Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Perjalanan Cewek Eksibisionis

Repost dari https://www.semprot.com/threads/menemani-cewek-eksibisionis.1302680/page-174#post-1903523727

Atas permintaan Ko @wijoyanto dan teman-teman, setiap update tentang aku akan diposting di akun ini dan akun @wijoyanto

Awal Mengenal dan Menjadi Cewek Eksibisionis

Alo pecinta forum ini…

Kenalin ya, sebut saja namaku Silvia, usiaku 18 tahun dan kurang sebentar lagi sah 19 tahun, aku adalah orang Chinese (NO SARA) yang terlahir, besar dan tinggal di kota kecil yang biasa disebut sebagai kota apel. Aku 2 bersaudara, ceceku berusia 2 tahun diatasku, kedua orang tuaku bekerja sebagai pedagang di salah satu mall yang terdapat di kota ini. Saat ini aku tinggal bersama kedua orang tua-ku dan ceceku di salah satu kompleks perumahan yang ada di kota ini, aku dan ceceku sama-sama sudah berkuliah di kota ini, aku baru semester 1 beranjak ke semester 2, sedangkan ceceku di semester 5 beranjak ke semester 6, namun berbeda kampus.

Aku sharing story ini atas ide dari Ko Henry, dkk yang aku kenal, aku baca story-nya dari forum ini, mereka dan story-nya membuatku serta menginspirasi aku yang memang sudah menjadi seorang eksibisionis amatir. Terlebih lagi, ternyata aku mengenal Ce Diana sebagai kakak kelasku dulu di SMA, kita tinggal sekota dan lokasi rumah yang sekompleks hanya berbeda blok saja. Aku titipkan story ini di akun Ko Henry karena aku belum bisa posting melalui akun-ku. Apakah aku akan posting kalau sudah bisa ? Dilihat nanti saja deh. Oya ciri-ciriku tinggi sekitar 170 cm, berat badan sekitar 51 kg, dulu aku memakai bra 34A dengan puting berwarna pink kecoklatan, kulitku putih bersih dan CD ukuran L, namun saat ini sudah tidak pernah memakai lagi.

Awal mula aku mengenal dunia Eksibisionis dimulai sejak aku berada di kelas XI SMA, aku bersekolah di salah satu sekolah yang cukup besar di kota ini. Di awal semester 1, aku jadian dengan seorang cowok yang pedekate sejak aku kelas X, dulu sekelas, sekarang beda kelas. Ya anak SMA pacaran, bergandengan tangan, berangkulan, pulang sekolah seringkali nongkrong di rumahku, makan bareng, belajar bareng, karena rumahku sering kosong, papa dan mama berdagang di mall, berangkat jam 9 pagi pulang jam 11 malam, ceceku kuliah dan nongkrong entah dimana. Pacarku ini kalo pas duduk berdua di kelas, sering menarik bagian belakang hem seragam sekolah, karena aku tidak paham jadi aku bersikap biasa saja.

Suatu hari menjelang jam pulang sekolah, aku dipanggil ke ruang BK, aku tidak berpikiran macam-macam karena aku bukan termasuk siswi yang bermasalah. Ternyata disinilah awal mula aku mengetahui, berdasarkan laporan dari beberapa guru mata pelajaran, dan ocehan dari teman-teman cowok, oleh guru BK saat itu, aku disarankan untuk memakai kaos dalam atau tank top atau kemben untuk melapisi dalemanku. Kenapa begitu, karena menurut mereka, susu dan putingku terlihat jelas dari celah seragamku meskipun aku masih memakai bra, aku syok, sedih karena yang ada di otakku, susuku telah dilihat oleh banyak orang. Guru BK bahkan sempat menyuruhku saat itu untuk melihat sendiri ke dalam hem seragam-ku, kebetulan guru BK ini cewek. Aku jadi nyantol kenapa pacarku ini sering menarik hem seragamku ke belakang.

Tidak lama bel tanda berakhirnya pelajaran hari ini berbunyi, waktunya pulang. Di perjalanan, sewaktu dibonceng pacarku, aku diam saja menahan tangis, sampai di rumah, sewaktu duduk di sofa, aku pun lebih banyak diam, ketika pacarku mendesak, pecahlah tangisku, dan aku menceritakan semuanya kepada pacarku. Setelah bercerita semuanya, lalu aku bertanya kepada pacarku :

Aku : berarti selama ini kamu juga sudah pernah lihat susuku ?
Pacar : iya, sudah pernah

Aku : berarti selama ini kamu juga sudah tau kalo cowok-cowok itu juga sering lihat susuku ?
Pacar : iya, betul

Tambah menangis akunya lalu dengan tersedu aku tanya :

Aku : emang siapa saja yang pernah liat susuku ? kamu kok ndak pernah kasi tau ?
Pacar : aku bingung kasi taunya gimana, aku sayang kamu, ya banyak sekali yang pernah liat susumu

Aku : oh jadi kamu rela ya susuku, barangku ini diliat orang banyak ?
Pacar : ya gimana lagi, aku bingung juga

Seketika itu, aku mengusir pacarku pulang lalu aku menangis sejadi-jadinya di kamar sampai ketiduran. Sewaktu bangun, aku melepas seragamku dan melihat ke arah kaca, bahkan aku selfie juga dalam berbagai pose, hasilnya memang dalam berbagai pose apapun susuku terlihat jelas dari balik bra yang aku pakai jadi bra yang aku pakai tidak dapat menutupi kedua susuku selama ini. Aku pun melepas bra yang aku pakai, lalu berdiri di cermin sambil memandangi kedua susuku. Ada gairah tersendiri, dengan membesarkan hati aku berpikir, sekian banyak cowok di sekolah yang pernah liat susuku atau mengetahui susuku nongol, berarti aku cukup famous di sekolah, so kenapa aku harus minder, diriku ya begini, tiba-tiba ada perasaan bangga karena mengetahui mereka suka mengintip susuku, melihat susuku secara jelas.

Lalu aku pergi ke kamar ceceku, aku mencari bra miliknya karena aku tau susunya berukuran 36B, lalu aku coba pakai dan lihat di kaca, sela antara dada dan bra yang aku pakai, tambah besar, tambah terlihat, hhmmm… bagaimana kalo aku ke sekolah pakai bra ini saja, akhirnya aku mengambil 3 bra milik ceceku, 2 diantaranya push up bra lalu kembali ke kamarku. Di kamar aku pakai tank top, memang kebiasaanku dan ceceku kalo di rumah biasanya memakai tank top dan celana pendek. Aku kembali mengaca dan melihat susuku makin nampak, jadi aslinya aku memakai bra atau tidak tetap sama karena susuku tetap terlihat, lalu karena ukuran susuku tidak terlalu besar, disangga atau tidak, pasti akan tetap kenceng, akhirnya mulai saat itu aku tidak pernah pakai bra sewaktu di rumah. Putingku mencuat, aku pun cuek, toh juga mostly aku sendirian di rumah. Mulai sore sampai malam, pacarku terus menghubungi dan baru aku balas malam, aku bilang besok malas ke sekolah, aku beralasan kurang enak badan, lalu pacarku bilang mau nemenin aku bolos sekolah, aku iyakan saja dan bilang kalo jam 9.30 saja datang ke rumah sewaktu kedua orang tuaku sudah berangkat dan ceceku kuliah.

Keesokan paginya, aku sampaikan ke orang tua-ku kalo aku sedang tidak fit, mereka menyiapkan obat dan makan siangku. Sekitar jam 9.30 pagi, pacarku datang, mama papaku sudah ke toko, ceceku kuliah. Aku persilahkan pacarku masuk, waktu itu aku memakai bra 36B ceceku, tank top putih dan celana pendek. Seperti biasa, ketika duduk di ruang tamu, aku selalu menyenderkan kepalaku di bahunya, tentu saja dengan posisi begini, susuku dapat terlihat, terlebih lagi aku memakai bra 36B. Pacarku bertanya tentang kondisiku :

Pacar : Gimana nik, kamu udah baikkan ?
Aku : Baikkan, sudah lebih stabil daripada kemarin

Pacar : ya syukuran kalo gitu
Aku : hayo, kamu lagi liat susuku ya

Pacar : eh.. ndak… eh… iya, keliatan
Aku : nah lho, itu sebabnya kamu suka aku senderan begini ya

Pacar : eh… ya gimana…
Aku : ya sudah ngapain bingung toh sudah lihat, aku sudah berpikir semalam, kalo aku akan cuek, mau kelihatan ya sudah, ndak kelihatan ya sudah, toh ya sudah banyak yang lihat dan selama ini kamu diam saja.

Pacar : nah lho, terus aku gimana donk ?
Aku : apanya yang gimana ?

Pacar : ya kalo gitu kan makin banyak cowok-cowok yang liat susumu…
Aku : ya udah biarin, emang susuku begini, intinya kalo kamu ndak rela, harusnya ya dari kemarin-kemarin, kalo sekarang ya sudah telat lah lha wong sudah banyak yang lihat.

Pacar : ya sudah kalo itu maumu, aku ikut aja, tapi usahain ya jangan keliatan terus
Aku : lha usaha gimana coba, aku males pake kemben, atau tank top, atau kaos dalem, panas

Pacar : ya udah ditambahin kancing kecil diatas
Aku : ya sudah coba aja

Lalu tanpa sengaja, tali bra dan tali tank top-ku melorot…

Pacar : nik, taline melorot
Aku : biarin aja, emang kenapa ?

Pacar : ya ndak apa-apa, sorry buat kamu sedih dan sekarang kamu bales aku sedih
Aku : kok bisa ?

Pacar : iya kamu biarin cowok-cowok lain menikmati susumu
Aku : kamu kan juga menikmati ?

Pacar : iya sebagai pacar kamu harusnya aku dapat yang lebih
Aku : maksudmu ?

Pacar : kalo yang lain hanya lihat susumu, aku boleh menyentuhnya
Aku : hhmmm… gitu ya

Entah kenapa, mungkin salah satunya karena rasa sayang dan gelora karena bangga susuku sedang dilihat, akhirnya aku menjawab :

Aku : ya boleh, tapi ndak boleh cerita ke cowok-cowok lain
Pacar : hhhmmm… ya pasti lah

Lalu pacarku, melepas kaitan bra yang ada di belakang, menurunkan tali tank top-ku lalu menyentuh susuku, that’s the first man touch my breast, lalu meremasnya dan memainkan putingku, nikmatnya tiada tara, lalu pacarku menarik keatas tank top dan bra yang aku pakai jadi topless, aku tidak menutupi malah berharap untuk kembali disentuh. Pacarku kembali menyandarkan punggungku ke dadanya, lalu meremas kedua susuku dari belakang, aku pun mendesah keenakan. Setelah itu, pacarku mengarahkan tanganku memegang burungnya yang sudah keras, lalu pacarku membuka gesper dan resletingnya, lalu menarik kebawah celana berikut cd-nya, serta mengarahkan tanganku ke burungnya sambil mengajariku mengocok. For the first time I saw and touch man’s dick, it’s hard, pacarku keenakan, sambil meremas-remas susuku. Lalu dia memintaku untuk berdiri, pacarku mengulum putingku dan seketika, menarik turun celana pendek dan cd-ku, aku reflek menutupi vaginaku.

Pacar : aku pengen lebih, aku pengen lihat dan sentuh yang belum pernah dilihat dan disentuh cowok lain
Aku : hhmmm…

Lalu memintaku duduk, kembali meremas-remas susuku, tiba-tiba tanpa tersadarkan, kakiku diangkat sehingga dalam posisi mengangkang, digosoknya pelan-pelan klitorisku, aku pun melenguh nikmat, lalu dia turun berjongkok, dan menjilati vaginaku sampai aku orgasme. Setelah mengatur nafas, tanganku diarahkan untuk mengocok burungnya, sambil meremas-remas susuku, muncratlah spermanya, lalu kita membersihkannya di kamar mandi.

Sambil berjalan ke ruang tamu :

Pacar : mulai hari ini kalo sama aku, kamu ndak boleh make daleman sama sekali
Aku : oke, kamu juga tapinya biar adil

Mulai hari itu dan seterusnya kalo aku di rumah, aku tidak pernah memakai bra dan cd, aku biarkan putingku ngecap di tank top, toh sehari-hari kebanyakan tidak ada orang di rumah, ada gelora rasa yang tak biasa yang aku rasakan. Ketika ada pacar ceceku datang, aku tetap cuek, aku menyuguhkan minuman juga dengan pakaian seadanya, baby doll longgar, atau favoritku tank top dan celana pendek. Ketika menyuguhkan minuman, aku menunduk, sudah pasti susuku terlihat, aku pun cuek, namun di dada, ada rasa yang berbeda ketika orang melihatku dalam kondisi begini.

Hari berikutnya, aku kembali ke sekolah, aku memakai push up bra 36B punya ceceku, ketika duduk, karena teman sebangku aku adalah cowok, tatapan matanya sering mengarah ke susuku lewat celah kancing, aku pun berpura-pura tidak menyadari bahkan secara sembunyi-sembunyi, aku melepas kancing nomor 2 supaya dia dapat melihat dengan lebih jelas. Entah aku makin bergairah, cd ku makin basah, dan cowok ini makin tidak tenang duduknya dan terlihat gundukan di selangkangannya, ketika di kantin, gantian aku melepas kancing yang paling atas, lalu pacarku protes :

Pacar : nik, kancingmu lepas
Aku : biarin, rejeki yang lihat

Pacar : ya ditutup donk
Aku : emoh, gerah, biarin to, toh selama ini ya kamu biarin ada yang lihat susuku

Beberapa temanku, cewek juga mengingatkan, namun dengan alasan yang sama aku utarakan, gerah. Ada beberapa cowok yang aku perhatikan melihat ke arah susuku terus, hhmm… vaginaku basah dan basah banget, sensasinya beda banget. Akhirnya sebelum masuk kelas, aku lepas cd-ku dan aku masukin kantong lalu aku masukin ke tas. Kembali di kelas, pas aku dapat giliran mengerjakan soal di papan tulis, sensasi ini timbul kembali, cairan vaginaku meleleh begitu banyak dan aku merasa turun lewat kaki-ku, ya aku merasa semua sedang memandang pantatku, mungkin berpikir kok ndak ada garis cd-nya.

Karena dapat giliran untuk duduk di pojok belakang sendiri, aku merasa makin leluasa dan makin nekat, aku lepasnya 2 kancing sehingga dari samping susuku makin terlihat, kalo ada guru lewat aku menutupnya, temen sebangku aku sempat mengingatkan “Sil, kancingmu lepas lho”, aku jawab “iya aku tau kok, gerah nih, jangan ngintip ya, toh aku masih pake bra”. Temenku cuman mengangguk saja, tapi pandangannya seringkali mencuri kearah susuku. Temen depanku, cowok juga, sebelahnya cewek, pas jeda pergantian pelajaran, mereka noleh ke belakang, juga mengingatkanku soal kancing yang terbuka, aku menjawab dengan hal yang sama.

Waktu pulang, temenku cewek coba ngobrol ke aku :

Cew 1 : Sil, mau nanya nih, jangan tersinggung ya
Aku : iya kenapa, kayak apa aja

Cew 1 : kamu tau ndak sih, kalo kamu sering jadi bahan omongan cowok-cowok, katanya susumu ngintip
Aku : iya sudah dikasi tau kok

Cew 1 : trus gimana donk, tadi kamu malah buka kancing, kan malah keliatan
Aku : aku kaget juga awalnya lalu aku mikir karena sudah liat semua trus mau gimana lagi. Aku males pake tank top atau kaos dalem, gerah. Ya udah biarin aja ntar kan diem-diem sendiri.

Cew 1 : waow, kamu pede ya Sil, aku aja takut.
Aku : termasuk kamu juga pernah liat susuku ya ?

Cew 1 : iya Sil, lumayan sering, aku pikir kamu wes sadar.
Aku : Hehehe…

Ternyata sama aja kayak cowok aku, dipikir aku sadar. Sore itu juga aku ke mall membeli sejumlah bra baru yang ukurannya 36C bukan lagi 36B. Cowokku bingung, aku diemin aja. Sesampainya di rumah, karena rumah kosong, dengan cuek aku lepas hem seragamku, lalu aku lepas bra aku, lalu aku lap susuku, sambil bilang “woah lega, plong”. Cowok aku langsung bereaksi dengan meremas susuku, mengulum putingku lalu menyingkapkan rok aku, kagetlah dia

Pacar : nik, kamu ndak pake cd ?
Aku : iya, tadi pas cebok basah, aku lepas
Pacar : wah-wah nekat ya kamunya

Lalu pacarku menjilati vaginaku dan memilin susuku, sampai aku orgasme. Lalu gantian, aku melepas celana pacarku dan mengocok burungnya sampai spermanya keluar. Hal ini terjadi hampir setiap kita pulang sekolah, kecuali kalo aku pas mens.

Suatu hari tidak lama dari kejadian itu, waktu itu hari libur, ceceku pergi sama pacarnya, mama papaku ke toko, aku sendirian di rumah menunggu pacarku datang. Galon dispenser pas habis, aku pun membeli secara online, tidak lama pesanan galonku datang, aku dengan pede keluar dan membuka pagar, lalu aku mengambil galon kosong di dalam rumah dan keluar ke teras meletakkan galon tersebut di lantai teras. Pengantar galon melongo melihat aku, karena aku memakai tank top longgar yang agak pendek, pusarku terlihat, lalu memakai celana pendek. Ketika aku meletakkan galon sudah pasti dia dapat melihat susuku dengan jelas. Aku tersadar akan hal itu membuatku ingin dan ingin lagi, waktu aku masuk mengambil sisa galon yang kosong, aku pun agak menggeser tali tank topku dan berharap agar tali itu melorot pas aku menunduk meletakkan galon kosong, benar saja hal itu terjadi dan membuat susuku lebih terlihat, aku tetap cuek seperti tidak terjadi apa-apa, lalu bertepatan dengan hal ini, pacarku datang dan melihatku dalam kondisi seperti ini, waktu membantu masukin galon baru :

Pacar : nik, kamu ndak pake bra, nemuin orang begitu, susumu kan keliatan
Aku : biarin aja toh dia orang kesekian yang melihat susuku

Pacarku terdiam, lalu setelah selesai memasukkan galon, pacarku menciumku, meremas susuku, lalu menelanjangiku, dan ternyata vaginaku sudah sangat becek sekali. Kejadian itu terjadi berulang kali dan tidak terbatas pada pengantar galon, tapi pengantar makanan dari ojek online juga. Aku masih memakai pakaian tapi minimalis, puting ngecap, agak transparan jadi agak terlihat. Berhenti sampai disitu ? Tidak, kalo membutuhkan sesuatu aku ke mini market dekat kompleks, aku pun pergi kesana dengan pakaian seperti ini, baik pas sama pacarku, atau sendirian menggunakan motor. Aku menikmati pandangan orang melihat putingku ngecap, atau samar-samar susuku terlihat karena warna pakaianku yang cerah cenderung tembus pandang samar-samar.

Pernah juga aku ke mini market naik motor sendirian, aku memakai tank top panjang atau model terusan tank top dengan 3 kancing di depan, panjang tank top ini di bawah pantat dikit, aku bisa bayangin pakaian cece-cece sekalian karena aku punya. Sewaktu naik motor alhasil agak mengangkang, vaginaku tertera angin, membuatku semakin becek, ditambah 1 kancing aku buka. Pas di mini market kancing kedua sengaja aku buka, aku menunduk, berjongkok mengambil barang, lalu membayar di kasir. Ketika pulang, kancing ketiga aku buka, susuku dan vaginaku sama-sama terkena angin dan hal ini membuatku bertambah panas. Sesampainya di rumah ada petugas kelurahan melakukan sensus, aku persilahkan masuk duduk di ruang tamu dan aku duduk di seberangnya, seyakinnya aku, petugas itu pasti bisa melihat vaginaku dan ketika aku menunduk di meja menandatangani berkas, dia pasti dapat melihat susuku.

Karena cowokku ndak datang hari itu, aku menggosok vaginaku sendirian di kamar, karena merasa kurang puas, akhirnya aku dalam keadaan bugil, keluar melihat sekitar, lalu duduk di pintu teras lalu kembali menggosok vaginaku sendiri. Kebetulan pagar rumahku tidak terlalu tinggi tapi tertutup fiber. Aku mendapatkan orgasme-ku di pintu teras, andai ada orang mengintip, tubuh bugilku akan terlihat jelas. Aku juga pernah membawa mobil sendirian di siang hari bugil polos, ya memang kaca gelap tapi sensasinya wow. Dari beberapa yang aku baca, aku tergolong sebagai Cewek Eksibisionis dan aku bangga akan hal itu. Hal-hal yang aku ceritakan diatas sering terjadi berulang kali, dan aku makin menikmatinya, beberapa hal yang aku lakukan mungkin sudah lupa.

Tidak terasa aku sudah kelas XII dan sudah dinyatakan lulus. Kelasku patungan untuk mengadakan acara perpisahan di salah satu villa. Kita semua tentu saja berangkat dan menikmati acara tersebut terlebih tidak ada guru yang ikut. Di acara tersebut, aku kembali berbuat nekat, aku tidak membawa bra dan cd sama sekali, yang aku bawa mostly tank top, kemben, dan celana pendek. Ada juga beberapa pakaian semi formal, waktu berangkat aku memakai hem tanpa lengan dan celana pendek denim, sewaktu di bus, karena belum berangkat, aku melepas 2 kancing hem-ku karena gerah, disebelahku kedua temenku cewek. Karena 2 kancing dilepas, maka belahan dadaku terlihat lalu :

Cew 1 : Sil, kamu ndak pake bra ?
Cew 2 : iya kancing terbuka lho

Aku : iya ndak make aku, toh ya sudah banyak yang lihat, gerah nih
Cew 1 : wah gilak deh (sambil ketawa)
Cew 2 : wah ndak malu ta, Sil ?

Aku : endak udah biasa kan, hehehehe
Cew 1 dan Cew 2 : tertawa

Dari belakang ada temen cowok, lagi berdiri di belakangku, dia agak terkejut melihat susuku dari atas, lebih terkejut lagi mungkin karena penasaran make bra apa ndak. Temenku sebelah kasih kode ke aku, aku pun cuman tersenyum lalu ngeliat ke cowok itu sambil senyum, dia pun jadi salting.

Di villa, banyak hal yang kita lakukan, permainan kartu, ada billiard, ada renang, basket dan sebagainya. Aku diajak renang oleh beberapa cowok, disitu ada ceweknya juga, aku pun enjoy saja untuk ikut, pakaian renang ? nope, aku make tank top warna pink dan celana pendek, ketika masuk air, putingku tembus pandang, cowok-cowok pada berbisik-bisik, aku pun cuek, temen cewek-ku yang lain kembali ingetin, jawabanku sama, “toh sudah banyak yang lihat”. Mereka sampai geleng-geleng tapi tidak menjauhiku sedikit pun. Ketika main billiard pun, susuku juga terlihat ketika mau menyodok dan menjadi santapan tersendiri buat cowok-cowok yang main. Banyak cowok mendekat ke aku, terutama karena pacarku tidak ikut, beda kelas. Hari kedua aku kembali diajak renang, kali ini aku make kemben dan celana pendek, sama halnya dengan tank top, ketika terkena air langsung putingku ngecap dan sering melorot ketika bercanda di kolam, hampir saja melorot semua. Ketika naik, kemben ini sempat melorot satu sisi, namun yang melihat hanya 2 cowok saja, reaksinya mereka terkaget-kaget.

Ketika kembali ke kota dan bertemu pacarku, kembali pacarku memainkan putingku dan vaginaku, pacarku meminta aku mencukur polos bulu vaginaku dan membuatku menjadi lebih bergairah.

Tiba saatnya aku masuk kuliah, aku berbeda kampus dengan pacarku, ketika berkuliah, aku semakin menggila, pada saat ospek, aku masih memakai bra dan cd, bra yang kebesaran tentu saja, namun saat kuliah, aku ingin setiap orang tau kalo aku ndak make bra. Awal-awal kuliah, aku masih seperti SMA, pake bra yang kebesaran, hem ketat agar susuku terlihat dari celah kancing, atau yang kerahnya lebar, lalu beralih ke tank top dan kemben yang dilapisi dengan cardigan. Setelah itu tidak lama bergeser tanpa bra dan juga tanpa cd. Terkadang ketika memakai hem warna gelap, aku tidak melapisi dengan cardigan, jika memakai tank top atau kemben aku pasti melapisi dengan cardigan tapi seringkali dari atas susuku juga tetap terlihat. Kalau di kantin, biasanya cardigan aku lepas, sehingga terkadang susuku terlihat samar-samar atau putingku terlihat ngecap. Beberapa temen-temen baru mengingatkan, jawabanku, “gerah”., “ah biarin rejeki yang liat”. Dan mereka pun geleng-geleng, salutnya temen sekolah dan temen kuliah sama-sama ngejaga, ndak ada yang kurang ajar. Perilaku ini membuat pacarku sering menegur dan marah, finally we are broke up. Ya lebih bebas melakukan apa saja yang kuinginkan.

Ada cowok kakak kelas, mendekatiku, intinya ndak beda juga, pedekate, jadian, lalu kasi tau kalo susunya sering nongol, minta jatah melihat lebih, meraba-raba, mengulum dan terakhir minta ML. Aku siap bugil, dijamah olehnya tapi ML, aku belum sreg, jadi aku tolak. Yap, sampai hari ini aku masih virgin alias perawan. Pacarku yang pertama tidak pernah minta ML. Dengan pacar kedua, aku belajar mengoral burungnya dan meminum sperma, suka ? iya aku suka. Finally aku putus lagi dengannya, hanya bertahan 2 bulan saja, karena apa ? dia mengekang aku, dan aku tidak bisa dikekang begitu. Sekarang aku sendirian dan lebih nyaman, kenapa ? aku bebas akan segala sesuatunya, rutinitasku masih sama, no bra dan no cd ketika keluar kemanapun itu kecuali mens pake cd. Tambah nekat ? iya tambah nekat, pernah aku menyirami tanaman tanpa memakai bawahan karena aku habis menggosok vaginaku, sensasinya membuatku ingin menggosoknya lagi.

Akhir-akhir ini setelah membaca serita Ko Henry, dkk, aku menyadari bahwa aku pengen eksib lebih lagi, terutama karena pandemi ini, aku ndak pernah ketemuan sama temen-temen kuliah, meskipun rutinitas masih terus jalan. Aku pengen lebih lagi, seperti Ce Fenty, Mbak Almira, Ce Felicia dan Ce Diana kakak kelasku. Aku juga jadi lebih paham kenapa ketika eksib gairah tak terbendung yang ujung-ujungnya aku ber-swalayan sedangkan cece semua bisa ML. Ce Diana semalam juga memberi banyak inspirasi, dan aku berpikir, habis eksib lalu ML, pasti rasanya semakin membuatku ingin dan ingin lagi lebih nekat seperti kata Ce Diana.

Setelah semalam ngobrol dengan Ko Henry, dan terutama Ce Diana, pagi ini aku meluncur ke kota mereka untuk bergabung sebentar, cocok atau tidak, ya dijalanin, tapi dari cerita Ce Diana, aku optimis cocok, temen-temen juga baik-baik dan ramah-ramah. Apakah aku akan ML dengan Ko Henry, ya diliat saja, kalo nyaman, ndak ada salahnya, agar actionku pas komplit. Aku sulit menahan gairah ketika selesai eksib. Ce Diana sudah berunding dengan temen-temennya, dan tidak keberatan aku bergabung sebentar merasakan sensasi yang lebih, bahkan kalo sampai ML pun, aku diperbolehkan dengan syarat tanpa kondom, minum obat anti hamil agar ML lebih nyaman. Aku sudah bertemu dengan mereka sejak pagi, aku membawa mobil hanya memakai tank top putih tanpa bra dan celana pendek tanpa cd. Kesini, aku tidak membawa bra dan cd sama sekali, dan ketika masuk ke rumah Ce Fenty, aku sudah melihat kenyamanan, dan bergabung bugil bersama mereka. Aku juga sudah melihat dan memegang burung Ko Henry yang di deskripsikan sama Ce Marina di forum, waow, menakjubkan dan beda sekali dengan burung kedua mantanku. Ko Henry juga sudah meraba-raba tubuhku, aku yang memang minta di-inspeksi. Hehehe… Jilatan Ko Henry juga beda banget sama kedua mantanku. Aku juga melihat secara langsung Mbak Almira dan Ce Felicia ML dengan Ko Henry, burungnya memenuhi vagina mereka dan Ko Henry mengeluarkan spermanya di vagina Ce Felicia, terlihat sampai meleleh keluar. Ce Diana bilang, kalo ndak nyaman, mundur aja gpp, ndak mau ML, ndak apa-apa, tapi kalo Ko Henry pengen pegang kamu, baiknya ikuti aja sebagai ganti Ko Henry jagain kita. Keberatan ? tidak sama sekali… Hehehe… This is true story ya...

Dear gaes, I’m ready to action more and more again.
accidentially nipple slip that become a way beeing Exhibitionist Girl
 
Update Tipis – Nugas Eksib atau Tugas Eksib

Setelah 10 hari full bersama Ko Henry dan temen-temen lain, akhirnya aku kembali beraktifitas sendiri, janjiannya sih, 2 minggu lagi kita akan saling mengunjungi, buat apa ? eksib bareng donks. Pengalaman eksib bersama mereka semakin men-solid-kan diriku untuk terus eksib lebih dan lebih lagi. Memang bersama mereka membawa ketenangan batin tersendiri sehingga eksib yang dilakukan lebih berani, menantang dan tentu saja menghasilkan sensasi-nya WoW.

Pagi ini, aku kembali aktif di perkuliahan online, bosan berada di rumah, aku pergi ke sebuah mall untuk nongkrong di salah satu kedai kopi sambil berkuliah via media online. Aturan sewaktu berkuliah online wajib untuk menyalakan camera dengan pakaian kemeja, aku pun memakai terusan kemeja yang aku bawa dari tempat Ce Viona, dkk, beberapa pakaianku juga dibawa oleh Ce Viona, dkk barangkali cocok untuk dipakai eksib. Terusan kemeja tanpa lengan warna biru muda bercorak garis, panjangnya di sekitar pantatku, terdapat belahan di samping kiri dan kanan.

Setibanya di mall, aku sengaja melepas 2 kancing atas dan 1 kancing bawah, lalu menggantungkan tas ransel yang berisi laptop di pundak lalu berjalan menuju salah satu kedai kopi. Karena mall baru buka, suasana masih lenggang namun dandananku cukup membuat orang menoleh, samar-samar putingku juga terlihat nerawang dari pakaianku. Aku memesan kopi favoritku lalu duduk di bagian samping kedai yang berbatasan dengan kaca sehingga aku dapat melihat pengunjung berlalu-lalang, begitu pula dengan mereka dapat melihat keadaan di dalam kedai.

Kelas online pun dimulai, dosen mengabsen satu per satu dari kita, aku pun duduk tegak dan rapi, tetapi sejujurnya disini aku lupa mengancingkan kedua kancing kemeja-ku, ditambah rasa semriwing di bagian bawah tubuhku, karena dengan posisi duduk saat ini, terusan kemeja yang aku pakai jadi sedikit tertarik keatas. Saat dosen mulai ngoceh, aku sedikit menaikkan layar laptopku sehingga hanya nampak wajahku saja sembari duduk bersandar miring di kaca, memperhatikan tayangan slide materi. Dengan poseku seperti ini, pengunjung dari luar kedai yang melewati kaca dapat melihat susuku dari samping dan pengunjung kedai yang berada di seberang tempat duduk-ku samar-samar dapat melihat vaginaku. Hal ini membuat aku kurang berkonsentrasi, blas ndak ada materi perkuliahan yang kupahami, karena aku merasa makin banyak orang yang memperhatikanku dari balik kaca, dimana tujuannya jelas memperhatikan susuku yang mengintip, yang tentu saja akibatnya makin banyak cairan di vagina meleleh. Terkadang aku dengan sengaja mengangkangkan kakiku perlahan-lahan lalu menutupnya kembali, bikin penasaran yang melihatku dari seberang tempatku duduk.

Di akhir perkuliahan, dosen memberikan tugas kelompok berupa presentasi dan mock-up sebuah karya. Aku sekelompok bersama dengan kedua temanku, satu cowok namanya Hizkia dan satu cewek namanya Yulia. Setelah berunding, Yulia bagian support dana dan presentasi karena kebetulan dia ada shift kerja sehingga tidak dapat membantu pengerjaan, Hizkia bagian membelikan bahan untuk mock-up karya dan bahan presentasi sedangkan aku yang membuat mock-up karya. Deal-nya, agak sore nanti Hizkia akan datang ke rumah mengerjakan tugas ini. Aku pun beranjak pulang untuk persiapan. Sedari tadi menahan horny, di dalam mobil aku membuka semua kancing kemeja lalu meremas-remas serta memlintir putingku sembari mengemudi dan sesampainya di rumah, aku segera melepas pakaianku lalu melakukan masturbasi, menggosok-gosok klitorisku sampai mencapai orgasme lalu tertidur dalam keadaan bugil di ruang tamu.

1 jam kemudian, aku terbangun karena dering ponsel, Hizkia yang menelfon mengatakan bahwa dia telah selesai membeli bahan-bahan mock-up dan sedang otewe ke rumahku, Hizkia memintaku share location rumahku. Aku pun bangun dan membersihkan diri ala kadarnya, lalu sembari mengaca, aku memakai push up bra warna pink muda yang berukuran 38C dan CD berwarna putih transparan lalu memakai kemeja yang tadi kugunakan sewaktu kuliah online di mall. Aku memutuskan 2 kancing teratas dan 1 kancing terbawah tidak aku kancingkan. Bra yang aku pakai nampak kebesaran, sekalian saja kulonggarin tali bra ini, dari celah baju nampak dengan jelas bra ini.

Ketika membuka pintu pagar, Hizkia terlihat agak kaget karena melihat kemeja yang tidak kukancing sehingga nampak bra yang aku pakai, aku mempersilahkan Hizkia masuk ke ruang tamu. Supaya nyaman, kita duduk di lantai, Hizkia berada di hadapanku mengeluarkan laptopnya dan dengan beralaskan meja ruang tamu, Hizkia mulai mengerjakan slide presentasi. Aku yang berada di seberangnya, duduk bersila, segera mengerjakan tahapan-tahapan mock-up yang mengharuskan aku untuk sering menunduk. Dari poseku ini, aku menyadari sepenuhnya, Hizkia mencuri pandang melihat ke arah dadaku, tentu saja untuk melihat susuku, paha mulusku juga terpampang dengan lega untuk dipandangi, dan samar-samar dapat melihat CD-ku. Tidak cukup sampai disitu, aku beralih mengangkangkan kakiku, selangkanganku masih tertutupi kemeja. Lalu aku mengibas-ngibaskan kemejaku sambil berkata :

Aku : Hiz, gerah banget ya cuaca ini
Hizkia : iya nih, Sil. Panas banget. Eh minta minum donk yang dingin-dingin

Aku : oh iya sorry belum aku ambilin minum, bentar deh aku ambilin

Aku beranjak masuk ke dalam rumah, lalu sebelum mengambilkan minum, aku berganti pakaian, CD aku lepas, aku memakai celana pendek yang mini sekali, longgar di bagian paha sehingga dari celah-celah ini, vaginaku dapat mengintip, lalu untuk atasannya, aku melepas kedua tali bra yang kupakai, lalu memakai kaos tanpa lengan warna putih transparan yang kebetulan belahan dadanya lumayan rendah, lebih rendah sedikit ketimbang bra yang aku pakai sehingga bra aku nampak, panjang kaos ini pas di pusar. Ke ruang tamu sambil membawa minuman dingin, aku menunduk di depan Hizkia lalu beralih ke sampingnya melihat kerjaannya yang terlihat blank, mungkin keasyikan melihat susuku.

Aku : Hiz, warnanya ndak cocok deh, coba diganti warna Beige saja, lalu combine dengan solid gray
Hizkia : -dengan gugup- eh iya Sil, oke, begini ya ?

Sambil mengganti warna background slide presentasi beserta hurufnya, aku yang disamping Hizkia bertumpu di meja ruang tamu, bisa melihat mata Hizkia curi-curi pandang ke arah susuku, terlebih tali kaos tanpa lengan pas melorot sebentar lalu aku betulin. Setelahnya aku kembali duduk di seberang Hizkia, melanjutkan kerjaan mock-up, poseku duduk dengan mengangkang, 1 kaki aku tekuk sehingga dari samping aku dapat merasakan vaginaku ter-ekspose disamping susuku tentu saja. Aku perhatikan Hizkia masih memperhatikanku, lalu ada dering telfon dari ponsel Hizkia, sekilas aku dengar Hizkia sedang berbicara dengan orang tuanya di teras rumahku. Keusilanku belum berkurang, malah tertantang lebih lagi, aku turunin bra aku sedikit sehingga putingku lebih nampak lagi, dan celana pendek yang aku pakai agak aku turunkan sehingga ketika aku menunduk mengerjakan mock-up, belahan pantatku turut terlihat.

Hizkia masuk lalu duduk di sampingku melihat aku mengerjakan mock-up. Dengan posisi yang dekat, dari sisi Hizkia, dia dapat melihat dengan jelas susuku dan jackpot, vaginaku juga terlihat dengan jelas dari celah celana pendek yang kupakai. Aku melihat Hizkia gelisah, lalu bertanya :

Hizkia : Sil, bahannya kurang ndak ?
Aku : keknya endak deh, cukup kok

Hizkia : oh oke, untung dah

Aku melihat Hizkia menikmati susu dan vaginaku yang membuat vaginaku kembali basah, terlebih kaosku sempat melorot ke bawah pas di sisi Hizkia duduk, aku membiarkan sesaat baru aku betulkan kembali. Lalu aku bertanya ke Hizkia :

Aku : Hiz, presentasinya gimana ? sudah kelar kah ?
Hizkia : -dengan gugup- eh iya aku lanjutin deh, aku pikir tadi kamu butuh bantuan di mock-up

Aku : oh masih bisa kok akunya
Hizkia : oke deh

Aku lihat Hizkia berdiri pindah ke tempat asalnya dengan celana menggembung, kayaknya lagi berdiri tuh burungnya, lalu lanjut mengerjakan materi presentasi. Masih kelihatan gelisah, lalu bertanya lagi ke aku :

Hizkia : Sil, aku numpang ke kamar mandi donk
Aku : oh oke, sini aku anterin

Aku mengantarkan sampai ke depan pintu. Iseng dengan kondisi Hizkia, aku mengambil kursi dan perlahan aku taruh di bagian samping kamar mandi yang memang ada jendelanya. Yes, aku mengintip Hizkia, aku lihat Hizkia sudah melepas celana dan dalemannya, lalu mengocok burungnya. Yes, Hizkia coli di kamar mandiku sambil mendesah atau mengerang sampai akhirnya crott-lah spermanya. Burungnya similar dengan burung kedua mantanku, jauh dari burungnya Ko Henry. Ketika dia membersihkan burungnya, aku segera kembali ke ruang tamu dan melanjutkan garap mock-up. Tak lama Hizkia balik, lanjut garap materi presentasi sampai selesai dan pulang.

Setelah Hizkia pulang, aku menelanjangi diri sendiri, lalu aku kembali bermasturbasi, kali ini aku berusaha memasukkan sampai dengan 3 jariku ke dalam liang vagina sampai orgasme, rasanya nikmat sekali namun jauh lebih nikmat ditusuk dengan burungnya Ko Henry, andaikata ada Ko Henry disini, pasti aku langsung minta ditusuk.

Sorenya aku pamit kepada orang tua-ku, jika aku ingin menengok rumah kita yang lain, kebetulan sudah lama tidak dibersihkan dan disambangi plus aku pamit untuk menempati rumah tersebut beberapa hari, tentu saja orang tuaku mengijinkan. Rumah kedua ini berada di salah satu perumahan dan tidak berpagar namun pada bagian selain carport, masih ada tembok yang lumayan tinggi. Rumah ini di laintai 1 berisi ruang tamu, penyekat, ruang keluarga dan dapur, sedangkan di lantai 2 ada 1 kamar utama dan 2 kamar yang lebih kecil, plus balkon yang agak luas berupa cor yang berfungsi sebagai kanopi untuk carport. Aku segera berkemas, membawa pakaian ala kadarnya, tidak membawa daleman sama sekali. Aku berangkat dengan seragam kebesaranku, tank top dan celana pendek, kebetulan sempat bertemu dengan ceceku bersama cowoknya, sekalian saja kuinfokan rencanaku itu lalu cus menuju ke rumah kedua.

Sekitar 35 menit aku tiba di rumah kedua, benar saja, kondisi rumah sangat kotor. Aku membersihkan carport dan taman dari dedaunan kering, sesekali tali tank top-ku melorot yang hampir memperlihatkan susuku. Setelah carport dan taman bersih, aku memparkir mobilku di carport dan ganti membersihkan bagian dalam rumah. Aku melepas semua pakaian yang menempel di tubuhku dan mulai membersihkan seluruh bagian rumah, 2 jam kemudian selesailah semua. Rasa lapar menghinggapi tubuhku, aku pun memesan makanan via online, lalu muncullah ide, karena kondisi sudah gelap, aku menyalakan lampu sehingga dari luar bisa melihat bagian dalam rumah ini karena rumah ini tidak dilengkapi dengan korden, hanya kaca film saja. Rumahku jadi seperti aquarium dan bila aku bugil, dari luar dapat saja terlihat ditambah pintu kayu tidak aku tutup namun pintu kawat aku kunci. Rasanya dag dig dug sewaktu aku duduk di ruang tamu, mobil dan motor melintas yang mungkin sekilas melihatku membuat aku semakin horny dan pengen masturb.

Aku duduk di lantai, karena memang belum ada perabotnya, bersandar pada tembok penyekat ruang tamu dan ruang di dalamnya, mengangkangkan kali, dan mulai meremas-remas susuku, memlintir putingku, lalu aku meraba vaginaku, menggosok klitorisku, ugh rasanya nikmat sekali, apalagi ditambah dengan rasa dag dig dug pintu terbuka lampu menyala. Tiba-tiba, aku dikejutkan dengan suara “Permisi… “ yang dimana orang tersebut ada di carport, oh ternyata makananku datang, karena tanggung, aku pun cuek, lanjut terus mendesah sambil menggosok-gosok klitorisku, memasukkan jariku ke vaginaku sampai driver ojek online mendekat ke pintu kawat dan antara aku sadar dan tidak driver ojek online itu melihatku bugil sedang masturb. Tidak lama aku pun mencapai puncak kenikmatan, ketika aku mengintip, aku melihat driver ojek online sedang berada di depan pintu kawat melihatku, aku berpura-pura kaget, lalu masuk ke dalam rumah dan berteriak “Pak, makanannya digantung di pintu saja”. Lalu dijawab “baik mbak…”, driver ojek online itu meninggalkan rumahku, aku berjalan ke depan pintu mengambil makanan lalu kembali mengunci pintu kawat dan pintu kayu.

Ada rasa puas, masturb di depan driver ojek online itu. Setelah makan malam, mandi, aku pun tertidur di kamar dengan kasur yang berada di lantai dalam kondisi bugil. Keesokan paginya aku terbangun dan karena agak terlambat bangun aku langsung ikut kelas online masih dalam keadaan bugil. Kebetulan dosennya tua, tidak cerewet seperti yang lain, hanya camera on saja yang menjadi aturannya. Cukup kuarahkan ke wajahku, diabsen dan aman. Karena boring, temanku Irwan private chat ke aku, bilang minta tolong bikinkan mock-up, dia juga bilang kalo akan ditemeni Hizkia datang ke rumahku, semua bahan dari dia. Hhhmmm… pasti Hizkia ember bercerita kalo kemarin dia melihat susu dan vaginaku, no problem sih, aku mengiyakan dan dalam hati aku berpikir, I will give both of you a better show.

Aku share lokasi rumah keduaku, lalu 2 jam kemudian mereka berdua datang dengan menggunakan motor. Sebelumnya aku sudah prepare, aku memakai celana super pendek yang longgar di selangkangan, celana ini milik Ce Diana, aku turunin sampai di batas pantat bagian atas, jadi jalan aja dari belakang sedikit terlihat belahan pantatku, plus kaos tanpa lengan model V-Neck punya Ce Felicia, kaos ini belahan dada lumayan rendah bahkan hampir mencapai bagian bawah susu, lalu di bagian samping terdapat lubang yang lumayan pendek sampai di bawah susu. Sehingga, dari samping susu dan putingku dapat terlihat dengan jelas. Sebenernya mau make pakaian yang bagian samping terbuka sampai bawah tapi kok frontal amat.

Ketika mereka datang, duduk di ruang tamu, aku menyuguhkan minuman, karena memang belum ada kursi tamu, aku berlutut lalu membungkuk untuk meletakkan minuman yang kusuguhkan, first act, shows my breast clearly. Jelas mereka dapat melihat susuku, ngobrol sebentar, Irwan menjelaskan gambaran mock-up, lalu aku pun menyanggupi. Buat berjaga-jaga, aku mengajak mereka keluar ke teras dengan alasan gerah. Aku duduk membelakangi carport, mereka berdua di samping kiri dan kanan. Sepanjang aku membuat mock-up, kadang agak membungkuk karena harus menggunting bahan, membuat susuku terlihat dari samping baik itu dari celah kaosku di bagian dada atau di bagian pinggang, dan ketika aku mengangkangkan kaki, bergantian kaki kanan dan kaki kiri, mereka dapat melihat vaginaku dengan bebas, aku merasa basah sekali serta kupastikan mereka juga dapat melihat vaginaku basah. Aku menikmati momentum ini, ketika Hizkia dan Irwan sama-sama melihat susu dan vaginaku, tidak lupa orang yang lewat di depan rumah, bukan tidak mungkin dapat melihat pantatku yang aku rasakan hampir separo pantatku terlihat. Kurang lebih 2 jam an aku mengerjakan mock-up itu lalu ketika selesai mereka pun pulang.

Karena masih sekitar jam 4 sore, masih dengan memakai pakaian yang sama, aku mencuci mobilku yang berada di carport. Ketika melap bagian atas mobil, pakaianku menempel di mobil yang membuat putingku jadi sedikit nerawang. Aku melihat tetangga depan mengamatiku dari atas balkon, sengaja aku turunin sedikit celanaku dan berjongkok di depan mobil melap bagian lampu dan bemper. Seyakinnya aku tau, dia pasti dapat melihat separo dari pantatku yang memang sengaja celananya aku turunin sedikit lagi. Ketika aku melap bagian samping mobil, aku menghadap ke luar dan menunduk, entah dia dapat melihat susuku atau tidak, aku tidak mengetahuinya, yang pasti dia tetap menatapku sampai aku selesai mencuci mobil. Selesai mencuci mobil, aku pun masuk rumah menutup pintu dan segera melepas semua pakaianku, lanjut masturb dengan 3 jari sampai aku orgasme.

Malamnya aku kembali memesan makanan secara online, waktu driver ojek online datang, dia masuk dan mengetuk pintu kawatku. Dalam kondisi bugil, aku membuka pintu kayu, lalu pintu kawat, dan menerima makanan lalu segera menutup pintu kawat dan mengucapkan terima kasih. Posisi tubuhku separo berada di belakang pintu kayu tapi cukup membuat driver tersebut melongo karena melihat susuku sebelah kanan dengan jelas. Di tengah makan, ada WA dari Irwan :

Irwan : Sil, thanks ya udah dibantu bikinin mock-up
Aku : oh iya, sama-sama

Irwan : hasil karyamu oke punya
Aku : ah biasa aja

Irwan : lagi ngapain nih ?
Aku : lagi makan aja

Irwan : oh sori ganggu, lanjut deh makannya
Aku : no problem kok, sudah mau kelar juga

Irwan : eh Sil, nanya donk, tapi jangan ngambek yah
Aku : nanya apaan ?

Irwan : tadi kayaknya kamu ndak make daleman ya… sorry
Aku : -berpura gugup- eh iya, kamu kok tau ? keliatan ya ?

Irwan : iya keliatan, kamu kok berani banget
Aku : eh bukan gitu, aku cuman ngerasa gerah aja, makanya aku ajak ke teras biar isis

Irwan : oh gitu…
Aku : iya, jangan bilang sapa-sapa ya

Irwan : aku sih denger slentingan kalo dulu kamu ke kampus juga jarang make daleman
Aku : iya memang, gerah juga kan. Emang denger dari sapa ?

Irwan : ada beberapa temen cewek yang punya cowok, trus dia cerita ke cowoknya dan cowoknya sempat cerita ke kita

Aku : wah-wah, jangan disebarin yah
Irwan : iya, oke, kamu ati-ati kalo pas ga make daleman

Aku : iya siap
Irwan : kalo boleh koment, bodymu yahud, mantap

Aku : ah biasa aja lah. Bentar ya aku mau bersih-bersih
Irwan : oh okay, lanjut dah. Rahasia aman kok tapi kapan-kapan bantu lagi ya

Aku : okay. No problem. Thanks.

Sekian update tipis-tipis kali ini. Salam Eksib dan Terima kasih atas support serta dukungannya, semoga masih dapat berkarya.
make classmates horny
 
Repost dari https://www.semprot.com/threads/menemani-cewek-eksibisionis.1302680/page-182#post-1903824059

Update tipis-tipis
P.O.V. Fenty

Pagi menjelang siang, hari kedua bersama Silvi, kita berangkat dari apartemen Ko Henry ke salah satu mall. Siang ini, kita memakai outfit yang memudahkan setiap orang mengintip susu dan memek kita.

Silvi memakai terusan sabrina crop top, bagian dada berbentuk seperti push up bra yang memiliki 2 kancing, panjang terusan di bawah pantat sedikit, dengan model begini, susunya sering mengintip.

Ce Viona memakai kemben warna kuning yang panjangnya diatas pusar dipadukan dengan hotpants warna putih yang sexy. Putingnya terlihat nyeplak.

Felicia memakai sabrina pendek warna putih, under boob model strap (tali temali di dada), dipadukan dengan rok mini banget. Dengan outfit ini, putting Felicia sering terlihat dari under boob-nya.

Almira memakai terusan tank top dengan 2 tali di pundak, model V-Neck yang memperlihatkan belahan dadanya secara sempurna, panjangnya di bawah pantat.

Diana memakai terusan tank top warna putih, bahannya seperti kaos singlet, backless, dengan belahan dada yang lumayan rendah. Dari samping terlihat tonjolan susunya.

Aku sendiri memakai tank top denim model jumpsuit dengan 5 kancing di depan yang panjangnya diatas pusar, dipadukan dengan rok mini warna biru.

Kita tiba di mall bertepatan dengan mall buka, suasana-nya cenderung lengang, sudah ada beberapa pengunjung yang memperhatikan kita, selain petugas pada tenant mall. Kita berhenti di beberapa tempat seperti di tenant furniture, kita melihat meja, kursi dan tempat tidur. Mas-mas yang menjelaskan nampak berkeringat, kayaknya nervous lihat kita-kita yang sexy ini. Felicia mencoba duduk di salah satu kursi gaming yang ditawarkan, sekilas terlihat memeknya lalu dengan terlihat tidak sengaja, mengikat rambutnya dengan karet yang membuat susunya terlihat dengan jelas di hadapan mas-mas itu, ditambah Diana yang menunduk melihat bagian bawah kursi ini memperlihatkan susunya dengan gamblang.

Lanjut dari tenant furniture ke tenant kosmetik, lagi-lagi bertemu dengan penjaga cowok, Silvi dan Almira duduk di kursi seperti barstool tepat di depan etalase, lalu sedikit menunduk menunjuk salah satu pelembab, nah mas-mas yang menjelaskan, dapat melihat memek Silvi dan Almira yang terpampang jelas di depan etalase kaca, mas-mas itu terlihat senyum-senyum memperhatikan susu Silvi dan Almira yang juga terlihat di depan mata-nya. Karena kondisi yang sepi, iseng ce Viona menarik simpul tali tank top Almira sebelah kanan, yang membuat susunya terlihat sangat jelas di depan mas-mas itu, nampaknya mas-mas itu rada endel, sampai menutup mulutnya karena kaget melihat susu Almira.

Dari tenant kosmetik, kita makan di salah satu restoran yang ada di mall ini, kita duduk di kursi panjang, bagian belakang, kursinya cukup tinggi menutupi tubuh kita sampai pundak. Ketika memesan makanan, Ko Henry yang duduk di sebelahku, perlahan-lahan melepas kancing jumpsuit yang ada di bawah bahuku, membuat susuku nyaris terlihat oleh waiter saat itu. Ya seperti yang sudah-sudah, memang waiter dapat melihat susu kita dengan leluasa. Melihat sikon yang sepi, Ce Viona melepas hotpants-nya, bottomless ditutupi oleh meja, hal ini memancing aku dan Felicia melakukan hal yang sama dengan melepas rok mini kita. Nah kebetulan aku duduk di paling samping, bagian kanan tubuhku terlihat sehingga kalau ada yang aware maka dapat melihat dan menyadari jika aku bottomless termasuk waiter yang sayangnya waiter tidak aware jika aku bottomless.

Setelah selesai makan, kita berniat lanjut jalan, nah pas aku, Ce Viona, dan Felicia mau memakai bawahan kita, meja di samping kita terisi pengunjung. Ce Viona dan Felicia masih bisa memakai bawahan mereka karena tertutupi dengan teman-teman yang lain, aku yang susah, sementara waiter nampaknya memperhatikan ke areal bawah tubuhku karena dia berdiri di seberang aku duduk. Kita pun berdiam diri sejenak, lalu ketika waiter tersebut pergi, Silvi yang duduk di seberang tempat duduk-ku berdiri dan menutupi aku, segera saja aku memakai rok mini-ku kembali lalu meninggalkan restoran tersebut. Aku sempat berpapasan dengan waiter tersebut, aku melihat dia tersenyum sambil melihat ke bagian bawah tubuhku, nampaknya dia sadar kalau saat itu aku bottomless. Setelah dari resto kita masih mengelilingi mall, namun karena tidak ada hal yang menarik, kita memutuskan untuk meninggalkan mall.

Di basement parkir, sewaktu kita berjalan menuju mobil, kita bersenda gurau, Felicia menarik kancing jumpsuitku sebelah kiri sampai lepas, tidak bisa dikancingkan lagi. Begitu pula dengan Ko Henry yang menarik turun kemben Ce Viona sampai topless. Mendekati mobil, Diana dan Ce Viona menarik bersamaan tali tank top-nya Almira sehingga terjatuh dan full naked, Almira dengan tenang membungkuk, mengambil outfitnya tanpa memakainya kembali. Kebetulan mobil kita terparkir di dekat pilar besar, sebelum naik mobil, Almira berjongkok di bagian samping pintu tengah mobil lalu bermasturb, Silvi merasa tertantang, dia pun berjongkok membelakangi pilar, berseberangan dengan Almira atau tepat di samping pintu depan mobil ikut masturb. Lalu dari depan, Ko Henry menarik outfit Silvi keatas sehingga sama dengan Almira full naked.

Di tengah masturb, tiba-tiba mobil samping kita, berbunyi alaramnya tanda pintu terbuka, pengemudi masuk lalu menyalakan mesin dan meninggalkan lokasi. Secepat kilat, Silvi dan Almira berdiri, masuk ke dalam mobil. Mereka berdua belum sempat orgasme, namun dag dig dug karena kejadian ini, terlebih lagi, setelah mobil samping kita pergi, ada petugas parkir yang berjalan di seberang tempat parkir mobil itu. Wah lumayan dag dig dug, tapi membuat kita semakin horny. Silvi dan Almira melanjutkan masturb di mobil sampai orgasme. Waktu masih menunjukkan jam 14.00, kita berpikir mau kemana lagi saat ini, akhirnya kita berbelanja di salah satu supermarket yang cukup terkenal karena kualitas barangnya namun tidak seberapa padat. Nah karena Silvi merasa salah outfit, Silvi mengajak bertukar outfit dengan Felicia, nah di outfitku, kancing jumpsuitnya hilang ditarik temen-temen tadi, jadilah tidak terkancing. Ko Henry mengusulkan agar aku bertukar outfit dengan Diana, jadi kedua tali jumpsuitnya tidak dipasang sama sekali, hanya kancing depan saja sehingga berubah seperti kemben, kenapa bertukar dengan Diana, karena susu Diana paling besar sehingga bisa menahan outfit ini.

Di dalam supermarket, kita membeli beberapa barang-barang yang sebenarnya tidak begitu penting. Diana nekat melepas kancing nomor 2 sampai 4, hanya menyisakan kancing nomor 1 saja, susunya yang montok terlihat menggairahkan, aku dengan outfit Diana terlihat sedikit kebesaran yang menyebabkan susuku sering terlihat. Di tempat daging, ikan, ayam, aku menunduk untuk bertanya tentang daging ayam yang dipajang, susuku sudah pasti terlihat dengan jelas oleh petugas supermarket, terlebih karena menunduk agak turun, tali outfitku melorot memperlihatkan susuku secara jelas, lalu aku dengan santai dan tenang menaikkannya kembali. Silvia melonggarkan ikatan outfitnya, karena postur Silvia sedikit lebih besar dari Felicia, putting sebelah kiri terlihat samar-samar, outfitnya tidak dapat menutupi susunya dengan sempurna. Beda lagi dengan Ce Viona yang menurunkan kembennya sampai batas putingnya lalu terlihat bertanya sebuah produk kepada mas-mas yang menjaga, kita lihat dari samping, putting susunya mencuat keluar dari kemben, lalu mas-mas itu memberitau Ce Viona jika putingnya terlihat, dengan senyum Ce Viona membetulkan kembennya tanpa terlihat panik. Felicia dengan sabrina-nya melepas kedua kancingnya sehingga lebih memperlihatkan susunya, di rak sayur, Felicia menunduk untuk melihat-lihat sayur, di sebelahnya ada koko-koko, ndak seberapa ganteng sih, melotot melihat susu Felicia yang terpampang jelas dari samping. Melihat hal ini, Silvi berjalan menuju Felicia sambil mengikat rambut, kedua susunya terlihat jelas oleh koko-koko ini, sampai matanya tidak berkedip. Setelah membayar, kita meninggalkan supermarket ini.

Karena lokasi sudah dekat dengan apartemen Diana, kita mampir kesini untuk sekedar mandi, lalu mau lanjut jalan kembali. Di dalam apartemen Diana, Ce Viona menelanjangi Ko Henry, mengulum kontolnya sampai pada akhirnya mereka ngeseks dengan panasnya, maklum Ce Viona outfitnya tidak mendukung untuk action. 1 jam kita di apartemen Diana, sekitar Pk. 17.00 kita berangkat menuju sebuah coffee shop kekinian, beberapa dari kita tidak mengganti outfitnya kecuali Ce Viona, Felicia dan Silvi.

Ce Viona memakai terusan hem tanpa lengan, tidak ada kancingnya, hanya resleting saja mulai dari memeknya sampai ke bawah susu warna biru muda. Ce Viona tidak menutup resletingnya sama sekali, hanya memasukkan tangannya ke dalam kantong untuk menutup tubuhnya. Felicia memakai half tank top warna pink dipadukan dengan hotpants yang sangat mini, memperlihatkan sedikit belahan pantatnya. Silvi memakai tank top ketat warna putih, belahan dadanya hampir menunjukkan putingnya, panjang tank top ini sedikit diatas pusar dipadukan dengan rok mini banget.

Sesampainya di coffee shop, kita memesan makanan dan minuman, mata waiter tidak hentinya menatap kita karena susu kita terlihat dengan jelas. Ce Viona bahkan tidak menutup resletingnya, hanya mengatupkan outfitnya dari kantong samping kiri dan kanan. Kita duduk berkumpul dengan kursi barstool lagi, Ce Viona membiarkan outfitnya terbuka, jika ada orang lewat, Ce Viona menutup bagian dadanya agar tidak terlalu kentara.

Di seberang kita, ada cowok yang duduk dan memperhatikan kita. Matanya terlihat menatap laptop, tapi aslinya memperhatikan kita. Yang dia lihat adalah Silvi dan Almira, Ko Henry lalu menuliskan sesuatu di WAG kita. Ternyata, Ko Henry menyuruh Silvi untuk turun dari barstool dengan mengangkang, memperlihatkan memeknya, lalu berjalan ke toilet, dan kembali duduk bersama kita. Mata cowok itu terlihat memperhatikan memek Silvi, sewaktu Silvi kembali dari arah toilet, dia berpapasan dengan cowok itu dan terlihat kikuk. Kenapa ? karena Silvi menurunkan kedua tali tank top-nya dan memasukkan di bawah ketiak, saking rendahnya outfit Silvi, susu Silvi samar-samar terlihat dan seyakinnya, cowok itu melihat susu Silvi.

Selama kita nongkrong di coffee shop ini, cowok tersebut juga tidak meninggalkan tempat dan terus memperhatikan kita. Ce Viona ketika berjalan ke toilet, tidak mengatupkan outfitnya sehingga terlihat memeknya samar-samar. Ketika keluar dari toilet, cowok tersebut sedang mencuci tangan, Ce Viona berdiri di sampingnya lalu mencuci tangan sambil sedikit menunduk, dari pantulan kaca, cowok tersebut dapat melihat susu Ce Viona.

Puas di lokasi ini, kita lanjut ke mini market yang jaraknya sekitar 1 km dari coffee shop. Di dalam mini market Ce Viona tidak lagi mengatupkan outfitnya dan dibiarkan tergerai, bahkan di salah satu spot yang dirasa nyaman, Ce Viona menurunkan outfitnya sampai ke siku, memperlihatkan susunya. Silvi juga tidak memasang tali tank topnya, serta terlihat sedikit melorot menampakkan putingnya samar-samar. Pada saat membayar, mas-mas kasir memperhatikan susu Silvi dan Diana yang kebetulan bersebelahan, lalu kita duduk di samping mini market. Kebetulan mini market ini ada drive thru-nya dan kita berada di samping jalur drive thru. Pantes sepi karena ada fitur drive thru, kita duduk melingkar di situ. Ko Henry duduk diantara Silvi dan Ce Viona, lalu Ko Henry melorotkan outfit Ce Viona sebelah kanan sampai terlepas dari tangannya, Ce Viona separo topless, dari sisi kiri Ce Viona ada Felicia yang melakukan hal sama seperti Ko Henry, alhasil outfit Ce Viona hanya tergantung di bahu-nya saja.

Lalu Ko Henry meminta kita bottomless, Silvi, Felicia dan Diana melepas bawahan masing-masing sehingga bottomless, Almira juga menaikkan outfitnya ikutan bottomless. Tidak lama ada mobil lewat memesan beberapa barang via drive thru. Pandangan penumpang mobil bagian depan, cowok, koko-koko melihat ke arah Silvi dan Felicia. Mereka menyadari nampaknya bahwa Silvi dan Felicia bottomless, Ko Henry memberi kode agar semuanya tenang, tidak hanya itu, susu Silvi pun agaknya terlihat. Penumpang dan driver tersebut terlihat ngobrol sambil menunjuk ke arah kita, Almira berdiri dari kursinya dengan menunduk berusaha mengambil snack kacang dari seberang, tali outfitnya melorot memperlihatkan susunya dengan jelas, Almira tidak terlihat benerin tali outfitnya, malah menikmati susunya ditonton oleh 2 orang yang ada di dalam mobil, Terlihat mereka menunjuk-nunjuk ke susu Almira.

Tidak lama cuaca berubah, gerimis disusul hujan deras dan angin lumayan kencang. Putting kita mengeras karena dinginnya cuaca ini. Ko Henry meminta Almira untuk mengambil sesuatu dari mobil, karena hujan, Almira diminta untuk menutupi kepalanya menggunakan outfit yang dia pakai saat ini, Almira pun setuju, melepas outfitnya full naked, lalu menutupkan di kepala, berjalan ke mobil yang terparkir di bagian depan membuka mobil dan mengambil sesuatu. Dari dalam mas-mas melihat ke arah Almira namun karena hujan deras, mereka tidak begitu jelas melihat. Outfit Almira basah kuyup, sesampainya di meja, Almira memeras outfitnya lalu duduk full naked, menutupkan outfit basahnya ke tubuhnya.

Tidak terduga, salah satu mas-mas keluar membuang sampah, Ko Henry memanggil mas-mas itu dan memintanya untuk membersihkan meja kita. Mas-mas itu datang ke meja kita, memunguti bungkus makanan dan kulit kacang, sambil melihat ke arah kita, yang jelas mas-mas ini mestinya sadar jika Silvi, Diana bottomless karena mereka berdua juga tidak menyilangkan kakinya, dia juga bisa melihat susu mereka, dan dia harusnya juga tau kalo Ce Viona full naked. Setelah mas-mas itu pergi, Silvi berjalan dengan bottomless bersama Diana, ke counter drive thru dan membeli sesuatu, wow, mas-mas di drive thru ndak sadar kalo mereka bottomless, susu mereka juga samar-samar terlihat. Ketika mereka kembali, Ko Henry mengajak kita meninggalkan tempat. Silvi, Diana, Felicia, tidak memakai kembali bawahan mereka tetapi dipakai untuk menutupi kepala mereka dari air hujan, Ce Viona menarik outfitnya keatas melakukan hal yang sama. Hanya aku saja yang tidak melakukan seperti yang mereka lakukan, sedangkan Almira berjalan full naked karena outfitnya masih basah.

Kita balik ke rumahku, ketika sampai, aku melihat Silvi sedang mengulum putting susu Ko Henry sambil mengocok kontolnya, lalu beralih mengulum kontol tersebut sementara Felicia menyodorkan susunya sambil diremas-remas. Aku melihat Silvi menjilati telor Ko Henry sampai selangkangannya membuat Ko Henry melenguh keenakan, lanjut Felicia menduduki wajah Ko Henry minta memeknya dijilati. Aku, Almira, Diana, dan Ce Viona hanya masturb saja. Felicia pun orgasme karena memenya dijilati oleh Ko Henry, sementara Silvi menggenjot kontol Ko Henry sampai muncrat. Kita pun tertidur bersama sampai keesokan paginya.

Lama tidak update, kita update dari kisah soft dahulu, semoga cucok. Salam Semplot…
nice outfit for all of you
 
Repost dari https://www.semprot.com/threads/menemani-cewek-eksibisionis.1302680/page-183#post-1903833094

Update super tipis
P.O.V. Almira

Pagi menjelang siang ini, kita berangkat dengan 2 mobil ke kota Silvi, kenapa 2 mobil, supaya kita bisa kembali ke kota asal kita setelah adventure di kota Silvi. Mobil pertama disopiri Ko Henry dengan Ce Viona, aku dan Felicia, sementara di mobil Silvi, ada Diana, dan Fenty. Kita berangkat dari rumah Fenty, terdekat dengan akses pintu tol. Kira-kira 1,5 jam kita akan tiba di kota Silvi dan keseluruhan perjalanan ada di tol. Selama di perjalanan termasuk Silvi yang driving, kita full naked. Kawatir dengan gerbang tol ? Sekarang sudah memakai E-Toll, tanpa petugas.

Di perjalanan kita berhenti di rest area, ada coffee shop yang cukup terkenal buka disitu, rencananya sekalian brunch di lokasi tersebut. Outfit kita pagi menjelang siang ini, Ce Viona memakai terusan hem tanpa lengan, seperti biasa 2 kancing atas dan 1 kancing bawah tidak terpasang, Fenty memakai terusan tank top longgar, aku memakai kain pantai yang terikat di samping, Diana memakai half tank top under boob dengan rok mini, Felicia memakai tank top ketat dengan rok mini, dan Silvia memakai kemben ketat dengan rok mini. Kita memilih duduk di bagian belakang coffee shop yang dibuat outdoor, cuaca agak mendung membuat udara agak sejuk. Cukup banyak pasang mata mengamati kita karena putting Silvi dan Felicia nyeplak, ditambah warna putih outfit mereka membuat warna aerolanya samar-samar terlihat. Selain itu model hem Ce Viona yang masih ada belahannya di samping kiri dan kanan membuat pahanya terlihat sampai hampir pangkalnya, termasuk aku sih dengan kondisi hanya memakai kain pantai, pahaku sebelah kanan terlihat sampai pangkal paha karena kondisi duduk ini. Waiter senang mengamati keindahan tubuh kita, matanya jelalatan kemana-mana terutama ketika Diana mengikat tali rambutnya, susu dan putingnya terlihat meski sekilas oleh waiter dan pengunjung yang duduk di seberang kita. Kondisi memang tidak begitu padat karena hari ini masih hari efektif kerja, sehingga tidak padat seperti weekend.

Di tengah kita menghabiskan makanan, pengunjung di seberang kita meninggalkan tempat, sempat tersenyum ke aku ketika mata kita berpapasan, umumnya setelah ini, waiter akan datang membersihkan meja dan mengangkat gelas dan piring kotor. Ko Henry meminta aku untuk menurunkan ikatan kain pantai sampai mendekati putting susuku, begitu pula dengan Silvia, kembennya disuruh menurunkan sampai mendekati putting susunya. Hal ini membuat belahan susu kita semakin nampak, Ce Viona ndak mau ketinggalan, dia duduk bersandar sambil melepas kancing bawah 1 lagi sehingga praktis hemnya ada terkancing di kancing nomor 3 dan dengan duduk bersandar begini, susu dan memeknya terutama lebih terlihat jelas. Sesuai dugaan, waiter datang untuk membersihkan meja sebelah sambil mencuri pandang ke arah aku dan Ce Viona. Tepat di samping meja yang dibersihkan waiter itu, ada tong sampah kecil, aku pun berjalan ke tempat sampah itu lalu sedikit nungging untuk membuang sampah tissue, teman-teman melihat bahwa pandangan waiter mengarah ke aku terus.

Setelah waiter pergi, tidak lama ada 2 orang pengunjung yang datang dan menempati meja tersebut, sama dengan pengunjung pertama, pandangan mereka tetap mengarah ke kita. 10 menit kemudian, kita meninggalkan tempat, sebelum itu, Ce Viona dan Diana mengarah ke tong sampah kecil di sebelah meja seberang, Ce Viona menunduk untuk membuang tissue, mereka berdua dapat melihat susu Ce Viona dengan jelas, lalu di sebelah Ce Viona, Diana melepas ikatan rambut dan membuangnya di tempat sampah, membuat susunya juga terlihat oleh mereka berdua, lalu kita berjalan santai menuju mobil.

Sesampainya di kota Silvi, kita meluncur ke rumahnya, lebih tepat rumah keduanya. Rumah ini berada dalam kompleks perumahan one gate system yang sedang dibangun, terlihat tidak begitu padat namun untuk blok di tempat rumah Silvi berada ini sudah ada beberapa tetangga yang menempati. Rumah 2 lantai ini tidak memiliki pagar, di dalam rumah juga tidak ada perabotan, bahkan korden pun belum terpasang, yang ada hanya beberapa springbed, peralatan mandi, mesin cuci dan jemuran. Masuk ke dalam rumah ini kita langsung full naked seperti biasanya, termasuk Silvi lalu mengeksplore kondisi rumah, salah satunya balkon rumah yang terlihat nyaman dengan pemandangan pegunungan.

Setelah puas mengeksplore sambil membantu membersihkan kondisi rumah, kita bergantian mandi, ada 2 kamar mandi, 1 di lantai bawah, lainnya di lantai atas. Menjelang sore, setelah semua selesai mandi, kita diajak Silvi eksplore kota ini sekalian action. Kita percayakan Silvi memilih lokasi yang pas, tentu saja dengan menunjukkan dahulu ke Ko Henry, agar Ko Henry paham dari sisi safety seperti apa, teknologi Street View memudahkan semua itu. Akhirnya pilihannya jatuh ke salah satu café kekinian yang baru grand opening, untuk mall Silvi tidak recommend karena mall yang kecil dan cenderung sepi, namun Ko Henry malah berpikir sebaliknya memilih mall tersebut.

Akhirnya kita berangkat ke salah satu mall yang terletak di depan gate perumahahan, tidak terlalu besar tapi representatif, setelah mall ke café dan favourite place tetap mini market. Kita membawa beberapa outfit barangkali dibutuhkan, tapi yang dipakai duluan, Silvi dan Felicia memakai kain pantai, Silvi memang penasaran dengan outfit ini dan baru sempat mencoba untuk pertama kali ini, lalu Diana memakai kaos singlet agak longgar dipadukan dengan rok super mini. Aku memakai terusan tank top dengan 6 kancing di depan, 2 kancing atas dan 1 kancing bawah dilepas, yah ini favoritku. Fenty memakai terusan tank top yang terikat di leher, backless, bagian bawah ketiak cukup lebar, dan di belahan dadanya terdapat celah yang cukup lebar. Ce Viona memakai low cut tank top underboob yang jarang sekali Ce Viona memakai outfit ini dipadukan dengan rok mini.

Kita menuju mall terlebih dahulu, masuk mall, hanya sedikit tenant terkenal yang ada, setiap berpapasan dengan orang selalu melihat ke arah kita, kebanyakan ke arah susu kita. Silvi dan Felicia yang hanya memakai kain pantai terikat di bawah ketiak, disuruh Ko Henry untuk menurunkan sampai batas putingnya, lalu Ko Henry berbisik kepadaku, meminta untuk melepas lebih banyak kancing, tanpa pikir panjang aku melepas semua kancing yang ada, tetapi memasukkan kedua tanganku ke dalam kantong kiri dan kanan yang ada di pinggang. Naik eskalator, seyakinnya aku paham bahwa pantat kita terlihat dari bawah. Kita membeli cemilan, yang menjual 1 cowok dan 1 cewek berhijab, mereka terlihat sering curi-curi memperhatikan kita dan sewaktu aku membayar, pastilah aku mengeluarkan satu tanganku dari kantong yang membuat outfitku sedikit terbuka, memperlihatkan susuku bagian dalam, putingku tidak terlihat, mas-mas itu ngeliatin terus sementara si mbak mengambilkan kembalian. Sempat bersandar di sandaran kaca lantai 2 sembari makan snack lalu meninggalkan mall ini.

Tujuan kedua ke café kekinian, serba kuning, motif taman sehingga banyak dedaunan dan saat itu sudah sekitar Pk. 19.00. Sebelum turun Ko Henry sempat bertanya apakah ada yang mau mengganti outfit, kita sepakat belum ada yang mau mengganti, lalu Ko Henry bertanya, apakah boleh memodifikasi outfit yang dipakai saat ini, tentu saja kita tidak keberatan. Apa yang dilakukan oleh Ko Henry ? Memotong model segitiga di bagian bawah underboob tank top Ce Viona memutar seluruhnya, membuat samar-samar putting dan piercingnya terlihat, lalu di bagian tengah depan, dipotong segitiga terbalik sehingga bermodelkan V-Neck, hal yang sama dilakukan ke outfit Diana yang membuat susunya lebih terekspose, bagian kain yang menutup kedua susunya jadi terbuka ke kiri dan kanan, sexy banget, ditambah rok mini yang dipakai Diana menggunakan kancing di depan sebanyak 3 buah, kancing nomor 2 digunting sehingga kalau duduk terlihat menggembung. Terhadap outfitku, semua kancing yang ada digunting, jadi tidak ada kancing sama sekali, dan terakhir di kain pantai yang dipakai oleh Felicia dan Silvi, dipotong sedikit, bagian atas dan bawah dibuat model rumbai-rumbai, lalu Ko Henry minta diikat di depan salah satu susu mereka, sehingga bila aware, putting susu mereka terkadang terlihat dan panjang outfit mereka pas di pantat. Hanya outfit Fenty saja yang tidak diapa-apakan karena bingung mau diapain.

Kita masuk ke dalam café, memilih menu melalui tablet yang telah disediakan sambil di dampingi oleh waiter perempuan yang menjelaskan tentang menu makanan, Ko Henry membayar-nya lalu kita memilih tempat outdoor yang letaknya di bagian samping café berbatasan dengan perempatan jalan, suasana sepi ditambah gerimis yang tidak terlalu deras membuat hawa dingin menerpa kita, efeknya ? putting mengeras dan semakin horny, hahaha… Ketika duduk, aku membiarkan outfitku terbuka, merasakan dinginnya udara kota ini, Diana yang di sebelahku, melepas kancing nomer 3 rok-nya yang membuat bagian bawah tubuhnya semakin terbuka, Felicia melepas kain pantainya, lalu mengikatkan di bagian depan lehernya menutupi bahu dan badan bagian belakang, otomatis bagian depan tubuhnya hanya tertutup sedikit kain pantai itu.

Ketika dua orang waiter menyajikan makanan kita, aku yang di sebelah Diana menarik turun tali kaos singletnya sehingga susunya sebelah kanan terekspose dengan jelas, Diana terlihat freeze, tak bergerak dan membiarkan waiter tersebut melihat susunya, sama halnya dengan Felicia yang duduk bersandar membuat bagian depan tubuhnya terlihat samar-samar, memeknya tak terlihat karena tertutupi meja dan sebagian susunya tertutup kain pantai, tapi tidak membuat waiter tidak mencuri pandang karena bagian depan tubuh Felicia masih terlihat, setelah waiter tersebut pergi, kita tertawa terbahak-bahak.

Kita menikmati makan malam di café ini dengan kondisi outfit yang tidak dibenerin sama sekali, termasuk Diana yang susunya terlihat dengan jelas, setelah makan, Silvi meniru gaya Felicia dengan merubah kain pantainya sama seperti Felicia. Waiter kembali datang menawarkan dessert sambil mengambil piring kotor, Felicia dan Silvi kembali bersandar, kali ini tidak memegang kain pantainya yang membuat susu mereka agak terekspose, waiter pun terlihat kikuk namun tak dapat dipungkiri mereka menikmatinya. Sebelum meninggalkan café, kita ke toilet dahulu, yang mau ke toilet adalah Silvi, Diana, Aku dan Felicia, areal toilet ada di belakang café dan ada jalan di samping café untuk menuju ke toilet. Kita sama sekali tidak merubah cara mereka memakai outfit, termasuk Felicia dan Silvi, dari belakang separo pantat mereka terlihat, dari depan tubuh bagian depan terekspose. Toilet tidak membedakan mana cowok dan cewek, ada 4 toilet, 1 terpakai, artinya ada 1 diantara kita yang nunggu untuk bergantian, dan yang nunggu adalah Silvi. Ketika 1 toilet terpakai keluar ternyata seorang cowok, dan matanya terbelalak karena ketika cowok tersebut keluar, Silvi sedang menggaruk kepalanya yang membuat susunya jelas terlihat.

Setelah dari toilet, kita kembali ke Ko Henry, Ce Viona dan Fenty, lanjut ke mini market yang dipilih oleh Silvi. Lagi-lagi mini market yang dipilih, suasana-nya bagus banget, tenang dan menyenangkan. Fenty yang less action hari ini, berniat mengganti outfit, lalu ditawari oleh Silvi, apakah mau memakai kain pantai yang dikenakan sekarang ini, Fenty setuju, sebagai gantinya Silvi memakai kaos singlet putih yang panjangnya pas di pantatnya, karena ukurannya besar, kaos singlet ini terlihat kebesaran sehingga susunya sering terlihat. Kita yang lain memutuskan tidak mengganti outfit karena masih nyaman dengan kondisi ini.

Mini market ini terletak di pinggir jalan raya, waktu menunjukkan Pk. 21.00, keadaan sudah lebih sepi lagi. Sebelum turun dari mobil, Ko Henry kembali bertanya apakah diperbolehkan melakukan modifikasi dari outfit yang kita pakai saat ini. Tentu saja boleh, dan kita bingung, apalagi yang mau di modifikasi oleh Ko Henry. Ternyata, Ko Henry kembali memangkas sekian sentimeter kain pantai yang dipakai Felicia dan Fenty membuat semakin pendek, ketika dipakai akan lebih mepet ke putting mereka dan panjangnya ¾ dari pantat mereka. Kembali Ko Henry menggunting samping kiri dan kanan half tank top Ce Viona sehingga dari samping susu ce Viona dapat terlihat, tidak lupa bagian depan dipotong sehingga terlihat seperti bolero, sama halnya dengan tank top yang dipakai Diana yang digunting pada bagian samping kiri dan kanan secara keseluruhan plus bagian depan dipotong sampai bawah. Kaos singlet yang dipakai Silvi adalah yang terbanyak dilakukan modifikasi, bagian bawah dipotong sekian sentimeter sehingga lebih pendek lagi, bagian samping langsung digunting dari bawah sampai atas, baik sisi kiri maupun sisi kanan, bagian belakang dipotong model kotak sehingga seperti backless, bagian depan dibuat model V-Neck seperti tank top Diana awalnya, kaos singlet ini panjangnya di ¾ pantat Silvi, lalu dari bagian samping dapat terlihat susu Silvi Gantian hanya outfitku saja yang tidak dilakukan modifikasi karena bingung mau diapain.

Ketika masuk ke dalam mini market, kondisi di dalam ada 2 pengunjung, 3 orang karyawan mini market, 1 cewek, 2 cowok. Mereka terlihat memperhatikan kita semua khususnya ke Diana dan Silvi, yang dimana susunya paling banyak terekspose. Kita membeli beberapa makanan ringan meskipun sudah males makan, dan tentu saja minuman ringan. Di luar mini market, kita duduk melingkar dan berhadapan, yang berbeda mini market ini mejanya kotak, biasanya meja bulat, yang membuat bagian bawah tubuh kita tertutupi. Felicia dan Fenty merubah cara pakai kain pantai mereka dengan diikat di leher kembali, sementara bagian belakang kain pantainya ditutupkan di sandaran kursi bagian belakang sehingga outfit mereka sedikit tertarik ke belakang. Aku pun mengikuti jejak Felicia dan Fenty. Beda dengan Ce Viona dan Diana yang melepas bawahan mereka menjadi bottomless, kebetulan secara posisi mereka duduk di seberang Felicia dan Fenty. Silvi terlihat sedikit melongo melihat apa yang kita lakukan lalu Diana yang disampingnya menarik turun tali kaos singletnya sampai memperlihatkan susunya, Silvi pun tersadar dan tersenyum.

Selanjutnya ada pengunjung yang datang, yang parkir tepat di depan kita duduk, memang jaraknya agak jauh, ketika turun dia tidak bereaksi apa-apa, tetapi setelah membeli susu formula, naik sepeda motor, dia melihat ke arah kita khususnya ke Diana yang kebetulan karena terkena angin, susunya terlihat. Semakin malam, semakin sepi, kita mencoba untuk explore lagi, aku melepaskan outfitku dan membiarkan tergantung di sandaran kursi, begitu pula dengan Fenty dan Felicia, artinya kita bertiga full naked, Ce Viona dan Diana masih melihat situasi dan kondisi terlebih dahulu, hal ini membuat Silvi gerah, dia pengen seperti kita, lalu bertanya ke Ko Henry, apa yang bisa dia lakukan, Ko Henry bilang, kalau semua terserah Silvi mau ngapain, toh kondisinya memang enak. Akhirnya Silvi berjalan menuju mobil, lalu di dalam mobil Silvi menggunting outfitnya, kaos singlet sampai bawah sehingga sama dengan kita.

Sesampainya di kursi Silvi melepas outfitnya dan menggantungkan di sandaran kursi, ikut full naked. Kira-kira 15 menit-an kita full naked di luar, lalu kita melihat ke arah dalam, bahwa petugas mini market bersiap menutup mini market, kita pun kembali memakai outfit kita masing-masing dan berjalan menuju mobil untuk meninggalkan mini market. Tidak jauh dari mini market tersebut, ada mini market yang buka 24 jam, berbeda merk dari mini market pertama, karena belum puas, kita kembali berhenti di mini market tersebut, nah disini kita bertukar outfit, Silvi kembali memakai kain pantai bersama Diana, aku memakai outfit Diana, tank top dan rok mini yang kancingnya sudah dilepas 2, Felicia memakai outfitku, dan Ce Viona memakai outfit Silvi kaos singlet, Fenty memakai outfit Ce Viona half tank top underboob dengan rok mini. Karena potongan kain pantai makin pendek, Ko Henry menggunting bagian samping kain pantai sehingga ketika kita mengikat disebelah kiri, bagian kanan tubuh kita juga terlihat karena sudah digunting.

Yang lain berada di luar sementara Silvi dan aku masuk untuk sekedar basa-basi membeli sesuatu supaya bisa duduk di depan, di dalam mini market, Silvi bertemu teman kuliahnya, beda jurusan tapi seangkatan. Mereka sempat ngobrol dengan santainya, meskipun Silvi hanya memakai kain pantai, putingnya hampir telihat, begitu pula memek dan pantatnya. Temennya juga sempat melihat kearahku karena bagian tengah tubuhku terlihat, setelah ngobrol sebentar, temannya ke kasir lalu melambaikan tangan meninggalkan mini market. Silvi menyesal, karena outfitnya kurang terbuka.

Setelah membayar, kita kembali berkumpul di depan, Ce Viona sudah melepas kaos singlet, Fenty melepas rok mini, Felicia melepas terusan tank top-nya, Diana melepas kain pantai, alias mereka sudah full naked, bahkan Diana sudah mulai masturb disitu. Silvi bergabung full naked dan masturb, lalu aku melepas rok mini. Cuaca kembali hujan dan cukup deras namun jalanan sudah sepi, pelataran mini market terlihat mulai tergenang dan suasana menjadi lebih dingin lagi. Kita agak kedinginan, lalu memakai kembali outfit kita, Ko Henry memberi saran supaya kita membeli minuman hangat, nah masalahnya dompet ada di mobil dan uang yang aku dan Silvi bawa kurang. Akhirnya di tengah kedinginan, Ce Viona dan Silvi berlari ke mobil, masuk, mengambil uang lalu kembali keluar. Sudah pasti basah kuyup, kedinginan dan membuat tubuh mereka nyeplak semua, mereka tetap masuk ke dalam mini market, membeli minuman hangat, lalu ke kamar mandi untuk memeras outfit mereka dan memakainya kembali. Petugas mini market terlihat jelalatan melihat tubuh mereka, setelah membayar, mereka minta bantuan salah satu petugas mini market untuk membantu membawakan keluar ke meja kita, Fenty yang membelakangi arah datangnya mereka tidak sadar, ketika Fenty ngulet, menarik tangannya ke belakang, sehingga dadanya membusung, karena memakai half tank top underboob, susunya langsung terlihat dengan jelas bertepatan petugas itu datang. Terlihat kaget karena melihat susu Fenty secara langsung.

Setelah hujan lumayan reda, kita meninggalkan mini market tersebut, kain pantai yang di pakai oleh Silvi dan Diana ditinggal di kursi mini market, berjalan full naked masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil kita langsung full naked tanpa memasang AC sehingga terasa hangat. Diana yang membawa mobil, sementara Ko Henry ada di tengah bersama aku dan Silvi. Sesampainya di rumah Silvi, melihat sudah larut dan sepi, kita masuk ke dalam rumah dalam kondisi full naked, bahkan sisa pakaian masih di dalam mobil. Di ruang tengah, aku sudah tidak sabar, segera minta ditusuk oleh Ko Henry, aku memegang tembok dan disodok dengan doggy style sementara Silvi dan temen-temen lain bermasturb, saling mendesah, setelah aku orgasme, gantian Silvi minta ditusuk, sampai pada akhirnya Ko Henry muncrat di memek Silvi, terlhat sperma mengalir keluar dari memek Silvi, tidak sampai disitu, Fenty datang duduk di samping Ko Henry dan minta dijilati memeknya, Ko Henry menjilati memek Fenty sambil menusuk memeknya dengan jari sampai orgasme.

Lalu kita tertidur bersama full naked sampai esok hari, jam 8.30 kita baru melek, temen Silvi yang semalam bertemu di mini market, mau datang meminjam installer software yang digunakan untuk kuliah, kita pun mempersilahkan Silvi untuk menerima temen cowok itu. 30 menit kemudian cowok itu datang, dipikir hanya memberikan flash disk isi software tersebut, ternyata cowok itu sekalian minta installkan Silvi. Silvi menerima cowok itu dengan hanya memakai kaos singlet yang agak kedodoran sehingga belahan dadanya terlihat, samar-samar putingnya juga terlihat sementara panjang kaos singletnya pas di pantat. Silvi menerima temen cowoknya itu dengan duduk berdampingan lesehan di ruang tamu, kita di ruang keluarga mencoba mengintip dari sekat yang ada, Silvi begitu pede membantu menginstall software tersebut sementara cowok itu mengajak ngobrol sambil melihat susu Silvi yang terlihat dari celah kaos singlet, tiba-tiba baterei laptop cowok itu hampir habis, membuat Silvi berdiri, masuk ke dalam mengambil kabel olor lalu memasang di colokan yang berada di seberang tempat duduknya, karena colokan ada di bawah, membuat Silvi membungkuk, memeknya kayaknya terlihat meski dalam waktu singkat. 10 menit sesudahnya, Silvi selesai install, memberikan ke cowok tersebut lalu menyuruhnya pulang dengan alasan akan ada acara. Cowok tersebut pamit, Silvi mengantar sampai pintu saja dan menutupnya kembali. Di dalam kita bersorak karena keberanian Silvi action ke cowok itu, bukan hanya semalam tetapi barusan ini.

Demikian update super tipis kali ini, semoga bisa terus update dan para suhu cocok.
waow... great tits, great body, great vagina everywhere
 
Repost dari https://www.semprot.com/threads/menemani-cewek-eksibisionis.1302680/page-184

Update super duper tipis
P.O.V. Silvia

Masih berada di kota tempat tinggalku dan Ce Diana, pagi ini kita bangun pagi-pagi dan bersiap menuju beberapa pantai yang berjarak sekitar 1,5 jam dari kota. Aku mendengar kabar jika areal pantai ini berubah menjadi sangat sepi sejak pandemi berlangsung. Dengan mata yang masih mengantuk akibat eksib dan pertempuran semalam, kita tetap memaksakan diri untuk bangun dan bersiap diri.

Sekitar Pk. 06.30 kita berangkat dengan terlebih dahulu membeli Donat dan Kopi sebagai bekal makan pagi plus suplemen buat Ko Henry yang membawa mobil. Kita membawa beberapa pakaian dan perlengkapan mandi untuk berjaga-jaga. Kalau soal pakaian, jangan ditanya, tidak ada yang berbeda, Ce Viona dan Ce Fenty memakai half tank top underboob warna putih dan pink dengan rok mini yang super mini. Ce Diana memakai kemben kuning panjangnya se-pusar dengan hotpants yang sangat mini juga. Aku dan Almira memakai kain pantai yang lumayan pendek dengan berbagai corak, kan memang mau ke pantai, hehehe. Ce Felicia memakai kaos singlet putih dengan rok mini.

Di kedai donat, kita semua turun, mata karyawan kedai tersebut melotot ke arah kita, ada 2 cowok, 1 cewek, rata-rata susu kita terlihat dari balik pakaian kita, Ce Felicia langsung nunduk memilih donat, yang membuat susunya jelas terlihat oleh salah satu karyawan cowok, lanjut tepat di sebelah karyawan cowok tersebut, Ce Diana menunduk di samping Ce Felicia dan ketika kembali tegak, kembennya yang memang dibuat press dengan putingnya sedikit melorot sehingga putting susu Ce Diana terlihat dengan jelas, Ce Diana berpura-pura tidak sadar. Ce Viona dan Ce Fenty memilih minuman di depan kasir, ada cowok dan cewek, tali half tank top Ce Fenty melorot yang membuat susunya hampir terlihat, Ce Viona menoleh ke arah Ko Henry dengan posisi menyamping dari kasir, mengikat rambutnya yang membuat susunya kelihatan jelas dari samping oleh kasir.

Aku dan Almira hanya duduk di sofa depan kasir menunggu mereka selesai memilih, kita duduk agak mengangkang sehingga paha sampai vagina kita juga terlihat dengan mudah karena pendeknya kain pantai yang kita pakai. Setelah mereka semua memilih donat dan minuman termasuk aku dan Almira, kita duduk tepat di seberang kasir untuk memakan donat pesanan kita. Ketiga karyawan tersebut terus memperhatikan kita dimana Ce Diana juga tidak kunjung membetulkan kembennya sehingga putingnya masih terlihat dengan jelas.

Selesai makan, hanya sekitar 15-20 menit saja, kita langsung lanjut perjalanan, di dalam mobil kita full bugil, lumayan 1,5 jam perjalanan. Mendekati pantai, kita membuka kaca jendela mobil separo untuk menghirup udara yang segar. Jalanan yang sepi membuat orang yang berpapasan dengan mobil kita tidak menyadari kalau kita full bugil di dalam mobil.

Sesampainya di parkiran mobil, kondisi pantai bersih, udara sejuk, dan sama sekali tidak ada pengunjung dan penjaga satupun. Guest House di pinggir pantai-pun terlihat sepi, tidak ada tanda-tanda aktivitas sedikit pun. It’s like our private beach, wkwkwk…

Melihat sikon seperti ini, tanpa pikir panjang kita turun tanpa memakai pakaian sama sekali, 100% full bugil, kita duduk-duduk, ngangkang, nungging di pasir pantai, di batu karang, bermain air, berbasah ria tanpa mengkhawatirkan apapun juga. Tak terasa sudah 2 jam kita di pantai ini, kita membersihkan diri sejenak lalu meluncur ke pantai kedua yang berjarak sekitar 30 menit.

Di pantai kedua, sedikit ada tanda kehidupan, ada beberapa orang yang terlihat di pantai, kita turun memakai pakaian yang kita pakai tadi, karena angin yang lumayan keras, kain pantai yang aku dan Almira pakai tersingkap menunjukkan vagina kita, begitu pula dengan Ce Viona dan Ce Fenty yang memakai rok super mini. Karena jarak yang lumayan jauh dari beberapa orang yang berkumpul itu, Ce Felicia mengusulkan untuk kita kembali full bugil saja, kita setuju. Kita langsung bugil, dan meletakkan pakaian kita di pasir. Kita kembali bermain air dengan pose yang benar-benar free, ngangkang, nungging, dan lain sebagainya. Kita melihat dari kejauhan, beberapa orang itu menunjuk ke arah kita, memang terpaut lumayan jauh tapi rasanya mereka pasti dapat melihat kalau kita sedang bugil, cuek saja sih.

Tiba-tiba dari belakang ada tukang bakso yang entah datang darimana, orangnya agak tua, karena lapar, kita membeli bakso dan membeli dalam keadaan bugil, nampaknya orang ini juga tidak punya handphone untuk mengambil gambar, tukang bakso ini terlihat bingung tapi sekaligus happy karena dagangannya laku, dia tak henti-hentinya melihat ke susu kita semua, dan sewaktu memakan bakso yang dipesan, kita juga duduk di dekat tukang bakso ini sekalian mengawasi, aku kadang mengangkang, menunjukkan vaginaku, yang konsisten ngangkang terus adalah Almira dan Ce Viona, yang duduk di pasir dan mengangkangkan kakinya, vagina mereka terlihat jelas sekali.

Selesai makan bakso, kita pindah ke lokasi pantai ketiga yang jaraknya 10 menit dari pantai kedua, di pantai kedua ini suasana lebih indah, ombak juga lebih tenang, dan sepi. Kita kembali turun full bugil, dan kembali menikmati pantai yang tenang dan sejuk ini. Tiba-tiba entah darimana datangnya, ada 3 orang cowok kuliahan yang ada di dekat kita, mereka terlihat terkejut melihat kita bugil, lalu dengan lantangnya memanggil Ce Felicia, ternyata temen kuliah Ce Felicia seangkatan dan sekelas. Pada saat temannya memanggil, posisi Ce Felicia sedang mengangkang, setengah tidur dengan lutut setengah dilipat, dan saat itu juga Ce Felicia sedang membuka bibir vaginanya untuk menunjukkan clitorisnya yang agak membesar. Pada waktu yang sama, aku dan Diana sedang mengobok-ngobok vagina kita masing-masing yang jelas juga dilihat oleh mereka.

Ce Felicia agak terkejut, tapi dengan tenang menguasai keadaan, badannya yang basah dan sedikit berpasir membuat Ce Felicia tampak lebih sexy, dia berdiri dan menghampiri temannya itu, yang terakhir kita baru paham kalo temen kuliahnya cuman 1, yang 2 adalah temennya temen kuliah Ce Felicia ini. Ce Felicia terlihat tenang berbicara dengan temannya itu meskipun dalam kondisi full bugil, sekitar 10 menit mereka ngobrol, lalu Ce Felicia kembali ke kita dan mereka pergi agak menjauh. Kata Ce Felicia semua aman terkendali, kita pun lega sekaligus horny. Kita membersihkan diri, dan kembali masuk mobil, meninggalkan pantai.

Di perjalanan kembali ke kota, kita juga masih full bugil, kalo dihitung sejak pagi kita full bugil, dan hanya memakai pakaian sekitar 10 menit di pantai kedua, sedangkan sekarang ini sudah jam 17.00, jadi hampir seharian kita tidak memakai pakaian. Di dalam mobil, aku, Ce Felicia dan Ce Viona mendesah-desah dengan masturb yang super gimana gitu. Kita sampai kembali di kota tempat tinggal ini sekitar Pk. 19.00. Sedari pagi hanya diisi donat dan bakso membuat kita kelaparan namun badan juga lengket semua, akhirnya kita memutuskan untuk pulang ke rumah dulu baru keluar lagi untuk makan malam sementara perut diganjal dulu dengan snack yang ada.

Sekitar Pk. 21.30 kita baru berangkat keluar, dan yang dituju kalau sudah jam segini adalah fast food, karena sudah lelah namun nafsu untuk eksib yang tak terbendung, kita rela keluar kembali, pakaian pun juga tidak jauh berbeda, aku dan Ce Fenty pakai kaos singlet terusan, Ce Felicia pakai kain pantai, Ce Viona dan Almira terusan tank top, Ce Diana memakai tank top tapi terbuat dari bahan rajut sehingga samar-samar susunya terlihat dipadukan dengan celana pendek.

Sesampainya di restoran tersebut, kita memesan di kasir lalu kita memilih di balkon lantai 2 yang berbatasan dengan jalan raya. Di dalam ada pengunjung, sepasang cowok cewek, dan 2 orang koko-koko. Nah sewaktu kita duduk di balkon, beberapa lampu dimatikan karena jam 23.00 restoran ini akan tutup, dulu 24 jam sekarang tidak. Ce Felicia melepas kain pantai-nya, dia posisinya membelakangi jalan raya, Ce Diana yang di sampingnya melepas celana pendeknya, aku juga pengen, tapi aku dan Ce Fenty membelakangi pengunjung yang ada di dalam, akhirnya aku menurunkan kedua tali kaos singlet dan mengangkat bagian bawah, toh waktu duduk tetep keliatan kok vaginaku, begitu pula dengan Ce Fenty. Nah Almira dan Ce Viona yang posisinya sama menguntungkannya dengan Ce Felicia ikutan full bugil. Kita pun makan dengan lahap karena lapar, tidak lama kata Ce Felicia, pengunjung di dalam sudah pulang sedangkan kita baru saja menyelesaikan makan.

Kita bergantian mencuci tangan tanpa merubah pakaian yang ada, jadi aku dan Ce Fenty berjalan dengan kaos singlet di perut kita, Ce Felicia, Almira dan Ce Viona bugil, sedangkan Ce Diana bottomless. Yang pertama cuci tangan Ce Diana, lalu lanjut aku dan Ce Fenty, lanjut Ce Viona dan Ce Felicia. Bertepatan mereka cuci tangan, waiter naik untuk membersihkan meja kedua pengunjung tadi padahal Ce Viona dan Ce Felicia masih di kamar mandi, mereka yang melihat hal ini, tetep nunggu di kamar mandi, sedangkan kita yang di meja berusaha tidak bergerak karena takut kentara sama waiter tersebut.

Di luar dugaan, waiter tersebut mengarah ke kita, sekalian mau mengambil sisa makanan yang ada, Almira langsung mengambil kain pantai Ce Felicia dan menutup tubuhnya bagian depan, sedangkan aku dan Ce Fenty tak bisa bergerak, ketika waiter tersebut ada di sisiku untuk mengambil nampan kotor, dia sempat melihat susuku dan susu Ce Fenty, kita pun cuek, tetap tenang seperti Ce Felicia tadi siang. Waiter tersebut tak berbicara sepatah kata pun, hanya terdiam namun matanya mengarah ke susuku. Lalu Almira mengibaskan kain pantainya sambil berkata “Gerah ya…” lalu waiter tersebut kembali masuk ke dalam dan turun. Barulah Ce Viona dan Ce Felicia keluar dalam kondisi full bugil kembali ke meja. Terakhir Almira berjalan full bugil untuk mencuci tangan, dan sekembalinya Almira kita pun memakai pakaian kita dan turun untuk pulang.

Sesampainya di rumahku, kita langsung tertidur pulas, kelelahan karena aktivitas hari ini. Demikian update super tipis, semoga cocok.
hope the waiter didn't get heart attack
 
P.O.V. Silivia
Meet with new friends with little exhib

Sore itu aku mendapat DM dari seorang cewek yang mengaku melihat kita lagi nongki di salah satu mini market dan dengan detil plus benar memang melihat kita karena dapat memberikan deskripsi yang jelas. Namanya Sheryn, seorang cewek yang berusia 18 tahun, kuliah semester 2 di salah satu kampus yang ada di kota ini. Tinggi sekitar 160an dengan susu 36 B yang padat, tegak, mancung, dan putting yang tidak terlalu besar. Setelah DM, kita video call dari rumah masing-masing buat janjian meet up bareng, kita sama-sama excited dengan kondisi ini. Kira-kira begini rangkuman dari obrolan kita.

A : halo Sheryn
S : halo ce, nah benar kan ce, aku lihat cece kemarin malam

A : iya benar memang kita semalam nongki di situ
S : wah sexy amat ce pakaiannya tadi malam, aku pengen ce

A : nah kamu gimana lho, ayok nyoba bareng
S : ada rasa takut ce, kadang waktu kulian online, aku pake hem tapi ndak make bra dan bawahan

A : nah bagus, emang kamu mulai suka eksib kapan ?
S : baru-baru aja ce, karena sering di rumah, aku jarang make bra, akhirnya pas kuliah ya begitu

S : seringnya juga di kamar ce, aku suka bugil, dari dulu kalau tidur selalu bugil
A : nah sekarang lagi bugil juga ya ? kan keliatannya kayak di kamar ini

S : iya ce, hehehe… jadi malu
A : liat donk… --Sheryn berdiri memperlihatkan kalau lagi bugil--

A : aku juga bugil kok, ini di ruang tamu –aku berdiri memperlihatkan kalau sedang bugil--
S : wah mantap ce bodymu bagus

A : susumu bagus, semua pasti suka…
S : berat ce bawa kemana-mana, pegel kalo make bra

A : ya udah ndak usah make bra…
S : hahaha iya ce, ayok aku ajarin kayak kamu, temenin

A : ayok aja, besok meet up dimana, atau kamu ke rumahku aja, berangkat bareng
S : boleh ce, aku make apa ce

A : kamu bawa aja semua pakaian yang kamu berani make, tar kombinasi dengan pakaian kita
S : oke ce, besok siang aku ke kamu, kirimin alamatmu ya…

A : oke, ini alamatku

Jam 2 siang, Sheryn datang ke rumahku, ketika mengetuk pintu rumah, aku membukakan dengan kondisi bugil. Sheryn terlihat kaget, tidak lama tertawa melihat kondisiku yang tanpa canggung bugil di hadapannya, aku meminta Sheryn untuk bugil, Sheryn memakai hem dengan celana pendek, tanpa bra tetapi masih memakai CD. Ketika melepas CD, aku sempat sampaikan agar Sheryn mencukur bulu vagina-nya menjadi gundul seperti vaginaku, Sheryn pun mengiyakan, yang ternyata vagina Sheryn cukup tembem, Sheryn masih virgin.

Mencoba beberapa pakaian, akhirnya Sheryn menjatuhkan pilihan ke terusan off shoulder warna biru dengan sejumlah kancing di depan, aku menantangnya untuk tidak memakai bra dan cd, Sheryn berani karena sedang bersamaku. Aku memakai terusan tank top warna pink dengan belahan dada yang lumayan rendah. Kita juga membawa beberapa pakaian pengganti barangkali nanti kita membutuhkan.

Kita pergi ke sebuah coffee shop yang terletak di bagian samping sebuah mall, aku meminta Sheryn untuk membuka 1 kancing atas, Sheryn menurut, dengan kondisi ini membuat Sheryn menonjolkan belahan dadanya yang montok. Setelah mendapatkan pesanan minuman yang kita pesan, aku mengajak Sheryn ke bagian depan coffee shop ini, karena pendeknya pakaian yang kita pakai, paha kita terpampang dengan jelas, dan tentu saja vagina kita dapat merasakan semilir angin yang kebetulan cuaca sedang mendung. Dengan kondisi angin yang lumayan bertiup membuat tali tank topku melorot dan kubiarkan sampai ke siku, hal ini membuat susuku nyaris terlihat, Sheryn melihat kondisiku membuat dia semakin dag dig dug, lalu aku menyuruh Sheryn untuk melepas 1 kancing atas dan 2 kancing bawah. Wajah Sheryn semakin tegang, apalagi ketika waiter datang mengambil piring makan kita yang kotor. Dengan sengaja, aku menjatuhkan kunci mobil dan meminta Sheryn mengambilnya, membuat Sheryn memiringkan badannya mengambil kunci tersebut di samping waiter dimana dengan jelas waiter dapat melihat susu Sheryn yang montok. Sheryn tidak menyadari akan hal ini, dan ketika aku memberitahu hal ini, Sheryn terlihat kaget lalu menutup mulutnya. Wajah Sheryn terlihat tegang serta happy.

Setelah 2 jam berada di coffee shop, aku mengajak Sheryn berpindah ke salah satu depot untuk membeli masakan yang rencana-nya akan kita makan bersama di rumahku. Pandangan beberapa orang mengarah ke kita, kelihatan banget kalau mencuri-curi pandangan ke arah tubuh kita. Sebelum pulang ke rumah, kita mampir ke mini market untuk membeli minuman bersoda sebagai teman untuk makan malam. Aku menawarkan Sheryn untuk mencoba pakaian lain, begitu pula denganku. Aku berganti dengan kaos singlet dengan rok mini, sedangkan Sheryn berganti dengan half tank top dengan hotpants. Sheryn dengan memakai half tank top, bagian bawah susunya terlihat dan putingnya samar-samar terlihat karena warna putih dari pakaian ini. Kondisi mini market tidak padat, namun beberapa kali aku meminta Sheryn mengambil barang yang di bawah membuat dia menunduk, dan dari samping terlihatlah susunya yang montok. Beberapa orang sempat melihat susunya, tanpa Sheryn menyadari akan hal ini.

Sewaktu di dalam mini market, hujan turun dengan derasnya, aku mengajak Sheryn untuk menerjang hujan yang membuat pakaian kita basah kuyup, susu kita nyeplak dan susu Sheryn terlihat bulat menantang, bagus banget. Kita meluncur pulang ke rumahku, masuk ke dalam rumah masih dengan kondisi basah kuyup dan langsung bugil di dalam. Aku sedikit horny, langsung mengangkangkan kaki lalu bermasturb sampai orgasme. Sheryn hanya melihat sambil menggigit bibirnya, aku sempat mengajak masturb, tetapi Sheryn lebih melihatku saja.

Setelah membersihkan diri, makan dan minum, hujan pun reda tersisa rintik-rintik saja. Aku memesan minuman hangat lewat aplikasi ojek online, 40 menit kemudian ojek online tiba di rumah untuk mengantarkan minuman tersebut, aku meminta Sheryn membuka pintu dan mengambil minuman dengan memakai kaos singlet yang ada tanpa bawahan. Sheryn ragu, namun aku perjelas dengan kondisi tukang ojek di depan kita, maka dia tidak akan aware dengan bawahan kita. Sheryn menuruti apa yang kusampaikan dan benar adanya, meskipun terkejut melihat pakaian Sheryn, tukang ojek tersebut tidak menyadari jika Sheryn tidak memakai bawahan. Sheryn semakin dag dig dug, dan tidak lama dia pamit ke aku untuk masturb.

Demikian short story meet up pertama dengan Sheryn, setelah meet up ini, Sheryn terlihat lebih pede dan berani. Next story akan kuceritakan experience with Sheryn. Semoga para suhu cocok, cooling down dengan soft exhib ini. Hihihi…
new member, i want it too ya
 
Update Tipis2 yah…
More Challenging Exhib with a friend

Pagi ini memang aku minta Sheryn datang ke rumahku, karena aku tinggal sendirian disini, membuat kita lebih leluasa untuk eksib. Jam 06.30, Sheryn sudah sampai, aku membukakan pintu teras dalam kondisi 100% bugil. Sheryn datang hanya memakai terusan hem, lengan pendek tanpa daleman sama sekali, bra dan cd ditinggal di dalam mobil. Susunya yang menurutku besar, padat dan tegak, terlihat bergoncang. Aku minta Sheryn untuk bugil saja, toh semalam dia juga berniat untuk lebih berani lagi. Kita menata meja kecil yang akan digunakan untuk kelas online, kebetulan kita sama-sama ada kelas jam 08.00.

Karena lapar, kita memesan ojek online menu makanan cepat saji yang kebetulan restonya dekat dengan lokasi rumahku. Ketika muncul notifikasi bahwa makanan yang dipesan akan tiba, aku memberikan challenge kepada Sheryn untuk menerima makanan menggunakan terusan hem-nya tetapi hanya dikancing di bagian tengah. 3 kancing atas dan 2 kancing bawah tidak dikancingkan, Sheryn setuju, segera memakai hem sesuai yang aku saranin. Ketika driver ojek online sampai, bukannya menunggu di pintu teras, tetapi Sheryn langsung keluar menuju ke depan rumah untuk mengambil makanan hanya dengan kondisi pakaian seperti itu, sewaktu mengambil, ada motor penjual sayur lewat dan ikut melihat Sheryn dalam kondisi demikian. Terlihat tonjolan di tengah belahan susunya yang montok, vaginanya samar-samar terlihat karena tidak terkancing di bagian bawah. Sheryn melakukannya dengan sangat tenang dan santai. Masuk rumah, kembali bugil, lalu kita makan bersama dan aku pun lanjut mandi untuk persiapan kelas online.

Kita duduk di lantai, bersebelahan beralaskan karpet, bersiap untuk kelas online pagi ini. Kita sama-sama bugil meskipun on webcam, yang terlihat hanya wajah kita. Sheryn agak tegang dengan kondisi ini, aku bilang santai aja, kan cuman keliatan wajah, mereka ndak tau kalo kita bugil, hehehehe. 2 jam-an kita kelas online, jam 10.00 aku selesai, Sheryn selesai jam 10.15. Saat aku selesai, dengan sengaja aku berjalan di belakang Sheryn, kelas jadi sedikit heboh karena penampakan pinggang ke bawah tubuhku, hehehe…

Hari ini jadwal kita sama, hanya 1 mata kuliah jam 08.00-10.30, kita mau ke mall buat cari bahan tugas mata kuliah-ku sekalian makan siang. Aku tawarin Sheryn buat pake outfit yang ada di aku, ada beberapa outfit cece-cece yang ditinggal disini tapi Sheryn maunya pake outfitnya dia, terusan hem lengan pendek. Aku pake half tank top longgar, dengan tali temali di bagian tengah, belahan dada, dipadukan dengan rok mini, yang bagian samping kiri ada belahan yang cukup tinggi, hampir ke pinggang. Masuk mall, suasana lengang, aku minta Sheryn buat lepas 2 kancing atas dan 2 kancing bawah. Kita ke toko buku untuk mencari bahan-bahan yang kubutuhkan, tatapan mata beberapa penjaga toko, mengarah ke kita, beberapa kali aku menunduk, untuk mengambil dan melihat barang, susuku jelas terlihat, begitu pula Sheryn yang ketika menunduk, dari celah hem-nya yang tidak terkancing, susunya juga terlihat. Aku dengan sengaja berjongkok untuk memilih-milih bahan membuat hampir pahaku terlihat sampai pangkalnya, begitu juga dengan Sheryn ketika berjongkok, bagian vaginanya nyaris terlihat, karena dengan kancing yang dibuka, ketika berjongkok, hem-nya tersingkap ke kiri dan kanan. Beberapa petugas toko buku terlihat sliweran tidak jelas di depan kita.

Setelah mendapat bahan yang kubutuhkan, kita ke food court, ada 1 waiter cowok yang membantu kita memesan menu. Matanya terus bergantian melirik ke arah susuku dan susu Sheryn. Aku mengatakan ke Sheryn, kalo nyaman, coba lepas 1 kancing lagi, ternyata Sheryn melepas semua kancing yang tersisa, lalu mengusulkan ke aku untuk melepas beberapa tali yang ada di tengah dadaku, aku yang awalnya tidak terpikir, tentu langsung menyetujuinya dengan menyisakan 1 tali di bagian bawah, sehingga susuku lebih terlihat. Ketika mas-mas pelayan datang, matanya jelalatan ke arah susuku dan Sheryn.

Setelah selesai makan, kita meninggalkan mall, meluncur ke rumah salah satu teman kuliahku, tujuannya mengirimkan bahan-bahan tugas mata kuliah yang aku beli tadi. Di depan rumahnya aku menghubungi temenku, dia keluar, dan aku membuka kaca jendela di sisi Sheryn, waktu itu, Sheryn hanya memasang 1 kancing nomer 3 dari bawah yang membuat temenku terlihat kaget karena jelas-jelas susu Sheryn terlihat olehnya, lalu pahaku sebelah kiri juga terlihat sampai pangkal paha. Aku sempat memiringkan badanku ke kiri untuk berbicara ke temenku, yang membuat susuku terlihat. Setelahnya aku dan Sheryn berpamitan untuk pulang ke rumah dimana sesampainya di rumah kita langsung masturb bersama-sama lalu tertidur bersama-sama.

Ketika kita terbangun, waktu menunjukkan Pk. 17.15, 2 jam lebih kita tertidur. Sheryn mengajak aku untuk makan bareng, aku pun setuju tapi aku mengutarakan ke Sheryn kalo aku pingin lebih lagi waktu eksib. Di luar dugaan Sheryn juga setuju, dia juga kepingin lebih lagi karena yang dia rasakan selama ini membuat Sheryn makin penasaran untuk lebih dan lebih lagi. Sheryn memilih beberapa outfit yang ada lalu jatuh pada pilihan terusan tank top warna putih, bahannya seperti kaos singlet, panjangnya pas di pantat. Susu Sheryn dan putingnya terlihat ngecap serta samar-samar terlihat. Aku memakai terusan tank top yang panjangnya sedikit di bawah pantat, bagian depan menggunakan resleting tapi mentok sampai di bawah susu. Mulai di dalam rumah sampai di mobil, aku tidak menutupkan resleting, sewaktu mau turun, Sheryn menurunkan kedua tali tank topnya dan menyelipkan di bawah ketiak yang membuat belahan dadanya lebih terlihat montok karena outfit yang agak melorot sedangkan aku hanya menarik resleting ini sampai ke atas pusar saja.

Kita duduk di bagian luar pojok dengan kursi barstol, yap kita di cafe. Dengan posisi duduk ini, bagian vagina kita agak terlihat karena outfit yang sedikit ketarik, namun karena ketutupan meja jadi tidak kelihatan, hanya paha kita saja yang terlihat. Setelah selesai memesan, aku menurunkan seluruh resleting turun sehingga tubuhku lebih terbuka lagi, aku meminta Sheryn untuk menurunkan bagian atas outfitnya sampai ke batas putingnya, Sheryn terlihat sangat sexy. Ketika waiter mengantar makanan, matanya tidak lepas dari susuku dan susu Sheryn, terlebih dengan tidak sengaja outfit Sheryn sebelah kanan sedikit melorot di bawah putting sehingga putingnya sempat terlihat oleh waiter tersebut yang juga tidak mengetahui jika bagian bawah tubuh kita lebih terlihat. Pandangan pengunjung lain yang berada agak jauh dari kita seolah menelanjangi kita, membuat vagina kita kembali basah. Selesai makan dan membayar, kita meninggalkan cafe tersebut, aku menarik resleting outfitku sampai ke batas pusar lalu berjalan menuju mobil, tatapan mata orang yang berpapasan dengan kita membuat vagina kita lebih basah lagi.

Setelah dari cafe, Sheryn mengajak ke salah satu counter gelato yang ada di bagian depan salah satu supermarket, aku pun setuju. Pandangan mas-mas penjaga counter dan ada 1 cowok di samping kita terus memperhatikan kita, pandangan mereka ke susu kita, setelah membayar, kita kembali ke mobil untuk memakan gelato ini karena memang di stand gelato tidak ada meja kursi. Sesudahnya kita kembali ke rumahku, lalu Sheryn pamit untuk pulang ke rumahnya. Sebelum pulang, aku menawarkan, bagaimana kalo weekend ini, ikut aku ke kota sebelah, ketemu cece-cece dan Ko Henry. Sheryn pun mengiyakan selama cece-cece dan ko Henry setuju lalu orang tuanya juga mengijinkan.

Keesokan harinya, jam 6 pagi Sheryn sudah di rumahku, pagi ini Sheryn memakai tank top longgar dan hotpants, tanpa daleman. Karena masih pagi, aku mengajak Sheryn jogging tipis-tipis, aku juga memakai tank top dan hotpants tanpa daleman, putingku ngecap, belahannya juga rendah. Selama jogging, banyak tatapan mata melihat ke arah susu kita berdua, yang satu terlihat bergoncang, yang satu terlihat putting ngecap. Jam 7.15 kita sampai kembali di rumah dengan sekalian membawa cemilan yang dibeli sebagai sarapan. Jam 8 aku kuliah online, sedangkan Sheryn kosong karena dosennya mendadak berhalangan memberi kuliah dan diganti dengan tugas kelompok. Sheryn minta ijin ke aku apakah boleh temannya datang ke sini untuk kerjakan tugas barengan, aku pun oke saja.

Sekitar jam 9, teman Sheryn datang, 2 cowok modelnya cupu semua, dan 1 cewek. Ada tugas poster yang harus diselesaikan. Sewaktu mereka datang, aku masih bugil, kelas online di dalam, namun Sheryn sudah menyiapkan pakaian yaitu, kaos basket Ko Henry yang ada disini. Lalu Sheryn berganti pakaian dengan terusan hem milik Ce Diana yang memang seukuran dengannya. Jam 9.30 aku selesai kuliah online, aku memakai kaos basket yang sudah disiapkan lalu menyapa Sheryn dan teman-temannya. Mereka terkejut melihatku, yang ternyata Sheryn juga melepas 1 kancing atas, berpose menunduk, menempel sesuatu di karton yang membuat susunya terlihat. Aku ikut nimbrung dengan menunduk juga memperlihatkan susuku setelah itu aku kembali masuk ke dalam. 2 jam kemudian mereka selesai mengerjakan dan berpamitan pulang. Sheryn bercerita kedua temen cowoknya terus melihat ke arah susunya tanpa berkedip, dan kayaknya burungnya pada berdiri semua. Kita tertawa cekikikan.

Karena besok jadwal kuliah kita sama-sama kosong, aku kembali mengajak Sheryn ke kota sebelah, ke tempat Ko Henry dan cece-cece lainnya, Sheryn pun excited, terlebih kemarin orang tuanya juga telah memberikan ijin. Sebelum berangkat, kita mampir di kedai kopi, mengisi tenaga terlebih dahulu.

Waktu itu temen-temen sedang ada di apartemen Ko Henry, aku dan Sheryn meluncur kesana, kurang lebih 2 jam kita tiba di apartemen tersebut bertemu dengan cece-cece yang lain, mereka menyambut kita dengan full bugil, aku dan Sheryn pun kembali bugil. Kita ngobrol-ngobrol dengan santai sekaligus Sheryn bisa belajar kita seperti apa. Sorenya Ko Henry datang dengan membawa makanan untuk kita, setelah berkenalan, Sheryn terlihat agak canggung, tapi hanya sebentar saja suasana jadi kembali renyah, dengan mata kepala Sheryn sendiri, melihat Ce Felicia dan Almira melucuti pakaian Ko Henry, lalu mereka mandi bersama-sama dengan pintu yang tidak ditutup. Sesudah mereka mandi, kita makan bersama, posisi waktu itu, Ko Henry juga bugil, burungnya menggantung bebas dan sesekali dibelai-belai sama Ce Fenty yang ada di sebelahnya. Nafas Sheryn jadi berat melihat Almira mengulum burung Ko Henry sesudah makan, lalu dengan sengaja membelakangi Ko Henry dan memasukkan burungnya kedalam vaginanya, Live ML di depan Sheryn sampai Almira orgasme. Di saat tersebut, kita masturb bersama-sama, hanya Sheryn yang tidak, katanya sungkan.

Sekitar jam 9 malam, Ce Viona mengajak kita keluar, gatal dan bosan seharian di apartemen, ditinggal Ko Henry ngantor. Kita pun setuju saja, karena akhir-akhirnya juga akan eksib juga. Ce Viona, Almira dan Ce Diana membawa outfitnya di pundak. Ce Viona dan Almira membawa kain pantai, Ce Diana membawa terusan tank top longgar. Ce Fenty memakai terusan hem tanpa lengan tapi semuanya tidak dikancing, Ce Felicia memakai half tank top dan rok mini, aku memakai kaos singlet yang kedodoran, sedangkan Sheryn memilih terusan tank top. Kita keluar mengendap-endap lewat tangga menuju ke tempat parkir mobil, pas di mobil Ko Henry, ada mobil lewat membuat Ce Viona, Almira dan Ce Diana sembunyi di bagian belakang.

Kita pergi ke salah satu resto cepat saji, model bangunannya seperti hurf L dimana pada bagian belakang, ada pintu juga menuju parkiran belakang. Yang memesan waktu itu adalah aku, Ce Diana dan Ce Felicia, pandangan kasir terus mencuri-curi ke arah susu kita. Temen-temen mengumpulkan meja kursi di bagian belakang. Ketika duduk, Ce Viona dan Almira mengikat kain pantainya di leher yang membuat tubuh depannya terbuka, sewaktu ada orang lewat, Ce Viona dan Almira menaikkan kedua kakinya ke atas kursi sehingga lututnya hampir mengena dagu untuk menutupi tubuhnya, ada 2-3 kali kejadian seperti itu, dan mereka melakukannya dengan santai. Kebetulan lokasi tempat duduk kita dekat dengan pintu masuk toilet. Sewaktu orang ketiga keluar toilet lalu mencuci tangan, Ce Felicia yang duduk diantara aku dan Sheryn, menurunkan kaos singlet yang aku pakai dan tali terusan tank top Sheryn, sehingga sewaktu orang tersebut melewati kita, dia agak surprise melihat susuku dan susu Sheryn yang membuat kita semakin basah.

Sewaktu mau mencuci tangan, Almira meninggalkan kain pantainya di kursi, lalu berjalan bugil ke wastafel yang jaraknya sekitar 10 meter an. Almira terlihat santai dan tenang, yang membuat Sheryn kembali menarik nafas berat. Ketika Almira mencuci tangan, ada orang yang berjalan mengarah ke kita, Almira yang aware, langsung masuk ke toilet. Ketika orang tersebut mencuci tangan, Ce Felicia berdiri dan menuju ke wastafel di samping orang tersebut yang langsung membuat kikuk, karena susu Ce Felicia terlihat dengan jelas dari pantulan kaca. Setelah orang tersebut meninggalkan areal wastafel, Ce Felicia mengetuk pintu kamar mandi, lalu Almira keluar dan berjalan dengan tenang kembali ke meja kita. Kita pun semakin horny, terlebih Ce Felicia menurunkan kedua tali outfitku dan outfit Sheryn yang membuat kita topless. Sewaktu ada orang lain yang menuju wastafel, setelah melewati kita, aku dan Sheryn langsung menaikkan kedua tali outfit kita. Jantung ini dibuat naik dan turun seiring rasa horny yang meningkat drastis.

Sesudah semua selesai, kita meninggalkan resto cepat saji tersebut dari pintu belakang padahal mobil kita ada di depan. Di parkiran belakang kondisi sepi, ada 2-3 mobil saja yang terparkir, lalu Ce Fenty menarik kain pantai Ce Viona dan Almira sehingga mereka full bugil, lalu mereka disuruh menunggu disitu sementara mereka berjalan ke depan mengambil mobil. Aku berniat menemani mereka di belakang, lalu kata Ko Henry, kalo mau nemenin, aku disuruh lepas outfit dan ikut bugil. Aku pun menurut dengan melepas kaos singletku, ternyata ketika berjalan, Ce Fenty membuang seluruh outfit itu di tong sampah sambil tertawa. Aku jadi dag dig dug bugil di parkiran, Ce Viona dan Almira begitu santai dan tenang. Tak lama, mobil datang dan kita pun masuk mobil di bagian tengah.

Dalam perjalan pulang, arah tujuan kita berpindah dari apartemen Ko Henry ke apartemen Ce Felicia, nah sebelumnya mampir ke mini market kecil yang searah dengan perjalanan kita, karena kondisi mini market yang kecil, yang turun hanya Almira dengan memakai outfit Ce Fenty, lalu Ce Felicia, dan Ce Diana. Mereka membeli beberapa cemilan dan minuman, lalu berinteraksi dengan kasir, waktu itu, Ce Felicia mengangkat tangannya lalu dengan pose agak kebelakang, membusungkan dadanya membuat susunya terlihat karena hanya memakai half tank top. Almira yang memakai outfit Ce Fenty tidak bisa mengancingkan terusan hem-nya dan bagian pantatnya sedikit terlihat, ketika di kasir, Almira membungkuk sehingga belahan susunya terlihat oleh kasir, sementara itu ada 1 pengunjung masuk yang secara jelas dapat melihat pantat Almira dengan leluasa.

Kita menuju ke apartemen Ce Felicia, lalu kita membagi dua kelompok, aku dengan Sheryn, Ce Diana, dan Ko Henry jadi satu lift sementara lift satunya ada Ce Viona, Ce Fenty, Almira dan Ce Felicia. Ce Viona dan Almira bugil, sementara aku ditemeni Ce Diana yang ikutan bugil, naik dari basement sampai lantai 28 apartemen Ce Felicia. Ini pengalaman yang menegangkan buatku dan Sheryn, sesampainya di dalam apartemen, aku melihat Ce Diana mengelus burungnya Ko Henry, menelanjangi, lalu mengulumnya dengan enaknya, sementara aku french kiss dengan Ko Henry sambil diremas-remas susuku, diplintir putingku dan vaginaku diobok-obok. Setelah Ce Diana orgasme, gantian aku dengan posisi missionary, disodok oleh Ko Henry, temen-temen pada masturb, termasuk Sheryn yang juga ndak tahan. Ketika aku bertukar posisi WOT, aku memanggil Sheryn, lalu sama Ko Henry susunya diremas-remas, Sheryn keenakan, sambil melanjutkan masturbnya. Setelah aku dan Ko Henry sama-sama orgasme, Ko Henry mengambil inisiatif menjilati vagina Sheryn sampai orgasme, ini kali pertama Sheryn dimainkan susu dan vaginanya, Sheryn masih virgin. Setelahnya kita tertidur pulas sampai pagi.

Demikian update singkat, semoga ada kesempatan update lagi. Kisah di pulau sebelah sedang digarap oleh Almira. Semoga para suhu cocok.
Keep going girls, i'm curious with Ko Henry Dick...
 
Overall, this story and another story that linked to this story have a great attitude of Exhibitionist.
I need 3 weeks to read all of them, sadly, i didn't leave any comments, just today, but i'm tired to give all of them.

Keep going girls, i love it so much and i hope someday we can meet up. I'm an Exhibitionist girl too
 
Overall, this story and another story that linked to this story have a great attitude of Exhibitionist.
I need 3 weeks to read all of them, sadly, i didn't leave any comments, just today, but i'm tired to give all of them.

Keep going girls, i love it so much and i hope someday we can meet up. I'm an Exhibitionist girl too
woah, thanks a lot. nice to meet another exhibitionist girl. actually, there are many exhibitionist girl but not exposed as well as
 
Kayanya aku sedomisili sama Silvia deh. Sayangnya kok ya gak pernah nemu hal² beginian di sini habaha.
 
Repost dari https://www.semprot.com/threads/menemani-cewek-eksibisionis.1302680/page-197#post-1904879944

Halo para suhu dan tetua sekalian, story kali ini dipersembahkan oleh Monica (@monikaeksib) yang kita kenal beberapa minggu ini. Kisah dan pengalamannya menambah wawasan kita, dan sebaliknya kisah dan pengalamannya menambah wawasan kita. Kita sudah beberapa kali meet up dan action bareng, Monica dan Mitha benar-benar TOP Buanget. Semoga para suhu dan tetua cocok. Percaya atau Tidak atas kebenaran story ini menjadi tanggung jawab suhu dan tetua sekalian. Percaya sukur, enggak jangan komentar yang nyinyir ya. Nikmatin aja, coli aja, tapi jangan menghina cerita kita. Itu sih yang utama, no bullying, no humiliation, they are real exhibitionist girls and they dare to do exhibitionist things yang bergantung atas situasi dan kondisi yang kita pahami. Salam Semprot Crot Crut Cret… Tetap sehat, tetap waras.


P.O.V. Monica

Hellow all, kenalin nih, namaku Monica, aku berasal dari salah satu kota yang terletak di paling ujung pulau Jawa. Umurku 18 tahun dengan tinggi 175 cm dan berat badan 52 kg, terakhir sekitar kelas 1 SMA, aku memakai BH di ukuran 34 A plus aku memakai behel. Aku anak tunggal, keturunan Tionghoa (ndak maksud singgung SARA), orang tuaku adalah pedagang toko kelontong di kota asalku. Dari kecil sampai SMP aku bersekolah di kota asalku, lalu di SMA aku melanjutkan pada salah satu sekolah internasional di kota lain, beda pulau dari tempat tinggalku, dan sekarang aku kuliah kembali di salah satu kota besar yang ada di pulau Jawa. Sewaktu SMA, aku diajarin dan diminta lakuin segala hal tentang Eksibisionis sama cowokku, yang kebetulan sudah meninggal di kelas XI kemarin.

Sekitar sebulan lalu aku menemukan cerita di forum ini yaitu Menemani Cewek Eksibisionis dan Perjalanan Cewek Eksibisionis. Aku membaca cerita tersebut dari akun salah seorang temenku yang kebetulan login di forum ini, tidak logout sewaktu meminjam laptopku. Sekitar 3 mingguan aku membaca semua cerita dari kedua judul tersebut barulah kemudian aku bikin akun di forum ini dan berupaya menghubungi mereka, karena ternyata kita sekota. Setelah ngobrol panjang lebar, kita pun janjian untuk bertemu, mereka juga memintaku untuk share cerita sejak awal mula aku terlibat hal-hal yang berbau Eksibisionis, jadi melalui media ini, aku coba share awal mula menjadi seorang yang demen Eksibisionis dan apa saja yang pernah aku lakuin.

Sejak kelas VI SD, aku sudah memakai mini set, lanjut SMP mulai memakai BH, namun mamaku selalu memintaku di saat sore atau malam hari untuk melepas BH dan celana dalam, alasannya demi kesehatan. Aku menuruti anjuran tersebut, bahkan menurutku, aku jadi lebih nyaman untuk tidak memakai daleman ketimbang memakainya. SMA, kedua orang tuaku mengirim aku bersekolah di salah satu sekolah National Plus di pulau seberang, banyak orang mengatakan sekolah National Plus itu mahal, jumlah siswanya sedikit, terbatas pada kalangan atas dan identik orang-orang menyebutnya sebagai sekolah Internasional. Memang benar adanya, di sekolah ini hanya ada 2 kelas saja per angkatan dimana rata-rata per kelas siswanya hanya berkisar 28-35 orang saja. Karena sudah SMA, orang tua menginginkan aku untuk bisa mandiri sehingga selain diberi fasilitas mobil, yang memang perpindahan SMP ke SMA aku sudah cukup belajar meskipun belum memiliki SIM, orang tua-ku juga menyuruhku tinggal di kost-an terdekat dengan sekolahku.

Kost-an ini adalah bangunan bertingkat 3, dimana lantai 3 untuk penghuni cewek, lantai 2 untuk penghuni cowok, diatas lantai 3 ada seperti rooftop untuk mencuci pakaian dan menjemur-nya sedangkan lantai 1 khusus untuk parkiran mobil dan motor. Kamar yang aku tempati berukuran 4x8 dengan kamar mandi di dalam, AC, TV, Internet dan Nasi Putih. Di setiap lantai ada 24 kamar terbagi 2 sisi yaitu sisi depan dan sisi belakang, masing-masing sisi terdapat 12 kamar, masing-masing 6 kamar saling berhadapan. Di perbatasan sisi depan dan belakang, ada dapur dan meja makan yang mungkin dibutuhkan oleh penghuni. Mayoritas yang tinggal di rumah kost ini adalah siswa/i dari sekolah tersebut, termasuk diantaranya adalah teman sekelasku. Cowok-cowok yang hendak mencuci pakaian dan menjemur harus melewati lantai 3 yaitu lantai tempat cewek berada.

Kebiasaan tidak memakai BH dan celana dalam di rumah, terbawa ke kost-an. Sekolah berakhir di Pk. 15.30 pulang ke kost dengan berjalan kaki, sesampainya di kost, mandi, dan sudah langsung tidak memakai BH dan celana dalam lagi. Pernah beberapa kali berpapasan dengan penghuni cowok yang mau ke rooftop untuk mencuci dan menjemur pakaian, entah sadar atau tidak namun biasanya jika berpapasan dengan mereka, aku menyilangkan kedua tanganku di depan dada untuk menutupi-nya.

Di kost-an ini juga ada anak yang cuek sepertiku, namanya Paramitha, kita biasa memanggilnya Mitha. Teman sekelas denganku, bedanya, Mitha sering sekali keluar kamar memakai BH dengan hotpants, atau tidak jarang, Mitha keluar kamar dengan hanya memakai BH dan celana dalam saja, ketika berpapasan dengan cowok-cowok, hal yang sama dilakukan sepertiku yaitu menyilangkan tangannya di depan dada. Setelah sekitar sebulan aku tinggal di kost-an tersebut, ada 1 orang cowok, kakak kelas yang pedekate denganku, ya layaknya pedekate, kita banyak menghabiskan waktu untuk ngobrol di meja makan, atau di kamar dengan pintu terbuka, atau jalan keluar mencari makan. Rutinitas ini mengubah polaku yang sering tidak memakai BH dan celana dalam menjadi rajin memakai BH dan celana dalam, sehingga pola perilaku jadi mirip seperti Mitha. Beberapa cewek menasehati kita, namun dasarnya kita ini suka begini ya hal itu jadi angin lalu.

Kira-kira 1 bulan setelah pedekate, kita jadian, sebut saja cowokku ini bernama Renaldo. Setelah jadian, se-kost, ya ketemu terus, garap tugas bareng, dia garap tugasnya, aku garap tugasku. Kadang juga bareng dengan Mitha, ya gonta ganti skenario dah. Di saat berduaan di kamar, kita sering duduk berhimpitan, otomatis susuku nempel di lengan-nya atau di badannya. Sekitar seminggu setelah jadian, karena pertemuan yang intens, kita berciuman, di pipi ? no, di bibir, that is our first kiss. Setelah itu dia ijin bertanya ke aku, katanya dia beberapa kali memergoki aku tidak memakai BH, bukan hanya itu, beberapa temen-temen cowok di lantai 2 juga bercerita hal yang sama, lalu dia menanyakan kebenaran hal itu. Aku pun menjawab jujur dengan kondisi kebiasaan yang diterapkan oleh mamaku. Lalu dia bertanya kenapa sekarang memakai BH, ya dengan jujur dan polos aku katakan kalo sedang bersama dia makanya aku pakai BH dan celana dalam.

Renaldo lalu mengatakan, dia punya keinginan agar aku tidak berubah, toh sekarang dia adalah cowokku, dia pengen merasakan susuku menempel di tubuhnya tanpa penghalang BH, dan menurut dia, aku tidak perlu malu terhadapnya, juga terhadap cowok-cowok lain, karena dia bangga punya cewek seperti aku, banyak cowok mengagumi keberanianku, banyak cowok mengagumi tubuhku. Di saat itu, tiba-tiba Mitha nyelonong masuk untuk meminjam charger hp untuk charge powerbank-nya. Mitha masuk kamarku hanya dengan memakai BH dan celana dalam, Mitha juga terlihat santai meski ada Renaldo di dalam kamarku. Renaldo pun bilang, kalau Mitha aja pede cuman pake daleman begitu meski ada dia, kenapa aku harus takut atau risih. Lalu dia meminta ijin untuk melepas BH-ku, pada saat itu, aku memakai tank top dan celana pendek rumahan. Karena memang rasa sayang yang tidak terbendung, aku pun pasrah ketika Renaldo melepas kait belakang BH-ku, lalu menurunkan kedua tali BH-ku melewati kedua tanganku, kemudian menariknya dari bawah. Dia kemudian memelukku dan mencium bibirku lalu mengatakan, mulai hari ini aku tidak usah malu lagi. Selanjutnya dia melepas gesper celanaku, menurunkannya, lalu menarik celana dalamku turun, tanpa diduga, dia mencium vaginaku lalu menjilatinya, rasanya seperti melayang dan tidak terkatakan, yang pada akhirnya baru kutahu inilah orgasme.

Selanjutnya Renaldo menarik keatas tank top-ku, meremas susuku, putingku diplintirnya, tanpa sadar aku mendesah, Renaldo lanjut mengulum putingku sambil menggosok lembut vaginaku, dan finally orgasme keduaku sampai. Kemudian Renaldo mengarahkan tanganku memegang tititnya yang sudah keras, kemudian membimbingku melepas celana boxer-nya berikut celana dalamnya. Tititnya sudah menegang, kemudian diarahkan tanganku untuk mengocok tititnya sampai spermanya muncrat, baru kali ini aku melihat sperma cowok secara real. Renaldo mengerang keenakan lalu perlahan tititnya mengecil dan melemas, kita ke kamar mandi untuk saling membersihkan diri, vaginaku dibersihkannya lalu perlahan dicukurnya bulu di vaginaku sampai mulus…lus… kebetulan memang aku ada alat cukur untuk mencukur bulu kakiku. Sekali lagi kita berciuman, lalu Renaldo mengatakan “I love you so much, don’t be shame, I like they talk about you, I like they enjoy watching you, they only may watch but not touching, only me that may touch you, show them your georgeous body. This is the first time for me, I hope this is the first time for you”. Aku menjawabnya, “yes this is the first time for me”. Renaldo menjawab, “okay, I will not took your virginity unless you ask for it, I’ve never have sex and do like this with anyone before, same with you, we just do like before and promise me, that you will fullfill my request”. Aku menjawab “I will follow your request”.

Lalu Renaldo berpakaian, kemudian dia kembali ke kamarnya, mengambil laptop dan kembali ke kamarku, disitu Renaldo menunjukkan berbagai macam video mulai cewek bule bugil di jalan, tanpa sungkan berfoto dengan siapapun yang berpapasan dengannya, duduk di tangga, membuka kakinya lebar-lebar, memperlihatkan vagina-nya. Renaldo ingin aku seberani itu, ada juga video dimana ada seorang cewek makan di restoran kemudian sesekali mengangkat kaos-nya, menunjukkan susu dan putingnya. Barulah aku mengetahui bahwa inilah Eksibisionis dan Nudis. Setelah itu, aku pun tertidur, karena capek orgasme 2x, lalu Renaldo juga kembali ke kamarnya di lantai 2.

Keesokan paginya, ketika mau berangkat ke sekolah, Renaldo menjemputku di depan pintu kamar, ketika aku membuka pintu, Renaldo memegang susuku, lalu bertanya, why you still wearing bra ? kemudian Renaldo masuk ke kamar, dengan lembut, dia menarik turun celana dalamku tanpa melepas rok, lalu dengan lembut melepas kaitan BH-ku menurunkan dari kedua tanganku dan menariknya dari bawah. “Well, I want you like this”. Aku protes, kenapa ke sekolah harus begini, Renaldo menjelaskan, hal ini memang keinginannya, aku tidak kuasa menolak, Renaldo menggandengku, kemudian kita jalan ke sekolah bersama-sama. Apakah kelihatan kalau aku tidak memakai BH ? Tidak, karena seragam kita bercorak kotak-kotak. Ada feel yang aneh, karena baru kali ini aku keluar dari rumah tidak memakai daleman sama sekali, namun diam-diam aku menyukainya. Di sekolah, kita berpisah, aku masuk di kelas X, Renaldo di kelas XI. Di kelas aku merasa pandangan temen-temen aneh ke aku, namun aku tetap berusaha cuek, kita memulai pelajaran hari ini.

Sewaktu istirahat, Renaldo mendatangiku, kemudian mengajak-ku ke kantin, sebelum sampai kantin, Renaldo memintaku untuk melepas 1 kancing teratas, aku pun berusaha mengikutinya, aku melepas 1 kancing teratas, ketika duduk bersama teman-temannya, mata mereka terus memandang ke arah belahan dadaku sambil sesekali berbisik di antara mereka. Aku merasa deg-deg-an, namun aku merasa vaginaku basah dan becek, di satu sisi aku menikmati, di satu sisi aku dag dig dug. Aku melihat Renaldo tersenyum dan hal itu menjadi penyejuk bagiku, 15 menit berlalu, kita kembali ke kelas, dan Renaldo mempersilahkan aku untuk kembali mengancingkan kancing seragam ini. Di kelas, Mitha menyadari ada yang aneh dengan dandananku, lalu bertanya kepadaku untuk memastikan, aku menceritakan seluruhnya apa yang menjadi harapan Renaldo dan apa saja yang telah dilakukannya. Hal ini membuat Mitha kaget namun kepo untuk apa selanjutnya, dan utamanya, Mitha juga ingin mencoba apa yang aku lakuin saat ini. Pada saat pulang sekolah, Mitha pergi ke kamar mandi, dia melepas BH dan celana dalamnya, lalu kita berjalan bersama Renaldo pulang ke kost-an.

Sesampainya di kamar, aku dan Renaldo saling melucuti pakaian seragam kita, lalu mandi bersama-sama. Disini, Renaldo memintaku untuk mengulum titit-nya, awalnya aku merasa jijik, namun setelah mencoba mengulum, ternyata aku jadi menyukai-nya, di kamar mandi ini, aku mengulum titit Renaldo sampai spermanya keluar, Renaldo memintaku untuk menelannya. Jijik iya, tapi aku sejujurnya mengatakan, aku menyukainya juga. Setelah selesai di kamar mandi, kita berdua keluar, kemudian aku ditidurkan oleh Renaldo, dan dia mulai menciumiku, mengulum putingku, dan menyedot vaginaku sampai orgasme. Setelah apa yang kita berdua lakuin, kita menjadi haus, aku berniat untuk keluar mengambil air putih, aku memakai kaos dan celana pendek, tanpa BH dan celana dalam, namun Renaldo mencegahku, dia membuka lemariku, lalu memilah-milah pakaian yang ada kemudian memilihkan tank top yang ketat berwarna kuning muda dan cukup rendah belahan dadanya, biasanya aku memakai-nya rangkap dengan pakaian lain. Samar-samar putingku yang berwarna pink cenderung kecoklatan terlihat menonjol, tidak hanya itu, Renaldo juga mencubit putingku sehingga semakin mengeras dan semakin nampak.

Di luar, kebetulan berpapasan dengan penghuni lain, seperti biasa, kita saling bertegur sapa, kekeluargaan di kost-an ini sangat terasa, jadi kita juga mengenal satu dengan lainnya. Di tempat dispenser, sewaktu aku mengisi air ke dalam botol, ada seorang cowok yang baru turun dari rooftop mampir ke dispenser untuk sekedar mengambil minum dari gelas-gelas yang memang disediakan oleh pemilik kost. Dengan poseku sedikit menunduk sambil mengisi air, cowok tersebut, sebut saja namanya Erwin, dapat melihat susuku dengan jelas menggantung di balik tank top yang aku pakai, rasanya campur aduk, ada tegang, ada malu, ada juga rasa menikmati, ada juga rasa senang, setelah Erwin selesai minum dan mencuci gelas, dia pamit kembali turun. Aku menceritakan kejadian ini kepada Renaldo, dia terlihat happy dan memuji apa yang aku lakukan dan terus men-support untuk lebih berani lagi. Di saat itu, vaginaku kembali basah dan becek, aku tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya, benar-benar hal baru buatku, dan aku sangat menikmatinya.

Sore sekitar Pk. 18.00, Renaldo mengajak aku keluar membeli makanan, aku diminta melepas tank top yang kupakai, kemudian menggantinya dengan hoodie, bawahannya tetap celana pendek rumahan, kita jalan bergandengan, berjalan kaki membeli makanan, lalu membawanya kembali ke kost-an. Kita makan bersama di meja makan lantai 3, ketika makanan kita sudah habis, datanglah Mitha dan 1 orang teman cewek, mereka juga baru membeli makanan dan mau memakan-nya disini, kita bergantian menggunakan meja makan. Mitha terlihat memakai jaket dan celana pendek, setelah duduk di meja makan, sebelum makan, Mitha melepas jaket-nya, ternyata Mitha hanya memakai tank top tanpa memakai BH di dalamnya, terlihat putingnya muncul, Mitha terlihat cuek meskipun ada Renaldo, temennya memberi kode kepada Mitha dan aku, Mitha membalas, senyum dan menggelengkan kepalanya sambil berbisik, “ndak masalah, biarin”. Temen cewek-nya tertawa dan memahami jawaban Mitha. Sebagai gambaran, Mitha tingginya sekitar 170 cm, beratnya 50an kg, BH-nya berukuran 34B, sedikit lebih besar dari susuku. Aku dan Renaldo menghabiskan waktu dengan mengerjakan PR di kamar, sewaktu aku mau kembali memakai tank top kuning yang tadi kupakai, oleh Renaldo dilarang, akhirnya aku mengerjakan tugas sambil topless.

Rutinitas ke sekolah tiap harinya selalu sama, tidak pernah memakai BH dan celana dalam kecuali bila sedang mens. Di sekolah beberapa temen cowok, sadar kalau aku tidak memakai BH, mereka beberapa kali berpura-pura mengajak ngobrol ketika aku duduk, sambil curi-curi ke arah susuku dari celah kerah seragam sekolah. Hari ini setelah kelas usai, Renaldo mengajak-ku ke salah satu mall, dengan masih memakai seragam sekolah. Renaldo mengemudikan mobil-nya, di perjalanan, sambil menyetir,, tangan Renaldo meraih satu per satu kancing seragamku dan melepas semua kancingnya. Putingku jadi mengeras terkena hembusan AC mobil, di luar yang kuduga, Renaldo memintaku melepas rok yang kupakai, sempat aku bertanya apakah aman melepas rok, namun Renaldo kembali meyakinkan aku kalau aman, karena kaca mobil yang gelap. Akhirnya aku melepas rok tersebut, Renaldo meremas-remas susuku, memlintir putingku sampai vaginaku basah. Sesampainya di mall, barulah aku kembali memakai rok seragamku, bedanya Renaldon memintaku untuk melipat bagian pinggang 3x sehingga terlihat seperti rok mini. Kita berjalan-jalan di mall, kemudian makan di food court, kemudian pulang kembali ke kost-an. Di mall, Renaldo membelikan berbagai macam pakaian yang terbuka, minimalis dan cenderung ketat meskipun ada juga yang longgar. Ketika sampai di parkiran basement, di dalam mobil, kembali Renaldo melepas kancing seragamku seluruhnya dan memintaku melepas rok seragam. Ketika membayar parkir, petugas yang melayani tidak menyadari bahwa aku tidak memakai bawahan sama sekali, dan seluruh kancing seragamku terbuka semua. Ada sedikit rasa kecewa ketika melihat kejadian itu, begitu juga dengan Renaldo. Sesampainya di kost-an, Renaldo ke kamarku, disitu kita mandi bersama-sama, saling membersihkan tubuh kita, sambil tidak lupa saling merangsang. Selesai mandi, kita leyeh-leyeh di tempat tidur sambil menonton televisi.

Mungkin karena kecewa atau penasaran dengan kejadian di mall, aku dan Renaldo jadi penasaran dan merasa tidak tenang, gusar, dan lain sebagainya campur aduk. Sekitar Pk. 22.00, tiba-tiba Renaldo mengajak-ku ke rooftop untuk mencuci semua pakaian yang dibeli tadi di mall, aku pun setuju. Lalu aku memakai tank top kuning yang kemarin kupakai dan celana pendek rumahan, kita mulai mencuci di rooftop, udara cukup dingin karena angin bertiup, tiba-tiba Renaldo memintaku melepas tank top dan celana pendek karena sudah terpakai mulai kemarin, aku mengatakan takut, tapi Renaldo meyakinkan kalau semua sudah tertidur. Akhirnya aku kembali melepas tank top dan celana pendek, lalu memasukkan ke mesin cuci sehingga aku bugil 100 % di rooftop sambil mencuci dan menjemur pakaian. Ketika turun, kita berjalan mengendap-endap, menuju kamarku dan masuk. Vaginaku becek sekali, terlebih Renaldo menggosok-gosoknya tepat di klitorisku. Belum orgasme, Renaldo menggandengku yang masih bugil, mengajak turun ke lantai 2, di tangga lantai 2, terdengar beberapa suara cowok di meja makan bagian tengah, memang mereka tidak bisa melihat ke arah tangga karena tertutup tembok kamar, membuatku dag dig dug, Renaldo menggandengku ke lantai 1, di pojok bangunan ini ada gazebo, suasana cukup gelap, disitulah Renaldo menjilati vaginaku sampai orgasme. Setelah orgasme, Renaldo mengajak aku kembali ke kamarku dengan cara yang sama. Paling deg-deg-an ketika kita berada di tangga lantai 2, andai ada cowok yang berdiri dari meja makan, sudah pasti bisa melihatku dalam kondisi bugil. Sesampainya di kamar, aku langsung lemas, lega, happy, dan ada keinginan untuk mengulang kembali. Gila memang, tapi aku jadi sangat menikmatinya. Setelah petualangan itu, kita tertidur di kamar masing-masing.

Lusa setelah kita berbelanja pakaian buatku adalah hari sabtu dan libur, kita berencana ke pantai, cuaca pun mendukung. Aku bertanya ke Renaldo, aku baiknya memakai pakaian apa, lalu Renaldo memilihkan bikini merah 2 pieces, lalu tank top dan hotpants. Kita kencan berdua saja ke pantai, di pantai ini ada beberapa bule dan orang lokal yang memakai bikini, aku pun melepas tank top dan hotpants, lalu berjemur. Aku merasa aneh, anehnya karena dengan pakaian yang terbuka ini, aku biasa saja. Renaldo melihatku gusar dengan situasi ini, lalu meminta aku memakai tank top, lalu bikini top diminta lepas sehingga aku hanya memakai tank top saja, warnanya pink muda, cukup ketat, dan belahannya cukup rendah. Putingku mencuat dan samar-samar memang terlihat, banyak yang melihat ke arah kita berdua, kita menikmati pantai dengan bermain pasir. Setelah sekian jam, aku berbilas di tempat yang tersedia, disini putingku lebih tercetak dan terlihat dengan jelas, banyak pandangan mata mengarah ke aku, basahlah vaginaku. Kita pulang ke kost-an dalam kondisi aku hanya memakai celana pendek dan atasan bikini. Di dalam mobil, Renaldo melepas bikini atas-ku lalu memintaku melepas hotpants menjadi full bugil. Sambil mengemudi Renaldo membelai vaginaku dan meremas susuku. Sewaktu di Traffic Light, ada penjual koran yang menempelkan wajahnya di kaca jendela Renaldo, dia terlihat kaget karena bisa melihatku bugil, untung warna lampu berubah hijau sehingga Renaldo langsung tancap gas. Sewaktu penjual koran mengintip ke dalam mobil, aku dalam kondisi menghadap Renaldo, mengangkang, dan bibir vaginaku sedang dibelai Renaldo. Sampai kost-an, aku memakai bikini atas dan hotpants, lalu di dalam kamarku, kita langsung saling melucuti pakaian yang ada, dan saling memuaskan, yang baru, Renaldo menggosok-gosokkan tititnya di vaginaku, rasanya enak banget sampai spermanya muncrat dan aku mendapatkan orgasme-ku.

Sore itu kita tertidur sebentar dan terbangun sekitar Pk. 19.00. Karena haus, aku beranjak mau keluar mengambil minuman. Aku mau memakai pakaian tapi dilarang oleh Renaldo, kayaknya sepi karena weekend semua pada keluar, Renaldo melihat sekitar, lalu memberikan kode kepadaku, aku keluar dalam kondisi full bugil, dag dig dug banget, sampai kembali masuk kamar, vaginaku kembali basah dan titit Renaldo mengeras kembali, dia berkata “I love what just you do”, kemudian dia menjilati kembali vaginaku sampai orgasme, kemudian bergantian, aku menilati tititnya sampai mengeluarkan sperma sambung mandi bersama. Setelah itu kita mau keluar sebentar membeli makan, Renaldo memintaku memakai tank top warna hitam, sedikit longgar karena bagian belakang model strap, tali temali sehingga orang langsung bisa mengetahui kalau aku tidak memakai BH, bagian depan lumayan rendah, seperti biasa kita keluar membeli makanan dan kembali ke kost-an dan memakannya di kost. Sekembalinya di kost-an, kita ketemu Mitha yang sedang makan sendirian, memakai celana pendek, dan tank top yang longgar sekali, di dalamnya sudah tidak memakai BH, kita bisa melihat susu Mitha dengan jelas, sambil makan kita ngobrol, Mitha terlihat santai meskipun susunya terlihat olehku dan Renaldo. Mitha enjoy sama sepertiku tidak memakai daleman sama sekali.

Selesai makan, aku berniat mencuci pakaian, rata-rata temen se-kost sudah pada istirahat, Renaldo memintaku untuk full bugil, keluar kamar naik ke rooftop, lalu mencuci, aku mengikuti keinginannya, aku jadi sedikit terbiasa untuk bugil, di rooftop tanpa diduga ketika kita sedang mencuci, Mitha naik juga berniat mau mencuci, dia kaget melihatku bugil, aku cuman bilang “pakaianku sekalian dicuci”, dia tersenyum, lalu sekejap, dia juga melepas seluruh pakaiannya bugil, meskipun disitu ada Renaldo, ketika selesai mencuci, kita turun mengendap-endap sampai kamar. Di dalam kamar aku melihat titit Renaldo berdiri kembali, melihatku dan Mitha bugil, lalu aku menjilati tititnya sampai spermanya keluar, gantian Renaldo menjilati vaginaku dan semuanya itu dilakukan di hadapan Mitha, terlihat ingin join tapi aku bilang, “lihat boleh, sentuh jangan, it’s mine”, Mitha pun tersenyum sambil memberi tanda jempol.

Keesokan pagi aku naik ke rooftop untuk mengambil pakaian yang kucuci semalam, aku memakai semacam daster pendek, ketika mengambil pakaian kering, susuku terlihat dari samping dan karena posisinya gantungan baju agak tinggi, bagian bawah dasterku terangkat, sedikit pantatku terlihat padahal di atas ada 4 cowok yang sedang mencuci pakaian mereka. Tidak lama, Mitha juga naik, bermaksud melakukan hal yang sama, dia memakai tank top longgar, belahannya rendah, putingnya nyaris terlihat sama celana dalam saja. Dengan cuek, Mitha juga mengambil pakaian yang telah kering, lalu turun bersama-sama denganku. Tatapan mata cowok-cowok jelalatan melihat kita, terutama sih Mitha.

Hari ini adalah hari minggu, banyak cowok-cowok pada kelayapan, aku sih enjoy berbugil ria sama Renaldo, tiba-tiba Renaldo mendapat telfon, ada 3 orang temannya datang ke kost-an, Renaldo pun turun untuk menemui mereka. Aku pikir cuman sebentar, ternyata, mereka nongkrong di meja makan lantai 2, hal ini aku ketahui, karena aku sempat keluar kamar, bugil, jalan sampai depan anak tangga menuju lantai 2, aku mendengar mereka bercanda ria, aku pun kembali ke kamar menunggu Renaldo.

Sekitar setengah jam-an Renaldo naik, mengajak aku untuk gabung dengan mereka, sebenarnya malas, tapi Renaldo mengatakan bahwa mereka asyik-asyik kok, Mitha diajak sekalian juga. Tidak lama juga, Renaldo langsung memilihkan pakaian, kaos tanpa lengan warna putih, panjangnya sedikit diatas pusar, cenderung transparan sih, samar-samar susuku terlihat, sama satu lagi, bagian ketiak cukup longgar, sehingga dari samping tonjolan susuku juga terlihat dengan jelas, bawahannya pakai hotpants putih. Lalu kita mengetuk pintu kamar Mitha, kita ajakin sekalian, pas Mitha buka pintu, dia lagi bugil, trus pintunya dibiarin terbuka dia ambil tank top agak ketat warna biru muda sama hotpants juga.

Kita turun berkenalan dengan mereka, lalu ikut ambil bagian buat ngobrol, nggosip, dan lain-lain. Pandangan mereka tentu saja banyak ke susuku dan susu Mitha, lalu Renaldo memberi ide dan mengawali permainan seperti spin the bottle, apa truth or dare. Inti permainannya, sebuah botol diputar, yang tersorot dengan ujung tutup botol bisa mengajukan pertanyaan atau menyuruh sesuatu ke salah satu di antara kita. Cukup fun buat kita, berbagai pertanyaan dan request tindakan yang kita lalui, mulai kekonyolan, kelucuan dan sebagainya sampai menyundul hal-hal yang vulgar, Renaldo yang mengawali. Renaldo meminta Mitha untuk melakukan handstand di tembok selama 30 detik, ketika Mitha melakukan hal ini, susunya agak mencuat keluar, dan aerolanya sedikit terlihat. Cowok-cowok sudah pada kasak kusuk, ketika 30 detik berlalu, Mitha kembali berdiri, putingnya memang mengintip, tetapi tetap cuek. Ketika aku mendapat giliran, aku menyuruh Mitha untuk menurunkan 1 tali tank top-nya selama 30 menit. Mitha pun menurutinya, dengan 1 tali tank top turun putingnya terlihat separo. Salah satu temen Renaldo, namanya Ridwan mendapat giliran, menyuruhku langsung untuk topless selama 30 menit, memang mereka nampaknya mengincar susuku dan susu Mitha. Renaldo memberikan kode kepadaku untuk melakukannya, aku pun melepas kaos yang kupakai, sehingga topless. Ketika Mitha mendapat giliran, Mitha membalas Ridwan yang disuruh melepas bawahannya 100%, tralala, titit Ridwan sudah berdiri dengan tegak. Setelah lepas, Ridwan baru bertanya, berapa lama harus lepas bawahan, Mitha menjawab, sampai dengan permainan selesai.

Selanjutnya yang mendapat giliran adalah Alex, teman dari Renaldo, Ridwan membisiki Alex, lalu meminta Mitha untuk melepas celana-nya sampai permainan berakhir, Mitha pun melepas celananya dan kembali duduk. Suasana semakin panas, tiba giliran Renaldo, dia meminta Alex untuk bugil, hahaha, akhirnya Alex pun bugil, dengan titit yang berdiri. Next kena lagi di Alex, kali ini Alex balas dendam meminta Mitha bugil, Mitha menyanggupi. Lalu yang dapat giliran Ridwan, kali ini menyuruhku untuk melepas celana yang kupakai, jadi aku, Mitha, dan Alex bugil 100%. 1 teman lagi dari Renaldo yaitu Ariel, mendapat giliran, dia bingung, mau ngapain, akhirnya menyuruh Renaldo melepas celana yang dipakainya, karena Renaldo tidak pakai celana dalam, tititnya langsung mengacung sempurna, Ariel kaget sendiri. Setelah itu giliran Renaldo yang mendapat giliran, di luar dugaan, Renaldo menyuruhku duduk di atas meja, mengangkang selama 1 menit. Aku pun melakukannya, mereka semua melihat susu dan vaginaku yang becek dan basah selama 1 menit. Vaginaku menjadi tambah basah. Lalu yang mendapat giliran selanjutnya adalah Mitha, Mitha menyuruh Alex yang bugil untuk pipis di sebuah botol kosong yang kebetulan tersedia, hahaha, lucu sekali, Alex yang tititnya berdiri berusaha memasukkan ke lubang botol, ngakak dah. Terakhir pas giliranku yang kena, aku minta Renaldo mencukur bulu vagina Mitha, Mitha setuju, Renaldo juga, akhirnya Mitha langsung duduk diatas meja, mengangkang, lalu Renaldo mencukur bulu vagina Mitha sampai bersih. Setelah kejadian ini berakhir, kita membersihkan seluruh areal lantai 2 ini, kemudian aku dan Mitha naik ke lantai 3 dalam kondisi masih bugil. Teman-teman Renaldo pamit pulang, kemudian Renaldo naik ke kamarku, memeluk-ku dengan hangat dan bilang “I love you so much, I like it very much what you’ve did”. Lalu Renaldo menggesek-kan tititnya di bibir vaginaku sambil mengulum putingku sampai muncrat spermanya, aku pun juga orgasme di saat yang bersamaan. Lalu Renaldo mengatakan kepadaku “I want you more often being naked than wearing clothes, you can see the situation, but if it possible, I want you keep naked, looks like Mitha also enjoying being Exhibitionist and naked”. Waow, aku disuruh lebih sering bugil, aku jawab “well not promising ya, but I want to try it as like as you want”.

Well sejak itu aku lebih sering bugil sewaktu di kost-an, aku lebih berani ke rooftop bugil sambil dag dig dug, ada orang apa ndak, ada yang naik apa ndak, sama halnya dengan Mitha, aku bertanya ke dia, apa yang bikin kamu lebih enjoy bugil, malu kah ? Mitha menjawab, ketika ada orang yang memperhatikanku, curious aku make daleman apa ndak, atau curious susuku kayak apa, vaginaku kayak apa, aku terangsang hebat, nah hal ini juga sama yang aku rasakan sewaktu melakukan itu. Aku pernah ketauan topless, mengambil air minum oleh salah satu penghuni cowok, aku pun hanya tersenyum, cowok tersebut malah salah tingkah, ada rasa bahagia dan terangsang ketika melakukan hal ini.

Suatu saat, pernah di malam hari sekitar Pk. 23.00, tiba-tiba Renaldo mengajakku keluar, aku yang dalam kondisi bugil, digandengnya perlahan turun ke lantai 2, ke lantai 1, masuk ke dalam mobil lalu keluar tanpa membawa pakaian sama sekali. Di dalam mobil, kita berputar-putar keliling kota, kemudian mampir di bibir pantai, karena gelap, aku memberanikan turun, berjalan bugil di tengah pantai, Renaldo menyuruhku duduk di pasir, membuka lebar-lebar kakiku, cuman 5 menit aja, karena aku tidak tahan dengan dinginnya angin pantai, meski hanya 5 menit, jantung berdetak sangat kencang sekali, vagina basah sekali. Setelah itu kita kembali ke kost-an, kembali mengendap-endap sampai masuk kamarku, langsung saat itu juga, aku menggesek-gesek vaginaku di titit Renaldo, sambil kedua susuku diremas-remas, ingin rasanya titit Renaldo dimasukkan ke vaginaku. Setelah orgasme, kita tertidur sampai pagi, capek, iya, akhirnya kita bolos sekolah karena sudah terlambat cukup lama.

Agak siangan, kita pergi ke sebuah mall, agak dekat dengan pantai, karena kost-an sepi, semua ke sekolah, aku diminta turun ke mobil dalam kondisi bugil, membawa pakaian yang akan dipakai di mall, kembali jantung ini ndak karuan rasanya karena memang takut mengingat hari masih terang benderang, mission accomplished, aku berhasil masuk mobil, di siang bolong bugil, vaginaku basah banget. Sesampainya di mall, aku memakai pakaian yang dipilih oleh Renaldo, rok mini, longgar, atasannya, hem tanpa lengan, namun sama Renaldo tidak boleh dikancing sama sekali, hanya diikatkan di bagian bawah dekat pusar itupun tidak boleh terlalu erat ikatannya. Dalam kondisi ini, bagian tengah badanku terlihat, termasuk belahan dadaku, dari samping kiri dan kanan, karena hem ini agak mengembang, susuku bisa terlihat. Kita jalan-jalan di mall, kondisi agak sepi karena hari kerja, namun banyak juga orang yang berpapasan memperhatikan aku, sekali lagi, ada rasa bangga, terangsang di dalam aliran darahku. Kita sempat lunch di foodcourt, waiter yang mengantar makanan, dapat jelas melihat susuku dari celah hem ini.

Selesai makan, kita masih duduk-duduk sambil ngobrol, Renaldo merangkul pundakku sambil berkata “you’re so hot, is it possible to more hot ?”, aku bingung, Renaldo juga mengatakan, sepertinya sudah maksimal. Kemudian kita meninggalkan mall tersebut, tiba-tiba Renaldo mengajak kembali ke pantai, aku setuju saja, wah suasana menyenangkan pantai sepi, kita mencari tempat agak mojok lalu duduk-duduk di pasir. Renaldo memeluk-ku dari belakang, kemudian melepas ikatan hem-ku, lalu menarik resleting rok dan gespernya, kemudian memintaku melepas rok yang kupakai, Renaldo melipatnya dan meletakkan di samping kita duduk. Dag dig dug banget mengingat kita ada di tempat terbuka di siang hari pula. Tidak hanya itu saja yang dilakukan, Renaldo menyingkap hem yang aku pakai sampai pundak sehingga susuku terbuka seluruhnya, sesekali putingku dicubitnya, klitorisku juga diplintirnya, aku langsung minta pulang karena sudah tidak tahan, tapi Renaldo masih belum mau. Sejam kemudian kita baru pulang, tentunya aku memakai rok terlebih dahulu dan kembali mengikat hem ini.

Sesampai di kost-an, kita langsung bugil, aku mengulum tititnya, kemudian aku duduk di atas tititnya dan menggesek-kan vaginaku di tititnya, argh enak banget, pengen langsung dimasukin, curious aku. Kita saling memuaskan sampai aku dan Renaldo sama-sama orgasme. Masih dalam kondisi bugil, kita tiduran, lalu aku mengatakan ke Renaldo, “I’m ready to have sex with you”. Renaldo bertanya “Are you sure ?”, aku menjawab “yeah, I want it, I want try, nanggung banget tau nggak sih, hehehe”. Kemudian Renaldo menjawab, “Sure, let book villa, then we do it there, I don’t want use condoms, so we will find a med that hold you being pregnant”. Aku menjawab “sure, as your wish”.

Di weekend, Renaldo sudah memesan sebuah villa di daerah yang memang banyak villa, kita berangkat kesana, Renaldo tidak bolehin aku bawa BH dan celana dalam sama sekali, sewaktu berangkat aku memakai tank top warna putih dengan rok mini warna senada, ini pilihan Renaldo. Petugas hotel mengamatiku, salah, mengamati putingku yang mencuat. Sesampai di kamar villa, korden dibuka, ada balkon yang mengarahkan pandangan ke pegunungan, namun di samping kiri dan kanan masih ada unit villa. Renaldo menciumku dengan mesra, lalu menurunkan kedua tali tank top jadi topless, orang di balkon villa seberang bisa melihatku, Renaldo memainkan putingku, lalu menarikku masuk kedalam kamar mandi, kita mandi bersama, lalu di bathub, aku berusaha memasukkan titit Renaldo, dan Renaldo mendorongnya, perih, sakit, sebentar kemudian jadi enak dan aku sampek orgasme. Renaldo juga tidak lama orgasme, menyemprotkan spermanya di dalam vaginaku, enak banget, tidak terkatakan, lalu kita membersihkan diri. I’m officially give my virginity to Renaldo.

Kita berdua tetap bugil sampai malam hari, kita turun ke restoran untuk makan malam. Renaldo memintaku memakai hem panjang, ketika duduk di restoran, paha bagian samping terlihat bahkan hampir sampai pangkal paha. It’s so sexy, terlebih Renaldo yang duduk di sebelahku, melepas 1 kancing atas. Setelah makan, kita kembali ke kamar villa, ke balkon, menikmati suasana malam hari yang sejuk. Renaldo dari belakang melucuti kancing demi kancing hem panjang ini, lalu membukanya secara penuh sehingga aku bugil. Dari belakang susuku diremas-remas, di mainkan putingnya, kemudian turun ke vaginaku, dibelai-belai lah dengan tangannya, kemudian aku berjongkok, mengulum tititnya yang sudah keras, kemudian Renaldo menyodok vaginaku dari belakang, aku berpegangan di railing balkon, ada penghuni villa seberang yang memperhatikan dan kita tetap cuek saling memuaskan sampai orgasme. Renaldo berbisik, “your vagina is very great, other people may see your body but, only me, that allowed to touch and feel it”, aku menjawab, “sure, absolutely, only you that can touch and feel my body”.

Keesokan harinya sewaktu breakfast, Renaldo memilihkan atasan dan bawahan yang sama persis seperti kejadian aku bugil di meja makan di depan teman-teman Renaldo. Kaos tanpa lengan warna putih, panjangnya di pusar, bawah ketiak cukup longgar, dengan celana pendek. Kita makan pagi di samping kolam renang, seperti biasa pandangan orang terfokus pada susuku, terlebih ketika agak menunduk untuk memakan makananku, susuku terlihat dari samping. Selesai breakfast, Renaldo mengajak-ku jalan-jalan di sekitar villa yang dimana dikelilingi oleh hutan, udara yang sejuk, lokasi yang sepi menambah mood menjadi lebih naik, perlahan ketika merangkul bahuku, Renaldo tangannya menjalar masuk lewat celah samping kaos, lalu meremas-remas susuku dan memainkan putingku, selnajutnya tangannya turun ke pantatku, menyelinap masuk ke dalam celanaku, mengelus-elus pantatku, kemudian turun ke vaginaku yang sudah cukup basah. Semua ini dilakukan sambil berjalan mengitari kawasan villa di dalam hutan. Tidak puas sampai disitu, Renaldo mengangkat kaos yang kupakai, dilepasnya dari tubuhku sehingga aku topless, sekejap kemudian, menurunkan celanaku, aku sedikit menahannya, takut ada orang, namun Renaldo mengatakan “it’s safe”, aku pun mengikuti keinginan Renaldo, aku berjalan bugil 100% di tengah hutan dengan dipeluk oleh Renaldo. Mendekati pintu masuk ke areal hotel, Renaldo memintaku untuk memakai kembali kaos dan celana pendek, di kamar, langsung saling melucuti pakaian masing-masing, vaginaku dihajar habis-habisan oleh Renaldo, siangnya kita kembali ke kost-an.

Rutinitas selanjutnya kurang lebih sama, selalu bugil di kamar, terkadang keluar kamar pun bila sikon memungkinkan aku juga selalu bugil, hal yang sama juga dilakukan Mitha, di kalangan penghuni kost sudah hafal dengan apa yang kita berdua lakukan, aku dan Mitha ketika ke sekolah juga tidak pernah memakai BH dan celana dalam. Beberapa teman sekolah juga mengerti apa yang menjadi kebiasaan kita, kejadian di kost bersama teman Renaldo menjadi salah satu faktor apa yang kita lakukan tersebar di beberapa kalangan. Di awal pandemi, seluruh kegiatan sekolah kita menjadi daring, lebih bebas lagi bagi aku dan Mitha, hampir di setiap pelajaran kita juga selalu bugil. Namun di akhir tahun ajaran, sekolah kita menjadi kembali offline, penyebabnya karena scope sekolah kita kecil, tidak banyak siswanya jadi dalam 1 minggu kita masuk 3x dan 2x sisanya tetap daring.

Di akhir kenaikan kelas dari kelas XI ke kelas XII, teman-teman sekelas Renaldo ngadain acara di sebuah rumah villa, ada beberapa teman-teman yang ikut, ada yang tidak ikut, ada yang ikut dengan membawa pasangan masing-masing. Renaldo mengajak aku dan Mitha untuk ikut bersama, kita tidak keberatan karena kelas kita juga tidak ada acara apa-apa. Hal ini dilakukan karena Renaldo yang naik ke kelas XII tidak akan bersekolah secara offline, khusus kelas XII akan 100% daring, sedangkan kelas X dan XI akan mengikuti skema 1 minggu masuk 3x di hari Senin, Rabu, Jumat, hal ini sebagai salah satu implementasi physical distancing. Jadi kelasnya mengadakan acara ini, karena setelah ini mereka akan bertemu secara virtual saja.

Renaldo yang menyiapkan semua pakaian yang perlu aku bawa dan kisaran pakaiannya semua hampir sama, tank top dengan berbagai macam model dan warna, backless, strap spaghetti, kemben, hotpants, rok mini dan pakaian favoritnya kaos yang kupakai sewaktu jalan-jalan ke hutan dan sewaktu menemui teman-teman Renaldo waktu di kost tempo lalu. Sedangkan Mitha juga tidak terlalu beda, yang dibawa juga sama, berkisar tank top, kemben, rok mini, hotpants dan bikini. Kita berdua sama-sama tidak membawa BH dan celana dalam. Sewaktu berangkat menuju ke rumah villa, aku memakai tank top warna biru dengan hotpants sedangkan Mitha memakai tank top yang panjangnya se-pusar dengan hotpants.

Sesampainya di rumah villa, wali kelas Renaldo juga sudah hadir, kita yang bukan warga kelas dari Renaldo diminta meninggalkan tempat dimana pertemuan diadakan, menurut Renaldo disitu mereka diberikan wejangan terkait dengan kondisi sekolah yang mengharuskan pembelajaran diubah menjadi daring, sekaligus memberikan motivasi agar tetap dapat bersekolah dan memberikan prestasi terbaik. Sewaktu mereka di pertemuan, aku dan Mitha menunggu di kamar serta berada dalam kondisi bugil. Selesai pertemuan, wali kelas dan beberapa guru meninggalkan lokasi, Renaldo pergi ke kamarku, mengetuk pintu, sewaktu aku membuka pintu kamar, sekilas ada temen cowok Renaldo yang lewat dan kaget melihat aku dalam kondisi bugil, meskipun cuman sekilas. Memang di acara ini, aku dan Mitha sekamar, aku tidak bisa sekamar dengan Renaldo. Kondisi rumah villa ini cukup besar, bagian depan bangunan 2 lantai ditempati oleh cowok, di bagian tengah ada kolam renang yang cukup besar, sedangkan di bagian belakang 2 lantai ditempati oleh cewek. Dapur dan ruang makan ada di samping kolam renang.

Renaldo mengajak kita keluar kamar, aku dan Mitha kembali memakai pakaian yang tadi kita pakai, beberapa cowok ada yang berenang, ada yang bermain kartu, ada yang bengong sendiri, cewek-cewek juga sama, ada yang ngerumpi di salah satu kamar, ada yang ngerumpi di meja makan, ada juga yang berenang. Areal lain di seberang dapur ada meja billiard dan tenis meja, ada sejumlah cowok cewek juga bermain di areal tersebut. Renaldo mengajak aku dan Mitha berada di areal meja billiard dan tenis meja. Awalnya aku dan Mitha bermain tenis meja, Renaldo bermain billiard, lalu ada beberapa temen cowok Renaldo yang meminta gantian, akhirnya kita main billiard sedangkan mereka bermain tenis meja. Pemain di meja billiard ada 6 orang, 4 cewek, 2 cowok salah satunya Renaldo. Kita yang cewek ini kurang jago main billiard, cuman happy karena bisa menarik perhatian cowok-cowok. Dengan pakaian kita ini, ketika menyundul bola billiard, susu kita bisa kelihatan. Renaldo membuat sebuah games, membagi kita menjadi 2 tim, 1 tim berisi 2 cowok, 1 tim berisi 4 cowok. Setiap tim yang berhasil memasukkan bola, berhak memberikan hukuman kepada tim lawan. Aku dan Mitha paham kemana arah permainan ini, hehehe.

Kesempatan pertama diberikan kepada tim cewek yaitu aku, Mitha, Susan, dan Stefanie. Stefanie mengawalinya, beruntung 1 bola masuk, Stefanie meminta temen Renaldo yaitu Dicky untuk push up 5x, Dicky melakukan dengan baik, lalu lanjut Susan, disini Susan gagal memasukkan bola, jadi diambil alih oleh tim cowok. Dicky diberi kesempatan pertama, dia berhasil memasukkan dua bola, Renaldo mempersilahkan Dicky memberikan hukuman ke tim cewek, karena 2 bola jadi ya ada 2 orang yang dapat hukuman. Dicky memilih Susan dan Mitha untuk membuatkan minum untuk Dicky dan Renaldo. Susan dan Mitha pun melakukannya, kebetulan dapur berseberangan dengan areal ini. Sekembalinya Susan dan Mitha, Renaldo bilang, “this games not challenging, how about we upgrade the challenge”, Susan dan Stefanie terlihat bingung antara menerima atau tidak. Renaldo menyampaikan, bahwa setiap peserta yang gagal untuk memasukkan bola, dia harus melepas 1 pakaian yang melekat di tubuhnya. Serentak, Stefanie dan Susan langsung mundur, tapi aku dan Mitha sepakat maju. Stefanie dan Susan sempat mengingatkan, tapi kita berdua sampaikan, tidak masalah.

Benar apa yang terjadi, 2x kita gagal masukkan bola, kita berdua langsung bugil. Cowok-cowok yang main tenis meja langsung berhenti dan melihat ke kita. Yang pertama, aku melepas atasan, lalu kedua Mitha melepas atasan, ketiga aku melepas bawahan, dan terakhir Mitha melepas bawahan. Sedangkan Renaldo dan Dicky masih berpakaian lengkap, nah kalo gagal harus ngapain ? aku melihat titit Renaldo, Dicky, lalu kedua cowok yang bermain tenis meja itu pada menegang, Susan dan Stefanie malah menyemangati, salut dengan keberanian kita berdua, akhirnya Renaldo meminta kalo gagal lagi, kita disuruh push up 5x, aku dan Mitha melakukan push up bergantian, vagina kita terlihat dengan jelas di depan mereka, bahkan lihatnya sampek miring-miring. Setelah itu kita kembali berpakaian kemudian duduk ngobrol dengan Stefanie dan Susan, mereka memuji kita, kok berani ndak pake BH dan celana dalam, kok begini, kok begitu, kita meladeni nya dengan santai.

Kita ngobrol di pimggir kolam renang, lalu ada ajakan dari Alex, teman Renaldo yang pernah lihat aku dan Mitha bugil di kost-an buat main bola di kolam. Kita bilang kalau tidak bawa pakaian renang, mereka menyoraki, meminta kita langsung aja masuk kolam dengan pakaian yang kita pake sekarang. Tanpa pikir panjang, kita langsung masuk ke kolam, pakaian yang kita pake basah semua dan puting dan susu kita terlihat dengan jelas, plus bibir vagina kita juga tercetak jelas di hotpants kita. Aku duduk di pundak Renaldo, Mitha duduk di pundak Alex, lalu berusaha melempar dan membalas bola, terkadang tali tank top kita juga melorot hampir memperlihatkan susu kita, lalu vagina kita juga tercetak di hotpants kita, nampaknya cowok-cowok pada happy semua. Setelah puas di kolam renang, kita balik kamar buat bersihkan diri.

Sewaktu makan malam, Renaldo memintaku memakai kaos putih favoritnya, kaos putih se pusar, longgar di bagian samping yang mengekspose susuku dengan celana pendek yang cukup longgar tapi tetap pendek. Mitha memakai tank top warna hijau, longgar, dengan hotpants yang mencetak pantat dan vagina-nya. Kita makan bersama di areal cowok, ada juga di pinggir kolam renang, anyway pandangan mereka tetap ke kita karena samar-samar susu kita terlihat. Setelah acara makan malam selesai, kegiatan bervariatif, ada yang main kartu, billiard, ada yang bercengkerama sendiri, sedangkan aku, Mitha, dan Renaldo, ngobrol bareng aja di kursi-kursi pinggir kolam renang. Kemudian ada teman Renaldo mengajak main kartu, kita main kartu lesehan di lantai, nah ketika main kartu di lantai ini, karena celana pendekku cukup longgar membuat mereka bisa melihat vaginaku sementara vagina Mitha tercetak jelas, lalu ketika kita menunduk mengambl kartu, sekilas-kilas, susu kita juga terlihat. Tidak terasa sudah cukup larut, beberapa dari teman-teman ada yang masuk ke kamar masing-masing untuk tidur. Renaldo menyuruh kita juga untuk tidur, tersisa beberapa cowok menonton film di Televisi dengan posisi membelakangi kolam renang.

Ketika posisiku dan Mitha sudah bugil, Renaldo menghubungiku, bertanya tentang situasi dan kondisi di tempat cewek, aku jawab semua sudah di kamar, sunyi, kayaknya sudah tidur. Renaldo menyuruhku untuk turun dalam kondisi bugil ke kolam renang, Mitha kalo mau ikut ya dipersilahkan. Tanpa pikir panjang, kita langsung bangun dan lakuin, aku dan Mitha turun ke kolam renang, disitu sudah ada Renaldo. Di tengah malam ini, Renaldo mengajak kita untuk berenang, sementara di ruang tengah cowok ada yang melihat TV, kita agak kuatir ternyata kata Renaldo, mereka ketiduran. Akhirnya pelan-pelan kita nyemplung ke kolam renang, lampu juga sudah dipadamkan, disitu kita berenang perlahan-lahan, sambil sesekali Renaldo meremas-remas susuku, menggesekan tititnya di vaginaku. Renaldo juga menyuruhku naik ke pinggir kolam, kemudian tengkurap dimana sedikit bagian kaki masuk ke kolam, kedua kakiku dibuka, lalu dari belakang, Renaldo menjilati vaginaku, sementara Mitha melihat sambil memainkan vagina-nya di dalam kolam, tidak hanya itu, aku juga sempat disuruh duduk di pinggir kolam, mengangkang, lanjut dijilatin, lalu ditarik masuk ke dalam kolam, dipangku dan vaginaku disodok dengan titit Renaldo. Ditengah kejadian itu, salah satu dari 3 teman Renaldo yang di depan TV bangun dan mengambil minum di dapur, melihat kita ada di kolam, dia menghampiri lalu bertanya basa basi, dingin kah ? atau ngapain, dsb. Dijawab santai oleh Renaldo, pengen renang private, lalu temannya itu kembali ke tempat cowok dan masuk kamar. Kata Renaldo, karena remang-remang, temannya itu ndak bisa lihat kita bugil apa ndak padahal jantungku sudah dag dig dug, begitu pula dengan Mitha. Setelah orgasme, aku dan Mitha kembali ke kamar dalam keadaan bugil, jelas karea sewaktu turun dari kamar, kita sudah bugil.

Keesokan harinya tidak ada kejadian yang menegangkan, semua berjalan santai, aku disuruh memakai kemben oleh Renaldo, putingku tercetak dengan jelas, dengan celana pendek yang semalam dipakai, Mitha memakai hem panjang tanpa lengan. Setelah makan pagi, kita pulang kembali ke kost-an dan beristirahat. Rutinitas di kost-an, sekolah, antara aku dan Mitha masih sama, selalu bugil di kamar dan di luar kamar bila memungkinkan, sekolah model daring pun, kita bugil, malah pernah beberapa kali sewaktu sekolah, aku dan Renaldo pernah beberapa kali ML di kamar, tentunya dengan camera dan microphone yang sudah off. Pernah juga pas kelas XII libur, waktu itu aku pas dapat giliran masuk sekolah, tiba-tiba Renaldo menghubungi, bahwa dia sudah ada di Rooftop lantai 5 sekolah, aku disuruh kesana, aku pamit ke guru yang mengajar untuk ke toilet, sesampainya di rooftop, Renaldo melucuti atasan dan bawahanku, lalu meremas-remas susuku, kemudian kita ML di bawah terik matahari, rasanya campur aduk, dan lebih cepat orgasme, karena takut ketahuan. Gila memang, tapi aku enjoy banget. Dari sisi pakaian, kebanyakan di awal adalah berbagai macam tank top, namun setelah itu berubah menjadi kemben dimana jika dipakai, harus serendah mungkin hampir memperlihatkan putingku.

Di tengah pandemi, olahraga bersepeda menjadi trend, begitu juga dengan kita berdua, di setiap weekend, kita selalu menyempatkan diri bersepeda yang justru hal ini menjadi tragedi. Di suatu minggu pagi, ketika kita sedang asyik bersepeda, tiba-tiba Renaldo mampir di sebuah café untuk membeli kopi, sesudah membeli, dia meletakkan di tempat yang tersedia kemudian mengawali untuk keluar areal café, kebetulan jalannya menurun, ketika memasuki areal jalan raya, Renaldo tidak melihat ke kanan dimana ada satu mobil yang cukup kencang melaju, menabrak Renaldo sehingga Renaldo terpental cukup jauh, luka di kepala cukup berat dan sedihnya langsung meninggal di lokasi. Sangat menyedihkan sekali dan kejadian ini membuatku terpukul, di kala ini, Mitha selalu jadi orang yang menghiburku. Lebih tragis lagi, kejadian ini terjadi 1 minggu sebelum ujian akhir sekolah, artinya kurang sedikit waktu lagi, Renaldo lulus SMA. Aku jadi kurang bersemangat, dan nilaiku seluruhnya jeblok meski masih bisa naik ke kelas XII.

Setahun berlalu, aku masih belum membuka diri atas kehadiran pengganti Renaldo, lulus SMA aku melanjutkan kuliah ke salah satu kampus yang terletak di salah satu kota besar yang ada di pulau Jawa ini. Mitha ikut kuliah di kampus yang sama tapi dengan jurusan yang berbeda, aku tinggal di rumah kost dekat dengan areal kampus. Apakah habits ku dengan Mitha berubah ? Tidak, kami tetap sama seperti dahulu, tidak terasa sudah 4 tahun kita mempunyai habits tersebut dan kita terus explore terhadap habits ini. Konsep rumah kost tempat tinggal kita sekarang ini, tidak jauh berbeda dari tempat kost kita yang lama.

Setelah membaca keseluruhan cerita dari Ce Viona dkk, Silvia dan Sheryn, aku dan Mitha memutuskan untuk menghubungi Ce Viona dan Silvia, ternyata mereka menyambut baik, kita banyak ngobrol, banyak sharing, dan kisah kita sebenarnya ada kemiripan seperti dari sisi pakaian, dari sisi kita melakukan kegiatan eksibisionis. Akhirnya atas saran mereka, aku diminta menulis cerita ini dan aku berpikir lebih mudah bisa di upload di akun Ko Henry. Kenapa aku harus membuat cerita ini, karena menurut ce Viona, para pembaca akan penasaran dengan latar belakangku, ya ada baiknya juga, lalu Silvia memintaku untuk menjadikan 1 bagian saja, agar tidak terjadi penistaan atas cerita ini, kebetulan terutama karena latar belakang kita semua hampir sama.

Pada saat cerita ini ditulis, aku dan Mitha sudah beberapa kali meet up dengan mereka semua, dan kita sungguh enjoy karena kita semacam menemukan komunitas yang memahami dan sejalan dengan apa yang kita lakukan. Semoga kita terus bisa berkarya di setiap kejadian yang ada. Selamat Membaca… Salam kenal dari aku dan Mitha.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd