Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapakah Fatimah Az-zahra...?

  • Sosok wanita baru dalam cerita ini

    Votes: 62 23,7%
  • Sosok wanita yang menyamar dalam cerita ini

    Votes: 200 76,3%

  • Total voters
    262
Bimabet
Cuplikan untuk chapter selanjutnya....
.
.
.
Sesampainya di hotel miliknya opa Widjaja. Hotel bintang 5 yang terkenal di kota Surabaya. Opa Widjaja memberikan kado pernikahan kepada kami berdua yaitu sebuah kamar hotel president suite, beliau mempersilahkan kami menggunakan kamar tersebut sesuka kami.

"Mas, tunggu saja di lobby sebentar, kami mau beresin pakaian dulu" ucapku pada pemuda itu setelah sampai di depan teras hotel.

"Iya mas Adit," jawabnya singkat.

Kemudian aku menggandeng Tasya dan membisikinya. "Yuk sayang kita beresin pakaian kita! Malam ini kita pulang ke rumahku, ada masalah urgent yang mesti kita musyawarahkan dengan papa dan mama."

"Ayo!" jawab Tasya singkat dan cepat.

Kami berdua segera menuju lift untuk kembali ke kamar tempat kami menginap dan setelah sampai disana segera kami membereskan semua pakaian kami.

"Mas, ada masalah apa, boleh adek tahu?" Tanya Tasya sambil memasukkan pakaian kami ke dalam koper.

"Nanti saja kita bahas," sahutku menjawab dengan lembut. "Setelah di rumah nanti mas akan musyawarahkan semuanya dengan kamu, papa dan mama."

Setelah membereskan pakaian kami dan kembali menemui RebelionZ, lalu dia mengantarkan kami menuju kompleks perumahan elite di kota Surabaya.

Begitu sampai di depan rumah, aku segera menekan bell, dan tak berapa lama mbak Asih membukakan pintu.

"Eh mas Adit dan mbak Tasya, silahkan masuk mas, mbak!" Ucapnya sopan sambil membungkukkan sedikit tubuhnya.

Aku segera melangkah masuk ke dalam rumah, dan ternyata papa dan mama pun baru saja keluar dari kamar mereka setelah mendengar bunyi bell tersebut.

Papa sedikit kaget ketika melihatku dan Tasya pulang malam-malam begini, tetapi beliau kemudian mengalihkan perhatiannya kepada pegawai kepercayaannya.

"RebelionZ, sini sebentar!" Panggil papa meminta pemuda itu mendatanginya.

"Iya Pak," sahut pemuda itu lantas mendekat.

"Terima kasih kamu sudah menemani anak dan menantuku berwisata, sekarang kamu boleh pulang, bawa saja mobil itu!" Ucap papa pada pemuda itu dengan bijaksana dan penuh wibawa.

"Sudah menjadi tugas saya Pak, menjalankan perintah Bapak," jawabnya dengan santun. "Baiklah, Pak. Kalau begitu saya permisi pulang, selamat malam semua."

"Selamat malam," sahut kami semua di ruangan ini.

Aku menggandeng Tasya sambil membawa tas berisi pakaian kami, berjalan menuju kamarku, tetapi belum sampai jauh kami melangkah papa memanggil kami.

"Dit, nanti kalian berdua temui papa diruangan kerja papa."

"Iya Pa," sahutku menoleh sejenak ke arah papa dan kembali berjalan menuju kamarku.

15 menit kemudian....

Kami berempat telah berada di ruang kerja papa. Beliau sengaja membuat ruangan ini untuk bertemu dengan para klien atau tamu untuk membicarakan bisnis dan kerjasama.

Papa dan mama duduk berdampingan, aku dan Tasya duduk berdampingan, kami berdua duduk menghadap papa dan mama. Sedikit ada ketegangan dan kecemasan di wajahku saat itu, Tasya yang melihat ekspresiku tegang, dia lalu menggenggam tanganku dengan erat.

"Adit, Tasya. Papa lihat kalian berdua pulang ke rumah ini dengan wajah tegang, seperti ada masalah yang mengganggu bulan madu kalian berdua," ucap papa memulai perbincangan kami di ruangan ini. "Jika kalian tidak keberatan, ceritakan ada masalah apa pada kalian berdua? Siapa tahu papa dan mama bisa ikut bantu cari solusinya."

Aku menoleh sejenak ke Tasya, Tasya mengerti maksudku ia hanya menganggukan kepala.

Aku menghela nafas panjang, mengumpulkan semua keberanianku untuk menceritakan masalah yang sedang kuhadapi.

"Pa, Ma. Adit dan Tasya minta maaf sebelumnya jika kami berdua membuat kaget kalian karena tiba-tiba pulang," ucapku memulai menceritakan permasalahnku pada papa dan mama. "Jujur ini juga mendadak Pa, Ma, dan Tasya pun juga belum tahu kenapa aku tiba-tiba mengajaknya pulang menemui papa?"

Aku diam sejenak untuk menenangkan diri, dengan menghela nafasku yang terlihat tidak beraturan. Kemudian mulai menceritakan isi percakapan teleponku dengan papa Pramudya, papanya Cinta. Di dalam mobil dalam perjalanan pulang dari Surabaya Carnival Night Market menuju hotel tempat kami menginap.
"Assalamualaikum wr.wb. Ya hallo Pa," sahutku menerima sambungan telepon tersebut.

"Waalaikum salam wr.wb. Dit, besok bisa nggak kamu pulang ke Jakarta," sahut papa Pramudya dengan suara yang tegas dari ujung telepon sana.

"Kalau besok Adit belum bisa pulang, Pa. Lusa Adit pulang ke Jakarta," sahutku menjawab omongan si penelepon sana.

"Papa tunggu kamu di Jakarta, setelah sampai nanti langsung temui papa. Ada hal penting yang ingin papa tanyakan langsung kepadamu. Jaga kesehatan kamu, Dit. Assalamualaikum wr.wb." Sahut papa Pramudya dari sambungan telepon sana.

"Iya, Pa. Waalaikum salam wr.wb," sahutku menghakhiri panggilan telepon dari sana.


"Begitulah isi percakapan Adit dengan papanya Cinta melalui sambungan telepon tadi." Kataku memberitahu. "Adit merasa ada yang janggal dari perkataan papanya Cinta, karena tidak biasanya papa mertuaku mendadak bicara seperti itu.

"Pa, Ma, mas Adit. Boleh Tasya ngomong," Ucap Tasya meminta ijin bicara.

"Silahkan, Nak." Sahut papa singkat.

"Setelah mendengar isi percakapan mas Adit dengan papanya Cinta," kata Tasya menyampaikan analisanya. "Papanya Cinta meminta mas Adit untuk menemui beliau setelah sampai di Jakarta. Membicarakan hal penting, itu berarti kemungkinan besar papa dan keluarganya Cinta sudah mengetahui pernikahan kami."

"Analisa yang bagus, Sya." Sahut papa menimpali perkataan Tasya istriku. Menurut perkirakan papa, 90% keluarga mereka sudah mengetahui pernikahan kalian, kecuali Cinta yang menurut papa belum sama sekali mengetahui masalah ini."

"Kok papa bisa seyakin itu,"ucap mama menyahuti pernyataan papa barusan.

"Alasan kehamilan Cinta, Ma." Potong Papa menjawab pertanyaan mama. "Mereka tidak mau Cinta jadi kenapa-kenapa karena mendengar kabar ini, jadi kemungkinan besar mereka merahasiakan kabar ini dari Cinta."

"Terus apa yang mesti Adit lakukan, Pa?" Ucapku bertanya kepada papa. "Apa mesti Adit jujur mengatakan pernikahan ini kepada Papanya Cinta?"

Suasana di ruangan itu sejenak hening, masing-masing mereka berpikir untuk mencari solusi atas masalah yang dihadapi oleh Adit. Tasya yang sejak tadi ikut berpikir sedikit tersenyum dan tiba-tiba ia berucap, "Papa, mama dan mas Adit. Tasya punya ide, semoga saja ide ini bisa di terima."

"Katakan, Nak Tasya!" Ucap mama pada Tasya sambil ia memandang penuh harap. "Jangan sungkan, masalah suamimu juga menjadi masalah kamu dan kita semua."

Tasya sempat menarik nafas panjang sebelum ia menyampaikan idenya,"Tasya akan mendekati Cinta, Pa, Ma, mas Adit." Sahut Tasya penuh keyakinan. "Inilah saatnya aku melaksanakan janji dan sumpahku sebagai seorang istri, janjiku kepada mas Adit, juga janjiku untuk menyatukan kita bertiga dalam ikatan pernikahan yang suci. Dan aku berharap mas Adit mendukungku."

Papa yang mendengar penjelasan Tasya barusan tersenyum sumringah, beliau mengangguk penuh keyakinan kepada Tasya menantunya.

"Apa yang harus mas lakukan untuk mendukung rencanamu?" Tanyaku penasaran dengan idenya yang sama sekali tidak terpikirkan olehku.

"Dekatkan adek dengan Cinta, Mas. Tetapi jangan sampai Cinta tahu bahwa adek adalah istri mas Adit." Jawab Tasya dengan lancar dan penuh keyakinan. "Setelah adek dekat dengan Cinta, serahin sepenuhnya dengan adek, mas percayakan pada adek."

Aku menganggukkan kepala, tanganku memegang erat tangannya sebagai tanda bahwa aku sudah mempercayainya dan sepenuhnya mendukung niat baik istriku.

"Terima kasih mas Adit." Ucap Tasya tulus. "Ini bentuk kepercayaan dan tanggung jawab adek untuk membuktikan semua janji adek pada mas Adit."

Papa yang sedari tadi diam kemudian membuka suaranya,"Dit. Apa yang akan kamu katakan kepada mereka?" Ucap beliau bertanya padaku, lalu sejenak papa menarik nafas sebelum melanjutkan perkataannya. "Kamu mesti memberikan alasan yang bisa diterima oleh mereka."

Aku berpikir dan merenungi semua perkataan papa dan Tasya, dengan hembusan nafas yang berat aku menjawab.

"Sampai saat ini, Pa. Adit bingung untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka nanti. Yang jelas menurut Adit, keluarga Cinta pasti marah dan kecewa dengan pernikahan Adit dan Tasya. Orangtua dan kakak-kakaknya Cinta pasti tidak akan terima anaknya dimadu, dan mereka pasti memintaku memilih antara Cinta atau Tasya. Jika Adit dihadapkan dengan dua pilihan tersebut Adit tidak akan bisa memilih karena mereka berdua sekarang menjadi belahan jiwa Adit, Pa. Mereka yang saat ini Adit sayangi dan Adit berjanji akan berlaku adil kepada istri-istri Adit."

Suasana menjadi hening kembali, kami berempat kembali sibuk berpikir untuk mencari solusi atas pemasalahan ini.

Namun sesaat kemudian...

Papa tiba-tiba bersuara dan tatapannya tajam kearahku sambil menyunggingkan senyumnya.

"Dit, Nama lengkap papa mertuamu itu siapa?" Tanya papa serius dan tegas. "Istrimu beenama Cinta Rahayu Pramudya. Dan nama Pramudya itu seakan seperti nama yang papa kenal. Siapa nama lengkap papa mertuamu, Nak?"

"Pramudya Adi Pratama, Pa." Sahutku cepat memberitahu. "Menurut cerita beliau, papa Pramudya lahir dan besar di kota Surabaya ini juga."

Ekspresi kaget terlihat dari raut wajah papa saat aku menyebutkan nama lengkap papa Pramudya, papanya istriku Cinta.

"Kamu punya fotonya, Dit."Kata papa yang terlihat penasaran dengan penjelasanku tadi.

Aku lantas mengeluarkan ponsel selulerku, lalu kuserahkan kepada papa. Papa menerima ponselku dan seketika terjadi perubahan dari raut wajahnya. Ekspresi wajah papa berubah tegang dan seperti terperanjat kaget. Tatapan mata papa tajam, menatap lekat foto tersebut tanpa berkedip sedikitpun.

"Ma, tugas mama sekarang adalah pesan tiket pesawat untuk kita berempat ke Jakarta besok," ucap papa tegas sambil menoleh sejenak ke arah mama. "Secepatnya kita selesaikan masalah ini biar tidak berlarut-larut."

"Ok. Pa," sahut mama singkat.

Kemudian ia langsung menelepon seseorang untuk memesan tiket pesawat melalui smartphonenya.

"Dan tugasmu, Dit." Kata papa menatap tajam mataku. "Telepon papa mertuamu besok pagi, katakan bahwa kamu besok pulang ke Jakarta."

"Baik, Pa." Sahutku singkat." Tapi.... Pa."

Papa seakan mengerti kenapa situasi berubah mendadak untuk berangkat ke Jakarta besok pagi, dengan senyum sumringah beliau menjawab." Nanti disana, kamu akan tahu sendiri, Dit!"

Aku hanya diam dan tidak bisa berkata-kata lagi setelah mendapat jawaban papa seperti itu.

"Oiya, Dit. Satu lagi yang mesti kamu lakukan." Ucap papa berdiam diri sejenak untuk menghela nafasnya.

"Apa itu, Pa?" Tanyaku cepat memotong perkataannya.

"Jangan sampai Cinta tahu masalah pernikahan kamu dengan Tasya." Sahut papa memberitahu." Papa tidak ingin Cinta menjadi shock jika mengetahui pernikahan kalian, kamu mengerti maksud papa."

"Iya, Pa. Adit mengerti." Jawabku cepat.

Sesaat kemudian mama memberitahukan kepada kami bahwa dia sudah mem-booking tiket pesawat.

"Tiket pesawat sudah mama booking untuk empat orang, besok kita berempat berangkat menggunakan pesawat Garuda GA-354 tujuan Jakarta, jam keberangkatan 13:20 wib Bandara Ir. H. Juanda Surabaya."

"Nah urusan tiket sudah aman, kalian berdua istirahat sekarang!" Ucap papa mengingatkan. "Persiapkan diri dan mental kita, karena besok kita berempat berangkat ke Jakarta."

"Ok, Pa, Ma. Kalau begitu kami berdua pamit," sahutku cepat dan tanggap.

Aku mencium buku tangan papa dan mama. Sementara istriku juga melakukan hal yang sama sepertiku, dia mencium buku tangan papa. Kemudian cipika cipiki dengan mama.

Kami meninggalkan papa dan mama dan berlalu melangkah keluar menuju kamar tidur.
.
.
.
Semoga bisa memberi hiburan sejenak sambil menunggu selesai ane menulis chapter 31.

Selamat siang menuju sore hari,

rad76
 
Terakhir diubah:
Wow.....sepertinya...bakalan ada tabir yang terkuak di update berikut nya nich....

Another complexity unfolds...
 
Wow.....sepertinya...bakalan ada tabir yang terkuak di update berikut nya nich....

Another complexity unfolds...
Sepertinya begitu om, ditunggu saja ya... Sedang dalam proses penulisan, nanti kalau sdh selesai proses editing ane langsung luncurkan updatenya.
 
Kuatkan hatimu Dit .....
Selalu dinanti kelanjutannya Om@rad76
Benar suhu @Nicefor, Adit mesti gentle menghadapi masalahnya. Harus siap mental dan berani menghadapi cecaran pertanyaan bahkan makian dari keluarga Cinta. Semoga ane bisa segera merampungkan tulisannya biar bisa segera di update. Terima kasih suhu @Nicefor menyempatkan mampir dimari.
 
Trima kasih updatenya bo.....
Ditunggu update lanjutannya....
Belum update chapter 31 om @samcoki, itu hanya cuplikan di chapter 31 semacam spoiler. Sambil nunggu beres tulisan ane, semoga berkenan untuk mengikuti lanjutnya, salam kenal dan semoga om @samcoki selalu dilancarkan di RL dan sehat selalu amiin.
 
Trims om..tasya mana, biar cepet sampe..
Malah balik ke kamar om @Kusan6, Tasyanya. Dia bilang nggak mau," Hanya satu orang lelaki di dunia ini yang boleh memiliki hati dan tubuhnya yaitu Adit."

Duh gimana nih ane dah janji tadi buat nemenin om @Kusan6.

Maafin mamang ya om.... Meniru perkataan suhu @RSP27, apa kabar dengan beliau, semoga sehat amiin.

Om @Kusan6, jangan telat makan, jangan gara2 kerjaan jadi lupa makan loh, betul nggak om @kuciah.

Pokoknya ane berharap dan berdoa semoga kita semua selalu sehat, lancar dalam urusan RL kita masing2 dan selalu tersenyum menjalani kehidupan ini. Amiinn.
 
Malah balik ke kamar om @Kusan6, Tasyanya. Dia bilang nggak mau," Hanya satu orang lelaki di dunia ini yang boleh memiliki hati dan tubuhnya yaitu Adit."

Duh gimana nih ane dah janji tadi buat nemenin om @Kusan6.

Maafin mamang ya om.... Meniru perkataan suhu @RSP27, apa kabar dengan beliau, semoga sehat amiin.

Om @Kusan6, jangan telat makan, jangan gara2 kerjaan jadi lupa makan loh, betul nggak om @kuciah.

Pokoknya ane berharap dan berdoa semoga kita semua selalu sehat, lancar dalam urusan RL kita masing2 dan selalu tersenyum menjalani kehidupan ini. Amiinn.
Om @Kusan6, gara2 telat makan komennya salah tuh :Peace: dan berkesan terbirit-birit. :ngacir:...
 
Belum ada jadwal ke Bandung tuh Om rad.
Kirain ada di bandung soalnya tadi nyebutin nasi kuning kalipahapo kayak nama jalan di kota Bandung.

Om @Kusan6, gara2 telat makan komennya salah tuh :Peace: dan berkesan terbirit-birit. :ngacir:...
Hehehe, saking seriusnya baca om @Kusan6, mungkin maksudnya. Jadi nggak Tasyanya nemenin om sambil baca.
 
jangan-jangan papanya ADIT & papanya CINTA...?

nice update om @rad76
Baru spoiler om, update lengkapnya nanti diluncurkan soalnya belum beres.

Jangan-jangan papanya ADIT & papanya CINTA...?

Jawabnya: Sama2 papa-papa om @safety69, di chapter 31 akan terungkap hubungan mereka.

Ikutin nanti ya om kelanjutannya, lumayan menguras energi nulisnya, ada adegan marah2 soalnya...wkwkwk
 
Kayaknya papanya Adit n cinta temenan ya om hehhehe
Penasaran ya om@Lsdt, di chapter 31 akan ada jawaban dari pertanyaan om. Hubungan apa antara Gunawan dengan Pramudya?
 
Salam kenal juga bos @rad76...
Semoga sehat selalu dan RL lancar jaya
Amin om @samcoki, thanks atas doanya.
"Sya, buatin minuman dulu, ada tamu mas nih yang mampir." Panggil Adit lembur pada sang istri.

"Iya, mas Adit." Tasya berlalu menuju dapur untuk membuatkan minum.

"Awas jangan kasih obat perangsang lagi ya," celetuk samcoki sebelum Tasya melangkah meninggalkan mereka ngobrol.

Eh jadi ngaco ane masukin dialog Adit-Tasya dengan om @samcoki.
 
Bimabet
Amin om @samcoki, thanks atas doanya.
"Sya, buatin minuman dulu, ada tamu mas nih yang mampir." Panggil Adit lembur pada sang istri.

"Iya, mas Adit." Tasya berlalu menuju dapur untuk membuatkan minum.

"Awas jangan kasih obat perangsang lagi ya," celetuk samcoki sebelum Tasya melangkah meninggalkan mereka ngobrol.

Eh jadi ngaco ane masukin dialog Adit-Tasya dengan om @samcoki.

Eh Tasya sini kau, Om @samcoki, yg baru datang kau buatkan kopi.
Aku yg sudah seharian disini, kau lirik pun tidak.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd