Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Pengalaman Erotis Masa Kecilku

Status
Please reply by conversation.
Bram didepan, masih dibatasi dengan ember untuk bilas, trus apa nggak sulit tuh punggung tangan nyampai di memex....... tapi ndak papa wis....lanjut !

hehehe....bagi semproters yang pernah nyuci baju sendiri mungkin mudah mengikuti imajinasi adegan ngebilas baju. Untuk ukuran orang dewasa sekalipun pada saat ngebilas daster pasti dia akan berdiri dan membungkuk karena faktor pajang daster yang harus di angkat dan celupkan ke dalam air. Apalagi si Bram yang masih kelas 6 SD sudah pasti dan tanpa harus dijelaskan lagi dia pastinya juga berdiri dan membungkuk, nah disaat memulai niat mesumnya si Bram menyampirkan ujung daster ibunya ke tepian bak yang berada didepan busungan itu dia lakukan sambil membungkuk persis kaya orang "ruku".

Mungkin lain kali musti ane hadirkan versi yang detail sehingga para suhu ngga kesulitan berimajinasi. Maaf untuk yang ini........
Tapi bagi sesuatu hal yang sifatnya extraordinary biasanya sesuatu yang sulit akan nampak mudah.....

Trimakasih suhu udah mampir....
 
Ini harus dilaporkan ke hansip nih.
Ceritanya bagus, dilaporkan supaya ga boleh off Di tengah jalan.

Muantabsssss
 
hehehe....bagi semproters yang pernah nyuci baju sendiri mungkin mudah mengikuti imajinasi adegan ngebilas baju. Untuk ukuran orang dewasa sekalipun pada saat ngebilas daster pasti dia akan berdiri dan membungkuk karena faktor pajang daster yang harus di angkat dan celupkan ke dalam air. Apalagi si Bram yang masih kelas 6 SD sudah pasti dan tanpa harus dijelaskan lagi dia pastinya juga berdiri dan membungkuk, nah disaat memulai niat mesumnya si Bram menyampirkan ujung daster ibunya ke tepian bak yang berada didepan busungan itu dia lakukan sambil membungkuk persis kaya orang "ruku".

Mungkin lain kali musti ane hadirkan versi yang detail sehingga para suhu ngga kesulitan berimajinasi. Maaf untuk yang ini........
Tapi bagi sesuatu hal yang sifatnya extraordinary biasanya sesuatu yang sulit akan nampak mudah.....

Trimakasih suhu udah mampir....
Maksud si agan wedangkacang itu posisi si Bram gan...
Apa yang dibilang agan itu emang bener. Jika memang si Bram mau ngeraih ujung daster yg dijatuhkannya di dekat "anu" ibunya, mustahil banget dilakukan sambil ruku. Orang dewasa juga pasti bakal jatuh tersungkur ke depan karena ada ember yang ngebatasin ruang geraknya. Lagian, kalo emang waktu Bram jongkok bisa ngeliat "anu" ibunya, sudah pasti ada jarak antara selangkangan ibunya dari ember kan? Nah, itu malah menambah jarak lagi. Orang dewasa aja mustahil bisa ngeraih ujung daster itu sambil ruku sementara posisinya masih berseberangan dengan ember. Setidaknya si Bram mesti berdiri mengangkang di atas ember, dan dari jarak raih tangannya setidaknya tinggi si Bram itu 170 cm (mustahil kan anak SD kelas 6 tingginya segitu).

IMHO, seharusnya sebelumnya dikasih penjabaran lagi. Contohnya mungkin sbb:
"Saat memeras pakaian Ibu, aku mencoba mendekat padanya. Rasa penasaranku sudah membumbung tinggi. Aku harus berbuat sesuatu.

Saat posisiku berada di arah jam 10 darinya, aku pura-pura menjatuhkan ujung daster basah yang ada di tangan, dan plukk... Mujur bagiku, kain itu mendarat tepat di dekat selangkangannya. Dst... Dst..."

Cuma sekadar masukan. :beer:
Lanjut...:semangat:
 
Maksud si agan wedangkacang itu posisi si Bram gan...
Apa yang dibilang agan itu emang bener. Jika memang si Bram mau ngeraih ujung daster yg dijatuhkannya di dekat "anu" ibunya, mustahil banget dilakukan sambil ruku. Orang dewasa juga pasti bakal jatuh tersungkur ke depan karena ada ember yang ngebatasin ruang geraknya. Lagian, kalo emang waktu Bram jongkok bisa ngeliat "anu" ibunya, sudah pasti ada jarak antara selangkangan ibunya dari ember kan? Nah, itu malah menambah jarak lagi. Orang dewasa aja mustahil bisa ngeraih ujung daster itu sambil ruku sementara posisinya masih berseberangan dengan ember. Setidaknya si Bram mesti berdiri mengangkang di atas ember, dan dari jarak raih tangannya setidaknya tinggi si Bram itu 170 cm (mustahil kan anak SD kelas 6 tingginya segitu).

IMHO, seharusnya sebelumnya dikasih penjabaran lagi. Contohnya mungkin sbb:
"Saat memeras pakaian Ibu, aku mencoba mendekat padanya. Rasa penasaranku sudah membumbung tinggi. Aku harus berbuat sesuatu.

Saat posisiku berada di arah jam 10 darinya, aku pura-pura menjatuhkan ujung daster basah yang ada di tangan, dan plukk... Mujur bagiku, kain itu mendarat tepat di dekat selangkangannya. Dst... Dst..."

Cuma sekadar masukan. :beer:
Lanjut...:semangat:


Ane tahu suhu....memang mungkin kurang lengkap penjabaran ane tentang detail latar belakang adegan ngebilas cucian. Tapi mengenai perbandingan tinggi badan anak usia 12 tahun dengan orang dewasa bakal terlihat nyata, tapi beda dengan perbandingan dengan panjang tangan. Ngga akan terlalu beda jauh panjang tangan anak usia 12 tahun dengan panjang tangan orang dewasa.

Dan lagi2 suhu benar orang dewasa akan kesulitan menjangkau tepian bak cucian yang ada disebrangnya karena jaraknya semakin jauh karena tingginya badan, nah justru....dengan tinggi badan anak seusia Bram malah memperpendek jarak jangkauan tepian bak cucian.

Tapi udah lah itu memang salah ane yang kurang detail ilustrasinya kok....
hehehe peace ya......
 
PART 8

Pembaca semua, cerita ini SEJUTA % FIKSI, tidak berdasarkan pengalaman siapa siapa.

Latar belakang kejadian, tempat dan tokoh cerita SEJUTA % hanya IMAJINASI saja, jika ada kesamaan itu hanya kebetulan belaka.

Didalam cerita penulis menyajikan POV Malaikat dan POV Syetan, penulis berusaha menyampaiakan pesan moral bahwa kejadian yang menimpa manusia berawal dari bisikan syetan yang senantiasa menggoda manusia, tapi disisi lain ada mahluk Tuhan yaitu Malaikat yang senantiasa berusaha mengingatkan untuk jangan pernah meninggalkan Tuhan agar manusia tidak terpedaya oleh bujuk rayu Syetan.
Tapi di Real Life kebanyakan Syetan mendominasi kehidupan manusia dalam kesehariannya.

Ambil sisi positif dari cerita ini barangkali ada dan buang jauh jauh sisi negatifnya.

Salam Semproters !






Mulustrasi Ranti Hanifah


Mulustrasi Rasmi Hanifah


Aku…Ranti Hanifah, seorang istri dari suami petani yang ngganteng Sugiarto yang kini usianya menginjak 36 tahun, sedang usiaku sendiri kini 31 tahun dengan dikaruniai dua orang anak Bram dan Chintya. Mereka merupakan buah kasih sayang aku dan suami.

Teringat dulu betapa keras usahaku untuk menjadi istri mas Sugi, karena keluargaku menentang perkawinan kami dengan alasan mas Sugi belum kerja lah, ngga punya masa depan dan yang jelas karena mas Sugi berasal dari keluarga biasa saja dengan latar belakang ekonomi yang pas pasan.

Tapi berkat cintaku yang besar dan ketulusan cinta mas Sugi, dengan mantap aku bersedia dinikahinya 7 tahun lalu. Dengan berbekal sawah orang tua mas Sugi yang Cuma sperempat hektar dan tabunganku yang jumlahnya lumayan kami mencoba menaiki bahtera hidup tuk berlayar diatas gelombang kehidupan yang sebenarnya. Yah benar benar sedikit berat bagiku yang berasal dari keluarga priyayi yang jauh dari kata susah, semua ada tinggal makan dan pakai.

Tapi untungnya semasa kuliah dulu di Jakarta aku bekerja di perusahaan kenalan bapaku disiang hari dan kuliah disore hari. Hasil dari kerja murni aku tabung sebab kiriman orang tua sudah cukup untuk keperluanku kuliah dan hidup dijakarta. Pernah aku sampaikan kepada orang tuaku untuk berhenti membiayai kuliah dan ongkos hidup, namun dengan tegas beliau menolak keinginanku.

“Memangnya kamu mau…..bapakmu ini berbuat tidak adil sama kamu” suara bapak di telepon

“Ngga adil gimana sih Pak….kan Ranti pengin mandiri, ini gaji Ranti besar lho pak”

“Cukup Ranti…..adik kamu saja yang sudah menikah masih bapak bantu apalagi kamu yang masih kuliah gini” ujar bapak sedikit keras.

Yah…memang adiku walaupun sudah menikah tapi masih bapak bantu karena suami adiku masih nganggur sampai sekarang walaupun sudah beristri.

Adiku….Rasmi Hanifah usia terpaut tiga tahun denganku, sangat cantik dengan postur tubuh yang proporsioanal, menikah muda karena kecelakaan syahwat yang dilakukan dengan Anto suaminya kini. Pada awalnya bapak memang marah besar mendapati putri keduanya hamil diluar nikah tapi mau gimana lagi terpaksa bapak menikahkan keduanya.

Setelah lulus S1, kuputuskan pulang dulu kedesa untuk liburan, sengaja aku ambil cuti kerja dan hal itu ngga susah aku dapat karena kedekatan bapak dengan pemilik perusahaan, dan juga selama 4 tahun lebih aku ngga pernah ambil cuti.

Segala kangen kutumpahkan, yah kangen dengan kedua orang tua dan adiku Rasmi serta saudara dekat dikampung, dan juga rasa kangen dengan suasana desa yang sejuk dan asri setibaku dirumah.

Dihari kedua kepulanganku, pengen sekali rasanya jalan jalan mengitari dusun yang sudah menemani hingga aku beranjak dewasa, maka kuputuskan keluar rumah sedirian dipagi yang cerah ini. Setelah melewati beberapa rumah tetangga dan bertegur sapa dengan mereka akhirnya aku sampai di sebuah hutan kecil yang dekat dengan bangunan SD. Aku masuk kehutan kecil sekitar 50 meter dan berbelok kekiri menuju sebuah sungai yang jernih airnya dengan bebatuan besar berada di tepian sungai. Dari kecil aku memang terbiasa datang ketempat ini, tempat yang nyaman dengan pepohonan besar mengapit sungai dikanan kirinya, air yang bersih mengalir tak begitu dalam namun asyik untuk mandi dan kegiatan mencuci pakaian.

Aku duduk seorang diri diatas sebuah batu besar menatap aliran sungai sambil anganku melayang jauh dimasa dimana dulu sering aku mandi telanjang dengan teman teman kecilku. Geli juga kalau ingat masa itu, mandi rame rame telanjang sambil bergurau dengan teman sebaya, tak jarang Hanum, aku, Siti, Idah dan Marni bercanda sambil saling ciparat cipratan air. Aku ingat betul kalau Hanumlah yang paling nakal diantara kami, pernah suatu ketika Hanum tiba tiba mencolek susuku yang kala itu sudah mulai numbuh. Yah….memang walaupun sudah kelas VI SD kami masih suka mandi telanjang disungai.

Colekan Hanum tentu saja membuatku kaget dan sedikit marah, tapi dengan keusilannya Hanum malah mencolek susuku yang sebelah lagi. Aksi Hanum membuat Idah, Marni dan Siti tertawa tawa.

Karena jengkel aku balas mencolek susu Hanum yang tonjolannya belum begitu Nampak dibandingkan susuku. Anehnya Hanum malah seolah membiarkan susunya aku colek, malah Hanum terkesan menikmati colekanku, Akupun berhenti karena kesal balasanku ngga berhasil membuat Hanum marah.

“Kkkkkkkkkkk…..napa berhenti Ran…. Terus donk …enak tahu” yah aku ingat Hanum malah keenakan saat aku colek susunya, beda dengan yang aku rasakan saat Hanum menyentuh susuku. Aku malu dan terasa biasa saja sentuhannya……

Disaat aku melamun membayangkan masa kecilku dulu, ternyata ada seseorang yang memperhatikan dibelakangku duduk…. Kutahu ada yang datang karena kulihat ada bayangan orang yang nampak dibatu yang aku duduki.

Ku menengok kebelakng dan kujumpai seorang pria dengan tubuh tegap khas petani kampung, wajahnya ngganteng sekali dengan hidung bangir enak dipandang. Kulitnya yang sawo matang menambah kesan kuatnya seorang laki laki pekerja keras. Ada desiran aneh mnenerpa jiwa saat bertatapan dengannya. Dia mencoba tersenyum dan membungkukan badan menyapaku. Akupun berdiri membalas anggukan laki laki dihadapanku.

“Permisi non…saya mau ke sungai” ucapnya

“oh….silahkan mas, ngga perlu permisi juga kok” jawabku

“Eh…iya ya….tapi saya kuatir mengganggu non yang kelihatannya sedang asyik menikmati udara disini” terangnya kemudian

“eh…mas tunggu….emang mas nya siapa ya …kok aku baru melihat mas nya yah ?” tanyaku lagi

“..Oh…nama saya Sugi non, saya orang desa sini juga non saya anak Pak Rustam “

“Jadi ….mas anak Pak Rustam…kok aku baru tahu ya kalau Pak Rustam punya anak laki laki karena setauku Pak Rustam Cuma punya dua anak perempuan mas “

“Wajar non….karena semenjak kecil aku diasuh oleh nenek aku di desa sebelah, non ….. non Ranti kan putrinya Pak Purwo Susongko ?”

“ Iya mas, kok masnya tahu sich ?”

“Ya iya lah non pasti tau….keluarga non kan keluarga yang paling kaya, paling terkemuka didesa kita non “

“dulu juga saya sering lihat non mandi bareng sama temen temen non disungai ini, sambil….ehh…ngga ding”

“sambil apa mas……kok berhenti ?” kejarku

“eh…itu non…..saya pernah melihat beberapa kali non mandi telanjang bareng sama temen temen non itu “ uajar mas Sugi dengan wajah yang ditundukan

“E…..eh….kok mas nya ngliatin sih….ngintip ya…..terus kok bisa mas nya disungai ini kan kata mas tadi hidup ikut nenek mas dikampung sebelah ?” berondongku kaget bercampur malu

“.Ya…iya non, maaf tapi bener deh ngga ngintip Cuma ya itu non dan temen temen non aja yang ngga nyadar kalau sungai kan tempat umum jadi bisa saja orang dating kemari “

“dan saat itu memang saya sedang pulang ke desa ini mengunjungi orang tua non” jelas mas Sugi dengan masih menunduk.

“ Oh..ya udah non permisi saya mau ke sungai dulu” lanjut mas Sugi seraya jalan menuju sungai dan kujawab dengan anggukan saja.

Dialah masku….mas Sugiarto suamiku kini yang telah berhasil meluluhkan hati ku, hati seorang gadis anak orang kaya berpendidikan tinggi untuk ukuran didesaku. Berhasil menguasai jiwa dan raga ku yang notabene anak seorang yang paling berpengaruh, anak seorang priyayi yang sangat disegani. Berhasil juga meyakinkanku untuk meninggalkan pekerjaanku dengan gaji besar yang sudah kulakoni selama 4 tahun ini.



POV Ranti Hanifah


Hari Minggu, aku bangun pagi seperti biasanya, selesai sholat shubuh berjamaah tugas sebagai Ibu rumah tangga sudah menanti. Namun dibanding dengan hari hari yang lain, khusus di hari minngu ngga ada acara menyiapkan sarapan diawal pagi karena anak anaku libur sekolah. Memasak biasanya aku lakukan setelah rada siang dikit setelah mencuci baju dan membersihkan rumah.

Selepas sholat aku memilih untuk mencuci piring dan perabotan dapur yang kotor, sementara suami dan anak anaku memilih untuk tidur lagi. Setengah jam sudah berlalu dan kini nampak piring, gelas, panci, wajan dan dapur sederhanaku sudah bersih. Tinggal lantai saja yang masih kotor karena belum kusapu, dan kuputuskan untuk menyapu lantai rumah sebelum mencuci baju karena walaupun sudah terbiasa dengan alam desa yang dingin namun entah mengapa pagi ini terasa lebih dingin dari biasanya.

Sudah menjadi kebiasaan kalau menyapu rumah selalu kumulai dari teras depan, ku buka pintu depan dan “Lho kok halaman kotor sekali ya…perasaan baru kemarin sore disapu sama si Bram” pikirku. Kuputuskan untuk menyapu halaman dulu sekalian biar keluar keringat, tapi sebelumnya aku mesti ambil hijabku karena sudah jadi kebiasaan juga dari dulu jaman masih perawan kalau keluar rumah pasti kukenakan hijab.

Sambil bersenandung kusapu halaman rumah dari dedaunan yang banyak berserakan, ah mungkin semalam banyak angin sehingga daun banyak sekali gugur. Setengah jam kurang lebih aku menyapu halaman sambil kucabuti rumput agar kelihatan lebih indah dan enak dipandang. Keringatpun bercucuran dan kurasakan sedikit gerah sehingga kuputuskan untuk langsung mencuci baju dulu sekalian mandi agar tubuh lebih segar.

Segera aku masuk rumah dan kuambil tumpukan pakaian kotor keluargaku diember disudut ruang belakang yang bersebelahan dengan dapur. Sesampainya dikamar mandi aku pastikan dulu untuk mengecek satu persatu pakaian suamiku, anak anaku dan pakaian aku sendiri barangkali ada sesuatu yang tertinggal didalam saku celana ataupun baju, sayang kan kalau masih ada uang atau barang penting yang terlanjur basah kena rendaman.

Saat aku merogoh celana sekolah Bram warna merah hati, terasa ada secarik kertas yang terlipat dan kupastikan bukan uang karena begitu kutarik tangan dari saku celana Bram ternyata hanya lipatan kertas kecil yang mungkin Bram lupa mengambilnya. Awalnya mau aku buang saja langsung tapi tunggu ah barangkali ini catatan penting yang berkaitan dengan pelajaran. Segera saja kubuka lipatan kertas itu dan kubaca tulisannya dan…

“Ah…apa ini !” aku sangat shock dan sangat terperanjat

“ Apa apain ini……, ! “ gumamku marah sekali membaca sobekan kertas yang berasal dari saku Bram…

Siapa yang menulis ini, siapa ibu guru yang telah berbuat tak senonoh dengan anakku. Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam dada ini, rasa sesak dan gundah merangsek dada, kesal dan jengkel serta kecewa begitu membuncah dihatiku. Siapa gerangan yang tega teganya merusak masa depan anaku. Ingin rasanya aku bangunkan Bram dan segera memperoleh jawaban atas temuanku pagi ini. Sulit rasanya kupercaya mendapati kenyataan kalau anaku Bram yang masih kelas VI SD sudah mengetahui hal hal yang seharusnya menjadi mutlak urusannya orang yang sudah dewasa.

Tapi disaat hatiku ngga karuan rasanya, sesaat terpikir olehku mengenai alasan bu gurunya Bram melakukan ini semua dengan anakku. Apa yang membuat dia mengajak Bram melakukan kegilaan sampai sampai mengajak anaku ketemuan sepulang sekolah. Jelas ini salah satu gurunya Bram karena dari tulisannya dapat aku simpulkan hal itu terjadi saat Bram masih disekolah.

Tiba tiba darahku berdesr aneh saat mencoba mereka reka alasan kenapa ada seorang perempuan dewasa yang menginginkan anak ingusan berbuat hal gila semacam ini. Apa yang menarik dari seorang anak kecil, apa yang membuat wanita dewasa begitu bernafsu sampai sampai harus mengesampingkan moral dan norma agama. Timbul rasa penasaran dan keingintahuan yang besar membayangkan alasan gurunya Bram mengajak berbuat gila.

Memang kuakui hubungan ranjang dengan suamiku hanya itu itu saja, monoton tanpa variasi dikarenakan suamiku hanyalah seorang lulusan SMA yang tidak pernah neko neko. Hanya pemanasan biasa yang dilanjutkan dengan menyatukan kelamin kami sampai dengan klimaks. Hampir tanpa variasi tapi selama ini aku cukup enjoy karena aku berusaha menikmati hubungan suami istri dengan mas Sugi semaksimal mungkin sesuai kewajiban seorang istri yang harus selalu siap manakala suami menginginkannya.

Aku duduk di bangku kecil, kuurungkan niatku membangunkan Bram karena jujur aku pusing memikirkan ini semua, kucoba melupakan dulu, nanti saja aku coba tanyakan ke Bram kalau dia bangun. Tapi semakin kuat aku mencoba melupakan kegilaan Bram dengan gurunya semakin penasaran saja aku dibuatnya sampai tak terasa kemaluanku gatal dan terasa ada sedikit basah.

Tak habis pikir sebenarnya, disaat aku marah mendapati anakku menjadi korban seksual dengan gurunya tapi nafsu yang malah justru menghampiriku.

“Asstaughfirullah all adzim…..kenapa aku jadi begini, “ akal sehatku melarang untuk terhanyut pemikiran pemikiran erotis antara Bram dengan gurunya, tapi sebaliknya memeku malah semakin basah dibuatnya.

Setelah sebelumnya aku sisipkan sobekan kertas kedalam BH ku karena daster yang kupakai tidak ada sakunya, aku mulai mempersiapkan bak cucian yang telah kuisi dengan air, mulai aku rendam cucian dan satu per satu ku ambil dan kuberi sabun deterjen dan kugosok menggunakan sikat cuci dengan beralaskan papan kayu yang kutaruh agak disamping kiriku.

Saat aku sibuk menggosok cucian mataku menangkap melalui lubang seng pembatas kamar mandi dan WC bayangan gelap yang menandakan ada orang di dalam WC. Satu satunya orang yang biasa bangun pagi adalah Bram tapi kenapa dia diam saja kalau tahu aku ada dikamar mandi sedang mencuci. Oh iya…aku lantas teringat kegilaan dia dengan gurunya yang sudah membuat darah birahiku muncul, dan tiba tiba saja terpikir olehku untuk mengetes sudah berapa jauh anaku berbuat gila dengan gurunya itu.

Sebenarnya aku ragu untuk melakukannya, karena hal ini sangat tidak pantas untuk kulakukan. Berbeda jauh dengan apa yang sudah aku ajarkan selama ini dalam usaha mendidik anak anaku untuk taat beragama.

Rasa penasaran lagi lagi mampu merubah pendirian dan segala argumentasi yang berputar diotaku, “haruskah aku mengetahui sudah berapa jauh pengetahuan Bram tentang seks ?”

“Haruskah dengan pancingan, haruskah…..dengan bukti nyata, bukankah bisa aku tanyakan saja langsung kepada Bram apa yang sudah dia lakukan dengan gurunya, Ah…tidak..tidak…pasti dia akan sulit mengakui dengan jujur “ begitulah berbagai pertanyaan dan sekaligus bantahan berputar diotaku yang akhirnya aku putuskan untuk mengetest sendiri kebenarannya nanti.

“ Dugh….Deng….” suara seng yang terkena benda tumpul

Aku pura pura kaget, pura pura baru menyadari kalau didalam WC ternyata ada orang.

“EH…siapa disitu…..?”

“Aku bu……”

“Lagi apa kamu Bram…?”

“E..Ek bu……”

“Ya udah Bram, cepetan sana ibu mau nyuci !”

“iya bu….sebentar lagi belum tuntas ini…”

Dengan ragu dan berdebar debar ngga karuan mulai kutarik keatas ujung daster panjang warna coklat muda yang dari semalam aku pakai dan mulai kukangkangkan kedua pahaku dengan harapan Bram menyadari kalau aku duduk sembarangan dan dia mengintip. Sambil mengangkangkan paha aku tetap mencuci pakaian dalam yang kemarin aku pakai. Kulirik sekilas lubang seng pembatas WC, dan ough….benar dugaanku, Bram sedang mengintip ibunya, dia mengintip ibunya yang duduk mengangkang memperlihtatkan cd kendor miliknya. Aku siempunya Cd kendor merasakan sensasi aneh karena kedapatan diintip anak kandung. Desiran desiran halus mulai menerpa birahiku yang mendorong keinginan untuk terus menggoda anakku dengan alibi ngetest sudah berapa jauh anakku mengerti akan seks.

Semakin kulebarkan kedua pahaku maksimal agar Bram bisa melihat cd kendorku dan tentunya dia juga bisa melihat bulu bulu jembutku yang melebar ke kedua sisi cd. Aku memang tidak pernah mau mencukur jembutku karena suamiku begitu menyukai jembut yan panjang dan lebat, bahkan bulu keteku pun sangat lebat. Agar tidak terkesan disengaja aku pura pura menggaruk pangkal paha yang berbatasan langsung dengan memeku, lama kulakukan menggaruk pangkal paha dengan tujuan agar Bram melihat selangkanganku.

Entah kenapa memeku semakin basah saja mendapatkan gairah dengan mempertontonkan bagian tubuh yang seharusnya tidak boleh terlihat oleh orang lain selain suamiku. Gila memang seorang ibu yang patuh terhadap suami dan rajin beribadah malah memperlihatkan kemaluan kepada anak kandung yang masih ingusan demi alibi yang ngga jelas.

Semakin mendebarkan dan semakin menambah gelitik gelitik syahwat tersa menjalar melalui pembuluh darah yang merangsangku untuk berbuat lebih nekat lagi. Tapi sebelumnya aku harus pastikan kalau Bram benar benar mengintip ibu kandungnya ini.

“Bram….udah belum kamu e..ek nya ?” Tanya ibuku

“Belum bu…ini sebentar lagi…..”

“Kok ngga ada bau baunya sih…emang kamu e..ek beneran ya ?” Tanya ibuku lagi menyelidik

“Iya kok bu e..ek beneran, masa boongan sih “

“Ya udah cepetan…., sapuin rumah tuh udah kotor banget belum dibersihkan

“iya bu..iya….tar juga kelar e..ek nya”

Aku garuk garuk pangkal pahaku yang sebenarnya tidak gatal, karena sebenarnya yang gatal justru rasa birahi yang kini menguasai jiwaku setelah sadar atau tidak mulai menikmati sensasi mempertontonkan kemaluan dihadapan anak kandung. Ngga cukup dengan menggaruk pangkal paha malah kini aku nekat untuk lebih berani memperlihatkan area pribadiku dengan menyibakan cd kendor dari tepian cd. Nampak kini memeku basah mengkilat karena cairan kewanitaanku merembes keluar, dan seakan tanpa komando dari akal sehat, tanganku kuarahkan ke itil, kugaruk lembut dan ku usek usek jariku untuk memuaskan fantasi serta sensasi yang tidak kurencanakan jauh sebelumnya.

Aku pengin tahu seberapa besar reaksi Bram dengan kegilaan yang kulakukan ini, maka kuputuskan untuk menyuruh Bram keluar dari WC.

“Bram…kok kamu betah banget sih e..ek nya, sana cepet bersih bersih rumah !” perintah nya sambil menutup cd nya sekarang.

Dengan muka pura pura sebal aku memperhatikan anakku keluar dari WC, dan Asstaughfirullah….celana yang Bram pakai menggembung besar dibagian depan. Jelas sekali terlihat kalau Bram ngaceng walaupun dia berusaha menutupi dengan kedua tangannya saat melintas didepanku.

“eh….Bram, itu…kamu kok ngaceng gitu”

“ih…apan sih bu, kok bicaranya gitu banget”

“yee…itu celana kamu njendol gitu….emang kamu mikirin apa sih kok itu kamu berdiri heh…?” Tanyaku pura pura marah

“ ngga bu…tadi rada gatel aja titit Bram terus Bram garuk…gini deh jadinya” jawabku asal

“Ya udah sana cepetan….kelamaan disini ntar ngaceng terus anu kamu….!”

“lah emang kenapa bu, kok kalau disini ibu bilang Bram bakal kelamaan ngacengnya ?”

“dari tadi kamu ngintipin ibu kan…HAH…!” “dasar bocah gebleg udah berani ya kamu macem macem sama ibu !”

“Ih…ibu kok nyalahin Bram sih… pakai bilang Bram gebleg segala?”

“Lah…emang salah siapa dong ?” “orang kamu yang ngintip dari tadi kok “

“Yah bu…..kan yang datang duluan kesini Bram……, terus salah kalau Bram tadi ngliat ?” jawab Bram membela diri.

“Hei…apa kamu bilang, jadi bener kamu tadi ngliat ?” “emang kamu tadi liatin apaan Bram ?” bentaku lagi

“ Ye…ibu, Bram ngliatin burung Bram aja kok tadi, ternyata enak yah kalau burung udah disunat …kencingnya gampang, ngga usah pake buka buka kulup” Bram mencoba mengelak tuduhanku dengan garuk garuk kepalanya.

“Awas kamu ya Bram…..nanti ibu laporin ke bapak kamu kalau kamu tuh udah kurang ajar sama ibu….udah sana cepetan masuk !”

“Iya bu…iya, tapi tolong bu jangan laporin sama bapak kalau Bram tadi merhatiin burung Bram kelamaan” ujar Bram sambil keluar dari kamar mandi.


Sepeninggal Bram, aku sibuk dengan berbagai pemikiran yang berkecamuk diotaku. Penyesalan pun datang tapi selalu terlambat, datang setelah kalah oleh rasa penasaran yang berlebihan, kalah oleh sensasi yang mendera saat kedapatan memeku malah basah dengan mempertontonkan kemaluanku dihadapan anak kandung.

Kenapa kini malah aku ingin dipuaskan, kenapa aku merasa ada yang kurang. Kulanjutkan menggesek itil dan meraba belahan memeku sekaligus dengan kedua tanganku……tapi Ahhh…..ah….kok rasa dan sensasinya ngga senikmat tadi saat masih ada Bram didalam WC sana.

Aku berhenti sejenak, kusapu keringat dengan ujung daster, kucoba baca lagi sobekan kertas yang aku simpan didalam BH ku. Kini sedikit kupahami alas an kenapa gurunya Bram berbuat gila dengan anak ingusan macam Bram….tapi sebentar tadi kok kelihatan gundukan celana Bram besar sekali ya….apa mungkin kontol anaku sebesar itu…. Membayangkan gundukan celana kolor Bram membuat libidoku perlahan naik kembali. Sampai sampai aku nga sadar ada suara yang memanggilku dari luar kamar mandi.

“Bu….udah belum mencucinya, Bram pengen mandi nih”

“Belum nih, tinggal bilas aja…kamu sini dong Bram isi air bak nya ibu capek nih musti nimbi air berkali kali !”

“Iya…bu, Bram bantuin nimba airnya sama nanti bantuin sekalian ngebilas cuciannya”

Kaget bercampur gembira mendapati Bram sebentar lagi akan masuk kekamar mandi, segera saja aku cipratkan air ke bagian depan daster, agar Bram semakin jelas melihat bayangan indah tubuh ibu kandungnya ini. Tak lupa aku tarik ujung dasterku lagi sebatas perut bagian bawah.

Bram pun masuk setelah kuminta bantuan untuk bantu menimba air, kelihatan dia salah tingkah mendapati kondisi ibunya kini malah semakin mengangkang dan ngejeplak dasternya sehingga Bram dengan mudah melihat cetakan buah dadaku walaupun masih terbungkus BH.

Kulihat gundukan kolor Bram semakin membesar dan dia kulihat sangat kesulitan menyembunyikan kenyataan kalau dia ngaceng dan nafsu pada ibu kandungnya sendiri. Aku tersenyum dalam hati dan sedikit ada rasa bangga berhasil membuat anak akndungku sendiri nafsu kepada ibunya.

Bram mulai menimba air, dapat terlihat dia berusaha menyembunyikan kontolnya yang ngaceng dengan memepet bibir sumur. Aku yang tahu Bram sedang kesusahan malah tertawa dalam hati dan malah membuat aku jauh lebih berdebar merasakan letupan letupan birahi.

Tapi usaha Bram untuk menyembunyikan kontolnya yang ngaceng tidak bisa dilakukannya lagi karena dia harus menggeser badannya kesamping kiri untuk mengarahkan timba yang berisi air agar masuk kebak cucian.

Setelah bak cucian penuh, timbul niatku untuk menggoda Bram

“ anu kamu kok tegang lagi…napa?”

“Ah…ngga, sapa yang berdiri ?” jawab Bram pura pura ngga tahu

“Ya udah ya bu,….Bram keluar dulu”

“Eh…napa keluar, katanya mau bantuin bilas “ bentak ku lagi yang tiba tiba kuatir kalau dia malu denganku.

“ Ya deh bu, Bram bantuin”

Ah…lega rasanya Bram mau menuruti kemauanku. Saat Bram jongkok menghadapku dan bak cucian aku sengaja menutup rapat pahaku sebentar. Nampak raut kekecewaan dimukanya,

Perlahan ku buka kedua pahaku, Bram kulirik sumringah senang. Entah kenapa sensasi yang kudapat sangat menggairahkan birahiku….seakan tak ada lagi keraguan dan rasa malu untuk berbuat lebih gila kepada anakku.

Kini Bram malah jongkok didepanku…..pintar sekali dia dalam usahanya menutupi kontolnya yang ngaceng, eh…tunggu dulu bukan dalam rangka menutupi kontolnya….tapi justru kayaknya Bram ingin mendapatkan lebih dari aksiku mengangkang. “Sialan” bathinku…… anaku ternyata sudah dewasa sebelum waktunya….. Ya…dengan jongkok kini jelas sudah selangkanganku dilahap mata kecilnya, tapi justru tatapan buas mata Bram membuat becek memek dan bertambahnya luapan birahi yang menuntut penuntasan.

“Kenapa Bram…..capai yah berdiri ?” kucoba bertanya untuk menyamarkan aksi yang kusengaja ini

“Iya bu,…..pegel kakinya, ibu sih enak duduk dibangku kecil” jawab Bram

Sengaja kutambah lebar lagi kangkanganku dengan sedikit tarikan tangan agar ujung daster naik keujung pangkal paha. Hahaha…lucu wajah Bram….kelihatan merah merona menggemaskan, wajah penuh nafsu, nafsu sama ibu kandungnya sendiri. Ibu kandung yang mendadak gila berbuat memalukan dihadapan anak kandung. Ibu yang terpancing nafsunya setelah sebelumnya menghujat dan marah marah atas dugaan yang telah ditujukan kepada gurunya Bram walaupun dugaanya itu memang benar tapi tidak seharusnya dia ikut ikutan berbuat gila seperti ini.

Setelah beberapa baju berhasil Bram bilas kini dasterku yang ada digengamannya, dan tiba tiba saja Bram berdiri sehingga kontol ngacengnya kelihatan jelas didepan hidungku.

“Ih….Bram….itu kenapa kamu ngaceng begitu sih……apa kamu ngga malu sama ibu hah !” bentakku pura pura marah

“E…eh….iya bu, habis gimana bu….ngga bisa disuruh tidur anu Bram..”jawab dia sekenannya

“Emang kenapa Bram….kok kamu ngaceng gitu, dasar bocah gebleg !”

“Gimana ngga ngaceng bu….., I…itu..ibu kelihatan jadi Bram ngliatin kesitu terus”

“Loh…emang kenapa ?” “kamu jangan kurang ajar sama ibu kamu Bram!”

“Ya udah bu….biar Bram ngga kurang ajar mikirin, tutup donk paha ibu “ ujar Bram membela diri

“enak saja kamu main perintah ke orang tua, kualat kamu nanti “

“lagian emang apa yang kamu pikirkan heh bocah gebleg ?!” bentak ibuku lagi

“Eng….engga bu, ngga mikir apa apa kok” jawab Bram dengan sedikit takut

Kami diam beberapa saat sambil tangan kami tetap membilas pakaian, dan anehnya biarpun aku protes kontol Bram ngaceng,,,tapi pahaku masih aja belum kukatupkan malah perasaan ini tambah ngga karuan.

Oh…rupanya Bram menyudahi aksinya untuk memelototi busungan memeku dari dekat. Ya sudah kalau begitu, berarti anaku masih bisa jaga sikap dan ngga kepancing aksi gilaku. Brampun mekanjutkan membilas daster panjangku dengan sedikit kesusahan karena dia harus bolak balik berdiri dan membungkukan badan untuk mencelupkan daster kedalam air untuk kemudian diperas.

Tapi….tunggu, kok tadi sekilas Bram menggesek busungan celana dalamku yah, bathinku tak habis pikir, atau Cuma perasaanku saja.

Bram masih melanjutkan ngebilas dasterku….dan ah….kini kurasakan gesekan punggung tangan kanan Bram dibususngan memeku , ah…iya…dia menggesek gesekan punggung tangannya. Ah….sialan kenapa aku malah menikmatinya ya…..jantung ku berdetak keras karena menyadari dugaanku salah, ternyata Bram berani mencabuli ibu kandunya, berani melecehkan ibu kandungnya walau kusadari juga tidak sepenuhnya salah Bram.

Kubiarkan saja aksi Bram menggesek kemaluanku dengan pura pura tidak menyadari perbuatannya. “Ah….siaalan anaku….ternyata dia sukses belajar dari gurunya” bathinku

“Udah Bram….daster ibu udah bersih tuh….jangan lama lama ngebilasnya” ujar ibu

“Nanti bu…..ini belum bersih bener kok, lagian Bram pengen latihan memeras cucian yang sedikit panjang biar Bram tahu caranya membilas cucian dengan baik dan benar Bu.” Jawab Bram dengan cool.

“Ah….nih anak, otak mesumnya bener bener dipake. Sialan kena deh dikerjain anak sendiri” bathin ku sambil kugeser maju pinggulku.

Berlanjut besok malam….mata udah ngantuk gan……..
semoga berhasil memenuhi harapan fantasi agan, thanks
 
Terakhir diubah:
emezing masih sd udah ngerasain nikmatnya gesekin memek.
semoga apdetnya lancar :semangat:
 
emezing masih sd udah ngerasain nikmatnya gesekin memek.
semoga apdetnya lancar :semangat:
 
Ane tahu suhu....memang mungkin kurang lengkap penjabaran ane tentang detail latar belakang adegan ngebilas cucian. Tapi mengenai perbandingan tinggi badan anak usia 12 tahun dengan orang dewasa bakal terlihat nyata, tapi beda dengan perbandingan dengan panjang tangan. Ngga akan terlalu beda jauh panjang tangan anak usia 12 tahun dengan panjang tangan orang dewasa.

Dan lagi2 suhu benar orang dewasa akan kesulitan menjangkau tepian bak cucian yang ada disebrangnya karena jaraknya semakin jauh karena tingginya badan, nah justru....dengan tinggi badan anak seusia Bram malah memperpendek jarak jangkauan tepian bak cucian.

Tapi udah lah itu memang salah ane yang kurang detail ilustrasinya kok....
hehehe peace ya......
Lengan anak 12 tahun dengan orang dewasa mungkin gak jauh beda gan (anggaplah sekitar 10 sampai 20 cm). Tapi kalo udah rukuk atau bungkuk lain lagi ceritanya. Posisi rukuk itu kalo 1 cm aja kelewatan condong ke depan (lantaran apa yg mau diraih terlalu jauh), bisa2 nyungsep gan... :D

btw, ane mau nanya nih: "jangkauan tangan anak2 kelas 6 SD lebih baik daripada jangkauan tangan orang dewasa (yang badannya lebih tinggi)"? Hasil riset di mana gan? :D

ane bukan cuma membahas tinggi badan gan, tapi juga menekankan ukuran lengan orang yang punya tinggi 170 itu. Jangan fokus ke tingginya aja. Karena sudah jelas orang yang punya tinggi badan 170 pasti punya jangkauan tangan lebih jauh daripada orang yg punya tinggi badan 150.

Nah, orang yg punya tinggi 170 aja belum tentu bisa meraih SELANGKANGAN orang yang lagi duduk di BANGKU KECIL yang jaraknya CUKUP JAUH di seberang ember DALAM KEADAAN RUKU. Lalu, gimana bisa anak-anak yang notabene punya jangkauan tangan lebih pendek bisa ngelakuinnya? :D

Coba deh lakuin eksperimen sendiri. Suruh satu orang anak (tinggi bdn 158 cm ke bawah) untuk ruku, dan satu orang dewasa (170 cm ke atas) juga ruku. Suruh keduanya berdiri berdekatan dan mengulurkan lengan mereka lurus ke depan. Coba bandingkan yang mana yg lebih panjang jangkauan tangannya. Udah pasti orang yg punya tinggi 170 cm ke atas itu lebih unggul, karena tak hanya lengannya saja yg lebih panjang, tapi juga torso-nya (dalam hal ini berasal dari tinggi badan). Itu dia point yg ane maksud.

Okelah, anggap saja masalah itu sudah selesai. Ane anggap agan ngerti. :D

Nah, untuk update kali ini, menurut ane, cukup mudah buat "menerawangnya". :)
memang sesuai banget dengan apa yg udah ane bilang: Lebih mirip hubungan kakak dan adik daripada hubungan Ibu dan anak. :)
kenapa ane bilang begitu? Secara logika, kalo emaknya si Bram baca surat itu, otomatis emaknya bakal "siaga 1" dulu, nggak langsung "serang" (meskipun si Ibu nggak pernah ML lagi selama 1 dekade). :D
Coba deh bayangin, apa yg bakal dilakukan seorang Ibu kalo tau anaknya udah berbuat demikian sama gurunya. Tak lain dan tak bukan si emak bakal melakukan:
1. Cek dan ricek. Tanya2 (ngobrol) dulu sama si Bram, tentang info dan segala hal tentang gurunya itu, atau...
2. Mengunjungi sekolah Bram. Baik itu hanya karena penasaran akan sosok gurunya itu, ataupun hal2 yang lain. Bisa aja emaknya langsung memberi peringatan keras ke gurunya (tapi ini tergantung watak emaknya kayak apa). :D
3. Berdiam diri alias shock sementara waktu (dalam beberapa hari), sambil melihat isi surat itu berkali-kali/menimbang2 dahulu, memikirkan apa yang patut dipikirkan.

Itu makanya ane bilang sebelumnya, tema incest itu agak "tricky", dan sarat akan naluri dan emosi tiap2 karakter.
Gak apa2 sih kalo mau membuatnya "lurus2" aja, tapi ya hasilnya intrik incest-nya nggak terasa.

Okelah, sampe di sini aja kritik dan saran dari ane untuk cerita ini. Mudah-mudahan cerita ini makin baik ke depannya.

Sukses ya...:beer:
 
Ceritanya fresh dan enak di ikuti...
Lanjut sampe tamat hu, siap ngijutin terus pokoknya..
 
Update kali ini memang masih satu scene dengan part sebelumnya yang memang sudah dianggap gagal oleh suhu Rezzo....( adegan incest bram dan ibunya ) jadi mau ngga mau ya terasa mengulangi lagi kesalahan yang sama. Ngga mungkin kan dalam POV ibunya Bram dibuat jauh berbeda dari part sebelumnya yg masih satu scene demi menghindari kesalahan yang agan paparkan sebelumnya......

Memang dalam scene incest ini ane cuma mau mencoba menghadirkan hubungan yang tiba tiba dilakukan oleh seorang ibu yang berpendidikan dan taat beragama tapi menyerah kalah dengan nafsu birahi dia dengan alasan ngetest sejauh mana anaknya sudah berbuat jauh.
Dalam RL mungkin ngga akan terjadi hal seperti ini, ane tahu persis itu.......

Cuma ya.....itu tadi, ane musti sekolah lagi neh
 
namanya juga cerita .. apapun bisa terjadi ,, lanjut suhu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd