Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Perjalanan Hidup Anak Bali

Poll fantasy seputar ojek yg seperti apa untuk chapter 5 nanti

  • Penumpang muda / Perawan

    Votes: 42 35,3%
  • Penumpang Setengah baya

    Votes: 17 14,3%
  • Penumpang kantoran

    Votes: 21 17,6%
  • Penumpang Berhijab

    Votes: 65 54,6%
  • Penumpang ekshib / maniac

    Votes: 19 16,0%
  • Lain2 silahkan isi di kolom komentar

    Votes: 2 1,7%

  • Total voters
    119
  • Poll closed .
Season 3 Chapter 6 : Masa Lalu Datang Lagi

Beberapa Jam sebelumnya...


"Ev, saya mau cerita ke kamu boleh?"
"iya boleh aja bli. Cerita hal apa ni?"
"kamu tau kan bu Adel yg jadi kuasa hukumnya Bu Nurmala"
"iya tau bli"
"dia itu mirip sekali sama mantan pacar saya"
"ah masa bli? Kebetulan sekali ya"
"iya itu dia. Udah gitu, mantan pacar saya juga orang Makassar"
"hah, yg benar bli? Jangan-jangan dia itu memang mantan pacar bli"
"iya mungkin. Tapi namanya beda, mantan saya namanya Stefanie"
"hmmm. Apa mungkin dia berganti nama bli?"
"ya gak tau. Boleh minta tolong?"
"minta tolong apa bli?"
"besok sewaktu meeting, kamu misscall nomor telepon ini ya. 081******** kalo nanti handphone dia berbunyi. Berarti benar itu dia"
"siap pak boss tercinta. Tapi saya mau dikawin lagi bli. Sampai saya lemas"
"ih, udah jam 4 ini. Besok kan kita meeting jam 9 pagi"
"ayolah bli. Sekali ini saja"
"hmmm okelah. Mau gaya apa sayang?"
"terserah apa yg menurut bli enak saja"
"okelah kalo begitu"



Pagi itu sial bagiku. Rina marah karena aku terlambat meeting sampai 2 jam lebih karena aku tidur kepagian. Sesampainya di tempat meeting, Bu Nurmala juga sudah terlihat tidak baik-baik saja. Meskipun akhirnya kontrak kerjasama berhasil kudapatkan. Namun itu semua buah dari lobi yg dilakukan oleh Rina via telepon dari Jakarta. Kontrak kerja sama hanya ditandatangani oleh aku dan Bu Nurmala, Adel tak terlihat ada di tempat karena jadwalnya hari itu adalah mengikuti sidang kliennya yg lain. Rencana ku untuk mengetahui siapa Adel sebenarnya berantakan. Ya apa boleh buat, itu semua karena kebodohanku sendiri.

"Pak Wayan boleh kita bicara berdua saja?" Pinta Bu Nurmala padaku
"oh iya oke Bu. Dimana?"
"mari di ruangan saya di lantai 2"
"baik bu. Ev kamu tunggu disini ya"
"Iya Pak" jawab Evelyn singkat

"Silahkan masuk pak"
"Makasih bu. Ada yg bisa saya bantu bu?"
"jadi gini pak. Saya terus terang aja ya"
"iya bu gimana?"
"pak wayan terbang ke Jakarta kapan ya?"
"rencana besok pagi bu, penerbangan pertama"
"oke jadi gini. Bapak tau Adel kan?"
"Adel kuasa hukum Ibu kan?"
"iya Adel kuasa hukum saya, dia bicara sama saya. Jadi ternyata kalian pernah bertemu ya sebelumnya?" Jadi benar dugaan ku bahwa Adel adalah Stefanie
"hmmm, memang dia mirip dengan mantan saya bu, tapi mantan saya bernama Stefanie. Bukan Adel Rahman"
"Nah itu dia. Adel itu nama barunya dan Stefanie adalah namanya yg lama"
"Hah, yg benar bu?"
"iya betul. Saya mau tanya sama kamu. Apakah anaknya itu adalah anak kamu?"
"Hmmm, bukan bu. Memang saya mantan pacarnya. Namun anak itu yg membuat saya memutuskan dia"
"kamu tau siapa bapaknya?"
"dia rekan kerjanya di Jakarta. Tapi saya gak tau banyak bu. Oh iya Bu Nurmala kok tau banyak?"
"saya tantenya"
"Hmmmm. Maaf saya baru tau. Soal Stefanie, saya minta maaf karena pernah jadi masa lalu yg buruk bagi dia"
"kamu yg terbaik menurut dia. Hanya saja memang kebodohannya yg membuat cinta kalian kandas. Dan dia sangat amat menyesal"
"gimana kabar anaknya? Apakah baik-baik saja bu?"
"baik, dia tumbuh jadi anak yg baik sekali. Sehat tidak rewel, tangguh seperti ibunya. Hanya saja kasian dia yg ayahnya tak jelas siapa. Saya khawatir jika nanti sekolah dia akan di ejek oleh teman-temannya"
"saya turut prihatin untuk itu Bu"
"boleh tolong Adel, eh Stefi?"
"tolong apa ya Bu?"
"Nikahi dia"
"hah, mana mungkin bu. Ibu kan rekan Rina istri saya. Pasti tau lah bagaimana dia"
"Saya dah bilang sama dia"
"astaga, lalu?"
"dia suruh saya tanya kamu"
"Aduuuh. Saya belum bisa jawab untuk itu. Banyak hal yg harus saya bicarakan sama Rina"
"pulang lah, bicarakan sama istri kamu. Saya berharap sebelum kerja sama kita dimulai bulan depan, kamu sudah punya jawaban untuk itu"
"untuk itu akan saya bicarakan sama istri saya. Saya harus menghormati dia. Bagaimanapun dia adalah istri saya"
"oh iya, istri kamu tanya tuh. Semalam kamu ngapain aja sama asisten kamu?"
"hah, biasa aja kita tidur di kamar masing-masing?"
"Oh gitu yaudah kalo gitu. Istri kamu kira kamu main semalaman sama dia sampai-sampai kalian terlambat meeting pagi ini"
"hmmm ada lagi bu?"
"semenatara itu aja dulu. Oh iya terimakasih sudah jauh-jauh terbang ke Makassar untuk kerja sama ini. Semoga besok pagi perjalanannya selamat sampai tujuan"
"terimakasih juga Bu Nurmala atas sambutannya dan juga kontrak kerja samanya. Semoga kerja sama kita nantinya berjalan baik dan lancar"
"amin. Silahkan Pak Wayan"
"Permisi bu"

Gila!!! Kegilaan apalagi yg aku hadapi ini ya Tuhan. Fakta yg mencengangkan bahwa Adel ternyata memang benar Stefanie. Dan juga fakta bahwa Bu Nurmala adalah tantenya yg secara langsung meminangku untuk menikahi Stefanie. Kisah cintaku mengapa rumit seperti ini?

Sepanjang perjalanan pulang aku merasa tak tenang, kepalaku melayang mengembara alam khayalan dan berandai-andai tentang banyak hal. Tiba-tiba Evelyn menghentikan lamunanku. Dia berkata lirih bahwa pesawat akan segera landing. Hanya mengangguk yg dapat ku lakukan, sisanya lebih sibuk dengan merapikan barang bawaanku yg berada didalam kabin pesawat. Tak berapa lama pesawat mendarat dengan selamat dan mulai berjalan lambat menuju garbarata yg sudah menanti. Dengan malas ku berjalan turun dari pesawat, tak dapat ku bayangkan apabila apa yg dikatakan Nurmala tentang omongannya kepada Rina adalah benar adanya. Bahwa ia telah bicara pada Rina tentang rencana Nurmala untuk menikahkan Stefanie dengan ku.

"Bli, belok kesini dulu. Kita ambil koper kita"
"eh iya Ev. Maaf ya saya lupa"
"Wajah bli tampak nya sedang risau. Apa hal yg bli sedang pikir?"
"oh gak apa-apa kok. Yaudah yuk ambil barang kita. Pasti kita dah di tunggu didepan"
"hmmm. Tak mau beri tau pun tak pe. Nanti juga bli bagi tau kalo bli sedang birahi pada Evy"
"hahaha. Kamu ini, dikasih sekali ketagihan ya"
"hehehe. Habis punya bli nikmat sih. Buat saya mau terus"
"yaudah nanti kita atur waktu supaya bisa main lagi ya"
"siap pak boss"

Setelah mengambil koper dan beberapa kardus berisi oleh-oleh yg kami bawa. Aku dan Evelyn segera menuju area penjemputan. Disana ternyata Rina sendiri yg menjemput, senyum manis penuh kerinduan nampak menyambutku. Lalu ketika aku telah berada di hadapannya, ia langsung memelukku dan berkata lirih bahwa ia sangat rindu padaku. Aku pun berkata hal yg sama kepadanya bahwa aku pun rindu padanya. Perjalanan kita lanjutkan menuju sebuah rumah makan, karena kebetulan saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 12.15 yg artinya sudah masuk waktu makan siang. Di rumah makan tersebut dia bercerita banyak hal tentang apa yg terjadi di kantor selama 3 hari aku pergi. Aku pun tak mau kalah dengan menceritakan bagaimana kondisi Makassar, apa yg sudah aku dan Evelyn kunjungi disana semua aku ceritakan pada Rina. Selesai makan kita lanjut jalan menuju kantor. Karena matahari masih cukup terang menyinari Jakarta siang itu. namun Rina memberi kompensasi untuk Evelyn jika ia ingin pulang lebih dulu, dan evelyn mengambil kesempatan itu dan langsung pulang menuju kostannya. Dikantor aku dan Rina merapikan Dokumen-dokumen yg aku bawa dari Makassar. Lalu menyiapkan segala hal yg perlu kita lakukan nantinya untuk proyek kerjasama antara kantor ini dengan Pabrik milik Nurmala.

"Gimana rasanya si Evy beb?"
"hah? Rasa apa?"
"halah gak usah pura-pura lah. Kaya aku anak kecil aja bisa di bohongi"
"ih. Kita gak ngapa-ngapain kok"
"yg bener? Cupu banget suami aku kalo gitu"
"Hmmm. Ya gitu deh"
"tuh kan, uuugh ngehek"
"jangan marah dooong"
"Gak marah, cuma kesel"
"yaudah maaf deh"
"gak, sebelum kamu bikin aku puas dan lemas kaya apa yg kamu lakuin sama si Evy itu. Sampe-sampe telat meeting 2 jam lebih"
"hmmm gak bisa lebih keras dari itu hukumannya?"
"sue bener dah suami aku. Yaudah kita mulai disini, lanjut dirumah nanti sore sampai pagi"
"alamak, bisa-bisa kempes biji peler aku yank"
"bodo amat. Siapa suruh punya titit dipake buat muasin wanita lain. Padahal istrinya sendiri kangen setengah mati disini"
"Yeee. Siapa suruh gak main sama brondong kesayangan kamu itu"
"ish, siapa coba?"
"gak tau, tapi pasti adakan"
"heehe. Ada sih, gak apa-apa kan?"
"yaudah selama rules nya kita jalani ya gak masalah"
"yaudah yuk kita main kuda-kudaan"
"ntar kalo ada yg masuk gimana. Ya kalo perempuan kamu pake aja. Kalo laki-laki biar nanti aku suruh bantuin kamu puasin aku"
"dasar kamu nih. Quickie aja ya yank"
"aaah. Maunya yg lama"
"ish, udah deh nurut sama aku"
"uugh."
"ntar di rumah kita lanjut sampe kamu bener-bener gak sanggup lagi"
"siap lah kalo gitu"

Siang itu aq dan Rina melakukan quickie di ruang manajer, sebuah quickie yg benar-benar hangat dan penuh dengan rasa cinta yg bergelora. Quickie yg benar-benar menjadi obat rindu berat walau hanya berpisah selama tiga hari. Quickie tersebut diakhiri dengan semburan sperma kentalku diwajah cantik istriku itu. Semburan cairan kental yg selalu dapat membuatnya bahagia dan ia percayai dapat membuat ia selalu awet muda. Setelah puas dengan quickie tersebut kita berdua melanjutkan aktifitas kita masing-masing hingga waktunya pulang sore nanti. Sekitar pukul 3 sore, Devi mengirimkan pesan kepadaku.
"Hai kak, apakabar. Habis nikah kok jarang hubungin aku lagi sih. Dasar kakak gak tau diri"
"eh adek. Hahaha maaf dek kalo kakak kelupaan sama kamu. Habis kakak sibuk banget kan lagi merintis usaha baru"
"hmmmm. By the way gimana kabar kak Rina?"
"sehat dek. Kamu sendiri apa kabar?"
"baik kak. Kak, aku boleh minta tolong gak?"
"hmmm. Minta tolong apa nih?"
"aku butuh tambahan dana kak buat modalin usahanya ibu di Surabaya. Maksud aku biar ibu gak bosen dirumah"
"oh gitu. Emang butuh berapa?"
"mending nanti sore kita ketemu aja deh. Aku kan kangen juga sama kakak. Emang kakak gak kangen apa sama aku?"
"boleh deh. Nanti aku ajak Rina ya. Mau ketemu dimana?"
"nah gitu juga boleh. Aku kan juga mau kenal dekat sama kakak iparku. Di kafe yg biasa kita nongkrong aja kak"
"yaudah jam berapa?"
"kakak bisanya jam berapa?"
"jam 7 gimana?"
"oke deh"
"oke see you"
"iya kak. Makasih lho kak"
"iya gak apa-apa. Lain kali kalo butuh apa-apa bilang aja ya gak usah sungkan"
"siap boss ganteng"

sudah lama juga ternyata aku tak menghubungi Devi. Bodohnya aku sehingga kehidupan baruku membuatku lupa pada adik sedarahku itu. Jika ia tak menghubungiku lebih dulu seperti ini mungkin aku tidak akan ingat jika memiliki seorang saudara perempuan.

"hai dev" sapa Rina pada Devi,
"hai kakak-kakakku yg ganteng dan cantik"
"haha kamu juga tambah cantik. Eh eh apa itu di perut kamu?"
"oh ini? Ini lho mas Ramlan naruh bantal diperut aku"
"Ya Allah kakak mu bener-bener ya Dev. Adeknya hamil sampe gak tau"
"tau tuh kak wayan sibuk bener sampe lupa sama adeknya"
"lho, kamu itu lho yg aneh. Hamil kok diem-diem aja gak ngabarin" balasku tak mau kalah
"haha yaudah deh devi minta maaf. Oh iya dapat salam kak dari mas Ramlan. Sayangnya dia gak bisa ikut soalnya lagi ke Sumedang ngerjain proyeknya"
"lha terus kamu kesini tadi naik apa?"
"hehe naik KRL kak"
"astaga. Kamu tuh ya lagi hamil gitu kok maksain. Kenapa gak suruh kita aja pergi ke Bekasi?"
"habis Devi gak mau ngerepotin kakak berdua"
"Ya Allah Dev. Nanti kalo kamu kenapa-kenapa gimana. Kamu juga pah, bener-bener kamu ya. Masa adeknya hamil gak tau sih. Sebel aku" Rina sangat kesal dengan apa yg sedang terjadi, bodohnya aku juga yg benar-benar tak tau bagaimana kondisi adikku ini
"ya maaf, ya kalo aku tau juga gak akan aku mau ketemuan disini"
"udah kak udah, devi gak apa-apa kok. Kan biar debay nya tangguh kaya omnya yg ini. Jadi mesti diajak kuat. Lagian devi juga kangen suasana jakarta kak"
"ya tapi kan kamu lagi hamil gitu sayang. Yaudah nanti gak usah pulang ke bekasi. Nginep di rumah kita aja"
"Yaudah iya kakakku yg cantik dan bawel"
"hmmm. Ya Udah kak jadi gini kak, kan tadi aku dah bilang sama kak wayan soal aku mau pinjem uang buat tambahin modal usaha buat ibu di Surabaya. Boleh gak kak aku ngerepotin kakak?"
"kamu nih apa-apaan sih pake minta minjem segala, butuh berapa sayang nanti kak Rina transfer dan gak usah di ganti"
"ish kakak nih lho. Gak mau ah, masa kaya gitu"
"ya gak apa-apa, ibu mu kan ibunya kak wayan juga. Meskipun bukan ibu kandungnya. Tapi kelakuan buruk ayah kalian itu jadi kewajibannya kakakmu untuk menebusnya kan"
"ih gak gitu kak. Biarlah apa yg udah bapak kita lakukan sama kita biar jadi salah bapak aja. Jangan suruh kak wayan menanggung beban kesalahannya kak"
"udah biarin dek. Gak apa-apa, lagian kita ada kok. Udah nurut deh apa kata kak rina" aku memotong omongan mereka berdua
"yah kok gitu sih. Aku jadi gak enak nih"
"udah santai aja sayang. Udah sekarang gak usah bahas itu. Sekarang kita makan dulu, tuh makanannya keburu dingin"
"eh iya sampe lupa ya kak. Hehehe"
"yuk makan, pah pimpin doa"
"hmmm. Yaudah ayok Bismillahirohmanirohim"

setelah selesai makan dan membahas tentang apa yg perlu dibahas, kita bertiga pulang menuju rumahku. Rina tidak mengizinkan Devi Pulang ke Bekasi malam itu. Akhirnya Devi menurut untuk menginap di sini. Sesampainya di rumah, kita kembali berbincang tentang banyak hal di balkon apartemen kita. Hingga tak sadar bahwa waktu telah menunjukkan pukul 00.15, Rina lebih dulu pamit tidur karena dia berkata bahwa malam sebelumnya ia kurang tidur karena khawatir denganku yg sedang tugas di Makassar. Tak lama setelah Rina masuk kamar, aku dan Devi juga hendak tidur. Tapi sebelumnya terjadi sedikit perbincangan yg mengarah kepada kenangan saat kita berdua sering menjalin hubungan seks antara seorang kakak kepada adiknya.

"Gak terasa ternyata waktu sudah membawa kita sejauh ini ya dek"
"iya kak. Kakak udah punya istri. Aku juga udah punya suami dan punya sesuatu yg hidup di dalam perutku"
"kakak jadi rindu masa-masa dulu dek"
"Hahaha. Devi juga kak. Cuma kak wayan yg ada dihidup devi dulu. Bukan cuma sebagai kakak tapi juga sebagai pemuas birahi"
"ish itu aja yg kamu inget"
"ya habis kakak juga yg mulai"
"kamu tampak lebih cantik dek hamil kaya gitu"
"ah ngerayu. aku tau nih arahnya kemana"
"ih nggak lah. Tapi bener deh liat perempuan hamil itu kaya ngeliat seorang bidadari deh. Emang bener ya kata orang kalo perempuan hamil itu memancarkan aura kecantikan yg 7x lebih banyak daripada sebelum dia hamil"
"udah ah kak jangan gombal terus"
"dek, kamu gak kangen sama itu kakak?"
"hmmm kan kan"
"ih jawab jujur dek. Kalo kakak sih paling kangen sama bibir kamu. Gak ada yg ngalahin rasanya di BJ sama kamu dek"
"udah ah kak. Kalo Kak Rina bangun terus tau bisa gawat urusannya. Kalo Stefanie sih bodo amat dah udah sama-sama tau, eh maaf kak maaf aku gak sengaja ngucap nama itu"
"hmmmm. Yaudah tidur yuk. Oh iya besok kakak anter kamu ke Bekasi, disana boleh kakak melampiaskan rindu?"
"hmmm. Terserah kakak deh"
"yaudah yuk tidur, kamu tidur sama kakakmu di atas sana. Biar nanti kakak tidur di sofa sini aja"
"gak tidur bareng nih? Gesek-gesekin titit kakak ke oantat aku?"
"tuh kan mulai deh bikin sange"
"hahahah.yaudah aku naik ya"
"yaudah sana. Mimpi indah ya sayang"
"iya kakak juga ya"


malam itu aku mulai merangkum apa yg terjadi beberapa hari belakangan yg sangat aneh menurut ku. Aku pergi ke Makassar, tanpa sengaja bekerja sama dengan orang yg ternyata adalah tante dari mantan pacarku, bahkan tak segan-segan ia meminta tolong padaku untuk menikahi keponakannya. Lalu adik sedarah dan juga adik pelampiasan birahi ku yg tiba-tiba datang kembali setelah lama tak terdengar kabarnya. Aneh memang tapi mengapa masa lalu ku seakan kembali lagi kedalam kehidupanku yg baru ini?

 
Thx msih trs di tag di update ceritanya hu.
Maaf nih jarang kasih komentar ,, kdg bngung msti komentar apa ,, kadang jg ada update (cerita disini /thread lain) baca dari awal sampai akhir hbs itu 'blank' kyk gak nyantol gtu ,maaf lagi bnyk pikiran ..
Semoga suhu sehat sslu , ttp semangat ngetik update ceritanya ...
 
Thx msih trs di tag di update ceritanya hu.
Maaf nih jarang kasih komentar ,, kdg bngung msti komentar apa ,, kadang jg ada update (cerita disini /thread lain) baca dari awal sampai akhir hbs itu 'blank' kyk gak nyantol gtu ,maaf lagi bnyk pikiran ..
Semoga suhu sehat sslu , ttp semangat ngetik update ceritanya ...
hahaha... gpp. Habis males ngutak-atik nama2 yg ada di bawah. Hehehe. Copas aja tiap update...
btw sehat-sehat mawon tho mas bro? Pripun kabare kota K?


Update yg mantap
Sambil bisa ngenang masa laku
Sama seperti dunia kontraktor om. Dunianya kecil, ketemunya dia lagi dia lagi


Thanx upnya Bli.....:beer:
Mantab kali update nya
sama-sama om, makasih juga dah mampir


Wah suhu @siperut_bunciit..... terima kasih updatenya suhu... kayaknya stefani muncul kembali ni? Hmmm sehat selau suhu...
Sama-sama bang zai. Makasih juga dah mampir dan makasih juga doanya. Semoga keluarga disana juga sehat selalu...

untuk stefanie tunggu aja tanggal mainnya
sama-sama om, makasih juga dah mampir

 
hahaha... gpp. Habis males ngutak-atik nama2 yg ada di bawah. Hehehe. Copas aja tiap update...
btw sehat-sehat mawon tho mas bro? Pripun kabare kota K?

Kabar kurang baik om,, ada mslh kerjaan , alat yg biasanya buat nyari rejeki malah kolaps ,, jd berasa down bgt pikiran ...
Bukan dr kota K om, tp kota gudeg 🤭
 
Kabar kurang baik om,, ada mslh kerjaan , alat yg biasanya buat nyari rejeki malah kolaps ,, jd berasa down bgt pikiran ...
Bukan dr kota K om, tp kota gudeg 🤭
Waduh kok bisa gitu. Semoga alatnya cepet sembuh. Biar bisa cari selembar dua lembar kertas merah...
oalah dari sana tho...
btw minta kontak boleh om? PM aja kalo boleh


Akhirnya ada update ny lagi gan, sehat selalu gan..
amin makasih om @Hernandez96...


Enaknya jadi Wayan.......
Banyak penyaluran.....
Yah namanya fantasi om. Klo penyalurannya dikit gak hidup dong fantasinya


Mantap suhu, ditunggu kisah selanjutnya
Mantafff.....om wajib lanjut dong?
makasih dah update hu....
Makasih update nya bli
Makasih juga semuanya yg udah mau mampir di cerita ane
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd