Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Pengkhianatan Sahabat

Status
Please reply by conversation.
Moga crot di dalam kalo benar Mila mau di eksekusi Burhan biar Wulan punyak adik lagi.....
 
Trimakasih updatenya, ukhti @fathimah ..

Wanita memang ditakdirkan untuk menggunakan emosi lebih besar dari pada logikanya.
Mila, yang dalam emosi tinggi dan perasaan galau menghubungkan om Burhan.
Apakah om Burhan memanfaatkan kondisi Mila yang labil krn emosinya..?
Menurut ana tidak, krn om Burhan bukan tipe pria yang grusak grusuk. Dia pria yang matang.
Justru dia akan membuat Mila menjadi merasa nyaman dengannya.

Eh.. Maaf ukhti, sudah mendahului.

Ana serahkan ke ukhti @fathimah deh yang melanjutkan...

Langscruuuut ukhti.. :semangat:
 
Ekse dong om... Banyakin minum viagra ama tissue magic

Kena serangan jantung kebanyakan obat kuat :pandaketawa:

Mau lepas perawankah mila ? Sya rasa belum, karna pak burhan gak mau jika mila terpaksa

Bisa jadi bisa tidak hu misal ke ambil sama si bandot tue tetap irfan juaranya :pandaketawa:

Irfan tetap tolol seperti biasa, hilang dapat empot empot ayam perawan sama si Burhan

maklum hu, si irfan belom pernah dekat wanita. jadi tidak tau mesti bertindak, tapi berkat deket mila...membuka jalan si irfan ketemu wanita lainnya setelah wulan sekarang annita :pandaketawa:

sudah waktunya dilukir, wulan samsul, mila burhan, irfan sinta, egi...sedoooottt wkwkkwkwk

Sinta sapa hu :pandaketawa:
Gpp hu misal bandot-bandot tua dapet prewinya tapi pada ahirnya mereka kewalahan dan irfan yang jadi rebutan :pandaketawa:
 
Mila nya dianal Om Burhan...
Trs digangbang bareng Om Burhan & Egi.
 
Part 22: Mencari Pelampiasan

Om Burhan baru selesai mengurus transaksi bisnisnya pada hari itu menjelang malam hari. Karena itu, seperti biasa ia pun langsung memesan kamar hotel untuk menginap. Jika pulang ke rumah, Pak Burhan khawatir akan membuat repot Wulan, yang nanti akan membuatkan sarapan untuknya dan membereskan kebutuhan pribadinya yang lain.

Di dalam kamar hotel, ia menghabiskan waktu dengan menonton siaran olahraga di televisi, sambil meminum bir yang sengaja ia bawa ke kamar hotel. Seharian berbicara tentang bisnis membuat ayah Wulan tersebut ingin melupakan semuanya di malam hari dan beristirahat dengan santai.

Tiba-tiba, terdengar dering notifikasi dari smartphone miliknya, tanda ada sebuah pesan yang masuk. Alangkah terkejutnya ia ketika mengetahui bahwa pesan tersebut datang dari Mila, yang mengajak Om Burhan untuk bertemu malam itu.

Naluri Om Burhan mengatakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan Mila. Ia pun langsung mengundang Mila untuk datang ke kamar hotel tempatnya menginap, agar tidak ada hal buruk yang terjadi dengan perempuan cantik tersebut. Ia pun mengirimkan nama hotel yang ia tempati beserta nomor kamarnya.

Ingatan Om Burhan pun kembali pada kebersamaan dirinya dan Mila di Bali. Di Pulau Dewata tersebut, ia berusaha untuk menjadi lelaki yang bisa diandalkan untuk melindungi Mila, bukan menyakitinya. Namun situasi yang tidak diduga justru mendorong mereka berdua untuk larut dalam lautan nafsu birahi.

Untungnya, Om Burhan masih mempunyai akal sehat untuk menahan libidonya. Dalam hati ia sempat merasa menyesal, karena ia yakin Mila telah siap melepaskan keperawanannya malam itu. Ia tentu akan merasa bangga dan puas menjadi orang pertama yang menyetubuhi perempuan bertubuh seksi itu. Namun ia tahu bahwa bila hal tersebut terjadi, ada risiko ia justru akan kehilangan Mila untuk selama-lamanya.

Sejak kembali ke Jakarta, Mila tidak pernah menghubungi Om Burhan sama sekali. Ia pun menganggap hal tersebut sebagai sebuah penolakan. Namun ia tetap setiap pada janjinya untuk tidak lagi bermain wanita. Karena itu, malam ini pun Om Burhan hanya sendirian di kamar hotel, tidak bersama siapa pun.

"Tokk, tokk ..." terdengar suara ketukan di pintu kamar.

Om Burhan yang hanya mengenakan celana boxer karena sudah akan tidur langsung beranjak menuju pintu. Ketika pintu dibuka, ia pun bisa melihat jelas wajah Mila. Perempuan tersebut tampil sangat cantik malam ini, dengan kaos berwarna kuning dan jilbab berwarna senada. Celana panjangnya yang berwarna krem membentuk kakinya dengan indah. Mila sebenarnya berdandan seperti itu karena akan bertemu dengan Egi, kekasihnya. Sayang malam ini ternyata berakhir dengan tidak menyenangkan bagi Mila.

Memandang sekilas, Om Burhan kembali kagum akan kecantikan Mila. Namun ia pun bisa melihat tetes air mata yang mulai mengering di pipi perempuan muda tersebut. Ini tentu bukan saat yang tepat untuk berbicara soal birahi.

"Ayo masuk, Mil," ujar Om Burhan.

Mila pun masuk ke dalam kamar dan langsung duduk di tepi tempat tidur. Berbeda dengan kamar yang mereka berdua tempati di Bali, hanya ada satu ranjang besar di kamar itu, karena Om Burhan memang tidak mengharapkan siapa-siapa untuk datang malam itu. Om Burhan kemudian menutup pintu dan langsung mengambil kursi. Ia menempatkannya di hadapan Mila, lalu duduk di atasnya.

"Ada apa sebenarnya, Mil?" Tanya Om Burhan.

Mila pun menceritakan seluruh kejadian yang ia alami mulai dari saat ia dan Irfan datang ke kostan Egi untuk memberi kejutan, hingga apa yang ia lihat di kamar Egi. Sambil menahan tangis, ia mengungkapkan kekecewaan yang ia rasakan kepada kekasihnya tersebut.

"Akhirnya tadi aku putusin Egi, Om," ujar Mila.

"Kamu harus sabar, Mil. Hidup terkadang memang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Kita sebagai manusia hanya perlu menjalaninya dan optimis menatap masa depan," ujar Om Burhan.

"Tapi apa kurangnya Mila, Om. Mila sudah ngasih semuanya ke dia. Perhatian, kasih sayang, semuanya. Mila bahkan rela menunjukkan seluruh tubuh Mila, bahkan melayani penis dia yang kecil, Mila rela Om," ujar Mila setengah berteriak.

Tanpa diduga oleh Om Burhan, Mila tiba-tiba mengambil botol bir yang ada di atas meja. Isi botol tersebut memang baru diminum seperempat oleh Om Burhan. Perempuan berjilbab tersebut kemudian meminum isinya. Ini adalah pertama kalinya Mila meminum bir, dan langsung merasa tubuhnya menghangat. Kepalanya pun mulai pusing karena gabungan pengaruh alkohol dan perasaan stres.

"Hentikan, Mila," ujar Om Burhan yang berusaha mengambil botol bir tersebut dari tangan Mila. Namun Mila menarik botol tersebut ke arahnya, menghindari tangan Om Burhan.

"Apa yang salah dari Mila, Om? Hingga laki-laki bajingan itu lebih milih buat ngentotin perempuan tua itu," ujar Mila lagi. Perempuan tersebut nampak sudah mulai kehilangan akal sehatnya dan mulai meracau dalam bicara.

"Ini bukan salah kamu, Mila. Kamu sempurna. Egi pasti menyesal telah mengkhianati kamu," ujar Om Burhan menenangkan.

Mila menenggak seluruh isi botol bir tersebut hingga habis tak bersisa, lalu meletakkannya di lantai. Ia kemudian tersenyum. Om Burhan pun mulai menebak-nebak apa yang ada di pikiran Mila saat itu.

"Aku tahu Om," ujar Mila perlahan.

"Tahu apa?"

"Tahu kenapa Egi ninggalin aku," ujar Mila sambil tersenyum.

Om Burhan hanya terdiam.

"Dia ninggalin aku karena selama ini aku gak pernah kasih dia ngentotin aku, hee," ujar Mila lagi sambil tertawa. Om Burhan kini yakin bahwa perempuan muda di depannya tersebut kini telah hilang kesadaran.

Mila kemudian mengangkat kaos yang ia kenakan ke atas, lalu melepaskannya. Ia kemudian menarik celana panjangnya ke bawah, dan menanggalkannya. Dua helai pakaian tersebut kini telah berserakan di lantai. Gerakan Mila terlalu cepat hingga Om Burhan tidak sempat untuk mencegah.

Kini perempuan cantik tersebut hanya tinggal mengenakan bra, celana dalam, dan jilbab yang melekat di kepalanya. Wajahnya telah memerah tanda ia sudah berada dalam keadaan mabuk.

"Padahal toket aku kan gede banget yah om," ujar Mila sambil meremas payudaranya sendiri di hadapan Om Burhan. Ia pun memilin-milin puting payudaranya dengan binal. Secara otomatis, penis Om Burhan pun perlahan berdiri.

"Belum lagi memek aku, masih sempit banget om," kini Mila bertingkah lebih binal. Ia mengedipkan mata ke arah Om Burhan dan menjulurkan lidahnya yang kemudian menyapu bibirnya sendiri.

Belum reda kekagetan Om Burhan, Mila kemudian langsung berdiri dan naik ke pangkuan Om Burhan. Kemaluannya kini berada tepat di hadapan kemaluan Om Burhan. Pria tua tersebut pun bisa merasakan halusnya kulit Mila yang sudah setengah telanjang. Jilbab yang masih dikenakan perempuan tersebut membuat laki-laki tua tersebut makin terangsang. Ia pun bingung harus bereaksi seperti apa.

"Padahal, pasti nikmat banget kan Om rasanya kalau ngentot sama aku," bisik Mila di telinga Om Burhan. "Om mau gak jadi yang pertama ngentotin memek aku?" Tanya Mila sambil menjilat lubang telinga Om Burhan, membuat pemiliknya kegelian.

Mila kemudian menjilati leher Om Burhan yang terbuka. Jilatan tersebut kemudian menurun ke dada Om Burhan, dan menuju ke puting dadanya. Kini terlihat pemandangan yang menggairahkan seorang pria tua tengah memangku perempuan muda yang tengah merangsang tubuhnya dengan begitu binal.

"Mila, hentikan ..." ujar Om Burhan. Namun Mila tidak bergeming sedikit pun.

Tangan Mila justru bertambah aktif meraba-raba paha Om Burhan yang berbulu, dan mengelus-elus selangkangan Om Burhan yang kian lama kian penuh dengan penis yang membesar. Mila kemudian menggesek-gesekkan payudaranya ke dada Om Burhan, sebelum kemudian melumat bibir Om Burhan.

Om Burhan pun tidak tahan dengan kondisi itu. Ia langsung menggendong tubuh Mila dan merebahkannya di tempat tidur. Ia menahan tangan Mila di atas kepalanya sehingga tangan tersebut tidak bisa menggerayangi tubuhnya. Kaki Mila pun ia tahan agar tidak bisa berkutik.

"Ayo Om, entotin aku ... Kita bikin adik untuk Wulan," ujar Mila yang sudah hilang kesadaran tersebut.

Mila mencoba berontak agar bisa kembali memeluk tubuh Om Burhan. Namun Om Burhan menahannya dengan keras hingga tubuh Mila benar-benar tidak bisa bergerak. Berbeda dengan yang dilakukan Mila, Om Burhan tampak tidak mencoba untuk merangsang tubuh perempuan muda tersebut. Mila akhirnya kelelahan sendiri dan memejamkan mata. Ia pun langsung tertidur di atas ranjang yang nyaman tersebut.

Mila mulai membuka mata ketika ia merasakan gelombang kehangatan dari matahari pagi menyapu tubuhnya. Ia melihat sekeliling dan baru menyadari bahwa ia sedang berada di sebuah kamar hotel. Ia melihat tubuhnya dan kaget karena ia hanya mengenakan bra, celana dalam, dan jilbab saja.

"Sial, apakah aku telah kehilangan keperawanan semalam?"

Mila pun memeriksa kemaluannya. Tidak ada percikan darah di sekitarnya. Ia pun tidak merasakan bahwa kemaluannya baru saja mendapat penetrasi dari penis laki-laki. Perempuan muda tersebut pun menarik nafas lega.

Ia melihat sekeliling, tidak ada orang lain di kamar tersebut. Ia pun bertanya-tanya apa yang telah terjadi semalam. Ia hanya mengingat kejadian di kostan Egi, yang kemudian disusul dengan kedatangan dirinya ke kamar hotel Om Burhan.

"Ahh, iyah. Ini kamar hotel Om Burhan," gumam Mila. Perempuan muda tersebut kemudian berusaha mengingat apa yang terjadi setelahnya, namun gagal.

Mila kemudian mencari smartphone miliknya dan menemukan smartphone tersebut di tas tangan yang ia bawa. Di dalamnya, ternyata ada sebuah pesan video dari Om Burhan. Sepertinya pesan video tersebut bisa memberikan jawaban atas apa yang terjadi semalam. Mila pun langsung memutar video tersebut.

"Halo, Mila. Selamat pagi. Semoga kamu merasa lebih segar hari ini. Om tidak bisa lama-lama menemani kamu karena harus segera pergi ke luar kota. Kamu tenang saja, kamar ini sudah Om bayar dengan kartu kredit, jadi kamu boleh check out kapan saja kamu mau. Om juga telah siapkan sarapan untuk kamu sehingga kamu tidak perlu turun ke restoran di bawah," Mila melirik ke arah meja dan melihat beberapa piring sarapan telah tesedia di sana. Om Burhan sepertinya sudah sangat terbiasa melakukan hal itu. Mila pun kembali melanjutkan menonton video tersebut.

"Kamu pasti penasaran apa yang terjadi tadi malam. Karena itu, om akan jelaskan di video ini. Awalnya kamu masuk ke kamar ini dan menceritakan apa yang terjadi antara kamu dan Egi. Setelah itu, kamu tiba-tiba meminum bir dan hilang kesadaran," Om Burhan kemudian menjelaskan dengan cukup detail apa saja yang dilakukan Mila saat mabuk. Ia pun menceritakan bagaimana Om Burhan harus menahan Mila di tempat tidur agar segera tertidur. Mila pun merasa malu dengan tingkahnya.

"Kamu tenang saja, Om tidak menyentuh tubuh kamu lagi setelah kamu tidur. Om juga tidak tidur di ranjang yang kamu tempati, dan tidur di sofa," ujar Om Burhan sambil memperlihatkan sofa tempatnya tidur semalam. Mila pun tersentuh dengan apa yang dilakukan Om Burhan.

"Kamu perempuan spesial, Mila. Om sayang sama kamu. Sayang antara pria dan wanita, bukan sayang antara orang tua dan anak. Namun Om tidak ingin memaksakan perasaan Om tersebut. Karena itu Om tidak akan menyetubuhi dirimu meski ada kesempatan. Bukan karena Om tidak tertarik dengan kamu, namun karena Om tidak mau kamu melakukannya atas dasar paksaan," Mila merasakan dadanya bergetar mendengar kata-kata tersebut.

"Di Bali, kamu datang karena Om yang memaksa. Di hotel ini, kamu datang karena masalah yang kamu hadapi dengan Egi. Itulah mengapa Om menolak. Apabila kamu nanti menyerahkan keperawanan kamu kepada siapa pun lelaki beruntung yang kamu pilih, Om lebih suka apabila memang kamu yang menginginkan hal itu," ujar Om Burhan sambil menundukkan kepala.

"Sekali lagi, kamu perempuan yang spesial, Mila. Tetaplah menjadi spesial. Sampai ketemu," tutup Om Burhan di penghujung video tersebut. Mila pun kembali meneteskan air mata. Ia menyesal atas semua hal yang ia lakukan hingga hari ini.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd