Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjalanan Asmara Aji

Penuh Nafsu

Kini Tania sudah di pangkuan Aji. Aji menuntun penisnya agar masuk ke vagina Tania.

“Blesss…,” mudah saja bagi Aji untuk memasukkan penis ke vagina Tania yang sudah becek.

Aji mengangkat dan menurun tubuh Tania, agar penisnya terus digesek vagina Tania. Tubuh Tania yang kecil, mudah saja bagi Aji untuk melakukan itu.

Aji menghentikan aksinya. “Ayo goyang sendiri sekarang,” pinta Aji.

Tania malah tersenyum malu-malu.

“Ayo, naik-turun sendiri,” kata Aji dengan muka mesum. Ia Tania udah terlanjur keenakan, pasti akan menurutinya.

Tanpa berkata-kata, Tania pun mulai menaik-turunkan tubuhnya pelan-pelan sesuai arahan Aji.

“Uhhh, enaknya,” kata Aji.

“Kamu enak juga kan? tanya Aji.

Tania kembali malu.

“Jawab dong,” kata Aji.

Tania hanya mengangguk.

Aji mendekap erat tubuh ponakannya. Tania terus memainkan pinggulnya. Aji makin keenakan dengan goyangan Tania.

“Ssshhhh,” Tania mendesah. Tak bisa menahan suaranya lagi.

Aji mencium leher Tania. Hal itu bikin Tania makin gelinjangan. Ia meningkatkan gerakan pinggulnya.

Ciuman Aji berpindah ke bibir Tania. Dilumatnya bibir ponakannya itu penuh nafsu. Tania membalas ciuman Aji dengan sedikit lebih berani. Aji memainkan lidahnya. Tania kembali membalasnya dengan menggoyangkan lidahnya. Kedua lidah saling beradu.

Tangan Aji memainkan payudara kecil Tania. Sesekali ia memilin puting warna kemerahan Tania.

Tubuh Tania makin bergerak tak karuan akibat sentuhan Aji.

Kini mulut Aji turun ke payudara Tania. Ia mencium dan menjilati puting Tania. Ia kenyot payudara Tania.

“Ahhhh,” Tania terus keenakan. Ia tak henti memainkan pinggulnya.

Puas dengan payudara Tania. Aji meminta ponakannya tersebut nungging.

“Doggy Style ya,” kata Aji.

Tania menurut saja. Ia langsung menungging seperti permintaan Aji.

Sebelum menghujamkan penisnya, Aji menjilati vagina dari belakang. Tania terus dibikin keenakan.

Sembari menyeruput vagina, jari Aji memainkan bibir anus Tania. Hal itu bikin Tania langsung kegelian, tak pernah sebelumnya mendapat sensasi rasa seperti itu.

Aji kemudian menjilati tipis-tipis bibir anus Tania.

“Uhhh, om geli,” kata Tania.

“Geli apa enak? tanya Aji.

“Geli,” jawab Tania dengan malu.

Kini Aji mengarahkan penisnya ke vagina Tania. Ia langsung menggenjot vagina itu. Genjotannya makin keras. Tubuh Tania bergetar.

“Uhhh, enak bagit punyamu ini, Tan,” desah Aji.

Aji yang keenakan, kemudian merasa akan mencapai klimaks.

“Sekarang berbaring Tan,” pinta Aji.

Aji membuka lebar-lebar kaki Tania. Ia kembali memasukkan penisnya dan menindih tubuh Tania.

“Om mau keluar,” ucap Aji di telinga Tania sambil terus menggenjotnya.

Tania hanya mengangguk.

Genjotan Aji makin kencang.

“Ahhhh, ahhh,” desah Tania, tak kuasa menahan genjotan penis Aji.

“Ahhh, enak Tania,” ricau Aji.

(Bersambung)
 
Terakhir diubah:
Pasrah Dengan Kelakuan Om + Video Ilustrasi

Sambil terus menggenjot vagina ponakannya, Aji menjilati dan memainkan payudara Tania.

Aji sudah di ujung puncak kenikmatan. Spermanya siap meledak sebentar lagi.

Tania yang keenakan sudah terlalu pasrah dengan kelakuan omnya.

Aji kini mencium Tania. Sedangkan Tania hanya sedikit merespon ciuman itu, ia sudah hampir lemas tubuhnya. Tubuhnya terus digenjot omnya dengan ganas.

“Crottttt… Crottt,” Aji mencapai klimaks. Sperma memenuhi kantong kondomnya.

Tubuhnya lemas. Ia mencabut penisnya dari vagina Tania dan langsung menjatuhkan tubuhnya ke samping Tania.

Aji menghela nafas besar. Ia kecapekan. Tubuhnya penuh keringat. Begitu juga Tania. Kipas angin di kamar itu tak bisa mengalahkan panasnya nafsu om dan ponakan ini.

Tania dan Aji sama-sama terbaring lemas dalam kondisi bugil.

Tak berselang lama, Aji menatap ke Tania dan tersenyum padanya.

Tania hanya diam saja. Mukanya datar.

“Terimakasih ya Tania,” kata Aji.

Tania masih diam saja.

Tania kemudian bangkit dari tempat tidurnya, ia menuju ke kamar mandi untuk kencing, membersihkan kemaluan dan badannya.

Di dalam kamar mandi, perasaan Tania berubah jadi campur aduk. Antara puas dan menyesal. Rasa malu Tania kembali muncul atas barusan yang terjadi dengan omnya.

Setelah selesai membersihkan tubuhnya, ia keluar dari kamar mandi. Ia melihat omnya sudah tertidur dan hanya mengenakan celana pendek saja.

Tania kemudian segera memakai baju dan kembali ke tempat tidurnya. Ia berada di samping omnya.

Malam itu, Tania terus memikirkan apa yang terjadi barusan. Penyesalan terus muncul. Kenapa tubuhnya mau dinikmati oleh omnya. Ini seharusnya tak boleh terjadi.

Sementara Aji sudah tertidur lelap nampaknya setelah nafsunya sudah tersalurkan.

Tania yang kesulitan tidur memainkan ponselnya. Baru sekitar 2 jam melihat layar ponsel, matanya sudah tak kuat. Ia pun tertidur.

***

Saat pagi tiba, Aji lebih dulu bangun dari tidurnya. Alarm berbunyi pukul 5 pagi. Ia melihat Tania masih tertidur di sampingnya.

Birahi Aji kembali muncul, melihat ponakannya tertidur. Ia ingin mengulangi pengalaman semalam.

“Tan, bangun, om mau pulang,” Aji membangunkan Tania.

Tania yang hanya beberapa jam tertidur, masih merasakan ngantuk. Ia dengan berat membuka matanya.

Tania memaksakan matanya untuk terbuka dan duduk.

“Tan, terimakasih ya untuk semalam. Ini buat kamu,” ucap Aji sambil menyodorkan uang Rp 500 ribu ke Tania.

Tania yang masih setengah ngantuk kebingungan.

“Apa ini om? tanya Tania.

“Buat jajan dan kebutuhan kamu, nanti jika om ada rezeki saya kasih lagi. Om transfer,” ucap Aji.

“Kok banyak om,” kata Tania.

“Gak papa, doain banyak rezeki biar kasih lebih banyak lagi. Ini ambil,” kata Aji.

Tania pun mengambil uang itu.

“Terimakasih om,” ucapnya.

“Jangan bilang sapa-sapa ya soal semalam. Rahasiakan hal ini,” kata Aji.

Tania hanya mengangguk. Tanpa dimintanya, Tania juga gak bakal menceritakan kejadian yang memalukan baginya itu.

“Om mau pulang sekarang? tanya Tania.

“Iya,” kata Aji.
“Tapi sekali lagi ya, kayak semalam,” ucap Aji.

Tanpa menunggu persetujuan Tania, Aji langsung menyergap tubuh ponakannya penuh nafsu. Ia mencium Tania dan merabah tubuh Tania. Kemudian melucuti baju Tania.

“Om, Tania belum mandi,” alasan Tania agar tak dicumbu Aji.

“Udah gak papa,” kata Aji tak peduli. Aji sendiri yang juga masih belum mandi terus mencumbu tubuh Tania.

Tania pun kembali mengingat rasa enak semalam. Tubuhnya dengan cepat kembali terangsang. Ia hanya pasrah dengan perlakuan omnya.

Hubungan terlarang om dan ponakan itu pun kembali terjadi.


(Bersambung)
 
Terakhir diubah:
Setelah untuk kedua kalinya menikmati tubuh Tania, Aji kemudian bergegas mandi untuk segera kembali ke Surabaya. Karena dia ada janji pagi ini soal pekerjaan.

“Tania lain kali om main ke sini lagi ya,” kata Aji dengan muka cabul.

Kini Tania hanya tersenyum.

“Atau kamu yang main ke Surabaya, nanti om kasih uang transport dan jajannya,” kata Aji.

“Gampang wes om,” kata Tania sambil mengangguk.

Aji pun berpamitan ke Tania untuk balik ke Surabaya.

Sejak kejadian itu, hubungan terlarang Aji dan Tania terus terjadi. Setiap Aji ke Malang, ia mampir ke kos Tania untuk mencumbu Tania. Kadang Aji mengajak Tania ke hotel.

Ketika Aji sibuk di Surabaya, ia meminta Tania datang ke Surabaya. Tania pun mengiyakan. Keduanya tidur di apartemen Aji dan melakukan hubungan layaknya suami istri.

Sudah tak terhitung berapa kali hubungan badan itu terjadi. Tania yang rutin dikasih uang jajan oleh omnya, tak kuasa menolak ajakan itu. Apalagi Tania juga sudah ketagihan dengan permainan omnya itu.

***

#2 Giliran Ibu Tania

Dikasih Belahan Dada


Tania sudah menyelesaikan kuliahnya. Sebentar lagi ia akan wisuda. Hubungan terlarang Aji dan Tania terus berlangsung. Namun pertemuan keduanya sudah tak lagi intens. Sejak beberapa bulan lalu, Tania sibuk dengan skripsinya. Aji juga sibuk dengan pekerjaannya.

Meski jarang bertemu, kadang keduanya melakukan VCS saat malam hari. Tania menurut saja dengan Aji. Karena Aji masih rutin mengirim uang jajan ke Tania. Setiap Tania minta, Aji langsung transfer uang ke Tania.

Di sisi lain, Aji sudah mulai ada rasa bosan dengan tubuh ponakannya. Ia sudah mencoba pengalaman baru dengan sejumlah wanita di Surabaya. Jadi, Tania bukan lagi prioritasnya.

Sebelum wisuda digelar, Tania pernah meminta Aji untuk datang ke wisudanya. Sudah 3 bulan lebih, keduanya tidak bertemu. Hal itu juga menjadi alasan Tania meminta Aji datang ke Malang.

Aji tidak mengiyakan permintaan Tania. Ia punya alasan sibuk dengan pekerjaan.

“Kling,” suara notifikasi di ponsel Aji.

Aji membuka ponselnya. Ada satu pesan Whatsapp dari nomor tak dikenal.

“Aji.” tulis pesan itu.

“Iya?” balas Aji.

“Ini Mbak Ratih,” beberapa detik kemudian langsung ada balasan. Ratih adalah ibu dari Tania.

Pesan ini bikin Aji terkaget. Kenapa ibu Tania tiba-tiba menghubunginya. Apakah dia tahu hubungannya dengan Tania. Kalau tahu, darimana tahunya, apakah Tania cerita.

“Oh, iya mbak, ada apa? jawab Aji sambil deg-degan.

“Bagaimana kabarnya? sukses ya di luar kota,” balas Ratih.

“Alhamdulillah mbak. Mbak sendiri gimana? keluarga gimana? tulis Aji berlagak peduli.

“Baik juga. Tapi Mas Husen sakit,” kata Ratih. Husen adalah suaminya, atau ayah dari Tania.

Husen adalah sepupu dari Aji, namun beda nenek.

“Sakit apa mbak? Sudah lama,” tanya Aji.

“Stroke ringan. Sudah sebelunan,” jawab Ratih. Memang usia Husen sudah cukup tua, yakni sekitar 56 tahun. Sementara Ratih lebih mudah, sekitar 45 tahun. Ratih dulu nikah di usia muda. Tania adalah kedua dari pasangan Husen dan Ratih.

“Semoga segera sembuh mbak,” kata Aji, masih deg-degan, apa maksud Ratih menghubunginya.

“Amin. Kamu kenapa lama gak pulang? tanya Ratih.

“Banyak kerjaan di Surabaya mbak,” jawab Aji.

“Oh ya mbak, ada apa menghubungi Aji? “ tanya Aji.

“Terimakasih ya Ji, sering bantu Tania. Tania cerita sering dikirim uang oleh kamu,” jawab Ratih. Deg-degan Aji mulai berkurang.

“Iya, tanti, ponakan yang lain sama kok, kalau minta, saya kasih, gak banyak sih. Hehe. Lihat rezekinya,” kata Aji.

“Soalnya kami akhir-akhir ini ngurangi uang jajan Tania. Karena ada kebutuhan lain, untuk berobat Mas Husen,” ucap Ratih.

“Santai aja soal itu, mbak,” ucap Aji.

“Syukurlah, bentar lagi Tania udah mau lulus,” kata Ratih.

“Oh iya ya, syukurlah mbak,” Aji berlagak tidak tahu.

“Wisudanya Sabtu depan, boleh minta tolong nggak Ji? tanyanya.

“Apa mbak?” tanya Aji.

“Temenin ke wisuda Tania. Karena rencana saya sendiri ke sana. Saya nggak ada barengnya, kakak dan adek Tania biar jagain ayahnya,” jawab Aji.

“Aduh, lihat ya mbak, apakah ada waktu,” jawab Aji.

“Tania yang minta kamu datang ke sana, mangkanya aku suruh ngubungi kamu,” jawab Ratih.

“Iya mbak, diusahain ya,” jawab Aji. Ia bersyukur, karena Ratih menghubunginya soal wisuda Tania, bukan karena hubungan terlarangnya dengan Tania.

Tak berselang lama, Ratih mengirimi pap foto bersama Husen.

“Ini aku sedang sama Mas Husen,” tulis Ratih.

Terlihat Husen duduk di kursi roda. Aji kemudian fokus ke Ratih, karena badannya masih terawat di usianya yang hampir kepala lima. Kulitnya putih mulus. Wajahnya masih segar dan kencang. Belahan payudaranya sedikit terlihat dibalik daster. Karena Ratih membungkuk saat berfoto itu.

“Salam ke Mas Husen mbak,” kataku.

“Iya disampein,” katanya.

“Nanti saya kabari, bisa atau enggaknya mbak,” ucap Aji.

“Terimakasih Ji,” jawabnya.

“Sama-sama,” tulis Ratih.

Aji kemudian memperhatikan foto Ratih dan suaminya. Ia fokus ke belahan buah dada Ratih. Aji mengakui kecantikan Ratih, jadi tak heran jika anaknya, Tania juga begitu cantik.

(bersambung)
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd