Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Risalah Hati (Remake)

putrimalu871

Semprot Kecil
Daftar
19 Feb 2017
Post
62
Like diterima
130
Bimabet
Putri
2836454459dc119d863df94f7ab92de584b68287.jpg


Siang tadi ku lihat dia sedang merayu adik kelas di kantin sekolah. Ku hampiri dia. Tapi, bak sudah jatuh tertimpa tangga, aku terpeleset es batu yang tumpah di lantai. Dengkul ku berdarah. Tapi, aku tak gentar.

Dengan wajah perang dan nafsu membara, ku pacu kaki ku menghampiri peraduan mereka berdua. Laki2 itu harus ku hajar!

Kuhampiri dia dan...
Plak!.. Plak!.. Plak!.. ku tampar dia bolak balik tanpa ampun!
Mata ku merah menahan amarah. Seakan darah ini mengalir untuk memuntahkan kebencian ku kepada laki2 itu.

"Kita selesai! Kita putus!" teriakku dimuka laki2 itu.
Dia bengong sesaat. Memegang pipinya yg panas. Ku lirik perempuan di sebelah nya mulai menangis. Waktu seakan berhenti. Semua orang di kantin terdiam menatapku. Aku merasa seperti jagoan.

Lalu kutinggalkan dia. Aku berjalan gagah. Padahal darah mengucur di dengkul ku. Rasanya perih. Tapi tak seberapa dibanding dengan rasa perih di hati.

"Putri.. tunggu." Laki2 itu berusaha mengejarku.
"Kamu salah sangka."
Aku tetap berjalan. Bahkan kali ini langkah ku semakin cepat. Luka di kaki ku tak terasa perih.

Dia tetap mengejarku. Lalu tangannya menangkap bahu ku, berusaha menghentikan laju langkah ku.

Aku berhenti. Ku tepis tangannya sambil aku berbalik menghadap wajahnya.

"Bangsat! Berhenti lo disitu..!"
"Kita putus! Dasar ular keparat!" Hardik ku.
Dan, aku pun buru2 masuk ke ruangan UKS sekolah.

----

Jika kau merasa tersakiti akan suatu hal atau seseorang, cukuplah diam dan tak banyak bicara. Sebab, ikhlas itu tak pernah terlihat. Bahkan takkan dapat terlihat.

Jangan terlalu percaya diri dengan kesakitan yang kau dapat. Apakah kau tak ingat kau mendapat kesakitan itu krn apa?

Jangan pernah berbicara akan karma kepada sesama manusia. Hanya Tuhan yang berhak berbicara tentang itu.

----

"Hufft.." aku hanya menghela nafas panjang saat Hero mengobati luka di dengkul ku.
"Sakit Put?" tanya nya.
Aku tidak menjawab. Mata ku memandang kosong mengingat kejadian tadi.
"Aww.." reflek aku menendang perut Hero.
"Sakit tau!"
"Sabar.. ini juga pelan2"

Oya, namaku Putri. Aku siswi kelas 3 SMA di Jakarta Timur. Perawakan ku biasa aja. Memang aku dihasilkan dari kawin silang Manado dan Sunda. Aku anak sulung. Adikku cuma 1. Cowo. Tp masih di kelas 2 SMP.

Hero adalah petugas uks di sekolah ku. Sebenarnya Hero juga siswa sama seperti ku. Tapi karena dia paham dan pernah ikut pelatihan dokter kecil, makanya ditugaskan disini.

"Udah tuh.." kata Hero
Aku masih terdiam. Mata ku masih terpejam mengingat kejadian tadi.
Aku lalu tersadar, rok ku sedikit tersingkap dan memperlihatkan celana dalam ku yang berwarna putih.

Ku lihat Hero sekilas menatap bawahan ku yg terbuka.
"Heh!!" hardik ku.
"Mata lo ya!"

Hero malah melengos meninggalkanku. Tanpa ada sepatah kata pun yg terucap.
Aku yg kesal segera merapikan rok ku dan bergegas keluar dari ruang uks.

"Putri!"
Sohib ku Anya berlari menghampiri ku.
"Put.. Lo gak apa2?"
"Ga"
"Gila Lo. Aji lo gampar gitu."
Aku diam tidak bereaksi atas komentar Anya.

Sambil melangkah menuju kelas, Anya masih saja berceloteh mengenai kejadian tadi. Sepertinya aku sudah menjadi selebritis sesaat di sekolah ini.

Tapi, rasanya aku ingin pulang ke rumah saja.


Bubaran sekolah

"Put.. Put.. Tunggu.."
"Put.."
"Put.. Please stop.."

"Please Put.."
Laki2 itu berhasil menyusul ku dan kemudian menahan tangan ku.
Ya.. Laki2 itu yg ku tampar td. Dia bernama Aji. Laki2 yg pernah ku cintai.

Aji anak Basket. Kelas 3 juga. Tp beda kelas dengan ku. Badannya atletis. Walaupun wajahnya biasa aja. Yg aku suka dari Aji adalah anaknya bersih. Ya, Aku suka cowo bersih ga bau badan. Trus Aji juga ramah dan punya banyak teman di sekolah.

"Put.. aku dgn dia ga ada apa2. Just friend aja kok.."
"Kamu kok main tampar gitu aja?"

"Ehh.. gue udah putus ya sama Lo."
"Plis Lo ga usah cari2 gue. Lo pacaran aja ama dia. Kan katanya Lo udah tidur ama dia.."

"Astaga Put.. Plis dengerin aku."

Aku ga mau dengerin penjelasan Aji lagi. Buru2 aku tepis tangannya dan aku bergegas berjalan ke luar sekolah.
Aku ga mau lagi semua orang di sekolah melihat pertengkaran ku dengan Aji.

Badan ku lelah.. Kepala ku pusing. Dengkul ku nyut2an. Aku mau pulang.
Tiba2 aku melihat Hero melintas di depan ku dengan moge butut nya. Kok sesaat aku merasa Hero melirik ku dalam2. Ahh.. sudahlah.. Lagian dia siapa? Hanya cowo sok cool, jaim, sok pintar. Mentang2 juara kelas dan juara Karate antar sekolah.

"Put.. Put.."
Aji menghampiri ku sambil turun dari mobil nya.
"Apa lagi sii??"
"Aku anterin ya.. Aku mau jelasin ke kamu.."

Aku menepis tangannya. Entah sengaja atau tidak, Aji mendorong ku dan aku hampir terjatuh karena punggung ku menabrak pagar sekolah.

"Hey.."
Itu suara Hero. Kenapa dia muncul disini?
"Put.. lo gpp?"
"Eh.. Boss, ngapain lo megang tangan cewe gue?" Aji terpancing karena Hero berusaha memegang tangan ku utk menolong ku berdiri kembali.

"Lo ngajak berantem ya?" Aji ambil ancar2 mau memukul Hero.
Tapi, Hero hanya menatap Aji dengan tajam. Sambil membantu ku berdiri.

Tangan Hero terasa hangat. Ada perasaan nyaman ketika dia menggenggam tangan ku. Ahh.. aku kan ga suka dia. Apa2an sih Lo, Put?

Tatapan tajam Hero menghentikan niat Aji untuk bertempur melawan Hero. Juara Karate se SMA dan pemilik Sabuk Hitam Dan 2. Walaupun Aji juga suka olah raga dan atlit basket, tapi nyali nya ciut juga di depan Hero.

"Gue gak apa2.. Thanks" kata ku ke Hero utk meredakan suasana.
"Antarin aku pulang.." sambil aku berjalan masuk ke mobil Aji

Hero tidak menjawab apa2. Aji pun buru2 nyusul aku ke mobil. Untung tidak terjadi pertarungan yg tidak perlu.

Hero hanya menatap ku masuk ke dalam mobil. Sepertinya ingin memastikan aku baik2 saja. Setidaknya sampai saat ini.

Aku pun berlalu bersama Aji.

-----
Di dalam mobil, aku diam seribu bahasa. Aji berusaha menjelaskan kejadian sebenarnya. Tp entah kenapa bagi ku hanya angin lalu. Mata ku menerawang ke luar jendela. Aku menghela nafas. Ku coba menutup mata sejenak. Mencoba mencari ketenangan dari keriuhan hari ini. Terlalu banyak kejadian dalam satu hari.

Tiba2 terlintas bayangan Hero. Kenapa tadi dia tiba2 menolong ku? Apakah dia memang memperhatikan aku spt yg diceritakan oleh teman2 se geng ku? Ahh.. Dia bukan siapa2. Kenapa aku memikirkan Hero?

"Put.. kamu sakit?"
Ada nada khawatir dalam suara Aji. Aku diam saja. Mataku tetap terpejam.

Entah berapa lama aku tertidur, tiba2 aku merasa mobil sudah berhenti.
Ku buka mata ku.. Ohh.. sudah di depan rumah ya.

Aku langsung turun dari mobil tanpa peduli dengan Aji. Aji menyusul ku. Aku buka pintu dan langsung menuju kulkas. Aku haus.. Aku ingin minum.

Ku lihat Aji menyusul ku ke dalam. Aku lupa menyuruhnya pulang. Aku tau jam segini Papa dan Mama masih di kantor. Ya, orang tua ku bekerja di salah satu BUMN bidang pertambangan. Karena kedudukan mereka, saat ini Aku termasuk berkecukupan. Rumah ku termasuk mewah di bilangan Bekasi.

Adikku.. pasti main di rumah temannya. Bi Asih.. ahh.. pembantu ku itu biasanya tidur siang.

Sekarang Aku dan Aji hanya berdua saja di rumah. Sejak 4 bulan kami pacaran.. baru kali ini kami berdua saja di dalam rumah.

"Put..."
"Put.."
"Aku mau jelaskan.."
"Udah lah.. Gue udah cape dengar penjelasan Lo!"

Aku langsung membanting pantat ku di atas sofa di ruang tamu.
"Aduuuh.. Awww.."

Aku lupa dengkul ku masih belum fit. Terasa nyut2an waktu membentur meja di depannya.

Aji langsung menyusul ku di sofa. Dia duduk di sebelah ku. Kaki ku yg luka dinaikkan ke pangkuannya.

"Mau apa Lo?"
"Put.. plis at least biarin aku nolongin kamu utk yg satu ini"
"Emang lo bisa apa?"
"Aku kan sering pijitin anak2 kalo kakinya kram abis main Basket."
"Ooh.. jd pacar gue bukan atlit Basket? Tukang pijit ya?"
"Hehe.. akhirnya aku masih diakui pacar" Aji tertawa menang

Muka ku cemberut. Aku merasa diperangkap dengan kalimat ku sendiri. Ahh.. sudahlah..
Ku akui pijatan Aji enak. Perlahan sakitnya hilang. Sekalian pegel2 kaki ku juga lenyap.

Ku lihat Aji sudah membuka kaos kaki dan sepatu ku. Sekarang terpampang sudah kaki ku yg putih dan mulus dipangkuan nya.
Aji masih konsentrasi memijit ku. Aku pun mencoba menutup mata ku.

Entah berapa lama aku tertidur. Tiba2 aku merasa geli di betis dan paha ku. Ku lirik Aji sedang mencumbu nya. Perlahan ciuman nya merambat naik ke paha ku. Tangan nya menyingkap rok sekolah ku. Hingga cd ku yg berwarna putih mulai kelihatan.

Pikiran ku berkecamuk. Apakah aku harus menghentikan niat Aji? Tapi entah kenapa ada perasaan aneh di hati ku yg penasaran ingin menuntaskan semua nya. Memang kami baru 4 bulan berpacaran. Aji adalah pacar ku yg ke 2 yg mencium bibir ku. Tapi hanya ciuman bibir. Tidak lebih.

Aji masih saja mencium paha ku. Sambil satu tangan nya membelai2 kaki ku yg mulus.

"Eh.."
Aku pura2 terbangun dan berusaha menarik kaki ku.
Ternyata aku kalah kuat dengan Aji. Dengan sigap, dia memegang kaki ku erat. Sehingga aku tidak dapat menarik kembali kaki ku.

"Aji.. " bisikku. Aku takut ketahuan. Aku takut.. Tapi aku juga penasaran.
Aji menghentikan ciuman dan kemudian hanya menatap ku. Lalu Aji mendekatkan wajahnya ke wajah ku. Entah bagaimana kami berciuman.
Ciuman bibir yg hangat dan mesra.

Aku akui ciuman Aji enak.

Aku hanya bisa pasrah. Bibir Aji berusaha memangut bibir ku. Lidah nya menari2 di dalam mulut ku. Kami berciuman. Semakin panas.

"Ahh.." tiba2 aku mendesah

Ciuman Aji sekarang turun ke leher ku.

"Jangan digigit.." desah ku

Aji diam saja. Dia tetap mencium leher ku yg mulus. Aku menikmati nya. Untung Aji tidak menggigitnya.

Ku rasakan Aji sudah membuka baju seragam ku. Sekarang hanya tersisa tanktop putih dan bra berwarna putih di dalamnya.

Aji menyingkap tanktop ku ke atas. Dia mencium dada ku yg masih dibalut bra. Sambil tangannya mengusap perutku yg putih dan rata.
Aku menggelinjang. Geli. Kurasakan kewanitaan ku mulai basah. Apakah hari ini aku akan kehilangan keperawanan ku? Aku bingung. Mau melawan atau pasrah?

Tiba2 Aji berusaha membuka kaitan bra ku. Sesaat mata nya menatap mata ku untuk meminta persetujuan. Aku tidak mengangguk atau menolak. Tapi, aku kembali menutup mata ku.

Mungkin bagi Aji itu adalah tanda persetujuan. Dibuka nya bra yg ku kenakan. Ini pertama kali dalam hidupku seorang cowo melihat payudara ku. Ukuran nya 34 B. Aku kembali membuka mata ku. Ku lihat Aji menatap kedua payudara ku dengan nanar. Putih.. mulus.. dengan puting berwarna cokelat muda yg berdiri menantang pria yang telah membebaskannya utk menikmatinya.

Buru2 Aji berdiri dan membuka celana SMA nya. Aku hanya bisa melihat pasrah. Aji menurunkan celana dalam nya dan kini dia sudah tidak mengenakan bawahan apapun.

Aku ingin menjerit. Baru pertama kali aku melihat kejantanan pria. Kemaluannya sudah berdiri. Ohh.. ini bentuk kelamin pria. Seperti yg sering diceritakan oleh Anya dan Tari.

Aku memang punya geng cinta di sekolah. Aku, Anya, Tari, dan Nana. Anya dan Tari sudah pernah tidur dengan pacar2 nya. Biasalah kalo sudah ngumpul, ada aja becandaan tentang seks yg diceritakan.

Kemaluan Aji berdiri menunjuk muka ku. Ku lihat wajah Aji memerah. Tangan nya membelai2 penis nya sendiri. Tetapi kenapa tidak ada bulu2 nya? Apakah Aji rajin mencukurnya? Atau memang belum tumbuh bulu di kemaluan nya?

Aji menggesekkan kepala penis nya ke ujung puting payudara ku secara bergantian. Aku merasa tersengat listrik ribuan volt. Aku sudah pasrah. Kalau Aji menginginkan keperawanan ku, Aku rela.

Tiba2 Aji meraih tangan ku dan meletakkannya di penis nya. Aku tak tau apa yg harus aku lakukan. Aji mengajari ku untuk mengocok penis nya. Aku nurut saja.

Ku rasakan penis nya semakin keras dan berdiri tegang. Aku hanya mengocok tanpa tau apakah Aji suka atau tidak. Tiba2 Aji mencium bibir ku. Dia melumat bibir ku dengan nafsu. Sambil tangan nya membelai2 payudara dan puting ku..

"Yang cepat sayang.." engah nya di kuping ku.
Aku mengocok penisnya semakin cepat.

Tiba2 bel rumah berbunyi. Aku panik. Itu pasti adik ku. Karena aku lirik jam dinding masih menunjukkan waktu setengah lima sore.

Aji menahan tangan ku.. Dia ingin agar aku menuntaskan hasrat nya.
Ting tong!
Sudah 3x bel berbunyi.
Adik ku mulai teriak2 memanggil Bi Asih.

Ya..! Bi Asih. Bagaimana kalo dia melihat kami begini? Aku pasti dilaporkan ke Papa dan Mama.

Aku tambah panik!

Aku ingin menarik tangan ku.
Aji menahan nya.
Dia berhenti mencium ku dan mencoba berkonsentrasi menikmati kocokan ku di injury time ini.

Aku semakin cepat mengocok penis nya. Berharap Aji cepat menuntaskan nafsunya. Aku takut. Perasaan ku tak karuan. Aku pun baru pertama kali ini melihat dan menyentuh kelamin pria.

"Iya Den.. bentar. Bibi lagi nyari kunci."

Deg..!

Suara Bi Asih dari dalam kamarnya.

Ting tong! Ting tong!

Bel sudah berbunyi puluhan kali.
Aku tambah panik.

"Aww.. " aku berteriak. Aji memilin puting ku.
"Ohh.. Shit" desah Aji.

Croott.. croottt.. croottt...

Sperma nya muntah di dada ku dan baju seragam ku. Ohh.. ini kah yg dinamakan sperma pria?

Banyak sekali dan lengket. Apalagi di tangan ku. Semoga tidak kena Sofa..

Tiba2....!
"Neng Putri udah pulang toh.."

Ku lihat Bi Asih berjalan melewati ku. Sepertinya dia gak ngeh melihat keadaan ku. Rambut ku awut2an. Aku langsung meraih bantal didekatku. Kututupi baju sekolah ku sudah terbuka. Bahkan tanktop dan beha ku sudah tersingkap memperlihatkan bukit kembar ku yg mulus.

Kemudian aku buru2 merapikan baju ku. Sebelum adik ku masuk ke dalam rumah. Sebelum Bi Asih melihat ku begini. Sedangkan Aji sudah loncat ke sofa di seberang ku. Gesit banget dia. Celana nya udah dia pake lengkap.

"Hai Kak.."
"Ada teman Kakak ya?"
"Kamu kemana aja Dek?"
"Pulang sekolah langsung pulang.."

Adik ku masuk sambil salim cium tangan ku. Duh.. kira2 dia ngeh ga dengan noda sperma di baju ku? Aku takut.
Adik ku berhenti sebentar. Sepertinya dia memperhatikan ku dgn seksama. Seakan ingin menyelidiki sedang apa aku tadi.

"Heh. Ganti baju sana sebelum Papa dan Mama pulang! " Perintah ku.

"Siap Boss!"

Dia pun segera naik ke lantai 2.

"Neng Putri, temannya mau dikasih minum apa?" Ternyata Bi Asih udah berdiri di hadpan ku.

"Aku pulang aja ya Put. Kamu harus istirahat. Kaki mu kan masih sakit."
"Beneran pulang kan? Ga pacaran ke cewe lain?"
"Gak lah."
"Sumpah???"
"Sumpah mati ditabrak Truk deh.."

Aji pun bergegas pamit. Bi Asih hanya bengong aja. Merasa bersalah karena ada tamu tapi gak dikasih minum.

Aku mengantarkan Aji sampai ke mobil nya.

"Masih marah?"
Aku diam saja.
Tiba2 Aji reflek menarik pinggang ku dan mengecup bibir ku. Aku tersentak.
"Heh! Ntar diliatin tetangga lo.."
Aku masih risih diperlakukan seperti ini.

Aji pun tidak melanjutkan aksinya. Dia segera masuk mobil.

"Bye sayang. I love you."
Aku diam saja.
Aji pun menjalankan mobilnya. Aku tetap di depan rumah ku sampai mobil nya hilang dari pandangan ku.

Aku baru tersadar, baju seragam ku masih belepotan sperma Aji. Ku sentuh sperma yg mulai mengering itu dengan tangan ku. Rasanya kenyal. Ku ambil sedikit dan ku dekatkan ke hidung ku.

"Oohh.. ini ternyata bau sperma itu? Bau benih lelaki.."
Rasanya aku ingin memasukkan jari telunjuk ku ke dalam mulut ku.
Supaya aku tau rasanya sperma.

Tapi ku urung kan niat ku. Aku takut ada yg liat.

Ketika aku mau masuk ke dalam rumah, ku liat Om Hardi, tetangga sebelah rumah ku sedang memperhatikan aku.

Apakah Om Hardi melihat aku dicium Aji barusan?

"Hai Om" aku sksd aja sama dia
"Udah pulang Put?" teriak nya dari halaman rumahnya.

Aku hanya melempar senyuman dan bergegas masuk sambil ku kunci pintu.

Sesampainya aku di kamar ku, segera ku buka semua baju ku. Aku pun berdiri di depan cermin di dalam kamar ku. Ku perhatikan tubuh telanjang ku. Dengan tinggi 165cm dan berat 49kg aku tergolong kurus utk anak SMA. Payudara ku berukuran 34B dengan puting berwarna cokelat muda. Kemudian ku coba meraba kemaluan ku. Ada sisa lendir yg mengering di selangkangan ku. Bulu2 kemaluan ku masih sedikit yang tumbuh.

"Ahh.." aku mendesah ketika jari2 ku menyentuh kemaluan ku.

Oya, Om Hardi adalah tetangga baru ku. Ku taksir usia nya baru 35 - 38 tahun. Badan nya biasa aja. Typikal orang kantoran. Menikah. Tapi belum dikaruniai anak. Wajahnya menarik dengan sedikit kumis dan jenggot yg dipotong rapi mengikuti bentuk mulutnya menambah kesan macho.

Tapi, kenapa jam segini dia udah ada di rumah?

Ahh.. sudahlah.. Akhirnya aku putuskan utk segera mandi. Karena aku harus mencuci seragam sekolah ku yg telah ternoda oleh sperma Aji.

---
“Aahh.. Aah..”

Hanya erangan yang terdengar kencang di kamar ini.

“Trus sayang.. trus.. Ohhh..”

Aku terus menggenjot kemaluan ku dalam vaginanya.

“Gantian sayang.. aku mau di atas..”

Aku tak memperdulikannya. Bagiku ini udah nikmat banget. Lagian bentar lagi aku..

“Ooh.. Aaahh.. Ahhh…”

“Gantiaan.. Oohh.. aku mau di atas… Ooohh”

Aku percepat sodokan pantat ku.

“Aaahhh.. aku keluaaaarrr.. Oohhh… Aaaahhh…”

“Aaahhh… Shit. Ouchh…”

Aku merasakan penis ku diremas lembut oleh otot-otot vaginanya. Hangat. Cairan cinta nya melumas penisku. Aku merasa semakin licin.

“Aaahh… aaahh…”

Dia masih mengerang merasakan genjotan ku

“Oocchh.. jangan di dalam sayang…”

Gerakan ku semakin cepat dan tiba-tiba dia menjadi panik.. Tapi aku tak perduli..

Sebentar lagi aku mau memuntahkan sperma ku di dalam vagina nya.

Tiba-tiba dia berusaha melawan ku. Kaki nya berusaha menerjang ku. Supaya aku tidak keluar di dalam. Tapi entah kenapa sensasi nya berasa beda. Aku semakin semangat untuk menaklukkan kuda binal ini…

“Keluarin di mulut.. Aku telen ya..”

Dia memelas supaya aku tidak keluar di dalam…

“Aaaaaahhhh….!!!”

“Aaahhh…!!!” lolong ku

Croott.. croottt.. croootttt… entah berapa banyak sperma yang ku muntahkan di dalam vagina nya.

Badannya melengkung. Matanya menatap sedih ke arah ku. Tapi aku yakin dia merasakan kenikmatan yang sama…

“Oohh.. enak banget..”

“Seandainya ini memek kamu yang aku entotin Putri…” batin ku.

Aku menjatuhkan badan ku ke samping. Ku lihat banyak sperma yang meleleh dari vaginanya. Dia menutup mata. Entah kecewa. Masa bodo. Yang penting aku puas.

Ku pejamkan sejenak mata ku. Membayangkan aku habis menikmati tubuhnya Putri.

“Ohhh.. Put”

-------
Hari Sabtu

Hari ini aku udah janji sama Aji utk nonton film di 21. Aji datang jam 4 sore ke rumah ku.

Ting.. Tong!
Ting.. Tong!

Pintu dibuka

"Assallamuallaikum Om.."
"Wa'alaikumsalam.."
"Perasaan Bapak ga ada pesan tukang service AC?"
"Ehm.. Saya Aji, Pak. Temannya Putri."
"Oohh.. Temannya Putri. Saya pikir tukang service AC."
"Trus kenapa kemari?"
"Anu Om.. Anu.."
"Kenapa dgn Anu kamu? Mau Bapak clurit Anu nya?"
"Jangan Om.. Jangan di clurit. Itu masa depan Saya. Ehh.. Maksudnya Saya mau ajak Putri nonton Om"

Papa masih berdiri di depan pintu tanpa mempersilahkan Aji masuk. Matanya menatap tajam. Aji pun terlihat ketakutan. Memang Papa adalah orang yg keras. Sebagai bekas orang lapangan pengeboran minyak, garis2 keras tegas tergurat di Papa. Dengan tinggi 178 dan berat hampir 90, tubuh Papa memang menjulang tinggi, besar, dan kokoh. Apalagi ditambah kumis tebalnya, cowo dengan nyali tempe bisa kabur duluan.

"Pa.. Putri pamit ya. Putri mau nonton sama Aji. Ini Aji teman sekolah Putri."
Sambil aku menepuk punggung Papa. Krn daritadi Papa berdiri menghalangi pintu.

"Pulang jam brp Put?" tanya Papa tapi matanya tetap menatap tajam ke Aji.

"Jam 9, Om." Aji buru2 menjawab. Aku melihat Papa tidak suka Aji menjawab pertanyaan untuk ku.

"Jam 8!!"
"Atau Aku clurit Anu mu."
Perintah Papa sangat tegas. Aji buru2 mengiyakan dan pamit sambil cium tangan Papa.
Aku menyusul Aji ke mobil juga setelah pamit dgn Papa.

"Huft.. Papa kamu sereem Put."
Kata Aji di dalam mobil.
Aku hanya tersenyum mesem saja.

Tidak banyak percakapan di dalam mobil. Krn pikiran ku melayang entah kemana.

Akhirnya Aji memarkirkan mobilnya di salah satu Mall di daerah Jakarta Timur.

"Yuuk.." kata Aji sambil menggandeng tangan ku.
Aku menepis tangan Aji. Saat ini aku tidak mau digandeng oleh Aji.
Akhirnya Aji pasrah dan hanya berjalan di samping ku.

Kami masuk ke dalam studio 21. Tempat duduk kami di pojok kiri paling atas. Aku duduk di paling kiri. Ku lihat tak banyak yg nonton film ini. Dibarisan ku sendiri hanya ada kami berdua.

Aku tidak begitu konsen dengan film yg sedang ditayangkan. Tiba2, Aji mencium pipi ku. Aku diam saja. Kali ini ciuman nya berusaha mencari bibir ku. Tangannya berusaha mengalihkan kepala ku agar bibir ku bisa leluasa dicumbunya.

Ciuman Aji begitu hangat dan lembut. Lidahnya mulai berusaha bermain di dalam mulut ku. Aku membuka sedikit mulut ku. Kami berciuman lama.

Tiba2 aku merasa tangan Aji mulai membelai payudara ku dari luar. Payudara ku memang saat ini masih tertutup Baju Kaos dan Bra yg aku pakai.
Tetapi, rangsangannya tetap kurasakan.
Apalagi jari2 nya bbrp kali mencari puting ku. Perlahan ku rasakan puting ku semakin keras.

"Ahhh.. " aku hampir mendesah. Jikalau Aji tdk menahan bibirku dgn bibirnya, mungkin desahan ku akan terdengar di dalam bioskop.

Tiba2 Aji menghentikan ciuman nya. Dia membuka ikat pinggang dan menurunkan celananya. Kini terpampanglah kemaluan nya yg sudah berdiri tegak. Aku jd ingat kejadian di sofa minggu lalu.

Penis nya seolah meminta penuntasan. Aku bingung. Ga mungkin Aku juga buka celana atau baju ku di dalam Bioskop ini.

Aji kemudian kembali mencumbu bibirku sambil dituntun nya tangan ku untuk mengocok penisnya. Aku deg2an. Penis nya terasa hangat dan keras. Aku mengocok semampu ku. Aji sekarang tidak mencumbu bibirku lagi. Dia hanya menatap kosong ke arah layar Bioskop. Mungkin menikmati kocokan ku. Entahlah..

Aku semakin cepat mengocok penis Aji. Aku berharap dia cepat keluar. Aku takut ketahuan. Mudah2an tidak ada yg melihat kami.

Tiba2 Aji menantap ku dan membelai bibir ku dengan telunjuknya. Aji memasukkan jari telunjuk nya ke dalam bibir ku. Seolah2 aku sedang menghisap kemaluannya.

Aji lalu mendekat dan mencium kuping ku. Aji membisikkan, "Sayang, kamu mau ya cium punya aku?"

Aku pun kaget. Dada ku bergemuruh. Belum pernah aku mencium kelamin pria sebelumnya. Perlahan dgn lembut, Aji menekan kepala ku ke arah kemaluan nya. Aku seperti pasrah.

Ujung penisnya tepat di hidungku. Hembusan nafas ku membuat penisnya semakin berdiri. Aku bingung. Ku lirik Aji sepertinya tidak sabar lagi penis nya masuk ke mulut ku.

Aku membuka mulut ku. Ku kecup ujung penis nya. Ku coba jilati sedikit kepala penis nya. Ada sedikit cairan disitu. Asin. Aji langsung menekan kepala ku. Penis nya pun perlahan masuk ke mulut ku.

Aku mendiamkannya bbrp detik. Seperti makan sosis. Cuma kali ini sosisnya bau keringat. Lidah ku berusaha menjilati batang penis Aji di dalam mulut.

Sepertinya Aji kurang puas.

Aji kemudian berusaha memaju mundurkan kepala ku perlahan. Ohh.. begini caranya? Aku pun skrg reflek memaju mundurkan kepala ku. Penis nya semakin keras. Aku tidak tau harus seperti apa memuaskan pria.

Aji menutup matanya. Tangan ku kugunakan untuk membelai pangkal penis dan buah zakar nya.
Kurasakan penis Aji mulai berkedut2.
Tiba2..

Crooottt..! Crooottt..!!

Aji menahan kepala ku. Aku gelagapan. Aku terpaksa menelan sperma nya. Rasanya asin. Lengket di tenggorokan ku. Aku mau teriak, tapi takut ketahuan.

Hingga kurasakan penis nya tidak menyemprotkan sperma nya lagi, barulah Aji melepaskan kepala ku.

Aku tersedak. Ingin rasanya ku muntah kan sperma itu. Perut ku mual. Aku bahkan tidak tau apakah film sudah habis atau belum.

Aji memberikan sapu tangannya. Aku gunakan untuk mengelap bibir ku yg masih belepotan sperma nya.

Aku bahkan meludah ke sapu tangannya.

Aji diam saja sambil merapikan celananya.

Kemudian Aji berusaha mencium bibir ku.. Tapi aku menolak.
"Terima kasih sayang.." bisik Aji

Entah kenapa Aku jd muak dan ingin muntah. Secara reflek, ku tampar pipi nya.

Aku menangis. Aku kemudian berusaha keluar bioskop. Aku tidak peduli apakah Aji menyusul ku atau tidak. Aku juga tidak peduli apakah penonton bioskop melihat pertengkaran kami atau tidak.

Aku langsung lari ke luar pintu exit. Aku ingin ke toilet. Aku mau memuntahkan semua isi sperma di dalam perut ku.

Dukk..!!!

Aku terpental. Tak sengaja aku menabrak seseorang. Orang ini cukup gesit juga. Tangannya langsung menangkap badan ku agar tidak jatuh.

"Maaf Pak. Putri ga sengaja, " isak ku memohon maaf kepada orang itu.

"Putri?"

Lho.. ini kan suara Hero. Aku membuka mata dan ku lihat Hero sedang memelukku agar aku tidak jatuh.

Kenapa ada Hero di sini?

(bersambung)
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd