Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
#UPDATE 2

PUNCAK BIRAHI (1)

Hariku disini biasa saja, tak ada yg special selain porsi makanku semakin tinggi. Aku pun berolahraga makin giat. Kesibukanku hanyalah dirumah saja, karena mahasiswa angkatanku belum mulai masuk kuliah. Pagi itu kami berkumpul di meja makan. Kali ini Silvi bangun lebih awal karena akan mengikuti ospek Universitas. Sejak malam dia sibuk menyiapkan berbagai perlengkapan ospek. Dari tas jerami, topi petani, hingga tulisan yg aku sendiri tidak tau artinya. Silvi diterima berkuliah di Fakultas Hukum di Universitasku. Kampus kami bersebelahan, dia Hukum, aku Bisnis. Cuman dia tidak tau kalo aku adalah mahasiswa di kampus itu juga. Ditengah-tengah makan, tante Iren berbicara sama Dio.

“Dio, hari ini kamu berangkat mama yg anter ya? Soalnya mas Karyo lagi sakit.” Kata tante Iren.

“yah mama, Dio bisa telat kalo mama yg anter. Mama kan lama kalo nyetir.” Ujar Dio sedikit kecewa.

“yaudah mas Aji anter mau ga? Mau naik peswat, helicopter, atau naik becak? Hahaha” celetukku memecah suasana.

“kalo sama mas Aji aku mau!” jawab riang Dio sambil tersenyum.

“alaaah… bilang aja malu kalo dianter mama.” Saut Silvi.

“yaudah mas Aji aja yg nganter, gpp kan Ji?” Tanya tante Iren.

“gpp kok tante, sekali-kali biar aku ga bosen juga di rumah.” Jawabku.

“oke, itu nanti kunci mobil ditempat biasa ya Ji. Oh iya, nanti ada Mbak Dewi dateng. Dia istrinya mas Karyo. Kalo mas Karyo sakit biasanya dia yg gantiin beresin taman sama kolam belakang. Biasanya dia juga yg nyuci mobil ntar.” Kata tante Iren.

“lhooo… mas karyo udah ada istri toh? Kirain dia duda atau bujang.” Aku kaget mendengar itu.

“udah lhoo.. anaknya 1 juga.” Jawab tante.

Aku sempat kaget tau tentang mas Karyo udah punya istri dan anak. Aku langsung teringat adegan minggu lalu, dimana mbak Pur asik bersetubuh dengan mas Karyo. Tega sekali mas karyo menghianati istrinya, apalagi istrinya juga membantu untuk ekonomi keluarga. Aku merasa kasian. Sejenak aku tersadar oleh sapaan mbak Pur, “mas, hayo lagi ngelamunin siapa?” kata mbak Pur.

“enggak mbak, aku cuman inget sesuatu barusan.” Ucapku reflek.

Hari ini tugasku antar jemput si Dio, sekalian nanti aku mau mampir bank untuk urus ATM ku yg hilang. Setelah itu mampir supermarket beli kebutuhan yg di rumah ga ada. Agendaku hari ini cukup padat, tapi tak apa lah daripada nganggur dirumah.setelah mampir bank dan supermarket aku pulang ke rumah sekitar jam 10.00. di depan pintu gerbang sudah ada wanita yg membukakan pintu gerbang untukku. Tapi wajah ini sangat asing, apakah ini mbak Dewi. Aku memarkirkan mobil langsung kedalam garasi. Setelah aku turun dari mobil aku coba untuk menyapanya.

“mbak Dewi ya? Istrinya mas Karyo?” samapaku.

“iya mas, saya Dewi. Istri mas karyo. Dia lagi sakit. Makanya saya yg gantiin beres-beres.” Sautnya.

“oh, oke mbak. Saya masuk dulu. Di dalem ada mbak Pur. Kalo butuh bantuan panggil saya juga gpp.” Kataku meyakinkan mbak Dewi.

“ baik mas” jawabnya lirih.

Aku langsung masuk menuju kamar. Aku melihat mbak Pur sedang membersihkan meja makan dan piring-piring. Aku membenamkan tubuhku di atas kasur. Pikiranku selalu teringat kelakuan mas karyo dan mbak pur. Aku membuka galeri di Hp ku. Membuka file video mereka. Tanpa sadar batangku mulai mengeras. Kenapa aku begitu bernafsu melihat video ini? Apa yg ada di otakku. Pikiranku semakin kemana-mana. Lalu aku keluar kamar duduk di teras sambil memikirkan video durasi 3 menit itu. Dan aku semakin kacau. Tanpa sadar aku terus menatap ke mbak Dewi. Aku melihat dengan seksama tubuh mbak Dewi dari belakang sedang berjongkok. Kaos panjangnya yg sedikit ketat membuat belahan pantatnya timbul sedikit ketika berjongkok membereskan taman. Dan aku merasa makin birahi melihatnya. Sejenak aku memikirkan sesuatu yg diluar nalarku. Aku ingin tubuh mbak Dewi.

Aku teringat ilmu Ati Sliro yg diberikan Ibu Ratu padaku. Aku berpikir apakah jika aku benar-benar menginginkan tubuh mbak dewi, tubuh itu akan menjadi milikku. Lamunanku terpecah oleh suara mbak Dewi yg ternyata sudah ada di hadapanku.

“mas Aji siang-siang kok ngelamun.” Sambil mengusap keringat dimukanya.

“duh iya mbak, panas-panas gini istirahat dulu. Ngobrol sama saya. Biar saya ga ngelamun” kataku.

“mbak Dewi udah lama nikah sama mas Karyo? Saya baru tau lho kalo mas karyo punya istri” tanyaku.

“udah 7 tahun mas, anaknya udah umur 4 tahun.” Jawabnya.

Entah mengapa mbak Dewi berbeda dengan saat pertama kali kita bertemu tadi. Tadi mbak dewi malu-malu dan terkesan cuwek. Sekarang mbak dewi tak henti menatap wajahku tanpa malu-malu. Dari tempatku duduk aku melihat wajah mbak dewi sebenarnya tidak ada yg istimewa. Seperti kebanyakan wanita umur 30an. Cuman dia berkulit putih bersih. Mungkin karena dia sedikit berdarah chinesse jawa. Wajah mbak dewi teduh seperti pohon yg rimbun. Tidak cantik. Tapi menarik. Aku membandingkannya dengan mba Pur. Kenapa mas karyo memilih mbak pur. Memang dari segi payudara dan pantat mbak Pur lebih unggul. Bentuk tubuh, aku kira lebih kencang mbak Dewi. Secara umurnya baru 30 dan mbak Pur 39. Mbak Pur lebih terlihat dewasa dan binal. Sedangkan mbak dewi terlihat polos dan manis khas wanita desa. Secara visual memang lebih menggoda mbak Pur. Tapi siapa yg tau mbak dewi punya rahasia yg disimpan dibalik kepolosannya. Aku malah semakin merasa ingin menikmati tubuh mbak dewi.

“oh udah lama ya, kenal dimana mbak sama mas karyo?” tanyaku lagi.

“kami dulu dijodohkan mas, karena bapakku sama bapaknya mas karyo kenal. Yaudah, kami nikah.” Sambil tersenyum kecil yg membuatnya semakin manis jika dipandang.

“trus selama nikah mas karyo ga pernah nakal mbak?” tanyaku semakin dalam.

“ga pernah lah mas, mas karyo itu setia. Nempel terus sama saya. Dia itu keluar cuman kerja. Trus pulang kerumah. Jarang yg aneh-aneh.” Ujarnya bangga.

“hmm.. hebat dong mbak Dewi peletnya. Mas karyo bisa nempel gitu.”

“hehehe ga pake pellet mas” sambil mencubit kakiku.

“mau tak kasih tau rahasia terbesar mas karyo ga mbak?” tanyaku sedikit senyum bahagia.

“ah, mas ada-ada aja. Semua rahasia mas karyo saya udah tau mas. Saya kan istrinya.”

“yakin mbak gam au tau? Ntar nyesel lho” setan yg ada di otakku semakin kegirangan.

“apa mas emangnya?” tanyanya mulai tertarik.

“tapi sebelum mbak tau mbak harus siap dan terima konsekuensinya ya?” aku semakin bahagia.

“iya, aku siap mas. Apa sih? Jangan-jangan aku udah tau”

“ nih, liat ini mbak” aku menyodorkan hp ku padanya.

Mbak Dewi kaget sembil teriak kecil melihat video yg aku berikan. “apa ini mas, kok ngasih video gini ke aku sih!”

“coba liat baik-baik mbak siapa orang di dalem video itu.” Aku sedikit bangga karena rencanaku sedikit lagi akan berhasil.

“ini kan mbak Pur? Iya ini mbak Pur. Ya Tuhan… lah… ini kan mas karyo. Kok ada mas karyo sih.” Dia masih tidak percaya sambil mengulang video tersebut.

Raut muka kecewa dan berkaca-kaca muncul dalam mata mbak Dewi. Dia seolah ingin marah namun dia tau itu percuma. Dia punya anak 1 dan orang tuanya sudah meninggal. Jika dia marah dan memutuskan bercerai, dia akan hidup dari apa dan dengan siapa. Dia berusaha membendung air matanya yg mulai menetes perlahan.

“Mas Aji, aku harus gimana? Aku bingung. Aku kecewa sama mas karyo. Tapi aku takut.” Sambil terisak menahan tangis.

“sebenernya aku ga tega ngasih tau ini ke mbak Dewi. Tapi aku merasa mas karyo bajingan itu telah berkhianat ke mbak dewi. Aku juga kasihan melihat mbak dewi begini.” Jawabku seolah orang paling bijak.

“terus aku harus gimana mas? Aku bingung.” Tanpa sadar dia mendekat dan menangis di paha kiriku.

Aku pun mulai bersorak melihat itu semua. Hatiku mulai berdetak kencang. Hasratku mulai berteriak ingin segera memilikinya.

“aku punya 2 pilihan mbak, terserah mbak dewi mau pilih yg mana.” Jawabku.

“ apa mas Aji?” jawabnya lirih.

“biar bagaimanapun mbak Dewi harus tetap menerima konsekuensinya sesuai perkataan mbak tadi.”

“pertama, aku bisa memberikan video ini pada tante Iren. Dia pasti akan murka dan memecat mereka berdua. Tapi ingat, kalo mas Karyo dipecat mbak dewi juga akan bingung mencari pekerjaan dan membiayai anak”

“kedua, kita lupakan video ini kalo pernah ada. Agar mas karyo tidak dipecat. Tapi, mbak dewi harus nurut sama saya dan terima konsekuensinya.”

“jangan mas, jangan adukan ini ke bu Iren. Kalo mas Karyo dipecat kami makan apa mas. Cari kerja sekarang susah. Saya akan nurut sama mas Aji. Saya akan terima konsekuensi dari kesalahan yg mas karyo lakukan.” Sembil berusaha menahan tangisnya.

“oke, berarti mbak dewi pilih yg kedua? Yakin? Kalo mbak dewi melanggar perjanjian yg kedua, otomatis pilihan pertama akan langsung saya adukan ke bu Iren.”

“mbak dewi paham?” tanyaku meyakinkan lagi.

“baik mas, saya mengerti. Saya tidak akan ingkar.” Jawab mbak dewi lirih.

“oke, sekarang mbak dewi akan saya jelaskan aturan mainnya. Saya tidak akan menghukum mbak dewi. Saya tidak akan melukai mbak dewi. Mbak dewi akan saya ajarkan caranya balas dendam ke suami yg telah mengkhianati mbak dewi. Mbak dewi hanya perlu nurut apa yg saya omongkan.”

“baik mas”

“mbak dewi besok masih harus datang kesini. Berperilakulah seolah tidak ada yg terjadi. Dan mbak dewi datang seperti biasanya. Menggantikan mas Karyo yg sakit.”

“baik mas, besok saya akan kesini seperti biasanya”

Keesokan harinya aku kembali mengantar jemput Dio ke sekolah. Setelah mengantar aku bergegas pulang untuk memulai rencana yg tertunda. Aku kembali ke rumah sekitar pukul 8.30 dan bersiap memulai aksiku. Seperti biasa rumah terlihat sepi hanya ada aku, mbak Pur, dan mbak Dewi. Pagi itu aku bersemangat sekali aku langsung menuju teras untuk berbicara dengan mbak Dewi.

“mbak, hari ini apa aja yg perlu dikerjakan?” tanyaku.

“cuman nyiramin kembang, beresin kolam, sama cuci mobil mas. Kemaren belum dicuci mobilnya.” Jawab mbak Dewi santai.

“mbak dewi ingat kan, harus nurut yg aku bilang. Nah pertama selesaikan kerjaan di taman sama kolam dulu. Mobil nanti aja diurus. Belum terlalu kotor. Aku masuk dulu mau siap-siap”

“baik mas”

Sembari menunggu mbak dewi bekerja, aku sedikit menyapa mbak Pur yg seperti biasa sibuk membersihkan rumah. Setelah basa basi sebentar aku menuju kamar mempersiapkan segala hal. Aku sudah mempersiapkan handuk baru, dan sabun yg sempat aku beli di supermarket. Aku berharap rencana ini berhasil.

Jam menunjukkan pukul 9.00 akusegera mengecek mbak dewi apakah sudah melakukan tugasnya atau belum. Aku berjalan menuju kolam renang yg ada di belakang. Dari kejauhan aku melihat pekerjaan mbak Dewi sudah hampir selesai. Aku melihat mbak Pur juga sedang di dapur memasak makanan menu makan siang. Saatnya aku menjalankan rencanaku. Harus berhasil.

“mbak Pur sedang apa? Masak ya? Wah sibuk kayaknya?” tanyaku ke mbak Pur.

“iya mas, untuk makan siang nanti. Mas aji sama mas Dio. Knp mas?” tanyanya balik.

“yaudah gpp, aku minta tolong mbak Dewi aja kalo gitu. Mau bersihin kamar mandiku kotor lama ga dibersiin.” Ujarku sambil menuju kea rah mbak dewi.

“mbak, tolong bersihin kamar mandiku dong. Cepetan ya.” Pintaku.

“mbak Dewi itu alat bersihnya ada di gudang. Sekalian aja diambil.” Teriak mbak Pur dari dapur.

“siap mbak!” balas mbak Dewi.

Aku menunggu duduk di kasur kedatangan mbak dewi. Otakku sudah tidak sabar melancarkan aksiku. Semenit kemudian mbak dewi muncul mengetuk pintu kamar. Membawa alat bersih lengkap ke dalam.

“masuk mbak, tutup pintunya.” Suruhku.

Posisi mbak dewi sekarang berdiri kebingungan di dalam kamarku.


“mana mas yg mau dibersihkan? Kok kamar mandinya masih bersih?tanya mbak Dewi bingung.

“mbak dewi jangan banyak Tanya, sekarang taruh alat bersih-bersih itu disana. Mbak dewi masuk ke kamar mandi dan mandi yg bersih. Pakai handuk itu nanti kalo sudah selesai.”

Mbak dewi semakin bingung, namun tetap melakukan apa yg diperintahkan mas Aji saat menatap matanya. Pikirannya mulai bingung. Tapi dia tidak bisa menolaknya. Dia segera mandi membersihkan diri. Setelah selesai mbak dewi keluar hanya dengan mengenakan handuk yg tak cukup menutupi semua bagian tubuhnya. Aku sedikit heran dengan apa yg ada dihadapanku. Seorang wanita paruh baya yang cukup indah dipandang. Rambut sebahu yg disembunyikan dibalik kerudungnya kini terurai basah dengan wangi khas sampo wanita. Kulit yg selama ini tertutup kaos dan legging. Kini terlihat lebih jelas dan menggairahkan. Aku sedikit terpesona dengan keindahan tubuh wanita paruh baya ini. Aku tidak menyangka, tubuh istri mas Karyo begitu menggairahkan.

Mbak dewi sempat tertunduk malu ketika aku memandang dan menghampirinya. Tubuh harum itu semakin tercium dari dekat. Aku kini tepat berada di hadapannya. Wanita paruh baya yg begitu menggoda. Aku segera memegang tubuh yg lebih pendek dariku itu. Tinggi mbak dewi sekitar 160cm. sedangkan aku sekitar 170 cm. aku memegang pundaknya dan berkata berbisik “Jangan banyak Tanya, cukup ikuti kata-kataku. Kita balas perbuatan suamimu dan puaskan nafsuku.” Bisikku pelan di telinganya.

Seketika tubuhnya bergidik seolah menolak dan ketakutan, matanya berlinang air mata. Akupun segera mendekapnya. Aku elus rambutnya dengan penuh belaian. Seperti sepasang kekasih yg mabuk cinta. Aku angkat wajahnya menatap wajahku, aku pandang matanya dalam dalam. Dia terpejam, dan bibir kami saling bertautan. Aku mengecum manis bibirnya yg terkena tetesan air mata.aku lumat tapi tak ada balasan. Dia masih terpejam. Aku bisikkan, “mbak, buka matamu. Lihat aku. Kita sedang membalas penghianatan suamimu.” Kataku meyakinkan. Matanya menatapku begitu dalam, kami kembali saling berpautan. Kami saling melumat bibir, memainkan lidah dan saling bertukar ludah. Aku mengerti nafsunya sudah ingin keluar, namun tubuhnya masih tetap diam mematung. Aku rengkuh punggungnya aku tarik kearah tubuhku. Dan kami saling berpelukan. Aku tidak tahu kapan handuk yg membalut tubuhnya terlepas. Yg ku tau tangan kananku sudah mulai bergerilya meremas gumpalan yg ada di dadanya. Kini mbak dewi sudah tidak menggunakan apa-apa. “ slluuurppp… slooorpp… slutrrr!” suara yg yg terdengan dari percumbuan kita. Aku mulai melepas bibirku dari bibirnya, aku berjalan menyusuru leher jenjang hingga ke pundaknya. Tercium bau sabun wangi yg ada ditubuhnya. Birahiku semakin tinggi. “mas Aji, jangan dikasih tanda. Biar ga ada yg tau” bisiknya pelan. Syukurlah dia sadar. Dengan ini aku tidak sepenuhnya memaksanya.

Perlahan mata yg berkaca itu mulai hilang. Kini tatapannya kembali seperti biasa. “mbak dewi, aku akan memberikan apa yg mas Karyo belum pernah berikan.” Berbisik sambil mendorong tubuhnya mendekati ranjangku. Aku baringkan dia diatas ranjang. Dia pasrah.


Aku mulai membuka kaosku dan celana pendekku, hingga tersisa celana dalam saja. Aku sengaja agar mbak dewi sendiri yg nantinya meminta untuk membukanya. Aku tepat naik diatas tubuhnya. Tubuh yg sedikit gemuk karena sudah melahirkan. Kini terlihat jelas payudara mbak dewi dihadapanku. Ukurannya tidak terlalu kecil, namun tidak besar juga. Putting coklat mengacung tinggi tanda di mulai terangsang. Aku mainkan putting sebelah kiri dengan jariku. Aku putar dan aku lahap putting sebelah kanannya. Mbak dewi melengguh. “aahhhh… mas, geli..” ucapnya. Aku teru melahap payudara sebelah kanannya tanpa ampun. Setian aku gigit kecil putingnya, mbak dewi sontak meremas kepalaku. Aku mulai naik ke dada mbak dewi yg harum karena baru mandi. Aku sapu dengan ludah seakan membuat jalu menuju keleher. Mbak dewi menggelinjang tak karuan. Posisinya yg tadi kaku. Kini mulai semakin mengikuti nafsunya. Aku jilat lehernya seperti kucing yg sedang membersihkan bulu-bulunya. Aku mulai naik ke telinga mbak dewi. Telinga kecil yg bisa aku lahap sekaligus. “aahh… hemmmss” suara yg keluar ketika aku menyentuh daun telinganya. Sekujur tubuhnya merinding. Aku menikmati erangan kecil di samping kepalaku. Aku berbisik “enak mbak?” “hmmm iya mas” “mau diterusin” “ mau hmhm” napasnya memburu. Secara tidak sadar dia menerima cumbuanku. Dan menginginkan lagi dan lagi. Aku lumat daerah belakang telinganya, dia melengguh sambil mencengkram punggungku. Kini di sudah tak terkendali.

“mbak, mau yg lebih enak?” dia tidak menjawab. Hanya terus mendesah. “sepong kontolku, nanti aku berikan yg lebih nikmat” dia terkaget, “aku belum pernah mas. Aku ga mau nyepong kontol suamiku. Jijik”, aku pun tersenyum “aku bukan suamimu mbak, turuti aku” sambil aku terus menlahap bagian sensitive di sekitar telinga kanannya. Perlahan aku bimbing tangan mbak dewi untuk memegang kontolku. Dia mulai meremas, perlahan diaberbisik. “keras, gede” aku bersorak. Berarti ukuran mas Karyo lebih kecil ketimbang punyaku. “jadi mau liat yg gede ga?” “mau hhhh”. Mbak dewi mulai menurunkan CD ku. Aku yg tak sabar segera melepas dan membuang CD ku.


Kini kami berdua benar-benar telanjang. Aku meraba daerah memek mbak dewi, bulu yg lebat, lubang yg basah. Dia segera menepis tanganku dan langsung mencumbuku. Entah, dia malu karena bulu yg lebat atau malu karena terlanjur basah. Aku membisikkan kata, “sepong ya”. Mbak dewi menatap mataku. Aku mulai duduk di sampingnya dan memegang kontolku yg ukuran 15cm. dia mulai bermalu-malu mencium perut rataku hasil olahraga beberapa minggu ini. Di mulai turun dan mencium palkonku. “gpp mbak, pelan-pelan aja” aku membimbing kepalanya untuk segera melahap kontolku. Dia malu- dan mulau memasukkan palkonku. Aku mendorong pelan kepalanya, “hmmm… hmmm… akhhh” tidak mulus. Dia baru pertama kali, masih sering kena gigi. Akhirnya lama kelamaan mbak dewi mulai mahir nyepong kontolku. Dan mulai ketagihan.

Sekilas, aku melihat pintu kamarku sedikit terbuka. Ada bayangan yg mengintip dari balik pintu itu. Tapi aku ga peduli. Aku sudah tau itu siapa. Sekitar 10 menit aku sudahi aksi itu. Aku berbisik, “sayang, kini giliranmu mendapat surga dunia.” Aku baringkan mbak dewi, aku remas dan kenyot kedua putingnya secara bergantian. Dia bak orang kesetanan menjambak rambutku. Aku semakin turun kebawah. Aku sapu perut dan pusarnya dengan lidahku. “argggghhhh…. Mas… Ajiii… hmmm hmmm…” dia tidak menyadari kalau aku mengincar liang senggamanya yg suudah basah. Seketika aku menerabas bulu jembeutnya yg rimbun. Aku mencari lubang kecil kenikmatan wanita. Aku benamkan wajahku dalam dalam. Mbak dewi seketika menjambak rambutku, menutup rapat selangkangannya. “arggghh… mas… jan ngaaan gtuhhh.. geli… jijik…” aku memaksa. Diapun kalah.


Di memilih pasrah merelakan aku menjilati lubang mekinya. “sluurppphhh… slurp ..rrhh..” rasanya asin, agak bau amis. Mungkin karena dia jarang merawatnya. “aaaghhhh…. Massshhh…. Enahhhk masss… geli hss mass…..”. sekitar 5 menit, aku menyudahi permainanku. aku melihat mbak dewi sudah terkulai lemas dengan vagina basah bekas liurku dan cairan dari dalam vaginanya. Dia hanya memejamkan mata dan terus mendesah. “aku masukin ya mbak?” dia hanya mengangguk sambil tersensum.


“ini pertama kalinya aku bersetubuh dengan istri orang” dalam hati aku bersorak. Aku membimbing kontolku menuju pertahanan terakhirnya. Aku tekan pelan. “ahhggghh… pelan ya mas. punya mas Aji gede.” Aku semakin bersorak. “Ini masih bener-bener gigit. Pasti punya mas Karyo kecil” dalam hati semakin yakin. Aku pompa perlahan untuk menyesuaikan. Erangan mbak dewi sekakin tak tertahankan. “AHH…….. Aahhh…. Hemmttt…. Ah.. ah.. ah ah ah” teriakannya mengikuti irama dari genjotanku.


Aku semakin bergairah tak peduli siapa yg mengintip dan mendegarkannya. 5 menit aku memompa, sepertinya mbak dewi mendapatkan orgasme pertamanya. “akhhhh… hh… enak mas” cairan hangat membanjiri biji pelerku. Aku belum keluar, aku mengganti posisi mbak dewi. Dia aku suruh nungging. Ini adalah posisi kesukaanku. Aku merasa lebih leluasa memandang pantat putih mulus dan punggungnya.


Aku bersiap menusuknya dari belakang. Aku masih bisa merasakan vagina basah dengan cairan yg mengalir dari dalam rahimnya. Kini aku berusaha menggapai kenikmatanku. Aku masukkan pelan “aahhhggg….” Aku mulai mendorongnya maju mundur. Teratur namun semakin cepat. “plook ploooock plock….. plook plok plokkk” “ahhh ah… ahh.. masss… ahhhghhh.. mashhh ahh ah aha ha” semakin cepat ritme permainanku semakin lantang teriakan mbak dewi.


Setelah cukup lama aku bermain doggystyle dengan pantat mbak dewi, akhirnya akupun keluar merasakan orgasme bersamaan dengan orgasme kedua mbak Dewi. Aku menghentakkan cairan spermaku ke dalam lubang senggamanya. Aku peluk dia erat dari belakang. Lendirku dan lendirnya saling bercampur keluar menetes dibibir vaginanya.


kami terkulai lemas diatas ranjang. Aku senang melihat mbak dewi terbaring lemas di sisi kasur sebelah tubuhku. Dia terus memejamkan mata sambil meringkuk berusaha mencari kain untuk menutupi tubuhnya yg telanjang. Dia menggapai bantal dan memeluknya dengan erat. Tak selang beberapa lama, mbak dewi bangkit bergegas ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri. Mbak dewi begitu lama di dalam kamar mandi. Mungkin dia menyesali dosa yg baru dia lakukan. Aku pergi menyusulnya. Memastikan dia baik baik saja. Aku membuka pintu kamar mandi. Aku melihatnya merenung. Segera aku memeluknya, “terima kasih mbak. aku ga akan menyakitimu. Ini cara terbaik membalas sebuah penghianatan” bisikku. Aku segera membersihkan diri.

Waktu menunjukkan pukul 12:15 aku harus menjemput Dio di sekolah. aku berjalan keluar kamar, tidak ada siapa-siapa. Mbak Pur entah kemana. Aku meninggalkan mbak Dewi di kamarku. Dan aku bergegas ke sekolah.

Bersambung....
*gambar hanyalah pemanis dalam cerita, sumber gambar saya ambil dari burung biru. jika ada pemilik gambar di forum ini, saya mohon maap dan mohon izin. :ampun:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd