Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT PENGUASA ABSOLUTE

Bab 12 – Kelanjutan



Hari ini Marco berencana untuk menuju tempat pusat taman pustaka keilmuan, setelah tadi malam Naomi menginformasikan jika di langit tingkat empat ini ada pusat keilmuan, disana bisa melihat semua hal yang berhubungan dengan keilmuan yang ada.

Taman Pustaka langit keempat menyimpan banyak buku. Mulai dari ilmu pengetahuan, kitab-kitab, sejarah, bahkan sesuatu yang mampu meramalkan masa depan. Ketika semua orang melupakan masa lalu, justru taman pustaka inilah yang menyimpan rapat sejarah kelam milyaran tahun lalu. Itu artinya apa yang dikatakan Naomi benar, tidak semua orang mampu menembus dinding batas taman pustaka ini, apalagi informasi yang Marco dan Naomi cari sangat berisiko.

Di bagian depan perpustakaan terdapat pintu gerbang tinggi. Butuh waktu lima menit untuk sampai ke pintu utama taman pustaka. Marco dan Naomi berada tepat di depan bangunan. Bangunan itu terdiri dari enam lantai, tetapi tiap lantai setinggi sepuluh meter.

Jika pengunjung bosan dengan suasana dalam perpustakaan, mereka bisa membaca di luar. Bagian luarnya didesain sangat asri, dengan pepohonan menjulang tinggi, ada meja-meja terbuat dari aluminium yang dihiasi dengan permata berbagai warna. Tak lupa, meja tersebut dilengkapi dengan teknologi canggih, pengunjung bisa memesan cemilan yang mereka inginkan dan akan membawanya menggunakan robot kecil berbentuk prisma, tinggal pencet, pesan, makanan langsung tiba didepan kita. Danau besar dengan air yang sangat jernih, bahkan mahkluk hidup yang ada di dalamnya bisa terlihat sejauh mata memandang.

Untungnya, Marco dan Naomi tidak perlu menguras energi berjalan sampai di pintu gerbang Taman Pustaka. Taman Pustaka ini sudah memiliki teknologi yang canggih. Lebih canggih daripada teknologi di Bumi. Yap, menggunakan teknologi haverboard. Jika di Bumi namanya skateboard yang diharuskan menyentuh tanah akibat adanya gaya gravitasi, hal tersebut berbeda di langit tingkat empat ini memiliki kemampuan untuk terbang membawa pengunjung dari pintu gerbang Taman Pustaka hingga tepat di depan bangunan.

Pintu setinggi tiga meter ada di hadapan Marco dan Naomi. Secara otomatis pintu itu dapat terbuka dengan membaca sensor sesuatu yang bergerak di hadapannya. Marco dan Naomi melangkah masuk ke dalam. Bagian dalam taman pustaka ini memiliki warna dinding yang berbeda dengan bagian luar, yaitu putih yang dilengkapi hiasan permata dan emas. Sangat cantik. Terlihat berbagai jenis buku dan monitor hologram sejauh mata memandang.

“...Ehemm.. Naomi. Jadi kita harus mulai dari mana...”Tanya Marco sambil berdiri mematung menatap rak dengan layar hologram yang menjulang tinggi hingga sepuluh meter itu.

“....Amati dulu apa yang ada di sekitar kita, Marco. Mungkin kita bisa menemukan sesuatu di sini.....”Jawab Naomi dengan ekspresi serius menganalisis keadaan sekitar.

Tanpa aku sadari, Naomi berjalan ke arah komputer dengan teknologi hologram. Di sana, terlihat ia sedang mencari informasi.

“...woiii, kenapa sih asal ninggalin orang aja?! Kalau aku tersesat di sini gimana coba? Mau tanggung jawab ?...” Marco menepuk lengan Naomi yang asyik sibuk dengan pencetannya.

Terlihat cekungan di pipi Naomi. Tersenyum lalu tertawa. Naomi menunjukkan sesuatu di layar hologram itu.

“...Aku mencoba mencari tahu tentang Taman Pustaka ini lewat hologram ini yang terhubung langsung ke pusat datanya...”..Jawab Naomi sambil berbisik.

“..server maksudmu..” ucap Marco kembali berbisik.

“.......Setidaknya jangan meremehkan informasi kecil, bisa jadi itu berguna buat kita...”Ucap Naomi yang mengepalkan tangan sambil bilang tanda dia mendapatkan sesuatu.

Marco lalu membaca apa yang ada di hologram itu. Taman pustaka ini memiliki enam lantai yang dapat diakses oleh pengunjung.

Setiap page dihologram itu bilang kalau Taman Pustaka ini terdiri enam lantai. Tapi Marco melihat sepertinya ada satu lantai lagi karena tingginya tidak sama. Ada sedikit lebih beberapa meter keatas.

Naomi mencoba menganalisis.

“......Pusat data tidak mungkin salah, Tuan Marco..” Jawab Naomi tersenyum sambil mengepalkan tangan berharap bisa memukul kepalanya. Kenapa otaknya selalu bekerja untuk memikirkan sesuatu yang tidak berguna, sesuatu yang diluar logika

Lantai satu sampai empat berisi teknologi buku-buku dengan teknologi hologram. Intinya di lantai tersebut menggunakan teknologi canggih.

Lantai lima hingga enam berisi buku-buku dengan teknologi terdahulu, yaitu menggunakan kertas. Di Bumi sendiri sekarang masih menggunakan kertas, berbeda dengan langit tingkat keempat yang mana teknologi kertas sudah ditinggalkan sejak jutaan tahun lalu. Di lantai ini terdapat banyak buku-buku sejarah dan kitab terdahulu. Hanya orang yang memiliki kartu khusus dan izin pengawaslah yang bisa memasuki wilayah tersebut.

“....Hmmm... sebentar. Sepertinya informasi ini ada yang janggal...” Kata Naomi berbisik. “...informasi yang kita cari berbahaya. Seharusnya ada suatu tempat di sini yang tidak sembarang orang bisa masuk. Tapi kenapa akses enam lantai dibuka umum untuk pengunjung?....” nada sok sok an detektif diutarakan Naomi yang saat ini berusaha menganalisis.

“........Hah apaan si Naomi. Udah deh gausah lama-lama mikirnya. Masa iya itu informasi salah. Jelasnya yang tertera di layar hologram begitu ya berarti seperti itu....” ujar Marco kesal, kenapa berlama lama dilayar hologram.

“...Udah ayoklah pakai cara lama kita, kita keliling aja. Taman Pustaka ini bagus banget. Mungkin kita bisa mencari tahu sendiri nantinya..tujuan kita lantai enam kaan”..ujar Marco.



“...Ngapain coba tuh muka kusut amat kayak baju yang belum disetrika aja. Senyum dong. Masa putri bintang kok auranya mencekam. Namanya putri tuh ya tampil elegan. Ini sih putri jadi-jadian ya....” Ucap Marco sambil cekikikan melihat ekspresi Naomi yang merah padam.

“...Kalau aja ini bukan tempat umum. Mungkin aku akan menghabisimu Marco. Menyebalkan!..” ucap Naomi manja.

Karena penasaran, Marco dan Naomi langsung menuju lantai empat menggunakan lift terbang.

Rasa penasaran dan takut bergabung menjadi satu dalam tubuh Marco dan Naomi. Penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya dan takut akan apa yang ada di lantai selanjutnya. Apakah sesuatu petunjuk yang membantu Marco dan Naomi menemukan jawaban ataukah bahaya yang sedari tadi sudah menunggu Marco dan Naomi disana?

Ada bermacam kemungkinan yang akan terjadi. Saat tiba dilantai empat, ternyata, tidak banyak orang yang berada di lantai empat ini. Buku-buku di sini rata-rata berisi tentang penelitian penduduk langit lantai empat. Jadi ya wajar kalau peminatnya sedikit.

Marco dan Naomi menuju lantai selanjutnya, lantai kelima menggunakan lift. Lift kali ini tidak terbang. Melainkan seperti lift teknologi di Bumi yang digerakkan dengan sistem katrol pakai tali wire pakai pemberat batu concrete.

Ketika keluar dari lift, Marco dan Naomi langsung menuju pintu besar untuk masuk ke ruangan. Marco dan Naomi kala itu berjalan menuju pengawas dan ia bertanya mengenai identitas Marco dan naomi.

Kemudian Marco dan Naomi berkeliling seluruh ruangan dan rak buku untuk mengecek apakah ada suatu petunjuk atau tidak. Ternyata di lantai ini kebanyakan menggunakan teknologi kertas, bukan hologram yang berisikan sejarah langit keempat milyaran tahun lalu. Ternyata nihil. Setelah selesai, Marco dan Naomi kembali menghampiri pengawas dan bertanya.

“...Permisi, kalau mau ke lantai enam aksesnya lewat pintu mana ya?..” Tanya Naomi dengan sopan.

Tujuan kita ke Taman Pustaka ini adalah mencari informasi. Sebisa mungkin Marco dan Naomi menelusuri setiap jengkal ruangan. Mungkin saja benar apa yang dibilang Naomi, ada sesuatu yang aneh dengan informasi yang diperoleh dari pusat data.

“....... Apa tuan dan nyonya ini akan meneliti ilmu pengetahuan tingkat tinggi?..”Tanya pengawas kepada Marco dan Naomi.

“......Iya benar sekali. Bisa tunjukkan di mana akses menuju lantai selanjutnya?...” Jawab Naomi tanpa ragu-ragu.

Pengawas tadi mengantar Marco dan Naomi sampai ke lantai enam. Akses nya menggunakan lift dalam, hanya dapat dibuka oleh kartu pengawas. Lift rahasia itu tepat berada di belakang meja pengawas. Padahal, kalau diliat kasat mata, itu hanyalah sebuah dinding yang dilapisi wallpaper agar terlihat mewah. Ternyata, di dalamnya menyimpan sebuah lift untuk akses menuju lantai enam.

Itu artinya tidak sembarang orang mampu mengakses lift tersebut. Mereka harus mendapat persetujuan dari pengawas. Marco sedari tadi berpikir, kira-kira apa yang ada di sana sampai dijaga ketat seperti itu?

Pintu lift terbuka. Dan wow. Marco dan Naomi terkagum-kagum melihat isi ruangan tersebut. Ruangan itu sangat luas karena tidak ada rak-rak disana.

Mungkin inilah, kenapa lantai enam ini dijaga ketat. Hanya pejabat tinggi penguasa langit keempat dan para peneliti yang memiliki akses ke lantai ini. Seluruh ruangan dipenuhi dengan peralatan teknologi tinggi. Teknologi disini jauh lebih canggih dibandingkan yang ada di Bumi.

Di tengah ruangan terlihat sebuah mobil yang didesain transparan, memiliki teknologi canggih untuk terbang. Kacamata pintar yang di desain dengan sistem hologram mampu memuat bank data. Bahkan para peneliti berhasil membuat pintu teleportasi dalam konstelasi. Tentu saja ada banyak hal lainnya.

Sebagian besar penghuni langit keempat ini memang tidak memiliki kekuatan. Maka dari itu, para peneliti berusaha membuat terobosan supaya semua penghuni bisa menikmati kemudahan dalam beraktivitas.

Di bagian dinding ruangan dilapisi oleh wallpaper dan perpaduan batu granit berwarna putih, hitam, dan kuning keemasan. Terdapat banyak layar hologram dan mesin robot untuk membuat teknologi canggih itu. Di dinding itu juga terlihat banyak peta peta aneh dan lukisan-lukisan kuno.

Di sudut ruangan terdapat suatu lukisan yang dilapisi kaca tebal, tidak tembus peluru. Karya tersebut membuat Marco dan Naomi tertarik untuk melihatnya. Dari kejauhan terlihat mengkilau akibat penerangan ruangan.

“...Kayaknya ini lukisan terlihat aneh daripada yang lain....” ucap Marco pelan

“.......Ya benar katamu Marco, lukisan ini memang aneh. Liat yang lain tuh biasa aja, gak ada kaca pelindung. Cuma dia sendiri yang dikasih pengamanan. Atau jangan-jangan ada sesuatu sama lukisan ini....”Ucap Naomi sambil melihat ke arah lukisan lain.

Seketika Marco langsung memperhatikan lukisan yang ada di ruangan itu.

Aneh. Padahal kalau dilihat semua lukisan itu kuno. Artinya sama-sama memiliki nilai jual yang fantastik jika dimata kolektor, tapi kenapa hanya ada satu lukisan saja yang di beri pengaman tingkat tinggi?.. bathin Marco berbicara.

Naomi kesana kemari mengelilingi lukisan itu berharap ada suatu petunjuk di dalamnya. Dan sembari menganalisis ruangan itu tiba-tiba...

“.. nona tuan apa yang kalian lakukan dengan lukisan itu”.......Seorang wanita tua datang menghampiri Marco dan Naomi yang lagi serius memeriksa lukisan itu.

“...Maaf sekali, nyonya... Kami kesini datang secara damai, tidak untuk mencuri teknologi disini. kami datang untuk mencari informasi...” Naomi berusaha mengambil simpati wanita itu.

“...Bocah seperti kalian memangnya menginginkan informasi apa? Kalau hanya membahas dunia fantasi, ada banyak buku novel yang bisa kalian baca di lantai satu sampai tiga. Tidak perlu jauh-jauh menyusup sampai lantai enam.

“......nyonya, sepertinya gedung ini memiliki satu lantai lagi yang berada di atas, apakah benar Madam?...” Tanya Marco sambil mencekungkan bibirnya satu sisi.

Naomi tau jika Marco sedang memancing ibu ibu didepannya itu untuk memperoleh informasi.

“...Kau salah, Anak muda. Gedung ini hanya sampai lantai enam. Lantai yang kalian pijakan itulah lantai teratas dari gedung ini....” Jawab wanita itu.

Lalu Naomi menunjuk ke arah lukisan itu lalu mengedipkan matanya ke arah Marco, tetapi Marco tidak mengerti apa yang dimaksud Naomi. Memangnya ada apa dengan lukisan itu? Ada sesuatukah di baliknya?...

Marco hanya bisa mematung dan berimajinasi kemungkinan yang akan terjadi pada lukisan itu.

Perasaan lukisan ini terlihat biasa saja, sama seperti yang lain. Kenapa Naomi kekeh banget sama lukisan ini. Bathin Marco.

“....Anak-anak ini bukan tempat bermain. Di sini tempat penelitian. Aku yang bertanggung jawab atas ruangan ini, maka aku tidak mau ada kerusakan sedikitpun dengan teknologi-teknologi ini. Lebih baik kalian meninggalkan lantai ini....” Ujar pengawas itu.

“.....Tunggu dulu. Aku ingin menjelaskan sesuatu. Setidaknya engkau hargai sedikit. Mungkin engkau akan terkejut mendengar penjelasanku....” Naomi berusaha menetralkan suasana.

Naomi kembali menunjuk ke arah lukisan itu, sementara wanita yang datang memarahi Marco dan Naomi tadi tetap dengan posisinya, berdiri sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada. Menunggu penjelasan Naomi.

“.......Baik, tapi jikalau yang kamu katakan tidak penting, tidak segan lagi aku untuk mengusir kalian berdua....” Pengawas itu mulai mengancam Marco dan Naomi.

“.....setuju!!!...” Seketika Marco dan Naomi kompak menjawab. Kali ini Marco terlihat berinisiatif membantu rencana Naomi. Tanpa kekompakkan, suatu rencana tidak akan berjalan dengan baik kelihatannya jika hanya Naomi sendiri yang beraksi.

“......Lukisan inilah yang menjadi akses menuju ke lantai tujuh...”Jawab Naomi santai. Anehnya wanita itu tidak semarah pertama kali menghampiri Marco dan Naomi tadi. Ia hanya diam, seolah-olah sedang menguji kemampuan berpikir Naomi.

“....***angan ini ada banyak teknologi tingkat tinggi. Salah satunya diterapkan pada lukisan ini..betulkan??!!....” Lanjut Naomi.

“..Logikanya gampang. Lihat, lukisan ini berbeda dari yang lain. Sangat dijaga dengan pengamanan tingkat tinggi. Diberi kaca antipeluru, diberi peringatan dilarang mendekati lukisan. Sementara benda-benda yang lain tidak seperti itu...” lanjutnya.

“...Tidak hanya itu, di sekitar lukisan ini terdapat dinding dengan pola granit yang tidak asing bukan? Jika pola-pola tersebut digabungkan akan saling bersesuaian seperti puzzle. Jadi, tugas kita sekarang bagaimana menemukan kode yang dimaksud oleh pola granit ini...”Naomi memberi penjelasan secara detail.

Marco terlihat langsung melihat ke arah pola granit yang ada di dinding sekitar lukisan itu, sedangkan Naomi berusaha untuk memecahkan kode yang dimaksud. Setelah sekian lama berpikir.

“..@#$%!&^%A...”.Ucap Naomi.

“..blup....”

Tiba-tiba saja bagian dinding yang terdapat lukisan dan pola granit itu bergeser. Di hadapan Marco dan Naomi itu kini terbuka, dinding dengan pola granit cantik itu bersama dengan lukisan terbuka menjadi dua bagian yang sama. Terlihat sebuah tangga kayu yang mengarah ke lantai atas. Yap, inilah akses menuju lantai tujuh. Apa yang dikatakan Naomi benar bahwa bangunan ini memiliki tujuh lantai. Namun, kenapa stasiun data pusat memberikan informasi kalau bangunan ini hanya enam lantai saja?. Bathin Marco.

Marco dan Naomi sedari tadi terkagum-kagum melihat dinding itu terbelah menjadi dua. Bagaimana mungkin Naomi bisa mengerti kode yang ada di dinding itu? Marco sama sekali tertegun, belum pernah Marco melihat tulisan aneh seperti itu. Hanya huruf alfabet, huruf yang dipakai di Bumi yang dia ketahui.

“...bagaimana kau bisa tahu tentang gedung ini memiliki tujuh lantai. Dan kau, bocah perempuan, bagaimana bisa kau memecahkan kode itu? Padahal aku sudah membuatnya susah sekali supaya tidak seorangpun bisa memecahkannya...” Ujar pengawas itu kebingungan.

“...nyonya, tidak seharusnya engkau meremehkan bocah seperti kami. kami ini bocah jenius. Buktinya mampu berpikir kritis dan menemukan solusi...” Dengan bangganya Naomi mengatakan hal itu dibarengi senyum licik yang samar di wajahnya.

“.........Baik inilah takdir itu.. kalau begitu.. silahkan berjalan lorong tangga yang redup, karena penyinarannya menggunakan teknologi kuno. Berhati hatilah.” Ucap ibu tadi.

“.....Aku penasaran banget apa yang ada di atas sana. Mungkin sebuah ruangan rahasia yang isinya berlian berton-ton beratnya? Atau mungkin teknologi yang jauh lebih canggih daripada di lantai ini? Kalau begitu gimana kalau kita coba untuk menaiki tangga ini?..” Lagi-lagi Naomi asal bicara, tanpa memerhatikan di sampingnya ada seorang pengawas lantai ini.

“..Dengarkan aku anak-anak. Aku tau siapa kalian, dan darimana asal kalian. Aku tau. Kalian adalah dua orang yang memang sudah ditakdirkan jutaan tahun yang lalu akan memasuki ruangan ini, dan aku sendiri sangat bersyukur, ditahunku kalian berdua menememukannya..” ujar ibu pengawas dengan rona wajah bahagianya.

“.......Perkenalkan namaku Hexa. Tugasku memang menjaga lantai ini dari segala bentuk ancaman hingga kalian datang kemari..Pasti kalian bertanya-tanya. Kenapa aku bisa tau asal-usul kalian. Tadi aku hanya pura-pura saja. Hanya ingin mengetes kalian aja. Ternyata ekspektasiku salah. Kalian sangat cerdas. Kalian mampu sampai di lantai ini dan memecahkan kode lukisan ini, bukanlah hal yang mudah. Ini kali pertama ada orang asing yang bisa melakukannya...” Ujar hexa dibarengi senyum tipis.

“....Mari kita naik ke lantai atas. Sepertinya ada banyak pertanyaan ya di pikiran kalian. Aku bisa membacanya. Ayo cepat naik, sebelum ada orang lain yang melihat kita. Akan kuceritakan yang mengganggu pikiran kalian. Akan kujawab pertanyaan yang terbesit di benak kalian...” lanjutnya

Dengan cepat Marco dan Naomi langsung menaiki satu demi satu anak tangga yang terbuat dari kayu yang mengeluarkan aroma kayu cendana yang lembut dan pencahayaan yang redup. Dinding sekitar tangga tersebut dilapisi dengan grasswool yang berfungsi meredam suara sehingga obrolan yang terjadi di dalamnya tidak bisa ditembus lantai di bawahnya.

“...Kita sudah sampai anak-anak....” Hexa menepuk tangan sebanyak dua kali, seketika lampu penerangan hidup.

Aku dan Naomi menatap sekitar ruangan. Ruangan itu tidak sebesar ke enam lantai gedung ini. Bisa dibilang hanya seperempatnya saja. Lantai dan dinding yang dilapisi marmer dan peredam suara. Ruangan ini sama mewahnya dengan rumah-rumah orang kaya di Bumi.

Ruangan ini sangat kuno. Tidak ada teknologi apapun di sini. Terlihat seperti benda-benda yang ada di Bumi. Rak buku, lukisan, peta timbul, panci, palu, dan lainnya. Terdapat buku kuno yang usianya ratusan ribu bahkan jutaan tahun lalu yang tersimpan di sini. Ruangan paling rahasia.

“.........Tidak ada yang bisa masuk ke sini selain izin dariku..” Kata Hexa sambil menceritakan seluk beluk ruangan tersebut

Naomi sedari tadi berkeliling ruangan itu. Melihat-lihat buku dan kitab kuno. Memang anak jenius yang dicari selalu buku. Dasar orang haus ilmu pengetahuan memang. Freak!

“...Apa aku boleh menyentuh buku-buku ini, Hexa? Aku penasaran banget ingin membaca buku-buku ini...”..Naomi memohon sambil menunjuk ke arah rak buku kuno.

“....Silahkan saja, tapi kamu tidak akan mengerti bahasa yang ada di buku-buku itu...” ucap hexa.

Naomi kemudian mengambil satu buku dan membukanya. Benar saja, ia tidak mengerti tulisan dan bahasanya.

Tak lama kemudian, Hexa menyerahkan sebuah kaca pembesar ke Naomi.

“..Pakailah ini, Nak. Alat ini bisa membantumu untuk menerjemahkan maksud isi buku tersebut. Sebelum menggunakan, silahkan pilih bahasa yang dituju terlebih dahulu.” Hexa memberi tutorial cara menggunakan alat tersebut.

“...Woww..amazing.. Marco lihat, ada ribuan bahasa yang ada di alat ini. Termasuk bahasa dari Bumi. Alat ini canggih buangett....” Terlihat ekspresi Naomi yang ceria karena akan mendapat ilmu baru. Sudah kupastikan Naomi akan lupa dengan sekitarnya jika ia tertarik dengan sesuatu. Dia lalu duduk dilantai bersandarkan dinding, lagi lagi pemandangan itu, celana dalam yang tercetak jelas saat dia dengan rok mininya duduk bersender dengan kedua lututnya diangkat setinggi dagunya, rambutnya yang terurai warna warni, pipinya yang terlihat lesung pipinya ketika bibirnya manyun manyun membaca. Pemandangan yang lebih menarik dari semua buku buku yang ada. Bathin Marco.

“...Hexa, aku ingin bertanya sesuatu, kenapa kita berdua diizinkan masuk ke sini?...”Marco bertanya karena penasaran.

Hexa seketika langsung mengalihkan pekerjaannya dan menatapku serius. Seketika Naomi yang penasaran langsung berdiri dan menuju ke arahku, tanpa mengembalikan buku yang diambilnya tadi.

Hexa menekan salah satu tombol yang ada di rak, dan sekejap sebuah meja dan kursi muncul dari lantai. Teknologi di sini tidak perlu diragukan lagi. Canggih ora umum ora umum pokoke.

“...Mari duduk dahulu, Nak...” Hexa lagi-lagi menekan tombol di dekatnya, dan muncullah sebuah layar di meja kayu itu seperti proyektor LCD jika di Bumi.

“...Apa kamu tahu apa yang kamu pakai di lehermu itu?..”Tanya Hexa kepada Marco dibarengi menunjuk kalung yang ada di leherku.

“..maksudmu kalung penguasa unsur api ini hexa”.. ujar Marco berbicara. Hexa kemudian mengeluarkan alat mirip dengan batu kristal. Tiba-tiba saja kalung itu mengeluarkan sinar merah.

“...Ketahuilah wahai anak muda, kalung yang engkau gunakan bukan sembarang kalung. Kalung itu memiliki energi yang sangat kuat. Bahkan akupun bisa merasakan getarannya. Kalung itu semakin kuat energinya jika dipakai keturunan sejati..dan memang kamulah keturunan sejati itu..” ujar hexa sambil mendekatkan batu kristal warna merah kedepan Marco. Kalung itu terlihat membara namun tidak panas bagi yang memakainya, malah hawa sejuuk dingin layaknya didepan tiupan AC dengan suhu 16 derajat didalam kamar. Tiba tiba tubuh Marco mengeluarkan energi berwarna merah menyala nyala, melingkar layaknya naga sedang hinggap ditubuhnya dan bergerak melingkar terus menerus.

“...energi apa ini hexa...besar sekali..” ucap Marco ketika melihat perubahan dirinya saat batu itu diserahkan dan terlihat masuk kedalam kalung yang dipakainya saat itu.

“...fokus anak muda,...ini adalah batu merah ini adalah bagian dari pengisi kalungmu..fokuslah, terima kekuatan yang masuk dan atur kekuatanmu..” ujar hexa menjelaskan kondisi Marco saat ini.

Berangsur angsur lonjakan energi berwarna merah keemasan melingkar layaknya mainan spiral naik turun melingkupi tubuhnya itu meredup, hingga akhirnya tubuh Marco kembali bisa menghilangkan energi itu.

“...Sebenernya, ada enam batu permata yang ada di seluruh alam semesta ARKA ini. Salah satunya yang barus saja masuk kedalam jiwamu, disebut kristal api, berwarna merah, ia mengandung makna api dan semangat bertarung tinggi. Setiap siapapun yang memakainya akan memberikan rasa semangat juang yang tinggi, menjauhkan seseorang dari pikiran jahat, dan memberi efek menakutkan bagi lawan lawanmu. Tidak hanya itu, karena identik dengan warna merah, batu ini juga memungkinkan pemiliknya memiliki kemampuan mengendalikan api diseluruh dimensi. Batu ini juga mampu membuka portal antar dimensi diseluruh dunia arka, baik dilaut, didarat, dibawah permukaan tanah, dilangit dari tingkat pertama hingga tingkat ketujuh, tapi hanya orang-orang terpilih yang bisa melakukannya, yaitu engkau, Wahai titisan dewa perang...” Ujar Hexa sambil menunjuk kearah Marco kala itu.

“...Yang kedua batu kristal penyembuhan. Ia berwarna ungu yang memikat. Sangat langka karena sulit mendapatkan warna ungu. Batu ini bermakna kelembutan dan ketenangan. Batu ini memiliki kekuatan penyembuhan dan recharge energi yang sangat dahsyat dan sentuhan kelembutan ketenangan yang tiada duanya...” ucap Hexa kembali menjelaskan.

“...hemm pantas saja setelah aku menghisap energi yang ada dalam kristal ungu kemarin, badanku langsung merasakan sengatan energi luar biasa, dan dapat mengalahkan musuh kuatku kemarin...” bathin Marco sambil memegang lengannya, karena disitulah sekarang letak batu ungu itu menemani ketiga batu yang lain. Marco memang sengaja memasukkannya dalam gelang lengannya saat ini, lebih terlihat nyaman dipakai.

“..Lalu, ketiga ada batu kristal Emerald. Kali ini berwarna hijau. Batu ini bermakna kesuburan dan kelahiran. Kekuatan yang terkandung di dalamnya yaitu pembaharuan, regenerasi, mengembalikan apapun kerusakan seperti sediakala atas perintah orang yang memegang batu itu dan mengandalikan kekuatan waktu..dan kamupun telah memilikinya bukan..”ujar hexa tersenyum

“...Selanjutnya, keempat, batu kristal Aquamarine. Ia berwarna biru sehingga identik dengan laut. Tentu saja berasal dari batuan inti laut terdalam yang ditempa milyaran tahun. Batu ini bermakna kepercayaan dan komunikasi yang kuat. Batu Aquamarine ini mengandung kekuatan mengendalikan air baik; didarat, laut, udara(awan), es, beserta komponen di dalamnya...kamupun sudah menguasainya benar bukan??’ ucapnya kembali melihat kearah Marco.

“......Kelima, batu kristal sapphire. Berwarna biru laut pekat. Batu ini sangat indah. Ia memiliki makna kejujuran dan komitmen yang kuat. Batu ini sering disalahgunakan karena ia memiliki kemampuan untuk menghipnotis siapapun demi memeroleh informasi, yang menguasai batu ini bisa menggerakkan semua mahkluk hidup baik didarat laut maupun diudara, bahkan semua mahkluk hidup disemesta ini bisa dengan mudah dikuasai jika dia sudah dalam ranah tertingginya dan batu ini ada dilangit tingkat ketujuh...”..ujar hexa

“...Yang terakhir, disebut batu kristal kuning. Identik dengan warna kuning. Batu ini bermakna terbuka dan percaya diri. Maksud percaya diri disini, kemampuan mengendalikan cahaya dan petir. Batu ini memiliki kekuatan terselubung, yaitu kehancuran. Apapun yang diinginkan oleh pemiliknya untuk hancur, maka hancurlah. Bahkan, jika pemiliknya ingin menghancurkan galaksi beserta isinya, maka bisa hancur dalam sekejap..dan kamu telah memilikinya anak muda..” senyum hexa kepada Marco

“...Itulah keenam batu permata yang ada di dimensi ini. Dan kamu. punya lima di antara enam batu itu. Yang sedang melekat dalam dirimu sekarang. Kamu bisa kupercaya untuk menjaga batu itu, jadi, tolong jaga batu itu dari orang-orang yang serakah dan ingin menyalahgunakannya....”Hexa menjelaskan panjang kali lebar mengenai batu-batu tersebut.

“..maf hexa, dimanakah aku bisa menemukan batu kristal berwarna biru laut pekat..?”..ucap Marco bertanya.

“...Maafkan aku anak muda, aku hanya bisa memberitahu informasi jikalau batu itu berada di langit tingkat tujuh di sana kalian akan menemukan dewa penguasa dimensi. Hati-hati jika berada di sana karena ia akan terusik jika ada keributan....” Hexa memberitahu Marco dan Naomi letak salah satu batu dengan singkat.

“..bagaimana aku bisa menuju langit ketujuh hexa?..paling tidak aku harus segera ke langit tingkat lima dan tingkat enam dulu kan..” ujar Marco

“... hahahaha... apakah kamu belum bisa teleportasi antar dimensi anakmuda?” tanya hexa.

“.. maksudmu...??”... ujar Marco dengan polos bloonnya.

“... bacalah buku dirak bagian atas nomor 1001..”.. ucap hexa kemudian menekan tombol dimejanya. Seketika muncul buku kuno mirip lembaran miliknya.

“...sreeet...sreeet...sreeet”... dengan dibantu dengan kacamata yang dipakai Naomi tadi Marco membaca dan mengingat semua lembaran demi lembaran kuno tersebut.

10 menit kemudian.

“... bagaimana anak muda?? Apakah kamu sudah memahaminya”...ucap hexa bertanya dengan nada penasaran.

“....kasiiih tauuu gaa yaaa...” canda Marco kala itu

“...glodaak,,,,”... Naomi terjatuh, tidak menyangka disaat seserius ini Marco bercanda. Marco sendiri sangat senang adegan jatuhnya Naomi dari kursi. Karena dia bisa melihat lagi dengan pandangan mesumnya, adegan tersingkapnya rok mini Naomi.

“...aku kini paham bagaimana cara menggunakannya hexa, tetap, sebelum aku bisa menguasai batu biru pekat, kekuatan teleportasiku tidaklah maksimal, karena dalam batu itulah letak energi inti teleportasi, jika membaca lembaran lembaran kuno ini..” ucap Marco menjelaskan kepada hexa dan Naomi.

Setelah puas dengan informasi yang didapatkan kala itu, Naomi dan Marco pamit untuk kembali kerumahnya. Rumah yang hanya dihuni oleh Naomi dan Marco.

Setibanya dirumah.

“...apa rencanamu Marco?..” Naomi kembali penasaran.

“..ngomong ngomong Naomi, bagaimana kamu tahu password pintu tadi?’...Marco balik bertanya.

“... apaan siih, ditanya malah balik tanya..” ujar Naomi sewot.

“...yang jelas, aku harus segera menuju langit tingkat lima dan tingkat enam barulah bisa menembus langit tingkat ketujuh, batu kristal merah ini tidak bisa membantuku jika keenam batu itu belum semuanya berkumpul dalam diriku Naomi..” ucap Marco sambil melihat kearah jauh pandangannya. Dengan penglihatan super jauhnya dia bisa melihat ada banyaak orang yang menikmati indahnya pantai dimensi ini, berjemur, menikmati angin yang berhembus dengan pelan. Dengan penglihatannya pula terlihat banyak galaksi di sekitar Marco dan Naomi. Sangat indah. Untuk beberapa lama Marco terdiam. Ternyata dilangit keempat ini banyak sekali dunia paralel yang mengisinya. Bukan layaknya langit tingkatan dibawahnya.

“...ketahuilah Marco, sebenarnya aku adalah titisan bintang yang jatuh kedimensi ini, dan aku memiliki kekuatan bintang, kekuatan yang bisa memberikanmu energi bertempur antar galaxy, itulah kenapa aku diburu oleh orang jahat kemarin...”..ujar Naomi.

“.. kemampuanku memecahkan kode tadi adalah salah satunya...”.. ucap Naomi menambahkan.

“... kita harus menuju ke galaxy beta-9 didunia paralel langit keempat ini..disana ada planet mirip sekali dengan bumi yang aku tinggali. Disanalah kita akan menemukan titik penghubung antara langit tingkat empat dengan langit tingkat lima, ditengah hutan lebat tepatnya”.. jawab Marco.

“... aku ikuut yaa, pleaasee... aku ikuut...” pinta Naomi manja.

“...hemmm...baiklah Naomi”.. ujar Marco

“..kapan kita berangkat...??” jawabnya dengan girang.

“... ada baiknya kamu ganti pakaianmu dulu..” ucap Marco

“...hummm, baiklah.. tunggu...”...

“...lappp...” tiba tiba pakaian spandex menempel ketat dibadan Naomi, terlihat sekali dua melon muda didadanya menonjol menantang Marco yang terbengong dengan kondisinya saat itu.

“... ayooo berangkat... malah bengong...” ujar Naomi bersemangat.

“... baiklah..kita berangkat sekarang...”...jawab Marco seketika

“...tunggu.. kita keluar rumah dulu, kita harus menyimpan rumah ini, siapa tahu berguna nanti..” ujar Naomi

“...betul juga katamu naomi..lakukanlah..” Marco mengiyakan rencana Naomi.

“...zaapppp”... bunyi rumah kembali kebentuk kapsul dan diamankan dalam saku Naomi.

“...berpeganglah Naomi, kita akan langsung menuju hutan itu...”.. ucap Marco saat meletakkan kedua jari tangan kanannya dikeningnya, tampak kalung merah itu menyala layaknya scotlight dimalam hari, terlihat melingkar menyala dileher Marco.

“...jlaaaabbb...” seketika Marco dan Naomi seperti ditelan cahaya.

“...bluuub”... tiba tiba Marco dan Naomi sudah berada di tengah planet asing

Planet yang Marco dan Naomi kunjungi kali ini berbeda dari dimensi sebelumnya namun masih dalam langit tingkat empat, HUTAN. yap, Marco dan Naomi dihadapkan dengan hutan yang dipenuhi pohon-pohon lebat, semak belukar yang tinggi menghalangi sinar sang surya menembus sampai tanah. Mirip sekali dengan hutan hujan tropis pulau terbesar dinegara ini.

“...Ini serius kita sudah sampai Marco”.. Naomi terlihat ragu-ragu ketika melihat keadaan sekitar.

Hutan ini sangat luas. Sempat terjadi adu mulut dengan Naomi dari arah mana kita memulai untuk menelusuri hutan ini. Akhirnya kita memutuskan memulai dari arah Utara. Hutan ini sangat aneh. Tumbuhan dan hewan disini besarnya bisa tiga kali lipat daripada di Bumi. Bahkan di hutan ini Marco dan Naomi bisa melihat makhluk mikroskopis dengan mata telanjang, contohnya kutu kecil yang besarnya sebesar nyamuk dan nyamuk besarnya seperti lebah dewasa.

Disepanjang jalan semak belukar, kanan-kirinya Marco dan Naomi dikelilingi oleh rumput ilalang tinggi yang menutup pencahayaan. Untungnya, Marco selalu membawa pedang saktinya sehingga memudahkan Marco dan Naomi untuk menggusur ilalang yang mengganggu.

Dua jam berlalu, Marco dan Naomi mulai memasuki kawasan tumbuhan pemakan serangga. Layaknya kantong semar jika dibumi. pembaca pasti tahu tumbuhan ini, tapi, kebayang gak sih kalau tumbuhan itu besarnya tujuh kali lipat

“...Apa kamu haus, Naomi..” Marco bertanya karena terlihat Naomi menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya ke arahku.

“...Iyalah, udah dua jam jalan masa iya tidak haus...” ucap Naomi sewot.

“...kenapa sih tidak menggunakan kemampuanmu melangkah kilat Marco, kan jadi capek jalan lama lama...” ucap Naomi kembali sewot.

“...hehehehe...” Marco hanya tersenyum jahil.

“... baiklah kita Berhenti sebentar. Kebetulan di sebelah kanan-kiri kita ada tumbuhan kantung semar. Kita bisa minum air yang ada di dalamnya...” jawab Marco

Tentu saja air yang ada di dalam kantung semar bisa diminum, Marco dan Naomi mengetahuinya karena sama sama pernah mempelajari ilmu pengetahuan survival di alam terbuka.

Naomi mengambil daun di sekitar --yang lebarnya lebih besar daripada daun pisang yang ada di Bumi untuk alasnya rehat sejenak.

Setelah selesai istirahat dan energi terkumpul kembali, Marco dan naomipun melanjutkan penjelajahan. Marco dan Naomi berusaha sebisa mungkin berjalan mengendap-endap. Tidak membuat pergerakan apapun. Karena saat ini Marco dan Naomi dihadapkan nyamuk besar--Kurang lebih sekepal tangan manusia, secara tiba-tiba kantong semar itu melahap nyamuk itu tanpa ampun. Sebenarnya kasihan juga jika melihat nyamuk itu kesakitan karena tubuhnya dirobek habis-habisan oleh si kantong semar.

Tak jauh dari tempat kejadian nyamuk tadi, kali ini Marco dan Naomi melihat kecoa raksasa.

Tiba-tiba Naomi menarik tubuh Marco untuk berjalan ke depannya

“...Kamu di depan aja Marco, tolong usir kecoa itu...” Naomi memohon ketakutan sambil bersembunyi di balik tubuh Marco, karena ia tinggi jadi ia bisa melihat apa yang ada di depan.

“..Dada aja besar, sama kecoa aja takut....” Jawab Marco singkat.

“...Bukan gitu, bayangkan ini yaa di dalam perut kecoa raksasa itu terdapat cacing-cacing mematikan...kecoa segede itu coba..” Naomi tidak mau kalah

“......Memangnya kamu tidak takut? Itu kecoa terus mendekati kita, Marco!!! Kamu punya kekuatan kan? Itu gimana cara ngusirnya, aku tidak mau mati sia-sia dimakan sama kecoa raksasa itu.......” Kali ini Naomi beneran memohon.

“...baiklah Naomi tunggu disini...” kemudian Marco melakukan jurus langkah kilatnya mendekati kecoa raksasa itu, kemudian mencoba untuk berbicara dengan mahkluk itu, namun ada keanehan.

“...hemm kenapa susah berkomunikasi dengan hewan didunia ini ya..”ujar Marco membathin.

Hewan yang setinggi2x lipat tinggi tubuhnya itu, tiba-tiba mengeluarkan cacing dari dalam perutnya, ukurannya tidak main-main, sebesar pohon yang kira-kira tingginya 2 meter.

Marco seketika mundur, diam sesaat, dan mencoba untuk menyusun strategi.

Sejurus kemudian kecoa raksasa itu menyerang Marco dengan ganas. Kecoa itu mengeluarkan pukulan udara yang sangat kuat, mengirimkan berbagai tanaman yang berdiri didepannya kepada Marco dengan tanpa ampun. Dengan susah payah Marco mengerahkan seluruh teknik pertahanan.

“...Marco, kenapa lamaa... kenapa tidak dibunuh saja kecoa itu..menyebalkan sekali..” Naomi berteriak dari jaraknya berlindung.

Memang Marco tidak mengeluarkan kekuatannya disini. Dia tidak ingin membunuh hewan itu. Seharusnya jika kekuatan 7 dewanya bisa berfungsi, kecoa itu akan patuh padanya. Tapi didunia paralel ini aneh, kekuatannya kembali tidak dapat dipergunakan.

Marco mencoba fokus dibarengi mengangkat tangan untuk mengambil seluruh cahaya. Berhasil, seluruh hutan menjadi gelap gulita, tanpa secarik cahaya. Kemudian dengan cepat Marco menyalakan sekitar tubuhnya dengan api, maksud tujuannya untuk menakuti kecoa itu dan berhenti menyerangnya. Dan benar kecoa itu terlihat ketakutan, dari ekspresinya kecoa itu layaknya anak kecil yang ketakutan. Segera Marco mengembalikan lagi cahaya dihutan itu.

Selang beberapa lama, cahaya kembali sebagaimana mestinya. Dan kecoa raksasa beserta cacing itu telah hilang dari hadapan Marco dan Naomi. Marco dan Naomi lega dan melanjutkan perjalanan.

Waktu sudah menunjukkan tepat siang hari.

“...Aku lapar Naomi. Apa yang bisa kita makan di sini. Tidak ada tanda-tanda makanan....” Kali ini Marco berbicara dengan suara kecil

“...Sabar ya Marco, aku juga lagi liat-liat sekitar. Mungkin saja ada tumbuhan di sini yang bisa kita makan....” Naomi berusaha menenangkan padahal ia juga sedang mengalami hal serupa dengan Marco. K-e-l-a-p-a-r-a-n.

Sekarang pukul dua siang. Energi Naomi semakin terkuras, hanya modal air yang Marco dan Naomi minum tadi yang bisa menolong sampai saat ini. Marco dan Naomi masuk ke hutan hujan tropis memang terdapat beraneka ragam tumbuhan, seperti alang-alangan, paku-pakuan, anggrek hutan, dan lainnya. Tapi dengan bentuk dan tingginya yang abnormal, mereka juga berpikir lagi, bisakah dimakan?...

“..Eh bentar....”Naomi terlihat menghadang dengan tangannya kearah Marco dan Marco berhenti seketika.

“...Ada buah pisang yang sepertinya bisa kita makan, Ayo menepi dulu. Kamu pasti lapar....” Naomi langsung mengambil buah pisang raksasa dan memotong dalam beberapa bagian kecil. Naomi juga membuat daun menjadi bentuk gelas untuk menampung air. Ternyata inilah penerapan teori sesungguhnya. Benar benar koki alam. Bathin Marco

Terlihat mereka berdua dengan lahap memakan potongan kecil dari buah pisang. Rasanya manis sekali. Berbeda dengan di bumi, air yang didapat dari batang pohon pisang juga segar sekali.

Setelah selesai, Marco dan Naomi merapikan tempat seperti sediakala, tentu saja kalau kita datang suatu tempat dalam keadaan tertata, maka ketika kita meninggalkan dengan keadaan yang sama sebenarnya hal ini lebih untuk menghilangkan jejak.

Perjalanan terus berlanjut. Pukul lima sore jika dikonversikan. Marco dan Naomi memasuki area hutan yang berpohon, tapi dahannya tidak memiliki daun, seperti pohon kering yang tidak bernyawa. Sepanjang mata memandang. Tidak ada yang menarik untuk dilihat.

Berjalan terus tanpa arah, dari kejauhan terlihat gunung tinggi Akhirnya Marco dan Naomi menemukan titik terang.

Namun, sebelum Marco dan Naomi menapakkan kaki di sana, masih ada rintangan demi rintangan rumit yang harus Marco dan Naomi lewati sebelum menemukan titik akhir tujuan mereka. Yaitu letak titik pintu menuju langit kelima.

“...sebaiknya kita keluarkan rumah kapsul itu dipadang rumput didepan sana, agar kita bisa beristirahat..” ujar Naomi berbicara.

“..rasanya aku ingin mandi, akibat ulahmu Marco, kita harus jalan..menyebalkan sekali memang..orang sakti yang aneh...” Naomi bersikap sewot.

“...hehehe..” Marco hanya bisa nyengir kuda saat Naomi sewot.

“..peluk yang erat yaa naomi..kita kesana”...saat tiba tiba Marco memeluk Naomi tanpa ada aba aba .

“...eehh...” Naomi terkejut dan terlihat merah merona pipinya.

Dikaki lereng gunung, ada sebuah danau, dengan tanah yang sangat lapang.

“...disini keliatannya cocok...keluarkanlah rumah itu naomi”..ucap Marco

“..zlaabbb”...

Rumah portabel canggih itu sekarang berdiri dan hanya sendiri ditepi danau itu.

Rumah canggih itu ternyata memiliki kemampuan mencari sumber air dan bisa menghilangkan semua kotoran menjadi partikel terkecil, sehingga segala bentuk sanitasi serta kotoran hasil limbah rumah tangga bisa diurai dengan tehnologi quantum. Sumber powernya sendiri berasal dari energi foton yang dijebak dalam sebuah baterai berkekuatan 1 gigawatt. Sungguh bisa menerangi satu pulau kecil terluar negara tempat tinggalnya. Semua bahan bahan didalamnya sangat recycle konsepnya. Tidak diketemukan plastik didalam bangunan rumah itu.

Diruangan atas, tepatnya Saat itu Naomi masih merendam dirinya dalam sebuah bak modern dan besar berisi air hangat didalam ruangan baknya. Tubuhnya yang putih telanjang terendam oleh air hangat sampai sebatas leher. Kepalanya tersangga di pinggiran bak mandi itu. Sepasang mata yang dihiasai bulu-bulu hitam lentik itu terpejam. Gadis ini selalu menikmati waktu mandinya, yang selalu membuatnya berlama-lama di dalam bak kayu tersebut. Tapi nyatanya saat ini Naomi tidak bisa menikmati waktu mandinya.

Pikirannya seperti berada di tempat lain. Dadanya terasa sesak seperti ada sesuatu yang mengganjal tapi tidak tahu apa. Dan yang membuatnya seperti itu tiada lain adalah pertemuannya dengan pemuda bernama Marco beberapa waktu yang lalu

“..Mengapa jadi begini perasaanku?..” Keluhnya dalam hati. Ditariknya napas dalam-dalam dan matanya dibuka. Gadis ini kemudian duduk memeluk lutut sehingga punggungnya sebatas pinggang yang putih mulus terlihat jelas.

“...Pemuda itu, kenapa aku tidak bisa menyingkirkannya dari pikiranku?....” Naomi mengusap wajahnya yang basah. Lalu menghela napas panjang. Bayangan wajah pemuda itu benar-benar mengganggu pikirannya. Senyuman dan sorot mata Marco terus terbayang dalam benaknya.

“...Seharian aku sudah bersikap keras padanya, tapi nyatanya pemuda itu masih bisa tersenyum dan meminta maaf padaku. Dan sorot matanya itu, aku tidak kuasa menahan semua debaran hatiku saat beradu pandang dengannya. Belum pernah ku alami hal ini sebelumnya. Apa yang telah terjadi padaku?...”Naomi terus berkata-kata dalam hatinya.

Gadis ini kemudian menyadari bahwa sudah terlalu lama dirinya berendam di dalam bak. Air yang tadinya hangat sudah mulai terasa dingin. Maka gadis ini menyambar kain dari pinggiran bak modern itu dan berdiri, terlihat kaki jenjangnya putih mulis, hanya nohtah merah muda ditengah badannya yang mulus, tepat dipasah pusarnya, mungkin hanya warna itu yang kontras dengan putih mulusnya kulit yang menutup tubuhnya. Dipakainya kain handuk sebatas dada sampai ke pangkal pahanya, hanya menggunakan kain tersebut Kemudian melangkah keluar dan menuju lemari pakaian di sudut kamar. Setelah memilih pakaian yang ingin dikenakan, selanjutnya dia menuju ruang bawah, keliatannya dia berniat untuk membuat teh hangat sebelum aktivitas tidurnya.

“...ahhh segaar...”.. ucap Naomi ketika dirinya tampak selesai mandi dan turun hanya dengan menggunakan baju putih panjang tanpa bawahan. Tampak jelas jika Naomi tidak memakai dalaman. Pemandangan yang menggiurkan, lekuk tubuhnya terpampang mengintip dalam baju terusan layaknya kemeja kegedean yang dia kenakan. Sesekali terlihat bagian kewanitaannya mengintip saat Naomi menggerakkan lengannya keatas dengan genit. Pemandangan yang sangat menantang pejantan yang melihatnya kala itu. Sayangnya Marco tidak ada keluar kamar saat Naomi ada didapur.

5 menit kemudian, pintu kamar bawah terbuka, sesosok pemuda dengan terlihat hanya menggunakan semacam boxer berjalan kearah Naomi.

“...huuuft... ganteng bangeed seeeh...” bathin Naomi.

Tampak Marco mendekati Naomi yang terlihat salah tingkah kala itu.

“...glek...”..Marco menelan ludah dan matanya bergerak mesum tidak seperti biasanya..melihat pemandangan yang menggugah birahinya kala itu.

POV MARCO

Tubuh Naomi tampak transparan dengan telanjang dengan menggunakan baju terusan tranparan sekali. Kedua payudara nya yang besar dan kenyal itu mengarah tepat ke wajahku yang berdiri didepannya. Area kewanitaannya Naomi dibawah pun terlihat oleh mata kepalaku.

“....Astagaa....” ucapku dengan kedua tanganku memegang pinggang Naomi

“....Kenapa?..”tanya Naomi

“...Tanggung jawab kamu.. penis ku basah dibawah ini..”

“...Mana? coba aku sentuh....”jawab Naomi

Naomi langsung menyentuh boxer yang membungkus penis ku didalan sana, dan Dia benar benar memegangnya kali ini, dan aku rasa juga benar penis ku basah mengeluarkan cairan precum.

“...Astaga.. basah banget loh ini yang. Ini kenapa?”..tanya nya dengan kedua tangannya menyentuh boxer ku.

“...Shhh.. gimana gak mau basahh sayangg, didepan mata kepala aku ada tubuh kamu yang seksi ini..” ucapku dengan kedua tanganku kaku memegang pinggang Naomi.

“......Hahaha geemess.....” jawabnya dengan suara keanak anakan.

Kedua tangan Naomi langsung beralih pindah memegang kedua pundakku, karena aku sudah tidak tahan lagi melihat tubuh mungil dan seksi Naomi di depan kepala mata aku itu

Kedua tanganku langsung beralih ke belakang badan Naomi dan aku mendorong Naomi agar terjatuh didepanku duduk di di pahaku kala itu. Aku langsung melumat bibir Naomi yang merah dan basah itu dengan keadaan tanganku dibelakang badan Naomi

“..sshhh...”..Naomi membalas ciuman ku itu dengan lembut.

Lidah ku menari nari didalam mulut Naomi.

“...mmmhhpphh...” Naomi pun membalasnya, lidah nya menari nari membasahi dan menyentuh lidahku. Lidahku dan lidah nya didalam mulut kita berdua itu saling menyentuh

“......Hmpphh “gumam Naomi.

Aku menghentikan ciumanku ke Naomi, karna penis ku yang berada diatas pas vagina Naomi itu mulai menengang dan berdiri tegak menyapa semesta.

Spontan Naomi langsung merasakan dan berkata

“.....Ih nakal ini kamu, langsung berdiri begitu...” ucap Naomi dengan menyentuh boxer ku yang membungkus penisku sana dengan lembut

“....Kamu sih menggodaku .......”

Karna aku tidak mau mengobrol dulu, jadi aku langsung memulai aksiku di sofa kala itu, kedua tanganku turun memegang bokong Naomi yang lembut itu. Aku melumat dari leher Naomi

“.....Shhh... hmpphh.....”desahan Naomi karna aku tau itu pasti geli

Lanjut, lumatan ku turun ke dada Naomi. Aku berhenti dan melihat puting Naomi itu yang sudah merah merona sekali.

Aku langsung mencium, melumat, mengisap puting Naomi dengan ganas dengan tanda dia adalah milikku.

Naomi terus menerus mendesah menikmati aksiku

“........ahhhh...ssshhh...” desahannya.

Lumatan ku bergantian kiri kanan yang membuat Naomi langsung merasa geli.

Sedangkan aku yang melumat putingnya, aku merasa vagina Naomi itu menjatuhkan cairan yang membasahi boxerku.

Merasakan cairan itu jatuh dan membasah boxerku, aku langsung berhenti akskiku melumat puting Naomi.

“......Boxer aku kok basah ya?....” tanyaku sambil menatap dan tersenyum tipis ke Naomi.

Naomi menghadap ke wajahku

“...Punyaku basah, gara gara kamu ini...”ucapnya dengan manja sambil menatap wajahku

Kedua tangan Naomi masih terletak dibelakang pundakku, sedangkan kedua tanganku terletak di bokong Naomi

Aku langsung melanjutkan aksiku..

Aku menjilat puting Naomi, aku melumat dengan ganas

Naomi terus menerus mendesah tanda kegelian dan kenikmatan nya

“.......Shhhh... ahhhh.....Marco...” keluhnya mendesah menggairahkan

Setelah itu, disaat aku sudah sangat cukup lelah dengan aksiku. Aku langsung hentikan aksiku. Bibirku dan bibir Naomi sangat berdekatan. Aku tersenyum tipis dan menatap Naomi dengan manja.

“...I love you Marco”...ucap Naomi mengawali kondisi yang romantis kala itu. Aku langsung berdiri, dan menggendong Naomi.

Aku menggendong dan membawa Naomi ke ranjang. Naomi tampak terjatuh duduk di depan pinggiran ranjang itu. Naomi diam dan tersenyum tipis mengarah kepadaku.

Sedangkan aku berdiri pas didepan tubuh Naomi yang seksi telanjang saat itu.

Aku menurunkan boxerku kebawah dan jatuhlah ke lantai.

Ketika jatuh, penis ku refleks berdiri tegang tegak kekar menyapa semesta didepannya

Naomi melihatnya, Naomi kagum. Dan tersenyum tipis mengarah ke penis ku.

“....Gemess...”ujar Naomi dengan manja. Naomi mengocok penis ku, Naomi langsung menerobos hinga pangkal penis ku kedua tangannya memainkan dragonballku bergantian.

Tangan Naomi memegang ujung belakang penis ku dan ia bermaksud untuk mengisap semua bagian bagian penis ku.

Naomi langsung membuka mulutnya selebar mungkin dan mengarahkan ke penis ku yang besar panjang menegang ini tanpa aba aba, Naomi langsung mengisap penisku dengan tempo mulutnya yang maju mundur. Dan dengan bantuan tangan kanan nya yang memegang penis ku untuk mengikuti temponya. Aku hanya terdiam dan tersenyum tipis ketika Naomi mengisap penisku dengan handal. Aku menggigit bibir bawah ku menahan desahan ku yang keras takutnya dia tidak nyaman.

Desahan yang tetap tidak bisa ditahan ternyata, karena Naomi sudah menjilat dan mengisap penis ku di bagian saluran kencing ku itu dengan handal. Maka desahan ku pun keluar

“........Hmpphhh... ahhhh...”...

Naomi semakin bergairah mengisap nya cukup lama dia melakukan itu, Naomi melakukan nya hampir 30 menit dengan berbagai macam pola sedotan dia lakukan kala itu.

Naomi tampak tidak ada lelahnya, mengingat aku pun mendesah, dia tetap semangaat melakukan aksinya.

Naomi perlahan memberhentikan aksinya. Sekarang dia mengocok sedikit perlahan penisku, dan cairan precum pun keluar. Cairan itu tidak dibiarkan begitu saja, Melihat cairan itu sedikit membasahi tanganku Naomi refleks mengisap nya dan menjilatnya. Sungguh pemandangan sensual yang menggairahkan. Sungguh pintar sekali Naomi ini, kalo itu yang aku maksud. Sedangkan aku terus menerus saja mendesah

“......Hmpphhh... Shhhh...”

Setelah mengisap dan menjilat cairan penisku, Naomi langsung menghentikan aksinya dengan mengeluarkan mulutnya dari penisku.

Naomi berdiri dan tangan nya berada di belakang pundakku dia bermaksud untuk mendorongku ke tubuh nya di ranjang itu. Naomi mendorongku, Naomi terlentang di ranjang itu dengan aku yang menindihnya. Kini gantian Aku menjilati bagian saluran kencing vaginanya Naomi.

“....Yaassss babe... Ooooohhhh.... disituuu... yesss.. ohhh God....”..desahannya membahana

Akhirnya Naomi mengeluarkan cairan putih dari vaginanya, yang membuat sprei di ranjang kamarku basah..

“...Cukup sayang... sprei nya basahhh..” ucap Naomi

Tubuh Naomi terlihat langsung menegang. Sementara pemandangan didedepanku membuat penis ku juga menegang dibawah sana.

3 menit kemudian...

Naomi meminta ku untuk kumasuki Penis kedalam Vagina nya itu.

“...Sayang, masukin.. aku ga sabar......”kata Naomi.

“.....Oke kalau itu mau kamu...” ucapku

Mau tidak mau, aku langsung memasukkan penis ku kedalam lubang vagina nya calon istriku kelima ini. Ohhh sungguh ini entah yang keberapa kalinya aku melakukan seks diranjang, tapi ini sungguh sangat enak melebihi apapun keliatannya.

Aku dan Naomi mendesah bersama sama..

Walaupun sakit karena vagina Naomi yang begitu sempiiittt sekali untu kumasuki Penis ku kedalamnya. Namun perlahan dan pasti, menembus pertahannya Naomi.

“......Ahhhhhhhh.... Oooooooohhh Godddd.... Help meee... sh*tttt babe...... You know.... I... Love youuuu... Ooooohhhhhhhhh...”desahan Naomi membahana ketika perawannya telah diberikan kepadaku.

“...Ahhhhhhhhh.. Love youuu.. Moreee .......”desahanku

“.....Ohhhhh Godddd... sakitttttt sekali..... ahhhhhh... hmpppphhh..taaapppiii enaaak... teruuskaan sayaaang”...rancau Naomi kala itu.

“.......Punyamuuu sempit sekali babee.... Sh*t ..Oooooohhhhh Godd, ini enaaak...”

“...Ahhhhh, sabaarr sayang...”kataku.

Akhirnya kami berdua mencapai orgasme yang tidak tau keberapa kalinya. Sungguh ini benar benar nikmat.

Dan ya, aku mengeluarkan Penis ku di dalam vagina Naomi.

Naomi serentak mendesah kesakitan pada saat aku mengeluarkan Penis ku itu.

“......Ohhhhhhhh Godd, Marco...I’m dyinngg..... ahhhhhh..”desahan Naomi seketika dirinya pingsan. Tampak sinar berwarna orange keluar dari lubang kewanitaannya, dan meluncur masuk kearah jantungku.

Ingat apa yang terjadi dengan diandra dan pitaloka segera aku melakukan meditasi, mencoba untuk menerima kekuatan baru lewat masuknya sinar orang itu.

“....huuup...huuu...haaaa”... bunyi nafas perlahan menutup meditasiku setelah satu jam lamanya aku berusaha mengatur kekuatan orange itu untuk menyatu dengan kekuatanku yang lainnya. Tubuhku merasa seperti menemukan performa aslinya. Siluet bayangan milyaran tahun yang lalu nampak dipikiranku. Kekuatan yang sangat luar biasa bahkan mengalahkan kekuatan batu kristal ungu yang kemarin aku pergunakan melawan musuh terakhirku. Sungguh luar biasa kekuatan ini. Bathinku.

Tampak Naomi masih pingsan, entah sudah berapa kali dia merengkuh kenikmatan duniawinya, sampai sampai tubuhnya pingsan.

Aku langsung tertidur disamping Naomi, dan menghadap ke muka Naomi. Namun setelah beberapa lama aku amati.

Aku melihat Naomi sepertinya mengeluarkan air mata.

“...Sayanggg, maaf. Aku ga bermaksud nyakitin kamu. Jangan nangis.. yaa”..ucapku sambil memegang pipi Naomi yang berair akibat air mata Naomi. Naomi menanggapinya dengan pelan.

“...Iyaa ini bukan salahmu. Ini kenikmatan sayang. Aku mengerti itu..dan aku sangat bahagia...I love you Marco..

“...telah aku serahkan diriku, lahir dan bathinku padamu pangeranku..”kata Naomi.

“...terima kasih sayangku...” ujarku langsung mengangapi.

“..Yaasudah. Kamu tidur ya. Aku juga tidur. Sini aku peluk...Love you too Naomi sayaang”...

Dan akhirnya aku peluk Naomi, kami tertidur pulas.

“...Tidurlah babe...”kataku

“..Peluk aku...” ucap Naomi manja

“...Iya sini aku peluk..”...ucapku

.............bersambung
 
Bimabet
Bab 12 – Kelanjutan



Hari ini Marco berencana untuk menuju tempat pusat taman pustaka keilmuan, setelah tadi malam Naomi menginformasikan jika di langit tingkat empat ini ada pusat keilmuan, disana bisa melihat semua hal yang berhubungan dengan keilmuan yang ada.

Taman Pustaka langit keempat menyimpan banyak buku. Mulai dari ilmu pengetahuan, kitab-kitab, sejarah, bahkan sesuatu yang mampu meramalkan masa depan. Ketika semua orang melupakan masa lalu, justru taman pustaka inilah yang menyimpan rapat sejarah kelam milyaran tahun lalu. Itu artinya apa yang dikatakan Naomi benar, tidak semua orang mampu menembus dinding batas taman pustaka ini, apalagi informasi yang Marco dan Naomi cari sangat berisiko.

Di bagian depan perpustakaan terdapat pintu gerbang tinggi. Butuh waktu lima menit untuk sampai ke pintu utama taman pustaka. Marco dan Naomi berada tepat di depan bangunan. Bangunan itu terdiri dari enam lantai, tetapi tiap lantai setinggi sepuluh meter.

Jika pengunjung bosan dengan suasana dalam perpustakaan, mereka bisa membaca di luar. Bagian luarnya didesain sangat asri, dengan pepohonan menjulang tinggi, ada meja-meja terbuat dari aluminium yang dihiasi dengan permata berbagai warna. Tak lupa, meja tersebut dilengkapi dengan teknologi canggih, pengunjung bisa memesan cemilan yang mereka inginkan dan akan membawanya menggunakan robot kecil berbentuk prisma, tinggal pencet, pesan, makanan langsung tiba didepan kita. Danau besar dengan air yang sangat jernih, bahkan mahkluk hidup yang ada di dalamnya bisa terlihat sejauh mata memandang.

Untungnya, Marco dan Naomi tidak perlu menguras energi berjalan sampai di pintu gerbang Taman Pustaka. Taman Pustaka ini sudah memiliki teknologi yang canggih. Lebih canggih daripada teknologi di Bumi. Yap, menggunakan teknologi haverboard. Jika di Bumi namanya skateboard yang diharuskan menyentuh tanah akibat adanya gaya gravitasi, hal tersebut berbeda di langit tingkat empat ini memiliki kemampuan untuk terbang membawa pengunjung dari pintu gerbang Taman Pustaka hingga tepat di depan bangunan.

Pintu setinggi tiga meter ada di hadapan Marco dan Naomi. Secara otomatis pintu itu dapat terbuka dengan membaca sensor sesuatu yang bergerak di hadapannya. Marco dan Naomi melangkah masuk ke dalam. Bagian dalam taman pustaka ini memiliki warna dinding yang berbeda dengan bagian luar, yaitu putih yang dilengkapi hiasan permata dan emas. Sangat cantik. Terlihat berbagai jenis buku dan monitor hologram sejauh mata memandang.

“...Ehemm.. Naomi. Jadi kita harus mulai dari mana...”Tanya Marco sambil berdiri mematung menatap rak dengan layar hologram yang menjulang tinggi hingga sepuluh meter itu.

“....Amati dulu apa yang ada di sekitar kita, Marco. Mungkin kita bisa menemukan sesuatu di sini.....”Jawab Naomi dengan ekspresi serius menganalisis keadaan sekitar.

Tanpa aku sadari, Naomi berjalan ke arah komputer dengan teknologi hologram. Di sana, terlihat ia sedang mencari informasi.

“...woiii, kenapa sih asal ninggalin orang aja?! Kalau aku tersesat di sini gimana coba? Mau tanggung jawab ?...” Marco menepuk lengan Naomi yang asyik sibuk dengan pencetannya.

Terlihat cekungan di pipi Naomi. Tersenyum lalu tertawa. Naomi menunjukkan sesuatu di layar hologram itu.

“...Aku mencoba mencari tahu tentang Taman Pustaka ini lewat hologram ini yang terhubung langsung ke pusat datanya...”..Jawab Naomi sambil berbisik.

“..server maksudmu..” ucap Marco kembali berbisik.

“.......Setidaknya jangan meremehkan informasi kecil, bisa jadi itu berguna buat kita...”Ucap Naomi yang mengepalkan tangan sambil bilang tanda dia mendapatkan sesuatu.

Marco lalu membaca apa yang ada di hologram itu. Taman pustaka ini memiliki enam lantai yang dapat diakses oleh pengunjung.

Setiap page dihologram itu bilang kalau Taman Pustaka ini terdiri enam lantai. Tapi Marco melihat sepertinya ada satu lantai lagi karena tingginya tidak sama. Ada sedikit lebih beberapa meter keatas.

Naomi mencoba menganalisis.

“......Pusat data tidak mungkin salah, Tuan Marco..” Jawab Naomi tersenyum sambil mengepalkan tangan berharap bisa memukul kepalanya. Kenapa otaknya selalu bekerja untuk memikirkan sesuatu yang tidak berguna, sesuatu yang diluar logika

Lantai satu sampai empat berisi teknologi buku-buku dengan teknologi hologram. Intinya di lantai tersebut menggunakan teknologi canggih.

Lantai lima hingga enam berisi buku-buku dengan teknologi terdahulu, yaitu menggunakan kertas. Di Bumi sendiri sekarang masih menggunakan kertas, berbeda dengan langit tingkat keempat yang mana teknologi kertas sudah ditinggalkan sejak jutaan tahun lalu. Di lantai ini terdapat banyak buku-buku sejarah dan kitab terdahulu. Hanya orang yang memiliki kartu khusus dan izin pengawaslah yang bisa memasuki wilayah tersebut.

“....Hmmm... sebentar. Sepertinya informasi ini ada yang janggal...” Kata Naomi berbisik. “...informasi yang kita cari berbahaya. Seharusnya ada suatu tempat di sini yang tidak sembarang orang bisa masuk. Tapi kenapa akses enam lantai dibuka umum untuk pengunjung?....” nada sok sok an detektif diutarakan Naomi yang saat ini berusaha menganalisis.

“........Hah apaan si Naomi. Udah deh gausah lama-lama mikirnya. Masa iya itu informasi salah. Jelasnya yang tertera di layar hologram begitu ya berarti seperti itu....” ujar Marco kesal, kenapa berlama lama dilayar hologram.

“...Udah ayoklah pakai cara lama kita, kita keliling aja. Taman Pustaka ini bagus banget. Mungkin kita bisa mencari tahu sendiri nantinya..tujuan kita lantai enam kaan”..ujar Marco.



“...Ngapain coba tuh muka kusut amat kayak baju yang belum disetrika aja. Senyum dong. Masa putri bintang kok auranya mencekam. Namanya putri tuh ya tampil elegan. Ini sih putri jadi-jadian ya....” Ucap Marco sambil cekikikan melihat ekspresi Naomi yang merah padam.

“...Kalau aja ini bukan tempat umum. Mungkin aku akan menghabisimu Marco. Menyebalkan!..” ucap Naomi manja.

Karena penasaran, Marco dan Naomi langsung menuju lantai empat menggunakan lift terbang.

Rasa penasaran dan takut bergabung menjadi satu dalam tubuh Marco dan Naomi. Penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya dan takut akan apa yang ada di lantai selanjutnya. Apakah sesuatu petunjuk yang membantu Marco dan Naomi menemukan jawaban ataukah bahaya yang sedari tadi sudah menunggu Marco dan Naomi disana?

Ada bermacam kemungkinan yang akan terjadi. Saat tiba dilantai empat, ternyata, tidak banyak orang yang berada di lantai empat ini. Buku-buku di sini rata-rata berisi tentang penelitian penduduk langit lantai empat. Jadi ya wajar kalau peminatnya sedikit.

Marco dan Naomi menuju lantai selanjutnya, lantai kelima menggunakan lift. Lift kali ini tidak terbang. Melainkan seperti lift teknologi di Bumi yang digerakkan dengan sistem katrol pakai tali wire pakai pemberat batu concrete.

Ketika keluar dari lift, Marco dan Naomi langsung menuju pintu besar untuk masuk ke ruangan. Marco dan Naomi kala itu berjalan menuju pengawas dan ia bertanya mengenai identitas Marco dan naomi.

Kemudian Marco dan Naomi berkeliling seluruh ruangan dan rak buku untuk mengecek apakah ada suatu petunjuk atau tidak. Ternyata di lantai ini kebanyakan menggunakan teknologi kertas, bukan hologram yang berisikan sejarah langit keempat milyaran tahun lalu. Ternyata nihil. Setelah selesai, Marco dan Naomi kembali menghampiri pengawas dan bertanya.

“...Permisi, kalau mau ke lantai enam aksesnya lewat pintu mana ya?..” Tanya Naomi dengan sopan.

Tujuan kita ke Taman Pustaka ini adalah mencari informasi. Sebisa mungkin Marco dan Naomi menelusuri setiap jengkal ruangan. Mungkin saja benar apa yang dibilang Naomi, ada sesuatu yang aneh dengan informasi yang diperoleh dari pusat data.

“....... Apa tuan dan nyonya ini akan meneliti ilmu pengetahuan tingkat tinggi?..”Tanya pengawas kepada Marco dan Naomi.

“......Iya benar sekali. Bisa tunjukkan di mana akses menuju lantai selanjutnya?...” Jawab Naomi tanpa ragu-ragu.

Pengawas tadi mengantar Marco dan Naomi sampai ke lantai enam. Akses nya menggunakan lift dalam, hanya dapat dibuka oleh kartu pengawas. Lift rahasia itu tepat berada di belakang meja pengawas. Padahal, kalau diliat kasat mata, itu hanyalah sebuah dinding yang dilapisi wallpaper agar terlihat mewah. Ternyata, di dalamnya menyimpan sebuah lift untuk akses menuju lantai enam.

Itu artinya tidak sembarang orang mampu mengakses lift tersebut. Mereka harus mendapat persetujuan dari pengawas. Marco sedari tadi berpikir, kira-kira apa yang ada di sana sampai dijaga ketat seperti itu?

Pintu lift terbuka. Dan wow. Marco dan Naomi terkagum-kagum melihat isi ruangan tersebut. Ruangan itu sangat luas karena tidak ada rak-rak disana.

Mungkin inilah, kenapa lantai enam ini dijaga ketat. Hanya pejabat tinggi penguasa langit keempat dan para peneliti yang memiliki akses ke lantai ini. Seluruh ruangan dipenuhi dengan peralatan teknologi tinggi. Teknologi disini jauh lebih canggih dibandingkan yang ada di Bumi.

Di tengah ruangan terlihat sebuah mobil yang didesain transparan, memiliki teknologi canggih untuk terbang. Kacamata pintar yang di desain dengan sistem hologram mampu memuat bank data. Bahkan para peneliti berhasil membuat pintu teleportasi dalam konstelasi. Tentu saja ada banyak hal lainnya.

Sebagian besar penghuni langit keempat ini memang tidak memiliki kekuatan. Maka dari itu, para peneliti berusaha membuat terobosan supaya semua penghuni bisa menikmati kemudahan dalam beraktivitas.

Di bagian dinding ruangan dilapisi oleh wallpaper dan perpaduan batu granit berwarna putih, hitam, dan kuning keemasan. Terdapat banyak layar hologram dan mesin robot untuk membuat teknologi canggih itu. Di dinding itu juga terlihat banyak peta peta aneh dan lukisan-lukisan kuno.

Di sudut ruangan terdapat suatu lukisan yang dilapisi kaca tebal, tidak tembus peluru. Karya tersebut membuat Marco dan Naomi tertarik untuk melihatnya. Dari kejauhan terlihat mengkilau akibat penerangan ruangan.

“...Kayaknya ini lukisan terlihat aneh daripada yang lain....” ucap Marco pelan

“.......Ya benar katamu Marco, lukisan ini memang aneh. Liat yang lain tuh biasa aja, gak ada kaca pelindung. Cuma dia sendiri yang dikasih pengamanan. Atau jangan-jangan ada sesuatu sama lukisan ini....”Ucap Naomi sambil melihat ke arah lukisan lain.

Seketika Marco langsung memperhatikan lukisan yang ada di ruangan itu.

Aneh. Padahal kalau dilihat semua lukisan itu kuno. Artinya sama-sama memiliki nilai jual yang fantastik jika dimata kolektor, tapi kenapa hanya ada satu lukisan saja yang di beri pengaman tingkat tinggi?.. bathin Marco berbicara.

Naomi kesana kemari mengelilingi lukisan itu berharap ada suatu petunjuk di dalamnya. Dan sembari menganalisis ruangan itu tiba-tiba...

“.. nona tuan apa yang kalian lakukan dengan lukisan itu”.......Seorang wanita tua datang menghampiri Marco dan Naomi yang lagi serius memeriksa lukisan itu.

“...Maaf sekali, nyonya... Kami kesini datang secara damai, tidak untuk mencuri teknologi disini. kami datang untuk mencari informasi...” Naomi berusaha mengambil simpati wanita itu.

“...Bocah seperti kalian memangnya menginginkan informasi apa? Kalau hanya membahas dunia fantasi, ada banyak buku novel yang bisa kalian baca di lantai satu sampai tiga. Tidak perlu jauh-jauh menyusup sampai lantai enam.

“......nyonya, sepertinya gedung ini memiliki satu lantai lagi yang berada di atas, apakah benar Madam?...” Tanya Marco sambil mencekungkan bibirnya satu sisi.

Naomi tau jika Marco sedang memancing ibu ibu didepannya itu untuk memperoleh informasi.

“...Kau salah, Anak muda. Gedung ini hanya sampai lantai enam. Lantai yang kalian pijakan itulah lantai teratas dari gedung ini....” Jawab wanita itu.

Lalu Naomi menunjuk ke arah lukisan itu lalu mengedipkan matanya ke arah Marco, tetapi Marco tidak mengerti apa yang dimaksud Naomi. Memangnya ada apa dengan lukisan itu? Ada sesuatukah di baliknya?...

Marco hanya bisa mematung dan berimajinasi kemungkinan yang akan terjadi pada lukisan itu.

Perasaan lukisan ini terlihat biasa saja, sama seperti yang lain. Kenapa Naomi kekeh banget sama lukisan ini. Bathin Marco.

“....Anak-anak ini bukan tempat bermain. Di sini tempat penelitian. Aku yang bertanggung jawab atas ruangan ini, maka aku tidak mau ada kerusakan sedikitpun dengan teknologi-teknologi ini. Lebih baik kalian meninggalkan lantai ini....” Ujar pengawas itu.

“.....Tunggu dulu. Aku ingin menjelaskan sesuatu. Setidaknya engkau hargai sedikit. Mungkin engkau akan terkejut mendengar penjelasanku....” Naomi berusaha menetralkan suasana.

Naomi kembali menunjuk ke arah lukisan itu, sementara wanita yang datang memarahi Marco dan Naomi tadi tetap dengan posisinya, berdiri sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada. Menunggu penjelasan Naomi.

“.......Baik, tapi jikalau yang kamu katakan tidak penting, tidak segan lagi aku untuk mengusir kalian berdua....” Pengawas itu mulai mengancam Marco dan Naomi.

“.....setuju!!!...” Seketika Marco dan Naomi kompak menjawab. Kali ini Marco terlihat berinisiatif membantu rencana Naomi. Tanpa kekompakkan, suatu rencana tidak akan berjalan dengan baik kelihatannya jika hanya Naomi sendiri yang beraksi.

“......Lukisan inilah yang menjadi akses menuju ke lantai tujuh...”Jawab Naomi santai. Anehnya wanita itu tidak semarah pertama kali menghampiri Marco dan Naomi tadi. Ia hanya diam, seolah-olah sedang menguji kemampuan berpikir Naomi.

“....***angan ini ada banyak teknologi tingkat tinggi. Salah satunya diterapkan pada lukisan ini..betulkan??!!....” Lanjut Naomi.

“..Logikanya gampang. Lihat, lukisan ini berbeda dari yang lain. Sangat dijaga dengan pengamanan tingkat tinggi. Diberi kaca antipeluru, diberi peringatan dilarang mendekati lukisan. Sementara benda-benda yang lain tidak seperti itu...” lanjutnya.

“...Tidak hanya itu, di sekitar lukisan ini terdapat dinding dengan pola granit yang tidak asing bukan? Jika pola-pola tersebut digabungkan akan saling bersesuaian seperti puzzle. Jadi, tugas kita sekarang bagaimana menemukan kode yang dimaksud oleh pola granit ini...”Naomi memberi penjelasan secara detail.

Marco terlihat langsung melihat ke arah pola granit yang ada di dinding sekitar lukisan itu, sedangkan Naomi berusaha untuk memecahkan kode yang dimaksud. Setelah sekian lama berpikir.

“..@#$%!&^%A...”.Ucap Naomi.

“..blup....”

Tiba-tiba saja bagian dinding yang terdapat lukisan dan pola granit itu bergeser. Di hadapan Marco dan Naomi itu kini terbuka, dinding dengan pola granit cantik itu bersama dengan lukisan terbuka menjadi dua bagian yang sama. Terlihat sebuah tangga kayu yang mengarah ke lantai atas. Yap, inilah akses menuju lantai tujuh. Apa yang dikatakan Naomi benar bahwa bangunan ini memiliki tujuh lantai. Namun, kenapa stasiun data pusat memberikan informasi kalau bangunan ini hanya enam lantai saja?. Bathin Marco.

Marco dan Naomi sedari tadi terkagum-kagum melihat dinding itu terbelah menjadi dua. Bagaimana mungkin Naomi bisa mengerti kode yang ada di dinding itu? Marco sama sekali tertegun, belum pernah Marco melihat tulisan aneh seperti itu. Hanya huruf alfabet, huruf yang dipakai di Bumi yang dia ketahui.

“...bagaimana kau bisa tahu tentang gedung ini memiliki tujuh lantai. Dan kau, bocah perempuan, bagaimana bisa kau memecahkan kode itu? Padahal aku sudah membuatnya susah sekali supaya tidak seorangpun bisa memecahkannya...” Ujar pengawas itu kebingungan.

“...nyonya, tidak seharusnya engkau meremehkan bocah seperti kami. kami ini bocah jenius. Buktinya mampu berpikir kritis dan menemukan solusi...” Dengan bangganya Naomi mengatakan hal itu dibarengi senyum licik yang samar di wajahnya.

“.........Baik inilah takdir itu.. kalau begitu.. silahkan berjalan lorong tangga yang redup, karena penyinarannya menggunakan teknologi kuno. Berhati hatilah.” Ucap ibu tadi.

“.....Aku penasaran banget apa yang ada di atas sana. Mungkin sebuah ruangan rahasia yang isinya berlian berton-ton beratnya? Atau mungkin teknologi yang jauh lebih canggih daripada di lantai ini? Kalau begitu gimana kalau kita coba untuk menaiki tangga ini?..” Lagi-lagi Naomi asal bicara, tanpa memerhatikan di sampingnya ada seorang pengawas lantai ini.

“..Dengarkan aku anak-anak. Aku tau siapa kalian, dan darimana asal kalian. Aku tau. Kalian adalah dua orang yang memang sudah ditakdirkan jutaan tahun yang lalu akan memasuki ruangan ini, dan aku sendiri sangat bersyukur, ditahunku kalian berdua menememukannya..” ujar ibu pengawas dengan rona wajah bahagianya.

“.......Perkenalkan namaku Hexa. Tugasku memang menjaga lantai ini dari segala bentuk ancaman hingga kalian datang kemari..Pasti kalian bertanya-tanya. Kenapa aku bisa tau asal-usul kalian. Tadi aku hanya pura-pura saja. Hanya ingin mengetes kalian aja. Ternyata ekspektasiku salah. Kalian sangat cerdas. Kalian mampu sampai di lantai ini dan memecahkan kode lukisan ini, bukanlah hal yang mudah. Ini kali pertama ada orang asing yang bisa melakukannya...” Ujar hexa dibarengi senyum tipis.

“....Mari kita naik ke lantai atas. Sepertinya ada banyak pertanyaan ya di pikiran kalian. Aku bisa membacanya. Ayo cepat naik, sebelum ada orang lain yang melihat kita. Akan kuceritakan yang mengganggu pikiran kalian. Akan kujawab pertanyaan yang terbesit di benak kalian...” lanjutnya

Dengan cepat Marco dan Naomi langsung menaiki satu demi satu anak tangga yang terbuat dari kayu yang mengeluarkan aroma kayu cendana yang lembut dan pencahayaan yang redup. Dinding sekitar tangga tersebut dilapisi dengan grasswool yang berfungsi meredam suara sehingga obrolan yang terjadi di dalamnya tidak bisa ditembus lantai di bawahnya.

“...Kita sudah sampai anak-anak....” Hexa menepuk tangan sebanyak dua kali, seketika lampu penerangan hidup.

Aku dan Naomi menatap sekitar ruangan. Ruangan itu tidak sebesar ke enam lantai gedung ini. Bisa dibilang hanya seperempatnya saja. Lantai dan dinding yang dilapisi marmer dan peredam suara. Ruangan ini sama mewahnya dengan rumah-rumah orang kaya di Bumi.

Ruangan ini sangat kuno. Tidak ada teknologi apapun di sini. Terlihat seperti benda-benda yang ada di Bumi. Rak buku, lukisan, peta timbul, panci, palu, dan lainnya. Terdapat buku kuno yang usianya ratusan ribu bahkan jutaan tahun lalu yang tersimpan di sini. Ruangan paling rahasia.

“.........Tidak ada yang bisa masuk ke sini selain izin dariku..” Kata Hexa sambil menceritakan seluk beluk ruangan tersebut

Naomi sedari tadi berkeliling ruangan itu. Melihat-lihat buku dan kitab kuno. Memang anak jenius yang dicari selalu buku. Dasar orang haus ilmu pengetahuan memang. Freak!

“...Apa aku boleh menyentuh buku-buku ini, Hexa? Aku penasaran banget ingin membaca buku-buku ini...”..Naomi memohon sambil menunjuk ke arah rak buku kuno.

“....Silahkan saja, tapi kamu tidak akan mengerti bahasa yang ada di buku-buku itu...” ucap hexa.

Naomi kemudian mengambil satu buku dan membukanya. Benar saja, ia tidak mengerti tulisan dan bahasanya.

Tak lama kemudian, Hexa menyerahkan sebuah kaca pembesar ke Naomi.

“..Pakailah ini, Nak. Alat ini bisa membantumu untuk menerjemahkan maksud isi buku tersebut. Sebelum menggunakan, silahkan pilih bahasa yang dituju terlebih dahulu.” Hexa memberi tutorial cara menggunakan alat tersebut.

“...Woww..amazing.. Marco lihat, ada ribuan bahasa yang ada di alat ini. Termasuk bahasa dari Bumi. Alat ini canggih buangett....” Terlihat ekspresi Naomi yang ceria karena akan mendapat ilmu baru. Sudah kupastikan Naomi akan lupa dengan sekitarnya jika ia tertarik dengan sesuatu. Dia lalu duduk dilantai bersandarkan dinding, lagi lagi pemandangan itu, celana dalam yang tercetak jelas saat dia dengan rok mininya duduk bersender dengan kedua lututnya diangkat setinggi dagunya, rambutnya yang terurai warna warni, pipinya yang terlihat lesung pipinya ketika bibirnya manyun manyun membaca. Pemandangan yang lebih menarik dari semua buku buku yang ada. Bathin Marco.

“...Hexa, aku ingin bertanya sesuatu, kenapa kita berdua diizinkan masuk ke sini?...”Marco bertanya karena penasaran.

Hexa seketika langsung mengalihkan pekerjaannya dan menatapku serius. Seketika Naomi yang penasaran langsung berdiri dan menuju ke arahku, tanpa mengembalikan buku yang diambilnya tadi.

Hexa menekan salah satu tombol yang ada di rak, dan sekejap sebuah meja dan kursi muncul dari lantai. Teknologi di sini tidak perlu diragukan lagi. Canggih ora umum ora umum pokoke.

“...Mari duduk dahulu, Nak...” Hexa lagi-lagi menekan tombol di dekatnya, dan muncullah sebuah layar di meja kayu itu seperti proyektor LCD jika di Bumi.

“...Apa kamu tahu apa yang kamu pakai di lehermu itu?..”Tanya Hexa kepada Marco dibarengi menunjuk kalung yang ada di leherku.

“..maksudmu kalung penguasa unsur api ini hexa”.. ujar Marco berbicara. Hexa kemudian mengeluarkan alat mirip dengan batu kristal. Tiba-tiba saja kalung itu mengeluarkan sinar merah.

“...Ketahuilah wahai anak muda, kalung yang engkau gunakan bukan sembarang kalung. Kalung itu memiliki energi yang sangat kuat. Bahkan akupun bisa merasakan getarannya. Kalung itu semakin kuat energinya jika dipakai keturunan sejati..dan memang kamulah keturunan sejati itu..” ujar hexa sambil mendekatkan batu kristal warna merah kedepan Marco. Kalung itu terlihat membara namun tidak panas bagi yang memakainya, malah hawa sejuuk dingin layaknya didepan tiupan AC dengan suhu 16 derajat didalam kamar. Tiba tiba tubuh Marco mengeluarkan energi berwarna merah menyala nyala, melingkar layaknya naga sedang hinggap ditubuhnya dan bergerak melingkar terus menerus.

“...energi apa ini hexa...besar sekali..” ucap Marco ketika melihat perubahan dirinya saat batu itu diserahkan dan terlihat masuk kedalam kalung yang dipakainya saat itu.

“...fokus anak muda,...ini adalah batu merah ini adalah bagian dari pengisi kalungmu..fokuslah, terima kekuatan yang masuk dan atur kekuatanmu..” ujar hexa menjelaskan kondisi Marco saat ini.

Berangsur angsur lonjakan energi berwarna merah keemasan melingkar layaknya mainan spiral naik turun melingkupi tubuhnya itu meredup, hingga akhirnya tubuh Marco kembali bisa menghilangkan energi itu.

“...Sebenernya, ada enam batu permata yang ada di seluruh alam semesta ARKA ini. Salah satunya yang barus saja masuk kedalam jiwamu, disebut kristal api, berwarna merah, ia mengandung makna api dan semangat bertarung tinggi. Setiap siapapun yang memakainya akan memberikan rasa semangat juang yang tinggi, menjauhkan seseorang dari pikiran jahat, dan memberi efek menakutkan bagi lawan lawanmu. Tidak hanya itu, karena identik dengan warna merah, batu ini juga memungkinkan pemiliknya memiliki kemampuan mengendalikan api diseluruh dimensi. Batu ini juga mampu membuka portal antar dimensi diseluruh dunia arka, baik dilaut, didarat, dibawah permukaan tanah, dilangit dari tingkat pertama hingga tingkat ketujuh, tapi hanya orang-orang terpilih yang bisa melakukannya, yaitu engkau, Wahai titisan dewa perang...” Ujar Hexa sambil menunjuk kearah Marco kala itu.

“...Yang kedua batu kristal penyembuhan. Ia berwarna ungu yang memikat. Sangat langka karena sulit mendapatkan warna ungu. Batu ini bermakna kelembutan dan ketenangan. Batu ini memiliki kekuatan penyembuhan dan recharge energi yang sangat dahsyat dan sentuhan kelembutan ketenangan yang tiada duanya...” ucap Hexa kembali menjelaskan.

“...hemm pantas saja setelah aku menghisap energi yang ada dalam kristal ungu kemarin, badanku langsung merasakan sengatan energi luar biasa, dan dapat mengalahkan musuh kuatku kemarin...” bathin Marco sambil memegang lengannya, karena disitulah sekarang letak batu ungu itu menemani ketiga batu yang lain. Marco memang sengaja memasukkannya dalam gelang lengannya saat ini, lebih terlihat nyaman dipakai.

“..Lalu, ketiga ada batu kristal Emerald. Kali ini berwarna hijau. Batu ini bermakna kesuburan dan kelahiran. Kekuatan yang terkandung di dalamnya yaitu pembaharuan, regenerasi, mengembalikan apapun kerusakan seperti sediakala atas perintah orang yang memegang batu itu dan mengandalikan kekuatan waktu..dan kamupun telah memilikinya bukan..”ujar hexa tersenyum

“...Selanjutnya, keempat, batu kristal Aquamarine. Ia berwarna biru sehingga identik dengan laut. Tentu saja berasal dari batuan inti laut terdalam yang ditempa milyaran tahun. Batu ini bermakna kepercayaan dan komunikasi yang kuat. Batu Aquamarine ini mengandung kekuatan mengendalikan air baik; didarat, laut, udara(awan), es, beserta komponen di dalamnya...kamupun sudah menguasainya benar bukan??’ ucapnya kembali melihat kearah Marco.

“......Kelima, batu kristal sapphire. Berwarna biru laut pekat. Batu ini sangat indah. Ia memiliki makna kejujuran dan komitmen yang kuat. Batu ini sering disalahgunakan karena ia memiliki kemampuan untuk menghipnotis siapapun demi memeroleh informasi, yang menguasai batu ini bisa menggerakkan semua mahkluk hidup baik didarat laut maupun diudara, bahkan semua mahkluk hidup disemesta ini bisa dengan mudah dikuasai jika dia sudah dalam ranah tertingginya dan batu ini ada dilangit tingkat ketujuh...”..ujar hexa

“...Yang terakhir, disebut batu kristal kuning. Identik dengan warna kuning. Batu ini bermakna terbuka dan percaya diri. Maksud percaya diri disini, kemampuan mengendalikan cahaya dan petir. Batu ini memiliki kekuatan terselubung, yaitu kehancuran. Apapun yang diinginkan oleh pemiliknya untuk hancur, maka hancurlah. Bahkan, jika pemiliknya ingin menghancurkan galaksi beserta isinya, maka bisa hancur dalam sekejap..dan kamu telah memilikinya anak muda..” senyum hexa kepada Marco

“...Itulah keenam batu permata yang ada di dimensi ini. Dan kamu. punya lima di antara enam batu itu. Yang sedang melekat dalam dirimu sekarang. Kamu bisa kupercaya untuk menjaga batu itu, jadi, tolong jaga batu itu dari orang-orang yang serakah dan ingin menyalahgunakannya....”Hexa menjelaskan panjang kali lebar mengenai batu-batu tersebut.

“..maf hexa, dimanakah aku bisa menemukan batu kristal berwarna biru laut pekat..?”..ucap Marco bertanya.

“...Maafkan aku anak muda, aku hanya bisa memberitahu informasi jikalau batu itu berada di langit tingkat tujuh di sana kalian akan menemukan dewa penguasa dimensi. Hati-hati jika berada di sana karena ia akan terusik jika ada keributan....” Hexa memberitahu Marco dan Naomi letak salah satu batu dengan singkat.

“..bagaimana aku bisa menuju langit ketujuh hexa?..paling tidak aku harus segera ke langit tingkat lima dan tingkat enam dulu kan..” ujar Marco

“... hahahaha... apakah kamu belum bisa teleportasi antar dimensi anakmuda?” tanya hexa.

“.. maksudmu...??”... ujar Marco dengan polos bloonnya.

“... bacalah buku dirak bagian atas nomor 1001..”.. ucap hexa kemudian menekan tombol dimejanya. Seketika muncul buku kuno mirip lembaran miliknya.

“...sreeet...sreeet...sreeet”... dengan dibantu dengan kacamata yang dipakai Naomi tadi Marco membaca dan mengingat semua lembaran demi lembaran kuno tersebut.

10 menit kemudian.

“... bagaimana anak muda?? Apakah kamu sudah memahaminya”...ucap hexa bertanya dengan nada penasaran.

“....kasiiih tauuu gaa yaaa...” canda Marco kala itu

“...glodaak,,,,”... Naomi terjatuh, tidak menyangka disaat seserius ini Marco bercanda. Marco sendiri sangat senang adegan jatuhnya Naomi dari kursi. Karena dia bisa melihat lagi dengan pandangan mesumnya, adegan tersingkapnya rok mini Naomi.

“...aku kini paham bagaimana cara menggunakannya hexa, tetap, sebelum aku bisa menguasai batu biru pekat, kekuatan teleportasiku tidaklah maksimal, karena dalam batu itulah letak energi inti teleportasi, jika membaca lembaran lembaran kuno ini..” ucap Marco menjelaskan kepada hexa dan Naomi.

Setelah puas dengan informasi yang didapatkan kala itu, Naomi dan Marco pamit untuk kembali kerumahnya. Rumah yang hanya dihuni oleh Naomi dan Marco.

Setibanya dirumah.

“...apa rencanamu Marco?..” Naomi kembali penasaran.

“..ngomong ngomong Naomi, bagaimana kamu tahu password pintu tadi?’...Marco balik bertanya.

“... apaan siih, ditanya malah balik tanya..” ujar Naomi sewot.

“...yang jelas, aku harus segera menuju langit tingkat lima dan tingkat enam barulah bisa menembus langit tingkat ketujuh, batu kristal merah ini tidak bisa membantuku jika keenam batu itu belum semuanya berkumpul dalam diriku Naomi..” ucap Marco sambil melihat kearah jauh pandangannya. Dengan penglihatan super jauhnya dia bisa melihat ada banyaak orang yang menikmati indahnya pantai dimensi ini, berjemur, menikmati angin yang berhembus dengan pelan. Dengan penglihatannya pula terlihat banyak galaksi di sekitar Marco dan Naomi. Sangat indah. Untuk beberapa lama Marco terdiam. Ternyata dilangit keempat ini banyak sekali dunia paralel yang mengisinya. Bukan layaknya langit tingkatan dibawahnya.

“...ketahuilah Marco, sebenarnya aku adalah titisan bintang yang jatuh kedimensi ini, dan aku memiliki kekuatan bintang, kekuatan yang bisa memberikanmu energi bertempur antar galaxy, itulah kenapa aku diburu oleh orang jahat kemarin...”..ujar Naomi.

“.. kemampuanku memecahkan kode tadi adalah salah satunya...”.. ucap Naomi menambahkan.

“... kita harus menuju ke galaxy beta-9 didunia paralel langit keempat ini..disana ada planet mirip sekali dengan bumi yang aku tinggali. Disanalah kita akan menemukan titik penghubung antara langit tingkat empat dengan langit tingkat lima, ditengah hutan lebat tepatnya”.. jawab Marco.

“... aku ikuut yaa, pleaasee... aku ikuut...” pinta Naomi manja.

“...hemmm...baiklah Naomi”.. ujar Marco

“..kapan kita berangkat...??” jawabnya dengan girang.

“... ada baiknya kamu ganti pakaianmu dulu..” ucap Marco

“...hummm, baiklah.. tunggu...”...

“...lappp...” tiba tiba pakaian spandex menempel ketat dibadan Naomi, terlihat sekali dua melon muda didadanya menonjol menantang Marco yang terbengong dengan kondisinya saat itu.

“... ayooo berangkat... malah bengong...” ujar Naomi bersemangat.

“... baiklah..kita berangkat sekarang...”...jawab Marco seketika

“...tunggu.. kita keluar rumah dulu, kita harus menyimpan rumah ini, siapa tahu berguna nanti..” ujar Naomi

“...betul juga katamu naomi..lakukanlah..” Marco mengiyakan rencana Naomi.

“...zaapppp”... bunyi rumah kembali kebentuk kapsul dan diamankan dalam saku Naomi.

“...berpeganglah Naomi, kita akan langsung menuju hutan itu...”.. ucap Marco saat meletakkan kedua jari tangan kanannya dikeningnya, tampak kalung merah itu menyala layaknya scotlight dimalam hari, terlihat melingkar menyala dileher Marco.

“...jlaaaabbb...” seketika Marco dan Naomi seperti ditelan cahaya.

“...bluuub”... tiba tiba Marco dan Naomi sudah berada di tengah planet asing

Planet yang Marco dan Naomi kunjungi kali ini berbeda dari dimensi sebelumnya namun masih dalam langit tingkat empat, HUTAN. yap, Marco dan Naomi dihadapkan dengan hutan yang dipenuhi pohon-pohon lebat, semak belukar yang tinggi menghalangi sinar sang surya menembus sampai tanah. Mirip sekali dengan hutan hujan tropis pulau terbesar dinegara ini.

“...Ini serius kita sudah sampai Marco”.. Naomi terlihat ragu-ragu ketika melihat keadaan sekitar.

Hutan ini sangat luas. Sempat terjadi adu mulut dengan Naomi dari arah mana kita memulai untuk menelusuri hutan ini. Akhirnya kita memutuskan memulai dari arah Utara. Hutan ini sangat aneh. Tumbuhan dan hewan disini besarnya bisa tiga kali lipat daripada di Bumi. Bahkan di hutan ini Marco dan Naomi bisa melihat makhluk mikroskopis dengan mata telanjang, contohnya kutu kecil yang besarnya sebesar nyamuk dan nyamuk besarnya seperti lebah dewasa.

Disepanjang jalan semak belukar, kanan-kirinya Marco dan Naomi dikelilingi oleh rumput ilalang tinggi yang menutup pencahayaan. Untungnya, Marco selalu membawa pedang saktinya sehingga memudahkan Marco dan Naomi untuk menggusur ilalang yang mengganggu.

Dua jam berlalu, Marco dan Naomi mulai memasuki kawasan tumbuhan pemakan serangga. Layaknya kantong semar jika dibumi. pembaca pasti tahu tumbuhan ini, tapi, kebayang gak sih kalau tumbuhan itu besarnya tujuh kali lipat

“...Apa kamu haus, Naomi..” Marco bertanya karena terlihat Naomi menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya ke arahku.

“...Iyalah, udah dua jam jalan masa iya tidak haus...” ucap Naomi sewot.

“...kenapa sih tidak menggunakan kemampuanmu melangkah kilat Marco, kan jadi capek jalan lama lama...” ucap Naomi kembali sewot.

“...hehehehe...” Marco hanya tersenyum jahil.

“... baiklah kita Berhenti sebentar. Kebetulan di sebelah kanan-kiri kita ada tumbuhan kantung semar. Kita bisa minum air yang ada di dalamnya...” jawab Marco

Tentu saja air yang ada di dalam kantung semar bisa diminum, Marco dan Naomi mengetahuinya karena sama sama pernah mempelajari ilmu pengetahuan survival di alam terbuka.

Naomi mengambil daun di sekitar --yang lebarnya lebih besar daripada daun pisang yang ada di Bumi untuk alasnya rehat sejenak.

Setelah selesai istirahat dan energi terkumpul kembali, Marco dan naomipun melanjutkan penjelajahan. Marco dan Naomi berusaha sebisa mungkin berjalan mengendap-endap. Tidak membuat pergerakan apapun. Karena saat ini Marco dan Naomi dihadapkan nyamuk besar--Kurang lebih sekepal tangan manusia, secara tiba-tiba kantong semar itu melahap nyamuk itu tanpa ampun. Sebenarnya kasihan juga jika melihat nyamuk itu kesakitan karena tubuhnya dirobek habis-habisan oleh si kantong semar.

Tak jauh dari tempat kejadian nyamuk tadi, kali ini Marco dan Naomi melihat kecoa raksasa.

Tiba-tiba Naomi menarik tubuh Marco untuk berjalan ke depannya

“...Kamu di depan aja Marco, tolong usir kecoa itu...” Naomi memohon ketakutan sambil bersembunyi di balik tubuh Marco, karena ia tinggi jadi ia bisa melihat apa yang ada di depan.

“..Dada aja besar, sama kecoa aja takut....” Jawab Marco singkat.

“...Bukan gitu, bayangkan ini yaa di dalam perut kecoa raksasa itu terdapat cacing-cacing mematikan...kecoa segede itu coba..” Naomi tidak mau kalah

“......Memangnya kamu tidak takut? Itu kecoa terus mendekati kita, Marco!!! Kamu punya kekuatan kan? Itu gimana cara ngusirnya, aku tidak mau mati sia-sia dimakan sama kecoa raksasa itu.......” Kali ini Naomi beneran memohon.

“...baiklah Naomi tunggu disini...” kemudian Marco melakukan jurus langkah kilatnya mendekati kecoa raksasa itu, kemudian mencoba untuk berbicara dengan mahkluk itu, namun ada keanehan.

“...hemm kenapa susah berkomunikasi dengan hewan didunia ini ya..”ujar Marco membathin.

Hewan yang setinggi2x lipat tinggi tubuhnya itu, tiba-tiba mengeluarkan cacing dari dalam perutnya, ukurannya tidak main-main, sebesar pohon yang kira-kira tingginya 2 meter.

Marco seketika mundur, diam sesaat, dan mencoba untuk menyusun strategi.

Sejurus kemudian kecoa raksasa itu menyerang Marco dengan ganas. Kecoa itu mengeluarkan pukulan udara yang sangat kuat, mengirimkan berbagai tanaman yang berdiri didepannya kepada Marco dengan tanpa ampun. Dengan susah payah Marco mengerahkan seluruh teknik pertahanan.

“...Marco, kenapa lamaa... kenapa tidak dibunuh saja kecoa itu..menyebalkan sekali..” Naomi berteriak dari jaraknya berlindung.

Memang Marco tidak mengeluarkan kekuatannya disini. Dia tidak ingin membunuh hewan itu. Seharusnya jika kekuatan 7 dewanya bisa berfungsi, kecoa itu akan patuh padanya. Tapi didunia paralel ini aneh, kekuatannya kembali tidak dapat dipergunakan.

Marco mencoba fokus dibarengi mengangkat tangan untuk mengambil seluruh cahaya. Berhasil, seluruh hutan menjadi gelap gulita, tanpa secarik cahaya. Kemudian dengan cepat Marco menyalakan sekitar tubuhnya dengan api, maksud tujuannya untuk menakuti kecoa itu dan berhenti menyerangnya. Dan benar kecoa itu terlihat ketakutan, dari ekspresinya kecoa itu layaknya anak kecil yang ketakutan. Segera Marco mengembalikan lagi cahaya dihutan itu.

Selang beberapa lama, cahaya kembali sebagaimana mestinya. Dan kecoa raksasa beserta cacing itu telah hilang dari hadapan Marco dan Naomi. Marco dan Naomi lega dan melanjutkan perjalanan.

Waktu sudah menunjukkan tepat siang hari.

“...Aku lapar Naomi. Apa yang bisa kita makan di sini. Tidak ada tanda-tanda makanan....” Kali ini Marco berbicara dengan suara kecil

“...Sabar ya Marco, aku juga lagi liat-liat sekitar. Mungkin saja ada tumbuhan di sini yang bisa kita makan....” Naomi berusaha menenangkan padahal ia juga sedang mengalami hal serupa dengan Marco. K-e-l-a-p-a-r-a-n.

Sekarang pukul dua siang. Energi Naomi semakin terkuras, hanya modal air yang Marco dan Naomi minum tadi yang bisa menolong sampai saat ini. Marco dan Naomi masuk ke hutan hujan tropis memang terdapat beraneka ragam tumbuhan, seperti alang-alangan, paku-pakuan, anggrek hutan, dan lainnya. Tapi dengan bentuk dan tingginya yang abnormal, mereka juga berpikir lagi, bisakah dimakan?...

“..Eh bentar....”Naomi terlihat menghadang dengan tangannya kearah Marco dan Marco berhenti seketika.

“...Ada buah pisang yang sepertinya bisa kita makan, Ayo menepi dulu. Kamu pasti lapar....” Naomi langsung mengambil buah pisang raksasa dan memotong dalam beberapa bagian kecil. Naomi juga membuat daun menjadi bentuk gelas untuk menampung air. Ternyata inilah penerapan teori sesungguhnya. Benar benar koki alam. Bathin Marco

Terlihat mereka berdua dengan lahap memakan potongan kecil dari buah pisang. Rasanya manis sekali. Berbeda dengan di bumi, air yang didapat dari batang pohon pisang juga segar sekali.

Setelah selesai, Marco dan Naomi merapikan tempat seperti sediakala, tentu saja kalau kita datang suatu tempat dalam keadaan tertata, maka ketika kita meninggalkan dengan keadaan yang sama sebenarnya hal ini lebih untuk menghilangkan jejak.

Perjalanan terus berlanjut. Pukul lima sore jika dikonversikan. Marco dan Naomi memasuki area hutan yang berpohon, tapi dahannya tidak memiliki daun, seperti pohon kering yang tidak bernyawa. Sepanjang mata memandang. Tidak ada yang menarik untuk dilihat.

Berjalan terus tanpa arah, dari kejauhan terlihat gunung tinggi Akhirnya Marco dan Naomi menemukan titik terang.

Namun, sebelum Marco dan Naomi menapakkan kaki di sana, masih ada rintangan demi rintangan rumit yang harus Marco dan Naomi lewati sebelum menemukan titik akhir tujuan mereka. Yaitu letak titik pintu menuju langit kelima.

“...sebaiknya kita keluarkan rumah kapsul itu dipadang rumput didepan sana, agar kita bisa beristirahat..” ujar Naomi berbicara.

“..rasanya aku ingin mandi, akibat ulahmu Marco, kita harus jalan..menyebalkan sekali memang..orang sakti yang aneh...” Naomi bersikap sewot.

“...hehehe..” Marco hanya bisa nyengir kuda saat Naomi sewot.

“..peluk yang erat yaa naomi..kita kesana”...saat tiba tiba Marco memeluk Naomi tanpa ada aba aba .

“...eehh...” Naomi terkejut dan terlihat merah merona pipinya.

Dikaki lereng gunung, ada sebuah danau, dengan tanah yang sangat lapang.

“...disini keliatannya cocok...keluarkanlah rumah itu naomi”..ucap Marco

“..zlaabbb”...

Rumah portabel canggih itu sekarang berdiri dan hanya sendiri ditepi danau itu.

Rumah canggih itu ternyata memiliki kemampuan mencari sumber air dan bisa menghilangkan semua kotoran menjadi partikel terkecil, sehingga segala bentuk sanitasi serta kotoran hasil limbah rumah tangga bisa diurai dengan tehnologi quantum. Sumber powernya sendiri berasal dari energi foton yang dijebak dalam sebuah baterai berkekuatan 1 gigawatt. Sungguh bisa menerangi satu pulau kecil terluar negara tempat tinggalnya. Semua bahan bahan didalamnya sangat recycle konsepnya. Tidak diketemukan plastik didalam bangunan rumah itu.

Diruangan atas, tepatnya Saat itu Naomi masih merendam dirinya dalam sebuah bak modern dan besar berisi air hangat didalam ruangan baknya. Tubuhnya yang putih telanjang terendam oleh air hangat sampai sebatas leher. Kepalanya tersangga di pinggiran bak mandi itu. Sepasang mata yang dihiasai bulu-bulu hitam lentik itu terpejam. Gadis ini selalu menikmati waktu mandinya, yang selalu membuatnya berlama-lama di dalam bak kayu tersebut. Tapi nyatanya saat ini Naomi tidak bisa menikmati waktu mandinya.

Pikirannya seperti berada di tempat lain. Dadanya terasa sesak seperti ada sesuatu yang mengganjal tapi tidak tahu apa. Dan yang membuatnya seperti itu tiada lain adalah pertemuannya dengan pemuda bernama Marco beberapa waktu yang lalu

“..Mengapa jadi begini perasaanku?..” Keluhnya dalam hati. Ditariknya napas dalam-dalam dan matanya dibuka. Gadis ini kemudian duduk memeluk lutut sehingga punggungnya sebatas pinggang yang putih mulus terlihat jelas.

“...Pemuda itu, kenapa aku tidak bisa menyingkirkannya dari pikiranku?....” Naomi mengusap wajahnya yang basah. Lalu menghela napas panjang. Bayangan wajah pemuda itu benar-benar mengganggu pikirannya. Senyuman dan sorot mata Marco terus terbayang dalam benaknya.

“...Seharian aku sudah bersikap keras padanya, tapi nyatanya pemuda itu masih bisa tersenyum dan meminta maaf padaku. Dan sorot matanya itu, aku tidak kuasa menahan semua debaran hatiku saat beradu pandang dengannya. Belum pernah ku alami hal ini sebelumnya. Apa yang telah terjadi padaku?...”Naomi terus berkata-kata dalam hatinya.

Gadis ini kemudian menyadari bahwa sudah terlalu lama dirinya berendam di dalam bak. Air yang tadinya hangat sudah mulai terasa dingin. Maka gadis ini menyambar kain dari pinggiran bak modern itu dan berdiri, terlihat kaki jenjangnya putih mulis, hanya nohtah merah muda ditengah badannya yang mulus, tepat dipasah pusarnya, mungkin hanya warna itu yang kontras dengan putih mulusnya kulit yang menutup tubuhnya. Dipakainya kain handuk sebatas dada sampai ke pangkal pahanya, hanya menggunakan kain tersebut Kemudian melangkah keluar dan menuju lemari pakaian di sudut kamar. Setelah memilih pakaian yang ingin dikenakan, selanjutnya dia menuju ruang bawah, keliatannya dia berniat untuk membuat teh hangat sebelum aktivitas tidurnya.

“...ahhh segaar...”.. ucap Naomi ketika dirinya tampak selesai mandi dan turun hanya dengan menggunakan baju putih panjang tanpa bawahan. Tampak jelas jika Naomi tidak memakai dalaman. Pemandangan yang menggiurkan, lekuk tubuhnya terpampang mengintip dalam baju terusan layaknya kemeja kegedean yang dia kenakan. Sesekali terlihat bagian kewanitaannya mengintip saat Naomi menggerakkan lengannya keatas dengan genit. Pemandangan yang sangat menantang pejantan yang melihatnya kala itu. Sayangnya Marco tidak ada keluar kamar saat Naomi ada didapur.

5 menit kemudian, pintu kamar bawah terbuka, sesosok pemuda dengan terlihat hanya menggunakan semacam boxer berjalan kearah Naomi.

“...huuuft... ganteng bangeed seeeh...” bathin Naomi.

Tampak Marco mendekati Naomi yang terlihat salah tingkah kala itu.

“...glek...”..Marco menelan ludah dan matanya bergerak mesum tidak seperti biasanya..melihat pemandangan yang menggugah birahinya kala itu.

POV MARCO

Tubuh Naomi tampak transparan dengan telanjang dengan menggunakan baju terusan tranparan sekali. Kedua payudara nya yang besar dan kenyal itu mengarah tepat ke wajahku yang berdiri didepannya. Area kewanitaannya Naomi dibawah pun terlihat oleh mata kepalaku.

“....Astagaa....” ucapku dengan kedua tanganku memegang pinggang Naomi

“....Kenapa?..”tanya Naomi

“...Tanggung jawab kamu.. penis ku basah dibawah ini..”

“...Mana? coba aku sentuh....”jawab Naomi

Naomi langsung menyentuh boxer yang membungkus penis ku didalan sana, dan Dia benar benar memegangnya kali ini, dan aku rasa juga benar penis ku basah mengeluarkan cairan precum.

“...Astaga.. basah banget loh ini yang. Ini kenapa?”..tanya nya dengan kedua tangannya menyentuh boxer ku.

“...Shhh.. gimana gak mau basahh sayangg, didepan mata kepala aku ada tubuh kamu yang seksi ini..” ucapku dengan kedua tanganku kaku memegang pinggang Naomi.

“......Hahaha geemess.....” jawabnya dengan suara keanak anakan.

Kedua tangan Naomi langsung beralih pindah memegang kedua pundakku, karena aku sudah tidak tahan lagi melihat tubuh mungil dan seksi Naomi di depan kepala mata aku itu

Kedua tanganku langsung beralih ke belakang badan Naomi dan aku mendorong Naomi agar terjatuh didepanku duduk di di pahaku kala itu. Aku langsung melumat bibir Naomi yang merah dan basah itu dengan keadaan tanganku dibelakang badan Naomi

“..sshhh...”..Naomi membalas ciuman ku itu dengan lembut.

Lidah ku menari nari didalam mulut Naomi.

“...mmmhhpphh...” Naomi pun membalasnya, lidah nya menari nari membasahi dan menyentuh lidahku. Lidahku dan lidah nya didalam mulut kita berdua itu saling menyentuh

“......Hmpphh “gumam Naomi.

Aku menghentikan ciumanku ke Naomi, karna penis ku yang berada diatas pas vagina Naomi itu mulai menengang dan berdiri tegak menyapa semesta.

Spontan Naomi langsung merasakan dan berkata

“.....Ih nakal ini kamu, langsung berdiri begitu...” ucap Naomi dengan menyentuh boxer ku yang membungkus penisku sana dengan lembut

“....Kamu sih menggodaku .......”

Karna aku tidak mau mengobrol dulu, jadi aku langsung memulai aksiku di sofa kala itu, kedua tanganku turun memegang bokong Naomi yang lembut itu. Aku melumat dari leher Naomi

“.....Shhh... hmpphh.....”desahan Naomi karna aku tau itu pasti geli

Lanjut, lumatan ku turun ke dada Naomi. Aku berhenti dan melihat puting Naomi itu yang sudah merah merona sekali.

Aku langsung mencium, melumat, mengisap puting Naomi dengan ganas dengan tanda dia adalah milikku.

Naomi terus menerus mendesah menikmati aksiku

“........ahhhh...ssshhh...” desahannya.

Lumatan ku bergantian kiri kanan yang membuat Naomi langsung merasa geli.

Sedangkan aku yang melumat putingnya, aku merasa vagina Naomi itu menjatuhkan cairan yang membasahi boxerku.

Merasakan cairan itu jatuh dan membasah boxerku, aku langsung berhenti akskiku melumat puting Naomi.

“......Boxer aku kok basah ya?....” tanyaku sambil menatap dan tersenyum tipis ke Naomi.

Naomi menghadap ke wajahku

“...Punyaku basah, gara gara kamu ini...”ucapnya dengan manja sambil menatap wajahku

Kedua tangan Naomi masih terletak dibelakang pundakku, sedangkan kedua tanganku terletak di bokong Naomi

Aku langsung melanjutkan aksiku..

Aku menjilat puting Naomi, aku melumat dengan ganas

Naomi terus menerus mendesah tanda kegelian dan kenikmatan nya

“.......Shhhh... ahhhh.....Marco...” keluhnya mendesah menggairahkan

Setelah itu, disaat aku sudah sangat cukup lelah dengan aksiku. Aku langsung hentikan aksiku. Bibirku dan bibir Naomi sangat berdekatan. Aku tersenyum tipis dan menatap Naomi dengan manja.

“...I love you Marco”...ucap Naomi mengawali kondisi yang romantis kala itu. Aku langsung berdiri, dan menggendong Naomi.

Aku menggendong dan membawa Naomi ke ranjang. Naomi tampak terjatuh duduk di depan pinggiran ranjang itu. Naomi diam dan tersenyum tipis mengarah kepadaku.

Sedangkan aku berdiri pas didepan tubuh Naomi yang seksi telanjang saat itu.

Aku menurunkan boxerku kebawah dan jatuhlah ke lantai.

Ketika jatuh, penis ku refleks berdiri tegang tegak kekar menyapa semesta didepannya

Naomi melihatnya, Naomi kagum. Dan tersenyum tipis mengarah ke penis ku.

“....Gemess...”ujar Naomi dengan manja. Naomi mengocok penis ku, Naomi langsung menerobos hinga pangkal penis ku kedua tangannya memainkan dragonballku bergantian.

Tangan Naomi memegang ujung belakang penis ku dan ia bermaksud untuk mengisap semua bagian bagian penis ku.

Naomi langsung membuka mulutnya selebar mungkin dan mengarahkan ke penis ku yang besar panjang menegang ini tanpa aba aba, Naomi langsung mengisap penisku dengan tempo mulutnya yang maju mundur. Dan dengan bantuan tangan kanan nya yang memegang penis ku untuk mengikuti temponya. Aku hanya terdiam dan tersenyum tipis ketika Naomi mengisap penisku dengan handal. Aku menggigit bibir bawah ku menahan desahan ku yang keras takutnya dia tidak nyaman.

Desahan yang tetap tidak bisa ditahan ternyata, karena Naomi sudah menjilat dan mengisap penis ku di bagian saluran kencing ku itu dengan handal. Maka desahan ku pun keluar

“........Hmpphhh... ahhhh...”...

Naomi semakin bergairah mengisap nya cukup lama dia melakukan itu, Naomi melakukan nya hampir 30 menit dengan berbagai macam pola sedotan dia lakukan kala itu.

Naomi tampak tidak ada lelahnya, mengingat aku pun mendesah, dia tetap semangaat melakukan aksinya.

Naomi perlahan memberhentikan aksinya. Sekarang dia mengocok sedikit perlahan penisku, dan cairan precum pun keluar. Cairan itu tidak dibiarkan begitu saja, Melihat cairan itu sedikit membasahi tanganku Naomi refleks mengisap nya dan menjilatnya. Sungguh pemandangan sensual yang menggairahkan. Sungguh pintar sekali Naomi ini, kalo itu yang aku maksud. Sedangkan aku terus menerus saja mendesah

“......Hmpphhh... Shhhh...”

Setelah mengisap dan menjilat cairan penisku, Naomi langsung menghentikan aksinya dengan mengeluarkan mulutnya dari penisku.

Naomi berdiri dan tangan nya berada di belakang pundakku dia bermaksud untuk mendorongku ke tubuh nya di ranjang itu. Naomi mendorongku, Naomi terlentang di ranjang itu dengan aku yang menindihnya. Kini gantian Aku menjilati bagian saluran kencing vaginanya Naomi.

“....Yaassss babe... Ooooohhhh.... disituuu... yesss.. ohhh God....”..desahannya membahana

Akhirnya Naomi mengeluarkan cairan putih dari vaginanya, yang membuat sprei di ranjang kamarku basah..

“...Cukup sayang... sprei nya basahhh..” ucap Naomi

Tubuh Naomi terlihat langsung menegang. Sementara pemandangan didedepanku membuat penis ku juga menegang dibawah sana.

3 menit kemudian...

Naomi meminta ku untuk kumasuki Penis kedalam Vagina nya itu.

“...Sayang, masukin.. aku ga sabar......”kata Naomi.

“.....Oke kalau itu mau kamu...” ucapku

Mau tidak mau, aku langsung memasukkan penis ku kedalam lubang vagina nya calon istriku kelima ini. Ohhh sungguh ini entah yang keberapa kalinya aku melakukan seks diranjang, tapi ini sungguh sangat enak melebihi apapun keliatannya.

Aku dan Naomi mendesah bersama sama..

Walaupun sakit karena vagina Naomi yang begitu sempiiittt sekali untu kumasuki Penis ku kedalamnya. Namun perlahan dan pasti, menembus pertahannya Naomi.

“......Ahhhhhhhh.... Oooooooohhh Godddd.... Help meee... sh*tttt babe...... You know.... I... Love youuuu... Ooooohhhhhhhhh...”desahan Naomi membahana ketika perawannya telah diberikan kepadaku.

“...Ahhhhhhhhh.. Love youuu.. Moreee .......”desahanku

“.....Ohhhhh Godddd... sakitttttt sekali..... ahhhhhh... hmpppphhh..taaapppiii enaaak... teruuskaan sayaaang”...rancau Naomi kala itu.

“.......Punyamuuu sempit sekali babee.... Sh*t ..Oooooohhhhh Godd, ini enaaak...”

“...Ahhhhh, sabaarr sayang...”kataku.

Akhirnya kami berdua mencapai orgasme yang tidak tau keberapa kalinya. Sungguh ini benar benar nikmat.

Dan ya, aku mengeluarkan Penis ku di dalam vagina Naomi.

Naomi serentak mendesah kesakitan pada saat aku mengeluarkan Penis ku itu.

“......Ohhhhhhhh Godd, Marco...I’m dyinngg..... ahhhhhh..”desahan Naomi seketika dirinya pingsan. Tampak sinar berwarna orange keluar dari lubang kewanitaannya, dan meluncur masuk kearah jantungku.

Ingat apa yang terjadi dengan diandra dan pitaloka segera aku melakukan meditasi, mencoba untuk menerima kekuatan baru lewat masuknya sinar orang itu.

“....huuup...huuu...haaaa”... bunyi nafas perlahan menutup meditasiku setelah satu jam lamanya aku berusaha mengatur kekuatan orange itu untuk menyatu dengan kekuatanku yang lainnya. Tubuhku merasa seperti menemukan performa aslinya. Siluet bayangan milyaran tahun yang lalu nampak dipikiranku. Kekuatan yang sangat luar biasa bahkan mengalahkan kekuatan batu kristal ungu yang kemarin aku pergunakan melawan musuh terakhirku. Sungguh luar biasa kekuatan ini. Bathinku.

Tampak Naomi masih pingsan, entah sudah berapa kali dia merengkuh kenikmatan duniawinya, sampai sampai tubuhnya pingsan.

Aku langsung tertidur disamping Naomi, dan menghadap ke muka Naomi. Namun setelah beberapa lama aku amati.

Aku melihat Naomi sepertinya mengeluarkan air mata.

“...Sayanggg, maaf. Aku ga bermaksud nyakitin kamu. Jangan nangis.. yaa”..ucapku sambil memegang pipi Naomi yang berair akibat air mata Naomi. Naomi menanggapinya dengan pelan.

“...Iyaa ini bukan salahmu. Ini kenikmatan sayang. Aku mengerti itu..dan aku sangat bahagia...I love you Marco..

“...telah aku serahkan diriku, lahir dan bathinku padamu pangeranku..”kata Naomi.

“...terima kasih sayangku...” ujarku langsung mengangapi.

“..Yaasudah. Kamu tidur ya. Aku juga tidur. Sini aku peluk...Love you too Naomi sayaang”...

Dan akhirnya aku peluk Naomi, kami tertidur pulas.

“...Tidurlah babe...”kataku

“..Peluk aku...” ucap Naomi manja

“...Iya sini aku peluk..”...ucapku

.............bersambung
mksh updatenya suhu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd