Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjalanan & Mimpi (No Sara)

Status
Please reply by conversation.
Ramai kaki lima,menjajakan sajian khas berselera orang duduk bersila... Musisi jalanan mulai beraksi...
 
Part 5 : Jealous of him

Pulang dari kos Jeremi buru buru aku pulang, mandi.. kulihat jam udah jam 10 lebih, buru aku jemput Nadya ke rumahnya.

“Assalamualaikum…”
“Walaikumsalam Nak Bimo..” jawab Bunda di teras rumah yang sedang bersih bersih
“Nadyanya ada Bun?” tanyaku ke Bunda

“Ada tuh di ruang tamu, udah rapi.. lagi nungguin Nak Bimo katanya tadi” jawab bunda. Waduuuh.. bisa rame nih kalau Nadya udah siap.
“Bimo izin masuk yaa Bun”

Nadya sudah menunggu di ruang tamu, dia menunggu sambil melotot dan menunjuk jam yang ada ditangannya. Tanda tanda kalau aku bakal diomelin karena telat lagi.

“Jam 10 ya?” tanya Nadya
Skrg udah jam 10.50 aku baru dateng, ribet ini bim.. ribet ini.. haduuuh
“Yaudah yuuuk jalan sayang, maaf yaa telat lagi”

Nadya kemudian langsung keluar dan pamitan ke bunda untuk izin pergi dan langsung masuk ke dalam mobil.

“Bun.. Bimo pamit dulu yaa.. mau ajak Nadya jalan”
“Hati hati yaa nak bimo.”

Aku masuk ke dalam mobil melihat Nadya cemberut.
“Sayang… udah ada ide mau kemana?” tanyaku
“Terserah Bimo aja” jawab Nadya ketus.

Karena suasana tidak mendukung buat diajak ngobrol, aku pun segera memacu mobilku untuk jalan.. niatku hari ini aku ajak ke TAMANSARI dulu buat ngecairin suasana, kalau terlalu jauh bisa aja makin hening dan susah diajak ngobrol. Akupun menghidupkan radio di mobilku buat memecah keheningan. Dan pas… lagu yg diputar lagu kotak

Hati bila dipaksakan
Pasti takkan baik
Pantasnya kamu mencintai
Yang juga cintai dirimu
Cinta kamu
Lepaskanlah ikatanmu dengan aku
Biar kamu senang
Bila berat melupakan aku
Pelan-pelan saja

Nadya tiba tiba mematikan radio, dan suasana kembali hening….

- - - - -
-
“Bim…… kamu lagi kenapa sih??”
“Ditelfon semalem ga diangkat… katanya capek ngantuk mau tidur. Kok semalem malah keluar?”
Deg….. kok Nadya tau? Kapan dia keluar rumah ya?

“Semalem Nadya ke teras buat ambil sepatu, mau dibersihin buat keluar sekarang, kok Nadya liat Bimo keluar. Nadya pikir Bimo keluar cari makan. Yaudah nunggu Bimo ngabarin aja, tapi sampe jam 12 ga ada kabar dari Bimo. Nadya liat, WA bimo juga online.”

“Sampe Nadya tadi pagi jam 6 jogging lewat rumah Bimo, motor Bimo ga ada, jam 8 lewat buat cari sarapan motor Bimo juga masih ga ada. Nadya khawatir Bimo kenapa – kenapa tapi Bimonya ga sadar kalau ditungguin.”

“Bimo kemana? Sama siapa? Ngapain?”
“Bimo ga sadar sedikitpun Nadya khawatir Bimo ga ada kabar?”
“Nadya pun sampai nunggu dan selesai dandan masih aja ga ada kabar dari Bimo.”
“Sebenernya Bimo sayang ga sama Nadya?”

Mata Nadya berkaca kaca setelah meluapkan keluh kesah, khawatir dan rasa takutnya. Aku merasa bersalah, dengan keegoisanku

“Iyaa Nad.. maaf” jawabku singkat

“Udah gitu doang jawabnya bim? Kamu kenapa siiiih? Hhiiikss hiiksss” Nadya mulai menangis air matanya mengalir pelan di pipinya. Baru kali ini Nadya meneteskan dihadapanku, karena biasanya dia senyum ceria, kalaupun cerita sedih dia hanya sebatas cemberut dan tidak sampai menangis. Apakah aku sebegitunya menyakiti hati Nadya?

“Bimo, dari kmrin setelah ketemu mas Anton jadi beda, kan Nadya udah bilang. Nadya ga ada apa apa sama mas Anton. Nadya ga suka, Nadya ga cinta sama dia. Nadya cuman cintanya sama Bimo.. hiikss hiiksss”

“Maaf yaa sayang..” jawabku yang bingung mau ngomong apa
“Aku khawatir sama Bimo.. apa Nadya salah terlalu khawatir? Bimo ga selingkuh kan?”

Kami pun sudah sampai di Tamansari, kuambilkan tisu dan ku seka air mata yg masih ada di pipi & mata Nadya. Kuharap ditempat ini kesedihan Nadya berkurang, kita jadi lebih bisa ngobrol dari hati ke hati. Kami pun masuk ke dalam, ketempat yang menurutku cukup menyejukkan dan mententramkan Hati. Walaupun suasana ramai namun tetap syahdu. Kami duduk di salah satu sudut dan berharap aku dapat berbicara banyak



Nadya melihat kolam dan melihat setiap sudut di area Tamansari. Pandangan matanya tak pernah mengarah ke mataku.

“Sayaaang.. maaf ya. Tadi di mobil ga berani jawab semua kata katamu. Takut emosi meluap jadinya kita malah ribut.”

“Semalem Bimo main ke kos Jeremi, karena suntuk. Jujur Bimo cemburu sama Anton. Ini pertama kalinya Bimo ngadepin perasaan gini. Bimo belum mampu buat ngontrol. Takut emosi meluap ke Nadya, takut nadya tersakiti, akhirnya Bimo cari temen buat diajaj ngobrol biar susasan reda. Maaf bimo ga ngabarin, bimo nginep semalem dan baru pulang tadi pagi.”

“Bimo ga aneh aneh kok, bahkan bimo ga selingkuh”
“Maafin bimo yaa sayang”

Nadya hanya diam mendengarkan penjelasanku dan masih menatap kolam pemandian. Namun tangan Nadya menggemgang erat tanganku. Matanya kembali berkaca kaca. Kuusap pipi Nadya mengisyaratkan untuk tidak menangis dan berhenti khawatir.

“Maafin Nadya yaa sayang, Nadya terlalu khawatir sama Bimo. Nadya ga mau kehilangan Bimo” posisi duduk Nadya berpindah, skrg berada disampingku merangkul lenganku dan menaruh kepalanya bersender di pundakku.

“Bimo janji, ga bakal bikin khawatir Nadya lagi”
Setelah suasana mereda, Nadya sudah kembali tersenyum kamipun mengabadikan suasana ini dengan berfoto secara bergantian.





Skillku dalam berfoto memang dibilang rendahan, sama sekali tidak berbakat dalam berfoto. Alhasil foto yang diambil oleh Nadya lebih bagus dari yang aku ambil..

“Foto Nadya jelek…. Bimo ga pinter ahh ambil fotonya”
“Biarin fotonya jelek, tapi orangnya Cantik banget kok.. I love you Nadya”

Kamipun mengitari seluruh area Tamansari.. berbagai foto kami ambil, berbagai sudut Tamansari kami telusuri. Berjalan bergandengan tangan tanpa beban.

- - - - -

“Sayang.. masih mau lanjut jalan apa mau pulang?” tanyaku
“Cari sunset yuuuk.. ke tempat yg bagus” ajak Nadya.

Aku terpikir, sunset di Jogja lihatnya kalau ga dari atas bukit atau dari pantai sekalian, karena di Kota pasti tertutup oleh bangunan rumah dan gedung.

“Ke pantai yuuuk” ajakku
“Mau mau…. Nadya mau sayang…. Mau banget, tapi masih jam 3 nih.. cari makan yuuuk” “Nadya lagi pengen makan bakso, cari aja yuuuk seketemunya sambil jalan”

Dijalan ketemu tempat bakso yang lumayan rame dan kamipun mampir untuk makan. Setelah makan kami lanjut lagi perjalanan. Perjalanan yang lumayan panjang kamipun ngobrol kesana kemari percakapan ynag sangat hangat, beda dengan suasana tadi siang. Tak jarang kamipun menjadikan mobil sebagai tempat karaoke private. Kami nyanyi berdasar lagu lagi hits pada tahun itu yg lagi diputar radio. Pegangan tangan dan tak jarang Nadya memeluk lenganku dan mencium pipiku karena sangat senang.

- - - - -

Kami udah sampai di bukit Paralayang Watugupit, dengan view pemandangan hamparan laut, pantai Parangtritis dan tentunya langit senja yang cerah.. tempat memang ramai karena memang tempat yang cocok menikmati senja dan sunset.


“Sayaaang… bagus… Nadya suka. Makasih ya udah dibawa kesini. I love you” kata Nadya.

Aku menggelar jaketku agar Aku dan Nadya bisa duduk di bawah, kurangkul pundak kiri Nadya, Nadya merasakan kehangatan pelukanku dan kepalanya bersandar di pundakku. Kuelus elus pundak kiri, kepala dan dan pinggang Nadya.
Nadya pun berbisik di telingaku…

“Sayang pasti ngaceng ya? Tuh celananya.. kenceng. Hehehe. Nanti yaaa jangan disini” dikecup juga pipiku dan kujawab hanya dengan senyuman senyuman. Karena tempat ramai tidak sopan mesum ditempat umum hahaha

Aksi Nadya membuat nafsuku semakin naik.. namun karena dikeramaian nafsuku kembali turun dengan cepat. Kamipun hanya diam menikmati matahari mulai tenggelam sampai tenggelam sempurna.

- - - - - -
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd