Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Pengkhianatan Sahabat

Status
Please reply by conversation.
Part 29: Setelah Suster Pergi

Wulan-1.jpg

"Saya ukur tensinya dulu ya, Pak," ujar seorang suster muda kepada Pak Syamsul yang tengah terbaring di atas ranjang rumah sakit. Ayah Mila tersebut pun mengangguk.

Suster tersebut melakukan tugasnya selama beberapa menit. Karena usianya yang masih muda, suster tersebut tampak masih sangat segar. Tubuhnya pun masih begitu ranum dan harum. Namun di mata Pak Syamsul, kecantikan suster tersebut masih kalah dibanding perempuan muda lain yang juga tengah berada di kamar tersebut, yaitu Wulan.

"Semuanya normal, Pak. Apa ada keluhan lain?" Tanya sang suster sambil melepaskan senyuman manis.

Pak Syamsul menggeleng.

"Baiklah kalau begitu, saya permisi dulu. Selamat beristirahat," ujar suster tersebut sambil beranjak meninggalkan ruangan. Setelah ia pergi, hanya tersisa Pak Syamsul dan Wulan di kamar VIP tersebut.

Wulan pun berjalan mendekati Pak Syamsul yang masih terbaring dan berdiri di sisi ranjang. Saat itu, Wulan tampak sangat cantik dengan jilbab berwarna abu-abu dan kemeja panjang berwarna merah muda. Ia pandangi wajah pria tua yang ada di hadapannya sambil tersenyum. Pak Syamsul pun balas tersenyum juga.

"Sekali lagi, terima kasih ya, Om," ujar Wulan.

"Kamu sudah mengatakan itu berkali-kali, Wulan. Om sampai bosan, hee," jawab Pak Syamsul.

"Habis Wulan tidak tahu lagi bagaimana cara membalas budi kepada Om. Kehormatan dan nyawa Wulan kan jadi selamat karena Om," ujar Wulan.

"Sudah seharusnya Om menyelamatkan kamu, Wulan. Kalau tidak, Om akan menyesal seumur hidup."

Wulan pun tersenyum, lalu menggenggam tangan Pak Syamsul. Mendapat sentuhan dari tangan halus seperti milik Wulan, Pak Syamsul pun merasa senang. Ia pun membalas genggaman tersebut, hingga birahinya pun naik tanpa ia sengaja. Apalagi, situasinya mereka hanya tinggal berdua di kamar rumah sakit tersebut.

Tanpa meminta izin, tangan Pak Syamsul mulai bergerak mengelus-elus lengan Wulan yang masih tertutup kemeja lengan panjang. Menyadari hal tersebut, Wulan pun memandangi tangan Pak Syamsul. Ayah dari Mila tersebut menyadari tatapan tersebut, kemudian menghentikan aktivitasnya.

"Maaf ya, Wulan. Om tidak bermaksud lancang sama kamu," ujar Pak Syamsul sambil menarik tangannya kembali.

Wulan malah kembali tersenyum. "Nggak apa-apa koq, Om," kini giliran Wulan yang justru mengarahkan tangannya ke pipi Pak Syamsul, lalu mengusapnya lembut.

Perlahan, perempuan cantik tersebut pun menurunkan wajahnya agar lebih dekat dengan Pak Syamsul. Nafasnya yang telah memburu terdengar jelas oleh pria yang telah menyelematkan nyawanya tersebut. Beberapa detik kemudian, bibir Wulan pun menyentuh pipi dari Pak Syamsul. Ia mengecup pipi milik ayah dari sahabatnya sendiri.

Diperlakukan seperti itu, Pak Syamsul tidak tinggal diam. Ia membalas dengan mengusap-usap kepala Wulan yang masih berbalut jilbab. Bukan usapan seperti seorang ayah kepada anaknya, melainkan usapan dari seorang pria kepada kekasihnya. Ia tidak bisa bohong kalau ia sangat menikmati perlakuan tersebut, apalagi dari seorang perempuan cantik dan muda seperti Wulan. Kemaluannya pun makin lama makin membesar dari balik celana rumah sakit yang ia kenakan.

Bibir Wulan tidak tinggal diam. Dari yang sebelumnya hanya menyentuh pipi, bibir tersebut pun bergerak ke arah bibir Pak Syamsul, hingga keduanya bertemu dan bersentuhan. Sebagai seorang pria yang berpengalaman, Pak Syamsul pun langsung membalas kecupan tersebut dengan lihai. Ia mengeluarkan lidahnya agar bisa mengusap bibir seksi milik Wulan. Selama beberapa menit, keduanya terus menikmati cumbuan mesra tersebut.

Setelah itu, Wulan pun melepaskan kecupan tersebut. Pak Syamsul pun heran, karena perempuan tersebut kemudian berjalan ke arah pintu kamar. Apakah ia akan pergi?

Pak Syamsul baru merasa lega ketika mendengar suara pintu kamar tersebut dikunci dari dalam. Sepertinya Wulan tidak ingin aktivitas mereka ketahuan atau diganggu oleh para suster jaga di rumah sakit tersebut.

Wulan kemudian kembali mendekati Pak Syamsul. Kali ini ia tidak hanya berdiri di sisi ranjang, namun juga ikut naik ke atasnya. Ia memposisikan tubuhnya menungging di atas tubuh ayah Mila tersebut. Ia tidak berani untuk menempelkan tubuh mereka berdua, khawatir akan mengenai tubuh Pak Syamsul yang terluka.

"Kamu cantik sekali, Wulan," puji Pak Syamsul sambil mengelus pipi perempuan seksi tersebut.

Wulan hanya tersenyum, dan kembali mengecup tubuh Pak Syamsul. Kali ini di bagian leher pria tersebut yang terbuka. "Wulan bersyukur Om Syamsul sudah menyelematkan nyawa dan kehormatan Wulan. Dan Wulan akan melakukan apa pun untuk membalas apa yang sudah Om lakukan," bisik perempuan muda tersebut dengan binal.

Pak Syamsul tak pernah membayangkan kalau ia akan melihat betapa seksinya tubuh Wulan dalam posisi menungging tersebut. Apalagi kini perempua cantik berjilbab itu tengah sibuk memberikan kenikmatan lewat bibirnya yang indah. Ia pun tidak bisa tinggal diam, dan langsung mengelus punggung Wulan dengan kedua tangannya. Ia bisa merasakan kaitan bra milik Wulan yang masih berada di balik kemeja panjangnya.

Wulan kemudian mengarahkan tangannya ke kancing kemeja rumah sakit yang kini dikenakan Pak Syamsul. Perlahan, ia melepaskan kancing tersebut satu persatu, dari atas ke bawah. Saat semua kancing telah terlepas, ia pun melepaskan kemeja tersebut dari tubuh Pak Syamsul dengan sangat hati-hati, lalu melemparkannya ke lantai. Di baliknya, Pak Syamsul tidak mengenakan apa-apa lagi.

Perempuan muda tersebut kini bisa melihat dengan jelas tubuh bagian atas Pak Syamsul yang masih cukup kekar di usianya yang telah senja. Ia melihat bagian perut Pak Syamsul yang masih berbalut perban. Ia kemudian mengelus, lalu mengecup pelan bekas luka tersebut dengan bibirnya. Ia ingin Pak Syamsul mengetahui bahwa ia sangat berterima kasih atas luka yang dialami pria tua tersebut. Namun Pak Syamsul justru merasa birahinya kian menanjak setelah diperlakukan seperti itu.

Wulan kembali memberikan kecupannya, kali ini di dada Pak Syamsul yang terbuka. Tak lama kemudian, bibir Wulan yang indah pun mengecup puting Pak Syamsul. Ia langsung mengulum puting berwarna coklat itu, membuat Pak Syamsul sampai harus memejamkan mata demi menahan birahinya.

Tangan Pak Syamsul yang terbuka pun membalas dengan cara mengusap-usap payudara Wulan yang masih tertutup bra dan kemeja lengan panjang. Semakin lama, ia pun tak hanya sekadar mengusap, namun juga meremas payudara tersebut hingga pemiliknya merasa birahinya perlahan terbakar.

"Ahhh, Pak Syamsul ..." desah Wulan.

Wulan kemudian duduk di atas paha Pak Syamsul yang masih berbaring terlentang dan masih tidak kuat untuk mengangkat tubuhnya. Kemaluan Wulan yang masih tertutup celana panjang kini tepat menempel di atas kemaluan Pak Syamsul yang telah membesar. Pria tua tersebut tidak mengenakan celana dalam, sehingga Wulan bisa merasakan betapa tegang penis milik ayah dari sahabatnya tersebut.

Perempuan berjilbab itu kemudian tersenyum ke arah Pak Syamsul, dan mulai melepaskan kancing kemejanya satu per satu. Melihat adegan tersebut, Pak Syamsul pun benar-benar merasa sangat terangsang. Hal ini jauh lebih membuat terangsang dengan apa yang biasa ia lihat di video-video porno. Ia tak bisa membayangkan apa yang selanjutnya akan dilakukan Wulan di hadapannya.

Setelah semua kancing kemejanya terlepas, Wulan melemparkannya ke lantai. Ia kembali mendekati tubuh Pak Syamsul untuk mencumbu bibir pria tua tersebut.

Tak tahan diperlakukan seperti itu, Pak Syamsul pun mencoba melepaskan kaitan payudara Wulan, tanpa dilarang sama sekali oleh pemiliknya. Tak lama kemudian, tubuh bagian atas mereka telah sama-sama terbuka, dan Pak Syamsul bisa melihat jelas payudara indah milik Wulan. Kali ini bukan dengan paksaan, melainkan dengan kesadaran penuh dari Wulan.

Pak Syamsul pun langsung memeluk tubuh Wulan, meski tidak terlalu erat agar tidak menghimpit bagian tubuhnya yang terluka. Namun cukup dekat sehingga ia bisa menyentuh payudara Wulan yang menggantung dengan bibirnya. Sesaat kemudian, Pak Syamsul pun telah mulai menjilat dan mengulum puting payudara perempuan muda tersebut, sambil mengelus-elus punggung Wulan yang putih dan mulus.

"Ngghh, Om Syamsul ... Enak banget kuluman kamu, bikin payudara aku geli," ujar Wulan dengan binal.

"Sudah pernah ada yang menyentuh toket kamu sebelumnya, Wulan?" Tanya Pak Syamsul, sambil terus menyedot payudara Wulan dengan kuat, seperti bayi yang tengah menyusu kepada ibunya.

Wulan pun menggeleng, sambil memejamkan mata menikmati setiap sedotan mulut Pak Syamsul terhadap payudaranya. Tak terasa, kemaluannya pun sudah mulai menghangat.

Tangan Om Syamsul kemudian turun ke arah bokong Wulan yang seksi, dan mulai mengelus-elusnya. Wulan pun makin terangsang diperlakukan seperti itu. Ia pun mulai menaik turunkan kemaluannya di atas penis Pak Syamsul, meski mereka berdua masih sama-sama mengenakan celana panjang.

Sambil terus mengulum payudara Wulan dengan nakal, tangan Pak Syamsul pun berusaha melepaskan celana panjang Wulan. Pemiliknya nampak tidak keberatan, malah sedikit membantu melepaskan celana panjangnya sendiri dengan cara menggerakkan kakinya ke atas. Pak Syamsul pun kini bisa melihat celana dalam Wulan yang berwarna merah muda. Paha dan betis Wulan yang putih dan mulus juga telah begitu terbuka.

Wulan yang makin tidak sabar dengan perlakuan Pak Syamsul pun membalas dengan turun ke bagian bawah tubuh pria tua tersebut. Ia menarik celana panjang rumah sakit yang dikenakan pria tua tersebut ke bawah, hingga penis di baliknya langsung meloncat keluar. Ukuran penis Pak Syamsul yang cukup besar membuatnya sedikit kaget.

"Gede yah, Wulan?" Ujar Pak Syamsul sambil menyeringai. Dari ekspresinya, Pak Syamsul bisa merasakan bahwa penisnya adalah penis laki-laki pertama yang dilihat secara langsung oleh Wulan.

Wulan hanya tersenyum, dan langsung mengelus-elus penis tersebut dengan tangannya. Awalnya, ia melakukannya dengan canggung karena tidak terbiasa. Namun lama kelamaan, ia mulai bisa menemukan irama yang tepat. Ia mulai bisa menikmati kehangatan penis tersebut, urat yang menegang dari batangnya, ujungnya yang telah tersunat, serta baunya yang khas. Bulu-bulu kemaluan yang menempel di testis Pak Syamsul memberikan sensasi tersendiri baginya.

Puas memainkan penis yang kian menegang tersebut, Wulan kemudian melepaskan celana dalamnya sendiri dan memposisikan kemaluannya di atas penis tersebut. Ia kembali menindih tubuh Pak Syamsul yang langsung memeluk tubuhnya, dan mengelus-elus kepalanya yang masih berbalut jilbab.

"Kamu mau menyerahkan keperawanan kamu untuk aku, Wulan?" Tanya Pak Syamsul.

Wulan hanya mengangguk.

"Kamu gak menyesal?"

Wulan menggeleng. "Asalkan Om mau terus sayang dan jagain Wulan. Aku mau, Om," ujar Wulan.

Pak Syamsul pun langsung mengecup bibir Wulan dengan mesra, hingga perempuan muda tersebut memejamkan mata. Sembari mengecup bibir indah tersebut, penis Pak Syamsul perlahan menyelinap masuk ke belahan kemaluan Wulan yang masih begitu sempit. Karena ukuran penis Pak Syamsul yang besar dan telah begitu tegang, tidak ada kesulitan untuknya menyodok masuk hingga menembus selaput tipis yang menjaga kehormatan Wulan.

"Ahhh, Ooooommmmm ..."

Wulan terdengar sedikit meringis ketika pertama kali Pak Syamsul merobek keperawanannya. Kejantanan Pak Syamsul terasa begitu penuh di vaginanya. Namun kehangatan ciuman dan tubuh pak Syamsul membuat Wulan tenang. Perlahan, ia mulai bisa menemukan kenikmatan di balik aktivitas persetubuhan tersebut. Perempuan seksi itu mulai bisa mengimbangi irama genjotan Pak Syamsul dengan cara menaik turunkan pinggulnya.

Kedua insan berbeda usia tersebut pun tampak asyik memadu birahi di atas ranjang rumah sakit. Tidak ada yang menjadi saksi pergumulan tersebut, selain dinding dan jendela kamar VIP tempat Pak Syamsul dirawat. Perempuan berjilbab yang berkulit putih tersebut kini tengah melayani seorang pria tua yang masih tidak bisa begitu banyak bergerak karena luka yang ia derita, tapi tetap bisa memberikan kenikmatan dengan kejantanannya yang sangat tegang. Tubuhnya yang putih dan halus, nampak begitu kontras dengan tubuh Pak Syamsul yang gelap dan mulai keriput.

Demi membalas perlakuan Pak Syamsul terhadap vaginanya, Wulan tidak tinggal diam. Ia mulai menjilati dada dan leher Pak Syamsul hingga membuat pemiliknya yang telah berkeringat menjadi kegelian. Namun, itu belum cukup bagi Wulan.

"Om bisa angkat tangan Om?" Tanya Wulan.

Pak Syamsul pun menuruti meski ia bingung dengan apa yang dilakukan Wulan. Tanpa diduga, perempuan cantik tersebut pun mulai menjilati ketiak Pak Syamsul yang terbuka, membuat pemiliknya merasa begitu geli dan terangsang. Seumur hidup, Pak Syamsul belum pernah diperlakukan seperti itu, apalagi oleh wanita seksi seperti Wulan.

"Ahh, nikmat sekali, cantik," desah Pak Syamsul. Gerakan penisnya tampak semakin intens menusuk-nusuk kemaluan Wulan dari bawah.

Setelah puas ketiaknya dijilati oleh Wulan, tangan Pak Syamsul bergerak ke pantat Wulan yang montok. Ia meremas-remas bokong tersebut, sambil menekannya ke bawah. Dengan begitu, penisnya bisa menusuk lebih dalam, dan keduanya pun bisa merasakan kenikmatan yang lebih binal. Wulan tampak benar-benar menikmati persetubuhan pertamanya tersebut.

Sekitar sepuluh menit kemudian, dengan tubuh yang telah banjir dengan keringat, Pak Syamsul merasa telah berada di ujung kenikmatan birahi. Kedutan sperma di kemaluannya terasa sudah akan meledak sebentar lagi. Karena itu, gerakan penisnya menusuk vagina Wulan tampak makin cepat dan makin kuat.

"Ahhh, Om sudah gak tahan, Wulan. Om keluarin di luar yah biar kamu gak hamil," desah Pak Syamsul.

"Di dalam aja, Om," ujar Wulan.

"Lho, koq?"

"Wulan sudah minum pil, tadi dikasih sama Mila. Jadi Om gak perlu khawatir," bisik Wulan mesra.

Pak Syamsul benar-benar tidak menyangka bahwa Wulan telah berniat untuk melepaskan keperawanannya malam ini untuknya. Ia lebih tidak menyangka lagi bahwa Mila, anaknya sendiri, juga turut membantu Wulan untuk melepaskan keperawanannya tersebut. Ia pun merasa semakin terangsang.

Dan akhirnyaa .....

"Aaahhhh ......" Pak Syamsul melolong panjang, yang kemudian diikuti oleh Wulan.

"Om Syamsuuulll."

Wulan pun ambruk, namun di posisi yang sedemikian rupa agar tidak mengenai bekas luka Pak Syamsul. Perempuan muda tersebut langsung berbaring di samping Pak Syamsul dan memberikan pelukan mesra. Kedua insan yang masih tanpa busana tersebut pun saling berpelukan sambil saling memberikan kehangatan.

Pak Syamsul memandangi wajah Wulan yang cantik dan masih berbalut jilbab. Wulan pun membalas tatapan tersebut sambil tersenyum, dan langsung membenamkan wajahnya ke dada Pak Syamsul yang terbuka. Ia menarik selimut rumah sakit untuk menutupi tubuh telanjang mereka berdua.

Ayah dari Mila tersebut tampak menatap langit-langit rumah sakit, sambil mengingat kembali kenikmatan perawan yang baru saja ia rasakan. Ia pun membayangkan apa saja hal indah lain yang bisa terjadi setelah ini antara dirinya dan perempuan berjilbab di pelukannya. Ia pun tersenyum, lalu memejamkan mata.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Wah mantap Hu update an nya.
Wulan nya diperawanin jg anal nya Hu...
Trs Wulan udah jilatin ketek Bp Syamsul, skrg giliran Wulan minta dijilatin ketek nya ama Bp Syamsul...
 
Setelaaaah sekian lama akhirnya update jugaaaa, terima ksih suhu dan ditunggu update selanjutnya
 
update na keren, impas dg apa yg dilakukan mila .tp masih kalah jauh dg pengalaman mila hehe
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd