Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
apakah ewin pura pura lumpuh.......padahal dia si setting kakanya biar bisa muasin istrinya
 
Episode 4: Dilema Emma


"Erwin..." kata Emma


Emma berdiri didepan pintu dengan tubuh yang masih membatu akibat nggak mempercayai apa yang tengah ia lihat. Erwin berada diruang tamu menyaksikan TV dengan adegan seks Emma dan Ricky semalam sambil mengocok kontolnya dengan celana dalam Emma dan menciumi bra kakak iparnya sendiri. Ia menatap Emma yang terbujur kaku akibat shock dan tersenyum.


"Tutup dan kunci pintunya kak Emma. Kalo udah sini duduk sama aku sebelum ada orang yang liat video seks kak Emma sama bang Ricky" kata Erwin


Emma menuruti semua perintah itu. Ia menutup pintu dan menguncinya lalu ketika Erwin meminta kunci itu Emma menyerahkannya juga. Emma duduk disebelah Erwin yang masih asik mengocok kontolnya sambil menyaksikan tubuh Emma yang tengah digauli oleh suaminya dikamar mandi melalui TV. Erwin juga memberikan komentar atas video itu.


"Tubuh kak Emma itu seksi sebenernya kak. Cuma kamu kalo dirumah pake baju yang longgar terus. Kurang nunjukin tetek kak Emma yang kenyal itu. Dan selalu pake hijab. Padahal rambut kak Emma itu indah loh. Ngomong-ngomong tetek kak Emma wanginya sama kayak BH ini nggak?" tanya Erwin


Emma hanya terdiam. Tangan Erwin merangkul Emma dan ia mendekatkan posisinya dengan Emma hingga benar-benar tak ada jarak antara mereka. Tangan Erwin pun mencoba meraih payudara Emma namun Emma berusaha menolaknya. Erwin masih berbicara hal-hal nakal dan berbau porno.


"Kak Emma tau alasan utama aku dengan senang hati tinggal bareng kak Emma dan bang Ricky? Kak Emma tau alasannya aku mau segera pindah kesini? Karena ketika bang Ricky udah panasin kamu, sisanya tinggal aku yang puasin kak Emma" kata Erwin


Ditengah kekalutan Emma dan shock, Emma semakin dibuat kaget ketika Erwin berdiri dan mengarahkan kontolnya ke wajah Emma. Mata Emma melotot nggak percaya. Bukan karena adik iparnya sendiri mengarahkan kontolnya ke muka Emma, tapi karena Emma tau betul Erwin sedang lumpuh namun saat ini dihadapannya Erwin berdiri seakan kakinya nggak merasakan sakit.


"Hehehe nggak sia-sia aku dulu ambil kelas acting waktu sekolah. Dengan mudah aku bisa mengelabui kak Emma dan bang Ricky. Ya kaki aku sehat kak. Kecacatan itu semua bohong" kata Erwin


Tangan kiri Erwin asik mengocok kontolnya dihadapan wajah kakak iparnya yang masih shock. Tangan kanannya berusaha melepas kerudung yang dikenakan oleh Emma. Sebagaimanapun Emma berusaha melawan tetap saja ia nggak bisa menandingi Erwin yang sudah sange berat. Tiba-tiba saja Erwin menarik kepala Emma sehingga kini kontol Erwin berada tepat diwajah Emma. Semakin kaget napas Emma makin memburu. Ia mencoba berontak namun sia-sia. Erwin kemudian menyentuhkan bibir Emma pada batang kontolnya lalu menggerakan kontolnya menggesek bibir Emma.


"Aaaahhh...ini kan kak Emma mau? Dari hari pertama aku minta kak Emma untuk pegang kontol ini, aku tau kak Emma berusaha menahan untuk nggak nyepong. Aku liat bibir kak Emma bergetar. Aku tau kak Emma berjuang melawan hasrat ingin masukin kontol aku ke mulut kak Emma. Sekarang kontol ini ada dibibir kak Emma, kenapa nggak buka mulut?" kata Erwin


Emma masih mencoba meronta. Erwin mulai kesal. Dia merebahkan tubuh Emma disofa dan merobek pakaiannya. Emma semakin sadar posisinya lebih berbahaya dan Erwin akan mulai memperkosanya. Apalagi ketika Erwin berhasil mengunci tangannya. Bibir Erwin menciumi bibir Emma yang masih tertutup rapat menandakan ia nggak menerima ciuman darinya. Tangan Erwin mencoba terus menjamah tubuh kakak iparnya tersebut. Meremas payudara hingga mengusap memek Emma yang masih bergerak melawan rangsangan yang diberikan oleh Erwin. Emma mulai menangis membayangkan apa yang akan dilakukan oleh adik iparnya sendiri. Air matanya menetes membasahi pipinya yang justru semakin membuat Erwin lebih terangsang lagi.


"Belum diapa-apain udah nangis. Awas kalo nanti keenakan ya" kata Erwin


Erwin mengangkat pinggul Emma dan merobek celana dalam kakak iparnya tersebut hingga vaginanya kini terlihat. Dengan lihai Erwin menjilati vagina Emma dan mulai membuatnya basah. Emma masih berusaha menolak namun perlahan tubuhnya mulai menerima. Pikirannya menolak perlakuan Erwin namun tubuhnya nggak bisa berbohong. Ia menginginkan jilatan itu pada vaginanya. Emma rindu ketika vaginanya dirangsang dengan jilatan-jilatan sensual nan erotis baik oleh Benny dan Edo. Ricky nggak pernah melakukan itu lagi padanya. Ia tetap berusaha menolak meskipun tubuhnya terang-terangan menerima perlakuan Erwin terlihat dari tangan Emma yang justru memilin putingnya sendiri


"Erwin...jangan...mmmmhhh...sssshhh...sadar Wiiinn...aku...kakak kamuuu" tolak Emma

"Bibir kak Emma bilang jangan tapi bibir yang bawah ini kok minta aku jilatin terus ya? Udah banjir nih" sahut Erwin


Seperti singa kelaparan yang menerkam mangsanya, Erwin terus menjilati memek Emma dengan penuh nafsu. Lidahnya menyusuri lubang kenikmatan Emma dan menari di klitoris wanita yang menjadi istri dari kakaknya tersebut. Mulutnya juga nampak menyedot vagina Emma memberikan sensasi yang belum pernah Emma rasakan sebelumnya. Namun Emma hanya bisa terus menangis dan memohon agar Erwin sadar supaya semua ini cepat selesai.


"Aaahhh...ampuunn...Erwiiinn...stooopp...uuuhhh...jangan...dilanjut...aaahhh...aku janji nggak akan...aaaahh...nggak akan bilang siapa-siapaaahhh" pinta Emma


Erwin nggak menggubris permintaan Emma sama sekali. Ia justru menyudahi aksi di vagina Emma dan menuju mulut Emma. Erwin berusaha untuk melumat bibir Emma namun Emma kembali menutup mulutnya dan menggerakan kepalanya menghindari ciuman itu. Erwin pun bangkitkan mengarahkan kontolnya ke wajah Emma lagi. Kali ini ia meminta Emma untuk mengoral kontolnya. Emma terus menolak. Ia menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri menghindari kontol Erwin yang berada tepat diwajahnya. Namun Erwin Emma masih menolak. Erwin nggak hilang akal, ia menempel dan mengusap-usap kontolnya pada wajah Emma. Erwin terus berusaha untuk mendapatkan akses masuk kedalam mulut Emma yang masih terkunci rapat. Erwin terus mencoba dari mulai diusap-usap ke mulut Emma sampai dipukul-pukulkan ke wajah Emma namun nihil. Paling mentok Erwin hanya bisa membuka sedikit bibir Emma.


"Ayo dong kak Emma. Biar cepet selesai. Abis sepong aku entotin memek kak Emma sampe aku ngecrit kaya kemaren ditoilet" kata Erwin


Emma terus menolak menerima kontol Erwin kedalam mulutnya. Erwin pun membangkitkan tubuh Emma hingga terduduk dan memaksa Emma menghisap kontol itu. Emma awalnya merasa enggan dan terus menolak tapi semua usahanya nggak cukup mencegah Erwin mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia menggenggam kepala belakang Emma sebelum menjambak rambutnya dan membuat Emma membuka mulutnya. Erwin pun dengan sigap menyodokkan kontolnya kedalam mulut Emma yang terbuka dan langsung menggerakkan pinggulnya memperkosa mulut Emma.


"Aaaaaahhh" desah Erwin dengan puas

"Glllghhkkkk...ghhhhkkkkgggkkkk...uuhhhhkkkkk" Emma tersedak


Erwin kembali memaksakan kontolnya masuk kedalam mulut Emma. Kali ini nggak sesulit tadi karena Emma sudah kebobolan. Namun Erwin sungguh menyukai sensasi mendominasi dan melihat Emma tak berdaya menerima serangannya. Erwin pun melakukan facefuck sambil memegang kepala belakang Emma membuat Emma nggak bisa melakukan apapun selain menerima sodokan kontol Erwin pada mulutnya. Emma hanya berusaha agar ia nggak tersedak.


"Aaahhh...fuck kak Emma mantap banget deepthroat gini" kata Erwin


Emma nggak bereaksi apapun. Ia hanya berfokus menjaga dirinya agar nggak tersedak disetiap kali kontol dimulutnya bergerak menyodok-nyodok hingga ke dinding kerongkongannya. Emma mulai menyadari ini adalah yang setahun terakhir ia rindukan. Seorang lelaki yang dominan dan berkuasa atas dirinya. Facefuck, deepthroat, tampar, memaksanya melakukan sesuatu diluar batas dan membuat Emma membuat batasan-batasan baru lagi pada dirinya. Emma pun berharap jika ia membiarkan Erwin berkuasa atas mulutnya mungkin Erwin akan ejakulasi dan semuanya selesai. Namun sayangnya Erwin juga berpikiran seperti itu. Erwin justru mengendurkan tempo blowjobnya. Ia tak lagi menyodok Emma dengan keras, namun lebih pelan. Nampaknya Erwin sudah diujung tanduk dan nggak mau hari ini berakhir sebelum ia mencicipi memek kakak iparnya



Erwin menikmati setiap inci kontolnya 'diserap' oleh mulut Emma seperti ini. Ia juga menyadari kakak iparnya tersebut mulai melonggarkan perlawanan meskipun ia tau betul saat Erwin akan penetrasi Emma akan kembali meronta. Namun itulah yang dicari oleh Erwin. Perlawnan dari Emma yang membuat Erwin bisa menaklukan istri kakaknya sendiri. Sebuah kepuasan ketika bisa menaklukan wanita yang memberontak mempertahankan tubuhnya. Erwin kemudian melakukan sebuah sodokan dalam mulut Emma sebagai tanda ia telah menaklukan mulut kakak iparnya sendiri.


"Supaya kak Emma sadar sekarang posisi kak Emma ada dibawah kendali aku!" kata Erwin


Erwin kemudian langsung memposisikan dirinya dan Emma untuk missionary. Ia mengarahkan kontolnya langsung kearah vagina Emma. Dengan sisa-sisa tenaganya, Emma masih berusaha berontak. Persis seperti yang diinginkan oleh Erwin. Berontak dan melawan mempertahankan tubuhnya. Perlawanan Emma justru hanya membuat Erwin semakin bersemangat dan menggila


"Erwin...jangan...jangan lakuin ini Win. Jangan...aku mohon jangan" kata Emma memelas

"AAAAAAAAAAAHHHHHH" pekik Emma


Namun sia-sia. Kontol Erwin merangsek masuk tanpa mengalami kesulitan berarti. Erwin bersiap menggenjot memek kakak iparnya yang masih berusaha mendorong tubuh Erwin yang kini sudah mendapatkan apa yang ia mau. Erwin pun semakin bernafsu karena berhasil menerobos pertahanan Emma. Erwin nggak langsung menggerakkan pinggulnya, ia memulai dengan meremas payudara Emma sambil membiarkan kemaluannya dan kemaluan Emma beradaptasi satu sama lain.


"Hehehe memeknya anget. Ngejepit pula. Kak Emma sebenernya sange kan? Udah nikmatin aja. Aku tau kak Emma nggak pernah puas sama Ricky kan? Sama aku jaminan puas kak!" kata Erwin


Emma nggak berkata apapun. Ia menitikan air mata berusaha mencerna ini semua. Erwin, adik iparnya yang sudah dianggap sebagai adik kandung Emma sendiri, tega menyetubuhi dirinya ketika kakaknya yang merupakan suami sah Emma tengah dinas keluar kota. Erwin memulai genjotannya pada memek Emma. Tangan Emma menggenggam keras sprei kasur sambil masih berusaha untuk menyadarkannya. Erwin nggak mempedulikan itu. Ia justru menikmati tangan Emma meremas sprei setiap kali ia menyodokkan kontolnya


"Aaahhh...uuhh...Erwiiin...aaahhh...sadar Wiiin..aaduuhhh...ooohh...udah Wiiin"


Namun nafsu telah menguasai Erwin. Dia justru semakin liar menggenjot tubuh Emma yang perlahan mengendorkan perlawanannya. Mulut Erwin pun kini mengenyot pentil Emma yang sudah tegak berdiri. Mulut Emma mungkin menolak, tapi tubuhnya nggak bisa berbohong bahwa dia perlahan menikmati ini. Genjotan Erwin pun memberikan sensasi berbeda pada tubuh Emma. Ia merasa dikuasai, ditaklukan. Persis seperti ketika ia disetubuhi oleh Benny. Bedanya adalah Emma sudah menyerahkan tubuhnya pada Benny namun belum sepenuhnya pada Erwin.


"Uuhhhh...aaahhh...aahhh...Erwin tolooonggg...aaahh...udaahhh" desah Emma


Namun tiba-tiba mereka mendengar suara pintu pagar dibuka dan dari gorden yang tertutup Erwin melihat siluet hitam. Ada seseorang didepan. Namun Erwin nggak menghentikan genjotannya. Dia tetap menggauli Emma dengan tempo yang sama. Pinggulnya tetap mendorong kontolnya hingga menghujam dalam ke vagina Emma. Yang berbeda justru Emma. Ia justru menutup mulutnya agar desahannya nggak terdengar sampai keluar. Melihat itu, Erwin tersenyum penuh kemenangan.


"Mmmmmhhh...mmmppphhh...mmmmhhssss..." desah Emma tertahan tangannya sendiri

"Permisi, mbak Emma? Mbak Emma? Ini Supri mbak" kata suara didepan pintu


Erwin menjadi semakin bersemangat. Ia kini meminta Emma untuk menungging dan ia menghujamkan kontolnya kedalam memek Emma yang masih menutup mulutnya. Dengan posisi doggy style, Erwin semakin bernafsu menggenjot kakak iparnya yang satu ini. Pinggulnya bergerak lebih cepat dan menusuk lebih dalam membuat Emma kesulitan menahan desahan dari mulutnya. Namun kali ini Erwin yang menutup mulut Emma agar nggak mengeluarkan desahan ketika ia menerima sodokan dan genjotan dari Erwin dibelakangnya.


"Kalo aku lepas tangan aku dari mulut kak Emma, si Supri bakalan denger desahan liar kak Emma dan berdasarkan penglihatan aku kayanya si Supri bakalan gabung deh. Mau?" tanya Erwin


Emma menggeleng. Ia nggak menginginkan orang lain terlibat dalam hubungan ini. Emma nggak mau ada 'anggota baru' lagi. Namun hal tersebut nggak menghentikan Erwin memompa kontolnya kedalam memek Emma. Kontol itu terus menghujam memek Emma yang menatap kearah gorden berharap Supri segera pergi. Barulah ketika siluet diluar itu menghilang dan ia mendengar suara pagar ditutup Erwin melepas tangannya dari mulut.


"Aaaahhh...aaahhh...uuhhhh...Erwin..udaaahhh" desah Emma

"Aahhh...yes...yess...4 hari aku punya memek buat disodok gini aaahhh...dasar Ricky tolol" Erwin meracau nggak mempedulikan permintaan Emma


Emma kembali menyadari posisinya dan ia kembali sesenggukan. Genjotan Erwin terus berlanjut bahkan kini Erwin menindih tubuh Emma dari belakang kemudian menciumi rambut dan tengkuk Emma kemudian membisikkan sesuatu...


"Mulai hari ini tubuh kak Emma jadi milik aku. Ricky boleh pinjem tubuh kak Emma buat dientot tapi harus seizin aku" bisik Erwin


Tangan kanan Erwin terus menjamah tubuh Emma, meremas-remasi toket Emma dan memilin putingnya sementara tangan kirinya berada dikepala Emma, menjambak rambutnya agar posisi kepalanya tetap tegak memudahkan Erwin untuk menciumi wajah Emma. Suara yang terdengar dirumah itu hanyalah rekaman dari TV, suara tubuh Erwin dan Emma yang saling bertemu disetiap hentakan dan desahan Emma yang menggema diseisi ruang TV rumah itu. Selanjutnya Erwin mengubah posisi Emma menjadi missionary kembali dan langsung menggenjot kakak iparnya dengan keras dan dalam.


"Aaahhh...mmmmhhh...mmmssss...aaahhh...uuhhh" desah Emma


Erwin terus memakai memek Emma seperti sex toynya sendiri. Tangan Erwin pun masih sibuk menggerilya payudara Emma dan mulut Erwin menciumi lengan Emma yang bersih dan harum. Hentakan dan sodokan berlangsung untuk beberapa menit kemudian tangan Erwin mencengkram pipi Emma dan ia membicarakan sesuatu dengan Emma. Satu hal yang mengubah hidup Emma setelahnya.


"Kak Emma jadi milik aku. Nggak boleh nolak kalo aku minta kak Emma puasin aku. Awas kalo kak Emma nolak"


Emma mengangguk secara terpaksa. Nggak ada yang bisa ia lakukan saat ini. Menolak pun nggak ada gunanya karena pasti Erwin telah merencanakan semuanya dan dia akan dengan mudah memanipulasi orang lain agar percaya padanya. Seperti yang ia bilang tadi, Erwin adalah mengambil jago akting semenjak sekolah. Erwin pun meminta Emma untuk menoleh kearah TV dan melihat video seks antara dirinya dan Ricky. Emma menyadari apa yang terjadi dalam video tersebut sangat membosankan jika dibandingkan dengan yang tengah ia alami saat ini.


"Lebih...aahhh...enak mana...haaaah? Genjotan...ssshhh...aku atau...fuck...bang Ricky?" tanya Erwin

"Aahhh...ssshhhiiitt...uuhhhh...aaaahhh...enakan...aaahhh...kamu...fuuuucccckkk" jawab Emma refleks


Mendengar jawaban Emma, mendadak ada energi tambahan pada diri Erwin hingga genjotan Erwin terasa semakin cepat dan Erwin mulai mendesah diiringi erangan. Tangan Erwin pun mencekik leher Emma yang mulai pasrah Dalam beberapa menit Erwin akan ejakulasi. Pertanyaannya adalah dimana Erwin akan memuncratkan spermanya? Didalam? Diluar?


"Aku keluarin dalem aja...Aku mau keluarin didalam memek kak Emmaaaaaa" Erwin meracau

"Aahhh..auuhhh...Erwin...jangan di...aahhh...jangan didalam..mmmmhhh" desah Emma


Erwin lantas mengeluarkan pejunya dan mengarahkan ke wajah Emma. Buru-buru Emma memalingkan wajahnya menghindari semprotan peju namun tangan Erwin keburu menahan wajah Emma. Erwin mengocok kontolnya dan bersiap menembakkan amunisinya ke wajah kakak ipar satu-satunya itu.


"AAAAAAAAARRRGGGHHHH" Erwin mengerang


Crot...
Crot...
Crot...

Semburan peju langsung muncrat mengenai wajah Emma. Wajah yang tadinya mulus dalam sekejap berlumuran peju kental milik adik iparnya. Erwin pun langsung berdiri dan meminta Emma berjongkok untuk membersihkan sisa-sisa peju adik iparnya. Erwin memainkan kontolnya pada wajah terutama mulut Emma sambil tangan Erwin meraih rambut Emma dan mengontrol gerakan kepala Emma. Keduanya merasa lega. Emma lega ini semua berakhir dan Erwin lega telah berhasil menaklukan Emma. Senyum tersungging dari bibir Emma.


"Akhirnya aku bisa taklukin kak Emma. Setelah berhari-hari cuma nontonin kak Emma dari video hasil kamera tersembunyi, sekarang aku bisa bikin video seks kita berdua" kata Erwin

"Bersihin muka kak Emma sana. Aku juga mau bersih-bersih. Nanti kita lanjut lagi. Kak Emma bakalan puas sama aku" lanjutnya seraya beranjak dari duduknya


Emma pun beranjak dan menuju kelantai atas. Ia menuju kamar mandi dikamar tidurnya. Emma menatap wajahnya yang terpantulkan oleh cermin di wastafel. Wajah yang berlumuran peju dari adik iparnya sendiri. Perasaannya bercampur aduk. Dia kecewa dan marah berat kepada Erwin. Emma ingin mengadukan perlakuanya pada Ricky, tapi dia yakin Ricky nggak akan mempercayai dirinya dan lebih memihak pada adiknya sendiri. Dari dalam lubuk hati terdalamnya Emma juga menyadari bahwa seks barusan sungguh nikmat. Jauh lebih nikmat daripada seks terbaik Ricky dan hati kecilnya mengatakan jika ia mengadukan Erwin kepada Ricky maka dirinya mungkin terbebas dari seks ini namun akan kembali terjebak pada seks dengan Ricky.

Emma buru-buru melepaskan pikirannya kemudian menuju bilik mandi dan menyalakan shower. Ia membasuh seluruh tubuhnya termasuk wajahnya agar bersih dari peju tadi. Ia membaluri tubuhnya dengan sabun sambil membayangkan apa yang akan terjadi di hari-hari esok. Disetubuhi oleh adik iparnya selama 4 hari. Emma kemudian menyudahi mandinya dan betapa kagetnya Emma ketika ia melihat Erwin tengah berdiri dikamarnya. Dilantai terdapat sebuah kotak besar yang Emma selalu lihat dikamar Erwin.


"Kamu mau apa lagi? Belum puas udah perkosa aku?" tanya Emma dengan nada memelas

"Hoho banyak yang aku mau dari kak Emma. Apa kak Emma pikir aku udah puas dengan ngentotin kak Emma sekali aja? Haha! Inget kak, aku mau pake kak Emma sesuka hati aku dan kak Emma nggak boleh nolak. Aku mau kak Emma jadi budak seks aku. Paham?" kata Erwin


Emma tertegun mendengar kata-kata Erwin. Ia pikir perkataan tadi hanya racauan seks. Emma sama sekali nggak menyangka Erwin serius akan kata-katanya. Namun apa yang bisa ia lakukan? Emma hanya mengangguk dan pasrah menghadapi nasibnya. Erwin membuka kotak itu dan mengambil sesuatu. Sebuah ikat leher dan beberapa utas tali. Ia menghampiri Emma dan mengikat lehernya seperti anjing. Erwin tersenyum dan menciumi pipi Emma sebelum memintanya untuk jongkok. Erwin menarik tali itu membuat Emma mengikuti Erwin dengan merangkak hingga ketempat tidur dan meminta Emma berbaring. Selanjutnya Erwin mengikat tangan dan kaki Emma yang dibuka lebar pada ujung kasur menggunakan tali. Erwin lalu menuju ketempat Emma menyembunyikan vibrator dan dildo dari pengirim misterius untuk Emma.


"Kak Emma tau nggak kalo sebenernya kak Emma itu munafik?" kata Erwin sambil memilih sex toy dari kotak itu

"Kalo kak Emma nggak suka sama kiriman mainan seks gini, kak Emma langsung buang alat-alat ini atau lapor sama suami tercintanya itu bahwa kak Emma dapet teror" lanjut Erwin setelah mengambil sebuah vibrator

"Tapi nggak. Kak Emma simpan, bahkan sembunyiin vibrator dan dildo ini dari mas Ricky suami tercinta. Parahnya kak Emma gunain juga semua ini. Sekarang, aku mau nikmatin sisi lain kak Emma. Sisi munafik kak Emma dibalik sosok istri baik yang dinikahi kakak aku!" tutup Erwin


Erwin pun mengarahkan vibrator itu ke memek Emma dan mengusap-usap persis dibibir vagina Emma. Getaran dari vibrator itu memberikan sensasi nikmat yang nggak bisa ditolak oleh Emma. Tubuh Emma sedikit banyak menerima rangsangan dari vibrator itu apalagi ketika Erwin melakukan gerakan rubbing pada vagina Emma. Mata Emma terpejam. Tak peduli sekeras apapun Emma berusaha menolak, ia nggak bisa mengalahkan rasa nikmat yang mengalir dalam tubuhnya.


"Aaaahhh...ehhhmmmm...hhhhsssss" desah Emma

"Suka kakak iparku sayang?" tanya Erwin


Emma menggeleng namun Erwin tau itu hanya pura-pura. Erwin semakin menekan vibrator itu membuat Emma semakin menggelinjang menikmati getaran vibrator tepat pada klitorisnya. Emma nggak bisa melakukan apapun selain menggerakkan pinggulnya naik turun setiap kali ia merasakan nikmat dan semakin larut kedalam permainan Erwin.


"Mmmmmhhhsss...stop Erwin...aaahhhh..." desah Emma


Seperti dugaan, Erwin nggak menghentikan permainannya. Ia justru semakin menekan vibrator itu hingga Emma semakin menggelinjang. Emma tau jika Erwin terus memberikan permainan seperti ini ia akan segera membuat Emma klimaks. Emma hanya bisa menahan agar dirinya nggak klimaks, ia terus menahan hasrat yang semakin besar dalam tubuhnya. Namun semakin Emma berusaha menahan, semakin kuat dorongan pada tubuhnya untuk melepas semua itu. Erwin menggila dengan mengocok vibrator itu pada memek kakak iparnya sendiri hingga akhirnya tubuh Emma bergetar hebat, matanya terpejam dan mulutnya menganga. Erwin semakin liar memberikan kocokan pada Emma karena ia tau apa yang akan terjadi berikutnya.


"Aaaahhhh...aaahhh...aaahhh...uuhhh...OOOOOOOOAAAHHHHHHHHH...FUUUUCCKKKK!!!!!" Emma mengerang hebat


Ia baru saja klimaks dan memuncratkan cairan squirt yang sangat banyak. Tubuh Emma masih bergetar bahkan setelah squirtnya berhenti. Erwin menyaksikan kakak iparnya squirt sambil tertawa penuh kemenangan. Ia telah berhasil menaklukan kakak iparnya sendiri, sekarang ia berhasil membuat kakak iparnya squirt. Wajah puas diwajah Erwin seraya ia melumat bibir dan pentil Emma.


"Wow kak Emma! Aku ngga nyangka kakak squirter! Bang Ricky ngga pernah bikin kak Emma squirt ya? Holy fuck! What a slutty bitch you are!" kata Erwin

"Erwin, kamu udah dapet memek aku, udah ngentotin aku, udah bikin squirt. Udah ya. Please lepasin. Aku ngga akan bilang siapa-siapa" pinta Emma

"Lepasin? Kak Emma berharap aku lepasin setelah aku tau kak Emma squirter? Ngimpi! Sekarang kak Emma jadi mainan aku. Sex toy, budak seks, apapun itu yang harus siap ngelayanin aku kalo aku lagi sange" kata Erwin


Emma sebetulnya nggak kaget dengan perkataan Erwin. Dia tau akan mengarah kesini, yang nggak Emma tau adalah langkah Erwin selanjutnya. Erwin beranjak dari kasur dan keluar. Emma berpikir Erwin menyudahi sesi malam ini dan membiarkan Emma tidur untuk apapun yang direncanakan Erwin esok hari. Ternyata tidak. Erwin datang dengan beberapa strap dan sebuah kotak besar dengan tongkat yang menjulur. Erwin memposisikan kotak itu dilantai kemudian Erwin menggunakan strap tersebut untuk mengikat vibrator yang diposisikan persis pada klitoris Emma. Terakhir Erwin menekan tombol pada untuk menyalakan vibrator yang menggetarkan klitoris kakak iparnya.


"Aaaahhh....aaahhhh....uuuuhhh...apa-apaan ini Win?" tanya Emma

"Selamat malam Kak Emma" jawab Erwin seraya meninggalkan kamar Emma




 
Terakhir diubah:
"...Ia menatap Emma yang terbujur kaku akibat shock dan tersenyum..."

Maapkan ane Hu, cuma mau tanya Ini Terbujur maksudnya si Emma dalam posisi terbaring ? :panik:
Btw, updatenya mantab banget .. :popcorn::thumbup:thumbup
 
"...Ia menatap Emma yang terbujur kaku akibat shock dan tersenyum..."

Maapkan ane Hu, cuma mau tanya Ini Terbujur maksudnya si Emma dalam posisi terbaring ? :panik:
Btw, updatenya mantab banget .. :popcorn::thumbup:thumbup

Maksudnya berdiri hu hehe

Mulustrasi tidak ada tampilannya

makasih suhu atas update nya .. bt, kok gk muncul mulustrasinya

Coba matiin adblock hu. Biasanya karena adblock makanya ngga muncul gifnya

jadi erwin ini papanya ricky atau adiknya ricky?

Draft awal papanya Ricky, tapi last minute diedit jadi adiknya aja biar lebih memudahkan ane kedepannya hehehe
 
Maksudnya berdiri hu hehe





Coba matiin adblock hu. Biasanya karena adblock makanya ngga muncul gifnya



Draft awal papanya Ricky, tapi last minute diedit jadi adiknya aja biar lebih memudahkan ane kedepannya hehehe
Okelah Hu.. :top::top: itulah kenapa Tinggi tubuh tidak sama dengan Panjang Tubuh.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd