melanjutkan obrolan kami.

"makasih ya Lang" ucap Endang

"saya lah yang makasih"

"plong rasanya. Hehe kirain tadi mau minta apa"

"minta apa? Yee emangnya saya cowok apaan ya.. "

"bukan karena gak doyan kan... Atau jangan-jangan..."

"eits enak aja doyanlah, cuma males aja ama kamu, bukan tipe saya"

"haha iya iya percaya... "

"nenennya kecil" lanjutku pelan

"huuu dasar... Asem kamu ya. Ngelunjak lama-lama"

"haha.. emang iya kecil.. "

"iya iya punya saya kecil, punya Jenni tuh gede. Eh iya gimana Jenni" tanya Endang

"mana saya tau, dia kan kawan kamu"

"maaf ya Lang.. "

"buat apaan?"

Tanpa kuminta Endang lalu menceritakan padaku semua tentang Jenni. Sebagai teman yang sempat akrab, Endang jelas mengetahui persoalan mengenai Jenni. Jujur saja aku senang mendengar cerita Endang, karena akhirnya aku bisa tau sebenarnya tentang apa yang terjadi antara kami semua.

Endang mengatakan bahwa sebenarnya Andi sudah mengetahui atau menduga bahwa aku menyukai Jenni. Karena itulah Andi mendahuluiku dan curhat kepadaku dengan tujuan agar aku tidak mendekati Jenni. Untuk melancarkan tujuannya Andi juga meminta bantuan Reni dan Endang sebagai mak comblang dan disetujui oleh mereka.

Reni dan Endang memanfaatkan kedekatan mereka untuk mencoba mempengaruhi Jenni agar mau menerima Andi. Tapi seperti yang Endang bilang itu semua sulit karena ternyata dugaan Andi benar bahwa Jenni sepertinya justru menaruh hati padaku, walaupun Jenni tidak mengatakannya secara langsung. Jadi walau bagaimana pun mereka coba mempengaruhinya, Jenni tetap tak terpengaruh.

Endang menduga bahwa perubahan Jenni yang dikenal sebagai anak rumahan dan jarang keluar rumah menjadi sering keluar dan berkumpul dengan kami itu disebabkan karena keberadaan ku disana. Karena Jenni biasanya akan menolak untuk keluar main jika dia mengetahui aku tidak ada disana. Dan yang menjadi penyesalan Endang adalah setelah kegagalan rencana mereka, Jenni yang sepertinya menyadari tujuan mereka sekarang mulai menjauh tidak bergaul lagi dengan mereka karena merasa dimanfaatkan dan menganggap persahabatan mereka selama ini tidak tulus. Reni dan Endang merasa sangat kehilangan Jenni, karena sebenarnya Jenni adalah teman yang menyenangkan.

Dan masih menurut Endang saat Andi menyatakan perasaannya pada Jenni, Andi mengatakan bahwa selain karena memang perasaan tulusnya kepada Jenni, itu juga merupakan karena rekomendasi dari ku. Menurut dugaan Endang semua itu dilakukan untuk membuat Jenni marah kepadaku, dan itu berhasil. Karena Endang pernah mendengar Andi sempat berkata bahwa jika dia tidak bisa mendapatkan Jenni, maka aku juga tidak boleh mendapatkannya.

Saat mendengarkan cerita dari Endang aku justru menjadi semakin bingung. Jika memang benar cerita Endang, sungguh aku tidak habis pikir mengapa Andi bisa melakukan semua itu. Apakah sebesar itu rasa cintanya pada Jenni, hingga membuatnya melakukan segalanya. Ternyata malam dimana Jenni memaksaku untuk mengantarnya pulang, dimalam itu juga Jenni mengirimkan sms kepada Andi bahwa dia tidak bisa menerima Andi sebagai pacarnya. Lalu setelah mengetahui semua itu, aku bingung menentukan langkah apa yang harus kuambil. Aku memutuskan untuk meminta wejangan kepada Bonar dan mengirim sms kepadanya.

To : Bonar Combat
Kisanak, dimanakah keberadaan mu saat ini. Aku menunggumu di padepokan ku. Ada hal penting yang ingin kubicarakan.

From : Bonar Combat
Tunggulah sejenak kisanak, aku akan tiba disana sepeminuman teh lagi.


Sekitar 30 menit menunggu akhirnya sampai juga sahabatku Bonar.

"katanya sepeminuman teh, kok lama amat. Udah kayak perjalanan 3 hari berkuda aja"

"teh nya sebaskom trus aer mendidih, haha.. Gimana coy, ada apa gerangan memanggilku"

Aku lalu menceritakan semua cerita yang kudapatkan dari Endang tadi. Bonar tampak khusuk mendengarkan ceritaku sambil mengusap dagunya seolah berjenggot.

"susah, bener-bener susah..." katanya sambil menyelipkan sebatang rokok dibibirnya, aku dengan cekatan langsung menyalakan korek untuknya.

"susah gimana mbah..." tanyaku cemas

"susah mau ngomongnya kalo belum ngopi"

"ah kampret, gak ada gula coy. Aer putih aja ya"

"yaudah gak papa, daripada enggak"

"neh, abisin aja" kataku sambil memberikan air putih didalam plastik dari rumah makan padang yang dibeli Endang tadi.

"ini aer minum? Kirain ikan cupang"

"yok berangkat" ucap Bonar setelah menghabiskan air minumnya

"hah? Kemana? " tanyaku bingung

"nyamperin Jenni lah, kerumahnya"

"mau ngapain? "

"ngeliat kegalauan kamu, berarti kamu suka ama dia. Dari cerita kamu juga si Jenni kan kayaknya suka ama kamu. Yaudah samperin, minta maaf, tembak, kawinin, terserahlah"

"kawan saya gimana? "

"kawan mana? Orang yang ngelakuin segala cara buat ngecapai tujuan dia? ngehianatin kamu yang udah nganggep dia sahabat? Sah aja kalo cara dia gentle, tapi kalo pake cara picik ngapain kamu nganggep dia lagi. Toh dia udah di tolak juga. Ayo cepet naek, saya anterin" ucapnya menyadarkan aku. Kurasa apa yang dikatakan Bonar ada benarnya juga, sudah saatnya aku mengambil tindakan.

"ayo cepetaaann.. "

"bentar Nar, basahin rambut dulu"

"sekalian cebok! "

***

"Nar ada mobil, mobil sapa ya" tanyaku pada Bonar setibanya dihalaman rumah Jenni

"bapaknya kali"

"bukan. Mobil bapaknya yang item itu" kataku sambil menunjuk mobil kijang hitam milik Papanya Jenni

"sodaranya kali, udah sana masuk. Saya tinggal ya, ntar saya jemput lagi"

"kalo saya sms, kamu telp saya ya. Itu tandanya suasana gak kondusif, saya harus cari alasan pergi"

"siap, saya cabut dulu ya"

"makasih coy"

Mobil sodaranya apa mobil orang ngapel ya. Kalo orang ngapel pasti ngapelin Jenni karena dia adalah anak tunggal, gak mungkin kan ngapelin Mamanya Jenni. Tapi siapa tau aja ngapelin mbak asisten rumah tangganya. Terus ini sendalnya dilepas apa dipake aja ya? Lepas ajalah takut kotor, hmm buset dingin amat keramiknya. Agak sedikit gugup aku kemudian melangkahkan kaki menuju pintu depan rumahnya sambil merapikan rambutku. Sepintas terlihat mbak asisten rumah tangga Jenni lewat dan masuk kedalam sambil membawa nampan.

"speda... " aku mengucapkan salam

"gak om..." jawab seseorang dari dalam rumah, suaranya Jenni

"speda... " kembali aku memanggil

"gak om! Jualan sepeda kok malem-malem" jawab Jenni ketus

"speda.. " pantang menyerah aku kembali mengucap salam

"maksudnya speda apa spada sih!?"

"spada... " salah dikit aja protes, dasar cewek pemarah.

Aku melongokkan kepalaku kedalam rumah, tampak Jenni sedang duduk di ruang tamu, diatas kursi sofa. Jenni memakai celana pendek selutut bahan kain dan kaos oblong warna putih agak kebesaran, mungkin punya papanya. Oiya, rambutnya tumben gak dikuncir kuda, dibiarkan terurai dengan poni di jidatnya. Imut juga. Tampak lebih fresh, apalagi wajahnya yang alami tanpa make up malah bikin gemes.

"masuk.. " kata Jenni datar sambil berdiri. Tapi hanya berdiri di tempat, tidak menghampiri atau menyambutku dipintu dengan pelukan mesra. Ah ngomong apa sih. Aku lalu masuk kedalam rumahnya, baru 3 langkah berjalan aku melihat kursi sofa di depan Jenni ada seorang cowok duduk. Cowoknya ganteng, putih, rambut rapi, dan keren. Kemeja lengan panjang kotak-kotaknya kelihatan mahal, pasti beli di KING atau ARTOMORO.

"duduk... " ucap Jenni masih dengan nada datar menawari aku duduk. Duduk didekat cowok keren itu. Ah sial jadi canggung gini kan. Lagi diapelin ternyata dia, mana cowoknya ganteng, wangi lagi. Aku tersenyum menyapa cowok itu yang dibalas dengan senyum juga olehnya.

Diruangan ini kami bertiga merasakan kecanggungan dan rasa kikuk, hanya suara jam, jangkrik dan suara tv dari dalam rumah yang terdengar. Aku bingung dan menyesal datang kesini, Mau pamit pulang tapi gak enak karena sudah terlanjur masuk didalam. Jenni tampak menunduk sambil memainkan jarinya menari-nari mengikuti motif bunga di bantal kursi yang ada di pangkuannya. Dan si cowok keren hanya memandangi gelas teh nya diatas meja sambil menggoyangkan kakinya seperti tukang jahit. Sementara aku memandang berkeliling kondisi rumah Jenni, mulai dari plafon, lampu hias, foto keluarga, jam dinding sampai jendela rumah seperti seorang maling yang sedang menggambar rumah incarannya.

"mama kamu ada? " tanyaku pada Jenni memecah kesunyian. Jenni lalu mengangkat wajahnya memandang ku heran. Si cowok juga ikut-ikutan memandangku heran, kakinya tetap goyang-goyang. Huft awalnya niat ku untuk mencairkan suasana dan menghilangkan kecanggungan, tapi malah kata itu yang keluar. Otak dan lidahku sedang tidak sinkron rupanya.

"mau ngapain?" tanya Jenni heran

"mau nawarin MLM, dari CNI"

"gak ada! "

"kalo sophie martin?"

"gak ada juga! "

Kemudian hening lagi. Jenni kembali memainkan jarinya diatas motif sarung bantal kursinya, si cowok keren kembali menjadi tukang jahit, dan aku kembali jadi mata-mata maling. Dengan gerakan perlahan aku mengeluarkan hape dan mengirim sms kepada Bonar.

To : Bonar Combat
Bantu aku kisanak, aku terluka dalam
.

Terkirim! Ah aman. tinggal tunggu telpon dari Bonar, sedikit berakting dan pergi dari sini.

"oiya, mau minum apa" tanya Jenni kepadaku

"kopi item.. "

"teh aja!" kata Jenni sambil berdiri dan akan berjalan kedalam. Hah! Ngapain pake nawarin kalo gitu.

"saya ke teras depan dulu, mau ngerokok" kataku kepada Jenni yang tidak menjawab dan berjalan kedalam.

"depan dulu ya " kataku kepada cowok itu, yang hanya dijawab dengan anggukan kepala dan senyum.

Sampai diteras aku merasa sedikit lega, selain udara yang segar aku juga tidak harus merasakan kecanggungan lagi seperti didalam tadi. Mana ya Bonar kok belum menelpon, apa dia langsung datang kesini menjemputku? Sambil menunggu Bonar aku menyalakan sebatang rokok dan memainkan game snake di hapeku. Rokok ditanganku hampir habis, sedangkan Bonar belum juga ada kabarnya sama hal nya seperti teh ku. Sampai akhirnya sebatang rokokku sudah habis. Padahal ada asbak diatas meja, tapi karena sudah kebiasaan maka aku membuang puntung rokokku dengan gaya menyentil. Puntung rokokku melayang terbang mengenai pot bunga yang tergantung, kemudian memantul dan masuk kedalam kolam ikan yang ada disamping teras. Waduh nyemplung kolam! Mati gak ya ikannya nanti. Aku lalu bergegas bangkit dan menuju kolam tersebut, berjongkok disana berusaha mengambil puntung rokokku yang mengambang.

"hayo! Mau maling ikan ya! " aku kaget dan berpaling, ternyata Jenni sudah berdiri diteras memperhatikan ku dengan tangan di pinggang.

"oh enggak. ini ikannya bagus, mukanya mirip semua" jawabku gugup sambil berjalan kembali keteras, meninggalkan puntung rokokku yang mengambang disana. Semoga ikannya gak mati..

Aku kemudian duduk dikursi teras tempatku semula, tampak secangkir teh sudah berada diatas meja. Jenni lalu duduk di kursi hadapanku, sambil manyun dia merapikan poni dengan jari telunjuknya. Aku lalu memperhatikan rambut poni nya, lucu juga pikirku tanpa sadar aku tersenyum. Rupanya Jenni menyadari bahwa aku memperhatikan poni nya. Sambil manyun, dia lalu meniup poni nya hingga poni nya berkibar-kibar. Tingkahnya itu semua seolah dalam gerakan slow motion di mataku. Hmm sangat menggemaskan, fix! itu tadi bener-bener seksi dimataku. Tanpa sadar aku tertawa melihatnya, sebuah tawa bahagia tentu saja. (Ini pasti karena ada campur tangan dari si Feromon).

"kenapa ketawa-ketawa!? "

"gak papa" jawabku lalu memandangi cangkir teh diatas meja tapi tidak sambil menjahit.

"kok gak diminum" suara Jenni sedikit mulai melembut tidak seperti tadi

"belum ditawarin"

"yaudah, minum"

Aku lalu meminum air teh ku, kutiup sebentar dan ku seruput sedikit, hanya sedikit. Aku langsung mengernyitkan dahiku, sedikit memaksakan menelan air teh itu dan langsung meletakkannya lagi di meja. Jenni yang melihat sikapku tampak heran dan bertanya

"kenapa teh nya? " tanyanya heran

"hmm gak papa" jawabku sambil tetap memandangi cangkir teh ku

"kenapa sih" tanya Jenni makin penasaran

"teh nya pait banget, kayak obat" jawabku

"gak ah, saya sendiri yang buat. Manis kok" jawabnya

"yaudah saya coba lagi, mmpph kan pait banget" kataku setelah mencoba kedua kalinya meminum teh itu dan kembali meletakkannya diatas meja.

"masa' sih. Perasaan enggak deh, udah dikasih gula" ucapnya tak percaya lalu mengambil cangkir teh ku dan meminumnya dari sisi berbeda.

"tuh manis kok" ucapnya sambil ingin meletakkan kembali cangkir teh keatas meja. Aku langsung menyambut cangkir teh itu dari tangannya sebelum diletakkan diatas meja. Aku lalu memutar cangkirnya, mengarahkan bekas bibir Jenni minum tadi dan meminum kembali dari sisi bagian itu. Jenni hanya tertegun melihat tindakan ku.

"mmm.. Nah ini baru manis, maniiisss... banget" ucapku sambil memejamkan mata seolah sangat menikmati teh nya.

Jenni yang sadar akan kelakuanku lalu tersenyum sambil menatap kesamping. Pipinya tampak bersemu merah karena tersipu malu. Uhh manis banget sih Jen, gemes deh. Jenni lalu memandangku sambil tersenyum, matanya yang indah tampak semakin berbinar. Aku merasakan suatu sensasi yang tak dapat kulukiskan dengan kata-kata dalam diriku, perasaan campur aduk dan degup jantung yang tidak teratur. Rupanya Feromon dalam diriku sudah semakin merajalela dan menguasai tubuhku. Karena sensasi inilah, saat ini aku berharap Bonar tidak menelpon ku dan tidak menjemputku, aku bahkan tidak perduli dengan cowok keren didalam apakah sudah selesai menjahit atau belum. Pokoknya saat ini aku hanya ingin menikmati sensasi ini, menikmati keindahan didepan mataku, dan menikmati setiap momen yang ada.
 
Terakhir diubah:
Bener gan, punya temen tapi menggunting dalam lipatan mending buang ke laut
 
Ada king sma artomoro, jadi inget jaman bolos2 dulu nih... Keren ceritanya hu.
 
Mantap..

Teman apaan tuh tuh si andi ngejatuhin nama temennya sendiri demi keinginannya ,, talapung lah nu kitu mahh.. :haha:
 
Suwun sepesial ga pake telor nya om,,,
:ampun:




Hehe hamba curiga kalau bicara soal band,,, jangan2 ini true story/ biographi K*ng*n Band, yang TKP serta pemeran sudah disamarkan, secara kan dari sumatra juga, trus vokalis nya hoki dan tamvan,,, =)) =))

Ampuni hambamu jikalau salah bersilat lidah,,,
:ampun:
 
Terakhir diubah:
lanjut gan..
ane ampe ketawa ngakak baca postingan suhu yg dikombinasikan dengan lawak" dikit....haa....haa..
 
Bimabet
Mantabzz update annya suhu., ane smpe senyum" sndri bcany., ;):bata:....​
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd