Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Perjalanan Hidup Anak Bali

Poll fantasy seputar ojek yg seperti apa untuk chapter 5 nanti

  • Penumpang muda / Perawan

    Votes: 42 35,3%
  • Penumpang Setengah baya

    Votes: 17 14,3%
  • Penumpang kantoran

    Votes: 21 17,6%
  • Penumpang Berhijab

    Votes: 65 54,6%
  • Penumpang ekshib / maniac

    Votes: 19 16,0%
  • Lain2 silahkan isi di kolom komentar

    Votes: 2 1,7%

  • Total voters
    119
  • Poll closed .


Saya SiPerut Bunciit mengucapkan turut berduka cita yg sedalam-dalamnya atas musibah yg menimpa saudara-saudara kita di Jabodetabek dan Sekitarnya

semoga para korban di beri ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi musibah ini

serta tak lupa mari kita berdoa semoga bencana banjir dan tanah longsor ini lekas usai

aamiin
 
Season 3 Chapter 7 : Kartu AS


"Beb bangun"
"hmmmppp. Kenapa sayang?"
"Aku gak bisa tidur bareng adek kamu, takut kena perutnya deh"
"Yah terus gimana? Kamu tidur di sofa sini. ntar aku gelar selimut di bawah"
"tidur berdua aja di sofa ya. Muat kali"
"ih ngaco, udah sini tidur. Aku ambil selimut dulu ke atas ya"
"mmm. Makasih ya sayang. By the way kamu gak jadi bikin aku lemes dong"
"besok ya. Sini cium aku. Mmmmuach"
"hmmm. Yaudah aku tidur ya"
"iya tidur gih. Aku ambil selimut dulu ya"

Ketika aku mengambil selimut di kamar, tak sengaja aku melihat Devi yg tertidur pulas namun selimutnya tersibak. Celana gemes milik Rina yg ia pinjam dan gunakan menampilkan pemandangan yg cukup membuat birahi lelaki manapun naik. Apalagi kaos yg digunakannya juga sedikit terangkat ke atas serta menampilkan perut buncitnya yg putih mulus, Birahi ku seketika seperti ingin meledak. Namun aku harus bersabar dan harus dapat mengendalikan nafsuku. Jika saja hal ini tidak terjadi di rumah namun di tempat lain yg hanya aku berdua dengannya. Sudah pasti tanpa komando aku gagahi adik cantikku ini.

Matahari pagi menyapa dari sela-sela gorden kamar apartemen ini. Kebetulan dalam memilih lokasi apartemen ini aku dan Rina memilih yg menghadap ke timur. Walau kita tau harga Unit yg menghadap ke arah timur selalu lebih mahal, namun untuk mendapatkan cahaya matahari pagi yg baik, berapapun akan kita bayar. Pagi ini aku mendapatkan tugas mengantar Devi pulang ke Bekasi, namun aku harus ke Kantor dulu karena ada beberapa dokumen yg harus diserah terimakan. Setelah selesai itu barulah aku jalan pergi ke Bekasi.

Setelah selesai semua, tanpa buang-buang waktu aku langsung tancap gas membawa ibu hamil cantik ini pulang ke rumahnya. Di jalan tol yg panjang dan tentu saja macet ini aku bercerita pada Devi tentang kejadian yg baru saja aku alami di Makassar. Sesi curhat istilahnya, aku berharap Devi mampu memberikan masukan dan juga saran tentang apa yg harus aku lakukan.

"Dev, boleh cerita gak?"
"ya bolehlah kak. Masak mau cerita aja gak boleh"
"Dev bagaimana menurutmu kalau seorang laki-laki memiliki 2 orang istri?"
"Hah? Maksud kakak apa nih?"
"ish kok ngegas?"
"oh tau aku. Kakak mau ngikutin jejak bapak ya? Baru juga merintis sebuah perusahaan udah mau berencana punya istri 2 aja"
"lho kok kamu malah emosi sih"
"ya habisan kakak udah kaya bapak aja. Nikahin, kawinin, tinggal pergi"
"emang aku kaya bapak? Nggak lah. Buktinya sampe sekarang aku setia kan?"
"awas aja kalo sampe mau poligami. Aku yg bakalan marah-marah sama kakak"
"Hush belom kelar cerita dah marah-marah aja"
"yaudah cerita buruan"
"Kakak ketemu Stefanie?"
"tuh kan bener feeling aku. Dasar ya laki-laki kardus. Setia tai kucing"
"ish ini orang satu marah-marah mulu, dengerin dulu ngapa. Mau apa itu anak kamu nanti mirip kakak gara-gara kamu marah-marah mulu sama kakak"
"gak lah. Gantengan bapaknya daripada omnya"
"yaudah dengerin dulu sampe kelar cerita. Orang belum selesai cerita dipotong mulu"
"Yaudah deh cerita. Jangan ngambek dong om-om kardus"
"huuu. Ya jadi ceritanya gini, (bla bla bla baca cerita sebelumnya)"
"haaaaah yang bener kak? Terus tanggapan kak Rina apa?"
"kakak belum ngomongin ini sama dia. Ya kalo emang bener itu tantenya stef yg juga koleganya Rina itu bener-bener dah cerita sama Rina ya kakak cuma mau nunggu Rina yg ngomongin ini duluan dek"
"gimana kalo kakak yg omongin duluan. Gemes aku tuh, lagian kenapa kalian bisa ketemu lagi sih"
"ya gak tau dek, jodoh mungkin"
"Tuh kan, beneran, tau udah aku. Kakaknya juga ngarep kan"
"ih, sakit hatinya belum sembuh tau"
"yaudah kalo gitu bilang aja gak bisa ke tantenya itu. Urisan beres"
"yaitu yg kakak khawatir. Proyek ini tuh nilainya lumayan. Bisa seketika bawa perusahaan kakak naik satu level dek. Kalo kakak tolak gitu aja khawatir bakalan bikin proyek ini bermasalah"
"ya terus? Kakak mau terima gitu?"
"ya paling kakak bisanya ulur waktu aja sampai proyek ini selesai"
"yaudah semoga hal ini gak bikin rumah tangga kakak berantakan ya. Udah kak cukup kak Rina aja. Dia orang baik kak, jangan sia-siakan"
"hmmm iya cantiiik"
"Eh udah sampe bekasi barat aja. Bentar lagi sampe"
"hmm. Males banget gak sih ke Bekasi. Jauh, Macet, panas pula"
"huuu emang jakarta gak macet dan panas. Sama aja keleus"
"hahaha iya juga sih. Enakan di Bali. Panas juga tapi enak"

obrolan terus berlanjut hingga akhirnya mobil yg aku tumpangi telah tiba di gerbang perumahan tempat Devi tinggal. 2 menit berselang, rumah di ujung gang di blok E ini adalah rumah yg dituju. Sesampainya di depan rumah dan memarkirkan mobil, Devi membuka pintu yg terkunci itu.

"Dari mana aja Mbak Kadek" sapa seorang tetangga
"oh ini bu ambar, kemarin nginep di rumah kakak saya. Oh iya bu ini kenalkan kakak saya Bu. Namanya Kak Wayan"
"oh iya salam kenal ya Mas Wayan"
"Eh iya bu salam kenal" jawab ku singkat
"jarang main kesini ya mas, baru sekali ini saya ketemu"
"iya Bu. Dia sibuk sering keluar kota, bahkan keluar negeri. nah ini kebetulan lagi di Jakarta makanya kemarin saya main kesana" jawab Devi sedikit di lebih-lebihkan
"Wah orang hebat ya kakaknya"
"iya Bu, dia pengusaha sukses bu. Kantor nya di Thamrin, Gedung apa kak Devi lupa namanya?"
"eh Gedung Abc" jawabku sekenanya
"waah mantap lah kalo gitu. Yaudah saya duluan ya mbak Kadek"
"mau kemana bu?"
"ini mau ke warung Depan"
"oh gitu. Oh iya salam ya buat bang Zakir. Udah lama saya gak belanja ke warungnya. Habis Mas Ramlan kalo awal bulan maunya belanja sekalian banyak di supermarket sih. Biar sekalian nyetok gitu"
"Yaudah saya duluan"
"iya bu, hati-hati dijalan ya"

"kamu apaan sih dek. Lebay banget"
"itu orang emang musti di songongin kak. Orang komplek sini pada sebel sama dia. Kalo ngomong tuh ya, beuh setinggi langit. Tapi tong kosong. Ngomongnya laki nya sukses, preeet. Di warung bang zakir aja noh catetannya banyak. Tau bulan kemaren kebayar apa nggak tuh kasbonan"
"buset adek ku tinggal di perumahan bentar julidnya minta ampun"
"yeee biarin, dah ah aku mau mandi. Gerah"
"hmmm yaudah sana. Mau di mandiin gak"
"nooo"
"hahaha masa?"
"yess. Dah ah, bye!!"

Menuggu ia mandi, aku melihat-lihat album foto yg ada di meja ruang tamunya. terlihat banyak sekali momen-momen indah yg aku lewatkan. tak terasa sudah berjalan hampir 2 tahun kehidupanku yg baru. kehidupan tanpa adanya Devi yg sebelumnya selalu bersamaku. tak berapa lama ia keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yg cukup kecil dan tak cukup menutupi tubuhnya dengan baik. seketika penisku mendadak berdiri tegang melihat tubuh Devi yg menjadi montok karena janin yg ada dalam perutnya.

“Kak, mau makan apa nanti siang?”
“kakak mau makan kamu aja boleh?”
“ih ditanya beneran juga. makan apa nanti biar aku pesenin”
“apa aja dek. kakak mah gak pilih-pilih makan”
“yaudah aku order ayam geprek aja ya”
“boleh deh. apa aja”
“hmmm. ini orderannya udah di terima, dah ok tinggal tunggu”
“sip deh kalo gitu”
“yaudah aku pake baju dulu”
“eh gak usah udah gitu aja”
“hush, jangan coba-coba ya”
“kalo kakak nekat gimana?”
“ya aku teriak lah”
“kakak sumpel mulutnya”
“aku pukul kakak”
“pegang tangannya”
“hmmm, yaudah apa boleh buat kalo udah gitu. tinggal pasrah dan nikmatin aja, daripada sakit sendiri”
“hahahaha, kan ujung-ujungnya mau”
“tapi gak mau, titik”
“emang gak kangen?”
“nggak, punya mas ramlan lebih enak”
“kan mas kamu gak ada dirumah”
“biarin, makin kangen makin enak”
“sama yg ada aja udah sini”
“gak mau, kakak genit. aku bilangin kak rina nih kalo kakak mau merkosa adeknya”
“yah jangan dong”
“ya makanya gak usah macem-macem”
“ya habis kamu bikin kakak sange tau gak”
“ah boong, mana buktinya”
“nih liat titit kaka” sambil aku buka celanaku dan menodongkan penisku kehadapannya
“ih makin gede aja sih”
“iya lah, mau nyapa sama kesayangan kamu dulu gak?”
“gak ah takut di patil”
“gak galak kok, kan sayang sama kamu”
“masa?”
“nih coba aja” lalu dia mendekat kemudian memegang benda pusakaku tersebut.
“ih sumpah ini kaya makin gede aja. kalah punya mas ramlan”
“mainin gih sayang, kaya dulu”
“hmmm”

kemudian mulutnya melahap penisku dalam sekejap. namun kini penisku tak lagi muat masuk seluruhnya kedalam mulut Devi. ku lihat ia sangat menikmati setiap gerakan yg ia lakukan. penisku keluar masuk di mulutnya sehingga membuatku tak kuat menahan sensasi yg ia berikan. karena seperti biasa kulumannya adalah yg terbaik dari yg pernah aku rasakan. sekitar 5 menit dia melakukan blow job pada penisku, aku tak tahan lagi ingin segera menyetubuhi tubuh adikku yg menggemaskan tersebut. setelah meminta izin padanya untuk melakukan penetrasi dan setelah ia mewanti-wanti agar tidak terlalu cepat dan terlalu dalam akhirnya penisku kembali merasuki vaginanya setelah sekian lamanya.

Devi meringis menahan sakit saat aku mencoba mendorong penisku untuk pertama kalinya. bahkan air matanya sampai berlinang sedikit. namun setelah beberapa gerakan maju dan mundur, serta diiringi vaginanya yg mulai basah, ia mulai menikmati setiap gerakan yg aku lakukan. dia mulai mendesah menikmati stimulasi yg aku lakukan dalam vaginanya. aku mengocok vaginanya dengan tempo sedang cenderung lambat, setiap gerakan yg aku lakukan aku usahakan dapat dia rasakan saat penisku keluar ataupun masuk. baru kali ini aku menyadari bahwa ternyata tempo yg lambat justru sangat terasa sensasinya.

“kak, uuugh, enak kak. terus kak.. agak cepet boleh juga”
“iya sayaang, memek kamu luar biasa sayang. uuugggh”
“terrrr uuuusss kaaaakk.. bikiiiin aaakuu puaaass kaayaa duluu kakk”
“aaagh.. uuughhh… mmmppph”
“genjot terus kak, uuugh, nikmat kak. uuugggh”

dengan nafas yg memburu, jantung yg berdegup sangat kencang aku terus menggoyangkan pinggulku menikmati setiap gesekan yg terjadi. perut besarnya cukup menghalangiku untuk bisa bersentuhan dada dengan devi, bahkan saat aku ingin mencium bibirnya aku sedikit menahan perutku keatas agar tidak menekan perut Devi. 15 menit gaya missionary berlalu dengan sebuah semburan sperma yg hangat didalam vaginanya. aku puas devi pun puas, lalu aku ambruk disebelahnya dengan nafas yg masih tersengal-sengal. lalu aku terhenyak ketika aku menyadari ada driver ojol yg sudah didepan pintu membawakan pesanan Devi. dan bodohnya pintu tersebut tidak tertutup dengan sempurna. sial, sudah pasti driver tersebut melihat dengan jelas apa yg aku lakukan dengan Devi.

“siang pak, maaf pak, ini pesanannya”
“eh iya mas tunggu sebentar ya” sambil aku memakai celana dan Devi menutup tubuhnya dengan handuk sambil berlari kekamarnya
“totalnya 43rb ya pak, semua sudah sesuai pesanan”
“eh iya ini uangnya sisanya ambil aja”
“makasih ya pak tip nya, juga tadi shownya”
“ssst, jangan bilang siapa-siapa ya apa yg kamu lihat tadi”
“beres pak. untung saya dideket jalan pak, kalo agak tertutup udah pasti saya ikutan coli pak”
“sial lu. dah sana”
“hahaha, jangan lupa bintang lima ya pak. salam buat mbak Kadek. desahannya mantap”
“hah, darimana mas tau kalo nama adek saya Kadek?”
“hmmm saya kan orang belakang situ pak”

duuuaaaar. seperti dihantam petir aku bingung harus berbuat apa. seketika aku menutup pintu dan memanggil Devi. Devi keluar kamarnya dengan menggunakan daster.

“dek, kamu kenal driver yg tadi itu?”
“hmmm ntar deh aku cek di aplikasinya kak, emang kenapa kak?”
“dia bilang dia tinggal di belakang”
“ah masa? coba aku cek dulu. ASTAGAAAA. bener kak ini bang Jueng yg beberapa kali suka nganter aku kepasar”
“aduh, gimana dong dek. mati lah kita”
“yaaah, kakak sih gak tutup pintu”
“yeee mana sadar kalo udah kaya gitu”
“kak gimana ini kak?”
“itu dia, kalo dia cerita ke suami kamu, ke orang lain. abis lah kita”
“aaagh kakak jangan nakut-nakutin gitu dong”
“ya gimana dek?”
“aah, tau ah”
“kamu ada nomornya gak?”
“ada sih kak”
“coba telpon nanti kakak yg ngomong”
“yaudah nih aku telponin”
setelah beberapa nada sambung Bang Jueng itu mengangkat telponnya

“halo mbak kadek, ada yg bisa saya bantu”
“halo, ini saya yg tadi. bang bisa kerumah sini lagi sebentar. ada yg mau saya omongin”
“masalah apa ya pak?”
“masalah yg tadi bang, bisa ya datang sini sebentar”
“wah saya lagi ada penumpang nih pak. gak bisa gimana dong?”
“tolong lah, saya punya penawaran buat abang”
“hmmm, yaudah ntar kelar narik saya langsung kesitu deh pak”
“bener ya bang”
“iye”

setelah setengah jam berlalu, bang jueng menepati janjinya. ia mengetok pintu dan langsung aku sambut di ruang tamu.

“bang, tolong apa yg tadi abang liat jangan sampai ada yg tau ya?”
“hmm, gimana ya pak. emang bapak siapa sih?”
“saya kakaknya Devi, nama saya Wayan. abang mau apa bisa saya kasih. yg penting tolong jangan kasih tau siapa pun apa yg abang liat”
“apa aja yg gue minta nih?”
“hmm, ya boleh lah”
“pertama, gue pengen juga nyobain mbak devi. bisa?”
“hah? yg lain gak ada bang?”
“yaudah kalo gak boleh, besok mas ramlan balik ya siap-siap aja dia tau”
“bang jangan dong bang pliss” rengek Devi
“yaudah kan tadi bapak ini bilang mau nurutin apa aja”
“yaudah oke 1 kali aja ok”
“nah gitu dong”
“ah kamu yakin dek?”
“udah biarin kak yg penting dia diem”
“nah tuh pinter mbak Devi, tapi itu yg pertama. ada yg kedua”
“lah kenapa ada yg kedua?”
“yaudah mau gak? kan bapak bilang semuanya”
“oke oke apa yg kedua?”
“gue mau duit 5juta aja”
“hmmm, yaudah ok kecil itu mah”
“yah kecil ya. yaudah deh 10jt gimana?”
“lah, abang meres kita nih?”
“ya gak, kan situ yg nawarin. lah saya mah cuma memanfaatkan sebaik-baiknya aja”
anjiiing dalam hati ku berkata kasar “oke, udah ya itu aja”
“yaudah deh itu aja. baik kan saya”
“hmmm”
“yaudah jadi gimana mbak Devi? udah siap belum? saya sih udah ngaceng ngebayangin apa yg tadi saya liat”
“hmmm. ok” sambil ia membuka dasternya

adikku kini telanjang dihadapan seorang driver ojol. ini mungkin kedua kalinya dia memperlihatkan tubuhnya yg indah itu dihadapan driver ojol. lalu dengan bernafsu bang jueng mulai melepaskan jaket ojol serta kemudian melepaskan celananya. Devi menatap penis bang jueng dengan tatapan yg penuh kekalutan. dia hanya bisa pasrah seorang driver ojol sudah siap menerkam tubuhnya dan menikmati setiap senti tubuhnya.

bang jueng tampak bukan seorang yg paham bagaimana memperlakakuan wanita. dia dan penisnya yg sudah mengacung langsung menuju ke area vaginanya Devi. penisnya yg tak terlalu besar itu sudah siap dia tancapkan kedalam vagina Devi. Devi pasrah menghadapi seorang manusia asing dihadapannya. lalu dengan sekali sentakkan bang jueng berhasil menancapkan penisnya didalam vaginanya. lalu dengan ritme tinggi dan tergesa-gesa dia menggenjot devi dengan tempo yg tidak beraturan. tak lama kemudian bang jueng orgasme, sepertinya dia menyemburkan spermanya didalam vagina Devi. Bang jueng terjatuh lemas disamping tubuh Devi. nafasnya terengah-engah memburu karena gelora birahi yg membakarnya. gedupan jantunya cepat sepertinya bang jueng ini memang benar-benar baru pertama kali melakukan persetubuhan.

Setelah selesai dengan persetubuhan itu, Bang jueng menagih uang 10juta yg aku janjikan. lalu aku dan dia meluncur ke ATM terdekat. disana aku hanya bisa menarik uang senilai 7,5jt saja karena limit dari ATM tersebut. aku berjanji bahwa uang 2,5jtnya akan aku berikan melalui Devi. namun Bang Jueng menolak dan mengatakan bahwa uang tersebut sudah cukup. bahkan sebenarnya dia juga tidak perlu sampai melakukan hubungan badan dengan devi. dengan ini ia menyatakan bahwa ia akan merahasiakan semua yg sudah dia alami siang ini kepada siapapun. aku lega mendengar janjinya, namun tetap was-was terhadap Devi. aku tetap menyimpan rasa khawatir jika nantinya Devi akan selalu menjadi korban pemerasannya karena dia memiliki kartu as diantara kita bertiga.

 
Season 3 Chapter 8 : Tidak ada lagi Ruang itu


"Halo Bang Tigor sorry bang video call abang siang-siang gini. Sibuk gak bang?" Aku melakukan panggilan video kepada salah satu rekan ku yg menjadi anggota Brimob
"Oh Bli Wayan. Wahaha lagi senggang nih. Kebetulan lagi piket aja nih. Kenapa kau pakai video call pula?"
"Oh maaf bang tigor kalo saya ganggu waktu kerja abang. Ini bang kenalin temen baru saya bang namanya Jueng"
"oh halo bang Jueng. Salam kenal dari saya Tigor Pangaribuan"
"eh hmmm. I iya ha halo bang tigor. Salam ke ke kenal bang"
"kenapa kau gugup begitu bah. Santai saja lah. orang mana kau bang? Boleh lah kapan waktu aku mampir pula kerumah kau"
"nnngg sa sa saya di bekasi bang. Gak usah kayaknya bang soalnya ka ka kalo mau kesini bi biasanya macet parah bang"
"Wahahaha lawak kali kau bang. Atau kau lah main-main ke pangkalan. Nanti kita makan-makan pula disini"
"ma ma makasih bang tigor. Oh iiya bang sudah dulu ya bang"
"oke bang jueng mana pula tadi bli Wayan?"
"oh iya bang tigor selamat bertugas bang. Besok mungkin saya mampir ke pangkalan. ada jadwal kah?"
"besok kebetulan saya libur bli. kita nongkrong ajalah di tempat biasa"
"okelah bang. Nanti kita atur lah"
"oke bli. Ajak lah itu bang jueng. Biar kita jadi akrab"
"oke nanti saya coba ajak ya bang tigor"
"okelah yaudah ya, siang bli wayan"
"siang bang tigor"

Untung aku punya rekan seorang anggota brimob yg dulunya adalah teman SMA nya Rina di Medan, jadi aku bisa memanfaatkannya untuk menekan balik si Jueng yg mencoba-coba memerasku. Seketika si Jueng itu tubuhnya gemetar hebat. wajahnya sudah persis seperti maling yg tertangkap aparat penegak hukum.

"Bang jueng, uang yg 2,5jt lagi beneran gak jadi? Gak nyesel bang?"
"Bener pak gak usah. Oh iya ini uangnya saya kembalikan aja. Maaf ya pak saya udah lancang. Maafin saya pak"
"lho kok bang jueng aneh gitu sih. Santai aja lah, udah ambil aja bang itung-itung durian runtuh di tengah hari bolong"
"gak usah pak. Beneran gak usah. Ini saya kembaliin aja semuanya"
"bener nih gak mau? Yaudah kalo gitu saya gak maksa lho ya"
"iya pak gak apa ambil aja lagi pak"
"oh iya tadi denger gak. Besok bang jueng diajak ngumpul tuh sama bang tigor. Ya kita sih biasanya main yg agak keras gitu lah. Biasa saya minta ajarin dia beberapa jurus dasar bela diri gitu bang. Ikut yuk besok, pagi-pagi saya jemput ya"
"mmm maaf pak besok saya mesti anter emak saya pak. Maaf kayaknya gak bisa deh"
"waduh sayang banget. Padahal bang tigor itu kalo udah ngajak main seru banget. Dulu nih ya pernah ada orang jahatin saya, nah bang tigor ini malem-malem langsung dateng tuh. Bawa sekompi pasukan ngacak-acak deh tuh rumah orang yang jahatin saya. Gila emang anggota Brimob solidaritasnya" Tanpa ba bi bu seketika bang jueng pergi lari tanpa pamit.

"woooy bang jueng. Saya gimana ini baliknya? Wooy bang tunggu lah"

sejak kejadian naas itu sampai sekarang sudah 2 minggu berlalu, lega rasanya bahwa si jueng tidak memanfaatkan apa yg ia ketahui untuk melakukan pemerasan terhadap devi. Bahkan menurut devi, beberapa kali orderan ojeknya nyangkut ke si jueng, namun selalu orderan itu di cancel oleh si jueng itu. Tapi biar bagaimanapun aku masih sangat kesal karena dia dengan enaknya sampai bisa menikmati tubuh adikku didepan mata kepalaku sendiri. tapi karena dia sudah tak lagi berani macam-macam, aku menganggap itu semua hanyalah sebagai mimpi buruk.

kembali lagi soal rencana Bu Nurmala meminangku untuk Stefanie telah ku bicarakan baik-baik dengan Rina. Ternyata memang benar Rina telah mengetahui hal tersebut dari mulut Bu Nurmala sendiri. Tapi memang Rina adalah wanita tegar yg tak mudah patah hati, dia menerima semua ujian inu dengan tabah. Ia justru mengembalikan keputusan di tanganku. Apapun yg aku putuskan dia akan terima, namun jika aku menerima stefanie, dia memilih untuk mundur dari hidupku. Karena dia belum bisa menerima hati lain untuk berbagi cinta denganku. Aku berlutut di hadapannya, saat itu aku berjanji bahwa stefanie adalah masa lalu dan dia adalah masa depan. Walau apa yg telah aku jalani bersama stefanie, tidak ada alasan untukku kembali padanya. Seketika wajah Rina terangkat dan kembali bersinar. Senyumnya mengembang, air matanya menetes lalu ia menurunkan badannya dan memelukku. Tak ada kata yg ia ucapkan namun dalam dekapannya aku paham bahwa ia sungguh amat terharu dengan keputusanku.

"kamu tau yank? Kalo tadi kamu bilang bahwa kamu bersedia. Mungkin nantinya aku akan menjadi single mom bergantian dengan posisi stefanie"
"maksud kamu apa? Kok single mom?"
"aku terharu kamu masih setia sama aku, memilihku untuk menjadi masa depan kamu. Karena masa depan kita sebentar lagi tak lagi hanya berdua saja. Kita akan bertiga"
"hah? Gak paham sumpah"
"nih liat, 2 garis biru" Rina menyodorkan test pack yg hasilnya positif
"HAH KAMU HAMIL?"
"he em"
"Sebentar lagi aku jadi ayah?"
"he em"
"sayaaang. Makasih ya sayang. Akhirnya usaha kita membuahkan hasil"
"iya cinta. Kamu sebentar lagi jadi bapak. Tapiii"
"hah tapi apa?"
"sebetulnya baru seminggu aku telat datang bulan. Aku takut kalau ini belum tentu benar-benar positive"
"yaudah nanti seminggu lagi atau tunggu sebulan, kita cek ke dokter oke?"
"siap jagoanku"
"ye ye aku jadi ayah"
"kali udah jadi ayah kurang-kurangin lah burungnya hinggap dimana aja"
"hmmm. oke sayang. Pokoknya aku janji gak nakal lagi"
"nah gitu dong itu baru suami hebat"
"sekarang boleh gak aku naik"
"hmmmm apa gak sebaiknya tunggu hasil yg pasti dulu? Aku takut kalo kita main nanti bisa merubah keadaan dibawah sana yank"
"yaaah"
"aku isep aja mau? Sama aku kocok nanti sampe keluar. Nanti boleh keluar di mulutku deh"
"yaudahlah daripada nggak"
"yaudah sini sayang. Kamu nungging dong aku petik mangga kamu"
"oke siap cinta"


tanpa banyak bicara aku langsung membuka celanaku dan menungging di hadapannya. Rina dengan cekatan langsung mengambil pelumas yg terkadang kita gunakan untuk mempermudah bila kita sangat ingin namun tak sempat foreplay. Dengan pelumas yg sudah ia tuangkan di tangannya, Rina langsung mengelus lembut benda pusakaku. Benda penikmat wanita itu pun langsung berdiri Tegak namun ke arah bawah karena aku sedang nungging. Perlahan tapi pasti Rina memainkan jari-jari lembutnya di seluruh penisku serta buah zakarnya. Rasa servis yg ia berikan sungguh amat luar biasa nikmatnya. Bahkan aku sampai-sampai tak mampu mengontrol nafas sehingga aku kebobolan untuk pertama kalinya sore itu. Spermaku muncrat mengenai sprei kasur yg baru pagi tadi kita ganti. Ia cemberut karena merasa kesal aku mengeluarkan spermaku di sprei putih yg sebenarnya baru digunakan itu.

aku minta maaf dan memohon padanya untuk melanjutkan servisnya. setelah beberapa kata rayuan ku lancarkan, akhirnya ia melunak dan kembali melakukan tugasnya. Kali ini ia melepaskan seluruh pakaiannya, celana dalam berwarna hitam yg baru saja ia lepaskan dipakaikannya di kepalaku sehingga menutupi mataku. Bra yg tadi ia pakai juga ia lepaskan kemudian ia gunakan untuk mengikat tanganku. Gila, ini sungguh gila. Sangat jarang sekali Rina melakukan gaya bercinta seperti ini. Setelah aku terkapar tak berdaya, Rina kemudian menyusuri setiap inci tubuhku memberikan stimulasi seksual terhadapku. Area-area sensitif ku dihajar olehnya dengan lidahnya, dengan pentil payudaranya dan beberapa bagian malah sampai digigit kecil olehnya. Aku tak tahan dengan siksaan kenikmatan yg ia berikan, aku hendak melepaskan ikatan tanganku dan penutup mataku namun ia marah dan justru menampar wajahku. Seraya melenguh seperti wanita yg dijilati klitorisnya.

"jangan coba-coba lepasin iketan itu atau kamu akan menyesal"
"a ampun tuan putri. Hamba menyesal"
"bagus, sekarang kamu diam saja saat saya menghukum kamu dengan siksaan kenikmatan"
"baik tuan putri. Hamba pasrah"
"bagus bagus. Sekarang rasakan ini"

sekarang dia menjilati kepala penisku. Lalu menghisapnya kuat-kuat sehingga darahku terpompa sampai ke ubun-ubun. Hanya desahan kenikmatan yg mampu ku lakukan. Rina 100% mengontrol permainan ini. Puas dengan menghisap kepala penisku, mulutnya berpindah menuju buah zakarku. Kedua bijinya di hisap ke dalam mulutnya. Kedua buah zakarku sampai-sampai terasa cukup ngilu saat Rina menghisapnya dengan keras sekali. Jari-jarinya bermain di sekitar lubang anusku, beberapa kali bahkan jarinya sampai dimasukkan kedalamnya. Hingga puncaknya jari tengahnya jika aku tak salah, dia masukkan sampai semuanya ke dalam lubang duburku. Kemudian ia mengocoknya kearah prostate ku. Aku hanya bisa pasrah dan merasakan sesuatu yg sangat-sangat aneh dibawah sana.

tak lama berselang entah mengapa aku justru merasakan bahwa spermaku kloter kedua terasa ingin erupsi. Terlebih lagi mulutnya yg terampil terus saja mengemut penisku dengan nikmatnya. Erupsi jilid 2 meledak, spermaku muncrat memenuhi seluruh rongga mulutnya. Sampai-sampai kudengar Rina tersedak karenanya lega rasanya 2x aku keluar sore itu. Setelah ejakulasiku yg kedua aku memutuskan untuk cukup sampai disitu. Karena hari semakin malam sedangkan aku dan dia belum makan malam. usai makan malam aku mengajaknya jalan-jalan mengitari kota jakarta di tengah malam. Suasana jalanan yg sudah lengang membuat kita dapat menikmati kota ini. Saat akhirnya dia tertidur, aku putar balik pulang.

seminggu berlalu, Rina tak kunjung mendapatkan haid nya. Aku dan dia segera menuju rumah sakit dan memeriksakannya ke dokter kandungan. Aku dan dia gembira tak terkira bahwa ternyata memang benar ia positif hamil. Ini adalah hal yg sudah kita nantikan selama ini. Dengan ini aku berjanji padanya untuk selalu setia dan tidak ada lagi ruang untuk stefanie di hatiku.

"Halo way, masih inget gue gak?"
"hah, siapa ya?"
"ini gue tomy. Temen kuliah lu dulu"
"oh iya tom. Apakabar lu? Nomor lu ganti?"
"eh iya ya. Pantesan lu gak ngenalin. Hehehe baik gw way. Lu gimana?"
"baik tom. Kenapa nih tumbenan telpon?"
"oh gini way. Gw mau minta tolong nih. Gw denger lu sekarang punya perusahaan ya?"
"iya tom ya baru merintis sih tom"
"kata temen-temen perusahaan lu gerak dibidang konsultan outsourcing ya?"
"iya bener tom. lu mau minta tolong apaan dah?"
"Gini way. Gw juga lagi mau rintis usaha nih. Butuh beberapa staff lu bisa bantu cariin gak? Atau lu udah ada database jadi tinggal teken kontrak aja gitu. Gw butuh lumayan cepet nih"
"Oh gitu. Butuh berapa orang? Terus buat kapan?"
"sekitar 150an lah. 40 orang buat staff office sisanya buat staff produksi. Gw sama temen gw mau bikin pabrik. Bangunannya sih udah siap cuma pekerjannya yg belum"
"oke deh gimana kalo besok kita meeting. Jadi biar bisa kita bahas secara detail"
"ide bagus tuh way. Sore aja kali ya"
"bebas aja gw sih"
"oke way thanks ya"
"iya tom sama-sama"

Betapa bahagianya diriku, istriku hamil dan juga job yg aku dapatkan juga banyak. Semua ini merupakan berkah dari Yang Maha Kuasa untuk keluargaku. Bicara mengenai Zubaidah dan Juga Evelyn, mereka berdua sudah saatnya kembali ke malaysia. Evelyn, walaupun aku hanya bisa bersamanya beberapa kali saja, namun itu cukup membuatku merasa kehilangan dia. Memang bisa saja kita bertemu lagi suatu hari nanti, karena memang perusahaan ini juga masih berinduk pada Mr. Charles jadi kita memang pasti akan selalu menjalin komunikasi dengan mereka.

Proyek makassar Selesai, pembayaran telah diterima dan juga keputusanku telah bulat untuk tidak menerima permintaan dari Ibu Nurmala selaku Tante dari Stefanie. Dengan tegas aku katakan bahwa sudah Tidak ada lagi ruang tersisa untuk Stefanie, terlebih kini aku sedang menantikan hadirnya seorang buah hati. Selama pekerjaan berlangsung disana bahkan aku tak pernah bertemu sekalipun dengan Stefanie, sepertianya justru dia yg menghindari untuk bertemu denganku. Ibu Nurmala menghormati keputusanku untuk tidak menerima permintaanya. Dia juga justru menyampaikan ucapan selamat untuk Rina atas kehamilannya. Kembali lagi pada Proyek temanku Tomy. Setelah kontrak kerjasama kita tanda tangani bersama, pekerjaan pun dimulai. Semua staf yg ada saling membantu untuk selesainya pekerjaan ini. Pekerjaan ini juga sedikit rumit, karena dari pihak tomy tidak ada yg pernah mendaftarkan legalitas perusahaan ke disnaker setempat. Oleh karena itu akhirnya aku mengerjakannya sendiri. Sebetulnya aku pun belum pernah, namun dibantu guidance dari Rina akhirnya aku berangkat ke Subang untuk mengurusnya. Awalnya Rina sendiri yg ingin melakukannya dan pergi kesana. Namun karena kondisinya yg sedang hamil maka pekerjaan itu aku yg urus.

Memang berurusan dengan pihak seperti ini cukup menyita banyak waktu dan juga biaya tentunya. Terlebih jika kita tak paham alurnya, mungkin urusan tak akan selesai dengan cepat. Dalam hal ini Rina menyuruhku untuk membayar saja salah satu pegawai yg memiliki akses menyeluruh. Selain menghemat waktu, pastinya juga kita tak perlu bersusah payah mengurusnya. Setelah beberapa orang ku tanyain, ada seorang pegawai dinas yg mendatangiku dan menawarkan bantuan. Namun dia berkata padaku untuk tidak membahasnya disana, dia bilang lebih baik kita membicarakan ini semua di luar saja. Aku menyetujuinya dan mengajaknya ke sebuah rumah makan yg tak jauh dari sana namun tak juga dekat dengan kantor dinas tersebut. Pegawai tersebut bernama Entis Komalasari. Seorang wanita asli Subang yg wajahnya cantik seperti ciri khas wanita Sunda. Ia berhijab, tubuhnya kecil namun tidak kurus. Bagi sebagian lelaki aku jamin pasti akan meleleh bila melihatnya, pun begitu pula diriku yg terpesona pada pandangan pertama. Gaya riasan sederhana pun sudah cukup untuk menambah cantik parasnya. Tahi lalat di pipinya membuatku merasa gemas dan ingin sekali mencium pipinya. Namun karena tugas akhirnya aku mengesampingkan perasaan takjub ku kepada dirinya dan berfokus kepada pembahasan tentang bagaimana agar legalitas perusahaan segera terbit.

 
Terakhir diubah:
9477611329874088.png
 
Awasss....
Godaan dari lawan jenis saat istri hamil itu kuat sekali lho... entah sengaja atau tak sengaja.. momen nya selalu 'mendukung' untuk tergoda...
Kalo ga kuat bisa kecebur....
 
Bimabet
Kayaknya sudah perlu kejutan nih biar gak flat alurnya... Ditunggu yah...
Oalah sdh lama dk main sama kadek malah ada orang yg nyuci juga..
Makasih atas updatenya om @siperut_bunciit

Duh,koq jadi menang banyak nih abanng ojolnya...Keenakan dia abis nyicip Devi...Moga aja Wayan punya rekaman pas bang Jueng nyicipin Devi biar sama2 punya kartu As...
Komen-komen yg ini blm sempet ane balesin ane dah upadate lagi aja...
Om @wirasena, om @Hernandez96, om @Sonic110
Update nih ceritanya




Kalo sampai 2X sih itu bukan lagi pengalaman...
Entah ketagihan atawa habits...
Hamil anak pertama entah gimana ketemu sama salah seorang cewe yg sama2 motoran pulang pergi dijalan yg sama dengan tujuan yg sama

hamil anak kedua entah kenapa salah satu temen kantor bawaannya nempel terus sama ane. Untung ane sendiri imannya kuat...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd