Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Pengkhianatan Sahabat

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Masang patok ya suhu..
Liat ceritanya bagus bgt..
 
Part 24: Pernyataan Cinta

Mila-1.jpg

Setelah check out dari hotel, Mila langsung pulang ke rumah dan masuk ke kamar. Ia tidak mengindahkan ayah dan adiknya yang menyapa saat ia sampai rumah. Ia sedang tidak ingin bicara atau bertatap muka dengan siapa pun.

"Kakakmu kenapa?" Ujar Pak Syamsul.

"Nggak tahu," jawab adik Mila.

Di dalam kamar, Mila berdiri menghadap cermin dan menatap matanya sendiri. "Apa yang sebenarnya kamu inginkan, Mila?" Gumamnya.

Berbagai macam memori berkecamuk di dalam kepalanya. Mulai dari kemesraan dengan Egi, godaan yang sengaja ia lakukan kepada Irfan, hingga pemandangan menjijikkan saat ia memergoki Egi tengah bersetubuh dengan perempuan lain. Namun memori yang paling berkesan di hatinya justru kebersamaan dia dengan Om Burhan, saat mereka berdua di Bali, hingga wajah Om Burhan di video yang ia kirimkan setelah kejadian semalam.

Mila pun merebahkan diri di atas tempat tidurnya dan memejamkan mata. "Apa yang kamu inginkan, Mila?" Tanyanya kembali pada dirinya sendiri.

Ia kini mempunyai beberapa pilihan. Yang pertama adalah memaafkan Egi dan kembali ke pelukannya. Namun pilihan ini hampir tidak mungkin ia pilih. Mila merupakan sosok perempuan yang paling tidak suka dikhianati, meski hanya sekali.

Yang kedua adalah melanjutkan hidup tanpa pacar. Mungkin saja di masa depan ada sosok lain yang masuk ke kehidupannya, dan merupakan pendamping terbaik untuk dirinya. Namun kapan hal itu akan terjadi? Terlebih lagi dia juga mempunyai pilihan yang ketiga.

Pilihan terakhir ini adalah menerima cinta dari Om Burhan. Ayah dari Wulan tersebut sebenarnya merupakan orang yang baik. Mila telah merasakan kehangatan cintanya, dan betapa sabarnya ia menghadapi Mila yang kadang jatuh pada godaan birahi. Namun ia masih ragu untuk menerima cinta Om Burhan karena usia mereka yang terpaut sangat jauh.

Meski begitu, pengalaman dengan Egi juga membuatnya tersadar bahwa usia muda dan wajah tampan bukanlah segalanya. Mila justru merasa nyaman ketika tengah bersama Om Burhan yang sebenarnya jauh lebih tua darinya.

Setelah berpikir cukup panjang, Mila pun mengambil sebuah keputusan.

Saat Mila tengah merenung sendiri di kamar, Om Burhan telah berada di sebuah pesawat terbang menuju Bali. Setelah menyelesaikan berbagai urusan bisnis, ia ingin bersantai sejenak di vila pribadinya yang terletak di daerah Canggu. Ia ingin menyendiri dan memulihkan kembali kesegaran tubuh dan pikirannya di pulau dewata tersebut. Ia ingin melupakan urusan soal bisnis, Wulan, hingga Mila.

Ketika hampir sampai di vila tersebut, hari telah menjelang malam. Om Burhan pun memutuskan untuk mampir sebentar di salah satu restoran Eropa di sekitar situ, sebelum kemudian menuju vila untuk beristirahat. Restoran tersebut tampak masih cukup ramai dengan pengunjung, yang didominasi oleh para turis asing.

Tiba-tiba, Om Burhan melihat seorang perempuan bertubuh seksi dengan baju terusan berwarna krem yang hanya menutupi tubuhnya dari pertengahan dada ke bawah. Om Burhan pun bisa melihat jelas sebagian payudara dan bahunya yang terbuka, serta kulitnya yang putih mulus. Lehernya pun tampak begitu jenjang tak bernoda. Perempuan tersebut tampak berjalan ke arahnya, dan langsung duduk di hadapannya.

"Males sama bule-bule gak jelas. Aku duduk di sini ya, Om?" Ujarnya pada Om Burhan yang masih menyantap makanan. Piring di hadapannya terlihat sudah hampir kosong.

"Iya, silakan," Om Burhan tidak bisa berbohong pada dirinya sendiri bahwa perempuan di hadapannya mempunyai paras yang sangat cantik. Perempuan tersebut pun tampak tertarik dengan dirinya.

"Om sendirian aja?" Goda perempuan tersebut sambil sedikit menunduk, menampakkan belahan payudara yang sepertinya tidak mengenakan bra.

"Iya," ujar Om Burhan singkat. Om Burhan yakin kalau ia mengajak perempuan tersebut ke vilanya, dia pasti akan menurut. Setelah itu, mereka berdua bisa bersetubuh dengan sangat liar di berbagai tempat di dalam vila pribadi Om Burhan. Pria berusia 50an tahun tersebut pun bisa merasakan kembali kenikmatan seksual yang telah lama tidak ia rasakan.

"Pelayan, minta billnya yah," ujar Om Burhan memanggil salah satu pelayan restoran tersebut.

"Ih, Om buru-buru banget. Udah gak sabar ya?" Ujar perempuan tersebut sambil mengedipkan matanya yang indah. Ia pun menggigit bibirnya sendiri dengan binal.

Sebagai lelaki normal, Om Burhan jelas terangsang karena tingkah perempuan tersebut. Namun ia masih mengingat janjinya untuk tidak akan bermain perempuan lagi. Ia pun bingung harus mempertahankan janji tersebut atau melanggarnya untuk malam ini saja. Toh tidak akan ada yang tahu apa yang ia lakukan dengan perempuan tersebut. Dan kemaluannya pun bisa bersarang di vagina, pantat, hingga mulut wanita cantik tersebut.

Setelah menyelesaikan pembayaran, Om Burhan pun beranjak pergi. "Saya pulang dulu ya," ujar Om Burhan kepada perempuan tersebut tanpa menoleh lagi ke belakang. Ia masih mempertahankan janjinya tersebut, meninggalkan sang perempuan terduduk sendirian di restoran itu.

Keesokan harinya, Om Burhan menghabiskan waktu di pagi hari untuk sarapan dan berolahraga. Semalam Om Burhan telah mengirimkan pesan kepada penjaga vila tersebut untuk menyajikan beberapa makanan yang ia inginkan di pagi hari. Ketika ia bangun, makanan tersebut pun telah tersaji di meja makan.

Vila tersebut sendiri terdiri atas satu bangunan utama yang berisi ruang makan, ruang tamu, kamar mandi, dan beberapa kamar tidur. Sedangkan kamar yang ditiduri oleh Om Burhan justru berada di sebuah bangunan tambahan yang berada tepat di pinggir kolam renang. Bangunan tambahan itu dikelilingi oleh kaca-kaca besar yang tembus pandang, sehingga begitu Om Burhan bangun, ia bisa langsung memandang ke arah kolam renang.

Saat matahari telah meninggi, Om Burhan merasa kegerahan. Ia pun melepaskan seluruh pakaiannya dan langsung terjun ke kolam renang dengan hanya mengenakan secarik celana renang. Kolam renang tersebut berada di halaman belakang vila yang dikelilingi dinding pembatas yang tinggi, sehingga Om Burhan bisa berenang sepuas hatinya tanpa ada yang melihat. Udara Canggu yang segar membuat suasana di vila tersebut benar-benar nyaman.

Om Burhan baru berenang empat putaran, ketika ia kemudian dikejutkan dengan suara bel, tanda ada seseorang yang datang ke vila tersebut. Ia mencoba mengingat-ingat apa ada orang lain yang ia undang ke vila tersebut, namun sepertinya tidak ada.

"Ahh, mungkin penjaga vila yang ingin membersihkan taman. Sudah kubilang kalau aku di sini jangan sekali-kali datang karena aku tidak ingin diganggu. Lama-lama aku pecat juga dia," gumam Om Burhan.

Ia pun langsung naik dari kolam renang dan beranjak ke pintu depan vila. Karena ia berpikir hanya akan bertemu dengan sang penjaga vila, ia pun tidak mengenakan pakaiannya kembali dan tetap mengenakan celana renang yang sangat kecil sehingga menyerupai celana dalam itu. Di baliknya ia pun tidak mengenakan apa-apa lagi.

"Sudah kubilang kalau saya di sini jang ..." Om Burhan menghentikan kata-katanya ketika melihat sosok yang ada di balik pintu. Ternyata orang tersebut bukan penjaga vila, melainkan orang lain yang sangat ia kenal.

"Halo, Om," ujar perempuan cantik yang tengah berdiri di depan pintu vila pribadi Om Burhan tersebut.

"Mi ... Mila. Ngapain kamu ke sini?" Om Burhan langsung terpana melihat sosok Mila. Ia sampai berusaha meyakinkan diri kalau ini bukan mimpi. Mila tampak cantik sekali dengan atasan berwarna merah muda dan jilbab dengan warna senada. Pakaian tersebut sebenarnya tidak terlalu ketat, namun payudara Mila yang besar tetap saja menyembul dan terlihat jelas dari balik pakaiannya. Om Burhan pun sampai harus menelan ludah begitu memandang Mila yang datang dengan penampilan seperti itu.

"Ya mau nemuin Om. Masa mau main layangan? Hee," ujar Mila sambil tertawa. Ia tampak begitu senang melihat Om Burhan kaget seperti itu.

"Tahu dari mana Om di sini?"

"Kalau itu rahasia. Tapi ini ceritanya Mila mau disuruh berdiri di sini aja neh?" Tanya Mila sambil tersenyum.

"Oh iya, ayo masuk Mil," ujar Om Burhan sambil mempersilakan Mila masuk. Perempuan cantik tersebut pun langsung menarik kopernya dan masuk ke dalam vila. Ia langsung melihat-lihat sisi dalam vila yang cukup besar tersebut.

Om Burhan pun tersadar bahwa ia masih hanya mengenakan celana dalam saja. Pantas Mila terus senyum-senyum saja dari tadi. Ia langsung masuk ke dalam kamarnya untuk mencari pakaian, dan akhirnya kembali keluar setelah mengenakan kaos dan celana pendek.

Ketika Om Burhan keluar, Mila telah duduk di kursi pantai yang ada di pinggir kolam renang. Matanya tampak memandang ke langit, menikmati kesegaran udara di vila tersebut. Posisi tubuhnya berada di pertengahan antara duduk dan berbaring, sehingga membuat payudaranya seperti menyembul ke atas. Om Burhan pun memilih untuk duduk di kursi yang ada di sebelah Mila.

"Wulan ya yang suruh kamu ke sini?" Tanya Om Burhan.

"Nggak," jawab Mila sambil tetap memandang langit.

"Lalu siapa?"

"Aku sendiri," ujar Mila yang kemudian bangkit dan berganti posisi. Kini ia telah duduk menghadap Om Burhan.

"Maksudnya?"

"Aku terima permintaan Om waktu itu. Aku baru sadar kalau aku juga sayang sama Om, dan aku yakin Om adalah yang terbaik untukku," ujar Mila tegas.

Om Burhan pun tersenyum. Ia menggaruk-garuk kepalanya dan tertawa. "Om bingung harus bilang apa, Mil," ujar Om Burhan.

Mila kemudian berdiri dan mendorong Om Burhan agar segera merebahkan diri di atas kursi pantai yang tengah ia duduki. Mila lalu menindih tubuhnya, dan mendekatkan wajahnya ke wajah Om Burhan. Tangan Om Burhan langsung memeluk tubuh sintal tersebut, dan mengelus-elus punggung Mila.

"Om gak usah jawab apa-apa, nikmati saja manisnya bibir Mila," bisik Mila.

Perempuan muda tersebut kemudian langsung mengecup bibir Om Burhan. Pria tua itu pun membalasnya dengan cara mengulum bibir Mila yang berwarna merah muda. Keduanya pun saling meluapkan birahi mereka masing-masing, yang telah tertahan selama berhari-hari.

Om Burhan mendekap tubuh Mila lebih erat. Ia kemudian meremas payudara Mila dari luar, dan merasa kaget ketika mengetahui bahwa Mila saat itu sudah tidak mengenakan bra. Ia bisa merasakan puting payudara Mila yang telah begitu tegang dari balik bajunya yang berwarna merah muda.

"Kamu nakal banget, gak pake beha ya?" Bisik Om Burhan ke telinga Mila yang masih tertutup jilbab.

Mila hanya tersenyum. "Kali ini aku datang dengan kemauan aku sendiri, bukan dengan paksaan siapa pun. Jadi ..."

"Jadi apa, Mila?"

"Puaskan aku om ... ahhh," desah Mila di telinga Om Burhan sambil memejamkan mata. Hal tersebut membuat birahi pria tua itu semakin naik menuju puncak.

Om Burhan bersyukur ia tidak jadi mengajak perempuan di restoran semalam untuk datang ke vila. Karena bila iya mengajak perempuan tersebut, pasti Mila akan kecewa sekali dengannya. Ia jelas lebih memilih untuk menghabiskan waktunya di vila bersama perempuan cantik dan seksi yang tengah berada di hadapannya saat ini dibanding perempuan tidak jelas yang mungkin hanya seorang pelacur.

Mila yang tampak sudah tidak tahan langsung menarik kaos Om Burhan ke atas. Ia pun menurunkan celana pendek Om Burhan hingga pria tersebut hanya tinggal mengenakan celana dalam saja.

"Tahu begini Om nggak usah pakai baju lagi ya tadi."

"Siapa suruh Om pakai baju," ujar Mila sambil menggigit daun telinga Om Burhan dengan binal. "Tubuh Om bagus banget, jantan dan perkasa. Mila langsung horny lihat kontol Om yang gede dari balik celana renang tadi."

Perempuan bertubuh sintal tersebut kemudian langsung turun menjilati dada Om Burhan yang sedikit berbulu. Tangan Mila pun mulai mengelus-elus kemaluan Om Burhan dari balik celana dalamnya.

Diperlakukan seperti itu, Om Burhan merasa seperti melayang. Mila memang sudah pernah menyentuh tubuhnya sewaktu di hotel waktu itu. Namun saat itu Mila masih melakukannya karena ada sedikit paksaan dari dirinya. Namun kali ini sentuhan Mila terasa sangat berbeda. Kali ini sentuhan Mila benar-benar penuh kehangatan dan cinta.

Om Burhan pun menikmati jilatan perempuan cantik tersebut sambil mengelus-elus kepalanya yang dibalut jilbab berwarna merah muda. Terlihat pemandangan yang sangat sensual di mana seorang perempuan muda berhijab sedang mengulum puting seorang pria tua dengan penuh nafsu.

Mila kemudian turun ke bawah dan melucuti celana dalam Om Burhan, hingga penis pria tersebut langsung mencuat keluar. Benar perkiraannya, penis tersebut memang lebih besar dari milik Egi, mantan pacarnya. Mila pun mulai mengelus-elusnya sambil melirik wajah Om Burhan.

Om Burhan mengangguk, dan Mila langsung menjilati batang kemaluan Om Burhan dengan penuh nafsu. Awalnya, ia hanya mengeluarkan lidahnya saja dan menyentuhkannya ke penis besar tersebut. Namun lama kelamaan Mila mulai memasukkan penis tersebut ke dalam mulutnya, mengulum, dan menghisap dalam-dalam. Semakin lama, semakin dalam ia menekan penis tersebut.

"Ahhh, Milaaa ... Enak sekali bibir dan mulut kamu, sayang," erang Om Burhan yang sudah begitu terangsang dengan godaan Mila.

Mila hanya bisa mengedipkan mata.

"Kamu pinter banget sih emut-emut kontol OM, ahhh."

Sepuluh menit berada di posisi tersebut, Om Burhan semakin tidak tahan. Ia kemudian melepaskan penisnya dari kuluman Mila, dan langsung menggendong tubuh perempuan seksi tersebut. Ia membawa Mila ke kamar yang ia tinggali, lalu merebahkannya di atas ranjang. Mila pun langsung merasa sangat nyaman di atas ranjang tersebut.

Om Burhan langsung memasukkan tangannya ke balik baju Mila untuk meremas payudaranya. Mila pun mengerang. Ketika puting payudaranya dimainkan dengan jari oleh Om Burhan, Mila pun mengangkat punggungnya ke atas, tanda bahwa ia tengah menahan birahi yang kuat. Perlahan Om Burhan turut menarik pakaian Mila ke atas, hingga payudara Mila yang besar kini terlihat jelas.

Setelah itu, Om Burhan beralih ke bawah, dan menurunkan celana panjang Mila. Ia kemudian menjilati celana dalam Mila yang berwarna putih, yang tampak mulai basah. Ia jilat-jilat celana dalam tersebut dari luar, sambil terus meremas payudara Mila.

"Lepasin aja om celana dalam, Mila," ujar perempuan muda tersebut tidak tahan.

Om Burhan hanya tersenyum. "Udah gak sabar ya pengen Om entotin," goda Om Burhan.

Dengan sangat pelan, Om Burhan menurunkan celana dalam tersebut ke bawah, hingga vagina Mila yang bersih kini terpampang di hadapannya. Mila tampak baru mencukur rambut kemaluannya, tanda ia telah sangat siap untuk momen ini. Bau vagina Mila pun terasa begitu harum.

Lidah Om Burhan langsung menyapu vagina Mila, membuat pemiliknya mendesah binal. Tangan Mila kini telah berada di kepala Om Burhan dan beberapa kali menjambak rambutnya. Jambakan tersebut bertambah kuat ketika Om Burhan kemudian menarik klitoris Mila dan mengemutnya kuat-kuat.

"Ahhhh, Om Burhaaann. Enak banget sedotan kamuuu ..." teriak Mila binal. Sayangnya, tidak ada yang mendengar teriakan tersebut, karena vila itu kini hanya menjadi milik mereka berdua.

Om Burhan pun semakin bersemangat menjilati liang vagina Mila. Terkadang ia memasukkan lidahnya ke dalam, dan terkadang ia menyedotnya kuat-kuat. Mila pun tampak sudah tidak kuat menahan birahinya, dan menekan kepala Om Burhan lebih kencang lagi.

Hingga akhirnyaa, "Ngggghhhhhhhhhhhh ..." lenguhan keras terdengar dari mulut Mila, bersamaan dengan mengucurnya cairan cinta yang membanjiri vaginanya yang sebelumnya memang telah basah. Mila pun merasa tulangnya seperti diloloskan dari tubuhnya, dan ia pun langsung merebah kembali di atas tempat tidur. Ia tampak memejamkan mata menikmati gelombang birahi yang mendesak keluar dari dalam tubuhnya.

Om Burhan yang mengetahui hal itu terus saja menjilat dan mengemut kemaluan Mila. Tangannya yang bebas pun terus aktif menggerayangi tubuh Mila, mulai dari payudara, pinggul, hingga paha.

Sepuluh menit kemudian, Om Burhan mengambil bantal dan meletakkannya di bawah pinggang Mila. Ia langsung menindih tubuh Mila yang kini hanya tinggal mengenakan jilbab saja, lalu memposisikan kemaluannya di depan vagina Mila. Ia pun mulai menggesek-gesekkan kemaluannya yang besar ke liang kemaluan perempuan cantik tersebut.

"Boleh gak Mil?"

"Om janji akan nikahin Mila, kan?" Tanya Mila dengan tatapan sayu.

"Iya, Om janji. Om akan puaskan Mila lahir dan batin," jawab Om Burhan.

"Iya Mila mau Om. Entotin Mila sekarang, beri kepuasan birahi untuk Mila," ujar Mila yang kemudian langsung memejamkan mata.

Dengan pelan, Om Burhan pun mulai memasukkan penisnya ke dalam liang senggama yang masih suci tersebut. Ia pun mendorongnya ke dalam. Terasa kemaluan Mila menjepit makin kuat penis tersebut. Mila memeluk tubuh Om Burhan dengan kuat, dan membiarkan bibir Om Burhan menempel di lehernya.

"Ahhh," tanpa aba-aba, Om Burhan kemudian menekan kemaluannya dalam-dalam. Ia merasakan ada sesuatu yang lepas dari dalam kemaluan Mila. Perempuan tersebut pun seperti merasakannya juga, dan langsung mencakar punggung Om Burhan dengan keras.

"Ahhhh ..." Om Burhan menekan lagi, yang kemudian diiringi dengan lenguhan pelan dari bibir Mila. Lidah Om Burhan pun terus bermain di leher Mila.

"Ahhhhhhh ..." Om Burhan mempercepat genjotannya di memek Mila, menyebabkan tubuh pemiliknya mulai berguncang keras. Erangan Mila pun terdengar makin kencang.

"Ahhh ... Ahhh ... Ahhh ..." Desahan keduanya terdengar makin liar. Pinggul Mila kini telah maju mundur mengikuti Genjotan Om Burhan.

"Aahhhhhhh ... Ahhhhhh ... Ahhhhh ...." Keduanya seperti telah larut dalam persetubuhan yang liar. Mereka saling menciumi bagian tubuh pasangannya yang terbuka. Tangan Mila memeluk erat punggung Om Burhan, sedangkan kakinya mengait di paha Om Burhan yang terlihat seperti pelukan. Sementara tangan Om Burhan masih asyik meremas payudara Mila yang besar, dan bermain dengan putingnya yang berwarna merah muda.

"Ahhh, Om ... Kontolnya besar banget, Om," erang Mila di sela-sela persetubuhannya dengan ayah sahabatnya tersebut.

"Nikmati sayang, kontol ini hanya untukmu seorang," jawab Om Burhan yang kini telah melabuhkan bibirnya ke payudara Mila. Puting Mila yang tegak itu pun tidak ketinggalan dari kuluman bibir Om Burhan. "Enak banget ngentotin memek cewek muda berjilbab kayak kamu, Mila."

"Ngggghhhhhhhhhhhhhhhhhh ..." Mila kembali melenguh keras, tanda ia kembali mendapatkan orgasme. Om Burhan pun memberikan kesempatan bagi perempuan tersebut untuk beristirahat.

Mila kemudian memandang mata Om Burhan dalam-dalam, lalu mengecup bibirnya. Om Burhan pun membalasnya dengan ciuman yang mesra dan romantis. Perlahan, ia pun mencabut kemaluannya dari vagina Mila. Ukurannya masih sangat besar, tanda bahwa penis tersebut masih belum sampai pada kepuasan maksimal.

Namun Om Burhan tetap membiarkan Mila beristirahat, lalu mengambil tisu dari meja yang ada di samping ranjang untuk membersihkan kemaluannya. Ia pun memberikan beberapa lembar untuk Mila, lalu melangkah keluar dari kamar.

Setelah kesegarannya kembali, Mila pun bangkit dari ranjang. Ia kemudian melepaskan jilbabnya hingga rambut panjangnya yang indah tergerai lepas. Pada saat yang sama, Om Burhan kembali masuk ke dalam kamar dan memberikan sebotol air minum kepada Mila.

"Terima kasih Om," ujar Mila.

Setelah Mila meletakkan botol air minum tersebut, ia pun merangkak dengan pose yang binal ke arah Om Burhan, lalu mencium bibir pria tersebut. Om Burhan sendiri masih berdiri di samping tempat tidur, sedangkan Mila dalam posisi berlutut di atas ranjang di hadapannya.

"Terima kasih ya Om sudah membuat pengalaman pertama Mila sangat menyenangkan," bisik Mila di telinga Om Burhan.

"Ini baru awal, sayang," jawab Om Burhan.

"Kita punya waktu sampai kapan, Om?"

"Waktu kita gak terbatas, Mila."

Pria tua tersebut kemudian langsung membelai rambut Mila, dan menekannya ke bawah. Mila pun mengerti, dan langsung mengambil posisi menungging di hadapan Om Burhan. Pria tua tersebut kemudian membenturkan penisnya ke pipi Mila, yang kiri dan yang kanan bergantian. Penis tersebut bahkan sampai menyentuh hidung dan mata Mila. Perempuan muda tersebut pun tampak bergairah dipermainkan seperti itu.

Ketika ia akhirnya bisa menangkap penis Om Burhan, Mila langsung memasukkannya ke dalam mulutnya. Om Burhan pun kembali merasakan hangatnya mulut perempuan yang keperawanannya baru ia renggut tersebut.

"Ahhh, mulut perempuan muda kayak kamu memang nikmat banget, sayang."

Sepuluh menit merasakan kemaluannya diemut oleh perempuan muda itu, Om Burhan pun menghentikan aktivitas tersebut. Ia kemudian ikut naik ke atas ranjang, dan meminta Mila untuk menungging sambil menghadap dinding. Tangan Mila diminta bersandar ke dinding tersebut.

Om Burhan pun memeluk Mila dari belakang, dan langsung menjilati telinga perempuan muda tersebut. Tangannya langsung meremas payudara Mila yang bergantung indah. "Bagaimana rasanya sayang, dipeluk seperti ini?" Tanya Om Burhan.

"Romantis sekali, Om," ujar Mila sambil menjulurkan lidahnya menyambut lidah Om Burhan yang menyosor ke arahnya.

"Kita lihat apa kamu masih akan mengatakan hal yang sama setelah merasakan ini," bisik Om Burhan. Mila bisa merasakan kemaluan Om Burhan yang masih tegak itu mulai menyentuh bibir kemaluan dirinya. "Om terangsang banget setiap kamu panggil aku 'Om'," ujar Om Burhan.

"Kenapa gitu ... Om?" Tanya Mila sambil berusaha menggesek-gesekkan kemaluannya ke kepala penis Om Burhan.

"Nggak tahu, mungkin Om kayak diingatkan kalau yang lagi ngentot sama Om ini jauh lebih muda, tubuhnya jauh lebih segar, dan memeknya jauh lebih legit buat Om yang sudah tua ini. Kamu benar-benar anugerah buat Om, Mila," jawab Om Burhan sambil memijit puting payudara Mila hingga membuat gairah pemiliknya naik.

"Ahhh, Om ... Sakiiitt. Mila juga gak nyangka bisa jatuh hati sama Om Burhan. Tapi Mila gak menyesal, karena ternyata kontol Om yang besar ini benar-benar bisa bikin Mila melayang," ujar Mila sambil mengecup bibir Om Burhan.

Om Burhan pun mulai memasukkan penisnya kembali ke liang vagina Mila. Membuat perempuan tersebut meringis menahan rasa perih yang kemudian berganti menjadi nikmat. "Kamu tahu apa yang kamu bilang ke Om saat mabuk kemarin?"

"Ahhh, ahhhh," lenguh Mila. "Emang Mila bilang apa Om?"

"Kamu bilang, 'Ayo kita bikin adik untuk Wulan'," ujar Om Burhan sambil menyodok penisnya dalam-dalam.

"Ngggghhhh ..." Mila kembali mengerang menahan birahi. "Ayo Om, ahh ahhh."

"Ayo apa Mila cantik?"

"Ayo bikin adik buat Wulan, Om. Entotin Mila sepuas Om, semprotin peju Om di memek Mila yang suci ini, ahhhhh ..." Mila pun makin bersemangat dengan kata-kata kotor yang baru ia ucapkan tersebut. Ia pun ikut menggoyang-goyangkan pinggulnya membuat penis Om Burhan teraduk-aduk.

"Ahhh, iya sayaaaang ... Enak banget memek kamu, masih sempiiit. Om suka banget ngentotin tubuh kamu yang seksi ini. Om mau nikahin kamu biar bisa ngerasain bodi kamu yang montok ini setiap hari," ujar Om Burhan sambil mengelus-elus pantat Mila yang begitu sintal.

Mereka berdua pun terus memacu birahi seperti tidak mengenal kata berhenti. Mila yang sedari tadi sudah mendapatkan dua kali orgasme, tengah berusaha menjemput orgasme ketiganya. Sedangkan Om Burhan masih berusaha untuk menjemput klimaks pertamnya.

Om Burhan maju mundur dari belakang menyodok kemaluan Mila hingga mentok sampai ke ujungnya, sedangkan Mila pun terus menggoyang-goyangkan tubuhnya berusaha membuat Om Burhan mencapai puncak kenikmatan. Dua puluh menit di posisi itu, mereka pun memutuskan untuk mencari gaya lain.

Kini Mila berbalik menghadap Om Burhan, dan naik ke pangkuan lelaki tua tersebut. Ia pun menempatkan memeknya di atas kemaluan Om Burhan dan perlahan memasukkannya kembali. Matanya terpejam, dan kepalanya langsung mendongak begitu penis besar tersebut kembali menembus kemaluannya yang masih sempit.

"Ahhh ... ahhh ... nikmat sekali Mila. Om suka sekali dengan pelayanan seks kamu, ahhh ..."

"Mila juga suka ooom ... Ini pengalaman seks pertama dan terbaik yang pernah Mila rasain, ngggghhh."

"Terus naik turun gini Mila, Om makin terangsang jadinya. Om emutin ya toket kamu yang gede ini."

"Iyah, Om. Emutin putingnya juga," ujar Mila sambil mengelus-elus kepala Om Burhan.

"Om mau ngentotin kamu tiap hari, sayang. Di rumah, di mobil, di kios kamu, di mana saja, ahhhh"

"Iyahh Om, Mila juga mau Om entotin di rumah Om waktu Wulan lagi di rumah, atau pas lagi kita nonton di bioskop, nggghh," erang Mila.

"Memek kamu sempit banget, sayaaaaang, ahhhhh ..."

"Kontol Om juga gede bangeeeet, bikin memek Mila penuuhh, ngggghhhh."

Keduanya makin bersemangat, hingga akhirnya ...

"Aaaaaaahhhhhh ....."

"Nggggghhhhhhhh ...."

Pasangan pria tua dan perempuan muda tersebut pun ambruk di atas ranjang empuk itu. Tak terasa setelah beberapa jam melakukan persetubuhan, akhirnya keduanya bisa mendapat orgasme yang mereka inginkan dan merasakan kepuasan. Mereka pun saling mencium bibir pasangan masing-masing dan mengucapkan kata cinta.
 
Terakhir diubah:
Wah akhirnya mila jatuh ke tangan om burhan...
Bagaimana pula dengan wulan.....
Terima kasih updatenya di dini hari ini.....
 
:kangen: akhirnya....!


atau


:konak: awalnya....

mayoritas pembaca pasti ikut jatuh hati atas kesabaran om Burhan dan menerima sebagai yang terpilih
:)

namun kedepan tentu saja tak akan berjalan mulus. Akan banyak pertentangan akan status hubungan mereka.​
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Mila jtuh jg ke om Burhan. Gmn perasaan om syamsul ya.... Mkin dikhianatin dong....
 
Bimabet
Siap-siap mila dan wulan jadi Hyper bandot-bandot tua mulai kewalahan :pandaketawa:

Sue egi serakah ngak dapet satupun :pandaketawa:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd