Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Pengkhianatan Sahabat

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Updatenya pendek sih suhu, tapi gapapa asal lancar suhu. keep up the good work.
 
Selo ae,,, tetep intipin klnjutan crita ini ke arah mana..:Peace:
 
Nah keren hu, satu perawan inceran banyak serigala.. penasaran siapa yg dapet hehe
 
Part 4: Anehnya Diriku

Hari ini, kios pakaian milik Ayah Mila tidak begitu ramai seperti biasanya. Mungkin karena sudah jauh dari musim liburan, sehingga tidak banyak lagi orang yang mencari pakaian baru. Atau mungkin karena tanggal gajian yang sudah lama terlewati. Tidak ada yang tahu.

Karena itu, Ayah Mila pun tampak santai. Ketika hari menjelang siang, ia tampak melihat situasi di sekeliling kiosnya. Ketika dirasa sepi, ia pun mengambil smartphone dari kantong celananya dan memutar sebuah video. Ia memutarnya tanpa suara, karena video tersebut ternyata menampilkan adegan seks antara sepasang pria dan wanita yang begitu panas. Sekitar sepuluh menit terlewati, Ayah Mila merasa badannya kian menghangat. Lelaki berusia 50an tahun itu pun mulai mengelus-elus kemaluannya sendiri.

"Woyy, Bang Syamsul ... Nonton apaan tuh."

Ayah Mila yang bernama Syamsul itu pun kaget karena suara lantang yang tiba-tiba ia dengar. Ia sontak langsung menutup video yang tengah ia tonton dan mencari asal suara tersebut. Ternyata itu adalah suara Rojak, salah satu pegawainya di kios tersebut.

"Ah ternyata lo, Jak. Gangguin aja. Lagian gw cuma iseng nonton YouTube aja koq," ujar Pak Syamsul sambil memasukkan kembali smartphone ke kantong celananya.

"Gak usah malu gitu napa Bang. Saya kan tahu Abang juga udah lama gak ditemenin cewek, wajar lah kalau nonton gituan," ledek Rojak.

"Ngomong apa sih lo, Jak?"

"Apa perlu gw kasih tahu Mila kalau Bapaknya suka nonton bokep?" Ujar Rojak sambil mengedipkan mata ke arah Mila yang sedang melayani pengunjung di bagian depan toko.

"Jangan gitu dong, Jak," gerutu Pak Syamsul.

"Makanya, santai aja kali Bang sama saya," ujar Rojak sambil tersenyum meledek.

Pak Syamsul pun berusaha untuk menghindar dari Rojak dengan pergi ke bagian depan kios. Namun ia dihalangi oleh Rojak.

"Ngomong-ngomong, kalau Pak Syamsul butuh bantuan soal 'itu', bilang aja sama saya. Saya punya stok koq yang bisa bantu Pak Syamsul," ujar Rojak dengan suara pelan seperti berbisik.

Pak Syamsul terdiam sejenak. Namun kemudian ia langsung melewati Rojak tanpa berkata sepatah kata pun.

"Kabarin ya Bang kalau butuh," teriak Rojak.

Mila-1.jpg

Di depan kios, Pak Syamsul pun bertemu dengan Mila, anak sulungnya yang cantik jelita. Ia tampak baru selesai melayani seorang pelanggan.

"Mil, ayah pulang dulu ya."

"Lho, kenapa Yah? Tumben," tanya Mila heran.

"Gak kenapa-kenapa, cuma pengen istirahat aja. Lagian kios juga lagi sepi kan," ujar Pak Syamsul sekenanya.

"Owh, yaudah. Hati-hati di jalan ya, Yah."

Pak Syamsul pun langsung menuju parkiran dan memacu mobil Innova miliknya menuju rumah. Biasanya, jarak dari kios ke rumah hanya memakan waktu sekitar 45 menit.

Sepanjang perjalanan, Pak Syamsul terus terngiang dengan kata-kata Rojak. Ia tidak bisa berbohong bahwa dirinya memang butuh sentuhan wanita. Kehilangan istri membuatnya haus akan kebutuhan tersebut. Namun ia tidak berani untuk jujur kepada anak-anaknya tentang hal ini. Ia khawatir kedua anaknya akan protes bila ia berniat menikah lagi. Apakah menyewa wanita panggilan merupakan satu-satunya jalan keluar?

Di tengah jalan, Pak Syamsul melihat sesosok perempuan yang sepertinya ia kenal. Perempuan tersebut tengah berdiri di pinggir jalan, seperti sedang menunggu kendaraan. Pak Syamsul pun memperlambat laju mobilnya.

Semakin dekat, ia pun semakin yakin siapa perempuan yang sepertinya berusia sekitar 24 tahun tersebut. Perempuan tersebut terlihat sangat cantik dengan atasan bermotif bunga-bunga dan rok hitam panjang. Pak Syamsul pun menghentikan mobil tepat di depannya.

Wulan-1.jpg

"Halo, mau ke mana Wulan?" Tanya Pak Syamsul setelah membuka kaca jendela mobilnya. Perempuan tersebut ternyata Wulan, teman baik anaknya.

"Oh, halo Om Syamsul. Ini baru mau pulang ke rumah dari ngajar bimbel. Dari tadi nungguin angkot gak ada yang lewat," jawab Wulan yang langsung mengenali pengemudi mobil yang berhenti di hadapannya tersebut.

"Mau bareng Om aja?" Tanya Pak Syamsul. Lokasi rumah Wulan dan Mila memang searah, hanya berbeda komplek saja.

Terlihat Wulan berpikir sejenak sambil melihat ke arah jalanan, namun tidak kunjung ada angkot yang ia tunggu. Akhirnya Wulan pun mengambil keputusan. "Boleh deh, Om."

Wulan pun langsung membuka pintu depan mobil Innova yang dikemudikan Pak Syamsul, dan duduk di samping kursi pengemudi. Ini bukan pertama kalinya ia naik ke mobil tersebut. Sebelumnya, Mila pernah menjemputnya untuk pergi ke berbagai tempat dengan mobil yang sama.

"Jadi sekarang sibuk ngajar bimbel ya, Wulan?" Tanya Pak Syamsul sambil mulai menjalankan mobilnya.

"Iya neh, Om. Di sekitar tempat tadi bimbelnya. Dari dulu memang aku suka ngajar dan ketemu sama anak-anak gitu," ujar Wulan sambil sesekali melihat jalan di depannya dan sesekali memandang Pak Syamsul. Beberapa kali mata mereka pun saling bertemu.

"Kamu memang mirip dengan ibu kamu," ujar Pak Syamsul sambil tersenyum.

"Hee, bisa aja Om," jawab Wulan yang hanya tertawa mendengarnya.

Karena tidak tahu harus bagaimana, Wulan pun menghabiskan waktu sepanjang perjalanan dengan memeriksa WhatsApp atau Instagram di smartphone miliknya.

Sedangkan Pak Syamsul justru tidak bisa melepaskan matanya dari perempuan muda yang ada di sebelahnya tersebut. Beberapa kali bertemu dengan Wulan ketika perempuan tersebut mampir ke rumah untuk mengunjungi Mila, terus menerus membuat Pak Syamsul terpana akan kecantikannya. Bila tidak ingat bahwa Wulan adalah sahabat baik anaknya, dan usia mereka yang terpaut sangat jauh, mungkin Pak Syamsul sudah akan mendekatinya.

Tubuh Wulan memang tidak semontok anaknya sendiri. Payudara Wulan tidak terlalu besar, meski tetap terlihat menonjol di balik jilbab. Namun perempuan muda tersebut mempunyai kulit yang begitu putih dan halus, ditambah wajahnya yang cantik dengan hidung mancung dan bibir yang merah merekah. Pak Syamsul benar-benar tidak tahan dengan kondisi tersebut, dan membayangkan betapa manisnya bibir perempuan muda yang ada di sebelahnya itu bila bertemu dengan bibirnya.

Ia pun kembali terngiang dengan kata-kata Rojak sebelumnya. Apakah memang wajar dirinya yang sudah ditinggal istri selama dua tahun, kini seperti haus akan kenikmatan seksual, bahkan sampai berpikir yang tidak-tidak tentang perempuan muda yang merupakan teman baik anak gadisnya tersebut? Apakah ia harus cepat-cepat melepaskan birahinya kepada seorang wanita panggilan? Atau memang dirinya saja yang tidak normal, karena masih menuruti birahi di usianya yang sudah senja? Untuk saat ini, ia memutuskan untuk tidak mencari jawabannya, dan fokus menikmati keindahan tubuh perempuan cantik berjilbab hitam di sampingnya tersebut.

"Om kenapa dari tadi ngeliatin Wulan terus?" Teguran itu membuat Pak Syamsul kaget. Wulan ternyata menyadari kalau ia terus mencuri-curi pandang selama perjalanan.

"Oh, nggak apa-apa koq," jawab Pak Syamsul yang bingung harus berkata apa. "Ayah kamu masih sering ke Australia, Wulan?" Ia pun berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Sekarang sudah sering di Jakarta koq, Om. Bisnis di Australia masih jalan, tapi sudah ada mitra bisnis yang ngurus, jadi Ayah sekarang bisa lebih sering di sini," jawab Wulan sambil tersenyum manis dan membetulkan posisi kacamatanya, membuat Pak Syamsul semakin deg-degan.

"Bagus kalau begitu. Eh, kita sudah sampai neh," ujar Pak Syamsul.

"Iyah, terima kasih ya Om sudah nganterin Wulan. Salam untuk Mila," ujar Wulan. Sesaat kemudian perempuan cantik itu langsung mendekat ke arah Pak Syamsul dan menarik tangan kanannya.

Ayah Mila itu pun kaget. Namun ia menarik napas lega begitu Wulan ternyata hanya menyentuhkan tangan kanannya tersebut ke dahi. Ternyata Wulan hanya menyalami Pak Syamsul sebagai tanda hormat. Namun hal itu justru membuat Pak Syamsul bisa merasakan betapa halus kulitnya, dan birahinya pun langsung naik.

"Sampai jumpa, Om," ujar Wulan sambil keluar dari mobil dan masuk ke rumah.

Pak Syamsul terus memperhatikan gerak-gerik Wulan dari balik jendela. Kini ia tidak perlu takut ketahuan, karena kaca mobilnya yang terlihat gelap dari luar. Ia pun bisa dengan leluasa memandangi kemolekan tubuh perempuan muda tersebut dari belakang. Tubuh langsingnya benar-benar ranum, terlebih ketika Pak Syamsul melihat goyangan pinggul Wulan. Ia pun bisa merasakan kemaluannya perlahan berdiri mendorong resleting celana panjangnya.
Namun Pak Syamsul cepat tersadar, dan langsung menjalankan mobilnya kembali begitu Wulan telah masuk ke dalam rumah.

Sesampainya Pak Syamsul di rumah, ternyata hanya ada Roni, anak bungsunya yang sedang menonton televisi di ruang keluarga. Ia pun langsung menuju kamar tidurnya yang berada di dekat kamar mandi.

"Ayah kenapa senyum-senyum gitu," ujar Roni tiba-tiba.

Pak Syamsul kaget. Entah bagaimana, anak laki-lakinya itu punya pengamatan yang sangat jeli seperti detektif. "Nggak ada apa-apa koq. Bisa saja kamu," ujarnya sambil bergerak lebih cepat menuju kamar.

Di dalam kamar, Pak Syamsul langsung merebahkan diri di atas ranjang. Ia masih tak bisa menghilangkan bayangan wajah cantik Wulan dari pikirannya. Perlahan ia mengambil smartphone dari kantong celananya dan membuka aplikasi WhatsApp.

Ia mengirim pesan kepada seseorang yang ia kenal, "apa kabar sahabat?"
 
Terakhir diubah:
Wah bakalan ada pertukaran pelajar nich eh pertukaran anak buat kenikmatan
Ato jgn2 para orang tua duluan nich yg mau lepas segel bandrol yg nylempit di anak masing2 wkwwkw
 
Makasih dah apdet gan.
Alur cerita natural banget.
Bagus gan
 
Mila ada banyak calon yg ambil prewi bisa egi, irfan atau pak burhan

Wulan udah ada calon si pak syamsul, meskipun kayaknya jalan2ny si wulan ini ikut prostitusi deh imo liar aja wkwkwk

Yang lancar updatenya sis Fatim selancar tweetnya wkwkwk
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd