Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Pengkhianatan Sahabat

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Lagi adaptasi sama semprot baru, dan notifikasi update dk muncul, jadi agak kagok. Dan ceritanya di luar perkiraan, makin betah dah di mari..

Ternyata bukan ane aja yg ngerasain soal notification:(
 
Cerita yang seru, harus lanjut sis
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Part 7: Atasan Cantik

Setelah pekerjaannya selesai, Egi pun langsung memacu mobilnya untuk pulang ke rumah. Ia sudah tidak sabar untuk menghadapi libur akhir pekan yang akan dimulai esok hari. Namun di tengah perjalanan, ia merasa begitu lapar. Ia pun memutuskan untuk berhenti sejenak di sebuah restoran fastfood untuk mengisi perut.

Setelah memesan makanan favoritnya, yaitu paket satu ayam, nasi, dan soda dalam ukuran besar, Egi pun langsung mengambil posisi di lantai dua, di balkon dengan pandangan yang menghadap ke jalan raya. Ia tidak ingin makan sendirian di tempat tersebut, karena itu ia pun mengirim pesan kepada temannya, Irfan, untuk mampir ke restoran fast food itu.

"Bro, lagi dekat restoran fast food yang biasa, gak? Ke sini dong," ketik Egi. Setelah mengirim pesan tersebut, pria berusia 25 tahun itu langsung menikmati makanan siap saji yang ada di hadapannya dengan lahap. Tampaknya ia memang tengah benar-benar lapar.

Sekitar 20 menit kemudian, ia telah selesai menyantap seluruh makanan yang ada di mejanya dan menikmati rasa kenyang setelah perutnya terisi. Ia pun mengeluarkan sebuah bungkus rokok miliknya dan menyalakan sebatang rokok. Ia menghisap dalam-dalam, dan melepaskannya, sembari melepaskan kepenatan hidup yang tersisa dalam dirinya.

Egi sudah hampir menghabiskan dua batang rokok ketika Irfan akhirnya datang. "Lama banget sih Bro?" Keluh Egi.

"Sabar kali, gw baru sampe rumah tadi begitu lo WhatsApp," jawab Irfan yang langsung duduk di hadapannya. Ia sudah membawa segelas minuman yang tadi ia pesan di kasir.

"Bilang dong, hee. Gmana kantor, lancar?"

"Ya gitu-gitu aja, Gi. Namanya leasing mah gak banyak perubahan. Kalau pun ada perubahan paling ya masalah orang yang nyicil motor trus gak bayar-bayar," jawab Irfan sambil menyeruput minumannya.

"Hidup gmana hidup? Udah ada gebetan belom?" Tanya Egi sambil sedikit tersenyum.

Irfan sudah tahu betul karakter sahabatnya itu. Ia biasanya hanya mengajak bertemu ketika butuh sesuatu, atau ketika ingin menyombongkan sesuatu. "Lumayan bro, masih jomblo, hee," jawab Irfan sambil memaksa diri untuk tersenyum.

"Makanya jadi orang yang lebih pede donk bro. Biar cewek-cewek pada kesengsem sama lo," ujar Egi. Ia kembali mengenang bagaimana perempuan secantik Mila saja rela memuaskan dirinya dengan mulutnya yang suci. Ia menganggap bahwa hal tersebut bisa terjadi karena dirinya merupakan pria yang perkasa.

"Iya deh, iya. Lo masih kan sama Mila?"

"Iya sama Mila, dan sama yang lain-lain juga, hee," ujar Egi cengengesan.

"Maksud lo?" Tanya Irfan penasaran.

"Rahasia donk. Btw, lo besok sabtu ada acara gak? Jalan bareng yuk."

Irfan langsung mengingat bahwa dia sudah ada janji dengan Mila untuk menemaninya ke mall. Dari kata-kata Mila sepertinya ia tidak ingin Egi tahu tentang itu. Irfan pun memutuskan untuk menyembunyikan rencana pertemuan tersebut. "Duh, gak bisa bro. Besok gw disuruh nemenin nyokap ke rumah sodara."

"Ahh, gitu lo mah. Sekarang udah gak asyik."

Mereka berdua pun terus berbincang tentang banyak hal, hingga tak terasa waktu telah menunjukkan pukul delapan malam. Keduanya pun berpisah untuk menuju rumah masing-masing. Egi menggunakan mobil, sedangkan Irfan mengendari motornya.

Namun ketika Egi baru masuk ke dalam mobil, sebuah pesan WhatsApp masuk ke smartphone miliknya. "Egi, bisa jemput aku di supermarket gak?"
Egi pun tersenyum membaca pesan tersebut. "Baik, saya meluncur."

Supermarket tersebut hanya berjarak sekitar sepuluh menit dari tempat Egi bertemu Irfan. Begitu sampai di sana, ia pun mengarahkan mobil menuju lobby, dan langsung melihat seorang perempuan berusia sekitar 35 tahun yang sedang menenteng dua keranjang belanjaan. Ia sangat mengenal perempuan tersebut karena hampir setiap hari bertemu dengannya.

Anita-1.jpg

Perempuan tersebut pun tampak mengenali mobil Egi, dan langsung berjalan ke pintu penumpang. Ia pun masuk dan langsung meletakkan belanjaannya di ruang untuk kaki penumpang di bagian bawah.

"Selamat malam, Bu Anita," ujar Egi sambil nyengir ke arah perempuan tersebut.

"Pake panggil ibu segala, masih kaku aja kamu," ujar perempuan yang bernama Anita tersebut, yang tengah sibuk memasang sabuk pengaman.

"Jadi mau dipanggil apa? Anita sayang?" Tutur Egi sambil tersenyum penuh nafsu.

"Bisa saja kamu."

Anita adalah pimpinan baru di kantor Egi. Ia baru menempati posisi tersebut selama dua bulan terakhir. Ia memang begitu dekat dengan Egi karena posisinya yang langsung berada di atas Egi di kantor. Mereka pun sering bekerja bersama, bahkan terkadang sampai lembur berdua, yang kadang membuat Egi lupa akan pacarnya, Mila.

Malam itu, Bu Anita mengenakan atasan tanpa lengan yang berwarna putih, dan celana panjang berwarna hitam. Baju yang ia kenakan cukup minim, hingga Egi bisa melihat jelas tali bra berwarna merah muda yang dikenakan Bu Anita di balik pakaiannya. Egi sebenarnya sudah melihat itu ketika di kantor, namun ketika melihatnya lagi malam ini, ia pun masih harus meneguk ludahnya sendiri demi menahan birahi.

Mereka berdua pun langsung melanjutkan perjalanan ke arah rumah Bu Anita. Beberapa kali Bu Anita menanyakan tentang pekerjaan Egi di kantor, dan Egi pun membalas dengan lugas. Meski begitu, hal tersebut sebenarnya hanya basa basi. Dalam hati, Egi terus memuji penampilan Bu Anita yang meski telah mempunyai seorang anak, namun tetap tampak seksi. Terlebih lagi dengan rambut panjangnya yang selalu tergerai sampai pinggang.

Tak terasa, mobil Egi telah hampir sampai di rumah Bu Anita. Di sebuah tempat yang sepi, Egi memperlambat laju kendaraannya hingga berhenti. Tak lupa ia memasang handbrake dan melepaskan sabuk pengaman.

Tanpa menunggu izin, Egi langsung mendekati tubuh atasannya tersebut dan mencium bibirnya yang ranum dengan liar. Bu Anita pun tampak tak menolak, dan justru membalas dengan tidak kalah liarnya. Perempuan yang berusia jauh lebih tua dari Egi tersebut bahkan membalas rangsangan Egi dengan cara menjilati telinga pria muda tersebut.

"Jangan sampai meninggalkan bekas yah, Gi. Nanti ketahuan suamiku," ujar Bu Anita begitu menyadari Egi mulai menciumi bagian lehernya yang terbuka.

Tangan Egi pun mulai masuk ke balik pakaiannya, dan meremasi payudaranya yang berukuran 34C milik Bu Anita dari balik bra. Dengan lihai Egi langsung masuk ke sela-sela bra dan menyentuh puting Bu Anita. Perempuan tersebut pun hanya bisa mendesah diperlakukan seperti itu.

Bu Anita yang memang sudah pengalaman dalam bermain cinta pun tidak mau kalah. Ia pun mulai memasukkan tangan ke balik kemeja Egi, dan mengelus dada pria tersebut. Egi pun tampak begitu terlena. Penisnya sudah begitu tegang karena rangsangan perempuan yang lebih tua darinya itu. Perempuan itulah yang telah mencuri perhatian Egi ketika tengah bermain cinta dengan Mila di kamar tidur Mila.

Beberapa menit setelahnya, Bu Anita pun meluapkan seluruh birahinya dengan cara memberikan kecupan liar di bibir Egi. Sang pria muda itu membalasnya dengan meremas payudara Bu Anita sekuat mungkin. Keduanya pun sama-sama melepaskan desahan terbinal mereka.

"Ahhh, sudah dulu yah, Gi. Nanti takut ada yang lihat," ujar Bu Anita sambil merapikan pakaiannya.

Egi tampak kecewa, namun ia tidak mau memaksa atasannya yang cantik tersebut. Ia khawatir kalau perlakuan Bu Anita akan berubah kepadanya bila ia terlalu memaksa. Ia pun ikut merapikan pakaian dan langsung menjalankan mobil ke arah rumah Bu Anita.

"Terima kasih ya Egi," ujar Bu Anita sambil mengecup pipi bawahannya tersebut. Egi menahan sejenak leher perempuan cantik itu dan mengecup kembali bibirnya yang berbalut lipstik merah. Keduanya pun kembali mengeluarkan desahan binal.

Namun kebersamaan mereka tetap harus diakhiri. Bu Anita pun langsung keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumahnya. Sedangkan Egi langsung melanjutkan perjalanan, dan berniat untuk menuntaskan birahinya nanti di rumah.

Ketika masuk ke dalam rumah, Bu Anita ternyata telah ditunggu oleh suami dan anaknya di ruang tamu. Mereka pun saling berpelukan dan berbagi kecupan.

"Tadi pulang sama siapa, Ma?" Tanya suami Bu Anita sambil menggendong anak mereka berdua yang masih berusia lima tahun.

"Owh, itu sama supir Grab," jawab Bu Anita sambil menenteng barang belanjaan miliknya dan mengajak keluarga kecilnya tercinta untuk kembali masuk ke ruang keluarga.
 
Terakhir diubah:
Entahlah dari sekian banyak cerita yang dibaca cerita ini yang alurnya beda wkwk bikin penasaran saja
 
ketinggalan menehhh.....

makasih up'y om

Moga sllu sehat & lancar RL'y om
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd