Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Pergaulan Geng

Status
Please reply by conversation.
Aksi di Sekolah
(Part 2)
Nama : Felicia / Felice
Status : Mistress
Tinggi : 158 cm
Ukuran BH : 34 C
Genre favorit : Exhibitionist, bondage, belly punching, trample
Aksi favorit : suka mempermalukan Sub-nya ditempat terbuka; mengikat dirinya sampai tidak bisa bergerak sambil mempersilahkan Mistress lain memukul perutnya.
Nama : Widya
Status : Submissive (Felice)
Tinggi : 156 cm
Ukuran BH : 34 B
Genre favorit : Exhibitionist, public disgrace, orgasm denial
Aksi favorit : jalan-jalan keliilng komplek tanpa menggunakan busana.

Setelah mereka berdua masuk, felice langsung memerintahkan widya untuk berdiri dan membungkuk bertumpu pada meja. Badannya menempel dengan meja dan kakinya lurus menyentuh lantai. Seperti posisi doggy style tapi berdiri.

Felice yang ada dibelakang, membuka tasnya untuk mengambil cambuk yang terbuat dari kulit. Widya tak tau apa yang terjadi, pandangannya tetap menghadap ke depan. Felice memberikan cambukan yang pelan mendarat di punggung widya. Beberapa cambukan pelan dilemparkan felice untuk melakukan pemanasan. Widya mendesah pelan ketika cambukan mendarat di punggungnya.

“Aahh.. aahh.. aahh”

Cambukan felice terhenti sejenak. Tiba-tiba felice melemparkan cambukan yang keras mendarat di pantat widya. Widya yang tidak siap, berteriak meleking tinggi.

“Aaaaaakkhhhh…”

“Ah..ah..ah..”, ringik widya mendapatkan cambukan yang menyakitkan.

Tanpa berkata apa-apa, felice melemparkan cambukan sekeras cambukan sebelumnya tepat di pantan widya. Cambukan felice berpindah dari pantat kanan, pantat kiri, pantat kanan, pantat kiri. Widya yang tidak tahan terus berteriak sekeras mungkin, pantatnya memerah merona baik pantat kanan maupun yang kiri. Walaupun seberapa sakitnya dicambuk berkali-kali, widya tetap mempertahankan posisinya. Tidak akan bergerak sebelum diperintahkan Nyonya Felice.

Terhitung 10 cambukan dilemparkan felice ke pantat widya. Ruang kelas hanya terdengar jeritan keras widya dan suara khas yang dihasilkan dari hentakkan cambuk dengan pantat widya. Membuat felice menarik nafas panjang menandakan kepuasan.

Aksi cambukan dari felice terhenti sejenak. Widya yang tak henti-hentinya berteriak mulai merengek menahan sakit pada pantatnya.

“Tenang dulu sayang. Aku baru saja mulai”, kata felice menjambak rambut widya sembil berbisik ke telinganya.

Merasa cukup memberikan waktu widya beristirahat, felice menyuruh widya tidur terlentang di atas lantai. Dingin, itu yang dirasakan widya.

Tapi rasa penasaran dan deg-deg an apa yang direncanakan lagi oleh felice membuat dinginnya lantai tak terasa lagi.

Felice memperhatikan lekuk tubuh widya berputar mengitari tubuhnya. Membuatnya semakin panas ingin menyiksa budaknya ini. Tepat berdiri di kepalanya, felice mengangkat kaki kanannya menempelkan tepat di mulut widya, membuat widya terpaksa membuka mulutnya. Dimasukkan kaki felice ke dalam mulut widya, mulai dari ibu jarinya, hingga muat untuk memasukkan seluruh jari-jari kaki Mistress Felice.

Felice menekan-nekan kakinya memaksa untuk masuk ke mulut widya. Sudah puas menekan-nekan kakinya, felice mengangkat kakinya keluar dari mulut widya. Menmperlihatkan air liur yang melekat di kakinya dan keluar dari mulut widya. Tak sampai disitu saja, kaki kanan felice dijilat oleh widya, membersihkan telapak kaki Nyonyanya. Tak ada 1 centi yang luput dari air liur jilatan widya di telapak kaki felice. Hal yang sama dilakukan felice pada kaki kirinya. Dimasukkan kaki kirinya ke mulut widya, lalu memaksa widya menjilati telapak kaki kirinya.

Seperti tak ada rasa puas yang dimiliki felice, kakinya yang telah terbasahi air liur widya diusapkan ke wajah widya. Mulai dari kaki kanan mengusap dahi, pipi, hidung, dan mulut widya. Hal yang sama dilakukan kaki kiri felice.

“Hmmmm….hmmmmm”, hanya itu suara yang dikeluarkan widya selama aksi itu.

Tak tahan melihat raut muka yang dibuat widya, felice menaruh kaki kanannya tepat diatas wajah widya. Tak disangka-sangka felice mengangkat kaki kirinya secara perlahan. Membuat dirinya bertumpu hanya pada kaki kanannya. Artinya, widya harus menahan berat Nyonyanya hanya menggunakan wajahnya.

“Hhhhhhmmmmmmmm…..”, suara widya menahan beratnya tubuh Nyonyanya.

“Tahan yaa. Aku tau kok kamu kuat. Hihihi..”, kata felice menurunkan kaki kirinya yang mengangkat.

Ingin mencoba lagi, felice memiringkan wajah widya agar menoleh ke samping. Menggunakan kakinya, jelas. Felice melakukannya lagi, ditempelkan kaki kanannya diatas pipi widya. Secara perlahan kaki kirinya diangkat. Membuat widya harus menahan berat Mistress tercintanya menggunakan wajahnya lagi.

“HHHHMMMMMMmmm…”, erangan widya semakin keras, menandakan dia tidak tahan dengan berat felice.

Akhirnya felice menurunkan kakinya.

“Iyaiyaa..aku tau kok”, bilang felice kecewa, dengan menampar pelan pipi widya dengan kakinya.

Widya hanya dapat merengek menahan sakitnya. Belum pulih sakit yang ditimbulkan di wajahnya, felice naik ke badan widya. Bertumpu pada kedua kakinya diatas perut dan dada widya. Widya hanya dapat menahan sakit, dan tidak dapat bernafas karena tekanan dari tubuh felice.

“Hahahahahaa… ginama rasana? Enak kan? Hahahaa”, ledek felice.

“Aduh aku gak tahan nih”, ucap felice ke widya.

Dilepas penis tiruan felice, diletakkan diatas lantai. Felice melangkah tepat diatas wajah widya. Kepala widya berada tepat diantara kaki felice. Felice pun berjongkok. Vaginanya tepat berada diatas mulut widya.

“Buka dong mulutmu. Aku mau ngasih sesuatu. Hihihi”

Widya membuka mulutnya, dan. “Suurrrrr…”, suara air kencing keluar dari uretra felice tertuang menuju mulut widya. Volume kencing felice yang berlebihan membuat widya kewalahan menampung seluruh air kencing felice. Membuat air kencingnya tumpah membasahi lantai kelas.

“Hahahaaa.. lucu ya kamu kalo lagi disuapin air pipis”, ledek felice melihat widya kewalahan menampung air kencingnya.

“Tahan, jangan ditutup dulu mulutnya”, ucap felice.

Felice kembali ke tasnya, mengambil handphonenya, membuka aplikasi kamera. Felice memfoto wajah widya yang penuh terkotori oleh air kencingnya.

“Oke sekarang tutup mulutmu, trus ditelan ya pipisku”, kata felice sambil merubah kameranya menjadi mode video.

Widya pun menutup mulutnya. Karena air kencing felice memenuhi mulut widya, ketika widya menutup mulutnya, sedikit dari air kencing felice tumpah dan membasahi pipinya dan lantai kelas. Widya langsung menelan secara perlahan air kencing yang ada di mulutnya. Lalu membuka mulutnya untuk menunjukkan kepada kamera kalau dia benar-benar menelan semua air kencing felice.

“Aaaaaaaaaa”, widya membuka mulutnya.

“Aaawww. Lucunya”, kata felice sambil menutup aplikasi kamera di handphonenya.

“Kamu tau, kamu udah mengotori lantai kelas ini, kamu juga yang harus bersihin lantai ini”, kata felice ke widya.

Widya hanya terdiam memahami perkataan felice.

“Dijilaat tolooll!!!”, kata felice membentak widya.

“B..b..baik nyonya”, balas widya terbata-bata.

Sebelum widya menjilat lantai kelas, felice meludah beberapa kali ke wajah widya.

“Cuih, cuih, cuih. Tuh kamu sudah aku bersihkan. Sekarang bersihin lantai kelas yang bersih ya”

Widya pun menjilat bekas air kencing yang membasahi lantai kelas secara perlahan. Dijilat lantai kelasnya lalu ditelan oleh widya.

Merasa terlalu lama, felice menginjak kepala widya. Menjadikan rambutnya seperti kain pel. Menyerap air kencingnya menggunakan rambut widya.

“Dasar lemot kamu! Kyk begini dong biar cepet kerjamu!”, bentak felice.

Lantai kelas sudah bersih. Tidak ada bekas air kencing membasahi lantai kelas. Berbanding terbalik dengan tubuh widya, terutama wajah dan rambutnya. Tubuhnya basah karena keringatnya. Air kencing menyelimuti wajah dan rambut widya yang teracak-acak.

Felice berjongkok di depan widya, mengangkat kalung yang dikenakan widya, agar wajahnya tepat di depan wajah widya.

“Aku harap kamu masih kuat, karena bentar lagi acara penutupnya”, kata felice membuat widya semakin takut.

“Ouhhh.. okey”, bisik widya pelan memelas.

Felice memakai kembali penis palsunya, mengambil tasnya untuk bersiap keluar kelas. Widya yang masih tersungkur lemas, ditarik kalungnya oleh felice. Keluarlah mereka berdua dari ruang kelas.

Widya berjalan dengan merangkak seperti anjing yang kalungnya ditarik oleh felice. Felice sedang memikirkan rencana selanjutnya untuk mengerjai budaknya.

Mereka berdua berjalan menaiki tangga menuju rooftop. Di atas rooftop felice meletakkan tasnya di dekat pakaian yang disimpan pada awal naik ke rooftop. Widya duduk berlutut menunggu Nyonyanya melakukan sesuatu.

“Oke, sekarang kamu bakalan aku entot kayak hewan sampai kamu teriak-teriak keenakan. Hihihi”, kata felice kepada widya.

Widya yang mendengar itu membuat jantungnya berdebar-debar. Mau dikerjai apalagi dia, apakah dia akan kuat menjalani siksaan ini. Pikiran itu membuatnya semakin horni dan membuat vaginanya basah.

“Nungging sana!”, bentak felice sambil memposisikan widya menungging didepan penis besarnya.

“Siap-siap ya. Awalnya memang sakit, tapi ntar kamu bakalan ketagihan kok”

Felice memasukkan penisnya ke dalam anus widya. Perlahan tapi pasti penisnya masuk sepenuhnya ke anus widya.

“Aaaaawwww….”, teriak widya.

“Hahahaaa… ini kan posisi favoritmu?”

Widya yang awalnya kesakitan, mulai merasakan nikmat di anusnya setelah felice memaju mundurkan penisnya. Memang posisi seks favotit widya adalah anal. Kalau dia di anal, dia akan dengan mudahnya keluar. Tidak hanya sekali, tapi keluar berkali-kali.

“Aaahh..aahhh..aahhhh”, desah widya keenakan.

“Aaaaahhhhh..aaaahhhhh..aaaaahhhh”

“Gimana sayang? Enak kan?”, tanya felice.

“Enaakk nyoo…nyaa.. eeennaaakk. Widya sukaa. Widya suka banget”, jawab widya terbata-bata karena desahannya.

“Aaahh..aahhh..aahhhh”

“Dasar perek murahan! Bokongnya disodom aja keenakan!”,

“Iyyaa… nyyoo..nyaa. widya memang perek murahan”

“Widya perek murahan”, rancu widya tak beraturan.

Felice menggoyangkan pinggulnya, memasuk keluarkan penis palsunya membuat suara khas perpaduan antara kedua kulit yang saling beradu nafsu.

“Plok plok plok”, suara yang keluar dari penis felice yang masuk ke anus widya.

“Aaahh..aahhh..aahhhh”

“Enaakk nyooo..nyaaa”, rancu widya keenakan.

Setelah beberapa menit mereka bersenggama, widya merasakan sebuah getaran, dia akan mengalami orgasme.

“Nyoonyaa.. widya mau keluuuarr”, ucap widya sambil mengatur nafasnya.

Tanpa menghiraukan widya, felice masih melanjutkan bersetubuh dengan anus widya.

Widya pun keluar dengan dahsyatnya, karena sejak dari tadi menahan orgasmnya yang tak kunjung terpuaskan.

Felice tak peduli dengan orgasmnya widya dan masih menyetubuhi anus widya walaupun widya sedang dilanda orgasm.

“Aaahh..aahhh..aahhhh. widya keluar nyoonyaaa”, ucap widya menggeliat

“Aaahhh..sakit nyoonyaa. Widya udah keluar”, sakit yang dirasa pada anus widya ketika dia keluar tetapi nyonya felice masih menggenjot dirinya.

Felice masih menggejot anus widya bahkan lebih kasar dari sebelumnya. Felice memegang pinggul widya lebih erat dan menghentakkan pinggulnya. Suara yang keluar lebih keras dari sebelumnya.

Widya yang awalnya merasa kesakitan mulai merasakan nikmatnya dianal kembali.

“PLOK PLOK PLOK”,

Widya tak bisa berkata apa-apa, bahkan untuk mendesahpun tak bisa. Widya hanya membuka mulutnya, menganga menikmati setiap hentakan panis felice masuk ke dalam anusnya.

Saat widya merasakan orgasmnya datang kembali untuk kedua kalinya, dia tidak dapat menahannya. Widya orgasm lebih hebat dari sebelumnya. Cariannya membasahi vaginanya, menetes ke lantai rooftop sekolah. Bahkan ada yang sampai mengenai paha felice.

Mengetahui budaknya keluar untuk kedua kalinya. Felice menambah kekuatannya untuk menggenjot pinggulnya. Lagi-lagi widya keluar, tetapi felice masih menggenjotnya dengan sekuat tenaga. Membuat widya merasakan orgasm yang tidak normal.

“AAAAaaaaaaaaaahhhhhhhhhh……………..”, satu lagi orgasm luar biasa dari widya.

Sakit. Tapi nikmat.

Hanya dua rasa itu yang dialami widya ketika orgasm. Widya tidak dapat melakukan apa-apa lagi. Dia melemas, bahkan ingin pingsan.
Tetapi felice masih belum selesai mengerjainya. Tubuh widya dibalik menjadi terlentang menghadap langit. Felice masih memasukkan penisnya ke anus widya.

“Siap siap ya sayang. Ini yang terakhir kok”, ucap felice mengelus wajah widya yang memerah akibat orgasm luar biasanya.

Felice kembali menggenjot penisnya ke anus widya. Setiap 10 sodokan, felice berganti memasukkan penisnya ke vagina widya.

Widya kaget dengan kelakuan nyonya felice. Anusnya sudah merasakan orgasm dua kali, vaginanya seolah meminta untuk dipuaskan. Tapi setiap 10 sodokan, felice kembali memasukkan penisnya ke anus widya.

“Aaahhh..aahhh.. masukin lagi nyonya, jangan dikeluarkan”, rancu widya meminta nyonya felice untuk memasukkan penisnya ke vaginanya.

“Masukin kemana? Udah aku masukin dari tadi”, jawab felice menggenjot anus dan vagina widya secara kasar.

“Masukin ke anuku”

“MASUKIN KEMANA??”, tanya felice menampar widya karena berkata tidak jelas.

“Masukin kontol nyonya ke memek aku”, jawab widya memelas memohon agar vaginanya juga dipuaskan.

“Gitu dong ngomong yang jelas”, jawab felice masih menampar pipi widya berkali-kali sampai kedua pipinya benar-benar merah.

Felice pun memasukkan penisnya ke dalam vagina widya. Digenjotnya vagina widya dengan kasar.

“Aaahhhahhhahhhhh…enaakkk nyooo..nya..a.a..”, rancu widya semakin tidak jelas.

“Aaaahh widya mau keluar nyonyaaaa…”, ucap widya yang merasakan ada getaran menandakan bahwa dia mau orgasm untuk yang ketiga kalinya.

“Hmmm…gak semudah itu sayang”, ucap felice memberikan kejutan ke widya.

“Gak adil Cuma kamu yang bisa keluar”

“Sedangkan aku capek melayani kamu”

Felice tiba-tiba mengeluarkan penisnya dari vagina widya tepat sebelum widya mengalami orgasmnya, membuat widya kaget bukan main.
Rasanya ingin orgasm besar sekali. Ingin dia mengocok vaginanya sendiri. Tapi orgasmnya hanya milik Mistressnya. Tak ada yang bisa dilakukan widya selain memohon.

“Aaahhh… nyonyaa kenapa dicabut?”

“Widya mau keluaarr..”, rengek widya ingin menangis.

“Masukin lagi nyonya”

“Widya turutin permintaan nyonya apapun itu”

“Widya mohon, masukin lagi kontol nyonya. Widya gak tahan mau keluuarr”, rengek widya tapi tidak diperhatikan oleh Mistressnya.

Felice berdiri tak peduli dengan keadaan budaknya yang sedang memohon. Justru keadaan widya sekarang membuat felice tak dapat menahan nafsunya.

Felice melepas penis palsunya. Memperlihatkan vaginanya yang sudah banjir dengan cairannya sendiri. Menetes ke lantai, merambat ke paha mulusnya.

“Sekarang giliranku mau keluar. Hihihi”, kata felice menggoda widya.

Widya terlihat kecewa dengan kata-kata felice tersebut.

Felice memposisikan kedua kakinya disebelah kepala widya. Membuat vaginanya tepat diatas kepala widya.

Felice duduk, menduduki wajah widya. Memposisikan vaginanya tepat pada mulut widya.

“Kocokin dulu baru aku kasih orgasmmu”, kata felice yang tidak dapat dijawab widya karena mulutnya sudah bertemu dengan vaginanya yang sangat basah.

“Aaahh…aahhh…kocokan mulutmu enak wid”, rancu felice.

Tak tahan dengan kocokan mulut widya divaginanya. Felice dengan gemas memilin puting widya. Menarik-menarik putingnya mencoba menahan nikmat di vaginanya.

Widya mencoba berteriak menahan sakit di putingnya, karena ditarik dengan keras sampai badannya ikut terangkat.

Tidak puas hanya memilin dan menarik puting widya, felice menampar kedua payudara widya berulang-ulang. Sampai payudara widya berwarna merah.

“Aaaahh enaakk…terus wid”, rancu felice.

Widya masih mencoba berteriak dibawah dudukan felice karena tamparan felice yang keras tersebut. Tangannya pun mencoba meremas pantat widya mencoba menyalurkan rasa sakitnya.

“Dikit lagi”, kata felice.

Felice yang mendekati titik orgasmnya. Mengocok vagina widya dengan tangannya.

Saat widya ingin orgasm lebih dulu dari felice. Felice memukul vagina widya mencoba mencegahnya dari orgasm.

Widya merengek kesakitan karena orgasmnya tergantikan oleh tamparan keras tepat di titik kenikmatannya.

Berkali-kali widya mencoba keluar lebih dahulu dari felice. Tetapi tamparan felice di vaginanya membuat widya tidak dapat merasakan orgasmnya.

Orgasm yang tak jadi tersebut membuat widya semakin gila, dan tidak fokus mengocok vaginya Mistressnya. Vaginanya sudah berwarna merah, akibat dera orgasm yang tidak jadi dan tamparan dari felice.

Setelah beberapa saat, akhirnya felice merasakan orgasmnya. Orgasm dahsyat, bahkan sampai mengeluarkan cairan cintanya membasahi wajah widya. Widya dengan senang hati membuka mulutnya menerima cairan orgasm dari felice dan menelannya.

Setelah felice menenangkan diri dari orgasm dahsyatnya, dia mengocok vagina widya dengan cepat. Kali ini dia akan membiarkan widya orgasm.

“Aaahhhh….widya keluar nyoinyaa”, rancu widya ditengan gelombang orgasmnya.

“Iyaa keluar yang banyaak widyaaa. Keluarkan semuaa”, jawab felice mempersilahkan widya orgasm tanpa ditahan.

Widya pun orgasm jauh lebih hebat dari yang sebelumnya. Cairannya keluar menyemprot lantai rooftop tempat mereka bersetubuh. Bahkan cairannya ada yang mengenai tembok saking dahsyatnya orgasm widya.

Widya memutar matanya keatas. Sampai hanya berwarna putih, menandakan puasnya dirinya akan orgasmnya sekarang.

“Makasiih nyoonyaa”

“Maakasiihh”

“Aku sayang nyonya”, kata widya menenangkan dirinya setelah orgasm.

“Aku juga sayang kamu widya”, kata felice sambil memeluk widya.

Keduanya pun saling berpelukan menenangkan diri dari apa yang terjadi hari ini.

Hari sudah semakin siang. Tak terasa 4 jam felice dan budaknya widya melakukan aksinya. Felice memakai kembali pakaiannya yang disimpan di rooftop. Lalu menggendong widya sambil memeluknya menuruni tangga hingga di dalam toilet pria untuk mengambil pakaian widya.

Tak lupa felice membersikan badan widya sampai keringat dan cairan cintanya bersih, lalu memasangkan pakaiannya.

Walaupun widya adalah budaknya tapi terhadap sesama harus saling menghargai. Sifat itulah yang hanya ada di Geng CROTZ ini. Membuat widya seorang yang suka disiksa menjadi nyaman dan tidak ingin berpisah dengan geng ini.

“Ayuk waktunya kita pulang. Aku anterin kamu pulang ya”, kata felice manis ke widya.

“Siap nyonya”, jawab widya.

“Gak sabar, aksi besok nih sama teman-teman yang lain”, lanjut widya.

“Ditunggu aja, pasti lebih asik dari hari ini”, jawab felice.

Mereka pun pulang. Menunggu hari esok, dimana mereka masih akan beraksi.
 
Damn Hot!
Good detail...
Feelnya ngena...
I love it... I love it so much
 
widih, sedep ni genre yg berbeda dari yg lain, ada Mistress nya, jarang2 ni ada cerita yg punya mistress
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd